Si
081341547866
Irfan.ido@uho.ac.id
MANAJEMEN PERTAMBANGAN
TAHAPAN PERTAMBANGAN
PENYELIDIKAN UMUM JENIS PERIZINAN
KONSTRUKSI KK, PK2B, IUP, IUP/K OP, IPR, SIPB & IPPKH
GOOD
MINING PENAMBANGAN & REKLAMASI RKAB TAHUNAN
PRACTICE
PENGANGKUTAN IU JASA PERTAMBANGAN
PENGOLAHAN/PEMURNIAN
• Mineral dan Batubara sebagai sumber daya alam yang tak terbarukan
merupakan kekayaan nasional dikuasai oleh negara untuk sebesar-besar
kesejahteraan rakyat.
• Penguasaan Mineral dan Batubara oleh negara diselenggarakan oleh
Pemerintah Pusat (dan/atau Pemerintah Daerah dihilangkan, Pemerintah
Kabupaten/Kota UU 23 Tahun 2014)
• Penguasaan dilaksanakan melalui fungsi kebijakan, pengaturan,
pengurusan, pengelolaan, dan pengawasan.
RENCANA PENGELOLAAN MINERBA
Pasal 8 & 9 UU No. 3 Tahun 2020
• Menteri menetapkan rencana pengelolaan Mineral dan Batubara nasional secara sistematis,
terpadu, terarah, menyeluruh, transparan, dan akuntabel sebagai sebagai pedoman dalam
penyelenggaraan pengelolaan
Mineral dan Batubara
• Disusun dengan mempertimbangkan: (1). daya dukung sumber daya alam dan lingkungan
menurut data dan informasi geospasial dasar dan
tematik; (2). pelestarian lingkungan hidup; (3) rencana tata ruang wilayah dan/atau
rencana zonasi; (4) perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi; (5) tingkat
pertumbuhan ekonomi; (6) prioritas pemberian komoditas tambang; (7) jumlah dan luas
WP; (7) ketersediaan lahan Pertambangan; dan (8) jumlah sumber daya dan/atau
cadangan Mineral
atau Batubara; danj. ketersediaan sarana dan prasarana.
• Disesuaikan dengan: (1). rencana pembangunan nasional; dan(2) rencana pembangunan
daerah (wajib diintegrasikan dengan RPJP dan RPJMN)
PERIZINAN PERTAMBANGAN
• Perizinan Berusaha adalah legalitas yang diberikan kepada pelaku usaha untuk
memulai dan menjalankan usaha dan?atau kegiatannya.
• Usaha Pertambangan dilaksanakan berdasarkan Perizinan Berusaha dari
Pemerintah Pusat dilaksanakan melalui pemberian: a. nomor induk berusaha;
b. sertifikat standar; dan/atau c. izin.
• IUP diberikan kepada: a. Badan Usaha; b. koperasi; atau c. perusahaan
perseorangan berbentuk badan hukum yang bergerak di bidang Pertambangan
yang didirikanberdasarkan hukum Indonesia dan berkedudukan dalam wilayah
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
• Jenis Perizinan Pertambangan, Izin Usaha Pertambangan (IUP), Izin Usaha Jasa
Pertambangan (IUJP), Izin Pengangkutan dan Penjualan, Izin Pertambangan
Rakyat, Surat Izin Penambangan Batuan (SIPB)
PERIZINAN: IUP EKSPLORASI
• Pemegang IUP/K Eksplorasi wajib menyusun rencana kegiatan Eksplorasi yang paling
sedikit terdiri atas: tujuan, tahapan, lokasi, metode, pelaksana, waktu dan biaya yang
disusun dalam RKAB Tahunan
• Pemegang IUP/K Eksplorasi dan IUPK Eksplorasi wajib melaksanakan kegiatan
Eksplorasi sesuai dengan rencana kegiatan Eksplorasi
• Eksplorasi adalah Tahapan kegiatan usaha pertambangan untuk memperoleh informasi
secara terperinci dan teliti tentang lokasi, bentuk, dimensi, sebaran, kualitas dan
sumber daya terukur dari bahan galian, serta informasi mengenai lingkungan sosial dan
lingkungan hidup.
• Pemegang IUP Eksplorasi dan IUPK Eksplorasi setelah selesai pelaksanaan kegiatan
Eksplorasi wajib menyusun laporan lengkap Eksplorasi.
PERIZINAN: IUP OPERASI PRODUKSI
Pertambangan Mineral bukan logam paling lama 10 (sepuluh) tahun dan dijamin memperoleh
perpanjangan 2 (dua) kali masing-masing 5 (lima) tahun
Pertambangan Mineral bukan logam jenis tertentu paling lama 20 (dua puluh) tahun dan dijamin
memperoleh perpanjangan 2 (dua) kali masing masing 10 (sepuluh) tahun
Pertambangan batuan paling lama 5 (lima) tahun dan dijamin memperoleh perpanjangan 2 (dua) kali
masing-masing 5 (lima) tahun
Pertambangan Batubara paling lama 20 (dua puluh) tahun dan dijamin memperoleh perpanjangan 2
(dua) kali masing-masing 10 (sepuluh) tahun
Pertambangan Mineral logam yang terintegrasi dengan fasilitas pengolahan dan/atau pemurnian
selama 30 (tiga puluh) tahun dan dijamin memperoleh perpanjangan selama 10 (sepuluh) tahun
setiap kali perpanjangan
Pertambangan Batubara yang terintegrasi dengan kegiatan Pengembangan dan/atau Pemanfaatan
selama 30 (tiga puluh) tahun dan dijamin memperoleh perpanjangan selama 10 (sepuluh) tahun
setiap kali perpanjangan
PERIZINAN: IZIN USAHA JASA PERTAMBANGAN
• Izin Usaha Jasa Pertambangan (IUJP) adalah izin yang diberikan untuk melakukan kegiatan usaha
jasa pertambangan inti yang berkaitan dengan tahapan dan/atau bagian kegiatan usaha
pertambangan.
• IUJP diberikan untuk jangka waktu paling lama 5 (lima) tahun dan dapat diperpanjang untuk jangka
waktu 3 (tiga) tahun setiap kali perpanjangan.
• Pemegang IUP atau IUPK wajib menggunakan perusahaan Jasa Pertambangan lokal dan/ataunasional
• Jenis usaha Jasa Pertambangan yaitu pelaksanaan di bidang: a.Penyelidikan Umum; b. Eksplorasi; c.
Studi Kelayakan; d. Konstruksi Pertambangan; e. Pengangkutan; f. lingkungan Pertambangan; g.
Reklamasi dan Pascatambang; h. keselamatan Pertambangan; dan/atau i. Penambangan.
• Dalam hal pemegang IUP atau IUPK menggunakan Jasa Pertambangan, tanggung jawab kegiatan
Usaha Pertambangan tetap dibebankan kepada pemegang IUP atau IUPK.
• Kegiatan usaha Jasa Pertambangan dapat dilakukan oleh BUMN, badan usaha milik daerah, Badan
Usaha swasta, koperasi, atau perusahaan perseorangan sesuai dengan klasifikasi dan kualifikasi yang
ditetapkan oleh Menteri.
• Pelaku UJP wajib mengutamakan penggunaan kontraktor lokal dan tenaga kerja lokal.
PERIZINAN: IUP PENJUALAN
Pasal 105
• Badan usaha yang tidak bergerak pada Usaha Pertambangan yang akan
menjual Mineral dan/atau Batubara yang tergali wajib memiliki IUP untuk
Penjualan diberikan oleh Menteri untuk 1 (satu) kali Penjualan
• Penjualan Mineral dan/atau Batubara yang tergali dikenai iuran produksi
atau pajak daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
• Badan usaha wajib menyampaikan laporan hasil Penjualan Mineral
dan/atau Batubara yang tergali kepada Menteri.
KEGIATAN EKSPLORASI
Kepmen 1827 Th 2018 Lamp II Hal 39-54
Perecanaan Eksplorasi
Teknik eksplorasi:
Pembuatan parit uji; pembuatan parit uji mempertimbangkan kondisi geologi, karakteristik
endapan, dan penyebaran komoditas tambang serta dibuat mulai dari bagian yang paling
rendah;
Pembuatan sumur uji; pembuatan sumur uji mempertimbangkan kondisi geologi,
karakteristik endapan, dan penyebaran komoditas tambang;
Pengeboran; pengeboran mempertimbangkan kondisi antara lain geologi permukaan,
geologi bawah permukaan, dan penyebaran endapan;
Pemercontoan; harus mempertimbangkan tipe endapan, jenis komoditas, metode, lokasi
pengambilan, waktu pengambilan, dan/atau keterwakilan distribusi conto terhadap luas
daerah dan kondisi endapan
Pengelolaan conto; (i) pengelolaan conto, meliputi preparasi conto, dokumentasi conto,
deskripsi conto, dan penyimpanan conto.
Analisis conto; analisis conto dilakukan di laboratorium yang terakreditasi;
Pelaksanaan Eksplorasi
2. Survei Eksplorasi:
Pemetaan topografi; pemetaan topografi dilakukan menggunakan titik kontrol
yang diikatkan ke jaring kontrol horizontal nasional dengan sistem referensi
geospasial mengacu kepada instansi pemerintah yang menyelengarakan urusan
pemerintah di bidang survei dan pemetaan;
Survei titik bor (Collar Survey). titik bor yang telah selesai dilakukan
pengeboran diukur posisinya dengan menggunakan metode survei terestris
(ground survey) dan diikatkan dengan titik kontrol
3. Estimasi sumber daya:
Pengelolaan data hasil eksplorasi: pengelolaan data hasil eksplorasi dilakukan
oleh pemegang IUP/K Eksplorasi dalam satu sistem basis data yang mencakup
seluruh data hasil kegiatan eksplorasi yang sudah divalidasi terlebih dahulu
Pemodelan geologi dan estimasi sumber daya: pemodelan geologi dan estimasi
sumber daya paling kurang terdiri atas interpretasi dan/atau korelasi geologi,
pemodelan geologi, dan estimasi sumber daya;
Pernyataan Sumber daya dan Cadangan Ekplorasi
(Resources and Reserve Statement)
• Pemegang IUP Eksplorasi atau IUPK Eksplorasi wajib melakukan studi kelayakan
yang mengacu kepada laporan lengkap eksplorasi;
• Kegiatan studi kelayakan hanya dapat dilakukan setelah pelaksanaan eksplorasi
sudah mencapai sekurangkurangnya 70% (tujuh puluh persen) dari total luasan
WIUP atau WIUPK dan telah diperoleh sumber daya terunjuk dan/atau terukur,
atau setelah seluruh area prospek sudah dieksplorasi dengan klasifikasi minimal
sumber daya terunjuk dan/atau terukur;
• Kegiatan studi kelayakan dilakukan oleh Tenaga Teknis Pertambangan yang
berkompeten;
• kajian kelayakan teknis dalam studi kelayakan paling kurang terdiri atas: a)
keadaan umum; b) geologi dan keadaan endapan; c) sumber daya dan
cadangan; d) kajian geoteknik tambang; e) infrastruktur yang telah tersedia; f)
kajian hidrologi dan hidrogeologi; g) kajian air asam tambang; h) perencanaan
tambang; i) perencanaan pengolahan dan/atau pemurnian; j) perencanaan
pengangkutan dan penumpukan; dan k) kajian risiko;
Sumber Daya dan Cadangan Studi Kelayakan
Sumber daya paling kurang terdiri atas: a) estimasi sumber daya sesuai
dengan SNI 5015:2011 atau SNI 4726:2011 beserta perubahannya; dan b)
kuantitas, kualitas/kadar, lokasi, dan klasifikasi sumber daya;
Cadangan paling kurang terdiri atas: a) estimasi cadangan sesuai dengan
SNI 5015:2011 b) kuantitas, kualitas/kadar, lokasi, dan klasifikasi
cadangan; dan c) cadangan berasal dari konversi sumber daya tertunjuk
dan/atau terukur;tau SNI 4726:2011 beserta perubahannya;
Pelaksana estimasi sumber daya dan estimasi cadangan a) estimasi
sumber daya wajib dilakukan oleh Orang yang Berkompeten; b) estimasi
cadangan wajib dilakukan oleh Orang yang Berkompeten;
Geoteknik tambang, Hidrologi dan Hidrogeologi, Kajian Air Asam
Tambang, Perencanaan Pengolahan dan/atau Pemurnian, Perencanaan
Pengangkutan dan Penumpukan, Perubahan Studi Kelayakan
KONSTRUKSI DAN PENGUJIAN ALAT
PERTAMBANGAN (COMMISSIONING)
Kepmen 1827 Th 2018 Lamp II Hal 39-54
Ketentuan Umum
Konstruksi dan Pengujian Alat Pertambangan
Pemegang IUP atau IUPK Operasi Produksi menyusun rencana konstruksi yang
mengacu pada dokumen studi kelayakan yang sudah disetujui;
Konstruksi terdiri atas pembangunan sarana, prasarana, dan instalasi termasuk
penyediaan alat pertambangan dan pengujian alat pertambangan
(commissioning);
Pengujian alat pertambangan (commissioning) meliputi pengujian terhadap
unit dan/atau alat berat yang akan digunakan dalam operasional
penambangan;
Pelaksanaan konstruksi dilakukan sesuai dengan rencana kerja teknis;
Pelaksanaan konstruksi terlebih dahulu dilakukan pemasangan tanda batas
WIUP atau WIUPK;
Pemasangan tanda batas dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang mengatur mengenai tata cara pemasangan tanda
batas WIUP dan WIUPK
Perencanaan
Konstruksi dan Pengujian Alat Pertambangan
Pemegang IUP atau IUPK eksplorasi dan IUP atau IUPK Operasi Produksi
menggunakan instalasi dan peralatan pertambangan yang memenuhi kelaikan
teknis;
Dalam rangka pemenuhan kelaikan teknis dilakukan pengujian alat
pertambangan (commissioning) oleh Tenaga Teknis Pertambangan yang
Berkompeten yang ditunjuk Kepala Teknik Tambang;
Rencana kerja teknis konstruksi untuk pembangunan sarana, prasarana, dan
instalasi disusun dalam tingkatan detail engineering design (DED)
Rencana kerja teknis konstruksi untuk penyediaan alat pertambangan
Rencana kerja teknis konstruksi untuk pengujian alat pertambangan
Sarana dan prasarana untuk kepentingan pemeliharaan dan atau perawatan
peralatan pertambangan memiliki kapasitas yang ditetapkan berdasarkan hasil
kajian teknis dengan mempertimbangkan jumlah, jenis dan kondisi peralatan;
Pelaksanaan
Konstruksi dan Pengujian Alat Pertambangan
Pembangunan sarana, prasarana, dan instalasi yang dilakukan di luar WIUP
atau WIUPK untuk menunjang usaha kegiatan pertambangan wajib memiliki
izin wilayah dari Menteri, gubernur, atau bupati/walikota sesuai
kewenangannya;
Pengawasan terhadap pelaksanaan konstruksi:
Kepala Teknik Tambang memastikan bahwa pelaksanaan konstruksi telah
memenuhi kelaikan teknis;
inspektur tambang melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan konstruksi
berpedoman kepada rencana kerja teknis konstruksi, RKAB Tahunan dan/atau
studi kelayakan;
inspektur tambang dalam melakukan pengawasan dapat menghentikan
sementara pelaksanaan konstruksi yang tidak sesuai dengan rencana kerja
teknis konstruksi, RKAB Tahunan, dan/atau Studi Kelayakan
Pelaksanaan
Konstruksi dan Pengujian Alat Pertambangan
Kelaikan teknis:
Konstruksi dan alat pertambangan dinyatakan laik teknis untuk beroperasi
apabila hasil pengujian, pemeriksaan, dan uji coba operasi menunjukkan
kemampuan beroperasi sekurang-kurangnya 70% (tujuh puluh persen) dari
kapasitas terpasang;
Dalam hal kemampuan beroperasi konstruksi dan alat pertambangan kurang
dari 70% (tujuh puluh persen) dari kapasitas terpasang maka menyampaikan
laporan khusus upaya pemenuhan kelaikan teknis;
Inspektur tambang melakukan pengawasan pelaksanaan pengujian,
pemeriksaan hasil pengujian, serta uji coba operasi terhadap konstruksi, dan
alat pertambangan dalam rangka memenuhi kriteria kelaikan teknis;
Perubahan dan/atau penambahan terhadap konstruksi perubahan dan/atau
penambahan terhadap konstruksi yang sudah ada (existing construction)
berdasarkan kajian teknis dan tertuang dalam persetujuan RKAB Tahunan.
PENAMBANGAN
Kepmen 1827 Th 2018 Lamp II Hal 39-54
Ketentuan Umum Penambangan
jenis, jumlah, dan kapasitas peralatan dilengkapi dengan informasi unjuk kerja peralatan;
peralatan utama dan peralatan pendukung memenuhi kelaikan teknis;
unjuk kerja peralatan meliputi: (1) ketersediaan fisik atau physical availability (PA) adalah persentase
waktu ketersediaan yang dihitung berdasarkan perbandingan antara waktu kerja ditambah waktu
tidak beroperasi/tunggu dibagi dengan waktu kerja ditambah waktu tidak beroperasi/tunggu dan
waktu perbaikan
Nilai unjuk kerja peralatan utama: (1) ketersediaan fisik atau physical availability (pa) peralatan
tambang paling kurang 90% (sembilan puluh persen);
Peralatan Penambangan_ Pelaksanaan
Alat Gali-Muat (1) kapasitas alat gali-muat mampu memuat material ke alat angkut tidak boleh lebih
dari 5 (lima) kali pemuatan dan tidak boleh kurang dari 3 (tiga) kali pemuatan;
Alat Angkut, (1) dalam rangka sinkronisasi peralatan, kapasitas truk pengangkut dari permuka kerja
mampu memuat material tidak boleh lebih dari 5 (lima) kali pengisian dan tidak boleh kurang dari 3
(tiga) kali pengisian dari alat gali-muat
Rope Haulage (Derek) dan Hoist (1) penggunaan system angkutan dengan menggunakan Rope Haulage
(derek) dan Hoist didasarkan hasil kajian teknis
Load Haul Dump (LHD) (1) dimensi LHD disesuaikan dengan dimensi lubang bukaan yang tersedia,
lebar LHD tidak boleh lebih dari 0,8 (nol koma delapan) kali lebar lubang bukaan;
Truk Tambang Bawah Tanah (Underground truck) (1) dimensi truk tambang bawah tanah disesuaikan
dengan dimensi lubang bukaan yang tersedia, lebar truk tambang bawah tanah tidak boleh lebih dari
0,8 (nol koma delapan) kali lebar lubang bukaan;
Peralatan Pendukung (Supporting Unit) (1) dilarang mengalihfungsikan alat gali-muat dan alat angkut
menjadi peralatan pendukung atau sebaliknya tanpa kajian teknis;
Alat Gali Mekanis Kontinyu (1) pemilihan metode penambangan dengan alat gali mekanis kontinyu
berdasarkan kajian teknis yang paling kurang mempertimbangkan kekuatan gigi gali dan karakteristik
batuan.
PENGOLAHAN DAN PEMURNIAN
Kepmen 1827 Th 2018 Lamp II Hal 39-54
UMUM
• pelaksanaan pengangkutan tidak boleh melebihi 80% (delapan puluh persen) dari
kapasitas jalur pengangkutan;
• pelaksanaan pengangkutan tidak boleh melebihi kekuatan daya dukung jalur
pengangkutan;
• dalam hal pengangkutan menggunakan atau melewati jalur angkutan umum
maka mengikuti ketentuan peraturan perundang-undangan;
• volume dan berat komoditas tambang/mineral atau batubara yang diangkut
dilakukan pengukuran dan pencatatan;
• pengangkutan material berbentuk pasiran terlebih dahulu dilakukan
pengurangan kadar air sampai memenuhi ketentuan transportation moisture
limit;
• Kepala Teknik Tambang menetapkan tata cara baku pelaksanaan pengangkutan,
pemeliharaan dan perawatan serta pengaturan lalu lintas di jalur angkut;
Pengangkutan
• Dewan Direksi
• Dewan direksi adalah merupakan beberapa orang pemegang saham
perusahaan yang biasanya di pimpin oleh seorang Presiden
Direktur. Dan mereka berkoordinasi kebawah melalui seorang
General Manager untuk meminta laporan jalannya perusahaan.
• General Manager
• General manager adalah merupakan pimpinan perusahaan yang
menentukan arah, strategi perusahaan, dan membawahi beberapa
Senior Manager.
STRUKTUR
MANAJEMEN MODEREN PERTAMBANGAN
Senior Manager membawahi beberapa manager.
Manager adalah merupakan orang yang memimpin pada bidang-bidang
tertentu dan fungsi utamanya adalah manyusun rencana dalam
pengelolaan faktor-faktor operasional yang manjadi tanggung jawabnya.
1. Senior Manager Produksi Membawahi :
a) Manajer Penambangan
b) Manajer Preparasi dan Pengolahan
c) Manajer Penunjang Tambang
d) Manajer Pemasaran
e) Manajer Kesehatan, Keselamatan Kerja dan Lingkungan
f) Manajer Geologi & Eksplorasi
STRUKTUR
MANAJEMEN MODEREN PERTAMBANGAN
• Divisi Pengolahan
• Tugas dari divisi pengolahan antara
lain sebagai pengendali mutu yang
mempunyai fungsi menganalisa bahan
galian yang akan diolah
STRUKTUR
MANAJEMEN MODEREN PERTAMBANGAN