Anda di halaman 1dari 13

Mata Kuliah : Engine Management System

Kelas : PTK S2 Vokasi Otomotif


Sifat Ujian : Take Home Examination
Pengampu : Dr. Zainal Arifin, MT

Soal :

1. Syarat terjadinya pembakaran pada sebuah motor adalah tersedianya oksigen


yang cukup, bahan bakar yang cukup dan panas atau api yang baik.
a. Jelaskan proses terjadinya pembakaran pada motor bensin.
b. Jelaskan upaya – upaya yang dapat dilakukan atau perkembangan
teknologi untuk memperbaiki kualitas pembakaran pada motor bensin
tersebut, sehingga menghasilkan panas pembakaran yang lebih baik dan
efektif.

Jawab :

1. a.

Bahan bakar O2 (Oksigen)

pembakaran
d
Api atau percikan bunga
api
Proses pembakaran terjadi jika ada unsur diatas, yaitu bahan bakar
(bensin), O2 (Oksigen), dan api atau percikan bunga api. Bahan bakar
dikontrol melalui sistem bahan bakar, dan api atau perciakan bunga api
dikontrol melalui sistem pengapian. Oksigen masuk melalu sistem saluran
udara pada motor bensin. Bahan bakar dan udara akan disemprotkan ke
dalam silender atau ruang bakar, kemudian campuran bahan bakar dan
oksigen akan dimampatkan oleh piston. proses pemampatan campuran
bahan bakar dan oksigen ini disebut langkah kompresi. Langkah kompresi

1
ini belum cukup untuk membakar campuran bahan bakar dan oksigen, oleh
karena terdapat busi yang akan memercikan bunga api sehingga akan
menghasilkan panas dari hasil pembakaran bahan bakar dan oksigen.
Reaksi kimia premium dan oksigen saat proses pembakaran :
2C8H18 + 25O2  16CO2 + 18H2O

b. Perkembangan teknologi untuk memperbaiki kualitas pembakaran pada


motor bensin adalah adanya sistem Electronic Fuel Injektion (EFI). EFI
adalah sistem penyemprotan bahan bakar yang dikontrol secara
elektronik oleh ECM atau ECU.
Keunggulan EFI dibandingkan dengan sistem konvensional adalah :
 Pengabutan lebih baik yang menjamin homogenitas camputran
campuran yang lebih baik.
 Komposisi atau perbandingan campuran sesuai dengan putaran
dan beban mesin.
 Pembakaran mendekati atau lebih sempurna, sehingga :
 Bahan bakar lebih hemat
 Tenaga mesin lebih besar
 Emisi das buang lebih rendah

Soal

2. Sensor merupakan komponen yang mendeteksi kondisi tertentu sebagai


masukan / input bagi ECM.
a. Jelaskan sensor yang memberi informasi jumlah udara masuk ke silinder
untuk D-EFI maupun L-EFI.
b. Jelaskan sensor yang memberi informasi tentang poros engkol, putaran
mesin, dan saat pengapian (cam position sensor dan crank position sensor)
c. Jelaskan sensor yang memberi informasi tentang temperatur udara masuk
dan temperature mesin.
d. Jelskan gejala – gejala yang ditunjukan oleh mesin bila pada a, b, dan c
diatas mengalami gangguan. Bagaimana cara memeriksanya?

2
Jawab :

2. Sensor merupakan komponen yang mendeteksi kondisi tertentu sebagai


masukan / input bagi ECM
a. Pada sistem L -EFI adalah Air Flow Sensor (MAS), sedangkan pada
D -EFI adalah Manipold Pressure Sensor (MAP)
Sistem aliran udara L -EFI :

Air Air Flow Intake Throttle Air intake


Cleaner Meter air pipe body chamber

Air Manipold
Valve

Sistem aliran udara D -EFI :

Throttle Air intake Manipold


body chamber
Air
Cleaner
Air Manipold
Valve pressure sensor

b. CKP (Crankshaft Position Sensor) adalah sensor untuk mengetahui sudut


putaran dari poros engkol.
Fungsi dari sensor CKP adalah :
 Untuk memberikan informasi ke ECM sudut putaran mesin.
 Untuk memberikan informasi ke ECM saat pengapian.
 Untuk memberikan informasi ke ECM saat penginjeksian.
CMP (Camshaft Position Sensor) adalah fungsi dari CMP hampir sama
dengan CKP yaitu mendeteksi putaran mesin secara langsung. CMP
terletak pada sumbu nok, pada beberapa jenis lain sumbu ini dipasang
bersama dalam distributor yang mengukur posisi dan putaran mesin
dengan pengukuran sumbu nok.

3
c. Sensor temperatur udara masuk (ATS).
 Air Temperature sensor (ATS) berfungsi sebagai sensor yang
mendeteksi temperatur udara yang akan masuk ke silinder. Sensor
ATS dipasang di daerah filter udara.
 Rangkaian ATS

Sensor temperatur mesin adalah Water Temperatur Sensor (WTS).


 WTS adalah sesnsor yang mendeteksi temperatute air pendingin
mesin.
 WTS merupakan sebuah thermistor negative temperature coeficiens
(NTC), jadi semakin tinggi temperatur mesin semakin rendah nilai
tahanannya.
 Saat mesin dingin, sensor WTS akan memberikan sinyal ke ECU.
ECU akan menambah injeksi bahan bakar sehingga mesin dapat
mudah dihidupkan.
 Rangkaian WTS

4
d.
No Nama Sensor Gangguan Cara mengatasi
1 Manifold Absolute
Preasure sensor
2 Cam position
sensor
3 Crank position
sensor
4 Air temperatatur
sensor
5 Water temperature
sensor

Soal :

3. Aktuator merupakan komponen yang dikontrol oleh ECM, sehingga sistem


dapat bekerja. Diantara aktuator adalah injektor dan ISC actuator.
a. Gambarkan wiring kontrol injektor tipe independen, dan jelaskan prinsip
kerjanya.
b. Jelaskan metode memeriksa injektor (tahanan lilitan, volume injeksi,
kebocoran injektor)
c. Hasil test menunjukkan volume injeksi melebihi spesifikasi. Jelaskan
penyebab dan dampaknya.
d. Jelaskan fungsi dan macam ISC.
e. Apakah gejala pada kendaraan bila ISC tidak bekerja dengan baik, dan
apakah penyebabnya.

5
Jawab :

3. Injektor dan ISC actuator.


a. Wiring kontrol injektor tipe independen :

Cara kerja injeksi tipe terpisah (independent) yaitu setiap injektor


masing-masing akan dikontrol oleh satu transistor pada engine ECU untuk
sistem penginjeksianya. Oleh karena itu, saat penginjeksian (injection
timing) tidak mesti sama persis dengan percikan bunga api busi, yaitu
beberapa derajat sebelum TMA di akhir langkah kompresi. Saat
penginjeksian tidak menjadi masalah walau terjadi pada langkah hisap,
kompresi, usaha maupun buang karena penginjeksian terjadi sebelum
katup masuk. Artinya saat terjadinya penginjeksian tidak langsung masuk
ke ruang bakar selama posisi katup masuk masih dalam keadaan menutup.
Misalnya untuk mesin 4 silinder dengan tipe injeksi serentak, tentunya saat
penginjeksian injektor satu dengan yang lainnya terjadi secara bersamaan.
Jika FO mesin tersebut adalah 1 – 3 – 4 – 2, saat terjadi injeksi pada silinder
1 pada langkah hisap, maka pada silinder 3 injeksi terjadi pada satu
langkah sebelumnya, yaitu langkah buang. Selanjutnya pada silinder 4
injeksi terjadi pada langkah usaha, dan pada silinder 2 injeksi terjadi pada
langkah kompresi. Sedangkan lamanya (duration) penginjeksian akan
bervariasi tergantung kondisi kerja mesin. Semakin lama terjadi injeksi,
maka jumlah bahan bakar akan semakin banyak pula. Dengan demikian,

6
seiring naiknya putara mesin, maka lamanya injeksi akan semakin
bertambah karena bahan bakar yang dibutuhkan semakin banyak.

b. Metode memeriksa injektor (tahanan lilitan, volume injeksi, kebocoran


injektor)
Memeriksa resistansi injector :
1. Lepaskan konektor injektor.
2. Gunakan ohm meter, ukur resistansi diantara terminal terminalnya.
3. Resistansi : pada temperatur 20 °C (68 F) dan 13,4 – 14,2 ohm
4. Jika resistansi tidak sesuai, gantilah injektor.
5. Hubungkan kembali konektor injektor

Gambar Cara Memeriksa Resistansi Injector


Memeriksa volume injeksi :
1. Hubungkan SST ke injektor, dan baterai selama 15 detik.
2. Lalu ukur volume injeksi ke dalam tabung atau gelas ukur. Lakukan 2
sampai 3 kali pengetesan ke setiap injektor. SST 09842 – 30070
3. Volume injeksi : 39 – 49 cm3 / 15 detik
4. Perbedaan antara masing – masing injektor adalah 10 cm3 atau kurang
dari 10 cm3.

7
Gambar Cara Memeriksa Volume Injeksi.

Memeriksa kebocoran injektor :


1. Saat kondisi diatas, maka lepaskan SST kabel pengetesan (test probe)
dari baterai, dan periksa kebocoran bahan bakar pda injektor.
2. SST 09842 – 300070
3. Tetesan bahan bakar kurang dari satu tetesan dalam 12 menit.
4. Kemudian lepaskan atau buka SST.
5. Pasang kembali inlet ke outlet filter dengan menggunakan gasket (
momet : 29,5 Nm)

Gambar Tetesan Bahan Bakar Pada Injektor

c. Penyebab :
1. Terjadi masalah pada saluran induksi udara yang terdapat beberapa
sensor di dalamnya, sehinga sensor tersebut mengirimkan sinyal yang
tidak tepat kepada ECU, sehingga ECU memberi perintah ke injektor
juga tidak sesuai.

8
2. Terjadi masalah pada pompa dan pressure regulator. Tekanan bahan
bakar terlalu tinggi mengakibatkan volume bahan bakar semakin
banyak.
3. Terjadi masalah pada injektor. Misal needle valve rusak, selenoid coil
rusak, lubak injektor rusak, maupun nilai resistensi di injektor terlalu
kecil.

Dampak :

1. Campuran bahan bakar dan udara menjadi kaya.


2. Busi menjadi hitam atau berkerak.
3. Pembakaran tidak sempurna.
4. Daya mesin menjadi menurun.
5. Emisi gas buang menjadi buruk.

d. Fungsi ISC adalah mengontrol putaran idle alibat perubahan beban mesin
dengan cara by pass udara yang masuk ke silinder.
Macam – macam ISC :
 Actuator tipe rotary selenoid
Terdiri dari komponen penggerak yaitu coil dan permanent
magnet, dan komponen pengatur aliran yaitu rotary valve. Rotary
solenoid merupakan katup elektronik yang mengatur rute aliran
udara menggunakan posisi katub berbeda dengan cara memutar
katup aliran arus yang melewati coil. Penggunaan tipe rotary
mempunyai keunggulan dalam hal kestabilan kontrol, karena
dipengaruhi oleh celah tekanan antara katup up-stream dan down-
stream.

9
Gambar Tipe Actuator Tipe Rotary Selenoid

 Tipe linier selenoid


Tipe linear solenoid gunanya adalah untuk mengontrol besar
udara dalam jumlah yang lebih sedikit, karena itulah dia
menggunakan satu katup udara. Tipe ini menggerakkan posisi
katup dimana gaya electromagnetic yang dihasilkan oleh
pembesaran arus yang mengalir melalui solenoid menjadi setara
dengan gaya pegas, tujuannya adalah untuk mengatur route aliran
udara. Katup ini sama seperti halnya katup elektronik

Gambar Tipe Linier Selenoid

10
 Tipe step motor
Actuator ini terdiri dari rotor yang terbuat dari permanent
magnet, step motor terbuat dari stator coil, feed screw yang
merubah gerakan putar menjadi gerakan maju-mundur, dan
komponen katup. Step motor merubah arus di dalam stator coil
secara bertahap untuk memutar rotor baik ke arah depan maupun
sebaliknya. Kemudian feed screw menggerakkan katup ke atas dan
bawah untuk mengatur rute udara.

Gambar Tipe Step Motor

Soal:

4. Pada salah satu sistem kita mengenal sistem injeksi mekanik atau sistem ini
sering disebut sistem injeksi kontinyu (K-Jetronic), karena injektor
menyemprotkan bensin secara terus – menerus dalam setiap saluran masuk
silinder motor, gambarkan blok diagram sistem injeksi ini dan jelaskan
karakteristik pengukuran aliran udaranya.

11
Jawab :

4. Gambar sistem injeksi kontinyu (K-Jetronic)

TANGKI BENSIN

POMPA
BENSIN SARINGAN

INJEKTOR

TTA Indo 01/02 DISTRIBUTOR


BENSIN
KE
SILINDER
MOTOR

SEKRUP
PENYETEL CO

SARINGAN
UDARA

UDARA

Penjelasan :

Sistem elektronik fuel injeksi (EFI) tipe K-jetronik merupakan


sistem yang menggunakan kontrol secara mekanik, sistem ini tidak
membutuhkan pengarah, dan penyemprotan bahan bakar berdasarkan
jumlah udara yag masuk. Injector selalu menyemprotkan bahan bakar pada
intake manifold. Udara masuk melewati air filter kemudian melewati air
flow sensor, konstruksi air flow sensor berbentuk bulat dan menutup lubang
intake manifold. Pada sistem k- jetronik udara di kontrol melalui air flow
sensor yang ketika pedal gas di injak maka throtel valve akan bergerak dan
membuka, membukanya throtel valve akan meningkatkan kevakuman pada
intake manifold, air flow sensor yang berada di bagian depan intake
manifold akan bergerak. Bergeraknya ini mengakibatkan kevakuman yang
tersebut. Semakin throtel valve terbuka, maka daya kevakuman akan
semakin besar dan akan menyebabkan air flow sensor semakin terbuka /

12
bergerak naik dengan demikian jumlah udara yang masuk juga akan
semakin meningkat. Bergeraknya air flow sensor akan berpengaruh pada
jumlah bahan bakar yang akan di injeksikan, karena plunger pengontrol
aliran jumlah bahan bakar terhubung dengan tuas air flow sensor. Sehingga
bergeraknya air flow sensor juga akan berpengaruh terhadap tuas plunger
pengontrol sebagai katub aliran bahan bakar di distributor.

13

Anda mungkin juga menyukai