Anda di halaman 1dari 5

ANALISIS LITOFASIES DAN LINGKUNGAN PENGENDAPAN

FORMASI PEMALI DI DAERAH CINIRU KABUPATEN KUNINGAN

Anugrah Widiana*1; Abdurrokhim1; Yoga Andriana1


1
Teknik Geologi Universitas Padjadjaran

anugrahwidiana@gmail.com

ABSTRAK
Secara geografis daerah penelitian terletak antara 108°27’44,22” - 108°30’27,24” BT dan 7°1’34,39” -
7°4’16,27” LS, yang secara administratif termasuk ke dalam Wilayah Kabupaten Kuningan, Provinsi
Jawa Barat. Penelitian ini bertujuan untuk membahas litofasies sampai lingkungan pengendapannya.
Formasi Pemali yang berumur Miosen Awal tersingkap dengan baik pada sungai Cipedak. Data suksesi
sedimen yang diamati memiliki tebal 198,2 meter sepanjang lintasan sungai Cipedak. Suksesi ini
didominasi oleh fasies batulempung massif. Analisis fasies yang dilakukan menghasilkan 3 litofasies
yang telah diidentifikasi mewakili karakteristik litologi pada daerah penelitian yaitu lintasan sungai
Cipedak. Fasies 1 merupakan perselingan batulempung dan batupasir berbutir halus dengan struktur
sedimen parallel laminasi. Fasies 2 merupakan batulempung massif. Dan Fasies 3 merupakan endapan
slump. Dari ketiga fasies tersebut dikelompokkan menjadi 2 asosiasi fasies yaitu fasies 1 dan 2
mewakili Interbedded Claystone and Sandstone, serta fasies 2 mewakili slump deposit. Perubahan
asosiasi fasies menunjukkan adanya perbedaan proses yang terjadi serta perbedaan lingkungan
pengendapan sehingga ditafsirkan bahwa perbedaan tersebut menunjukkan terjadi karena suplai
sedimen dan kuat gaya arus turbidit yang berbeda.
Kata Kunci: Formasi Pemali, Fasies, Analisis Fasies, Lingkungan Sedimen

ABSTRACT
The research area is geographically located between 108 ° 27 ' 44,22 "-108 ° 30 ' 27,24" BT and 7 ° 1 '
34.39 "-7 ° 4 ' 16,27" LS, which administratively belongs to the Regency brass, West Java province.
This research aims to address litofacies to sedimentary environment. Formation of Pemali from early
Miocene unfold well on the Cipedak river. The sedimentary succession of the observed data have thick
198.2 meters along the path of the Cipedak river. This succession is dominated by structureless
claystones. The analysis produce 3 litofasies that have been identified to represent the characteristics of
litology in the area of research that is the path of the Cipedak’s river. The facies 1 is Interbedded
Claystone and Parallel Laminated Fine Grained Sandstone. The facies 2 is Structurless claystone. And
the fasies 3 is sediment slump. A third of these are grouped into 2 fasies Association i.e. fasies 1 and 2
represent the Interbedded Sandstone and Claystone, and fasies 2 represents the slump deposits. Change
of the Facies Association showed a difference process that occurred as well as the difference in the
environment of deposition so construed that this showed the difference occurs because sediment supply
and the strong of different currents styles.

Keywords: Pemali Formation; Facies; Facies Analysis; Sedimentary environment

1. PENDAHULUAN dimiliki oleh fasies sedimen merefleksikan


kondisi dari lingkungan pengendapan
Setiap lingkungan pengendapan dicirikan
tersebut. Hubungan reaksi antara
oleh parameter tertentu seperti fisika, kimia,
lingkungan pengendapan dan fasies
dan biologi yang berperan untuk
biasanya disebut sebagai proses dan respon.
menghasilkan tubuh sedimen yang
Interpretasi lingkungan pengendapan akan
mempunyai ciri-ciri tertentu seperti tekstur,
berkembang baik bila kita mempelajari
struktur, dan komposisi. Karakteristik yang

113
Padjadjaran Geoscience Journal. Vol.3 No. 2, April 2019: 113 - 117

asosiasi litofasies daripada mempelajari gaya-gaya tarikan yang menghasilkan sesar


satu fasies. normal dengan arah Meratus. Pada Miosen
Daerah penelitian memiliki karakteristik awal dan juga Plistosen, pada Cekungan
geologi yang menarik untuk dilakukannya Bogor bekerja gaya tekanan yang
penelitian studi sedimentasi dengan kondisi mengakibatkan sesar-sesar naik yang
singkapan batuan yang memanjang merupakan jalur lipatan anjakan (Thtust
sehingga memungkinkan untuk Fold Belt) yang berarah Sumatera.
dilakukannya pengamatan singkapan
(meliputi karakteristik fisik geologi, 3. METODE
struktur sedimen, dan pengambilan contoh
Objek penelitian berupa struktur sedimen
batuan). Hasil pengambilan data disajikan
pada singkapan di lapangan, dan batuan
dalam log litologi singkapan untuk
sedimen klastik yang berasal dari lintasan
dipelajari dan dianalisa sehingga dapat
sungai Cipedak, Daerah Ciniru, Kabupaten
diketahui menganai fasies dan lingkungan
Kuningan, Provinsi Jawa Barat. Data yang
pengendapannya.
digunakan dalam penelitian ini adalah hasil
dari metode pengukuran lintasan stratigrafi
terukur dan beberapa sampel batuan.
2. TINJAUAN PUSTAKA
Berdasarkan peta geologi regional Lembar
Majenang yang disusun oleh Kastowo dan 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
N. Suwarna (1975), batuan yang tersingkap 4.1 Lintasan Geologi Sungai Cipedak
di daerah penelitian termasuk ke dalam
Formasi Pemali (Tmp). Formasi Pemali Kondisi geologi sepanjang lintasan sungai
(Tmp) tersusun atas Napal globerina Cipedak memiliki litologi yang didominasi
berwarna biru dan hijau keabuan, berlapis oleh batulempung dan batupasir. Terdapat
jelek baik. Setempat terdapat sisipan juga indikasi-indikasi struktur geologi yang
batupasir tufan, dan juga batugamping tersingkap ke permukaan.
pasiran berwarna biru keabuan. Struktur Singkapan batuan pada lintasan sungai
sedimen yang terdapat berupa perairan Cipedak memiliki kenampakkan litologi
sejajar, silang-siur, perairan terpelintir dan yang jelas baik secara lateral maupun
gelembur gelombang. Umur diperkirakan horizontal. Singkapan batuan didominasi
Miosen Awal. Tebal satuan lebih kurang oleh arah strike 60° - 80° dengan dip 60° -
900 meter. 70°. Arah singkapan batuan memanjang
Daerah penelitian berada pada Zona dari utara ke selatan dengan variasi
Cekungan Bogor. Pada kala Eosen Tengah, ketebalan yang beragam. Umur singkapan
Cekungan Bogor merupakan cekungan batuan dari arah utara ke selatan relatif dari
muka busur. Perkembangan Cekungan tua ke muda. Indikasi struktur geologi
Bogor paling jelas adalah pada awal sepanjang lintasan yang tersingkap berupa
Oligosen-Miosen, cekungan berupa laut dip yang relative tinggi, kekar, dan off set
dangkal. Pada awal Miosen, cekungan litologi yang mengindikasikan
merupakan cekungan belakang busur dan perkembangan struktur geologi pada
batasannya melebar ke Selatan. Pada lintasan sungai Cipedak.
Pliosen akhir, Cekungan Bogor sudah Sepanjang lintasan sungai Cipedak terdapat
merupakan daratan yang ditempati oleh beberapa litologi penyusun yaitu
jalur magmatis, dan merupakan akhir dari batulempung, batulempung sisipan
cekungan ini. batupasir, perselingan batulempung dan
Tektonik yang bekerja di Cekungan Bogor batupasir, dan endapan slump.
berbeda sesuai dengan status cekungan. Batulempung merupakan litologi penyusun
Pada Eosen tengah sampai Oligosen- paling dominan pada lintasan sungai
Miosen, Cekungan Bogor didominasi oleh Cipedak dengan ketebalan rata-rata 5 – 20
meter.

114
Analisis Litofasies dan Lingkungan Pengendapan Formasi Pemali di Daerah Ciniru Kabupaten Kuningan
(Anugrah Widiana)

4.2 Analisis Fasies dan Litofasies Dari ketiga fasies tersebut dikelompokkan
menjadi 2 asosiasi fasies yaitu fasies 1 dan
Analisis fasies yang dilakukan
2 mewakili Interbedded Claystone and
menghasilkan 3 litofasies yang telah
Sandstone, serta fasies 3 mewakili slump
diidentifikasi mewakili karakteristik litologi
deposit. Interpretasi lingkungan
pada daerah penelitian yaitu lintasan sungai
pengendapan didasarkan pada karakterisik
Cipedak. Setiap litofasies memiliki
litologi, struktur sedimen, dan geometri
karakteristik yang berbeda.
batuan.
Fasies 1 merupakan perselingan
batulempung dan batupasir berbutir halus
dengan struktur sedimen parallel laminasi
(Interbedded Claystone and Parallel
Laminated Fine Grained Sandstone).
Berdasarkan model fasies sedimen bawah
laut menurut Stow (1985) dalam Reading Asosiasi fasies 1 ini tersusun atas dua fasies
(1996), fasies ini memiliki model C2.3. yang didominasi oleh fasies batulempung.
Proses transportasinya diinterpretasikan Batulempung secara megaskopis berwarna
sebagai turbidity currents dengan proses segar abu–abu gelap dengan warna lapuk
pengendapan secara perlahan butir per butir hitam, ukuran butir lempung, bersifat
yang dipengaruhi oleh suspense (Pickering, karbonatan, kekerasan getas – agak keras,
1986). struktur menyerpih. Batupasir secara
Fasies 2 merupakan batulempung massif megaskopis berwarna segar abu–abu dan
(Structurless Claystone). Berdasarkan berwarna lapuk abu–abu kehitaman, ukuran
model fasies sedimen bawah laut menurut butir pasir halus, bentuk butir membundar,
Stow (1985) dalam Reading (1996), fasies kemas tertutp, pemilahan baik, bersifat
ini memiliki model E1.1. Proses karbonatan, kekerasan agak keras – keras,
transportasinya sebagian belum diketahui struktur sedimen parallel lamination.
tapi tebal lapisan litologinya mencirikan Proses transportasinya diinterpretasikan
proses mud-rich turbidity currents dan sebagai turbidity currents dengan proses
transfer material hemipelagic secara lateral pengendapan secara perlahan butir per butir
pada arus laut dalam. Proses yang dipengaruhi oleh suspense (Pickering,
pengendapannya terjadi secara cepat pada 1986). Asosiasi fasies ini diendapkan pada
sebuah cekungan tertentu (Pickering, 1986). lingkungan laut dalam bagian lower slope
Fasies 3 merupakan endapan slump (Slump dengan proses pengendapan secara turbidity
Deposit) yang terdiri dari batulempung dan current low density.
batupasir. Berdasarkan model fasies Asosiasi fasies 2 merupakan endapan dari
sedimen bawah laut menurut Stow (1985) soft sediment yang pada saat
dalam Reading (1996), fasies ini memiliki pengendapannya terkena deformasi
model F2.3. Proses transportasinya terjadi sehingga membentuk sebuah endapan.
akibat proses slumping dan sliding akibat Ketebalan singkapan yang ditemukan di
rotasi dari pengendapan yang berlebihan lapangan berkisar antara 8 – 10 meter.
pada soft sediment. Proses pengendapannya Batulempung secara megaskopis berwana
terjadi saat berhentinya pergerakan pada segar abu-abu gelap dan warna lapuk hitam,
lereng bagian bawah karena gaya gravitasi ukuran butir lempung, bersifat karbonatan,
(Pickering, 1986). kekerasan agak keras, kontak erosional.

115
Padjadjaran Geoscience Journal. Vol.3 No. 2, April 2019: 113 - 117

Batupasir secara megaskopis berwarna abu- Sandstone, serta fasies 2 mewakili


abu dan warna lapuk abu-abu kecoklatan, slump deposit. Interpretasi
ukuran butir pasir halus, bentuk butir lingkungan pengendapan
didasarkan pada karakterisik
membundar, kemas terutup, pemilahan
litologi, struktur sedimen, dan
baik, bersifat karbonatan, kekerasan keras. geometri batuan.
Berdasarkan karakteristtiknya, endapan 4. Terjadi perubahan asosiasi fasies
slump pada daerah penelitian terbentuk yang menunjukkan bahwa adanya
akibat berhentinya pergerakkan material perbedaan proses yang terjadi serta
sedimen pada bagian bawah lereng karena perbedaan lingkungan pengendapan
pengaruh gaya gravitasi. Endapan slump ini sehingga ditafsirkan bahwa
perbedaan tersebut menunjukkan
merupakan penciri bahwa endapan ini
terjadi karena suplai sedimen dan
terbentuk pada lingkungan yang memiliki kuat gaya arus turbidit yang
kemiringan lereng dan ditafsirkan di berbeda.
endapkan di lingkungan laut dalam bagian
upper slope.
DAFTAR PUSTAKA

5. KESIMPULAN Anonim. 1996, Sandi Stratigrafi


Berdasarkan hasil penelitian yang telah Indonesia, Ikatan Ahli Geologi
dilakukan pada lintasan sungai Cipedak, Indonesia (IAGI), Jakarta, 38 h.
daerah Ciniru, Kabupaten Kuningan dengan
menggunakan metode stratigrafi, maka Boggs, Sam, Jr., 1995, Principles of
didapat beberapa kesimpulan yaitu: Sedimentology an Stratigraphy,
1. Pada lintasan sungai cipedak second edition, Prentice Hall
ditemukan litologi berupa Englewood Cliffs, New Jersey.
batulempung, batulempung sisipan
batupasir, perselingan batulempung Walker, R.G., 1978, Deep-water
dan batupasir, dan endapan slump Sandstone Facies and Ancient
sebagai litologi penyusun. Submarine Fans: Model for
2. Analisis fasies yang dilakukan Exploration for Stratigraphic
menghasilkan 3 litofasies yang Trap,. AAPG, Buletin, v. 62, p
telah diidentifikasi mewakili 932-966.
karakteristik litologi pada daerah
penelitian yaitu lintasan sungai Selley, 1985, Ancient Sedimentary
Cipedak. Fasies 1 merupakan Environments, Cornel University
perselingan batulempung dan Press, New York.
batupasir berbutir halus dengan
struktur sedimen parallel laminasi Mutti, E. dan Ricci Lucci, 1972,
(Interbedded Claystone and Turbidites of The Northern
Parallel Laminated Fine Grained Appenines: Introduction to Facies
Sandstone). Fasies 2 merupakan Analysis, Int. Geol. Rev., v. 20, p.
batulempung massif (Structurless 125-166.
Claystone). Dan Fasies 3
merupakan endapan slump (Slump Reading, H.G., 1996, Sedimentary
Deposit). environments: Processes, Facies,
3. Dari ketiga fasies tersebut and Stratigraphy, Blackwell
dikelompokkan menjadi 2 asosiasi Publishing, University of Oxford,
fasies yaitu fasies 1 dan 2 mewakili United Kingdom.
Interbedded Claystone and

116
Analisis Litofasies dan Lingkungan Pengendapan Formasi Pemali di Daerah Ciniru Kabupaten Kuningan
(Anugrah Widiana)

Koesoemadinata, R.P., 1985, Evolusi Pengembangan Geologi,


Cekungan Bogor Jawa Barat, Bandung.
Disertasi Doktor, Institut
Teknologi Bandung, Bandung. Budhi Trisna, 1986, Geologi Lembar
Tasikmalaya, Jawa Barat, Pusat
Stow, D.A.V. dan Piper, D.J.W., 1985, Penelitian dan Pengembangan
Fine Grained Sediments: Deep- Geologi, Bandung.
water Processes and Facies,
Blackwell Publishing, University Situmorang, B., Siswoyo, Thajib, E., dan
of Oxford, United Kingdom. Paltrinieri, F., 1976, Wrebch Fault
Tectonocs and Aspect of
Darman, H. & Sidi F.H., 2000, An Outline Hydrocarbon Accumulation in
of The Geology of Indonesia, Java, Proceeding Indonesian
Ikatan Ahli Geologi Indonesia, Petroleum Association.
Jakarta.
Nichols, Gary, 2009, Sedimentology and
Van Bemmelen, R.W., 1949, The Geology Stratihraphy Second Edition, Jhon
of Indonesia, volume I.A., The Wiley & Sons, Ltd, Publication,
Hague Martinus Nijhoff, UK.
Netherland. 732 h.

Kastowo dan Nana Suwarna, 1996, Peta


Geologi Lembar Majenang, Skala
1 : 10000. Pusat Penelitian dan

117

Anda mungkin juga menyukai