Tentunya untuk membuat para pengguna lebih bisa menghafal apa saja sensor yang ada
pada sebuah mobil modern seperti sekarang ini. Tidak ada salahnya kali
ini otoflik.com rangkumkan secara rinci macam dan jenis sensor pada mobil yang harus
kalian pahami. Tentunya lengkap dengan fungsinya.
Secara umum, sensor mesin adalah alat elektronik mekanis yang akan memantau berbagai
macam parameter mesin mobil. Dan pada beberapa jenis mobil, mesin menggunakan
berbagai jenis sensor.
Meski ada begitu banyak jenis sensor pada mobil, namun secara umum satu rangkaian
mobil terdiri dari Thermocouple, Resistance Temperature Detectore (RTDs) serta sensor
Hall Effect.
Selain dari ketiga tipe sensor tersebut, sebenarnya masih ada cukup banyak jenis sensor
pada mobil yang harus kalian ketahui. Maka dari itu berikut akan kami rangkumkan
beberapa jenis sensor yang ada pada sebuah mobiL
7. Knock Sensor
Sensor ini berfungsi untuk mendeteksi terjadinya knocking pada mesin. Knock sensor
terbuat dari piezo electric element yang menghasilkan tegangan saat piezo electric
element-nya berubah bentuk, hal ini terjadi pada saat block silinder vibrasi yang
disebabkan karena terjadinya knocking pada mesin. Ketika ECU menerima data dari knock
sensor maka ECU akan memerintahkan pengapian untuk dimundurkan beberapa derajat
sampai tidak terjadi lagi knocking. Komponen ini biasanya terletak pada blok silinder
dengan ciri memiliki 1 wire/ kabel (terminal K1) sedangkan massa sensor knock menyatu
dengan body sensor.
Mode ini digunakan untuk langsung mengetahui kerusakan yang sedang terjadi atau pernah
terjadi pada mesin kendaraan yang sedang diperbaiki. ECU selain sebagai komponen utama
yang mengatur setiap kerja aktuator juga sebagai penyimpan data kerusakan ( fail safe ). Selama
data kerusakan pada ECU belum pernah dihapus maka itu akan terbaca pada mode DTC di Scan
Tools.
Pastikan Scan Tools dalam kondisi OFF sebelum di pasang pada OBD
Scan Tools yang sudah terpasang kabel selanjutnya colokkan pada OBD di kendaraan.
Letak OBD tidak jauh - jauh di bagian bawah roda kemudi.
Pada tampilan utama ada 4 Mode pilihan yang bisa kita gunakan, namun seperti yang
telah kami sebutkan diatas bahwa hanya akan dibahas 2 mode saja ( DTC dan Current
Data ). Untuk memilih mode DTC maka pencet menggunakan jari tangan atau pulpen
plastik yang tersedia pada scan tools.
Itulah panduan cara menggunakan Scan Tools pada mode DTC. Pada mode ini scan tools hanya
akan mendeteksi dan menampilkan kerusakan pada managemen mesin. Ingat ya, kerusakan
pada mesin bukan pada sistem yang lain.
Jadi misalkan ada kerusakan pada sensor yang berkaitan dengan chasis, menggunakan mode
DTC tidak dapat ditampilkan.
Panduan Menggunakan Mode Current Data
Mode current data adalah mo de yang digunakan untuk melihat kinerja setiap sensor atau
actuator secara real ( terkini ). Kebanyakan data ini digunakan sebagai referensi analisa untuk
menguatkan jenis kerusakan yang terjadi.
Kami akan mengambil contoh, misalkan pada mode DTC terbaca kerusakan pada sensor THW
( Temperatur Hot Water ). Setelah dicoba untuk dihapus ternyata tetap tidak merespon dan
lampu enggine tetap menyala.
Untuk meyakinkan bahwa sensor THW rusak maka lihat pada data curren sensor THW apakah
sensor tersebut dapat membaca suhu air pendingin mesin ? jika ternyata hasil pembacaan 0
( nol ) derjat sedangkan mesin sudah bekerja dalam waktu lama maka kesimpulan sementara
sensor THW bermasalah. Nah data 0 ( nol ) derajat pada current data inilah sebagai penguat
analisa kerusakan pada sensor THW.
Karena mobil yang kami gunakan adalah Toyota Calya, maka yang dilipih adalah Toyota.
Pilih Toyota Internasional, selanjutnya pilih yang 16 Pin ( OBD II memiliki pin berjumlah
16 )
Setelah Anda memilih salah satu sistem yang akan dibaca maka akan muncul data - data
current secara real.
Gas Analyzer - Kondisi dari kerja mesin dapat dianalisis dari sisa gas buang diujung knalpot. Dari
hasil perhitungan dapat dipastikan kondisi mesin sesuai dengan spesifikasi atau tidak. Cara
memeriksa ini dengan menggunakan alat yang disebut gas analyzer. Alat ini dapat membaca
setiap partikel gas buang secara presisi.
Gas analyzer adalah instument / alat yang digunakan dalam mengukur proporsi dan komposisi
dari gabungan gas buang pada mesin kendaraan bensin. Pada gas analyzer terdapat beberapa
komponen penting dalam memastikan kinerjanya, salah satunya adalah sensor. Sensor pada gas
analyzer berfungsi dalam mendeteksi dan mengukur dari kadar gas sesuai dengan jenis
sensornya.
Seperti yang kita tahu bahwa kelayakan dari emisi gas buang kendaraan telah diatur pada
peraturan, oleh karena itu kendaraan agar dapat digunakan berkendara di jalan raya salah
satunya adalah harus lolos dari uji emisi gas buang. Uji emisi berguna supaya supaya tidak
terjadi pencemaran udara yang dapat menyebabkan kerusakan pada lapisan ozon. Salah satu
pencegahan itu, kita bisa mengurangi emisi gas buang dari kendaraan menggunakan gas
analyzer.
1. Membantu dalam melakukan penyetelan campuran dari udara dengan bahan bakar agar
tepat dan efisien.
2. Mengetahui efektivitas dalam proses pembakaran mesin dengan cara menganalisis dari
kandungan karbon monoksida (CO) dan hidrokarbon (HC) yang terkandung dalam gas
buang apah sesuai dengan ambang spesifikasi atau tidak.
3. Memperoleh kepastian dalam kinerja mesin apakah dalam kondisi prima dan dapat
diandalkan.
4. Menjaga agar tenaga mesin tepat optimal dan irit bahan bakar serta bisa menciptakan
lingkungan dengan udara yang bersih.
5. Dengan melihat tingginya kandungan dari hidrokarbon (HC) dapat mengetahui adanya
kerusakan pada bagian mesin kendaraan,
6. Mengetahui kadar emisi gas buang dari kendaraan, dari hasil pengukuran digunakan
untuk informasi mengenai kendaraan ramah lingkungan atau perlu dilakukan perbaikan
pada sistem tertentu agar didapatkan hasil yang sesuai.
2. Display digital, berfungsi dalam menampilkan hasil pengukuran yang terdiri dari : CO (%)
menampilkan hasil kadar dari karbon monoksida, HC (ppm) menampilkan hasil dari
hidrokarbon, CO² menampilkan kadar presentase dari gas karbon dioksida, AFR (Air Fuel
Ratio) menampilkan campuran bahan bakar yang terkandung dalam kendaraan.
5. Tombol Zero (tombol panah ke bawah), tombol ini digunakan untuk menetralkan atau
mengendalikan alat (pengkalibrasian alat) serta untuk menggeser angka pada display.
6. Tombol Purge (tombol panah ke atas), tombol ini digunakan untuk memasukkan angka
pada display.
7. Tombol ENT / MEAS, tombol ini digunakan untuk mengukur (measuring) gas emisi buang
ketika sudah ready.
8. Tombol ESC / Stand By, tombol ini digunakan untuk menolkan kembali angka yang
terdapat pada display setelah digunakan pengukuran agar standby.
1. Tombol Power, terdiri dari tombol on (untuk menghidupkan alat) dan off (untuk
mematikan alat).
2. Socket Daya, sebagai daya dari alat yang dihubungkan ke listrik PLN.
3. Probe, bagian dari selang probe yang dimasukkan ke dalam knalpot kendaraan yang
diuji.
4. Selang Probe, sebagai penghubung antara gas analyzer dengan kenalpot kendaraan yang
akan diuji gas buang.
5. Main Filter, Dust Filter, dan Zero Filter, berfungsi untuk menyaring kotoran yang
terdapat pada emisi gas buang agar tidak mempengaruhi kinerja sensor dan saluran gas
tidak tersumbat kotoran.
Prinsip kerja dari gas analyzer adalah dengan mengambil gas sample kendaraan melalui probe,
kemudian gas akan masuk ke masing-masing sample cell, lalu, gas sample akan dikomparasikan
atau dibandingkan dengan gas standar melewati pemancaran sistem.
Setelah itu, akan dihasilkan perbedaan panjang gelombang dan diubah menjadi sinyal analog
oleh receiver. Jika ada penyimpangan (error) maka gas analyzer kembali di adjust melalui panel
control. Untuk hasil pengukuran gas emisi udara (analyzer) pada mesin kendaraan bensin yakni
CO², O², CO dan HC.
3. Tekan tombol ON pada tombol power (letak tombol power dibagian belakang).
4. Kemudian alat akan menimbulkan bunyi dan tunggu sampai bagian AFR menampilkan
AUTO ZERO pada display.
6. Sambil menunggu AFR menjadi nol (0), hidupkan kendaraan dan gas sampai
kecepatannya menjadi 2000 rpm selama 1-2 menit.
7. Saat AFR sudah menunjukkan angka 0 (nol) dan "rdy" berarti alat sudah siap digunakan.
11. Setelah angka stabil, kemudian menekan tombol HOLD/PRINT sebanyak dua kali.
12. Masukkan nomor polisi kendaraan yang akan diuji sebagai identitas dari kendaraan yang
diuji pada display O² yang berkedip
14. Apabila sudah, lepas probe dan kalibrasi alat tekan tombol ESC/ Stand by.
Secara umum hasil analisis gas buang kendaraan bensin terdiri dari :CO (karbon monoksida),
CO² (karbon dioksida), HC (hidrokarbon), O² (oksigen), dan e (lambda).
Mesin dinyalakan stasioner dan kemudian hasilnya dapat dilihat di layer monitor, dan dapat di
print out.
Setiap hasil pengukuran mempunyai pengertian dan angka ideal yang berbeda, berikut ini
merupakan hasil dan spesifikasi dari pengukuran menggunakan alat gas analyzer:
a. CO (karbon monoksida)
CO menunjukkan efisiensi pembakaran di dalam silinder. Pada pembakaran mesin injeksi yang
efisien berkisar antara 0,2-1,5% dengan nilai ideal 0,5%. Sedangkan karburator 1-3,5% dengan
nilai ideal 1-2%.
Jika hasil angka CO dikuar nilai ideal, maka perlu dilakukan beberapa pemeriksanaan. Penyebab
kemungkinan bisa beragam, mulai dari karburator/injector/filter udara yang kotor, pada
choke menutup apabila mesin karburator, hingga sampai kebocoran kompresi akibat klep.
c. HC (hidrokarbon)
HC menunjujan sisa bahan bakar yang terbuang bersama asap knalpot. Nilai ideal HC tidak boleh
melebihi 300 ppm. Apabila melenceng dari nilai tersebut maka dapat berakibat tenaga mesin
loyo dan boros dalam konsumsi bahan bakar. Cara memperbaikinya adalah dengan memeriksa
kompresi di ruang bakar dan sistem pengapian.
d. O²(oksigen)
O² yang terlalu banyak keluar dari sisa gas buang menandakan proses pembakaran di mesin
tidak efisien dan sempurna. Nilai dari O² tidak boleh lebih dari 2%. Apabila lebih 2%, artinya
terdapat kebocoran di sistem gas buang atau setelan bahan bakar terlalu irit. Jika semakin dekat
nilai O² ke angka 0, maka semakin baik proses pembakaran yang terjadi.
e.(Lambda)
Nilai Lambda berkaitan dengan perbandingan antara campuran udara dan bahan bakar yang
terbuang lewat asap knalpot. Nilai ideal lambda adalah 1. Apabila lebih besar dari 1, artinya
setelan bahan bakar irit. Jika lebih dari 1,1, berarti bahan bakar terlalu irit.
Semakin dekat nilai O² ke angka 0, maka semakin baik proses pembakaran yang terjadi. Nilai
Lambda berkaitan dengan perbandingan antara campuran udara dan bahan bakar yang
terbuang lewat asap knalpot. Nilai idealnya 1. Jika lebih besar dari 1, artinya setelan bahan
bakar irit. Jika lebih dari 1,1, berarti bahan bakar terlalu irit.
Sedangkan saat lambda kurang dari 0,95 menandakan bahan bakar boros, dan saat kurang dari
0,85, artinya bahan bakar terlalu boros.