Anda di halaman 1dari 2

NAMA :

NIM :

PRODI :

MATKUL :

ANALISIS HASIL PADI SAWAH DAN PENGARUH


PENGENDALIAN HAMA
PADA SISTEM PERTANIAN KONVENSIONAL

Kendala dalam upaya peningkatan produktifitas padi adalah kerusakan yang


disebabkan oleh penggerek batang padi.Pada sistem konvensional, petani
biasanya menggunakan insektisida untuk mengendalikan serangan penggerek
batang padi. Adanya dampak negatif dari penggunaan insektisida, maka petani
perlu disadarkan untuk menurunkan penggunaan insektisida dengan
menerapkan sistem PHT. Oleh karena itu penelitian tentang pengaruh
perbedaan sistem PHT dan konvensional terhadap populasi dan intensitas
serangan penggerek batang padi serta musuh alaminya telah dilakukan di desa
Bayem Kecamatan Kasembon, Malang. Penelitian ini mengamatidan
menghitung populasi penggerek batang padi serta intensitas serangan di
pertanaman padi dengan sistem PHT dan konvensionalyang dilakukan sejak
bulan April sampai Juli 2012. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan
sistem PHT belum memberikan pengaruh yang nyata terhadap populasi
penggerek batang padidan intensitas serangan. Rerata parasitoid yang didapat
lebih banyak di pertanaman padi PHT dibandingkan secara konvensional. Rerata
persen parasitasi terhadap kelompok telur penggerek batang padi olehT
etrastichus schoenobii lebih tinggi daripada parasitasi oleh Telenomus rowani
atau T richogramma japonicum . Pada satu kelompok telur ditemukan dua
sampai tiga spesies parasitoid telur yang memparasit. Parasitoid yang paling
kuat daya kompetisinya adalah Tetrastichus schoenobii karena mampu
memangsa 2-3 butir telur penggerek.

Penelitian yang dilatarbelakangi oleh tren hidup sehat, kembali ke alam, dan
praktik pertanian organik, kemudian pertanian padi organik belum banyak
membahas hasil panen dari tanaman konvensional ke tanaman peralihan
organik dan organik. Penelitian ini bertujuan untuk mengamati dan
membandingkan pengaruh tanaman konvensional, transisi organik, dan organik.
Penelitian ini dilakukan di lahan petani di Desa Tirtosari, Sawangan, Kabupaten
Magelang, Jawa Tengah, pada bulan Desember 2011 hingga April 2012
menggunakan varietas padi menthik wangi susu. Penelitian disusun dalam
Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 5 perlakuan. mereka
konvensional, transisi organik 3 tingkat, dan organik. setiap perlakuan diulang
sebanyak 4 kali sehingga total terdapat 20 satuan percobaan. Data dianalisis
menggunakan analisis varians (ANOVA) dan dilanjutkan dengan uji DMRT
dengan taraf signifikansi 95%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pertumbuhan tanaman padi pada tanaman konvensional, peralihan organik dan
organik berbeda. Konversi dari budidaya padi konvensional ke transisi organik
menyebabkan penurunan pertumbuhan pada juvenil dan kembali ke tahap
transisi berikutnya hingga menjadi organik. Pada hasil padi, perubahan
budidaya konvensional menuju transisi organik sedikit meningkat dan terus
meningkat hingga organik. Hasil tanam cara tanam konvensional 3,05 ton/ha,
hasil tanam cara tanam organik transisi 1 3,06 ton/ha, hasil tanam cara tanam
organik peralihan 2 3,48 ton/ha, hasil tanam cara tanam organik peralihan 3
3,59 ton/ha, dan cara tanam organik hasilnya 4,86 ton/ha. Pada metode
penanaman konvensional mempunyai hasil yang rendah karena tanaman
terserang hama sundep.

Anda mungkin juga menyukai