Anda di halaman 1dari 31

1.

Pemeliharaan kendaraan ringan system injeksi

1.1 SYSTEM PENDINGIN


a) Pemeriksaan tinggi permukaan air pendingin
Periksa ketinggian air pendingin yang terdapat
pada tangki Penampungan (Reservoir).

Gambar Pemeriksaan tinggi air

b) Memeriksa kondisi air pendingin


Periksalah air pendingin kemungkinan
kotor terdapat karat atau tercemar oli.

Gambar Pemeriksaan kondisi air pendingin

c) Memeriksa sistem pendinginan


Periksalah kemungkinan terjadi:
1) Kerusakan fisik pada radiator atau slang radiator.
2) Kerusakan pada klem slang radiator.
3) Kisi-kisi radiator berkarat.
4) Kebocoran pada pompa air, pipa radiator (core),penguras.
Gambar Pemeriksaan kerja tutup radiator

d) Memeriksa kerja tutup radiator


Dengan menggunakan alat tes tutup radiator
(Radiator cap tester) periksalah kondisi pegas
dan katup vakum dari tutup radiator.
Tekanan pembukaan katup :
STD : 0,75 – 1,05 kg/cm2 Gambar Pemeriksaan sistem pendinginan
2
Limit : 0,6 kg/cm
(sesuaikan dengan ketentuan manual)

Modul Ujikom TKR TP.2023/2024 1


1.2 Membersihkan saringan udara/Air filter
Adapun prosedur perawatannya seperti berikut:
a) Melepas saringan udara dari engine. Jangan sampai
b) ada benda yang masuk ke karburator.
c) Hembuskan tekanan udara dari sisi dalam elemen.
d) Bila elemen rusak atau terlalu kotor supaya diganti.

Gambar Membersihkan elemen saringan udara

1.3 Memeriksa Baterai


Perawatan baterai meliputi:
a) Pemeriksaan secara visual:
Periksa baterai kemungkinan:
1) Penyangga baterai berkarat.
2) Terminal longgar, berkarat atau rusak.
3) Kotak baterai rusak atau bocor. Gambar Pemeriksaan baterai secara visual

b) Mengukur Tegangan Baterai


Ukur menggunakan Avometer DC V lebih dari 12 V
c) Mengukur berat jenis elektrolit
1) Memeriksa berat jenis baterai dengan hydrometer
Berat jenis : 1,25 – 1,27 pada suhu 200 C
2) Periksa jumlah elektrolit pada setiap sel. Ketinggian
elektrolit harus berada antara garis Uper level dan lower level.

Gambar Pemeriksaan elektrolit baterai

1.4 Memeriksa Sistem Pelumasan


Perawatan pada sistem pelumasan meliputi:
a) Memeriksa tinggi oli
Tinggi oli harus berada antara garis L dan F,

Gambar Pemeriksaan tinggi oli

Modul Ujikom TKR TP.2023/2024 2


b) Memeriksa kondisi oli
Periksa oli kemungkinan kotor, tercemar
air atau sudah berubah warna karena terbakar.

Gambar Pemeriksaan kondisi oli

1.5 Memeriksa, membersihkan dan menyetel busi


Perawatan busi meliputi:
a) Pemeriksaan busi secara visual
1) Kemungkinan retak, kerusakan pada ulir
atau isolator.
2) Keausan pada elektroda.
3) Gasket rusak atau berubah bentuk. Gambar Pemeriksaan busi secara visual
4) Elektroda terbakar atau kotor berlebihan.

b) Menyetel celah busi


Memeriksa semua celah busi dengan
alat pengukur celah.0,8 mm

Gambar Penyetelan celah busi

Modul Ujikom TKR TP.2023/2024 3


2. Tune-Up Enggine EFI

2.1 WIRING SYSTEM INJEKSI

Modul Ujikom TKR TP.2023/2024 4


Keistimewaan EFI :
Dibandingkan dengan Karburator , EFI mempunyai keuntungan sebagai berikut :
1. Memungkinkan pembentukan campuran yang homogen pada setiap silinder.
2. Perbandingan bahan bakar dan udara dapat diperoleh pada semua tingkat
rpm mesin.
3. Respon yang baik sesuai dengan perubahan throttle
4. Koreksi campuran bahan bakar dan udara pada kondisi :
a. Kompensasi pada tempertur rendah.
b. Penghentian bahan bakar.
5. Efisiensi pemasukan campuran bahan bakar dan udara.

2.2 Jenis Sensor Pada Mobil Beserta Fungsinya

Tentunya untuk membuat para pengguna lebih bisa menghafal apa saja sensor yang ada
pada sebuah mobil modern seperti sekarang ini. Tidak ada salahnya kali
ini otoflik.com rangkumkan secara rinci macam dan jenis sensor pada mobil yang harus
kalian pahami. Tentunya lengkap dengan fungsinya.

Modul Ujikom TKR TP.2023/2024 5


Tipe-Tipe Sensor Pada Mesin Mobil

Secara umum, sensor mesin adalah alat elektronik mekanis yang akan memantau berbagai
macam parameter mesin mobil. Dan pada beberapa jenis mobil, mesin menggunakan
berbagai jenis sensor.

Meski ada begitu banyak jenis sensor pada mobil, namun secara umum satu rangkaian
mobil terdiri dari Thermocouple, Resistance Temperature Detectore (RTDs) serta sensor
Hall Effect.

Selain dari ketiga tipe sensor tersebut, sebenarnya masih ada cukup banyak jenis sensor
pada mobil yang harus kalian ketahui. Maka dari itu berikut akan kami rangkumkan
beberapa jenis sensor yang ada pada sebuah mobiL

2.3 Jenis-Jenis Sensor Pada Mobil

Macam-macam Sensor dan Fungsinya


Masing-masing Sensor mempunyai fungsi yang berbeda-beda. Karena banyak sekali
komponen elektronik yang disematkan untuk mendukung kinerja mesin, perpaduan ini
menghasilkan mobil yang tidak hanya memudahkan kebutuhan manusia, tetapi juga ramah
lingkungan. Komponen elektronik pada mobil yang paling menonjol adalah sensor.
Terdapat puluhan sensor pada mesin dan juga berbagai bagian mobil lainnya. Sensor ini
akan membantu dalam menjaga kinerja kendaraan.

Modul Ujikom TKR TP.2023/2024 6


Nama dan Fungsi Sensor Pada Mobil Injeksi (EFI)
Secara garis besar pada kendaraan dengan sistem injeksi terdapat tiga bagian penting
diantaranya yaitu Sensor, Electronic Control Unit (ECU) atau Electronic Control Module
(ECM) dan Aktuator. ECU pada kendaraan dengan sistem injeksi merupakan pemproses
atau otak dari beroperasinya aktuator-aktuator pada sistem injeksi berdasarkan inputan
data tentang kodisi mesin dari berbagai sensor-sensor. Sensor pada sebuah sistem injeksi
merupakan sebuah perangkat yang berfungsi untuk mendeteksi perubahan kondisi kerja
mesin dan fenomena-fenomena pada lingkungan sekitar mesin baik berupa perubahan
tekanan, gaya, besaran listrik, cahaya, gerakan, kelembaban, suhu, kecepatan maupun
fenomena lain untuk kemudian dikonversikan mejadi tegangan listrik sebagai tegangan
output yang selanjutnya dikirim menuju ECU/ECM. System kerja EFI berawal dari sensor-
sensor yang memberi sinyal/laporan terhadap ECU/ECM kemudian ECU/ECM
memerintahkan ke Aktuator sebagai komponen pengeksekusi.
1.Sensor berfungsi pendeteksi/pencari data
2.ECU/ECM sebagai kontroler/yang merintahkan
3.Aktuator sebagai pengeksekusi/pelaksana.

Macam macam Sensor dan Fungsinya :


1. IAT Sensor (Intake Air Temperature Sensor)
Fungsi IAT Sensor yaitu untuk mendeteksi perubahan temperature atau suhu udara masuk
kedalam ruang filter sebelum masuk kedalam mesin melalui intake manifold, sensor ini
terletak di filter udara dengan ciri memiliki 2 wire/kabel ( 1 kabel tegangan input dari ECU/
terminal THA dan 1 kabel massa sensor/terminal E2).

Modul Ujikom TKR TP.2023/2024 7


2. MAP (Manifold Air Pressure/Manifold Absolute Pressure) sensor
Berfungsi untuk mengukur tekanan udara di dalam intake manifold (menjaga kevakuman di
dalam intake manifold). Sensor ini menggantikan vacuum advancer pada sistem
pembakaran konvensional yang masih menggunakan karburator. Biasanya pada karburator
bisa terjadi masalah seperti karburator banjir, Sehingga mampu mendeteksi perubahan
tekanan pada intake manifold mesin, Biasanya sensor ini terletak dirumah filter dekat
dengan throttle Body dengan ciri memiliki 3 wire (1 kabel tegangan input dari ECU/terminal
VC, 1 kabel massa sensor/terminal E2 dan 1 kabel lagi tegangan output sensor MAP menuju
ECU/ terminal PIM), selain itu pada sensor ini terdapat sebuah selang/hose kecil yang
terhubung dengan sensor dan intake manifold.MAP sensor hanya terdapat pada sistem EFI
tipe D sedangkan sistem EFI dengan tipe L tidak lagi menggunakan MAP sensor, melainkan
menggunakan
MAF sensor.

3. MAF (Mass Air Flow Pressure) sensor


Sensor ini kadang juga disebut dengan nama Air Flow Meter.
Mendeteksi/mengukur/menghitung jumlah aliran udara yang masuk ke dalam ruang bakar
melalui intake manifold. Di dalam MAF sensor biasanya juga terdapat IAT (Intake Air
Temperature) sensor , sensor ini berfungsi untuk mendeteksi suhu udara yang masuk se
saluran intake manifold. MAF Sensor memiliki ciri memiliki 4 wire/kabel (1 kabel input
tegangan untuk elemant pemanas pada sensor,1 kabel tegangan input dari ECU, 1 kabel

Modul Ujikom TKR TP.2023/2024 8


massa sensor dan 1 kabel lagi tegangan output sensor MAF Sensor menuju ECU). MAF
Sensor terletak pada saluran udara masuk sebelum throttle body dengan 6 wire/kabel (4
kabel MAF sensor dan 2 Kabel IAT Sensor)

4. TPS (Throttle Position Sensor)


Berfungsi untuk mengukur sudut bukaan katup gas atau mendeteksi seberapa besar
perubahan posisi katup throttle atau katub gas dibuka atau seberapa lebar katup gas
terbuka pada saat peda gas diinjak oleh pengemudi.Data dari TPS kemudian akan
digunakan untuk menentukan seberapa banyak bahan bakar yang harus disemprotkan
kedalam cylinder. Sensor ini biasanya terletak pada throttle body atau dekat dengan katup
gas dengan ciri memiliki 3 Wire/kabel (1 kabel tegangan input dari ECU/ terminal VC, 1
kabel massa sensor/ terminal E2 dan 1 kabel lagi tegangan output sensor TP sensor menuju
ECU/ terminal VTA)

5. CKP (Crankshaft Position sensor)


Berfungsi:
1. Untuk mengetahui seberapa cepat laju mesin (rpm). Sensor ini dapat mengetahui
kecepatan mesin dengan mengandalkan perpotongan ggm (gaya gerak magnet) pada rotor.
2. Mendeteksi Posisi Cranshaft / putaran mesin sehingga dapat mendeteksi posisi piston
(Pada posisi TMA atau TMB),
3. Untuk menentukan timing penginjeksian bahan bakar.

Modul Ujikom TKR TP.2023/2024 9


4.Untuk menentukan timing pengapian.
Sensor ini biasanya terletak dekat dengan pully crankshaft denga ciri memiliki 2 wire/kabel
( 1 kabel massa dan 1 kabel input tegangan sensor CKP menuju ECU)

6. CMP (Camshaft Position sensor)


Berfungsi untuk mendeteksi posisi pembukaan dan penutupan intake dan exhaust valve
(katup In dan katup Ex) Sensor ini biasanya terletak dekat dengan Camshaft (pully NoknAs)
Posisi sensor ini berada disebelah kanan pada mesin penggerak depan atau terletak pada
bagian belakang pada mesin penggerak roda belakang, dengan ciri memiliki 2 wire/kabel
( 1 kabel massa dan 1 kabel input tegangan sensor CMP menuju ECU).

7. Knock Sensor
Sensor ini berfungsi untuk mendeteksi terjadinya knocking pada mesin. Knock sensor
terbuat dari piezo electric element yang menghasilkan tegangan saat piezo electric
element-nya berubah bentuk, hal ini terjadi pada saat block silinder vibrasi yang
disebabkan karena terjadinya knocking pada mesin. Ketika ECU menerima data dari knock
sensor maka ECU akan memerintahkan pengapian untuk dimundurkan beberapa derajat
sampai tidak terjadi lagi knocking. Komponen ini biasanya terletak pada blok silinder
dengan ciri memiliki 1 wire/ kabel (terminal K1) sedangkan massa sensor knock menyatu
dengan body sensor.

Modul Ujikom TKR TP.2023/2024 10


8. WTS (Water Temperature Sensor) atau ECT (Engine Coolant Temperature)
WTS (Water Temperature Sensor), atau yang kadang disebut dengan istilah Engine Coolant
Temperature (ECT), Berfungsi untuk mengukur suhu air pendingin atau untuk mendeteksi
perubahan temperature cairan pendingin guna memberi sinyal untuk menghidupkan kipas
radiator saat mesin sudah panas dan mematikannya pada saat mesin sudah/masih dingin
serta mengkalkulasi jumlah penginjeksian bahan bakarSensor ini juga berfungsi untuk
menjaga agar suhu air pendingin tetap sesuai, tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah.
Tujuannya adalah agar suhu mesin tetap terjaga. Kebanyakan mesin mobil memiliki dua
WTS. Sensor pertama terletak sebelum radiator dan sensor kedua terletak setelah
radiator.Sensor ini terletak didekat rumah thermostat dengan ciri memiliki 2 wire ( 1 kabel
tegangan input dari ECU/ terminal THW dan 1 kabel massa sensor/terminal E2).

9. Lamda Sensor (Oxygen Sensor)


Fungsi Oksigen sensor yaitu untuk mendeteksi kandungan oksigen didalam gas buang sisa
hasil pembakaran mesin guna mengontrol rasio atau perbandingan campuran bahan bakar
dan udara (AFR), jika AFRnya lebih kurus dibandingkan AFR Stoichiometri (14:1), maka ECU
memerintahkan Injektor untuk menambah volume penginjeksian bahan bakar dan jika
AFRny lebih gemuk dibandingkan AFR Stoichiometri (14:1), Maka maka ECU memerintahkan
Injektor untuk mengurangi volume penginjeksian bahan bakar. oksigen sensor terletak di
knalpot atau exhaus manifold,atau juga sebelum Catalic converter dan sesudah Catalic

Modul Ujikom TKR TP.2023/2024 11


converter dengan ciri memiliki 4 wire ( 2 kabel unit heater/pemanas pada oksigen sensor
(terminal B+ dan terminal HT) dan 2 kabel unit oksigen sensor itu sendiri (terminal OX dan
terminal E1)

10. A/F (Air fuel ratio sensor)


Berfungsi untuk mendeteksi campuran udara dan bahan bakar di dalam tangki bahan
bakar. Sensor ini akan mencari tahu apakah komposisi campuran tersebut sudah sesuai
ukuran pada saat mesin dalam posisi idle.
11. Oil pressure sensor
Bertugas mendeteksi tekanan oli di dalam mesin. Sensor ini akan aktif di saat mesin mobil
dalam kondisi hidup. Pada saat tekanan oli menurun, sensor akan mengirim sinyal
peringatan melalui indikator oli yang dapat dilihat oleh pengemudi. Namun, jika tekanan
benar-benar lemah, biasanya mesin akan langsung mati.
12. Knock sensor
Berfungsi untuk mendeteksi adanya engine knocking atau detonasi. Knocking dapat terjadi
jika proses pembakaran pada mesin tidak tepat waktu. Kondisi ini dapat dikenali dari suara
ketukan logam pada dinding silinder mesin. Knock sensor bekerja dengan menghasilkan
tegangan saat mendeteksi adanya getaran.
13. Fuel level sensor
Letaknya dekat dengan tangki bahan bakar. Fuel level sensor bertugas mengukur jumlah
bahan bakar yang ada di dalam tangki. Data dari fuel level sensor kemudian diteruskan ke
pengemudi melalui MID (Multi Information Display) dalam wujud fuel bar (indikator
bensin).

Modul Ujikom TKR TP.2023/2024 12


14. Fuel tank pressure sensor
Fungsi sensor ini adalah untuk mengukur seberapa besar tekanan bahan bakar di dalam
tangki. Tekanan pada tangki muncul akibat adanya uap bahan bakar dan turbulensi mesin.
Uap tersebut kemudian akan diteruskan ke komponen charcoal canister,posisinya ada
didalam tengki bahan bakar.
15. Fuel rail pressure sensor
Berfungsi untuk mendeteksi tekanan bahan bakar pada fuel rail (umumnya ada di mesin
diesel). Fungsi utamanya adalah menentukan agar pompa tidak memberikan tekanan yang
terlalu tinggi pada fuel rail. Ini karena tekanan yang kelewat tinggi dapat menyebabkan
terjadinya pembakaran tidak sempurna pada mesin mobil.
16. Fuel temperature sensor
Berfungsi untuk mengukur suhu bahan bakar yang lewat melalui fuel line. Data ini
diperlukan karena suhu bahan bakar sangat memengaruhi kinerja mesin.
17. Fuel line pressure sensor
Berfungsi mengukur tekanan bahan bakar. Tujuannya adalah agar tekanan dalam sistem
bahan bakar tetap stabil sehingga fuel pump bisa bekerja dengan optimal.
18. Refrigerant pressure sensor
Refrigerant adalah liquid untuk menurunkan panas laten di dalam sistem pendinginan.
Agar dapat bekerja, refrigerant membutuhkan tekanan. Nah, tekanan ini dihasilkan oleh
kompresor AC. Tekanan dari kompresor inilah yang kemudian diukur oleh refrigerant
pressure sensor.
19. Brake pedal sensor
Sensor ini terletak pada sistem pengereman mobil. Memiliki fungsi untuk mendeteksi
posisi pedal rem, apakah sedang diinjak atau dilepaskan. Pada mobil otomatis, sensor ini
juga membantu untuk menentukan starting mesin. Jika sensor mendeteksi pedal rem
tidak diinjak, maka mesin tidak akan hidup.
20. Turbo boost sensor
Sensor ini bisa ditemukan pada mobil dengan mesin yang memiliki turbo, khususnya
dengan variabel nozzle. Fungsi dari sensor ini adalah untuk mengukur besaran tekanan
udara yang dihasilkan turbocharger. Tujuannya adalah supaya tekanan tetap stabil
mengingat tekanan yang rendah akan sangat mempengaruhi kinerja mesin
21. Vehicle speed sensor (VSS)
Berfungsi untuk mendeteksi kecepatan mobil. Cara kerjanya adalah dengan menghitung
putaran roda mobil. Komponen ini biasanya terdiri atas cincin bergerigi dan pick-up/Gir
box spidometer.

Modul Ujikom TKR TP.2023/2024 13


Macam macam Aktuator dan fungsinya :
1. ISC (Idle Speed Control Valve)
Befungsi untuk mengatur volume udara yang masuk kemesin saat idle (Stationer/langsam)
melalui saluran bypass saat kondisi katup gas pada kondisi tertutup agar mesin dapat tetap
hidup pada putaran idle atau stasioner (750 s/d 950 Rpm). Komponen ini biasanya terletak
didekat throttle body dekat juga dengan TPS (throttle position sensor) dengan ciri memiliki
4 wire/kabel (terminal ISA1, terminal ISA2, terminal ISB1 dan terminal ISB2).

2. Vacuum Switching Valve (VSV)


Disebut juga dengan EVAP System memiliki fungsi untuk membuka saluran uap bensin dari
tanki melalui charcoal canister dan disalurkan kedalam mesin melalui throttle body, uap
bensin dari tangki tersebut akan ikut terbakar didalam ruang bakar. Katup VSV biasanya
bekerja setelah kondisi mesin sudah panas. Komponen ini biasanya terletak di sekitar
throttle body dengan saluran selang ukuran kecil sebanyak 2 buah (1slang dari charcoal
canister dan 1selang menuju throttle body) dengan ciri memiliki 2wire (1kabel input
tegangan 12volt dan 1kabel massa VSV menuju ECU).

Modul Ujikom TKR TP.2023/2024 14


3. OCV (Oil Control Valve)
Komponen ini termasuk aktuator yang berfungsi untuk mengatur pembukaan saluran oli
mesin yang masuk ke VVT-I controller. Komponen ini biasanya terletak disebelah kiri mesin
dekat dengan VVT-I dengan ciri memiliki 2 wire (1 kabel input tegangan 12 volt dari ECU
dan 1 kabel massa OCV menuju ECU)

4. Injektor Bahan Bakar


Komponen ini bukan merupakan sensor melainkan aktuator yang berfungsi untuk
menginjeksikan atau mengabutkan bahan bakar ke dalam mesin atau ke dalam ruang
bakar sesuai dengan sinyal dari ECU. komponen ini terletak pada kepala silinder dekat
dengan koil pengapian dengan ciri memiliki 2 wire/kabel (1 kabel tegangan input 12 volt
dari dan 1 kabel massa injektor menuju ECU)

5. Fuel Pump ( Pompa Bahan Bakar)


Fungsi Fuel pump yaitu untuk memompa bahan bakar dan sekaligus menaikan tekanan
bahan bakar sebelum dikabutkan oleh injector ke ruang bakar agar tekanannya stabil.
komponen ini terletak didalam tangki bahan bakar atau pada saluran keluar bahan bakar
dari tangki bahan
bakar menuju injektor dengan ciri memiliki 5 wire /kabel (terminal 1, terminal 2, terminal
3 dan terminal 4)

Modul Ujikom TKR TP.2023/2024 15


6. Koil Pengapian (Ignition Coil)
Fungsi Koil Pengapian adalah untuk menaikkan tegangan baterai 12 Volt menjadi 10 -12
KVolt melalui proses induksi listrik guna membakar campuran bahan bakar dan udara
pada ruang bakar melalui percikan bunga api busi pada mesin bensin. komponen ini
biasanya teretak pada kepala silinder dan terhubung dengan busi memiliki 3 wire/ kabel
( 1 kabel input tegangan 12 Volt/terminal 1, 1 kabel dari ECU/terminal 2 dan 1 lagi kabel
menuju massa / terminal 4).

2.4 Panduan Menggunakan Mode DTC ( Diagnosis Trouble Code )

Mode ini digunakan untuk langsung mengetahui kerusakan yang sedang terjadi atau pernah
terjadi pada mesin kendaraan yang sedang diperbaiki. ECU selain sebagai komponen utama
yang mengatur setiap kerja aktuator juga sebagai penyimpan data kerusakan ( fail safe ). Selama
data kerusakan pada ECU belum pernah dihapus maka itu akan terbaca pada mode DTC di Scan
Tools.

 Pastikan Scan Tools dalam kondisi OFF sebelum di pasang pada OBD

 Scan Tools yang sudah terpasang kabel selanjutnya colokkan pada OBD di kendaraan.
Letak OBD tidak jauh - jauh di bagian bawah roda kemudi.

Modul Ujikom TKR TP.2023/2024 16


 Setelah Scan Tools tepasang pada soket OBD, biasanya lampu pada scan tools akan
hidup berwarna merah. Setelah itu pencet tombol ON tersebut dan lampu akan berubah
menjadi warna biru. Dengan demikian, Scan Tools sudah pada mode ON dan tunggu
beberapa detik hingga proses loading selesai.

 Pada tampilan utama ada 4 Mode pilihan yang bisa kita gunakan, namun seperti yang
telah kami sebutkan diatas bahwa hanya akan dibahas 2 mode saja ( DTC dan Current
Data ). Untuk memilih mode DTC maka pencet menggunakan jari tangan atau pulpen
plastik yang tersedia pada scan tools.

Modul Ujikom TKR TP.2023/2024 17


 Setelah DTC dipilih maka pada layar Scan Tools langsung tertera tabel kerusakan yang
sedang terjadi. Jika pada tabel tersebut kosong ( tidak menampilkan data ) maka tidak
terjadi kerusakan pada sensor.

Itulah panduan cara menggunakan Scan Tools pada mode DTC. Pada mode ini scan tools hanya
akan mendeteksi dan menampilkan kerusakan pada managemen mesin. Ingat ya, kerusakan
pada mesin bukan pada sistem yang lain.

Jadi misalkan ada kerusakan pada sensor yang berkaitan dengan chasis, menggunakan mode
DTC tidak dapat ditampilkan.
Panduan Menggunakan Mode Current Data

Mode current data adalah mo de yang digunakan untuk melihat kinerja setiap sensor atau
actuator secara real ( terkini ). Kebanyakan data ini digunakan sebagai referensi analisa untuk
menguatkan jenis kerusakan yang terjadi.

Kami akan mengambil contoh, misalkan pada mode DTC terbaca kerusakan pada sensor THW
( Temperatur Hot Water ). Setelah dicoba untuk dihapus ternyata tetap tidak merespon dan
lampu enggine tetap menyala.

Untuk meyakinkan bahwa sensor THW rusak maka lihat pada data curren sensor THW apakah
sensor tersebut dapat membaca suhu air pendingin mesin ? jika ternyata hasil pembacaan 0
( nol ) derjat sedangkan mesin sudah bekerja dalam waktu lama maka kesimpulan sementara
sensor THW bermasalah. Nah data 0 ( nol ) derajat pada current data inilah sebagai penguat
analisa kerusakan pada sensor THW.

Modul Ujikom TKR TP.2023/2024 18


Berikut panduan cara memilih mode current data :

 Pilih Current Data

 Karena mobil yang kami gunakan adalah Toyota Calya, maka yang dilipih adalah Toyota.

 Pilih Toyota Internasional, selanjutnya pilih yang 16 Pin ( OBD II memiliki pin berjumlah
16 )

Modul Ujikom TKR TP.2023/2024 19


 Pilih Cureent Data yang akan dilihat / diperiksa. Pada Scan Tools terdapat banyak pilihan
seperti Power Train, Chasis, Body dan Customize. Catatan : Biasanya tidak semuanya
sistem mendukung untuk membaca data current.

 Setelah Anda memilih salah satu sistem yang akan dibaca maka akan muncul data - data
current secara real.

Modul Ujikom TKR TP.2023/2024 20


Scan Tools merek G - Scan 2 adalah Scan Tools after market yang bisa digunakan oleh beragam
merek mobil. Salah satu kelemahan Scan Tools Aftermarket terkadang tidak mendukung untuk
mengetahui secara lebih detail data atau kerusakan pada merek - merek mobil tertentu.

2.5 Cara Menggunakan dan Membaca Gas Analyzer

Gas Analyzer - Kondisi dari kerja mesin dapat dianalisis dari sisa gas buang diujung knalpot. Dari
hasil perhitungan dapat dipastikan kondisi mesin sesuai dengan spesifikasi atau tidak. Cara
memeriksa ini dengan menggunakan alat yang disebut gas analyzer. Alat ini dapat membaca
setiap partikel gas buang secara presisi.

Gas analyzer adalah instument / alat yang digunakan dalam mengukur proporsi dan komposisi
dari gabungan gas buang pada mesin kendaraan bensin. Pada gas analyzer terdapat beberapa
komponen penting dalam memastikan kinerjanya, salah satunya adalah sensor. Sensor pada gas
analyzer berfungsi dalam mendeteksi dan mengukur dari kadar gas sesuai dengan jenis
sensornya.

Seperti yang kita tahu bahwa kelayakan dari emisi gas buang kendaraan telah diatur pada
peraturan, oleh karena itu kendaraan agar dapat digunakan berkendara di jalan raya salah
satunya adalah harus lolos dari uji emisi gas buang. Uji emisi berguna supaya supaya tidak
terjadi pencemaran udara yang dapat menyebabkan kerusakan pada lapisan ozon. Salah satu
pencegahan itu, kita bisa mengurangi emisi gas buang dari kendaraan menggunakan gas
analyzer.

Modul Ujikom TKR TP.2023/2024 21


2.5.1 FUNGSI GAS ANALYZER

1. Membantu dalam melakukan penyetelan campuran dari udara dengan bahan bakar agar
tepat dan efisien.

2. Mengetahui efektivitas dalam proses pembakaran mesin dengan cara menganalisis dari
kandungan karbon monoksida (CO) dan hidrokarbon (HC) yang terkandung dalam gas
buang apah sesuai dengan ambang spesifikasi atau tidak.

3. Memperoleh kepastian dalam kinerja mesin apakah dalam kondisi prima dan dapat
diandalkan.

4. Menjaga agar tenaga mesin tepat optimal dan irit bahan bakar serta bisa menciptakan
lingkungan dengan udara yang bersih.

5. Dengan melihat tingginya kandungan dari hidrokarbon (HC) dapat mengetahui adanya
kerusakan pada bagian mesin kendaraan,

6. Mengetahui kadar emisi gas buang dari kendaraan, dari hasil pengukuran digunakan
untuk informasi mengenai kendaraan ramah lingkungan atau perlu dilakukan perbaikan
pada sistem tertentu agar didapatkan hasil yang sesuai.

2.5.2 BAGIAN-BAGIAN GAS ANALYZER


Bagian Depan Gas Analyzer :

1. Print out, berfungsi sebagai tempat cetakan dari hasil pengukuran.

2. Display digital, berfungsi dalam menampilkan hasil pengukuran yang terdiri dari : CO (%)
menampilkan hasil kadar dari karbon monoksida, HC (ppm) menampilkan hasil dari
hidrokarbon, CO² menampilkan kadar presentase dari gas karbon dioksida, AFR (Air Fuel
Ratio) menampilkan campuran bahan bakar yang terkandung dalam kendaraan.

Modul Ujikom TKR TP.2023/2024 22


3. Tombol Hold/Print, jika tombol ini ditekan 1 kali makan akan menahan dari hasil
pengukuran (mengunci), dan tekan 2 kali masuk ke menu print hasil.

4. Tombol select, untuk memilih "ya".

5. Tombol Zero (tombol panah ke bawah), tombol ini digunakan untuk menetralkan atau
mengendalikan alat (pengkalibrasian alat) serta untuk menggeser angka pada display.

6. Tombol Purge (tombol panah ke atas), tombol ini digunakan untuk memasukkan angka
pada display.

7. Tombol ENT / MEAS, tombol ini digunakan untuk mengukur (measuring) gas emisi buang
ketika sudah ready.

8. Tombol ESC / Stand By, tombol ini digunakan untuk menolkan kembali angka yang
terdapat pada display setelah digunakan pengukuran agar standby.

2.5.3 Bagian Belakang Gas Analyzer :

1. Tombol Power, terdiri dari tombol on (untuk menghidupkan alat) dan off (untuk
mematikan alat).

2. Socket Daya, sebagai daya dari alat yang dihubungkan ke listrik PLN.

3. Probe, bagian dari selang probe yang dimasukkan ke dalam knalpot kendaraan yang
diuji.

4. Selang Probe, sebagai penghubung antara gas analyzer dengan kenalpot kendaraan yang
akan diuji gas buang.

5. Main Filter, Dust Filter, dan Zero Filter, berfungsi untuk menyaring kotoran yang
terdapat pada emisi gas buang agar tidak mempengaruhi kinerja sensor dan saluran gas
tidak tersumbat kotoran.

6. Cek Intel, sebagai tempat menyambungkan gas analyzer ke selang probe.

Modul Ujikom TKR TP.2023/2024 23


2.5.4 PRINSIP KERJA GAS ANALYZER

Prinsip kerja dari gas analyzer adalah dengan mengambil gas sample kendaraan melalui probe,
kemudian gas akan masuk ke masing-masing sample cell, lalu, gas sample akan dikomparasikan
atau dibandingkan dengan gas standar melewati pemancaran sistem.

Setelah itu, akan dihasilkan perbedaan panjang gelombang dan diubah menjadi sinyal analog
oleh receiver. Jika ada penyimpangan (error) maka gas analyzer kembali di adjust melalui panel
control. Untuk hasil pengukuran gas emisi udara (analyzer) pada mesin kendaraan bensin yakni
CO², O², CO dan HC.

2.5.5 CARA MENGGUNAKAN GAS ANALYZER

Prosedur cara menggunakan gas analyzer adalah sebagai berikut:

1. Masukkan selang probe ke bagian INLET (bagian belakang gas analyzer).

2. Pasangkanlah kabel daya dan hubungkan ke listrik PLN

3. Tekan tombol ON pada tombol power (letak tombol power dibagian belakang).

4. Kemudian alat akan menimbulkan bunyi dan tunggu sampai bagian AFR menampilkan
AUTO ZERO pada display.

5. Ke - 6 display segmen akan menunjukkan angka yang berubah-ubah, tunggu sampai


angka di display AFR menunjukkan angka 0 (nol) dan ready (pada segmen akan terlihat
rdy).

6. Sambil menunggu AFR menjadi nol (0), hidupkan kendaraan dan gas sampai
kecepatannya menjadi 2000 rpm selama 1-2 menit.

7. Saat AFR sudah menunjukkan angka 0 (nol) dan "rdy" berarti alat sudah siap digunakan.

Modul Ujikom TKR TP.2023/2024 24


8. Sambungkan selang probe ke probe, lalu masukkan probe ke dalam knalpot kendaraan
yang diuji.

9. Tekan ENT /MEAS untuk memulai menguji.

10. Tunggu angka pada display stabil.

11. Setelah angka stabil, kemudian menekan tombol HOLD/PRINT sebanyak dua kali.

12. Masukkan nomor polisi kendaraan yang akan diuji sebagai identitas dari kendaraan yang
diuji pada display O² yang berkedip

Modul Ujikom TKR TP.2023/2024 25


13. Tekan tombol HOLD PRINT sebanyak 1 kali lagi untuk mencetak hasil.

14. Apabila sudah, lepas probe dan kalibrasi alat tekan tombol ESC/ Stand by.

2.5.6 CARA MEMBACA GAS ANALYZER

Secara umum hasil analisis gas buang kendaraan bensin terdiri dari :CO (karbon monoksida),
CO² (karbon dioksida), HC (hidrokarbon), O² (oksigen), dan e (lambda).

Mesin dinyalakan stasioner dan kemudian hasilnya dapat dilihat di layer monitor, dan dapat di
print out.

Setiap hasil pengukuran mempunyai pengertian dan angka ideal yang berbeda, berikut ini
merupakan hasil dan spesifikasi dari pengukuran menggunakan alat gas analyzer:

a. CO (karbon monoksida)

CO menunjukkan efisiensi pembakaran di dalam silinder. Pada pembakaran mesin injeksi yang
efisien berkisar antara 0,2-1,5% dengan nilai ideal 0,5%. Sedangkan karburator 1-3,5% dengan
nilai ideal 1-2%.

Jika hasil angka CO dikuar nilai ideal, maka perlu dilakukan beberapa pemeriksanaan. Penyebab
kemungkinan bisa beragam, mulai dari karburator/injector/filter udara yang kotor, pada
choke menutup apabila mesin karburator, hingga sampai kebocoran kompresi akibat klep.

b. CO² (karbon dioksida)

Modul Ujikom TKR TP.2023/2024 26


CO² menunjukkan hasil dari pembakaran dalam mesin. Angka ideal harus diatas 12%. Apabila
semakin tinggi nilainya, maka makin baik pembakaran yang terjadi. Artinya, energi yang dibakar
pun makin banyak. Sedangkan apabila nilai CO² di bawah 12%, maka ada beberapa hal yang
harus diperbaiki, seperti campuran bahan bakar dengan udara kurang tepat atau ruang bakar
yang kotor.

c. HC (hidrokarbon)

HC menunjujan sisa bahan bakar yang terbuang bersama asap knalpot. Nilai ideal HC tidak boleh
melebihi 300 ppm. Apabila melenceng dari nilai tersebut maka dapat berakibat tenaga mesin
loyo dan boros dalam konsumsi bahan bakar. Cara memperbaikinya adalah dengan memeriksa
kompresi di ruang bakar dan sistem pengapian.

d. O²(oksigen)

O² yang terlalu banyak keluar dari sisa gas buang menandakan proses pembakaran di mesin
tidak efisien dan sempurna. Nilai dari O² tidak boleh lebih dari 2%. Apabila lebih 2%, artinya
terdapat kebocoran di sistem gas buang atau setelan bahan bakar terlalu irit. Jika semakin dekat
nilai O² ke angka 0, maka semakin baik proses pembakaran yang terjadi.

e.(Lambda)

Nilai Lambda berkaitan dengan perbandingan antara campuran udara dan bahan bakar yang
terbuang lewat asap knalpot. Nilai ideal lambda adalah 1. Apabila lebih besar dari 1, artinya
setelan bahan bakar irit. Jika lebih dari 1,1, berarti bahan bakar terlalu irit.

Semakin dekat nilai O² ke angka 0, maka semakin baik proses pembakaran yang terjadi. Nilai
Lambda berkaitan dengan perbandingan antara campuran udara dan bahan bakar yang
terbuang lewat asap knalpot. Nilai idealnya 1. Jika lebih besar dari 1, artinya setelan bahan
bakar irit. Jika lebih dari 1,1, berarti bahan bakar terlalu irit.

Sedangkan saat lambda kurang dari 0,95 menandakan bahan bakar boros, dan saat kurang dari
0,85, artinya bahan bakar terlalu boros.

Modul Ujikom TKR TP.2023/2024 27


Modul Ujikom TKR TP.2023/2024 28
Modul Ujikom TKR TP.2023/2024 29
Modul Ujikom TKR TP.2023/2024 30
Modul Ujikom TKR TP.2023/2024 31

Anda mungkin juga menyukai