Anda di halaman 1dari 3

Gerald Sembiring (15) XIPA5

Sebelum Penyuntingan :
Raditya Dika: Dari Hanya Menulis Hingga Multitalenta

Dika Angkasaputra Moerwani adalah nama lengkap dan nama asli dari Raditya Dika. Radit, biasa dia
dipanggil, dilahirkan di Jakarta pada tanggal 28 Desember 1984. Pria yang lahir dari rahim seorang ibu
bernama Tetty Nasution ini mulai ingin berganti nama ketika duduk di bangku kelas secara ilegal atas
ulahnya sendiri karena 4. Namun, penggantian nama tersebut dilakukan keluarganya tidak melakukan
perubahan pada akte kelahiran. Alhasil, semua ijazah sekolah hingga KTP dan SIM-nya bernamakan
Raditya Dika. Raditya Dika dikenal masyarakat sebagai anak muda yang multitalenta karena selain
menjadi penulis, dia pun dikenal sebagai aktor, komedian, sutradara, penulis skenario, bahkan juri ajang
pencarian bakat. Namun, semua bakat itu tampaknya tidak akan pernah muncul jika dia tidak
mengawalinya dengan menulis. Awalnya, pria yang juga biasa disapa Dika ini ingin membukukan semua
tulisannya dalam blog pribadinya. Karena usahanya itu, ia berhasil meraih penghargaan Indonesian Blog
Award dan The Online Inspiring Award 2009. Kemudian, ia mencoba menawarkan tulisan-tulisan
tersebut ke beberapa penerbit untuk dicetak. Akan tetapi, tidak sedikit penerbit yang menolak
tulisannya karena dianggap di luar kelaziman, kecuali penerbit Gagasmedia. Jika orang lain menganggap
tulisan Dika tidak lazim, justru baginya hal itu merupakan hasil kreasi dan inovasi agar genre buku
bacaan semakin berwarna. Kreatifitas lain yang diluapkannya dalam buku-bukunya adalah ia selalu
menggunakan nama binatang dalam judul bukunya, seperti Kambing Jantan: Sebuah Catatan Harian
Pelajar Bodoh (2005) sebagai karya pertamanya, Cinta Brontosaurus (2006), Radikus Makankakus
(2007), Babi Ngesot (2008), Marmut Merah jambu (2010), Manusia Setengah Salmon (2011) dan Koala
Kumal (2015). Radit pun mulai memvisualisasikan novel novelnya dalam bentuk film layar lebar.
Kesuksesan film Kambing Jantan yang diproduksi tahun 2009 membuatnya tertarik untuk ikut berperan
serta di belakang panggung dalam memproduksi film. la pun mencoba menulis skenario untuk film yang
disadur dari bukunya, yaitu Cinta Brontosaurus (2013), Marmut Merah Jambu (2013), Manusia Setengah
Salmon (2014), dan Single (2015). Selain itu, ia pun mencoba menguji nyalinya menjadi sutradara pada
film Marmut Merah jambu (2014), Malam Minggu Series (2015), Setelah sukses dengan peluncuran
buku-bukunya, dan Single (2015). Miko The Movie (2014), Marmut Merah Jambu The Semua karya yang
ia hasilkan dalam bentuk apa pun tetap mempertahankan genre yang diusungnya sejak awal, yaitu
komedi. Oleh karena itu, tidak heran jika ia sering wara-wiri juga dalam acara-acara komedi antara lain
dalam Stand Up Comedy Indonesia. Karakter Raditya Dika yang tidak pernah puas dengan hasil karyanya
telah membuat ia menjadi salah satu figur pemuda yang berjuang untuk selalu berkarya. Semangat
pantang menyerahnya membuktikan bahwa dia merupakan salah satu anak muda Indonesia yang
berkualitas.

Hasil Penyuntingan :
Raditya Dika: dari Hanya Menulis hingga Multitalenta
Dika Angkasaputra Moerwani adalah nama lengkap dan nama asli dari Raditya Dika. Radit, biasa dia dipanggil,
dilahirkan di Jakarta pada tanggal 28 Desember 1984. Pria yang lahir dari rahim seorang ibu bernama Tetty
Nasution ini mulai ingin berganti nama ketika duduk di bangku kelas 4. Namun, penggantian nama tersebut
dilakukan secara ilegal atas ulahnya sendiri karena keluarganya tidak melakukan pengubahan pada akta
kelahiran. Alhasil, semua ijazah sekolah hingga KTP dan SIM-nya bernamakan Raditya Dika.

Raditya Dika dikenal masyarakat sebagai anak muda yang multitalenta karena selain menjadi penulis, dia
pun dikenal sebagai aktor, komedian, sutradara, penulis skenario, bahkan juri ajang pencarian bakat. Namun,
semua bakat itu tampaknya tidak akan pernah muncul jika dia tidak mengawalinya dengan menulis.

Awalnya, pria yang juga biasa disapa Dika ini ingin membukukan semua tulisannya dalam blog pribadinya.
Karena usahanya itu, ia berhasil meraih penghargaan Indonesian Blog Award dan The Online Inspiring Award
2009. Kemudian, ia mencoba menawarkan tulisan-tulisan tersebut ke beberapa penerbit untuk dicetak. Akan
tetapi, tidak sedikit penerbit yang menolak tulisannya karena dianggap di luar kelaziman, kecuali penerbit
Gagasmedia.

Jika orang lain menganggap tulisan Dika tidak lazim, justru baginya hal itu merupakan hasil kreasi dan
inovasi agar genre buku bacaan semakin berwarna. Kreativitas lain yang diluapkannya dalam buku-bukunya
adalah ia selalu menggunakan nama binatang dalam judul bukunya, seperti Kambing Jantan: Sebuah Catatan
Harian Pelajar Bodoh (2005) sebagai karya pertamanya, Cinta Brontosaurus (2006), Radikus Makankakus
(2007), Babi Ngesot (2008), Marmut Merah Jambu (2010), Manusia Setengah Salmon(2011), dan Koala Kumal
(2015).

Setelah sukses dengan peluncuran buku-bukunya, Radit pun mulai memvisualisasikan novel-novelnya
dalam bentuk film layar lebar. Kesuksesan film Kambing Jantan yang diproduksi tahun 2009 membuatnya
tertarik untuk ikut berperan serta di belakang panggung dalam memproduksi film. Ia pun mencoba menulis
skenario untuk film yang disadur dari bukunya, yaitu Cinta Brontosaurus (2013), Marmut Merah Jambu
(2013), Manusia Setengah Salmon (2014), dan Single (2015). Selain itu, ia pun mencoba menguji nyalinya
menjadi sutradara pada film Marmut Merah jambu (2014), Malam Minggu Miko The Movie (2014), Marmut
Merah Jambu The Series (2015), dan Single (2015).

Semua karya yang ia hasilkan dalam bentuk apa pun tetap mempertahankan genre yang diusungnya sejak
awal, yaitu komedi. Oleh karena itu, tidak heran jika ia sering wara-wiri juga dalam acara-acara komedi antara
lain dalam Stand Up Comedy Indonesia.

Karakter Raditya Dika yang tidak pernah puas dengan hasil karyanya telah membuat ia menjadi salah satu
figur pemuda yang berjuang untuk selalu berkarya. Semangat pantang menyerahnya membuktikan bahwa
dia merupakan salah satu anak muda Indonesia yang berkualitas.

Kajian Kelompok 5 A
A. Secara berdiskusi, tunjukkanlah kesalahan-kesalahan penggunaan ejaan di dalam cuplikan teks berikut.
Kemudian, perbaikilah kesalahan-kesalahan yang dimaksud.
Sebelum
Nh Dini adalah kependekan dari Nurhayati sri hardini siti rukatin. la lahir di semarang, Jawa tengah, pada
29 febuari 1936. Sebagai seorang Sastrawan, ia lebih dikenal dengan nama NH Dini.

NH Dini dilahirkan dari pasangan Saljowidjojo dan Kusaminah. Ia anak Bungsu dari lima bersaudara.
Konon ia masih berdarah bugis sehingga jika Dini kecil beraksi mucul, ibunya sering meledek, "Nah darah
bugisnya muncul!"

NH Dini mulai tertarik menulis sejak kelas tiga SD. Buku-buku pelajarannya penuh dengan tulisan yang
merupakan ungkapan pikiran dan perasaannya sendiri. Ia mengakui bahwa tulisan itu semacam
pelampiasan hati.

Sesudah
Nh Dini adalah kependekan dari Nurhayati Sri Hardini Siti Rukatin. la lahir di Semarang, Jawa Tengah, pada 29
Febuari 1936. Sebagai seorang sastrawan, ia lebih dikenal dengan nama Nh Dini.

Nh Dini dilahirkan dari pasangan Saljowidjojo dan Kusaminah. Ia anak bungsu dari lima bersaudara. Konon ia
masih berdarah bugis sehingga jika Dini kecil beraksi muncul, Ibunya sering meledek, "nah darah bugisnya
muncul!"

Nh Dini mulai tertarik menulis sejak kelas tiga SD. Buku-buku pelajarannya penuh dengan tulisan yang
merupakan ungkapan pikiran dan perasaannya sendiri. Ia mengakui bahwa tulisan itu semacam pelampiasan
hati.

Anda mungkin juga menyukai