Anda di halaman 1dari 10

J-Eltrik, Vol. 1, No.

2, November 2019 E-ISSN: 2656-9396 ; P-ISSN: 2656-9388

Desain Sistem Pengenalan dan Klasifikasi Kopi


Bubuk Bermerek Dengan Menggunakan
Electronic Nose Berbasis Artifical Neural Network
(ANN)
Maria Ulfa, Haryanto, Kunto Aji Wibisono

Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Trunojoyo


Jalan Raya Telang Bangkalan, Jawa Timur, Indonesia 69162
E-mail: ryfaafa2@gmail.com, haryanto_utm@yahoo.com, kunto.utm@gmail.com

Received: Juli 2018; Accepted: Agustus 2018; Published: November 2019

Abstrak

Kopi merupakan salah satu hasil perkebunan yang ada di Indonesia yang memiliki
nilai jual yang sangat tinggi. Secara umum jenis kopi yang terdapat di Indonesia
adalah kopi robusta dan arabica, selain itu juga terdapat kopi liberica, dan hibrida.
Dengan adanya perkembangan teknologi pada saat ini memungkinkan untuk
membangun suatu sistem yang dapat bekerja menyerupai indera penciuman
manusia. Salah satunya yaitu sensor electronic nose. Perancangan sistem
klasifikasi dan pengenalan kualitas kopi bubuk ini menggunakan metode berbasis
ANN atau lebih dikenal dengan metode jaringan syaraf tiruan, yang diharapkan
mampu meningkatkan akurasi dalam mengelompokkan jenis kopi berdasarakan
aroma kopi. Tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah dapat
mempermudah untuk mengenali dan mengklasifikasikan kopi bubuk dengan
menggunakan e-nose, tidak lagi bergantung pada indera penciuman manusia yang
biasanya tidak stabil serta tidak bisa secara kontinu menghasilkan ukuran yang
tetap. Arsitektur yang dibangun menggunakan 3 buah layer dengan 3 input berupa
hasil pembacaan gas elektronik nose. Sedangkan output target merupakan
kombinasi dari biner angka 0 dan 1. Jaringan syaraf tiruan yang dipakai dalam
penelitian ini mampu mengenali nilai kopi arabika, robusta dan liberika dengan
dengan menggunakan iterasi maksimal sebesar 5000, hasil output menunjukan
bahwa JST backpropagation mampu mengenali jenis kopi dengan tingkat
keberhasilan 73.3%.

Kata kunci: Artificial Neural Network(ANN), Elektonic Nose, Kopi.

Abstract

Coffee is one of the plantation products in Indonesia which has a very high selling
value. In general, the types of coffee found in Indonesia are Robusta and Arabica
coffee, besides that there are also Liberica and Hybrid coffees. With the
development of technology at this time it is possible to build a system that can work
like the human sense of smell. One of them is the electronic nose sensor. The
design of the classification system and the introduction of the quality of ground
coffee use the ANN-based method or better known as the artificial neural network
method, which is expected to improve accuracy in classifying coffee types based on
the aroma of coffee. The aim of this research is to make it easier to recognize and

Maria U, Haryanto, Kunto AW: Desain Sistem Pengenalan dan Klasifikasi Kopi… 51
J-Eltrik, Vol. 1, No. 2, November 2019 E-ISSN: 2656-9396 ; P-ISSN: 2656-9388

classify ground coffee using e-nose, no longer dependent on the sense of smell of
humans which are usually unstable and cannot continuously produce a fixed size.
The architecture was built using 3 layers with 3 inputs in the form of electronic
nose gas readings. While the target output is a combination of binary numbers 0
and 1. The artificial neural network used in this study is able to recognize the value
of arabica, robusta and liberation coffee by using a maximum iteration of 5000, the
output results show that backpropagation neural network is able to recognize the
type of coffee with a success rate 73.3%

Keywords: Artificial Neural Network(ANN), Elektonic Nose, coffee

I. PENDAHULUAN sor Elektrinic nose (e-nose), sensor ini


dapat dimanfaatkan dalam berbagai apli-
Kopi merupakan hasil perkebunan kasi khususnya dalam pendeteksi macam
masyrakat Indonesia yang memiliki nilai gas dan racun, salah satunya yaitu untuk
jual tinggi. Terdapat beberapa jenis kopi mengenali jenis kopi.
diantaranya yaitu kopi Arabika, kopi Pada penelitian ini akan dibangun
Robusta, dan Liberika. Tetapi dari jenis- suatu sistem pengenalan dan klasifikasi
jenis kopi tersebut yang paling banyak kopi bubuk dengan menggunakan Elec-
dibudidayakan di Indonesia ialah kopi tronic Nose berbasis Artifical Neural
arabika dan kopi Robusta. Kualitas kopi Network (ANN). Dimana ANN ini telah
merupakan factor terpenting yang mem- muncul sebagai alat yang menarik untuk
pengauhi nilai jual kopi. Sehingga kopi pemodelan proses yang kompleks. Keku-
dengan kalitas yang baiklah yang mampu atan dari Jaringan Syaraf Tiruan ini adalah
menghasilkan nilai jual yang tinggi. struktur yang umum dan memiliki ke-
Penentuan kopi bias ditentukan salah mampuan untuk mempelajari dari data
satunya berdasarkan aroma yang terdapat historikalnya.
pada kopi [1]. Sistem yang dibangun ini akan
Pada saat ini pengenalan aroma kopi melalukan sebuah pengenalan dan kla-
di Indonesia masih menggunakan cara sifikasi bubuk kopi menggunakan e-nose
manual dengan memanfaatkan indera pen- dan Jaringan Syaraf Tiruan dengan meode
ciuman manusia untuk mencium aroma pembelajaran Backpropagation, diharap-
kopi agar dapat mengebali jenis kopi. kan mampu bekerja sesuai dengan sistem
Akan tetapi indra penciuman manusia yang telah dirancang.
terkadang tidak stabil tergantung keadaan
fisik dan kondisi. Untuk dapat mengenali
kopi agar mendapatkan kualitas kopi kopi II. METODE PENELITIAN
terbaik maka dibutuhkan suatu sistem
yang mampu bekerja dengan akurasi yang Metode penelitian yang digunakan
tinggi. pada tugas akhir ini melalui beberapa
Dengan kemajuan teknologi yang tahapan penelitian dan mencari informasi
berkembang pesat saat ini, untuk memper- tentang data yang dibutuhkan dalam
mudah mengevaluasi pengenalan dan kla- melakukan tugas akhir ini. Penelitian
sifikasi kopi, maka dirancang suatu sistem pertama adalah pengembangan konsep
yang meniru cara kerja indera penciuman penelitian berdasarkan daftar pustaka.
manusi yang dapat menghasilkan nilai ob- Selanjutnya perencanaan penelitian meli-
jektif yang dapat digunkan sebagai para- puti perancangan sistem perangkat keras
meter untuk menentukan kualitas kopi. dan perangkat lunak. Informasi data
Sensor yang digunakan tersebut ialah sen- meliputi sensor TGS 2602, TGS 822

52 Maria U, Haryanto, Kunto AW: Desain Sistem Pengenalan dan Klasifikasi Kopi…
J-Eltrik, Vol. 1, No. 2, November 2019 E-ISSN: 2656-9396 ; P-ISSN: 2656-9388

sebagai input data klasifikasi kemudian ngaplikasian program minimum sytem


diproses dalam miktrokontroller ATMega ATMega 16 menggunakan CodeVision
16. AVR. Yang kemudian di tampilkan pada
Setelah didapatkan informasi me- LCD. Mikrokontroler ATMega 16 meru-
ngenai hal-hal yang dibutuhkan maka pakan sistem yang digunakan untuk
langkah selanjutnya adalah merancang pemrosesan data pada sensor TGS 2602
metode jaringan syaraf tiruan (ANN) dan TGS 822 dimana data sensor di
dengan menggunakan software Borland konversi menggunakan rumus yang telah
Delphi 7 yang nantinya akan digunakan dibuat pada program sehingga dapat
dalam pengujian klasifikasi kopi. menghasilkan data ADC. Selanjutnya data
tersebut akan diolah dengan ANN.
1. Blok Diagram Sistem
Output
INPUT

PROSES OUTPUT
Setelah data berhasil dikirim ke
TGS 2602
mikrokontoler maka selanjtunya data
Mikrokontroler
ATMega 16 LCD
tersebut akan ditampilkan kedalam LCD.
PC
Data yang diambil tersebut selanjutnya
TGS 822
Perhitungan
dapat di olah pada delphi monitor yang
ANN

telah di buat dengan menggunakan


perhitungan ANN. Dan data output kla-
Gambar 1. Diagram Blok Sistem sifikasi kopi akan ditampilkan kembali
pada Delphi interface.
Dari blok diagram sistem pada
Gambar 1 terbagi menjadi 3 bagian, yaitu 2. Algoritma Sistem
input, proses dan output. Dalam tugas
akhir ini, penulis hanya membahas tentang Mulai

bagimana sensor dapat terkirim pada


mikrokontroler kemudian pengolahan data
Pembacaan
pada ANN di tampilkan pada interface. Sensor TGS 2602
dan TGS 822

Input
Pada input terdiri dari dua sensor,
yaitu TGS 2602 dan TGS 822. TGS 2602 Nilai Sensor

berfungsi sebagai pendeteksi zat berbau


seperti amonia dan H2S yang terkandung
dalam kopi. Sedangkan TGS 822 ber- Analisis JST

fungsi sebagai pendeteksi gas karbon mo-


noksida pada kopi. TGS 2602 dan TGS
822 di hubungkan pada pin Analog Input Selesai

sehingga dapat di deteksi nilai dari sensor


tersebut. Gambar 2. Flowchart Sistem
Proses Dari Gambar 2 menjelaskan bahwa
Pada bagian proses akan menjelaskan prinsip dari sistem ini adalah pengkla-
alur dari pemrosesan dalam pembacaan sifikasian dan pengenalan jenis kopi.
sensor hingga data di kirim mikro- Tahap pertama adalah pembacaan data
kontroler. Di dalam proses menggunakan sensor dari sensor TGS 2602 dan TGS
mikrokontroler ATMega 16. Dalam pe- 822 kemudian mengirim data ke mikro-

Maria U, Haryanto, Kunto AW: Desain Sistem Pengenalan dan Klasifikasi Kopi… 53
J-Eltrik, Vol. 1, No. 2, November 2019 E-ISSN: 2656-9396 ; P-ISSN: 2656-9388

kontroler ATMega 16 melalui komunikasi terjadi itu dipropagasi mundur. Dimulai


sereal USB TTL, selanjutnya pengambilan dari garis yang berhubungan langsung
data dengan Delphi dan kemudian me- dengan unit-unit di output layer.
nyimpannya saat nilai sensor pada sampel
kopi telah stabil. Kemudian data tersebut Perubahan bobot.
yg dijadikan sebagai input pada per- Modifikasi bobot untuk menurunkan
hitungan JST. Output dari perhitungan kesalahan yang terjadi. Ketiga fase terse-
JST ini adalah nilai bobot, jarak, dan but diulang-ulang terus hingga kondisi
MSE. penghentian dipenuhi.

3. Algoritma Artifical Neural Network 4. Algoritma Training


(ANN)
Start Start

Input Data TGS Input target,


2602, TGS 822 jumlah neuron,
iterasi maksimal,
alpha, jumlah data
latih

Fase 1: Propagasi Maju

Random bobt awal


Fase 2: Propagasi Mundur

Fase 3: Perubahan bobot


Normalisasi

Hasil bobot

Mencari bobot
baru
End

Gambar 3. Flowchart ANN


Backpropagation Output bobot
baru, epoch,
MSE

Dari Gambar 3 dapat di ketahui


bahwa pada ANN Backpropagation
End
terdapat tiga tahap yaitu,

Propagasi maju. Gambar 4. Flowchart Training


Pola masukan dihitung maju mulai
dari input layer hingga output layer Gambar 4 merupakan flowchart pro-
menggunakan fungsi aktivasi yang diten- ses training sistem, menjelaskan proses
tukan. learning yang pertama dimulai dari
memberikan nilai input, jumlah neuron,
Propagasi mundur. iterasi maksimal, nilai alpha,dan jumlah
Selisih antara keluaran jaringan data latih terhadap sistem, lalu akan
dengan target yang diinginkan merupakan melakukan perhitungan normalisasi terha-
kesalahan yang terjadi. Kesalahan yang dap nilai input untuk mendapatkan nilai

54 Maria U, Haryanto, Kunto AW: Desain Sistem Pengenalan dan Klasifikasi Kopi…
J-Eltrik, Vol. 1, No. 2, November 2019 E-ISSN: 2656-9396 ; P-ISSN: 2656-9388

yang sederhana untuk perhitungan ANN, melakikan proses perhitungan ANN, da-
kemudian sistem akan melakukan proses lam proses perhitunhan ANN meliputi
random nilai bobot awal yang akan nilai jarak output ANN terhadap target,
digunakan untuk mencari baru. Output kemudian mencari jarak terkecil yang
dati sistem ini adalah memperoleh nilai mendekati target yang diinginkan, output
bobot baru, Epoch, dan nilai MSE yang dari proses uji ini adalah mendapatkan ni-
akan dipakai untuk proses pelatihan data lai jarak serta mengelompokkan kopi ber-
yang akan diujikan dengan menggunakan dasarkan sistem pembelajan yang telah
JST backpropagation. dilakukan tehadap data latih selama ber-
ulang kali
5. Algoritma Testing

Start III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Input nilai sensor


1dan sensor 2

Normalisasi data sensor

Perhitungan ANN

Gambar 6. Implementasi Sistem

Keterangan gambar :
Mencari nilai jarak output
ANN terhadap target 1. LCD
2. Relay
3. Rangkaian regulator
Mencari jarak terkecil 4. Minimum sistem ATMega 16
5. PC/Laptop

Jarak, jenis kopi 1. Pengujian Sensor TGS 2602 dan


TGS 822
Dalam proses pengujian data
End
dilakukan dengan cara pengujian respon
Sensor TGS 2602 dan TGS 822 pada
setiap kopi yaitu kopi arabika, kopi
Gambar 5. Flowchart Testing robusta dan kopi liberika.

Gambar 5 menjelaskan prinsip dari Tabel 1. Respon TGS 2602 pada kopi
sistem learning, dimana sistem menda- arabika
patkan nilai input dari sensor TGS 2602
dan TGS 822, kemudian nilai dari sensor Waktu
tersebut akan terlebih dahulu akan dise- ADC Tegangan Resistansi
(t)
derhanakan memali proses normalisasi 1 876 4.20 V 11.9 x 107
data input, setelah mendapatkan nilai dari 2 879 4.21 V 11.8 x 107
proses normalisasi kemudian sistem akan 3 880 4.22 V 11.84 x 107

Maria U, Haryanto, Kunto AW: Desain Sistem Pengenalan dan Klasifikasi Kopi… 55
J-Eltrik, Vol. 1, No. 2, November 2019 E-ISSN: 2656-9396 ; P-ISSN: 2656-9388

Waktu sebut ke PC yang telah disiapkan dengan


ADC Tegangan Resistansi
(t) pemrograman untuk LCD. Program ini
4 896 4.30 V 11.6 x 107 merupakan program untuk menampilkan
5 900 4.32 V 1127 x 105 tulisan jenis kopi dan nilai ADC, misalnya
saja seperti gambar diatas “ARABIKA
Tabel 2. Respon TGS 822 pada kopi A0= 936 A1= 140”.
arabika
3. Pengujian Sistem
Waktu Pengujian sistem dilakukan bertujuan
ADC Tegangan Resistansi
(t) untuk mengetahui apakah sistem yang
1 781 3.74 V 13.36x107 dirancang dapat berfungsi dengan baik
2 847 4.06 V 12.31x107 sesuai dengan yang diharapkan.
3 856 4.10 V 12.19x107 Pengambilan nilai kopi menggunakan
4 871 4.18 V 11.96x107 komunikasi serial melalui USB TTL yang
5 876 4.2 V 11.90x107 langsung tersambung dengan interface
Borland Delphi 7, data yang di peroleh ini
Dari Table 1 dan Tabel 2 merupakan merupakan hasil nilai ADC dari sensor
tabel pengukuran respon sensor TGS 2602 yang di uji dengan menggunakan Bebe-
dan TGS 822 pada kopi arabika yang rapa sample Bubuk Kopi, dan hampir
dilakukan sebanyak 5 kali secara berulang sama dengan pengambilan data melalui
untuk setiap kopi. Tabel 1 dan 2 menun- LCD hanya saja dalam pengambilan nilai
jukkan respon sensor terhadap waktu, melalui program Delphi ini dapat
tegangan dan resistansi. ditentukan waktu pengambilan data.

2. Pengujian LCD
Pengujian LCD 16x2 dilakukan de-
ngan tujuan untuk mendapatkan para-
meter berupa tampilan karakter pada LCD
sesuai dengan keinginan. Pengujian dila-
kukan dengan memprogram karakter atau
tulisan yang ingin ditampilkan pada LCD
Gambar 8. Pengambilan nilai kopi
dan kemudian dicocokkan dengan tam-
Robusta
pilan yang ada pada layar LCD tersebut.

Gambar 7 Pengujian LCD

Langkah dalam pengujian LCD ini


yaitu dengan cara menghubungkan rang-
kaian LCD ke port 0 pada minimum sis-
tem. Lalu memberikan tegangan pada
rangkaian LCD dan minimum sistem
sebesar 5V. lalu hubungkan rangkaian ter- Gambar 9. Tampilan Proses Training

56 Maria U, Haryanto, Kunto AW: Desain Sistem Pengenalan dan Klasifikasi Kopi…
J-Eltrik, Vol. 1, No. 2, November 2019 E-ISSN: 2656-9396 ; P-ISSN: 2656-9388

Pada Gambar 9 adalah gambar tam- Tabel 3. Data hasil pengujian sampel
pilan pada proses training, diman kita
harus memasukkan nilai ADC dari kopi Tabel percobaan
yang sudah tersimpan, kemudian sistem Liberika
akan melakukan proses pembelajaran, lalu Per
cob 1
setalah mendapatkan nilai bobot yang 1 2 3 4 5 6 7 8 9
aan 0
70
sudah sesuai akan dilakukan pengujian, ke- %
dan nilai bobot tersebut akan disimpan hasi
x √ x x √ √ √ √ √ √
sebagai acuan untuk melakukan pengujian l
pada sampel kopi berikutnya. Arabika
Per
cob 1
1 2 3 4 5 6 7 8 9
aan 0
80
ke- %
hasi
x √ √ x √ √ √ √ √ √
l
Robusta
Per
cob 1
1 2 3 4 5 6 7 8 9
aan 0
ke- 70
has %
ix x √ √ √ √ √ x √ √
l

Tabel 3 menunjukkan data hasil pe-


Gambar 10 Tampilan Proses Training ngujian yang dilakukan terhadap beberapa
dan Uji coba Kopi Robusta sampel kopi sealama empat kali perco-
baan untuk masing-masing sampel kopi.
Gambar 10 merupakan proses lear- Data pertama merupakan percobaan untuk
ning untuk kopi Robusta. Dan pada sanpel kopi Liberika, dari empat kali
Gambar 10 ini merupakan pengujian kopi percobaan, sistem mengalami kesalahan
ROBUSTA, semua data yang ada pada saat percobaan ke tiga pada saat penge-
tampilan ini merupakan hasil pengujian nalan jenis kopi. Data kedua merupakan
dari kopi ROBUSTA. percobaan untuk sanpel kopi arabika di-
Proses pengujian sampel dilakukan mana dari empat kali percobaan, sistem
sebanyak sepuluh kali untuk masing-ma- mengalami kesalahan sebanyak satu kali
sing sampel kopi. Hasil identifikasi sam- pada saat percobaan pertama pada saat pe-
pel yang telah diuji dengan JST back- ngenalan jenis kopi. Data ketiga meru-
propagation akan ditampilkan pada PC pakan percobaan untuk sanpel kopi robus-
atau laptop. ta, dari empat kali percobaan, sistem me-
Setelah melakukan pengujian terha- ngalami kesalahan sebanyak dua kali saat
dap sampel, maka akan didapatkan data percobaan pertama dan ke tiga pada
hasil coba uji sebagai berikut: pengenalan jenis kopi.

Maria U, Haryanto, Kunto AW: Desain Sistem Pengenalan dan Klasifikasi Kopi… 57
J-Eltrik, Vol. 1, No. 2, November 2019 E-ISSN: 2656-9396 ; P-ISSN: 2656-9388

Tabel 4. Data hasil pengujian Tabel 6. Data hasil pengujian


pencampuran kopi Arabika dan Liberika pencampuran kopi Robusta dan Arabika

TGS TGS TGS TGS


Liberika Arabika Hasil Arabika Robusta Hasil
2602 822 2602 822
2 8 984 918 Arabika 8 2 992 929 Arabika
3 7 980 913 Arabika 6 4 985 935 Arabika
5 5 980 910 Liberika 5 5 984 924 Arabika
6 4 985 909 Arabika 3 7 986 908 Robusta
9 1 985 905 Liberika 1 9 985 907 Robusta

Tabel 4 merupakan tabel hasil peng- Tabel 6 merupakan tabel hasil peng-
ujian pencampuran antara kopi Arabika ujian pencampuran kopi Arabika dan kopi
dan kopi Liberika, sebagai contoh yang Robusta, dengan menggunakan perban-
pertama dengan perbandingan kopi 2:8, dingan 8:2, dimana nilai jumlah kopi
menunjukkan hasil bahwa kopi tersebut Arabika 8gr dan nilai kopi Robusta 2gr
merupakan kopi arabika. Yang dimaksud nilai yang dihasilakn menunjukkan cam-
2:8 disini adalah jumlah kopi Liberika 2gr puran kopi tersebut dominan kopi Ara-
dan arabika 8gr, apabila dijumlahkan ma- bika, karena memang jumlahnya kopi
ka hasilnya 10gr, kopi ini mengandung Arabika yang lebih banyak dan nilai yang
kopi arabika, karena nilai pada saat peng- keluar juga mendekati nilai kopi arabika.
ukuran menunjukkan nilai dan aroma
yang mendekati dengan kopi Arabika. 4. Pembahasan
Dari hasil pengujian keseluruhan
Tabel 5. Data hasil pengujian alat ini dapat digunakan sesuai dengan
pencampuran kopi Robusta dan Liberika yang diharapkan. Sebelum pengambilan
nilai sensor terlebih dahulu dipanaskan
Liberika Robusta
Tgs Tgs
Hasil selama ± 20 menit untuk mendapatkan ni-
2602 822 lai yang stabil. Pada pengambilan nilai
9 1 982 906 Liberika
sensor masih terjadi kesalahan, faktor
7 3 989 905 Robusta
6 4 979 908 Liberika yang mempengaruhi adalah ketidaksta-
5 5 977 911 Liberika bilan kondisi ruang yang digunakan untuk
2 8 986 907 Robusta pengujian sampel kopi, dan kondisi bubuk
kopi yang baru diambil dari kemasan,
Tabel 5 merupakan hasil pngujian nilai tersebut akan stabil apabila kopi su-
data pencampuran kopi Robusta dan dah berada dalam suatu tempat yang digu-
Liberika, yang pertama menggunakan nakan untuk pengujian dalam beberapa
perbandingan 9:1, dimana nilai jumlah saat.
kopi Liberika 9gr dan nilai kopi Robusta Pergantian sample kopi juga sangat
1gr nilai yang dihasilakn menunjukkan mempengaruhi nilai sensor, karena apa-
campuran kopi tersebut dominan kopi bila langsung digunakan dan tidak dibiar-
liberika, karena memang jumlahnya yang kan terkena udara bebas terlebih dahulu
lebih banyak dan nilai yang keluar juga maka pengukuan nilai kopi ini juga akan
mendekati nilai kopi liberika. hampir sama dengan nilai kopi yang di-
ambil sebelumnya. Pengambilan nilai
pada setiap kopi masing-masing berlang-
sung ± selama 5 menit. Setelah nilai dari
sensor untuk masing-masing kopi stabil
maka nilai tersebut akan disimpan sebagai

58 Maria U, Haryanto, Kunto AW: Desain Sistem Pengenalan dan Klasifikasi Kopi…
J-Eltrik, Vol. 1, No. 2, November 2019 E-ISSN: 2656-9396 ; P-ISSN: 2656-9388

nilai acuan untuk input dari perhitungan 3. Sistem jaringan syaraf tiruan yang
JST. dibangun ini mampu melakukan
Nilai yang didapat tersebut kemu- pengenalan terhadap 3 sampel kopi
dian akan dinormalisasi sebelum di olah yang masing-masing diujikan setelah
sebelum di gunakan untuk sistem learning dilakukan proses pelatihan terhadap
JST. Pada proses learning ini dibutuhkan data yang dilatih dengan tingkat
neuron sebanyak 2 neuron, iterasi mak- keberhasilan 73.3%
simal 5000, nilai alpha sebesar 0.2, dan
nilai bobot awal secara acak, dari proses
learning ini didapatkan error sebesar 0.02 V. RUJUKAN
dan niali bobot baru. Setelah mendapatkan
semua parameter uji kemudian dilakukan [1] Suteja, Bernard R. 2007. Penerapan
proses uji coba untuk setiap sampel kopi. Jaringan Syaraf tiruan Propagsi
JST backpropagation ini mampu menge- Balik Studi Kasus Pengenalan Jenis
nali kopi liberika 70%, arabika 80%, dan Kopi. Jurnal Informatika, Vol.3,
robusta 70% selama sepuluh kali pengu- No.1,:49-62.
jian terhadap masing-masing sampel. [2] Rabersyah D. Firdaus dan Derisma.
Untuk pengujian terhadap sampel 2016. Identifikasi Jenis Kopi Bubuk
kopi yang dicampur, hasil yang keluar Menggunakan Electronic Nose De-
akan menunjukkan aroma kopi yang ngan Metode Pembelajaran Back-
paling kuat, tidak bergantung pada propagation. JNTE, Vol.5, No.3, ,
banyaknya kopi yang digunakan pada saat ISSN 2302-2949.
percobaan.
[3] Priambudi YA. Hartati S dan Lelono
D. 2014. Sistem Klasifikasi Rasa
IV. SIMPULAN Kopi Berbasis Electronic Tongue
Menggunakan Madaline Neural
Berdasarkan hasil perancangan sistem Network. IJEIS, Vol.4, No.2, ISSN
yang telah dibuat dan diuji, dapat ditarik 2088-3714.
suatu kesimpulan sebagai berikut :
1. Dari hasil perancangan sistem pe- [4] Muttalib SA, Joko NWK, Nursigit
ngenalan dan klasifikasi sistem dapat B,Rahayoe S. 2014. Identifikasi
bekerja, yaitu dapat menghasilkan Aroma Campuran (Blending) Kopi
nilai yang dapat dijadikan sebagai Arabika dan Robusta Dengan Elec-
acuan untuk pengenalan kopi pada tronic Nose Menggunakan Sistem
jaringan syaraf tiruan dengan para- Pengenalan Pola. Jurnal Ilmiah
meter Aroma kopi. Rekayasa Pertanian dan Biosistem,
2. Dengan menggunakan sensor gas Vol.2, No.2
TGS 2602 dan TGS 822, sensor ini
mampu bekerja dengan baik dan [5] Olunloyo VOS, Ibidapo TA, Dinrifo
menghasilkan nilai Maksimal dan RR. 2011. Neural network-based
minimal, untuk masing-masing sensor Electronic Nose for cocoa beans
TGS 2602 Maksimal sebesar 900 dan quality assessment. Agricultural
minimal sebesar 856, sedangkan yang Engineering International: CIGR
TGS 822 maksimal 876 dan minimal Jurnal. Vol.13, No.4.
840, yag kemudian dijadikan sebagai
nilai input dalam perhitungan JST. [6] Sri KD dan Sri H. 2010. Neuro-
Fuzzy. Yogjakarta: Graha Ilmu.

Maria U, Haryanto, Kunto AW: Desain Sistem Pengenalan dan Klasifikasi Kopi… 59
J-Eltrik, Vol. 1, No. 2, November 2019 E-ISSN: 2656-9396 ; P-ISSN: 2656-9388

[7] Rahmanto, Amir S, Gurum AF.


2015. Aplikasi sensor TGS 2620
sebagai Pendeteksi kadar Alhohol
pada produk pangan berbasis
mikrokuontoler ATMega 8535.
Jurnal teori dan Aplikasi fisika. Vol.
03 No. 01

60 Maria U, Haryanto, Kunto AW: Desain Sistem Pengenalan dan Klasifikasi Kopi…

Anda mungkin juga menyukai