Anda di halaman 1dari 3

Laporan Kasus Konferensi Gabungan

PENYAKIT GINJAL KRONIS STADIUM 5 DISERTAI


ANEMIA RENAL, HIPERTENSI KRONIK dan
HIPERKOAGULASI PADA G3P2A0 JANIN TUNGGAL HIDUP

Prabjot Singh

Pembimbing:
Dr. Hj. Suprapti, SpPD, K-GH, FINASIM
Dr. Hj. Mediarty Sjahrir, SpPD, K-HOM, FINASIM
DR. Dr. H. Taufik Indrajaya, SpPD, K-KV, FINASIM
Dr. H. Rizal Sanif, SpOG(K)
Dr. Abarham, Sp.OG(KFM)

PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS 1


ILMU PENYAKIT DALAM FK UNSRI
RSMH PALEMBANG
2021
BAB I
PENDAHULUAN

Penyakit ginjal kronik (PGK) merupakan gangguan struktur dan atau


penurunan fungsi ginjal yang berlangsung progresif dan berakhir pada penyakit
ginjal terminal atau gagal ginjal yang membutuhkan terapi pengganti ginjal.
Perjalanan menuju gagal ginjal dapat berlangsung cepat ataupun lambat tergantung
pada penyakit yang mendasarinya.1
KDIGO 2012 mendefenisikan penyakit ginjal kronik adalah abnormalitas
struktur dan fungsi ginjal yang berlangsung lebih dari 3 bulan dan yang berimplikasi
pada kesehatan. Petanda abnormalitas struktur ginjal berupa albuminuria,
abnormalitas sedimen urin, abnormalitas elektrolit , abnormalitas histologi ginjal,
abnormalitas strtuktur ginjal yang terlihat melalui pencitraan ginjal, dan riwayat
transplantasi ginjal.1,2
Penatalaksnaaan PGK dapat meliputi terapi spesifik terhadap penyakti dasar,
pencegahan dan terapi terhadap kondisi komorbid, memperlambat perburukan fungsi
ginjal, pencegahan dan terapi terhadap penyakit kardiovaskular, pecegahan dan terapi
terhadap komplikasi, terapi pengganti ginjal (hemodialisis atau transplatansi ginjal.2
Pada perempuan dengan penyakit ginjal kronik , gangguan menstruasi dan
fertilitas seringh dijumpai yang biasanya berakhir dengan amenorea pada saat pasien
jatuh ke kondisi gagal ginjal tahap akhir. Siklus menstruasi biasanya tetap tidak
teratur dengan volume yang sedikit bahkan setelah pasien menjalani terapi pengganti
ginjal, walaupin pernah dijumpai mestruasi yang kembali normal pada beberapa
perempuan.1,2
Kehamilan sebenarnya jarang terjadi pada seseorang dengan penyakit ginjal
kronis, kelainan utama pada wanita dengan PGK adalah tidak terjadinya ovulasi,
sehingga wanita menjadi infertil. Namun, perjalanan kehamilan pada penyakit ginjal
kronik masih sangat erat kaitannya dengan kematian janin, kelahiran prematur,
keterlambatan pertumbuhan janin intrauterin, dan hipertensi yang sulit terkontrol,

1
2

sehingga kehamilan yang terjadi pada PGK akan mengakibatkan semakin


memburuknya fungsi ginjal, dan peningkatan morbiditas dan mortalitas janin.1
Wanita yang hamil dengan nilai kreatinin serum di atas 124 μmol / l memiliki
peningkatan risiko penurunan fungsi ginjal yang lebih cepat dan terjadi dampak yang
buruk pada kehamilannya.2
Masa lima dekade terakhir, optimisme berhasilnya suatu kehamilan pada
penderita penyakit ginjal meningkat dengan menurunnya mortalitas . Pada saat
sekarang pada wanita yang menjalani hemodialysis infant survival rates meningkat
dengan beberapa laporan menyatakan terdapat 100% kelahiran hidup. Peningkatan
tersebut karena peningkatan intensitas dialysis dan kemajuan perawatan neonatus.3
Untuk itulah laporan kasus ini dibuat untuk membahas lebih lanjut mengenai
hal yang harus dipertimbangkan dalam menatalaksana wanita hamil dengan penyakit
ginjal kronis dalam meminimalkan efek samping kehamilan pada fungsi ginjal ibu
dan efek buruk yang berakibat pada janin.

Anda mungkin juga menyukai