Anda di halaman 1dari 8

LK 1: Lembar Kerja Belajar Mandiri Profesional

Modul 3
NAMA : FERI NURMAN
SISTEM KELISTRIKAN
Judul Modul
OTOMOTIF
1. Sistem Pengapian
Judul Kegiatan Belajar (KB) 2. Sistem Stater
3. Sistem Pengisian
4. Sistem AC
No Butir Refleksi Respon/Jawaban
1. Sistem Pengapian
1.1.Mengapa motor bensin perlu system pengapian
sedangkan motor diesel tidak perlu?
1.2.Mengapa saat pengapian harus tepat dan factor apa saja
yang mempengaruhinya?
 Faktor yang mempengaruhi pengapian
a) Kontruksi ruang bakar
b) Kualitas bahan bakar
c) Putaran mesin
d) Beban mesin
1.3.Apa yang dimaksud urutan saat pengapian (Firing Order)
dan apa akibatnya bila urutan saat pengapian salah?
 Urutan proses pembakaran atau sering disebut FO
(Firing Order), merupakan urutan percikan api busi
guna membakar campuran bahan bakar.
1.4.Bagaimana prinsip merubah tegangan 12 V menjadi
tegangan tinggi pada system pengapian?
1.5.Apa fungsi system pengapian dan apa saja macam–
macam sistem pengapian yang berkembang saat ini?
1.6. Fungsi sistem pengapian
a) Menghasilkan percikan bunga api pada busi yang
kuat untuk memulai proses pembakaran campuran
Daftar peta konsep (istilah bahan bakar
1
dan definisi) di modul ini b ). Percikan bungah api pada busi harus terjadi pada
saat yang tepat sesuai dengan beban dan putaran
mesin.
c ) Digunakan sebagai kontrol untuk mesin hidup atau
mesin mati.
1.7. Macam – macam sistem pengapian
 Sistem Pengapian Konvensional
 Komponen
 Prinsip kerja
 Koil pengapian yang menggunakan resistor
 Rangkain pengapian yang menggunakan resistor
 Fungsi distributor
 Fungsi platina
 Cam dwel angle dan hubungannya dengan celah
platina
 Fungsi kondensor dan pengaruhnya dengan
kapasitas
 Fungsi centrifugal advencer dan prinsip kerjanya
 Fungsi vacum advencer dan cara kerjanya
 Fungsi busi
 Dampak pemilhan busi yang tidak tepat
 Sistem pengapian elektronik
 Tipe sistem pengapian elektronik
a) Sistem pengapian transistor dengan pemicu
platina (Transistor Ignition – Contact (TRI-
C))
b) Sistem pengapian transistor dengan pemicu
induktif (Transistor Ignition – Inductive
(TRI-I))
c ) Sistem pengapian transistor dengan pemicu
Hall (Transistor Ignition – Hall (TRI-H))
d ) Sistem pengapian transistor dengan pemicu
Optik (Transistor Ignition – Optic (TRI-O))
 Bagaimana Transistor Ignition – Contact (TRI-C)
mampu mengatasi platina cepat kotor?
 Bagimana Transistor Ignition – Inductive (TRI-I)
mampu mengatasi kelemahan rubbling block dan
pegas platina?
 Bagaimana prinsip kerja pick up coil pada sistem
pengapian TRI-I?
 Bagaimana prinsip kerja Transistor Ignition –
Inductive (TRI-I)?
 Bagaimana prinsip sensor hall pada Transistor
Ignition – Hall (TRI-H)?
 Bagaimana prinsip kerja Transistor Ignition-Hall?
 Bagaimana prinsip kerja sensor optic pada
Transistor Ignition – Optic (TRI-O)?
 Bagaimana prinsip kerja Transistor Ignition-Optic
(TRI-O)?
 Sistem Pengapian Programmed
 Apa kelemahan sistem pengapian elektronik yang
mampu diatas oleh sistem pengapian
programmed?
 Apa perbedaan konstruksi distributor
programmed dengan pengapian elektronik?
 Bagaimana kontrol saat pengapian pada
pengapian programmed?
 Bagaimana prinsip kerja sistem pengapian
programmed?
 Sistem Pengapian Tanpa Distributor
(Distributorless Ignition/ DLI)
 Apa kelemahan system pengapian programmed
yang mampu diatasi oleh distributorless ignition/
DLI?
 Bagaimana prinsip kerja sistem pengapian DLI
satu coil untuk 2 busi?
 Apa kelemahan pengapian DLI satu coil 2 busi?
 Bagaimana prinsip kerja sistem pengapian DLI
satu coil tiap busi?
 Sistem Pengapian CDI (Capasitive Discarge
Ignition)
 Apa Sistem Pengapian CDI–AC?
sistem pengapian menggunakan konsep
pembuangan muatan pada condensor (condensor
discharge).
 Apa saja komponen sistem pengapian CDI-AC ?
a) Alternator
b) CDI unit
c) Generator pulsa
d) Koil pengapian
e) Busi
f) Kunci kontak
 Bagaimanan prinsip kerja sistem pengapian CDI –
AC ?
 Apa Sistem Pengapian CDI – DC?
Sistem pengapian CDI-DC menggunakan arus
yang bersumber dari baterai
 Apa saja komponen sistem pengapian CDI-DC ?
a) CDI unit
b) Generator pulsa
c) Koil pengapian
d) Busi
e) Kunci kontak
f) Baterai
 Bagaimanan prinsip kerja sistem pengapian CDI –
DC ?
1.8.Perawatan dan Diagnosa Sistem Pengapian
 Cara merawat sistem pengapian konvensional
 Melakukan periksa komponen-komponen sistem
pengapian secara visual
 Melakukan perawatan busi
 Merawat Kabel tegangan Tinggi
 Merawat Rotor dan Tutup Distributor
 Merawat Centrifugal Advancer dan Vacuum
Advancer
 Merawat Koil Pengapian
 Merawat Platina
a) Menyetel celah platina
b) Menyetel sudut dwell
c) Menyetel saat pengapian
 Merawat Sistem Pengapian Elektronik
 Perawatan Sistem Pengapian programmed
1.9. Diagnosa Sistem Pengapian
 Apa saja gangguan yang sering terjadi pada
system pengapian?
 Alat apa saja yang diperlukan untuk
menguji atau meverifikasi dugaan
penyeban gangguan pada system
pengapian?
a) Spark Plug Cleaner and tester
b) Spark plug gauge
c) Tune up tester
d) Timing tester
e) Condenser tester
f) Multi tester
g) Osiloskop
1.10.Bagaimana cara memeriksa fungsi sistem
 Menguji kekuatan listrik dari kabel busi
 Menguji kekuatan listrik dari output koil pengapian
 Menguji kebocoran rotor distributor
 Menguji kemungkinan platina hubung singkat dan
putus atau permukaan kontak platina terganjal
kotoran
 Menguji arus listrik ke koil pengapian
 Menguji Rangkaian Primer Dari Kemungkinan
Putus, Kotor dan Kendor
 Menguji Saat Pengapian
1.11. Cara Memeriksa dan Menguji Komponen Sistem
Pengapian
 Memeriksa / Menguji Kunci Kontak
 Memeriksa/ Menguji Koil Pengapian
 Memeriksa/ Menguji Platina
 Memeriksa/ Menguji Kondensor
 Memeriksa/ Menguji Poros Nok
 Memeriksa/ Menguji Centrifugal Advancer
 Memeriksa/ Menguji Vacuum Advancer
 Vacuum advancer tidak berfungsi
 Breaker plate macet atau aus
 Memeriksa/ Menguji Rotor dan Tutup Distributor
 Memeriksa/ Menguji Busi
 Memeriksa/ Menguju Kabel Tegangan Tinggi
2. Sistem Stater
 Fungsi Stater
2.1. Fungsi Sistem Starter Pada Kendaraan
Menghasilkan tenaga gerak untuk memutar poros
engkol agar mesin dapat hidup
2.2. Tipe sistem starter yang digunakan untuk menghidupkan
mesin
 Sistem starter mekanik
 Sistem starter elektrik
a) Konvensional
b) Reduksi
 Sistem starter pneumatik
2.3. Hubungan antara arah arus dan arah medan magnet
Hubungan antara arah arus dan arah medan magnet
digambarkan dengan kaidah ibu jari tangan kanan
Fleming atau ulir kanan.
2.4. Merubah energi listrik menjadi energi gerak pada motor
listrik DC
2.5. Prinsip kerja motor listrik DC dengan magnet permanent
2.6. Berapa kecepatan putar poros engkol untuk
menghidupkan motor bensin dan motor diesel?
2.7. Bagaimana karakteristik kebutuhan arus listrik dan
putaran mesin saat starter?
 Sistem Starter Konvensional
2.8. Komponen sistem starter konvensional
 Baterai,
Baterai merupakan sumber energi listrik yang
digunakan oleh sistem starter dan sistem kelistrikan
yang lain.
 Kunci kontak
Kunci kontak berfungsi untuk menghubungkan dan
memutuskan aliran listrik ke sistem kelistrikan.
 Unit motor sterter (Konvensional /Reduksi)
a). Komponen penghasil putaran
1) Selenoid Sterter
2) Yoke, pole core dan field coil
3) Armature
4) Sikat-sikat (Brushes)
5) Armature Brake
b). Komponen pemindah putaran
1) Solenoid starter,
2) Tuas pengungkit (drive lever)
3) Pinion Clutch atau overrunning clutch
4) Pinion gear.
2.9. Prinsip kerja sistem starter konvensional
1) Kunci kontak diputar sampai starter ON
2) Saat pinion gear berhubungan penuh.
3) Saat starter OFF
 Sistem Starter Reduksi
 kelebihan motor starter reduksi dibandingkan motor
starter konvensional
 perbedaan konstruksi motor starter reduksi idle gear
dan motor starter konvensional
 menentukan rasio gear pada motor sterter reduksi
idle gear
 prinsip kerja selenoid starter pada motor starter
reduksi idle gear
 konstruksi dan prinsip kerja pinion gear unit pada
motor starter reduksi idle gear
 konstruksi motor starter reduksi planetary gear
 menentukan gear rasio pada motor starter reduksi
planetary gear
 prinsip kerja system starter reduksiidle gear
 Sistem Starter Sepeda Motor
 komponen pada sistem starter elektrik pada sepeda
motor dan bagaimana prinsip kerjanya
 komponen pada sistem starter elektrik pada sepeda
motor dengan transmisi CVT (Continously
Variable Transmision) dan bagaimana prinsip
kerjanya
 cara pemeriksaan komponen sistem starter sepeda
motor
2.10. Perawatan dan Diagnosa Sistem Starter
 Dampak starter terlalu lama terhadap kerusakan
komponen system starter
 Bagaimana melakukan starter yang baik
 gangguan pada system starter, bagaimana
melakukan pemeriksaannya
1). Test Voltage drop
2). Pembongkaran dan Pemeriksaan Komponen
Motor Starter
3). Membongkar dan Pemeriksaan Komponen
 Pemeriksaan Field Coil
 Pemeriksaan Armature / rotor
 Pemeriksaan Pinion Gear dan Over running
clutch
 Pemeriksaan Sikat Starter
 Pemeriksaan Busing
 Pemeriksaan Celah Ujung
 Pemeriksaan Celah Aksial
4). Merakit motor starter
5). Menguji setelah motor starter terakit
 Troubleshooting Chart
3. Sistem Pengisian
 Fungsi dan kebutuhan kapasitas sistem pengisian
3.1. Fungsi sistem pengisian pada kendaraan
Untuk merubah energi gerak menjadi energy listrik
3.2. Kebutuhan kapasitas sistem pengisian
Berdasarkan beban
3.3. Dampak bila sistem pengisian tidak berfungsi secara
Optimal
3.4. Mengapa sistem pengisian generator DC sudah jarang
dijumpai?
3.5. Prinsip induksi elektromagnetik
Kaedah tangan kanan Fleming`s
3.6. Prinsip generator DC
3.7. Prinsip Kerja Generator AC
3.8. Kelebihan generator AC (Alternator) dibandingkan
generator DC
 Sistem Pengisian Regulator Mekanik
3.9. Komponen sistem pengisian regulator mekanik dan apa
fungsinya
 Alternator yang berfungsi merubah energi gerak
menjadi energi listrik. Listrik yang dihasilkan
merupakan arus bolak-balik (AC),
 Regulator berfungsi untuk mengatur tegangan dan
arus yang dihasilkan alternator
 Sekering untuk memutus aliran listrik bila
rangkaian dialiri arus berlebihan akibat hubungan
singkat
 Kunci kontak untuk menghubungkan atau memutus
aliran ke lampu indicator dank e regulator
 Baterai menyimpan arus listrik dan stabilizer
tegangan yang dihasilkan sistem pengisian.
3.10. konstruksi dan simbol bagan alternator
3.11. fungsi rotor altenator, bagaimana konstruksinya
3.12. fungsi stator altenator, bagaimana konstruksinya
3.13. fungsi diode rectifier altenator, bagaimana
Konstruksinya
3.14.fungsi sikat pada altenator, bagaimana konstruksinya
3.15.fungsi pully dan kipas altenator, bagaimana
konstruksinya
3.16. fungsi regulator altenator, bagaimana konstruksinya
3.17. prinsip kerja sistem pengisian regulator mekanik
 Saat kontak ON tetapi mesin mati
 Cara kerja saat putaran rendah
 Cara kerja saat putaran menengah
 Cara kerja saat putaran tinggi
 Sistem Pengisian Regulator IC
3.18. keunggulan sistem pengisian regulator IC
3.19. tata letak komponen dan rangkaian sistem pengisian IC
regulator
3.20.komponen utama pada IC regulator, bagaimana prinsip
kerja komponen tersebut
3.21.Rangkaian dan prinsip kerja IC regulator
3.22.Perbedaan konstruksi alternator regulator mekanik
dengan IC regulator
3.23. type alternator IC regulator
 Alternator tipe A
 Alternator tipe B
 Alternator tipe M
3.24. Prinsip kerja sistem pengisian IC regulator type M
3.25.Apa yang dimaksud sistem pengisian brushlees
Sistem pengisian dengan alternator tidak menggunakan
sikat
 Sistem Pengisian Sepeda Motor
3.26. Macam penyearahan pada pistem pengisian sepeda
Motor
 Penyearah setengah gelombang
 Penyearahan gelombang penuh
 Penyearahan 3 phase
3.27. prinsip kerja pengisian sepeda motor

 Merawat dan Mendiagnosa Sistem Pengisian


3.28. merawat sistem pengisian
 Pemeriksaan Baterai
 Pemeriksaan Visual
 Pemeriksaan elektrolit baterai
 Pemeriksaan Sekering dan Fuseblelink
 Pemeriksaan Lampu Pengisian
 Pemeriksaan Belt
 Memeriksa Arus dan Tegangan Pengisian
3.29. Memeriksa sistem pengisian dengan Osiloscop
3.30. langkah overhaul alternator
 Pembongkaran
 Pemeriksaan komponen alternator
 Merakit alternator
4. Sistem AC
 Dasar-Dasar Sistem AC
4.1. Fungsi AC
 Mengatur temperatur udara di dalam kendaraan
pada temperatur yang nyaman
 Mensirkulasikan udara di dalam kendaraan
 Menjaga kelembaban udara di dalam kendaraan
 Membersihkan udara
4.2. Beban panas pada kendaraan
 Panas dari matahari
 Panas dari mesin maupun saluran knalpot
 Panas dari penumpang
4.3. Komponen utama sistem AC
 Komponen tekanan tinggi
1) Kompresor
2) Kondensor
3) Receiver
4) Saluran tekanan tinggi
 Komponen tekanan rendah
1) Evaporator
2) Saluran tekanan rendah
4.4. Prinsip Kerja Sistem AC
 Komponen Sistem Refrigerasi pada AC
Mobil
4.5. Kompresor
 Model double piston
 Model woble plate
 Model Variable Stroke - Harrison V5
 Model swash plate
 Model scroll
 Model vane
4.6. Pemindah Tenaga Putar
4.7. Kondensor
4.8. Receiver
4.9. Katup Ekpansi
4.10.Evaporator
4.11.Hose / Selang AC
4.12.Refrigeran
4.13.Pelumas AC
 Pengisian Refrigeran
 Pemeriksaaan dan Pengujian Sistem AC
4.14. Tes tekanan
4.15.Tes temperatur
4.16. Pengetesan kebocoran
 Memakai busa sabun
 Ultraviolet fluorescent system
 Detector kebocoran elektronik
 Sistem Kelistrikan pada AC Mobil
4.17. Sistem Kelistrikan AC Mobil dengan Pengontrolan
Manual
4.18. Sistem Kelistrikan AC Mobil dengan Pengontrolan
Otomatis (Auto Climate Control) sensor dan
aktuatornya
 In car temperature sensor (sensor suhu dalam
kabin)
 Ambient temperature sensor (sensor suhu luar)
 Air quality system sensor (sensor kualitas udara
luar)
 Sunload sensor (sensor sinar matahari)
 Evaporator temperature sensor
 Water temperatur sensor
 Pengatur kecepatan blower (Blower speed control)
 Air mix door
 Heater Control
 Aktuator Mode
 Komponen Pengaman
1) Dioda pada kopling magnet
2) Thermal protection switch
3) Refrigerant Pressure Switches
4) Pressure Transducer
5) Condensor fan control
6) PCM/ECM/BCM
 Mendiagnosis Kerusakan Sistem AC
4.19. Mendiagnosis kerusakan berdasarkan data hasil
pembacaan pressure gauge
 Sistem AC berisik
 Terdapat bau di dalam kabin yang bersumber dari
sistem AC
1. Cara kerja TR1-C dalam mencegah platina kotor
2. Diagram urutan pembakaran motor 4 tak
3. Hubungan CDA dengan celah platina
4. Transistor Ignition – Inductive (TRI-I) mampu mengatasi
kelemahan rubbling block dan pegas platina
5. kontrol saat pengapian pada pengapian programmed
6. cara kerja motor reduksi
Daftar materi yang sulit
2 7. Sistem stater sepeda motor dengan trasmisi CVT
dipahami di modul ini
8. Sistem pengisian IC Regulator
9. Sistem Kelistrikan AC Mobil dengan Pengontrolan
Otomatis (Auto Climate Control)
10. Tipe – tipe alternantor
11. Model model kompresor AC
12. Mengetes kebocoran AC dengan Ultraviolet fluorescent
system
1. Sistem pengapian transistor dengan sistem pengapian
elektronik
2. Sistem pengapain DLI dengan sistem pengapian
Daftar materi yang sering
3 elektronik
mengalami miskonsepsi 3. Motor stater dan dinamo
4. PCM dan ECM
5. Cara mengisi freon pada sistem AC

Anda mungkin juga menyukai