Anda di halaman 1dari 4

PROSIDING SEMINAR NASIONAL MIPA 2019 Universitas Tidar

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KACANG PANJANG DENGAN


DOSIS YANG BERBEDA TERHADAP KEPADATAN KULTUR
INFUSORIA (KUIS)

Violietta Ratna Fitriani1, Anisa Dian Safitri2, Melani Putri3


Program Studi Akuakultur, Fakultas Pertanian, Universitas Tidar Magelang, Jl. Kapten
Suparman 39, Potrobangsan, Magelang Utara, Kota Magelang, Jawa Tengah 56116
Email Korespondensi : anisadiansafitri0@gmail.com

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian media kultur ekstrak kacang
panjang dengan dosis yang berbeda terhadap kepadatan populasi infusoria. Penelitian ini
dilakukan pada bulan Juni sampai Juli 2019 bertempat di ruang L201 Universitas Tidar.
Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan 3
kali pengulangan. Perlakuan pada penelitian ini yaitu perlakuan A (tanpa perlakuan), perlakuan
B (50 ml/L), perlakuan C (100 ml/L) dan perlakuan D (150 ml/L). Hasil uji Analisys Of
Varians (ANOVA) menunjukkan bahwa pemberian media ekstrak kacang panjang
berpengaruh nyata (p<0.05) terhadap populasi infusoria. Perlakuan terbaik ada pada dosis 100
ml/L dan 150 ml/L.
Kata kunci: infusoria, dosis, ekstrak kacang panjang, populasi.

ABSTRACT

The aim of this study was to determine the effect of giving different doses of long bean extract
culture media on infusoria population density. This research was conducted in June to July
2019 in the L201 room of Tidar University. This study uses a completely randomized design
(CRD) method with 4 treatments 3 repetitions. The treatments in this study were treatment A
(without treatment), treatment B (50 ml/L), treatment C (100 ml/L) and treatment D (150 ml/L).
Analysys of Variance (ANOVA) test results showed that the administration of long bean extract
media had a significant effect (p <0.05) on the infusoria population. The best treatment is at
doses of 100 ml/L and 150 ml/L.
Keywords: infusoria, dosage, long bean extract, population.

110
PROSIDING SEMINAR NASIONAL MIPA 2019 Universitas Tidar

PENDAHULUAN baik untuk meningkatkan populasi infusoria.


Pakan ikan merupakan salah satu faktor Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui
terpenting dalam usaha budidaya perikanan. pengaruh media kacang panjang dengan dosis
Ketersediaan pakan sangat berpengaruh yang berbeda terhadap laju kepadatan populasi
terhadap pertumbuhan dan perkembangan infusoria. Dengan adanya penelitian ini
serta kelangsungan hidup ikan. Pakan alami diharapkan dapat menambah wawasan
sangat dibutuhkan dalam pembenihan ikan pengetahuan ilmiah mengenai riset tentang
khususnya pada larva ikan, baik pada ikan organisme pakan alami ikan yang mudah dan
hias maupun ikan konsumsi. Ketersediaan murah khususnya untuk pakan burayak.
pakan yang terus menerus, mudah diperoleh METODE PENELITIAN
dan bernilai gizi tinggi sangat diperlukan
untuk mendorong proses budidaya Penelitian ini dilakukan pada bulan
(Handajani,2006). Selain itu pakan alami Juni-Juli 2019 bertempat di Laboratorium
sangat cocok diberikan karena sesuai dengan Pertanian Universitas Tidar Magelang, Jawa
bukaan mulut larva (Nagano, 1999). Infusoria Tengah. Alat dan bahan-bahan yang
mempunyai kandungan protein tinggi sekitar digunakan dalam penelitian ini yaitu
36,82 %, memiliki sel yang padat dan dinding Mikroskop, Ember, Gelas Ukur,
sel yang tipis, tidak beracun serta mampu Haemasitometer, Aerasi, pHmeter, Estrak
berkembang biak dengan cepat. Infusoria Kacang Panjang, dan Bibit Infusoria.
tampak hidup menggerombol berwarna putih Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
diatas permukaan air jika dilihat dengan mata percobaan Rancangan Acak Lengkap (RAL)
telanjang. Infusoria tidak menyukai sinar dengan 4 perlakuan dan 3 kali pengulangan.
matahari sehingga banyak terdapat di perairan Pada tiap ember ditebarkan bibit infusoria
tawar yang teduh dan ditumbuhi tumbuhan berdasarkan perhitungan jumlah bibit
air. Infusoria berkembang biak dengan cara menggunakan rumus (Edhy et al, 2003).
pembelahan sel dan konjugasi.
N 2 xV 2
Makanan infusoria terdiri dari bakteri, V1 =
protozoa lain yang lebih kecil, ganggang renik, N1
dan detritus yang halus. Infusoria memerlukan
nutrien dari bahan organik sehingga Keterangan :
pembiakannya pernah dilakukan pada media
V1 = Volume bibit untuk
kangkung, kol, papaya, pelepah pisang, dan
penebaran awal (ml)
dan kipahit sebagai media tubuh (Darmanto et
N1 = Kepadatan bibit/stock (ind/ml)
al., 2000). Media yang dapat digunakan salah
V2 = Volume media kultur
satunya adalah kacang panjang. Kacang
yang diinginkan (ml)
panjang penting sebagai sumber vitamin dan
N2 = Kepadatan bibit
mineral (Haryanto, 1995). Kandungan nutrien
infusoria yang diinginkan
kacang panjang antara lain, vitamin A, vitamin
(ind/ml)
B, dan vitamin C terutama pada polong muda.
Perhitungan kepadatan
Bijinya banyak mengandung protein, lemak,
populasi infusoria dihitung
dan karbohidrat. Infusoria memerlukan media
dengan menggunakan rumus
untuk pertumbuhannya yaitu berupa
(Martosudarmo dan Mulyani,
bahan-bahan organik yang mengandung
1990).
nutrient. Dengan demikian kacang panjang
dapat menjadi sumber nutrient yang cukup

 ind  jumlahtotalindividudalam4blokx10000
ke lim pahan =
 mL  4

111
PROSIDING SEMINAR NASIONAL MIPA 2019 Universitas Tidar

HASIL pada tabel 1. Kemudian berdasarkan grafik


pola pertumbuhan infusoria disajikan pada
Hasil penelitian uji Analisis of varians gambar.
(ANOVA) menunjukan pemberian ekstrak 1. Pola pertumbuhan infusoria mengalami
dengan dosis yag berbeda memberikan empat fase yaitu fase adaptasi, fase
pengaruh nyata (P<0,05) terhadap kepadatan eksponensial, fase stasioner dan fase
populasi pertumbuhan infusoria ditunjukkan kematian.
Tabel 1. Dosis yang berpengaruh pada kepadatan infusoria

Dosis Notasi
0 ns ns ns Ns a
50 ns ns ns Ns a
100 ** ** ns Ns b
150 ** ** ns Ns b

25000
Kepadatan Populasi Infusoria

0 15
0

20000 10
ind/ml

0
0

1
0
Hari-K

Gambar 1. Grafik rata-rata kepadatan populasi infusoria


Hasil yang didapatkan bahwa pemberian lanjutan.
ekstrak kacang panjang dengan dosis yang Pola pertumbuhan infusoria secara
berbeda memberikan pengaruh nyata (P<0,05) keseluruhan mengalami peningkatan. Fase
terhadap kepadatan populasi infusoria. adaptasi (lag) merupakan fase penyesuaian
Berdasarkan grafik 1, pola pertumbuhan infusoria terhadap fase lingkungannya. Fase
infusoria meningkat sesuai bertambahnya lag terjadi pada hari ke 0 sampai 4 pada fase
dosis ekstrak kacang panjang yang diberikan. ini, infusoria belum mengalami peningkatan
Dosis terbaik ditunjukkan pada perlakuan C pertumbuhan yang cepat hal ini disebabkan
(100 ml/L) dan D (150 ml/L) berdasarkan arena infusoria belum dapat beradaptasi secara
perhitungan ANOVA. Semakin tinggi dosis optimal dengan lingkungan barunya.
semakin baik pertumbuhanya, tetapi belum Penyesuaian dalam hal ini seperti penyesuaian
dapat dipastikan jika diberi dosis lebih banyak terhadap kandungan bahan organik yang
akan lebih baik, dibutuhkan penelitian terdapat pada media kultur infusoria. Menurut

112
PROSIDING SEMINAR NASIONAL MIPA 2019 Universitas Tidar

Firdaus (2004) menyatakan bahwa terjadinya Perlakuan terbaik didapatkan pada perlakuan
penyesuaian terhadap media kultur data C dan D yaitu pada pemberian ekstrak kacang
mempengaruhi cepat atau lambatnya panjang dengan dosis 100m/L dan 150 ml/L.
pertumbuhan infusoria ke- padatan populasi
infusoria pada perlakuan A merupakan DAFTAR PUSTAKA
kepadatan terendah dari hasil perlakuan yang
lainnya dan yang paling tinggi terjadi pada Chilmawati, Diana, Suminto. (2008).
perlakuan D. Perbedaan kepadatan populasi Penggunaan Kultur yang Berbeda
ini diduga arena adanya perbedaan dalam Terhadap Pertumbuhan Chlorella sp.
dosis bahan organik yang digunakan dalam Jurnal Saintek Perikanan 4(1):42-49.
media kultur.
Fase esponensial ditandai dengan Elmi, Darul , dkk. (2018). Pengaruh
kepadatan populasi yang meningkat secara Pemberian Darah Ikan Tongkol
signifikan. Fase stasioner disebut sebagai fase (Euthynnus Affinis) dengan Dosis yang
puncak populasi. Fase stasioner terjadi pada Berbeda Terhadap Laju Pertumbuhan
hari ke-7 dengan kepadatan tertinggi pada dan Kepadatan Populasi Infusoria.
perlakuan dengan dosis 150 ml/L kemudian Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kelautan dan
fase kematian merupakan fase penurunan Perikanan Unsyiah. 3(1) : 157-16.
kepadatan populasi karena menurunnya
nutrien yang berada pada media kultur. Fitria, Syaula, dkk. (2018).
Ketersediaan bahan makanan untuk dimangsa PengaruhPemberian Ekstrak Bayam
dan dimetabolisme oleh infusoria berkurang dengan Dosis yang Berbeda Terhadap
dan laju pertumbuhan populasi pun berkurang, Laju Pertumbuhan dan Kepadatan
selain itu fase kematian juga disebabkan oleh Populasi Infusoria. Jurnal Ilmiah
faktor umur dari infusoria itu sendiri se- Mahasiswa Kelautan dan Perikanan
bagaimana Darmanto et al (2000) mengatakan Unsyiah. 3(1):33-38.
umur infusoria adalah 4 sampai 8 hari.
Pertumbuhan infusoria selain Khalifa, Muta Ali , Hanna Silvia, Ujang
dipengaruhi oleh kandungan nutrisi juga Dindin. (2017). Kelimpahan
dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Faktor Zooplankton dengan Pemupukan NPK.
lingkungan yang mendukung pertumbuhan Jurnal Perikanan dan Kelautan.
infusoria diantaranya meliputi suhu, pH, dan 7(2):191-198.
penambahan aerasi. Kondisi ling- kungan
media yang tepat dan menunjang pertumbuhan Sambode, Devonis , dkk. (2013).
infusoria lebih optimal (Waluyo, 2007) Pertumbuhan Cladocera Jenis
mengatakan suhu air yang dikehendaki selama Chydoridae pada Media Kultur yang
proses budidaya infusoria yaitu 26°C sampai Berbeda. Budidaya Perairan. 1(2):1- 7.
28°C, dengan pH netral atau 7. Pada penelitian
ini parameter kualitas air diukur masih dalam
keadaan yang masih dapat ditoleransi oleh
infusoria dimana suhu yang terukur yaitu 25°C
sampai 29°C, dan pH 6,9 sampai 8,4.

SIMPULAN
Pemberian ekstrak kacang panjang
dengan menggunakan dosis yang berbeda
memberikan pengaruh nyata (p<0,05)
terhadap kepadatan populasi infusoria.

113

Anda mungkin juga menyukai