Anda di halaman 1dari 9

17 17

IDENTIFIKASI JAMUR Malassezia furfur PADA PETANI (Studi


di Dusun Bendung Rejo RT 11 RW 14 Kecamatan Jogoroto
Kabupaten Jombang)

Vivin Mardiana* Antoni Farhan**

ABSTRAK

Malassezia furfur merupakan flora normal pada kulit manusia dan ragi yang bersifat lipofilik
sering ditemukan pada permukaan kulit atau tubuh manusia juga memiliki periode
pertumbuhan yang sangat cepat. Biasanya jamur ini muncul disebabkan oleh penyakit
Pytiarisis versicolor. Tujuan penelitian adalah untuk identifikasi adanya jamur Malassezia
furfur pada petani. Penelitian bersifat deskriptif, sampel dalam penelitian ini adalah 20
responden di Dusun Bendung Rejo RT11/RW14 Kecamatan Jogoroto Kabupaten Jombang
diambil secara Total sampling. Pengumpulan data dilakukan cara yaitu menggunakan
kuesioner. Variabel dalam penelitian ini adalah jamur Malassezia furfur. Berdasarkan hasil
penelitian ini didapatkan dari 20 responden sebagian kecil tereinfeksi jamur Malassezia
furfur dengan jumlah 3 orang (15%) dan yang tidak terinfeksi jamur Malassezia furfur
sebagian besar
17 responden (85%) Kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagian kecil responden pekerja
petani di Dusun Bendung Rejo RT11/RW14 Kecamatan Jogoroto Jombang terinfeksi jamur
Malassezia furfur.

Kata kunci : Malassezia furfur, Pytiarisis versicolor, Petani

IDENTIFICATION OF Malassezia furfur ON FARMER


(Studi di Dusun Bendung Rejo RT 11 RW 14 Kecamatan Jogoroto Kabupate Jombang)

ABSTRACT

Malassezia furfur fungus is a normal flora in human skin and lipophilic yeasts often found on
the surface of the skin of the human body and also has a pariod of very rapid growth. This
fungus is usually caused by Pytiarisis versicolor. The purpose of this research is to know the
presence of Malassezia furfur farmer on workers. This research is descriptive. Regency by
Simple random sampling. Data: Collection was conducted by one way that was using
questionnaire. Variabel of this research was identification of Malassezia furfur .on farmer.
Based on the research result was obtained of 20 respondents infected Malassezia furfur was
3 (15%) respondent and not infected Malassezia furfur was 28 (85%) respondents. The
conclusion of this is not all respondents of workers in Dusun Bendung Rejo Kecamatan
Jogoroto Kabupaten Jombang infected Malassezia furfur.

Key words: Malassezia furfur,Pytiarisis versicolor, Farmer

PENDAHULUAN menyebabkan penyakit baik pada manusia,


hewan dan tumbuhan Irianto (2013:2).
Kebersihan pribadi sangatlah penting untuk
menghindari penyakit penyakit kulit, salah Kulit merupakan pembungkus elastik
satunya yang disebabkan oleh jamur. terletak paling luar yang melindungi tubuh
Gandahusada (2006:3). Fungi yang sering dari pengaruh lingkungan hidup manusia
dikenal dengan nama lain jamur merupakan dan merupakan alat tubuh yang terberat dan
salah satu mikroorganisme yang dapat terluas ukuranya Djuanda (2007:132).
Fungsi kulit antara lain melindungi tubuh

Jurnal Insan Cendekia. Volume 5 No.1 MaretJurnal


2017 Insan Cendekia. Volume 5 No.1 Maret 2017
dari gesekan, kuman, panas dan zat kimia,
mengatur suhu badan dan menjaga atau Menurut Jimmy Sutomo dari perusahaan
pengeluaran air Wasono (2004:43). Janssen-Cilag, sebagai Negara tropis
Indonesia menjadi lahan subur tumbuhnya
Penyakit kulit karena infeksi jamur secara jamur.Oleh karena itu, penyakit-penyakit
umum terbagi menjadi dua bentuk, bentuk akibat jamur sering kali menjangkiti
superfisialis dan bentuk yang dalam (deep masyarakat.Banyak masyarakat tidak
mycosis). Bentuk superfisialis terbagi atas menyadari bahwa dirinya terinfeksi jamur.
golongan dermatofitosis dan non Bahkan jamur dapat mengenai manusia
dermatofitosis. Jamur dermatofita antara dari kepala sampai ujung kaki, dari bayi
lain menyebabkan Tinea kapitis,Tinea hingga orang dewasa dan orang lanjut
facialis, Tinea barbie, Tinea corporis, usia. Jimmy menjelaskan banyak orang
Tinea unguium, Tinea cruris, Tinea manus yang meremehkan penyakit oleh jamur
dan Tinea pedis. Jamur golongan non seperti panu atau kurap. Padahal, penyakit
dermatofitos menyebabkan antara ini dapat menular melalui persentuhan
lain:pytiarisis, piedra, Tinea nigra kulit atau juga dari pakaian yang
Palmaris dan Kandidiasis.Perbedaan terkontaminasi spora jamur.Penyakit ini
antara dermatofitosis dan non dapat menyerang masyarakat tanpa
dermatofitosis adalah pada dermatofitosis memandang golongan usia tertentu. Tidak
melibatkan zat tanduk (keratin) pada ada perbedaan antara pria dan wanita. Di
stratum korneum epidermis, rambut dan USA penderita yang tersering berusia
kuku.Sedangkan non dermatofitosis antara 20-30 tahun dengan perbandingan
melibatkan zat yang dapat mencerna 1,09% pria 0,6% wanita Raihany
keratin kulit tetapi hanya menyerang (2013:3).
lapisan kulit yang paling luar Amirsyam,
(2006:6). Di Indonesia, angka kejadian Pytiarisis
versicolor belum akurat dan sulit karena
Salah satu infeksi kulit karena jamur non banyak penderita yang tidak berobat ke
dermatofitosis adalah infeksi jamur petugas medis. Tetapi diperkirakan sekitar
Malassezia furfur merupakan spesies 50% penyakit kulit di daerah tropis adalah
tunggal.Jamur ini menyerang stratum panu, sedangkan di daerah sub tropis
korneum dari epidermis kulit biasanya adalah
diderita oleh seseorang yang sudah mulai 15% dan di daerah dingin kurang dari 1%
banyak beraktivitas dan mengeluarkan Hayati (2013:3).
keringat.Jamur Malassezia furfur sangat
Berdasarkan penelitian terdahulu yang
dilakukan identifikasi Malassezia furfur
mudah menginfeksi kulit orang yang pada nelayan dengan sampel 15 kerokan
sudah terkontaminsi dengan air yang terinfeksi Pytiarisis versicolor di
disebabkan oleh kolonisasi jamur lipofilik Kelurahan Malabro Kota Bengkulu. 11
dimorfik dalam waktu yang lama dan orang positif (+) terinfeksi Malassezia
disertai dengan kurangnya kesadaran dan furfur dan 4 orang negatif (-) tidak
kebersihan diri dan lingkungan terinfeksi jamur Malassezia
sekitar.Definisi medisnya adalah infeksi furfur(Hayati,2014).Pada kalangan tenaga
jamur superfisialis yang ditandai dengan kerja Industri Plywood di Kalimantan
adanya nakula di kulit, skuama halus, dan Selatan ditemukan Pytiarisis
disertai rasa gatal Partologi (2008:1). versicolorsebesar 3,3% dari 2000 pekerja
Jamur ini dapat menyebabkan penyakit Astono (200:2). Pada tahun 2003
Pityarisis versicolorMerupakan infeksi ditemukan 260 kasus baru Pityarisis
jamur superfisialis, ditandai dengan versicolor terdiri dari 131 pria dan 129
pigmen kulit yang disebabkan oleh wanita (2,08%) pada Poliklinik Divisi
kolonisasi jamur lipofilik dimorfilik dari Dermatologi Fakultas Kedokteran
flora normal pada stratum korneum Universitas Indonesia Rumah Sakit
Monirit el.al (2009:3). Dr.Cipto Manangkusumo Krisanty
(2005:4)
daerah tropis Indonesia maka diperlukan
Berdasarkan data RKPD (Rencana Kerja upaya promotif dengan promosi kesehatan
Pembangunan Daerah) (2015:217) kepada masyarakat untuk memperhatikan
kabupaten Jombang merupakan salah satu higienitas diri.
dari 38 Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa
Timur yang terletak pada koridor bagian Tujuan dari penelitian ini untuk identifikasi
tengah wilayah Provinsi Jawa Timur. Luas adanya jamurMalassezia furfur padapetani
wilayah Kabupaten Jombang 1.159,50 km2, di Dusun Bendung Rejo RT 11 RW 14
menempati sekitar 2,5% yang terdiri 21 Kecamatan Jogoroto Kabupaten Jombang.
Kecamatan, meliputi 302 desa dan 4
kelurahan serta 1.258 dusun atau
lingkungan. Dengan penggunaan lahan BAHAN DAN METODE PENELITIAN
terbesar adalah pertanian berkisar
mencapai Metode penelitian adalah suatu cara untuk
43,21% dari luas kabupaten Jombang. memperoleh kebenaran ilmu pengetahuan
Salah satu lahan yang digunakan untuk atau pemecahan masalah, yang
pertanian menggunakan metode ilmiah Notoadmojo
adalah dusun Bendung Rejo Kecamatan (2005:132).
Jogoroto dengan jumlah penduduk dan
sebagian besar berprofesi sebagai pekerja Waktu Penelitian
petani dengan jumlah pekerja petani
berkisar 100-105, luas lahan 90 hk, luas Penelitian ini dilaksanakan mulai dari
lahan desa 30 hk. perencanaan (penyusunan proposal) sampai
dengan penyusunan laporan akhir, yaitu
Berdasarkan data di Jombang pada dari bulan Januari 2016 sampai bulan juni
penelitian Identifikasi jamur Malassezia 2016.
furfur Pada Pekerja Bangunan Studi di
Perumahan Grand Candi Village yang di Tempat Penelitian
lakukan jazatul fatmala dengan 15 sampel
kerokan kulit didapatkan 5 orang (33,3%)l Pengambilan sampel dilakukan di Dusun
yang terinfeksi jamur Malassezia furfur(+) Bendung Rejo Kecamatan Jogoroto
dan 10 orang (66,7%) yang tidsk terinfeksi Kabupaten Jombang. Lokasi penelitian ini
jamur Malassezia furfur (-). akan dilakukan di Laboratorium
Mikrobiologi Prodi D-III Analis Kesehatan
Berdasarkan survei di Dusun Bendung Sekolah Tinggi Ilmu kesehatan Insan
RT11/RW14 Rejo Kecamatan Jogoroto Cendekia Medika Jombang.
Kabupaten Jombang hampir semua
berprofesi petani.mereka pada umumnya Rancangan Penelitian
banyak beraktivitas di kondisi panas, suhu
yang lembab, lingkungan kotor dan Rancangan penelitian yang digunakan
tercemar. Sehingga tubuh terlalu banyak dalam penelitian ini adalah deskripti.
keringat, berminyak, keadaan basah dan Deskriptif adalah menggambarkan atau
kurangnya menjaga kebersihan.Bahkan memaparkan suatu peristiwa yang terjadi
mereka tidak mandi setelah bekerja. Dari tanpa mengubah atau mengadakan
factor-faktor yang mendukung manipulasi terhadap obyek atau wilayah
terinfeksinya penyakit kulit pada pada penelitian Arikunto (2010:167). Peneliti
petani tersebut hal ini menyebabkan lapisan menggunakan rancangan ini karena peneliti
kulit stratum korneum melunak sehingga hanya ingin mengidentifikasi jamur
mudah dimasuki jamur Malassezia furfur, Malassezia furfur pada petani di Dusun
maka dari perilaku tersebut petani rawan Bendung Rejo Kecamatan Jogoroto
terhadap penyakit Pytiarisis versicolor. Kabupaten Jombang.
Sehubungan dengan angka prevalensi Populasi
terjadinya Pytiarisis versicoloryang
disebabkan jamur Malassezia furfurdi
Instrumen Penelitian dan Cara
Populasi adalah seluruh subyek atau data Penelitian
dengan karakteristik tertentu yang akan
diteliti Sunyoto (2012). Populasi ini adalah Instrumen penelitian adalah alat atau
semua petni di Dusun bendung Rejo RT 11 fasilitas yang digunakan oleh peneliti
RW 14 Rejo Kecamatan Jogoroto dalam mengumpulkan data agar
Kabupaten Jombang yang berjumlah 20.. pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya
lebih baik Arikunto (2010:178). Pada
Sampling penelitian ini instrumen yang digunakan
oleh peneliti antara lain :
Sampling adalah proses menyeleksi porsi
dari populasi untuk dapat mewakili Alat
populasi. Nursalam (2008:93). Teknik
yang digunakan pada penelitian ini adalah Mikroskop, Obyek glass, Cover glass, Pipet
Total Sampling. Total sampling adalah cara tetes, Lampu spiritus, Kapas, Cawan petri
pengambilan sampel dengan mengambil
anggota populasi semua menjadi sampel Bahan
Aziz (2010:71).
Kerokan kulit, KOH 10%, Alkohol 70%
Sampel Prosedur Pengambilan Kerokan Kulit
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan
Sampel adalah sebagian dari keseluruhan digunakan
obyek yang diteliti dan dianggap mewakili 2. Kulit bagian punggung atau leher
seluruh populasi Notoatmojo (2010:115). dibersihkan dengan kapas alkohol
Sampel dalam penelitian ini adalah 20 orang 3. Melakukan pengerokan kulit yang
petani di Dusun Bendung Rejo RT 11 RW mengalami lesi dengan skalpel steril
14 Kecamatan Jogoroto Kabupaten kemudian diletakkan pada cawan petri
Jombang 4. Diberi label dan nama responden
5 Kemudian dapat dilakukan
Variabel pemeriksaan

Variabel adalah sesuatu yang digunakan Prosedur identifikasi jamur Malassezia


furfur dengan larutan KOH 10%
sebagai ciri, sifat atau ukuran yang dimiliki
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan
atau didapatkan oleh satuan penelitian
digunakan
tentang sesuatu konsep pengertian tertentu 2. Membersihkan obyek glass dengan
Noatmodjo (2010:159). Dalam penelitian alkohol 70%
ini variabelnya adalah jamur Malassezia 3. Meletakkan kerokan kulit yang
furfur pada petani di Dusun Bendung Rejo terinfeksi jamur Malassezia furfur
Jogoroto Jombang. pada obyek glas
4. Memberi larutan KOH 10% sebanyak
Definisi Operasional Variabel 1-2 tetes
5. Mendiamkan selama 15-30 menit
Definisi operasional ialah suatu definisi 6. Memanaskan sebentar di atas lampu
yang didasarkan pada karakteristik yang spiritus
dapat diobservasi dari apa yang sedang 7. Menutup dengan cover glass
didefinisikan dan juga merupakan 8. Mengamati dibawah mikroskop
penjelasan semua variabel dan istilah yang dengan perbesaran 10x dan 40x.
akan digunakan dalam penelitian secara 9. Mencatat hasil dan melaporkannya
operasional sehingga akhirnya Brown (2005:4).
mempermudah pembaca dalam
mengartikan makna penelitian. Adapun Teknik Pengolahan Data
definisi operasional penelitian ini adalah
sebagai berikut:
Berdasarkan pengumpulan data yang telah 1% - 25% : keseluruhan
dilakukan maka data diolah melalui 0% : tidak ada satupun
tahapan Editing.Coding, dan Tabulating.
Penyajian Data
1. Editing
Adalah suatu kegiatan untuk Penyajian data dalam penelitian ini akan
pengecekan dan perbaikan isian disajikan dalam bentuk tabel yang
formulir menunjukkan adanya jamur Malassezia
atau kuesioner Notoatmojo (2010:176). furfur pada pekerja petani. Adapun tabel
Dalam editing ini akan di teliti : penyajian data penelitian adalah sebagai
a. Lengkapnya pengisian berikut: penyajian data penelitian
b. Kesesuaian jawaban satu sama lain Identifikasi Jamur Malassezia furfur Pada
c. Keseragaman data
Petani di Dusun Bendung Rejo
Kecamatan Jogoroto Kabupaten Jombang
2. Coding
Coding merupakan kegiatan N0 Responden Positif Negatif
memberikan kode angka terhadap data 1 R1
yang terdiri dari berbagai kategori 2 R2
Notoatmojo (2010:176) 3 R3
4 R4
3. Tabulating
Tabulating merupakan membuat tabel-
5 R5
tabel data sesuai dengan tujuan
penelitian atau yang diinginkan oleh Keterangan:
peneliti Notoatmojo (2010:!77). Dalam Responden 1 =R1
penelitian ini penyajian data dalam Responden 2 = R4
bentuk tabel yang menunjukkan hasil Responden 2 = R2
identifikasi jamur Malassezia furfur Responden 5 = R5
pada petani di Dusun Bendung Rejo Responden 3 =R3
Jogoroto Jombang.

Etika Penelitian
Analisa Data
Etika penelitian merupakan pedoman etika
Analisis data merupakan bagian yang yang berlaku untuk setiap kegiatan
sangat penting untuk mencapai tujuan penelitian yang melibatkan antara pihak
pokok penelitian Nursalam (2008:117). peneliti dengan pihak yang diteliti dan
Analisa data dihitung dengan menggunakan masyarakat yang akan memperoleh dampak
rumus sebagai berikut : hasil penelitian tersebut Notoatmodjo
P = ƒ X 100 % (2010:202).
n
Keterangan : Dalam penelitian ini menggunakan sampel
P : persentase kerokan kulit pada petani di Dusun
f : jumlah positif dan negatif jamur Bendung Rejo RT11/RW14 Jogoroto
terinfeksi Malassezia furfur Jombang. Kemudian peneliti melakukan
n : jumlah sampel
penelitian:
Setelah diketahui hasil persentase dari a. Informed Consent (Lembar
perhitungan kemudian ditafsirkan dengan persetujuan)
kriteria menurut Arikunto (2010:189) b. Anonimity (Tanpa nama)
sebagai berikut: c. Confidentiality (Kerahasiaan)
100% : keseluruhan
76% - 99% : hampir keseluruhan
51% – 75% : sebagian besar HASIL PENELITIAN
50% : setengahnya
26% - 49% : hampIr setengahnya
Gambaran Umum Lokasi Penelitian
N Aspek Jumla Persentase
Dusun Bendung Rejo adalah salah satu o Hygiene h (%)
dusun yang mengikuti desa jogoroto yang 1 Adanya 3 15
mayoritas penduduknya berprofesi sebagai bercak
petani dengan jumlah petani 100 – 105, putih
dengan luas lahan 90 hk, dan luas lahan 2 Tidak 17 85
desa 30 hk. Lokasi dusun ini berdekatan adanya
dengan sungai dan persawahan. bercak

putih
Pelaksanaan Penelitian Total 20 100%
Berdasarkan tabel 3 menunjukan bahwa
Penelitian dilakukan pada tanggal 13 juni sebagian responden adanya bercak putih
2016 - 22 juni 2016 Dengan pengambilan sebanyak 3 responden (15%). Responden
sampel di Dusun Bendung Rejo Desa
yang tidak adanya bercak putih sebanyak 17
Jogoro Kecamatan Jogoroto Kabupaten
Jombang kemudian sampel diperiksa di responden (84%).
Laboratorium Mikrobiologi DIII Analis
Kesehatan STIKes ICMe Jombang. Data Data Khusus
Umum Responden Karakteristik
Responden Berdasarkan Aspek Hygiene Data ini menggambarkan adanya jamur
Malassezia furfur pada petani:
Untuk memastikan hasil positif dengan
kuesioner yang telah disi responden, maka
Tabel 4 Responden Hasil Identifikasi Jamur
dilakukan analisa data frekuensi dari Aspek
Malassezia furfur pada Petani di Dusun
Hygiene responden.
Bendung Rejo RT11/RW14 Kecamatan
Jogoroto Kabupaten Jombang
Tabel 1 Frekuensi Responden Berdasarkan
Aspek Hygiene (Gatal-gatal daerah
punggung, leher)

No Aspek Jumlah Persentase


Menunjukkan bahwa sebagian responden Hygiene (%)
yang gatal-gatal pada daerah punggung 1 Gatal- 4 20
sebanyak 3 responden (20%). Rresponden gatal
yang tidak mengalami gatal-gatal pada pada
daerah punggung sebanyak 16 responden daerah
(80%).
punggung
Tabel 2 Frekuensi Responden Berdasarkan
2 Tidak 16 80
Aspek Hygiene (Prilaku mandi 3x sehari)
gatal-
Agastpael k Jumlah Persentase
Menunjukkan bahwa sebagian responden No Hdyageireanhe (%)
yang mandi 3x sehari sebanyak 16
responden (80%). Responden yang tidak p u g gung
1 M a nd i 16 80
mandi 3x sebanyak 4 responden (20%). 3x Total 20 100%
sehari
Tabel 3 Frekuensi Responden Berdasarkan 2 Tidak 4 20
Aspek Hygiene (Adanya bercak putih) mandi
3x
sehari
Total 20 100%
itu responden terinfeksi jamur malassezia
No Hasil Jumlah Persentas furfur. Dalam menjaga kebersiahan tubuh
Identifikas e sangat menentukan kesehatan yang dapat
i jamur (%) dilakukan dengan mandi, menggosok gigi,
Malassezia mencuci tangan dan memakai pakaian yang
furfur bersih Hidayat (2010:2)
1 Positif 3 15
2 Negatif 17 85 Tabel 1 menunjukkan 4 (20%) responden
Total 20 100% mengalami gatal-gatal pada daerah
punggung dan lainya dan 16 (80%) tidak
mengalami gatal-gatal. Dari data tersebut
Menunjukan jumlah responden yang
sangat mendukung 3 responden yang
terinfeksi jamur Malassezia furfur 3
terinfeksi jamur Malassezia furfur
responden (15%). Jumlah responden yang termasuk
tidak terinfeksi jamur Malassezia furfur mengalami gatal-gatal daerah punggung
sebanyak 17 responden (85%). dan lainya. Menurut Partologi (2008:1)
Munculnya jamur ini menyerang stratum
korneum dari epidermis kulit biasanya
PEMBAHASAN diderita oleh orang yang banyak
beraktivitas dan mengeluarkan keringat
Berdasarkan data hasil yang diperoleh pada yang ditandai dengan macula halus dikulit,
tabel 4 yang dilakukan oleh peneliti. skuama halus disertai rasa gatal.
Didapatkan petani yang positif (+)
terinfeksi jamur Malassezia furfur Untuk itu dari sebagian kecil hasil
sebanyak 3 responden (20%) dan negative terinfeksi jamur Malassezia furfur karena
(-) yang tidak terinfeksi sebanyak 16
responden mengalami gatal-gatal pada
responden (80%).
daerah punggung dan lainya, tidak mandi
3x sehari, serta adanya bercak putih.
Hal tersebut ternyata 3 (15%) responden
Sebagian besar responden tidak terinfeksi
yang terinfeksi termasuk mengalami
jamur Malassezia furfur karena banyak
bercak-bercak putih Salah satu ciri umum
responden yang tidak mengalamai gatal-
penyebab adanya jamur Malassezia furfur
gatal pada daerah punggung, mandi 3x
tersebut adalah bercak putih pada
sehari serta tidak adanya bercak putih.
punggung leher dan lainya. Penderita pada
umumnya mengeluhkan adanya bercak
Berdasarkan peneliti aspek Hygiene
putih atau macula bewarna putih
tersebut dangat berpengaruh terhadap
(hipopigmentasi) atau kecoklatan
timbulnya jamur Malassezia furfur pada
(hiperpigmentasi) dengan rasa gatal ringan
petani. Infeksi ini tidak dapat menular
yang umumnya muncul saat berkeringat
namun harus tetap memperhatikan dan
Berdasarkan Tabel 3 diketahui 3 (15%)
mengutamakan petani yang mengalami
responden yang mengalami bercak putih
gatal gatal pada daerah punggung juga
dan 17 (85%) responden yang tidak
leher,Perilaku ganti baju dan mandi 3x seta
mengalami bercak putih.
adanya bercak putih pada daerah punggung,
leher yang merupakan ciri-ciri dari
Faktor hygiene yang menyebabkan adanya
keberadaan jamur Malassezia furfur atau
jamur Malassezia furfur adalah kurangnya
yang dikenal dengan penyakit panu atau
menjaga kebersihan tubuh yang dapat
Pytiarisis versicolor. Hal ini disebabkan
dilakukan dengan mandi 3x sehari. Tabel
karena jamur ini menyukai tempat yang
5.2 menunjukan sebanyak 16 (80%)
lembab, basah, berkeringat sehingga
responden yang mandi 3x sehari dan 4
manusia lebih dominan terinfeksi jamur
(20%) yang tidak mandi 3x sehari.
Malassezia furfur.
Ternyata dari 3(15%) responden yang
terinfeksi termasuk tidak mandi 3x sehari
Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh
maka dari hayati (2014:1) tentang Identifikasi Jamur
Malassezia furfur Pada Nelayan Penderita Jombang dapat meningkatkan dan
Penyakit kulit di RT 09 Kelurahan Malabro memperhatikan personal Hygiene
Kota Bengkulu bahwa penelitian yang individu yang berkaitan dengan
dilakukan di Laboratorium Patologi
kebersihan yang dilakukan dengan
Akademi Analis Harapan Bangsa Bengkulu
diperoleh hasil 11 orang positif (+)
mandi, membersihkan kulit serta
terinfeksi jamur Malassezia furfur dan 4 kebersihan dalam berpakaian..
orang negatif (-) tidak terinfeksi jamur
Malassezia furfur pada kulit mereka.
KEPUSTAKAAN
Faktor faktor yang mendukung
terinfeksinya penyakit kulit pada petani Amirsyam. 2006. Mikrobiologi dan
diantaranya faktor kebersihan pribadi, Mikologi Kedokteran Beberapa
lingkungan yang kotor, bekerja yang lebih Pandangan Dermatologis.
dominan pada tempat yang basah dan
berkeringat banyak. Hal ini menyebabkan Arikunto. Suharsimi, 2010. Prosedur
lapisan kulit stratum korneum melunak Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
sehingga mudah dimasuki jamur Ed. Rev.,cet. 14 Jakarta:Rineka cipta.
Malassezia furfur atau kata lain dari
Pytiarisis versicolor adalah penyakit Brown R.G, 2005. Lecture Notes
universal tapi yang sering terjadi didaerah Dermatology. Jakarta: Medical
tropis karena tingginya temperatur dan Series.
kelembaban. Menyerang hampir semua
umur terutama remaja, terbanyak pada usia Djuanda. A; Hamzah,M;Aisyah.2010, Ilmu
16 sampai 40 tahuntidak ada perbedaan Penyakit Kulit dan Kelamin.Ed.6,
antara pria dan wanita. Dan dilaporkan di Fakultas Kedokteran Universitas
Amerika Serikat 1,09% pria dan 0.6% Indonesia, Jakarta.
wanita, Insiden yang akurat di Indonesia
belum ada namun diperkirakan 40-50% Gandahusada.dkk. 2006. Parasitologi
dari populasi negara tropis terkena penyakit kedokteran Fakultas Kedokteran
ini. Sedangkan di daerah sub tropis yaitu Universitas
Eropa tengah dan utara hanya 0.5-1% dari Indonesia.Penerbit:Jakarta.
semua penyakit jamur Partologi (2008:19).
Hidayat A. 2010. Konsep Personal
Hygiene, Yogyakarta: Graha Ilmu

Inayah Hayati. 2014. Identifikasi Jamur


Malassezia furfur Pada Nelayan
SIMPULAN DAN SARAN
Penderita Penyakit Kulit di RT 09
Kelurahan Malabro Kota Bengkulu.
Simpulan Jurnal Gradien vol. 10 No. 1 januari
2014 : 972-975. Bengkulu.
Dari hasil penelitian 20 responden
menunjukan sebagian besar tidak terinfeksi Irianto, 2013. Mikrobiologi Mrdis (Medical
jamur Malassezia furfur 17 (85%) dan Mycrobiologi). Bandung : Penerbit
sebagian kecil terinfeksi jamur Malassezia Alfabeta.
furfur 3(15%).
Krisanty, Roro. 2005. Identifikasi Spesies
Saran Malassezia furfur Pada Pasien
Pytiarisis versicolor Dengan Cara
Bagi Petani, diharapkan kepada petani Pemeriksaan Morfologi dan Sifat
di Dusun Bendung Rejo RT11/RW14 Biokimia di Depatermen Ilmu
Kecamatan Jogoroto Kabupaten Kesehatan Kulit dan Kelamin
Manangkusuma Jakarta Tahun 2005.
Perpustakaan Universitas Indonesia
UI-Tesis(Membership).(Online)
Diakses 20 juli 2012.

Monirit et al. 2009. Spesies Malassezia


furfur Pada Pasien Pytiarisis
versicolor di Berbagai Medium
Kultur.

Notoatmodjo Soekidjo. 2010. Metodologi


Penelitian Kesehatan. Ed. Rev.
Jakarta: Rineka Cipta.

Notoatmodjo. Soekidjo. 2005. Metodologi


Penelitian Kesehatan. Jakarta :
Rineka Cipta

Nursalam, 2010. Konsep dan Penerapan


Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan. Salemba Medika,
Jakarta.

Partologi D. 2008. Pytiarisis versicolor


dan diagnosis Bandingya. Diperoleh
dari:
http://respository.usu.ac.id/bistream/
123456789/3417/1/08E00851.pdf.
(Diakses pada 18 februari 2011).

Raihany. 2013 Hubungan Infeksi Jamur


Pytiarisis versicolor dengan
Diabetes Melitus.
Partosuwiryo,S.,Julianto,H.A.D.,
1992.

RKPD. 2015. Pemantapan Kualitas


Infratruktur Dasar dan Infratruktur
Penunjang Petumbuhan
Kawasan.Jombang

Sugiyono 2007.Statistik untuk Penelitian.


Alfabeta, Bandung

Sunyoto Danang. 2012.Statistik Kesehatan


Analisa Data dengan Perhitungan
Manual dan Program SPSS. Nuha
Medika: Yogyakarta

Wasono dkk. 2004. Biologi Kelas 2


semester 2. PT.wahana Dinamika
Karya

Anda mungkin juga menyukai