ABSTRACT
This study aims to determine the relationship of parasites in the soil with the presence of
parasites on the nails of farmers Sumber Urip 1 Desa Wonorejo. The research method used was
analytic with Cross Sectional approach. The sample used were 18 Sumber Urip 1 farmers in
Wonorejo Village. The sampling technique used was Total Sampling. Bivariate analysis uses pearson
SPPS correlation with decision making using significant <0.01. The results of identification of
parasites in 18 soil samples contained 12 positive samples of hookworm larvae and roundworm eggs.
While the results of parasite identification in 18 nail samples of farmers there are 11 positive samples
of hookworm larvae. From the results of Pearson correlation test on soil samples and nail samples
Sumber Urip 1 farmers in Wonorejo village there was a relationship between parasites in the soil with
the presence of parasites on the nails of Sumber Urip 1 farmers in Wonorejo village.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan parasit di tanah dengan keberadaan parasit
pada kuku petani Sumber Urip 1 Desa Wonorejo. Metode penelitian yang digunakan adalah analitik
dengan pendekatan Cross Sectional. Sampel yang digunakan adalah petani Sumber Urip 1 Desa
Wonorejo yaitu 18 orang. Teknik sampel yang digunakan adalah Total Sampling. Analisa bivariat
menggunakan korelasi pearson SPPS dengan pengambilan keputusan menggunakan hasil singnifikan
< 0.01. Hasil identifikasi parasit pada 18 sampel tanah terdapat sampel 12 sampel positif larva cacing
tambang dan telur cacing gelang. Sedangkan hasil identifikasi parasit pada 18 sampel kuku petani
terdapat 11 sampel positif larva cacing tambang. Hasil uji korelasi pearson pada sampel tanah dan
sampel kuku petani Sumber Urip 1 Desa Wonorejo terdapat hubungan.
Jenis cacing yang ditransmisikan tanah yang Infeksi cacingan Soil Transmitted
menjadi perhatian utama bagi manusia adalah Helminths (STH) salah satunya ialah lapangan
duodenale. Prevalensi tertinggi terjadi di utamanya karena tempat yang baik bagi
daerah dengan sanitasi tidak memadai dan air Ascaris lumbricoides, Trichiuris trichiura
Menurut WHO (2015), lebih dari 1,5 dan Strongyloides stercoralis adalah tanah
miliar orang atau sekitar 24% dari penduduk yang lembab. Seringkali golongan pekerja
dunia mengalami infeksi Soil Transmitted pertanian (petani) yang langsung kontak
Helminths (STH). Dimana lebih dari 270 juta dengan tanah mendapatkan infeksi kecacingan
anak usia pra-sekolah dan lebih dari 600 juta ini (Wijaya, 2015).
anak usia sekolah yang menderita infeksi Soil Petani sayur yang memiliki risiko
membutuhkan perlakuan yang intensif. Di kelompok tani Sumber Urip 1 Desa Wonorejo,
Indonesia, penyakit cacing adalah penyakit dimana para petani hanya menggunakan
rakyat umum, infeksinya dapat terjadi secara sarung tangan yang terbuat dari kain dan
simultan oleh beberapa jenis cacing sekaligus. penggunaan alas kaki berupa sepatu boot
(2009) menyebutkan bahwa 31,8% siswa - Tujuan penelitian ini untuk mengetahui
siswi SD menderita kecacingan. Dari data hubungan parasit di tanah dengan keberadaan
penyakit cacing 2017 di Puskesmas parasit pada kuku petani Sumber Urp 1 Desa
Terdapatnya larva cacing tambang Berdasarkan tabel 5.4 diketahui hasil uji
karena petani Sumber Urip 1 memiliki kuku korelasi pearson pada sampel tanah dan
yang kurang terawat dan pengolahan lahan sampel kuku yang berjumlah masing – masing
pertanian tidak menggunakan sarung tangan. 18 sampel didapatkan singnifikan 0.004. Hasil
Dikatakan larva cacing tambang karena signifikasi 0.004 lebih kecil dari 0.01 maka
berbentuk langsing panjang tubuhnya 600 sampel tanah dan sampel kuku berkorelasi
mikron, berwarna putih ke abu-abuan dan atau terdapat hubungan yang signifikasi.
rongga mulut tidak kelihatan sempurna. Adanya hubungan parasit pada tanah
Sebaran cacing tambang sangat luas ke seluruh dengan parasit pada kuku petani kemungkinan
dunia, terutama daerah tropis dan subtropis karena kebiasaan petani Sumber Urip 1 yang
yang bersuhu panas dan mempunyai tidak menggunakan sarung tangan pada saat
kelembaban yang tinggi (Soedarto, 2011). mengolah tanah pertanian, mencuci tangan
Cacing tambang merupakan salah satu tidak menggunakan sabun, pengetahuan petani
jenis Soil Transmitted Helminths yang dapat tentang infeksi parasit atau cacing yang kurang
dengan mudah menginfeksi inangnya karena dan penggunaan pupuk dari kotoran ternah
memasuki tubuh inang secara aktif (Hairani, Pencemaran tanah merupakan penyebab
2015). Telur ataupun larva cacing sering kali terjadinya transmisi telur cacing dari tanah
terselip pada kuku yang kotor. Kondisi ini kepada manusia melalui tangan atau kuku
sering terjadi pada anak yang sering bermain yang mengandung telur cacing, lalu masuk ke
ditanah serta pada orang dewasa yang bekerja mulut bersama makanan. Adanya lahan
dikebun atau disawah. Penularan infeksi pertanian/perkebunan, kebiasaan penduduk
cacingan bisa saja melalui kuku jari tangan dan pekerjaan penduduk dapat menjadi faktor
yang panjang yang kemungkinan terselip telur risiko kejadian infeksi cacing tambang pada
cacing dan nantinya bisa tertelan ketika makan manusia. Larva cacing tambang dapat tumbuh
(Irawati, 2013). dan berkembang dengan sangat baik pada
tanah gembur disebabkan pada tanah gembur
larva tersebut dapat dengan leluasa mengambil bahwa ada hubungan kebiasaan mencuci
oksigen dibandingkan jika berada di tanah liat. tangan dengan sabun antiseptik dengan
Penggunaan pupuk kandang yang kejadian cacingan. Hanidy dan Fitri (2012)
mengandung telur cacing pada lahan menunjukkan bahwa ada hubungan kebiasaan
perkebunan kemungkinan menyebabkan cuci tangan terhadap infeksi kecacingan.
kontaminasi tanah perkebunan oleh cacing Infeksi kecacingan dapat dipengaruhi oleh
tambang maupun jenis cacing lainnya higiene perorangan seperti kebersihan tangan
(Hairani, 2015). dan kuku. Infeksi cacingan kebanyakan
Gejala infeksi cacing tambang dapat ditularkan melalui tangan yang kotor, kuku
disebabkan oleh larva maupun cacing jemari tangan yang kotor dan panjang sering
dewasanya. Sesuai dengan tempat tersimpan telur cacing. Sejalan dengan teori
predileksinya, cacing tambang dapat hidup di yang dikemukakan Entjang (2003),
rongga usus halus. Cacing tambang dewasa Kebanyakan penyakit cacing ditularkan
menyebabkan kehilangan darah secara melalui tangan dan kaki yang kotor serta kuku
perlahan-lahan. Hal tersebut disebabkan yang panjang terselip oleh telur cacing
karena cacing dewasa dapat menghisap darah (Jusuf,dkk. 2013).
0,2-0,3 cc setiap harinya. Sehingga pada Kebersihan diri yang kurang terutama
infeksi yang kronis dapat menyebabkan kebiasaan defekasi dan sanitasi, status sosial-
anemia progesif, hipokromik mikrositter dan ekonomi renda, kurangnya tingkat pendidikan
defisiensi besi. Hb dapat turun hingga 2 gr %. merupakan faktor resiko terjadinya infeksi
Selain itu jika keadaan semakin buruk dapat cacing tambang. Perbaikan sanitasi,
menyebabkan sesak nafas, mudah lelah, kebersihan dan kemoterapi telah membuat
pusing hingga kelemahan jantung. Larva infestasi cacing tambang jarang ditemukan
cacing tambang dapat menembus kulit dan pada Negara maju, tetapi masih menjadi
dapat menimbulkan rasa gatal (ground itch). endemik di dunia (Ahmad, 2014). Infeksi
Larva cacing tambang juga dapat bermigrasi cacing tambang dapat dicegah dengan
ke paru dan menimbulkan pneumonitis. memberikan obat cacing kepada penderita dan
Infeksi A.duodenale lebih berat dari pada sebaiknya juga dilakukan pengobatan masal
infeksi yang disebabkan oleh N.americanus pada seluruh penduduk di daerah endemis.
(Noviastuti, 2015). Pendidikan kesehatan diberikan kepada
Dari penelitian Rahmawati (2009) penduduk untuk membuat jamban yang baik
menunjukkan bahwa ada hubungan yang untuk mencegah pencemaran tanah, dan jika
signifikan antara memotong kuku seminggu berjalan di tanah selalu menggunakan alas
sekali pemakaian alas kaki, cuci tangan kaki untuk mencegah terjadinya infeksi pada
sebelum makan dan kebiasaan mencuci kaki kulit oleh larva filarifom cacing tambang
dengan kejadian kecacingan. Demikian halnya (Soedarto, 2011).
dengan Siregar Irham (2013) menujukkan
Keterbatasan Penelitian adanya larva cacing tambang dan telur
Dalam penelitian ini peneliti melakukan cacing gelang.
identifikasi kontaminasi parasit pada sampel 2. Hasil identifikasi parasit pada 18 sampel
tanah dan sampel kuku petani yang dilakukan kuku petani yang positif terdapat parasit 11
hanya dengan satu kali uji tanpa dilakukan sampel dengan presentase 61.6 % dan yang
pengulangan, yang dimana semestinya uji negatif terdapat parasit 7 sampel dengan
laboratorium tidak dilakukan hanya satu kali presentase 38.9 %. Hasil identifikasi positif
saja tetapi dilakukan lebih dari satu kali agar parasit pada 11 sampel kuku petani
bisa mendapatkan hasil yang lebih maksimal ditemukan adanya larva cacing tambang.
lagi. 3. Karakteristik petani Sumber Urip 1 Desa
Pada saat pengambilan sampel tanah Wonorejo keseluruhan merupakan laki-laki
dan kuku petani, peneliti tidak bertemu secara dengan presentase 100% dengan usia
langsung dengan seluruh responden anggota petani sebagain besar adalah 40 –
dikarenakan pada saat pengambilan sampel 50 Tahun dengan presentase 44.4 % serta
tanah responden tidak berada dilahan pertanian pendidikan sebagain besar anggota petani
dan pada saat pengambilan sampel kuku berpendidikan SD dengan presentase 38.9
responden tidak berada dirumah sehingga % dan masa kerja anggota petani adalah >
sampel kuku dikumpulkan kepada ketua 10 Tahun dengan presentase 100 %.
kelompok tani. 4. Hasil uji korelasi pearson pada sampel
Selain itu penelitian ini hanya dilakukan tanah dan sampel kuku petani didapatkan
pada satu kelompok petani saja tanpa hasil signifikan yang dimana parasit di
melakukan perbandingan dengan kelompok tanah denga parasit pada kuku petani
petani yang lain. Semestinya dilakukan Sumber Urip 1 Desa Wonorejo terdapat
perbandingan antara satu kelompok petani hubungan.
dengan kelompok petani yang lainnya agar
SARAN
kita bisa mengetahui apakah hasil yang
didapatkan dari satu kelompok petani dengan 1. Bagi petani Sumber Urip 1 Desa Wonorejo
kelompok petani yang lainnya itu sama atau perlu menggunakan sarung tangan dan alas
justru ada perbedaan. kaki berupa sepatu pada saat mengolah
lahan pertanian, mencuci tangan
KESIMPULAN
menggunakan sabun dan bagian kuku
1. Hasil identifikasi parasit pada 18 sampel
disikat agar kotoran yang menempel hilang,
tanah yang positif terdapat parasit 12
dan mengkonsumsi obat cacing.
sampel dengan presentase 66.7 % dan yang
2. Bagi Dinas Kesehatan agar melakukan
negatif terdapat parasit 6 sampel dengan
penyuluhan atau memberikan informasi
presentase 33.9 %. Hasil identifikasi positif
kepada petani yang berada di Desa
parasit pada 12 sampel tanah ditemukan
Wonorejo mengenai manfaat penggunaan
alat pelindung diri pada saat berkerja dan Desa Waiheru Kecamatan
Baguala Kota Ambon. Bagian
kebersihan diri pada saat bekerja sehingga
Kesehatan Lingkungan FKM
mereka dapat terhindar dari penyakit salah Universitas Hasanuddin
Noviastuti. 2015. Infeksi Soil Transmitted
satunya penyakit akibat parasit.
Helminths. Majority , Volume
4 Nomor 8, November 2015
DAFTAR PUSTAKA ,107.
Rahmawati S, L. 2009. Hubungan Antara
Depertemen Kesehatan RI. 2010. Profil Sanitasi Lingkungan Rumah
Kesehatan Indonesia. Depkes dan Praktek Kebersihan Diri
RI. Jakarta Dengan Kejadian Kecacinga
Ditjen PP & PL. 2009. Pedoman (studi kasus pada murid SD
Pengendalian Kecacingan. negeri Asinan 01 Desa Asinan
Kemenkes RI.Jakarta kecamatan Bawen kabupaten
. 2012. Profil Pengendalian Semarang). Universitas
Penyakit dan Penyehatan Diponegoro, Semaran
Lingkungan. Kemenkes RI Siregar. 2013. Hubungan Personal Hygiene
Entjang. 2003. Mikrobiologi dan Parasitologi Dengan Penyakit Cacing (Soil
untuk Akademi Keperawatan Transmitted Helminth) Pada
dan Sekolah Tenaga Pekerja Tanaman Kota
Kesehatan yang Sederajat, PT. Pekanbaru. Pusat Penelitian
Citra Aditya Bakti, Bandung Lingkungan Hidup Universitas
Gulton. 2018. Hubungan Kebiasaan Riau.
Penggunaan Alat Pelindung Soedarto. 2011. Buku Ajar Parasitologi
Diri (Apd) Dan Personal
Hygiene Dengan Kejadian Kedokteran. Jakarta
Infeksi Kecacingan Pada
Petugas Sampah Di Kota
Medan Tahun 2017. Skripsi
Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas
Sumatera Utara Medan 2018
Hanidy dan Fitri. 2012. Analisis Faktor-
Faktor Resiko Infeksi
Kecacingan Murid Sekolah
Dasar di Kecematan Angkola
Timur Kabupaten Tapanuli
Selatan Tahun 2012.
Universitas Sriwijaya
Irawati. 2013. Hubungan Personal hygiene
Dengan Cacingan Pada Anak
Di Wilayah Kerja Puskesmas
Tamangapa Antang Makassar.
Skripsi Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Islam
Negeri Alauddin Makassar
2013 . http://repositori.uin-
alauddin.ac.id/3102/1/Irawati.
pdf
Jusuf, Ruslan, dan Makmur. 2013. Gambaran
Parasit Soil Transmitted
Helminths Dan Tingkat
Pengetahuan, Sikap Serta
Tindakan Petani Sayur Di