Anda di halaman 1dari 64

MANAJEMEN PERTAMBANGAN DR. IRFAN IDO, M.

Si
081341547866
Irfan.ido@uho.ac.id
MANAJEMEN PERTAMBANGAN
TAHAPAN PERTAMBANGAN
PENYELIDIKAN UMUM JENIS PERIZINAN

EKSPLORASI IUP/K EKSPLORASI & IPPKH

STUDI KELAYAKAN FS_IZIN LINGKUNGAN_RIPPM

KONSTRUKSI KK, PK2B, IUP, IUP/K OP, IPR, SIPB & IPPKH
GOOD
MINING PENAMBANGAN & REKLAMASI RKAB TAHUNAN
PRACTICE
PENGANGKUTAN IU JASA PERTAMBANGAN

PENGOLAHAN/PEMURNIAN

PENGANGKUTAN IUP PENJUALAN

PEMASARAN PASKA TAMBANG/OPERASI


KAIDAH PERTAMBANGAN YANG BAIK
(GOOD MINING PRACTICE)

• Pasal 95 dan 96 UU No. 4 Tahun 2009 Jo UU No. 3 Tahun 2020 tentang


Pertambangan Mineral dan Batubara mengatur beberapa kewajiban
secara umum yang harus ditaati oleh pemegang IUP dan IUPK, yakni:
salah satunya menerapkan kaidah teknik pertambangan yang baik
• Pasal 3 PerMen ESDM No 26 Tahun 2018: Pemegang IUP Eksplorasi dan
IUPK Operasi Produksi dalam setiap tahapan kegiatan Usaha
Pertambangan wajib melaksanakan kaidah pertambangan Yang Baik yang
meliputi :
a) Kaidah teknik pertambangan yang baik, dan
b) Tata kelola pengusahaan pertambangan
KAIDAH PERTAMBANGAN YANG BAIK
(GOOD MINING PRACTICE)
• Kaidah teknik pertambangan yang baik meliputi: (1). teknis pertambangan;
(2).konservasi Mineral dan Batubara; (3). keselamatan dan kesehatan kerja
pertambangan; (4). keselamatan operasi pertambangan; (5). pengelolaan
lingkungan hidup pertambangan, Reklamasi, dan Pascatambang, serta
Pascaoperasi; dan (6).pemanfaatan teknologi, kemampuan rekayasa, rancang
bangun, pengembangan, dan penerapan teknologi pertambangan.
• Tata kelola pengusahaan pertambangan, meliputi: (1). pemasaran; (2). keuangan;
(3). pengelolaan data; (4). pemanfaatan barang, jasa, dan teknologi; (5).
pengembangan tenaga kerja teknis pertambangan; (6). pengembangan dan
pemberdayaan masyarakat setempat; (7). kegiatan lain di bidang Usaha
Pertambangan yang menyangkut kepentingan umum; (8). pelaksanaan kegiatan
sesuai dengan IUP atau IUPK; dan (9). jumlah, jenis, dan mutu hasil Usaha
Pertambangan.
PENGUASAAN DAN PENGELOLA SDA MINERBA
Pasal 3 UU No. 3 Tahun 2020

• Mineral dan Batubara sebagai sumber daya alam yang tak terbarukan
merupakan kekayaan nasional dikuasai oleh negara untuk sebesar-besar
kesejahteraan rakyat.
• Penguasaan Mineral dan Batubara oleh negara diselenggarakan oleh
Pemerintah Pusat (dan/atau Pemerintah Daerah dihilangkan, Pemerintah
Kabupaten/Kota UU 23 Tahun 2014)
• Penguasaan dilaksanakan melalui fungsi kebijakan, pengaturan,
pengurusan, pengelolaan, dan pengawasan.
RENCANA PENGELOLAAN MINERBA
Pasal 8 & 9 UU No. 3 Tahun 2020
• Menteri menetapkan rencana pengelolaan Mineral dan Batubara nasional secara sistematis,
terpadu, terarah, menyeluruh, transparan, dan akuntabel sebagai sebagai pedoman dalam
penyelenggaraan pengelolaan
Mineral dan Batubara
• Disusun dengan mempertimbangkan: (1). daya dukung sumber daya alam dan lingkungan
menurut data dan informasi geospasial dasar dan
tematik; (2). pelestarian lingkungan hidup; (3) rencana tata ruang wilayah dan/atau
rencana zonasi; (4) perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi; (5) tingkat
pertumbuhan ekonomi; (6) prioritas pemberian komoditas tambang; (7) jumlah dan luas
WP; (7) ketersediaan lahan Pertambangan; dan (8) jumlah sumber daya dan/atau
cadangan Mineral
atau Batubara; danj. ketersediaan sarana dan prasarana.
• Disesuaikan dengan: (1). rencana pembangunan nasional; dan(2) rencana pembangunan
daerah (wajib diintegrasikan dengan RPJP dan RPJMN)
PERIZINAN PERTAMBANGAN

• Perizinan Berusaha adalah legalitas yang diberikan kepada pelaku usaha untuk
memulai dan menjalankan usaha dan?atau kegiatannya.
• Usaha Pertambangan dilaksanakan berdasarkan Perizinan Berusaha dari
Pemerintah Pusat dilaksanakan melalui pemberian: a. nomor induk berusaha;
b. sertifikat standar; dan/atau c. izin.
• IUP diberikan kepada: a. Badan Usaha; b. koperasi; atau c. perusahaan
perseorangan berbentuk badan hukum yang bergerak di bidang Pertambangan
yang didirikanberdasarkan hukum Indonesia dan berkedudukan dalam wilayah
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
• Jenis Perizinan Pertambangan, Izin Usaha Pertambangan (IUP), Izin Usaha Jasa
Pertambangan (IUJP), Izin Pengangkutan dan Penjualan, Izin Pertambangan
Rakyat, Surat Izin Penambangan Batuan (SIPB)
PERIZINAN: IUP EKSPLORASI

• IUP Eksplorasi diberikan untuk melakukan kegiatan pertambangan meliputi: kegiatan


penyelidikan umum, eksplorasi, dan studi kelayakan (Pasal 36 UU 3/2020)
• Besarnya luran Tetap lzin Usaha Pertambangan Eksplorasi adalah: Luas Wilayah x US$
2.00/Hektar/TahunTarif
• Jangka waktu kegiatan Eksplorasi diberikan selama: a. 8 (delapan) tahun untuk Pertambangan
Mineral logam; 3 (tiga) tahun untuk Pertambangan Mineral bukan logam; c. 7 (tujuh) tahun
untuk Pertambangan Mineral bukan logam jenis tertentu; d. 3 (tiga) tahun untuk Pertambangan
batuan; atau e. 7 (tujuh) tahun untuk Pertambangan Batubara (Pasal 42 UU 3/2020)
• Jangka waktu kegiatan Eksplorasi Pertambangan Mineral logam dan Pertambangan Batubara
dapat diberikan perpanjangan selama 1 (satu) tahun setiap kali perpanjangan setelah
memenuhi persyaratan (Pasal 42 UU 3/2020)
• Pemegang IUP yang telah menyelesaikan kegiatan Eksplorasi dijamin untuk dapat melakukan
kegiatan Operasi Produksi sebagai kelanjutan kegiatan usaha pertambangannya, akan tetapi
wajib wajib memenuhi persyaratan administratif, teknis, lingkungan, dan finansial (Pasal 46 UU
3/2020)
PERIZINAN: IUP EKSPLORASI

• Luasan IUP eksplorasi:


Pemegang IUP pada tahap kegiatan Eksplorasi Mineral logam diberi WIUP paling
luas 100.000 (seratus ribu) hectare (Pasal 52 UU 3/2020)
Pemegang IUP pada tahap kegiatan Eksplorasi Mineral bukan logam diberi WIUP
paling luas 25.000 (dua puluh lima ribu) hectare (Pasal 55 UU 3/2020)
Pemegang IUP pada tahap kegiatan Eksplorasi batuan diberi WIUP paling luas
5.OO0 (lima ribu) hectare (Pasal 58 UU 3/2020)
Pemegang IUP pada tahap kegiatan Eksplorasi Batubara diberi WIUP paling iuas
5O.OO0 (lima puluh ribu) hektare. Dalam rangka konservasi Mineral dan
Batubara,Pemegang IUP untuk tahap kegiatan Operasi Produksi Mineral logam atau
Batubara dapat mengajukan permohonan persetujuan perluasan WIUP kepada
Menteri (Pasal 61 dan 62 A UU 3/2020)
Kegiatan Eksplorasi
Pasal 8 & 9 PerMen ESDM No. 25 Tahun 2018

• Pemegang IUP/K Eksplorasi wajib menyusun rencana kegiatan Eksplorasi yang paling
sedikit terdiri atas: tujuan, tahapan, lokasi, metode, pelaksana, waktu dan biaya yang
disusun dalam RKAB Tahunan
• Pemegang IUP/K Eksplorasi dan IUPK Eksplorasi wajib melaksanakan kegiatan
Eksplorasi sesuai dengan rencana kegiatan Eksplorasi
• Eksplorasi adalah Tahapan kegiatan usaha pertambangan untuk memperoleh informasi
secara terperinci dan teliti tentang lokasi, bentuk, dimensi, sebaran, kualitas dan
sumber daya terukur dari bahan galian, serta informasi mengenai lingkungan sosial dan
lingkungan hidup.
• Pemegang IUP Eksplorasi dan IUPK Eksplorasi setelah selesai pelaksanaan kegiatan
Eksplorasi wajib menyusun laporan lengkap Eksplorasi.
PERIZINAN: IUP OPERASI PRODUKSI

• IUP Operasi Produksi diberikan untuk melakukan kegiatan pertambagan meliputi:


kegiatan konstruksi, penambangan, Pengolahan dan/atauPemurnian atau
Pengembangan dan/atau Pemanfaatan, serta Pengangkutan dan Penjualan (Pasal
36 UU 3/2020).
• Dalam rangka konservasi Mineral dan Batubara, pemegang IUP atau IUPK tahap
kegiatan Operasi Produksi wajib melakukan kegiatan Eksplorasi lanjutan setiap
tahun dan menyediakan anggaran (Pasal 36A UU 3/2020).
• Jangka waktu kegiatan Operasi Produksi:
Pertambangan Mineral logam paling lama 20 (dua puluh) tahun dan dijamin
memperoleh perpanjangan 2 (dua) kali masing-masing 10 (sepuluh) tahun setelah
memenuhi persyaratan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
PERIZINAN: IUP OPERASI PRODUKSI

 Pertambangan Mineral bukan logam paling lama 10 (sepuluh) tahun dan dijamin memperoleh
perpanjangan 2 (dua) kali masing-masing 5 (lima) tahun
 Pertambangan Mineral bukan logam jenis tertentu paling lama 20 (dua puluh) tahun dan dijamin
memperoleh perpanjangan 2 (dua) kali masing masing 10 (sepuluh) tahun
 Pertambangan batuan paling lama 5 (lima) tahun dan dijamin memperoleh perpanjangan 2 (dua) kali
masing-masing 5 (lima) tahun
 Pertambangan Batubara paling lama 20 (dua puluh) tahun dan dijamin memperoleh perpanjangan 2
(dua) kali masing-masing 10 (sepuluh) tahun
 Pertambangan Mineral logam yang terintegrasi dengan fasilitas pengolahan dan/atau pemurnian
selama 30 (tiga puluh) tahun dan dijamin memperoleh perpanjangan selama 10 (sepuluh) tahun
setiap kali perpanjangan
 Pertambangan Batubara yang terintegrasi dengan kegiatan Pengembangan dan/atau Pemanfaatan
selama 30 (tiga puluh) tahun dan dijamin memperoleh perpanjangan selama 10 (sepuluh) tahun
setiap kali perpanjangan
PERIZINAN: IZIN USAHA JASA PERTAMBANGAN
• Izin Usaha Jasa Pertambangan (IUJP) adalah izin yang diberikan untuk melakukan kegiatan usaha
jasa pertambangan inti yang berkaitan dengan tahapan dan/atau bagian kegiatan usaha
pertambangan.
• IUJP diberikan untuk jangka waktu paling lama 5 (lima) tahun dan dapat diperpanjang untuk jangka
waktu 3 (tiga) tahun setiap kali perpanjangan.
• Pemegang IUP atau IUPK wajib menggunakan perusahaan Jasa Pertambangan lokal dan/ataunasional
• Jenis usaha Jasa Pertambangan yaitu pelaksanaan di bidang: a.Penyelidikan Umum; b. Eksplorasi; c.
Studi Kelayakan; d. Konstruksi Pertambangan; e. Pengangkutan; f. lingkungan Pertambangan; g.
Reklamasi dan Pascatambang; h. keselamatan Pertambangan; dan/atau i. Penambangan.
• Dalam hal pemegang IUP atau IUPK menggunakan Jasa Pertambangan, tanggung jawab kegiatan
Usaha Pertambangan tetap dibebankan kepada pemegang IUP atau IUPK.
• Kegiatan usaha Jasa Pertambangan dapat dilakukan oleh BUMN, badan usaha milik daerah, Badan
Usaha swasta, koperasi, atau perusahaan perseorangan sesuai dengan klasifikasi dan kualifikasi yang
ditetapkan oleh Menteri.
• Pelaku UJP wajib mengutamakan penggunaan kontraktor lokal dan tenaga kerja lokal.
PERIZINAN: IUP PENJUALAN
Pasal 105

• Badan usaha yang tidak bergerak pada Usaha Pertambangan yang akan
menjual Mineral dan/atau Batubara yang tergali wajib memiliki IUP untuk
Penjualan diberikan oleh Menteri untuk 1 (satu) kali Penjualan
• Penjualan Mineral dan/atau Batubara yang tergali dikenai iuran produksi
atau pajak daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
• Badan usaha wajib menyampaikan laporan hasil Penjualan Mineral
dan/atau Batubara yang tergali kepada Menteri.
KEGIATAN EKSPLORASI
Kepmen 1827 Th 2018 Lamp II Hal 39-54
Perecanaan Eksplorasi

• Pemegang IUP/K Eksplorasi wajib menyusun rencana kegiatan


Eksplorasi yang sesuai dengan perizinan eksplorasi yang dimiliki

• Rencana kegiatan Eksplorasi yang paling sedikit terdiri atas:


tujuan, tahapan, lokasi, metode, pelaksana, waktu dan biaya yang
disusun dalam RKAB Tahunan
Pelaksanaan Eksplorasi

Pemegang IUP/K Eksplorasi melaksanakan kegiatan eksplorasi sesuai dengan rencana


eksplorasi.
Penyelidikan Umum dilakukan dengan kegiatan eksplorasi pendahuluan terdiri atas:
 studi pustaka dan basis data dengan menggunakan referensi yang sudah dipublikasikan
dan/atau dapat dipertanggung jawabkan;
 survei tinjau: Survei tinjau terdiri dari pemetaan geologi regional (reconnaissance),
penginderaan jauh, pendataan singkapan, dan/atau pemetaan batuan pembawa
komoditas tambang. Hasil kegiatan survei tinjau digambarkan dalam peta dengan skala
minimal 1 : 50.000;
 Prospeksi: prospeksi menggambarkan kondisi geologi lokal daerah penyelidikan yang
paling kurang didukung dengan data dan dokumentasi lapangan serta hasil interpretasi
dari peta geologi regional mengenai keberadaan endapan mineral dan batubara. Hasil
kegiatan prospeksi digambarkan dalam peta dengan skala paling kurang 1 : 25.000.
Pelaksanaan Eksplorasi

Kegiatan eksplorasi dilakukan dengan kegiatan eksplorasi rinci, terdiri atas:


1. Teknik eksplorasi:
 Pemetaan geologi, berdasarkan data aktual lapangan dan bukan hasil perbesaran peta
geologi regional menggambarkan informasi geologi secara rinci dengan skala menyesuaikan
hasil kegiatan survei tinjau dan/atau kegiatan prospeksi dan Informasi geologi meliputi
uraian satuan batuan, struktur geologi, kolom stratigrafi, dan penampang geologi;
 Penyelidikan geofisika, dilengkapi dengan interpretasi data yang sesuai dengan
karakteristik cebakan atau genesa endapan mineral dan dilakukan oleh Tenaga Teknis
Pertambangan yang Berkompeten
 Penyelidikan geokimia, dilakukan untuk eksplorasi mineral logam dengan pola pengambilan
conto secara sistematis sesuai kaidah dan standar dalam kegiatan eksplorasi dan hasilnya
disajikan dengan peta anomali geokimia yang menunjukan lokasi pengambilan conto, jenis
conto, unsur utama, dan unsur jejak;
Pelaksanaan Eksplorasi

 Teknik eksplorasi:
 Pembuatan parit uji; pembuatan parit uji mempertimbangkan kondisi geologi, karakteristik
endapan, dan penyebaran komoditas tambang serta dibuat mulai dari bagian yang paling
rendah;
 Pembuatan sumur uji; pembuatan sumur uji mempertimbangkan kondisi geologi,
karakteristik endapan, dan penyebaran komoditas tambang;
 Pengeboran; pengeboran mempertimbangkan kondisi antara lain geologi permukaan,
geologi bawah permukaan, dan penyebaran endapan;
 Pemercontoan; harus mempertimbangkan tipe endapan, jenis komoditas, metode, lokasi
pengambilan, waktu pengambilan, dan/atau keterwakilan distribusi conto terhadap luas
daerah dan kondisi endapan
 Pengelolaan conto; (i) pengelolaan conto, meliputi preparasi conto, dokumentasi conto,
deskripsi conto, dan penyimpanan conto.
 Analisis conto; analisis conto dilakukan di laboratorium yang terakreditasi;
Pelaksanaan Eksplorasi

2. Survei Eksplorasi:
 Pemetaan topografi; pemetaan topografi dilakukan menggunakan titik kontrol
yang diikatkan ke jaring kontrol horizontal nasional dengan sistem referensi
geospasial mengacu kepada instansi pemerintah yang menyelengarakan urusan
pemerintah di bidang survei dan pemetaan;
 Survei titik bor (Collar Survey). titik bor yang telah selesai dilakukan
pengeboran diukur posisinya dengan menggunakan metode survei terestris
(ground survey) dan diikatkan dengan titik kontrol
3. Estimasi sumber daya:
 Pengelolaan data hasil eksplorasi: pengelolaan data hasil eksplorasi dilakukan
oleh pemegang IUP/K Eksplorasi dalam satu sistem basis data yang mencakup
seluruh data hasil kegiatan eksplorasi yang sudah divalidasi terlebih dahulu
 Pemodelan geologi dan estimasi sumber daya: pemodelan geologi dan estimasi
sumber daya paling kurang terdiri atas interpretasi dan/atau korelasi geologi,
pemodelan geologi, dan estimasi sumber daya;
Pernyataan Sumber daya dan Cadangan Ekplorasi
(Resources and Reserve Statement)

Mineral dan Batubara:


Rekonsiliasi data sumber daya dan cadangan disusun/dilakukan setiap
tahun dan rekonsiliasi tersebut selesai pada bulan Juli;
Pemegang IUP dan IUPK dalam waktu paling lambat 15 (lima belas) hari
sejak rekonsiliasi memberikan pernyataan sumber daya dan cadangan
kepada Menteri melalui Direktur Jenderal atau gubernur sesuai
kewenangannya;
Pencatatan di bursa saham (listing)
Pemegang IUP dan IUPK menyampaikan pernyataan sumber daya dan
cadangan yang akan dicatatkan di bursa saham (listing) kepada Direktur
Jenderal atas nama Menteri;
Tanggung jawab dan tanggung gugat terhadap suatu pernyataan sumber
daya dan cadangan berada pada Orang yang Berkompeten dan pemegang
IUP dan IUPK.
STUDI KELAYAKAN
Kepmen 1827 Th 2018 Lamp II Hal 39-54
Ketentuan Umum Studi Kelayakan

• Pemegang IUP Eksplorasi atau IUPK Eksplorasi wajib melakukan studi kelayakan
yang mengacu kepada laporan lengkap eksplorasi;
• Kegiatan studi kelayakan hanya dapat dilakukan setelah pelaksanaan eksplorasi
sudah mencapai sekurangkurangnya 70% (tujuh puluh persen) dari total luasan
WIUP atau WIUPK dan telah diperoleh sumber daya terunjuk dan/atau terukur,
atau setelah seluruh area prospek sudah dieksplorasi dengan klasifikasi minimal
sumber daya terunjuk dan/atau terukur;
• Kegiatan studi kelayakan dilakukan oleh Tenaga Teknis Pertambangan yang
berkompeten;
• kajian kelayakan teknis dalam studi kelayakan paling kurang terdiri atas: a)
keadaan umum; b) geologi dan keadaan endapan; c) sumber daya dan
cadangan; d) kajian geoteknik tambang; e) infrastruktur yang telah tersedia; f)
kajian hidrologi dan hidrogeologi; g) kajian air asam tambang; h) perencanaan
tambang; i) perencanaan pengolahan dan/atau pemurnian; j) perencanaan
pengangkutan dan penumpukan; dan k) kajian risiko;
Sumber Daya dan Cadangan Studi Kelayakan

Sumber daya paling kurang terdiri atas: a) estimasi sumber daya sesuai
dengan SNI 5015:2011 atau SNI 4726:2011 beserta perubahannya; dan b)
kuantitas, kualitas/kadar, lokasi, dan klasifikasi sumber daya;
Cadangan paling kurang terdiri atas: a) estimasi cadangan sesuai dengan
SNI 5015:2011 b) kuantitas, kualitas/kadar, lokasi, dan klasifikasi
cadangan; dan c) cadangan berasal dari konversi sumber daya tertunjuk
dan/atau terukur;tau SNI 4726:2011 beserta perubahannya;
Pelaksana estimasi sumber daya dan estimasi cadangan a) estimasi
sumber daya wajib dilakukan oleh Orang yang Berkompeten; b) estimasi
cadangan wajib dilakukan oleh Orang yang Berkompeten;
Geoteknik tambang, Hidrologi dan Hidrogeologi, Kajian Air Asam
Tambang, Perencanaan Pengolahan dan/atau Pemurnian, Perencanaan
Pengangkutan dan Penumpukan, Perubahan Studi Kelayakan
KONSTRUKSI DAN PENGUJIAN ALAT
PERTAMBANGAN (COMMISSIONING)
Kepmen 1827 Th 2018 Lamp II Hal 39-54
Ketentuan Umum
Konstruksi dan Pengujian Alat Pertambangan
Pemegang IUP atau IUPK Operasi Produksi menyusun rencana konstruksi yang
mengacu pada dokumen studi kelayakan yang sudah disetujui;
Konstruksi terdiri atas pembangunan sarana, prasarana, dan instalasi termasuk
penyediaan alat pertambangan dan pengujian alat pertambangan
(commissioning);
Pengujian alat pertambangan (commissioning) meliputi pengujian terhadap
unit dan/atau alat berat yang akan digunakan dalam operasional
penambangan;
Pelaksanaan konstruksi dilakukan sesuai dengan rencana kerja teknis;
Pelaksanaan konstruksi terlebih dahulu dilakukan pemasangan tanda batas
WIUP atau WIUPK;
Pemasangan tanda batas dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang mengatur mengenai tata cara pemasangan tanda
batas WIUP dan WIUPK
Perencanaan
Konstruksi dan Pengujian Alat Pertambangan
Pemegang IUP atau IUPK eksplorasi dan IUP atau IUPK Operasi Produksi
menggunakan instalasi dan peralatan pertambangan yang memenuhi kelaikan
teknis;
Dalam rangka pemenuhan kelaikan teknis dilakukan pengujian alat
pertambangan (commissioning) oleh Tenaga Teknis Pertambangan yang
Berkompeten yang ditunjuk Kepala Teknik Tambang;
Rencana kerja teknis konstruksi untuk pembangunan sarana, prasarana, dan
instalasi disusun dalam tingkatan detail engineering design (DED)
Rencana kerja teknis konstruksi untuk penyediaan alat pertambangan
Rencana kerja teknis konstruksi untuk pengujian alat pertambangan
Sarana dan prasarana untuk kepentingan pemeliharaan dan atau perawatan
peralatan pertambangan memiliki kapasitas yang ditetapkan berdasarkan hasil
kajian teknis dengan mempertimbangkan jumlah, jenis dan kondisi peralatan;
Pelaksanaan
Konstruksi dan Pengujian Alat Pertambangan
Pembangunan sarana, prasarana, dan instalasi yang dilakukan di luar WIUP
atau WIUPK untuk menunjang usaha kegiatan pertambangan wajib memiliki
izin wilayah dari Menteri, gubernur, atau bupati/walikota sesuai
kewenangannya;
Pengawasan terhadap pelaksanaan konstruksi:
Kepala Teknik Tambang memastikan bahwa pelaksanaan konstruksi telah
memenuhi kelaikan teknis;
inspektur tambang melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan konstruksi
berpedoman kepada rencana kerja teknis konstruksi, RKAB Tahunan dan/atau
studi kelayakan;
inspektur tambang dalam melakukan pengawasan dapat menghentikan
sementara pelaksanaan konstruksi yang tidak sesuai dengan rencana kerja
teknis konstruksi, RKAB Tahunan, dan/atau Studi Kelayakan
Pelaksanaan
Konstruksi dan Pengujian Alat Pertambangan
Kelaikan teknis:
Konstruksi dan alat pertambangan dinyatakan laik teknis untuk beroperasi
apabila hasil pengujian, pemeriksaan, dan uji coba operasi menunjukkan
kemampuan beroperasi sekurang-kurangnya 70% (tujuh puluh persen) dari
kapasitas terpasang;
Dalam hal kemampuan beroperasi konstruksi dan alat pertambangan kurang
dari 70% (tujuh puluh persen) dari kapasitas terpasang maka menyampaikan
laporan khusus upaya pemenuhan kelaikan teknis;
Inspektur tambang melakukan pengawasan pelaksanaan pengujian,
pemeriksaan hasil pengujian, serta uji coba operasi terhadap konstruksi, dan
alat pertambangan dalam rangka memenuhi kriteria kelaikan teknis;
 Perubahan dan/atau penambahan terhadap konstruksi perubahan dan/atau
penambahan terhadap konstruksi yang sudah ada (existing construction)
berdasarkan kajian teknis dan tertuang dalam persetujuan RKAB Tahunan.
PENAMBANGAN
Kepmen 1827 Th 2018 Lamp II Hal 39-54
Ketentuan Umum Penambangan

Pemegang IUP atau IUPK Operasi Produksi wajib menyusun rencana


penambangan yang mengacu pada dokumen studi kelayakan yang sudah
disetujui;
Rencana penambangan meliputi rencana penambangan tahunan, triwulan, dan
bulanan,
Rencana penambangan triwulan dan bulanan dituangkan dalam rencana kerja
teknis penambangan yang dapat diperiksa sewaktu-waktu oleh Inspektur
Tambang;
Rencana penambangan dan rencana kerja teknis penambangan
Urutan penambangan disajikan pada bentuk peta yang dilengkapi dengan
penampang melintang (cross section) dan tabel yang berisi: (i) kemajuan dan
arah penambangan; dan (ii). lokasi, luas, dan elevasi blok.
Ketentuan Umum Penambangan

Urutan penimbunan batuan penutup disajikan dalam bentuk peta yang


dilengkapi dengan penampang melintang (cross section) dan tabel yang berisi:
i. kemajuan dan arah penimbunan; dan ii. lokasi, luas, elevasi, dan kapasitas
timbunan.
pemberaian batuan penutup menggunakan metode peledakan, rencana
peledakan, salah satunya memuat: geometri dan dimensi pengeboran dan
jumlah lubang ledak;
sistem pengelolaan air tambang disajikan dalam bentuk peta dan tabel salah
satunya memuat: saluran penyaliran dan arah penyaliran;
sistem pengelolaan geoteknik salah satunya memuat: geometri dan dimensi
bukaan tambang dan timbunan dan/atau lubang bukaan bawah tanah
Pelaksanaan kegiatan penambangan dilakukan oleh Tenaga Teknis
Pertambangan yang Berkompeten.
Pelaksanaan Penambangan:
Metode Tambang Permukaan
Pembersihan Lahan (Land Clearing) salah satunya tahapannya pembersihan
lahan dilakukan setiap akan melakukan pengupasan tanah pucuk;
Penanganan Tanah Pucuk salah satu tahapannya adalah pengupasan tanah
pucuk dilakukan setiap akan melakukan pengupasan batuan penutup;
Pemberaian batuan (rock breakage) salah satu kegiatannya adalah pemberaian
batuan dilakukan dengan menggunakan metode pengeboran dan peledakan,
Pengupasan Batuan Penutup salah satunya memuat: rencana kerja teknis
penambangan untuk pengupasan batuan penutup meliputi rencana harian dan
mingguan yang dapat diperiksa sewaktu-waktu oleh inspektur tambang;
Pengupasan Material Lumpur salah satunya memuat: pengupasan material
lumpur hanya dapat dilakukan setelah ada kajian teknis
Penimbunan Batuan Penutup di Luar Bukaan Tambang (Out Pit Dump);
penimbunan batuan penutup tidak boleh ditempatkan pada area yang
terdapat sumber daya dan/atau cadangan mineral atau batubara
Pelaksanaan Penambangan:
Metode Tambang Permukaan
Penimbunan Batuan Penutup di Dalam Bukaan Tambang (In Pit Dump) (i) dalam
hal area penimbunan batuan penutup berada di lokasi yang telah selesai
ditambang (inpit), dasar area timbunan bebas dari lapisan batuan yang dapat
menjadi bidang gelincir serta bebas air dan/atau lumpur;
Penimbunan Material Lumpur (i) dalam hal batuan penutup berupa lumpur
dilakukan penanganan untuk mengurangi kandungan air sebelum dilakukan
kegiatan penimbunan;
Penggunaan Tanggul Laut (Sea Dyke) dalam Penambangan (i) penambangan di
laut dengan menggunakan tanggul laut (sea dyke) memperhatikan rencana
tata ruang wilayah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
Pengalihan sungai (i) dalam hal penambangan perlu melakukan pengalihan
sungai untuk optimasi cadangan dan keberlanjutan umur tambang maka
mempertimbangkan orde dan sempadan sungai, serta mendapatkan
persetujuan prinsip dari instansi yang berwenang.
Pelaksanaan Penambangan:
Metode Tambang Permukaan
Pengalihan Jalan Umum (i) dalam hal penambangan perlu melakukan pengalihan jalan
umum dalam rangka keberlanjutan umur tambang maka mempertimbangkan
ketentuan peraturan perundang-undangan dari instansi terkait dan menyusun kajian
teknis
Penambangan Bersama Perbatasan WIUP (i) dalam hal dilakukan penambangan
bersama antar pemegang IUP Operasi Produksi untuk keberlanjutan umur tambang
maka wajib mematuhi ketentuan peraturan perundang-undangan
Penempatan Batuan Penutup di Luar WIUP (i) dalam hal dilakukan penempatan batuan
penutup di luar WIUP karena tidak tersedianya area yang cukup maka wajib mematuhi
ketentuan peraturan perundang-undangan
Penggalian Mineral dan Batubara (i) penggalian sesuai rencana penambangan;
Lereng Penambangan (i) dalam hal ditemukan kondisi geologi yang belum
teridentifikasi dalam kajian geoteknik sebelumnya maka melakukan: (a) langkah
pengamanan terhadap lereng; (b) meningkatkan intensitas pemantauan pergerakan
lereng; (c) memastikan kestabilan lereng dan tindak lanjut hasil pemantauan; dan (d)
membuat kajian geoteknik lanjutan yang sewaktu-waktu dapat diperiksa oleh
Inspektur Tambang.
Pelaksanaan Penambangan:
Metode Tambang Permukaan
Lereng Akhir Penambangan (i) pengaturan lereng akhir penambangan sesuai
dengan dokumen studi kelayakan yang telah disetujui;
Pengelolaan Air Tambang (i) fasilitas penampungan air tambang, serta fasilitas
pengendapan memiliki kapasitas sekurang-kurangnya 1,25 (satu koma dua
puluh lima) kali volume air tambang pada curah hujan tertinggi selama 84
(delapan puluh empat) jam;
Penumpukan Mineral dan Batubara (i) tempat penumpukan memenuhi syarat:
(a) tidak boleh ditempatkan pada area yang terdapat cadangan mineral atau
batubara;
Jalan Pertambangan (i) lebar jalan tambang/produksi mempertimbangkan alat
angkut terbesar yang melintasi jalan tersebut paling kurang: i. tiga setengah
kali lebar alat angkut terbesar, untuk jalan tambang dua arah ii. dua kali lebar
alat angkut terbesar, untuk jalan tambang satu arah iii. lebar jalan pada
jembatan sesuai ketentuan di atas.
Pelaksanaan Penambangan
Metode Tambang Bawah Tanah

 Tambang Bawah Tanah, dalam melaksanakan penambangan bawah


tanah membuat rencana penambangan dan rencana kerja teknis
penambangan
Pelaksanaan a) Pembuatan Jalan Masuk, Lubang Bukaan, Penyanggaan,
Ventilasi, Pengelolaan Air Tambang Bawah Tanah, Pengelolaan Lumpur
(wet muck), Penyangga Alami, Amblesan Permukaan (Surface
Subsidence)
Tambang Bawah Air: penambangan dengan metode tambang bawah air
menggunakan Kapal Keruk. Pelaksanaan: Kapal Keruk yang dioperasikan
di pertambangan memiliki spesifikasi teknis dan memenuhi kriteria
unjuk kerja peralatan
Pelaksanaan Penambangan
Metode Tambang Bawah Air
 Tambang Bawah Air: penambangan dengan metode tambang bawah air menggunakan Kapal Keruk.
 Kapal Keruk yang dioperasikan memiliki spesifikasi teknis dan memenuhi kriteria unjuk kerja
peralatan
 dalam merencanakan lokasi penambangan kapal keruk yang beroperasi di laut mempertimbangkan
kondisi cuaca sepanjang tahun, morfologi dasar laut, jalur lalu lintas kapal, dan bentuk endapan;
 penempatan lokasi operasional sesuai dengan koordinat yang telah direncanakan dan telah ditetapkan
oleh bagian survei;
 koordinat yang telah ditetapkan diukur dengan menggunakan peralatan global navigation satellite
system;
 posisi operasional kapal keruk dapat dipantau secara real time dan dipastikan tidak keluar dari WIUP;
 dalam hal kapal keruk dioperasikan pada fasilitas pengendapan maka ketentuan pada huruf b, huruf c,
dan huruf d dapat dikecualikan;
 Kepala Teknik Tambang menetapkan tata cara baku penambangan bawah air dengan Kapal Keruk
termasuk pemeliharaan dan perawatan;
 Kapal Isap dan Ponton Isap Produksi
Ketentuan Umum Peralatan Penambangan

 jenis, jumlah, dan kapasitas peralatan dilengkapi dengan informasi unjuk kerja peralatan;
 peralatan utama dan peralatan pendukung memenuhi kelaikan teknis;
 unjuk kerja peralatan meliputi: (1) ketersediaan fisik atau physical availability (PA) adalah persentase
waktu ketersediaan yang dihitung berdasarkan perbandingan antara waktu kerja ditambah waktu
tidak beroperasi/tunggu dibagi dengan waktu kerja ditambah waktu tidak beroperasi/tunggu dan
waktu perbaikan
 Nilai unjuk kerja peralatan utama: (1) ketersediaan fisik atau physical availability (pa) peralatan
tambang paling kurang 90% (sembilan puluh persen);
Peralatan Penambangan_ Pelaksanaan

 Alat Gali-Muat (1) kapasitas alat gali-muat mampu memuat material ke alat angkut tidak boleh lebih
dari 5 (lima) kali pemuatan dan tidak boleh kurang dari 3 (tiga) kali pemuatan;
 Alat Angkut, (1) dalam rangka sinkronisasi peralatan, kapasitas truk pengangkut dari permuka kerja
mampu memuat material tidak boleh lebih dari 5 (lima) kali pengisian dan tidak boleh kurang dari 3
(tiga) kali pengisian dari alat gali-muat
 Rope Haulage (Derek) dan Hoist (1) penggunaan system angkutan dengan menggunakan Rope Haulage
(derek) dan Hoist didasarkan hasil kajian teknis
 Load Haul Dump (LHD) (1) dimensi LHD disesuaikan dengan dimensi lubang bukaan yang tersedia,
lebar LHD tidak boleh lebih dari 0,8 (nol koma delapan) kali lebar lubang bukaan;
 Truk Tambang Bawah Tanah (Underground truck) (1) dimensi truk tambang bawah tanah disesuaikan
dengan dimensi lubang bukaan yang tersedia, lebar truk tambang bawah tanah tidak boleh lebih dari
0,8 (nol koma delapan) kali lebar lubang bukaan;
 Peralatan Pendukung (Supporting Unit) (1) dilarang mengalihfungsikan alat gali-muat dan alat angkut
menjadi peralatan pendukung atau sebaliknya tanpa kajian teknis;
 Alat Gali Mekanis Kontinyu (1) pemilihan metode penambangan dengan alat gali mekanis kontinyu
berdasarkan kajian teknis yang paling kurang mempertimbangkan kekuatan gigi gali dan karakteristik
batuan.
PENGOLAHAN DAN PEMURNIAN
Kepmen 1827 Th 2018 Lamp II Hal 39-54
UMUM

• pemegang IUP atau IUP Operasi Produksi Khusus Pengolahan dan


Pemurnian menyusun rencana pengolahan dan/atau pemurnian;
• rencana pengolahan dan/atau pemurnian wajib disusun oleh Tenaga
Teknik yang Kompeten;
• konstruksi pabrik pengolahan dan pemurnian mempertimbangkan faktor
kegempaan yang paling kurang terdiri atas koefisien gempa (Peak Ground
Acceleration) perencanaan ketahanan gempa untuk struktur bangunan
sesuai SNI 1726:2012 atau perubahannya, dan penanggulangan pasca
gempa;
• pemegang IUP atau IUP Operasi Produksi Khusus Pengolahan dan/atau
Pemurnian melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap unjuk kerja
pabrik pengolahan dan/atau pemurnian secara berkelanjutan dalam
rangka optimasi unjuk kerja;
UMUM

• pengoptimalan unjuk kerja pabrik pengolahan dan/atau pemurnian


• dalam hal terdapat perubahan jumlah dan kapasitas peralatan
utama serta penggunaan teknologi baru maka menyampaikan
kajian teknis kepada Kepala Inspektur Tambang;
• penanganan material pada kegiatan pengolahan dan/atau
pemurnian dilakukan berdasarkan jenis, bentuk, sifat, dan potensi
bahaya yang dimiliki suatu material;
PENGANGKUTAN
Kepmen 1827 Th 2018 Lamp II Hal 39-54
Ketentuan Umum

• a) pelaksanaan pengangkutan tidak boleh melebihi 80% (delapan puluh


persen) dari kapasitas jalur pengangkutan; b) pelaksanaan pengangkutan
tidak boleh melebihi kekuatan daya dukung jalur pengangkutan; c)
dalam hal pengangkutan menggunakan atau melewati jalur angkutan
umum maka mengikuti ketentuan peraturan perundang-undangan; d)
volume dan berat komoditas tambang/mineral atau batubara yang
diangkut dilakukan pengukuran dan pencatatan; e) pengangkutan
material berbentuk pasiran terlebih dahulu dilakukan pengurangan kadar
air sampai memenuhi ketentuan transportation moisture limit; f) Kepala
Teknik Tambang menetapkan tata cara baku pelaksanaan pengangkutan,
pemeliharaan dan perawatan serta pengaturan lalu lintas di jalur
angkut;
Ketentuan Umum

• pelaksanaan pengangkutan tidak boleh melebihi 80% (delapan puluh persen) dari
kapasitas jalur pengangkutan;
• pelaksanaan pengangkutan tidak boleh melebihi kekuatan daya dukung jalur
pengangkutan;
• dalam hal pengangkutan menggunakan atau melewati jalur angkutan umum
maka mengikuti ketentuan peraturan perundang-undangan;
• volume dan berat komoditas tambang/mineral atau batubara yang diangkut
dilakukan pengukuran dan pencatatan;
• pengangkutan material berbentuk pasiran terlebih dahulu dilakukan
pengurangan kadar air sampai memenuhi ketentuan transportation moisture
limit;
• Kepala Teknik Tambang menetapkan tata cara baku pelaksanaan pengangkutan,
pemeliharaan dan perawatan serta pengaturan lalu lintas di jalur angkut;
Pengangkutan

• Pengangkutan dengan Truk


• Pengangkutan dengan Konveyor
• Pengangkutan dengan Lokomotif dan Lori
• Pengangkutan dengan Pipa
• Pengangkutan dengan Tongkang
PENGELOLAAN TEKNIS PASCATAMBANG
Kepmen 1827 Th 2018 Lamp II Hal 39-54
Ketentuan Umum

• pemegang IUP atau IUPK Operasi Produksi wajib menyusun rencana


pascatambang yang mengacu pada dokumen studi kelayakan dan
dokumen pascatambang yang sudah disetujui.
Pelaksanaan Pengelolaan Teknis
Pascatambang Tambang Permukaan

• Kepala Teknik Tambang menetapkan geometri dan dimensi lereng


akhir penambangan dan timbunan berdasarkan hasil kajian teknis;
• dalam hal lubang bekas tambang ditinggalkan maka kestabilan
dinding lubang tambang tersebut dipastikan stabil;
• Kepala Teknik Tambang melakukan upaya penstabilan lereng akhir
penambangan dan timbunan sesuai persetujuan dokumen
pascatambang;
Pelaksanaan Pengelolaan Teknis
Pascatambang Tambang Bawah Tanah

• Kepala Teknik Tambang menetapkan batas area amblesan (crack


limit/subsidence area) berdasarkan hasil kajian teknis;
• dalam hal lubang bukaan tambang bawah tanah ditinggalkan maka
akses menuju lubang bukaan tersebut ditutup;
• Kepala Teknik Tambang mendata dan memetakan lokasi dan
kedalaman lubang bekas tambang bawah tanah yang ditinggalkan
• Kepala Teknik Tambang melakukan upaya-upaya pengamanan
lubang bekas tambang bawah tanan dan area amblesan sesuai
persetujuan dokumen pascatambang
JOB DESCRIPTION

• Job description/deskripsi jabatan


merupakan hasil dari analisis jabatan.
• Manfaat deskripsi jabatan dalam
organisasi tambang adalah
memberikan pedoman bagi setiap
pejabat akan fungsi jabatannya,
perincian tugas, wewenang, tanggung
jawab, maupun hubungan-hubungan
antar jabatan.
• Pada sebuah perusahaan tambang
besar biasanya sudah menggunakan
sistem management modern
STRUKTUR
MANAJEMEN MODEREN PERTAMBANGAN

• Dewan Direksi
• Dewan direksi adalah merupakan beberapa orang pemegang saham
perusahaan yang biasanya di pimpin oleh seorang Presiden
Direktur. Dan mereka berkoordinasi kebawah melalui seorang
General Manager untuk meminta laporan jalannya perusahaan.
• General Manager
• General manager adalah merupakan pimpinan perusahaan yang
menentukan arah, strategi perusahaan, dan membawahi beberapa
Senior Manager.
STRUKTUR
MANAJEMEN MODEREN PERTAMBANGAN
Senior Manager membawahi beberapa manager.
Manager adalah merupakan orang yang memimpin pada bidang-bidang
tertentu dan fungsi utamanya adalah manyusun rencana dalam
pengelolaan faktor-faktor operasional yang manjadi tanggung jawabnya.
1. Senior Manager Produksi Membawahi :
a) Manajer Penambangan
b) Manajer Preparasi dan Pengolahan
c) Manajer Penunjang Tambang
d) Manajer Pemasaran
e) Manajer Kesehatan, Keselamatan Kerja dan Lingkungan
f) Manajer Geologi & Eksplorasi
STRUKTUR
MANAJEMEN MODEREN PERTAMBANGAN

2. Senior Manager Administrasi Perusahaan Membawahi :


a) Manajer Keuangan
b) Manajer Pelatihan dan Pengembangan
c) Manajer Hubungan Masyarakat
d) Manajer Sarana Prasarana Umum
e) Manajer Dokumentasi dan Pengarsipan
f) Manajer Informasi dan Teknologi
STRUKTUR
MANAJEMEN MODEREN PERTAMBANGAN
• Fungsi tiap bagian Secara garis besar
adalah sebagi berikut
• Divisi Perencanaan
• Divisi Perencanaan membantu tugas-
tugas manajer dan bertanggung jawab
terhadap perencanaan tambang baik
jangka pendek maupun jangka
panjang, laporan produksi harian/
mingguan/ bulanan, penentuan
sasaran produksi dan kualitas produk.
STRUKTUR
MANAJEMEN MODEREN PERTAMBANGAN

• Divisi Operasi Tambang


• Divisi ini di bagi 2 bagian yaitu bagian
ekplorasi yang bertugas melakukan
ekplorasi yang dibantu oleh para staff
dan bagian penambangan yang
bertanggung jawab pada
pembongkaran, pengangkutan, dan
pemuatan serta kualitas dari bahan
galian itu sendiri
STRUKTUR
MANAJEMEN MODEREN PERTAMBANGAN

• Divisi Pengolahan
• Tugas dari divisi pengolahan antara
lain sebagai pengendali mutu yang
mempunyai fungsi menganalisa bahan
galian yang akan diolah
STRUKTUR
MANAJEMEN MODEREN PERTAMBANGAN

• Divisi K3 dan Lingkungan. Divisi ini


bertanggung jawab terhadap:
a) Keselamatan dan Kesehatan kerja (K-3)
b) Lingkungan, mencegah dampak negative
yang timbul karena operasi tambang,
mengontrol, rekloamasi dan penghijauan
daerah tambang.
c) Perawatan kendaran ringan dan alat-alat
berat.
d) Sarana penerangan daerah tambang.
e) Bangunan kantor dan pabrik pengolahan
STRUKTUR
MANAJEMEN MODEREN PERTAMBANGAN
• Divisi Administrasi dan keuangan. Divisi
administrasi dan keuangan membantu
manajer dan bertanggung jawab terhadap
kegiatan-kegiatan yangmendukung
operasi tambang, anatara lain:
a) Keuangan dan Pembayaran gaji (payroll)
b) Administrasi dan surat-menyurat
c) Personalia dan umum.
d) d. Security / satpam
e) Hubungan kepada pemerintah dan
masarakat setempat
f) Pendidikan dan pelatihan tenaga kerja
Pengkoordinasian Tambang

• Pada tahapan ini perusahaan diminta untuk melakukan koordinasi


secara berkala kepada pemerintah. Perusahaan tambang dapat
berkoordinasi dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya
Mineral Republik Indonesia (ESDM).
Pengontrolan Tambang

• Dan yang terakhir agar dapat melakukan optimalisasi tambang


adalah melakukan kontrol terhadap penambangan. Anda harus
mengontrol hasil penambangan, penjualan hasil penambangan,
pekerjaan penambangan, bahkan Anda juga harus mengontrol
limbah atau kerusakan akibat aktivitas penambangan.
PENGAWASAN PERTAMBANGAN

• Pengawasan merupakan salah satu unsur dalam kegiatan manajemen.


• Pengawasan pada prinsipnya dilakukan sebagai upaya preventif apakah
kegiatan dilakukan sesuai ketentuan yang ada.7 Pengawasan pada
pengelolaan usaha pertambangan pada prinsipnya bertujuan agar
pemegang IUP lebih terarah dalam melakukan aktivitas dalam
rangkaiannya dengan usaha pertambangan, sehingga tidak menyimpang
dari perintah dan larangan yang telah ditetapkan dalam izin.
• Secara teori George R. Terry berpendapat bahwa pengawasan
dimaksudkan untuk menentukan apa yang telah dicapai, mengevaluasi
dan menerapkan tindakan korektif jika perlu, untuk dapat memastikan
hasil yang sesuai dengan rencana.
ENDING

Anda mungkin juga menyukai