Mediasi Kepuasan Nasabah Pada Pengaruh Kualitas Pelayanan Dan Citra Perusahaan Terhadap Loyalitas
Mediasi Kepuasan Nasabah Pada Pengaruh Kualitas Pelayanan Dan Citra Perusahaan Terhadap Loyalitas
Abstract
Generally unsatisfied customers will convey bad experiences to others and it will cause big
losses for the company. This study aims to improve customer loyalty through service quality
and corporate image mediated by customer satisfaction. The research used SEM-PLS
method which was done on 100 BSM customers in KCP Pandeglang using accidental
sampling technique. The result of the research shows that service quality has positive and
significant influence to customer loyalty, corporate image has no effect to customer loyalty,
service quality has positive and significant effect to customer satisfaction, corporate image
has positive and significant impact to customer satisfaction, and satisfaction has positive
and significant impact to customer loyalty. Customer satisfaction is proven to mediate
partial service quality to customer loyalty.
1
Jurnal Riset Bisnis dan Manajemen Tirtayasa
dan hingga saat ini sudah memiliki aset lebih 210 juta juga tidak mampu tercapai
dari 78 Triliun. Lebih dari 130 KCU dan 470 maksimal karena nominal transaksi hanya
KCP BSM beroperasional untuk melayani mencapai Rp. 169,9 juta atau 80,9%.
kebutuhan perbankan nasabah di berbagai Salah satu indikasi adanya loyalitas
wilayah seluruh Indonesia. Banyaknya nasabah adalah melakukan pembelian ulang
penghargaan yang berhasil diraih oleh BSM dengan cara aktif menabung atau melakukan
berdampak baik bagi citra perusahaan yang transaksi perbankan melalui akun rekening
akan berpengaruh pada tingkat kepercayaan tabungan yang dimiliki. Di samping
nasabah. Pencapaian ini tentunya juga penurunan pencapaian target nominal
didukung oleh pelayanan perbankan yang transaksi tabungan, permasalahan lain yang
telah memenuhi standar kualitas tertentu. terjadi di BSM KCP Pandeglang juga
Namun dibalik kinerja perusahaan serta terlihat dari kenaikan jumlah rekening pasif
pelayanan yang begitu baik, terdapat (3 bulan) sebagaimana ditunjukkan Tabel 2
fenomena bisnis yang perlu mendapatkan berikut :
perhatian yaitu menurunnya pencapaian Tabel 2 Jumlah Rekening Pasif (3 Bulan)
target nominal transaksi tabungan nasabah Bank Syariah Mandiri KCP Pandeglang
seperti ditunjukkan pada Tabel 1 berikut : Tahun 2017
Tabel 1 Pencapaian Target Nonimal Jumlah
Total
Transaksi Tabungan Bank Syariah Mandiri Rekening
Bulan Rekening (%)
Pasif (3
KCP Pandeglang Tahun 2017 bulan)
Keseluruhan
Realiasasi Capaian
Target September 544 2.788 19.5
Bulan Nominal Target
Transaksi Oktober 672 2.845 23.6
Transaksi (%)
November 711 2.901 24.5
Sep Rp. 235 juta Rp. 202,4 juta 86,1 % Desember 726 2.950 24.6
Okt Rp. 215 juta Rp. 242,1 juta 112,6 %
Sumber : Bank Syariah Mandiri KCP
Pandeglang, 2018.
Nov Rp. 250 juta Rp. 203,5 juta 81,4%
Dari Tabel 2 terlihat terus terjadi
Des Rp. 210 juta Rp. 169,9 juta 80,9% kenaikan jumlah rekening pasif (3 bulan)
Sumber : Bank Syariah Mandiri KCP dari bulan September hingga Desember
Pandeglang, 2018. 2017. Meskipun diiringi oleh kenaikan total
Berdasarkan Tabel 1 diketahui rekening keseluruhan yang menunjukkan
selama bulan September s/d Desember 2017 adanya penambahan akun rekening
telah terjadi penurunan target transaksi yang tabungan baru, namun jumlah rekening pasif
disebabkan oleh realisasi nominal transaksi (3 bulan) yang terus meningkat
nasabah yang juga menurun di BSM KCP menggambarkan bahwa nasabah di BSM
Pandeglang. Dari target transaksi sebanyak KCP Pandeglang kurang loyal karena tidak
Rp. 235 juta di bulan September, realisasi mau menabung atau aktif bertransaksi.
transaksi yang tercapai hanya 86,1% dengan Pembukaan rekening yang terus bertambah
nominal Rp. 202,4 juta. BSM yang namun tidak diiringi oleh jumlah dana yang
menurunkan target transaksi menjadi Rp. ditabung dapat membuat reputasi bank
215 juta di bulan Oktober ternyata diikuti menjadi turun karena di anggap tidak
oleh pencapaian target yang maksimal mampu mengelola nasabah dengan baik.
hingga 112,6% dengan nominal Rp. 242,1 Menurunnya pencapaian target
juta. BSM yang kembali meningkatkan transaksi nasabah pada 4 bulan terakhir di
target transaksinya menjadi Rp. 250 juta di tahun 2017 juga menunjukkan adanya
bulan November namun harus mengalami permasalahan pada loyalitas nasabah dalam
penurunan target kembali yang hanya melakukan transaksi di BSM KCP
mencapai 81,4% dengan nominal Rp. 203,5 Pandeglang. Hal ini dapat dipengaruhi oleh
juta. Bahkan, pada Desember BSM yang menurunnya kepuasan nasabah atau
hanya menargetkan transaksi sebesar Rp. berbagai faktor lain seperti pelayanan dan
2
JRBM Tirtayasa Volume 3 (1) – Mei 2019
citra perusahaan sehingga perlu segera untuk 4. Apakah terdapat pengaruh citra
diperbaiki agar dapat kembali meningkatkan perusahaan terhadap kepuasan nasabah
loyalitas nasabah dalam melakukan pada BSM KCP Pandeglang?
transaksi perbankan di BSM. 5. Apakah terdapat pengaruh kepuasan
Diketahui hasil penelitian Shanka nasabah terhadap loyalitas nasabah pada
(2011) menunjukkan kualitas layanan BSM KCP Pandeglang?
berdampak positif pada loyalitas pelanggan.
Didukung oleh Senthilkumar (2012) yang Landasan Teori
menyatakan kualitas pelayanan berpengaruh Pengertian Kualitas Pelayanan
positif terhadap loyalitas nasabah. Namun Kualitas pelayanan merupakan suatu
pendapat berbeda dari hasil penelitian yang metode desktiptif untuk menggambarkan
dilakukan Yesenia (2014) menunjukkan tingkat kepuasan pelanggan pada suatu
kualitas pelayanan tidak berpengaruh pelayanan. Metode ini dikembangkan tahun
terhadap loyalitas pelanggan. Demikian pula 1999 oleh A. Parasuraman et al lewat
penelitian yang dilakukan Basri et al (2015) penelitian berjudul "A Conceptual Model of
yang menyatakan bahwa kualitas pelayanan Service Quality and Its Implications for
tidak berpengaruh signifikan terhadap Future Research" diterbitkan di Journal of
loyalitas nasabah. Marketing. Metode tersebut lalu direvisi
Hasil ini menunjukkan bahwa kembali oleh mereka pada tahun 1988 lewat
diperlukan variabel yang mampu penelitian berjudul “SERVQUAL: A
menjembatani hubungan antara kualitas Multiple-Item Scale for Measuring
pelayanan dengan loyalitas yang dalam Consumer Perceptions of Service Quality”
penelitian ini digunakan kepuasan nasabah. diterbitkan di Journal of Retailing. Service
Seorang nasabah untuk loyal harus quality adalah ukuran seberapa baik suatu
merasakan kepuasan terlebih dahulu layanan menemui kecocokan dengan
terhadap kualitas layanan ataupun orientasi harapan pelanggan.
pelayanan dan harga yang diberikan oleh Wyckof dan Lovelock (2011)
pihak perbankan (Basri et al, 2015). menyatakan kualitas pelayanan adalah
tingkat keunggulan yang diharapkan dan
Rumusan Masalah pengendalian atas tingkat keunggulan
Berdasarkan fenomena bisnis dan tersebut untuk memenuhi keinginan
research gap seperti di uraikan tersebut di pelanggan. Sedangkan Rangkuti (2012)
atas, maka rumusan masalah dalam mendefinisikan kualitas pelayanan sebagai
penelitian ini adalah “Bagaimana suatu bentuk penilaian pelanggan terhadap
meningkatkan loyalitas nasabah melalui tingkat pelayanan yang diterima dengan
kualitas pelayanan dan citra perusahaan tingkat layanan yang diharapkan.
yang dimediasi oleh kepuasan nasabah” Kualitas pelayanan merupakan
yang diuraikan dalam pertanyaan penelitian tingkat keunggulan yang diharapkan dan
sebagai berikut : pengendalian atas tingkat keunggulan
1. Apakah terdapat pengaruh kualitas tersebut untuk memenuhi keinginan
pelayanan terhadap loyalitas nasabah pelanggan. Penjualan jasa akan disebut
pada BSM KCP Pandeglang? berkualitas, bila pelayanan yang diberikan
2. Apakah terdapat pengaruh citra memenuhi atau melebihi harapan
perusahaan terhadap loyalitas nasabah penggunanya dan perusahaan jasa dapat
pada BSM KCP Pandeglang? memuaskan sebagian besar kebutuhan
3. Apakah terdapat pengaruh kualitas pelanggan hampir sepanjang waktu akan
pelayanan terhadap kepuasan nasabah disebut perusahaan berkualitas.
pada BSM KCP Pandeglang? Menurut Lovelock (2011), kualitas
pelayanan merupakan tingkat keunggulan
yang diharapkan dan pengendalian atas
3
Jurnal Riset Bisnis dan Manajemen Tirtayasa
4
JRBM Tirtayasa Volume 3 (1) – Mei 2019
melalui saringan ini, jika citra baik, maka kebutuhan dan keinginan pelanggan
citra bias menjadi pelindung. tercapai, sehingga pelanggan merasakan
3. Citra adalah fungsi dari pengalaman dan produk dan jasa yang dibeli tidak berbeda
juga harapan konsumen. Ketika dengan yang diharapkan. Berdasarkan
konsumen membangun harapan dan uraian pengertian di atas dapat disimpulkan
realitas dalam bentuk teknis dan bahwa kepuasan konsumen adalah perasaan
fungsional dan hal itu dirasakan puas yang didapatkan oleh konsumen setelah
memenuhi citra, maka citra akan menggunakan produk dan jasa tersebut dari
mendapatkan penguatan dan bahkan mulai proses pembelian sampai proses
meningkat. setelah menggunakan.
4. Citra mempunyai pengaruh penting pada Biasanya pelanggan setelah membeli
manajemen. Citra yang negatif dan tidak akan mengevaluasi produk atau jasa yang
jelas akan berpengaruh negatif terhadap dibeli tersebut apakah sesuai dengan harapan
kinerja karyawan dan hubungan dengan atau tidak. Kepuasan pelanggan adalah
konsumen. Sebaliknya, citra positif dan tingkat perasaan seseorang setelah
jelas, misalnya citra organisasi yang membandingkan kinerja produk (atau hasil)
sangat baik secara internal menceritakan yang ia rasakan dengan harapannya, jadi
nilai-nilai yang jelas dan menguatkan tingkat kepuasan merupakan fungsi dari
sikap positif terhadap organisasi. kesan kinerja dan harapan. Pelanggan tidak
akan puas jika kinerja di bawah harapan.
Indikator Citra Perusahaan Dalam situasi persaingan yang ketat
Indikator citra perusahaan dalam dewasa ini semakin banyak produsen yang
penelitian ini merujuk pada Mulyana (2010) terlibat dalam pemenuhan kebutuhan dan
yang mengemukakan empat elemen citra keinginan pelanggan serta menempatkan
sebagai berikut: orientasinya pada kepuasan pelanggan.
1. Personality Menurut Wilton (2011) kepuasan pelanggan
Keseluruhan karakteristik perusahaan adalah diskonfirmasi yang dirasakan antara
yang dipahami publik sasaran seperti harapan sebelumnya (atau norma kinerja
perusahaan yang dapat dipercaya. lainnya) dan kinerja aktual produk yang
2. Reputation dirasakan setelah pemakaiannya.
Hal yang telah dilakukan perusahaan dan Kotler (2012) menekankan tiga hal
diyakini publik sasaran berdasarkan penting dalam membangun kepuasan
pengalaman sendiri maupun pihak lain pelanggan, antara lain : 1) Mutu; 2)
seperti kinerja keamanan transaksi Pelayanan; dan 3) Nilai. Untuk menentukan
sebuah bank. kebutuhan dan keinginan pelanggan yang
3. Value akan dipuaskan bukanlah hal yang mudah,
Nilai-nilai yang dimiliki suatu karena disebabkan kebutuhan dan keinginan
perusahaan dengan kata lain budaya pelanggan selalu mengalami perubahan dari
perusahaan seperti sikap manajemen waktu ke waktu. Jika pelanggan merasa
yang peduli terhadap pelanggan, puas, maka ada kecenderungan untuk
karyawan yang cepat tanggap terhadap melakukan pembelian ulang.
permintaan maupun keluhan pelanggan Kepuasan atau ketidakpuasan adalah
4. Corporate Identity perasaan senang atau kecewa seseorang
Komponen-komponen yang yang berasal dari perbandingan antara
mempermudah pengenalan publik kesannya terhadap kinerja produk riil atau
sasaran terhadap perusahaan seperti logo, aktual dengan kinerja produk yang
warna, dan slogan. diharapkan (Sangadi dan Sopiah, 2013).
Pengertian Kepuasan Dari beberapa definisi di atas terdapat
Menurut Tjiptono (2012) kepuasan kesamaan, yaitu menyangkut komponen
pelanggan merupakan suatu tingkatan kepuasan pelanggan (harapan atau kinerja
5
Jurnal Riset Bisnis dan Manajemen Tirtayasa
6
JRBM Tirtayasa Volume 3 (1) – Mei 2019
7
Jurnal Riset Bisnis dan Manajemen Tirtayasa
8
JRBM Tirtayasa Volume 3 (1) – Mei 2019
dibahas untuk memperoleh data analisis Partial Least Squares (PLS) adalah
sekunder. teknik statistika multivarian yang
2. Studi lapangan (field research), yaitu melakukan perbandingan antara variabel
teknik pengumpulan data dengan cara dependen berganda dan variabel independen
mendatangi perusahaan yang berganda. PLS merupakan salah satu metode
bersangkutan untuk melakukan statistika SEM berbasis varian yang didesain
pengamatan langsung terhadap kegiatan untuk menyelesaikan regresi berganda
perusahaan serta memperoleh data dan ketika terjadi permasalahan spesifik pada
informasi mengenai masalah yang data.
diteliti.
Pengumpulan data dalam penelitian ini Analisis Deskriptif
dilakukan dengan cara memberikan Analisis deskriptif adalah statistik
kuesioner kepada pihak yang yang digunakan untuk menganalisis data
bersangkutan. Peneliti memberikan dengan cara mendeskripsikan atau
kuesioner pada nasabah BSM KCP menggambarkan data yang telah terkumpul
Pandeglang sebanyak 100 responden. sebagaimana adanya tanpa bermaksud
Dalam penelitian ini kuesioner dibuat membuat kesimpulan yang berlaku untuk
dengan menggunakan pertanyaan digeneralisasikan. Statistik deskriptif dalam
tertutup dan terstruktur. Pengukuran penelitian ini antara lain: penyiapan data
variabel menggunakan skala interval, dalam bentuk tabel, grafik, perhitungan
yaitu alat pengukur yang dapat median, mean, standar deviasi, perhitungan
menghasilkan data yang memiliki persentase, dan lain-lain (Sugiyono, 2014).
rentang nilai yang mempunyai makna Data tersebut berasal dari jawaban yang
dan mampu menghasilkan measurement diberikan oleh responden atas item-item
yang memungkinkan perhitungan rata- yang terdapat dalam kuesioner. Selanjutnya
rata, deviasi standar, uji statistik peneliti akan mengolah data-data yang ada
parameter, korelasi dan sebagainya dengan cara dikelompokkan dan
(Ferdinand, 2014). Dalam penelitian ini ditabulasikan kemudian diberi penjelasan.
digunakan skala interval dengan
menggunakan teknik Agree-Disagree Analisis Inferensial
Scale di mana adanya urutan skala 1 Statistik inferensial adalah teknik
(Sangat Tidak Setuju) sampai dengan 10 statistik yang digunakan untuk menganalisis
(Sangat Setuju) untuk semua variabel. data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk
populasi. Sugiyono (2014). Sesuai dengan
Teknik Analisis Data hipotesis yang telah dirumuskan, maka
Penelitian ini menggunakan metode dalam penelitian ini analisis data statistik
analisis data dengan menggunakan software inferensial diukur dengan menggunakan
SmartPLS versi 2.0.m3 yang dijalankan software SmartPLS versi pelajar mulai dari
dengan media komputer. Menurut Jogiyanto pengukuran model (outer model), struktur
dan Abdillah (2013) PLS (Partial Least model (inner model) dan pengujian
Square) adalah Analisis persamaan hipotesis. PLS menggunakan metode
struktural (SEM) berbasis varian yang secara principle component analiysis dalam model
simultan dapat melakukan pengujian model pengukuran, yaitu blok ekstraksi varian
pengukuran sekaligus pengujian model untuk melihat hubungan indikator dengan
struktural. Model pengukuran digunakan konstruk latennya dengan menghitung total
untuk uji validitas dan realibilitas, varian yang terdiri atas varian umum
sedangkan model struktural digunakan (common variance), varian spesifik (specific
untuk uji kausalitas (pengujian hipotesis variance), dan varian error (error variance).
dengan model prediksi). Selanjutnya Sehingga total varian menjadi tinggi.
Jogiyanto dan Abdillah (2013) menyatakan
9
Jurnal Riset Bisnis dan Manajemen Tirtayasa
10
JRBM Tirtayasa Volume 3 (1) – Mei 2019
11
Jurnal Riset Bisnis dan Manajemen Tirtayasa
12
JRBM Tirtayasa Volume 3 (1) – Mei 2019
Hasil Pengujian Inner Model Data pada Tabel 5 di atas dijelaskan sebagai
Hasil pengujian inner model berikut :
dilakukan untuk mengetahui besarnya 1. Kualitas pelayanan terhadap loyalitas
hubungan (kausalitas) antar variabel dan nasabah memperoleh nilai path
kemampuan setiap variabel laten eksogen coefficient 0,596. Hasil ini menunjukkan
dalam mempengaruhi variabel laten bahwa kualitas pelayanan berpengaruh
endogen. Dalam penelitian ini uji inner terhadap loyalitas nasabah sebesar
model dilihat dari nilai path coefficient dan 59,6% (0,596 x 100%) dengan arah
R Square yang disajikan berikut: positif. Setiap kenaikan kualitas
Tabel 5 pelayanan sebesar 1 satuan (1%) maka
Hasil Pengujian Inner Model akan meningkatkan loyalitas nasabah
Path sebesar 0,596 satuan (59,6%).
Model
Coefficient 2. Citra perusahaan terhadap loyalitas
1 Kualitas pelayanan 0,596 nasabah memperoleh nilai path
terhadap loyalitas coefficient 0,049. Hasil ini menunjukkan
nasabah bahwa citra perusahaan berpengaruh
13
Jurnal Riset Bisnis dan Manajemen Tirtayasa
terhadap loyalitas nasabah sebesar 4,9% dan kepuasan nasabah secara simultan
(0,049 x 100%) dengan arah positif. berpengaruh terhadap loyalitas nasabah
Setiap kenaikan 1 satuan (1%) pada citra sebesar 86,7% (0,867 x 100%), sedangkan
perusahaan maka akan meningkatkan 13,3% sisanya dijelaskan oleh variabel lain
loyalitas nasabah sebesar 0,049 satuan yang tidak diteliti.
(4,9%).
3. Kualitas pelayanan terhadap kepuasan Hasil Pengujian Hipotesis
nasabah memperoleh nilai path 1. Kualitas Pelayanan terhadap
coefficient 0,660. Hasil ini menunjukkan Loyalitas Nasabah
bahwa kualitas pelayanan berpengaruh Tabel 7 Uji Hipotesis 1
terhadap kepuasan nasabah sebesar 66% T tabel = 1,960
(0,660 x 100%) dengan arah positif. Sig = 0,05
Setiap kenaikan nilai pada kualitas T statistics 7,231
pelayanan sebesar 1 satuan (1%) maka P value 0,000
akan meningkatkan kepuasan nasabah Sumber : data diolah, 2018
sebesar 0,660 satuan (66%). Berdasarkan data pada Tabel 7 di
4. Citra perusahaan terhadap kepuasan atas, diketahui hasil pengujian hipotesis 1
nasabah memperoleh nilai path memperoleh nilai t statistic (7,231) > t tabel
coefficient 0,237. Hasil ini menunjukkan (1,960); p value (0,000) < sig (0,05) yang
bahwa citra perusahaan berpengaruh menunjukkan kualitas pelayanan
terhadap kepuasan nasabah sebesar berpengaruh positif dan signifikan terhadap
23,7% (0,237 x 100%) dengan arah loyalitas nasabah. Hasil tersebut dapat
positif. Setiap kenaikan nilai pada citra disimpulkan bahwa hipotesis penelitian
perusahaan sebesar 1 satuan (1%) maka yang menyatakan ada pengaruh positif dan
akan meningkatkan kepuasan nasabah signifikan kualitas pelayanan terhadap
sebesar 0,237 satuan (23,7%). loyalitas nasabah dapat dibuktikan, berarti
5. Kepuasan nasabah terhadap loyalitas Ha1 diterima.
memperoleh nilai path coefficient 0,324.
Hasil ini menunjukkan bahwa kepuasan 2. Citra Perusahaan terhadap Loyalitas
nasabah berpengaruh terhadap loyalitas Nasabah
sebesar 32,4% (0,324 x 100%) dengan Tabel 8 Uji Hipotesis 2
arah positif. Setiap kenaikan nilai pada T tabel = 1,960
kepuasan nasabah sebesar 1 satuan (1%) Sig = 0,05
maka akan meningkatkan loyalitas T statistics 0,654
nasabah sebesar 0,324 satuan (32,4%). P value 0,514
Tabel 6 R Square Sumber : data diolah, 2018.
Model R Square
Kepuasan nasabah 0,751 Berdasarkan data pada Tabel 8 di
Loyalitas nasabah 0,867 atas, diketahui hasil pengujian hipotesis 2
Sumber : data diolah, 2018. memperoleh nilai t statistic (0,654) < t tabel
Dari Tabel 6 diperoleh nilai R square (1,960); p value (0,514) > sig (0,05) yang
kepuasan nasabah sebesar 0,751 yang menunjukkan citra perusahaan tidak
artinya kualitas pelayanan dan citra berpengaruh terhadap loyalitas nasabah.
perusahaan secara simultan berpengaruh Hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa
terhadap kepuasan nasabah sebesar 75,1% hipotesis penelitian yang menyatakan ada
(0,751 x 100%), sedangkan 24,9% sisanya pengaruh positif dan signifikan citra
dijelaskan oleh variabel lain yang tidak perusahaan terhadap loyalitas nasabah tidak
diteliti. Adapun nilai R square loyalitas terbukti, berarti Ha2 ditolak.
nasabah diperoleh sebesar 0,867 yang
artinya kualitas pelayanan, citra perusahaan
14
JRBM Tirtayasa Volume 3 (1) – Mei 2019
15
Jurnal Riset Bisnis dan Manajemen Tirtayasa
pelayanan yang diterima nasabah maka pangsa pasarnya dan untuk membangun dan
semakin tinggi loyalitas nasabah. Sebagai menjaga hubungan dengan loyalitas
perusahaan perbankan, layanan yang pelanggan. Hasil penelitian bertolak
berkualitas akan mampu menumbuhkan belakang dengan hipotesis dan hasil
loyalitas nasabah. penelitian terdahulu yang menyatakan citra
Dengan demikian ditunjukkan perusahaan berpengaruh signifikan terhadap
bahwa hasil penelitian ini mendukung teori loyalitas pelanggan (Rahayu, 2014; Enel dan
yang menyatakan kualitas layanan yang baik Ozakaya, 2014). Hasil penelitian ini
akan berdampak positif dapat memengaruhi mendukung penelitian Sondakh (2014) yang
kepuasan pelanggan dan berujung pada menyatakan citra perusahaan tidak
meningkatnya loyalitas pelanggan. Hasil berpengaruh dengan loyalitas.
penelitian juga mendukung hipotesis yang Implikasi hasil penelitian ini adalah
dibangun dan hasil penelitian terdahulu yang perusahaan perlu mengelola kembali
menyatakan kualitas layanan berpengaruh berbagai hal yang dapat membentuk citra di
signifikan terhadap loyalitas pelanggan masyarakat misalnya dalam hal manajemen,
(Mosahab, 2010; Rahayu, 2014; Sondakh, budaya perusahaan, hubungan dengan
2014 dan Darlina, 2016). masyarakat dan lainnya di samping
Implikasi hasil penelitian ini melakukan core bisnis sesuai dengan bidang
menunjukkan untuk meningkatkan loyalitas jasa perbankan. Dengan demikian
nasabah, bank harus menyediakan layanan diharapkan citra perusahaan yang baik dapat
yang berkualitas dari awal hingga akhir membuat nasabah merasa nyaman dan
kepada nasabah, dengan memberikan senang untuk terus melakukan transaksi
kepastian layanan, efektivitas layanan, perbankan di BSM.
kemudahan dan ketepatan waktu layanan.
Alasan logis diterimanya hipotesis kualitas Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap
pelayanan berpengaruh positif terhadap Kepuasan Nasabah
loyalitas nasabah adalah karena beracuan Berdasarkan hasil pengujian
pada segmentasi bisnis perusahaan yang hipotesis 3 dapat dibuktikan bahwa kualitas
bergerak di bidang jasa, sehingga dalam hal pelayanan berpengaruh signifikan dengan
ini sangat membutuhkan pelayanan yang arah yang positif terhadap kepuasan
berkualitas tinggi untuk dapat merebut nasabah. Hal ini berarti semakin baik
nasabah dan mempertahankan nasabah yang kualitas pelayanan yang diterima nasabah
sudah ada. maka semakin tinggi kepuasan nasabah.
Pelayanan yang mampu memenuhi harapan
Pengaruh Citra Perusahaan Terhadap nasabah akan memberikan kepuasan pada
Loyalitas Nasabah nasabah.
Citra perusahaan memiliki beragam Dengan demikian ditunjukkan
informasi yang digunakan oleh konsumen bahwa hasil penelitian sejalan dengan teori
untuk membentuk sebuah persepsi. yang menyatakan kualitas pelayanan
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis 2 mempunyai hubungan yang erat dengan
dapat dibuktikan bahwa citra perusahaan kepuasan pelanggan. Hasil penelitian juga
tidak berpengaruh terhadap loyalitas mendukung hipotesis yang dibangun dan
nasabah. Hal ini berarti citra perusahaan penelitian terdahulu yang dilakukan
yang baik belum tentu dapat membuat Senthilkumar (2012) yang menemukan
nasabah menjadi loyal. kualitas pelayanan berpengaruh positif
Dengan demikian ditunjukkan terhadap kepuasan pelanggan. Hasil
bahwa hasil penelitian ini bertolak belakang penelitian juga mendukung penelitian
dengan teori yang menyatakan citra Segoro (2013) dan Sondakh (2014)
perusahaan yang baik membantu menyatakan bahwa kualitas pelayanan
meningkatkan penjualan perusahaan dan berpengaruh positif terhadap kepuasan.
16
JRBM Tirtayasa Volume 3 (1) – Mei 2019
17
Jurnal Riset Bisnis dan Manajemen Tirtayasa
18
JRBM Tirtayasa Volume 3 (1) – Mei 2019
19