2 September 2018
P-ISSN 2550-0805 E-ISSN 2550-0791
http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/widyacipta
Cara Sitasi: Warsito, W. S. (2018). Pengaruh Kepuasan Terhadap Loyalitas Nasabah Pada PT Bank Perkreditan
Rakyat Karyajatnika Sadaya Cabang Dago Bandung. Widya Cipta, 2(2), 225–232.
Abstract - The Effect of Satisfaction on Customer Loyalty At PT. BPRKS Branch Dago Bandung ". The purpose of
this study is to determine the satisfaction, customer loyalty, and to determine the effect on Satisfaction Against
Customer Loyalty At PT. BPRKS Branch Dago Bandung. The research method used is descriptive analysis method
and associative analysis. Sources of data used are primary data and secondary data, namely by making observations
and distributing questionnaires to respondents. Sampling technique in this research is census questionnaire
technique. The sample size in this study were 30 respondents. This study proves that Customer Satisfaction at PT.
BPRKS Dago Bandung branch based on descriptive analysis, showing the level of achievement of 126.3. This shows
the condition of satisfaction is good. Customer Loyalty at PT. BPRKS Dago Bandung branch, based on descriptive
analysis with the number of samples of 30 people shows the level of achievement of 123.2. This indicates good
Customer Loyalty condition, with Rank Spearman correlation coefficient which can be (+) 0.503. This means that
the higher the Customer Satisfaction will be the Higher Customer Loyalty.
Ada dua kriteria nasabah yang membuka rekening Definisi Kotler dan Armstrong (2010:13) mengenai
pada BPR KS Cabang Dago Bandung, yakni yang kepuasan pelanggan adalah the extent to which a
pertama nasabah yang membuka rekening langsung product’s perceived performance matches a buyers
untuk melakukan transaksi atau kegiatan perbankan, expectation. Kepuasan pelanggan adalah tingkat
dan yang kedua yaitu dengan melakukan pengajuan dimana suatu pencapaian performa dari sebuah produk
kredit anggunan BPKB kendaraan bermotor, secara yang diterima oleh konsumen sama dengan ekspektasi
otomatis yang mengajukan kredit tersebut akan konsumen itu sendiri.
menjadi nasabah BPR KS Cabang Dago Bandung,
karena mendapatkan nomor rekening buku tabungan Menurut Irawan (2008:3) kepuasan pelanggan adalah
dan ATM BPR KS sehingga nasabah tersebut tidak hasil akumulasi dari konsumen atau pelanggan dalam
hanya membayar angsuran atas pengajuan kredit menggunakan produk dan jasa.pelanggan puas kalau
angguan BPKB kendaraan bermotor tetapi juga bisa setelah membeli produk dan menggunakan produk
melakukan transaksi kegiatan perbankan seperti tersebut, ternyata kualitas produknya baik. Oleh
menabung, tarik tunai melalui ATM, transfer antar karena itu, setiap transaksi atau pengalamam baru,
rekening dan lain-lain. akan memberikan pengaruh terhadap kepuasan
pelanggan. Pelanggan yang puas adalah pelanggan
Nasabah yang diteliti dalam penelitian ini adalah yang akan berbagi kepuasan dengan produsen atau
nasabah yang melakukan pengajuan kredit anggunan penyedia jasa. Bahkan, pelanggan yang puas akan
BPKB kendaraan bermotor pada BPR KS Cabang berbagi rasa dan pengalaman dengan pelanggan lain.
Dago Bandung yaitu Sebanyak 30 Nasabah Ini akan menjadi referensi bagi perusahaan yang
Berdasarkan penelitian pendahuluan, ditemukan bersangkutan.
beberapa informasi mengenai keluhan dari nasabah
terhadap BPR KS Cabang Dago Bandung adapun Karakteristik yang berbeda antara layanan jasa dengan
keluahan tersebut : produk barang memberikan implikasi yang berbeda
dalam upaya untuk memenuhi kebutuhan konsumen. memperoleh produk tersebut. Dalam hal ini
Pada layanan jasa, produksi dan konsumsi dilakukan kualitas produk yang baik akan memberikan nilai
secara stimulan, dimana penyedia jasa dan konsumen tambah dibenak konsumen.
berada pada saat yang sama ketika proses pemberian 2. Kualitas pelayanan Kualitas pelayanan terutama
jasa berlangsung. Sedangkan pada produksi barang dibidang jasa, pelanggan akan merasa puas bila
terdapat perbedaan waktu. Hal tersebut mereka mendapatkan pelayanan yang baik atau
mengakibatkankan barang tersebut dapat disimpan, yang sesuai dengan yang diharapkan. Pelanggan
sedangkan jasa tidak dapat disimpan. Implikasinya, yang puas akan menujukkan kemukinan untuk
interaksi antara pemberi jasa dengan konsumen akan kembali membeli produk yang sama. Pelanggan
sangat menentukan proses yang terjadi. yang puas cenderung akan memberikan persepsi
Demikian pula dalam menerapkan sistem kualiatas, terhadap produk perusahaan.
tidak semua yang diterapkan dalam produksi barang 3. EmosionalPelanggan akan merasa bangga dan
dapat diterapkan dalam layanan jasa. Pada produksi mendapatkan keyakinan bahwa orang lain akan
barang, kualitas dapat didefinisikan sebagai kesesuaian kagum terhadap dia bial mengunakan produk
dengan persyaratan produk, sedangkan dalam jasa dengan merek tertentu yang cenderung
kualitas dinilai dari sudut pandang konsumen. mempunyai tingka kepuasan yang lebih tinggi.
Perubahan lingkungan berpengaruh pada jasa dan Kepuasan yang diperoleh. Bukan karena kualitas
pelayanannya, banyaknya jasa atau layanan yang sama dari produk tetapi nilai sosial atau self esteem
yang ditawarkan oleh berbagai pihak akan yang membuat pelanggan menjadi puas terhadap
menyababkan konsumen mempunyai banyak pilihan. merk tertentu.
Pelayanan jasa tidak dimaksudkan untuk menghasilkan 4. HargaProduk yang mempunyai kualitas yang
suatu produk, tetapi untuk memenuhi apa yang terjadi sama tetapi menentapkan harga yang relatif murah
keinginan dan harapan konsumen. akan memberikan nilai yang lebih tinggi kepada
pelanggannya.
Menurut Philip Kotler dan Kevin Lane Keller yang 5. Biaya Pelanggan tidak perlu mengeluarkan biaya
dikutip dari buku Manajemen Pemasaran mengatakan tambahan atau tidak perlu membuang waktu untuk
bahwa Kepuasan Konsumen adalah perasaan senang mendapatkan suatu produk atau jasa cenderung
atau kecewa seseorang yang muncul setelah puas terhadap produk atau jasa itu.
membandingkan kinerja (hasil) produk yang
dipikirkan terhadap kinerja yang diharapkan Pada prinsipnya perlu dilakukan berbagai strategi
(2007:177). kepuasan pelanggan yang akan menyebapkan setiap
pedagang jasa untuk bekerja keras dalam usahanya
Memuaskan kebutuhan konsumen adalah keinginan memperebutkan pelanggan dan memenuhi bebagai
setiap perusahaan. Selain faktor penting bagi harapan yang diinginkan pelanggan terhadap jasa.
kelangsungan hidup perusahaan, memuaskan Harapan pelanggan dibentuk dan dirasakan oleh
kebutuhan konsumen dapat meningkatkan keunggulan beberapa faktor, diantaranya pengalaman berbelanja
dalam persaingan. Konsumen yang puas terhadap damasa lampau, opini teman dan kerabat, serta
produk dan jasa pelayanan cenderung untuk membeli informasi dan janji-janji perusahaan dan para pesaing.
kembali produk dan menggunakan kembali jasa pada
saat kebutuhan yang sama muncul kembali Loyalitas Nasabah
dikemudian hari. Hal ini berarti kepuasan merupakan
faktor kunci bagi konsumen dalam melakukan Persaingan dalam melakukan kegiatan usaha yang
pembelian ulang yang merupakan porsi terbesar dari semakin hari semakin ketat menuntut perusahaan
volume penjualan perusahaan. untuk melakuakan kegiatan-kegiatan atau strategi-
strategi yang dapat menciptakan suatu tingkat loyalitas
Disamping itu juga, dalam menentukan tingkat yang dapat terbentuk oleh berbagai macam faktor-
kepuasan pelanggan Menurut Lupiyoadi (2001), faktor yang mendahului seperti kepusan pelanggan,
terdapat lima faktor utama yang harus diperhatikan image, interpesonal bonds, dan switching
oleh perusahaan dalam menentukan tingkat kepuasan Kecenderungan perusahaan yang menerapakan strategi
pelanggan, yaitu: perusahaan yang berorientasi pada pelanggan dengan
pendekatan kontemporer yaitu orientasi, perusahaan
1. Kualitas produkPelanggan akan merasa puas bila pada loyalitas pelanggan, retensi pelanggan, retensi
hasil evaluasi mereka menunjukan bahwa produk pelanggan, zero defections, dan life long cutemer
yang mereka gunakan berkualitas, konsumen menjadikan konsep loyalitas pelanggan menjadi
rasional selalu menuntut produk yang berkualitas penting.
untuk setiap pengorbanan yang dilakukan untuk
227
Pengaruh Kepuasan Terhadap Loyalitas Nasabah Pada PT Bank Perkreditan Rakyat Karyajatnika Sadaya Cabang
Dago Bandung
Ada beberapa pengertian loyalitas yang dikemukakan Berikut akan dijelaskan mengenai keempat tipe
oleh para ahli. Salah satunya adalah Zeithaml et. al. loyalitas pelanggan/ nasabah :
(dalam Edwin, Poppy & Nur : 2007 : 36) tujuan akhir
keberhasilan perusahaan menjalin hubungan relasi 1. No Loyaliti
dengan pelanggannya adalah untuk membentuk Bila sikap dan perilaku pembelian ulang
loyalitas yang kuat. Indikator dari loyalitas ini adalah : pelanggan sama-sama lemah, maka tidak akan
1. Say positive things, adalah mengutamakan hal tercipta loyalitas pelanggan/Nasabah. Ada dua
yang positif tentang produk yang telah kemungkinan yang menjelaskan hal tersebut yaitu,
dikonsumsi. pertama sikap yang lemah (mendekati netral)
2. Recommend friend, adalah merekomendasikan dapat terjadi bila suatu produk/jasa baru
produk yang telah dikonsumsi kepada teman. diperkenalkan dan atau pemasarannya tidak
3. Continue purchasing, adalah pembelian yang mampu mengkomunikasikan keunggulan
dilakukan secara terus menerus terhadap produk produknya. Yang kedua adalah alasan yang
yang telah dikonsumsi. berkaitan dengan dinamika pasar, dimana merek-
merek yang berkompetisi sama. Tantangan bagi
Menurut Griffin (2005 : 5), “Loyalty is defined as non pemasar adalah meningkatkan kesadaran dan
random purchase expressed overtime same decision preferensi konsumen serta berusaha melakukan
making unit”. artinya jika seorang merupakan promosi yang lebih gencar.
pelanggan loyal, maka ia akan menunjukan perilaku
pembelian yang didefinisikan sebagai pembelian non 2. Inetia Loyalty
random yang diungkapkan dari waktu ke waktu oleh Sikap yang relatif lemah disertai pola pembelian
beberapa unit pengambilan keputusan. Dari definisi ulang yang kuat, maka yang terjadi adalah
yang dikemukakan di atas, loyalitas pelanggan yeng spurious atau inertia loyalty. Situasi seperti ini
terbentuk dapat dilihat dari beberapa indikator- biasanya mempengaruhi faktor non sikap terhadap
indikator atau perilaku konsumen yang akan dilakukan prilaku, misalnya norma subyektif dan situasi
di masa yang akan datang. (Griffin, 2005 : 31), emosional. Situasi ini disebut inertia. Dimana
diantaranya melakukan pembelian berulang secara konsumen sulit membedakan merek yang satu
teratur, membeli antarlini produk dan jasa, dengan merek yang lainnya.
mereferensikan kepada orang lain, dan menunjukan
kekebalan terhadap tarikan dari pesaing. 3. Laten loyalty
Sikap laten loyalty terjadi bila sifat yang kuat
Apabila dilihat dan perspektif sikap yang ditunjukan disertai pembelian ulang yang lemah customer
oleh konsumen Gremler 2009 yang yang berada pada kondisi laten loyalty, situtsional
mengidentifikasikan loyalitas sebagai berikut: “service effect biasanya lebih mempengaruhi keputusan
loyalty is the degree exhibits repeat purchasasing pembeliannya daripada sikap. Dengan
behavior from aservice provaider, prosses a positive memperhatikan situational factor, seorang
attitude didposition toward the provaider, and pemasar dapat menerapkan strategi untuk
considers using only this provider when a need for this melawan mereka.
sevice arises.
4. Premium loyalty
Dari definisi di atas dapat diambil kesimpulan bahwa Premium loyalty adalah type loyalitas pelanggan
loyalitas pelanggan melibatkan dua dimensi yaitu yang paling berpengaruh. Tipe ini terjadi ketika
perilaku dan sikap, dimana dalam perilaku dan sikap sikap yang kuat disertai oleh pembelian ulang
pelanggan ditunjukan bahwa pelanggan yang setia yang kuat pula. Ini adalah type yang paling
tidak hanya mengulangi pembelian saja di lain waktu, diharapkan oleh pemasar karena konsumen yang
tapi juga memberikan kesan yang positif kepada melakukan premium loyalty akan terjadi service
perusahaan dengan cara merekomendasikan pembelian provider tersebutb menjadi pilihan pertama
kepada orang lain. apabila membutuhkan jasa yang serupa dan
merekomendasikan perusahaan tersebut pada
Penggolongan Loyalitas teman atau keluarganya.
229
Pengaruh Kepuasan Terhadap Loyalitas Nasabah Pada PT Bank Perkreditan Rakyat Karyajatnika Sadaya Cabang
Dago Bandung
(Say Positive Things, Recommend Friend, Continu Untuk mengukur pengaruh Kepuasan terhadap
Purchasing). Loyalitas dalam penelitian ini digunakan metode
korelasi Rank Spearman, sehingga akan diperoleh
METODOLOGI PENELITIAN besar dan pengaruh yang terjadi antara kedua variabel
tersebut. Proses penghitungan koefisien korelasi
Metode yang digunakan dalam permasalahan ini tersebut dilakukan dengan bantuan program statistik
adalah metode deskriptif dan metode asosiatif. Metode SPSS versi 18.0 agar diperoleh hasil penghitungan
deskriptif yaitu metode penelitian yang dilakukan yang cepat dan akurat.
untuk mengetahui dan menjelaskan karakteristik
variabel-variabel dari situasi atau keadaan (Bambang Tabel 3. Tingkat Pencapaian Variabel Kepuasan
S. Soedibjo, 2005:3). Sedangkan metode asosiatif atau (X)
disebut juga metode korelasional digunakan untuk No Dimensi Tingkat Keterangan
melihat hubungan atau pengaruh antara dua atau lebih Pencapaian
1 Pemenuhan Sangat Baik
variabel. Penelitian asosiatif dapat dikatakan sebagai Kebutuhan
130.2
kelanjutan dari metode deskriptif dimana kita hanya 2 Keinginan Baik
125
menghimpun, menyajikan data secara cermat dan teliti Nasabah
(Bambang S. Soedibjo,2005:7). 3 Ketepatan Baik
Penyampaian 124
Pelayanan
Jenis data yang dipergunakan dalam penelitian ini Rata-rata 126.3 Sangat Baik
adalah data primer. Data primer adalah informasi yang Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer Tahun 2017
diperoleh pertama kali peneliti menyangkut variabel
yang menjadi tujuan utama penelitian (Bambang S. Dari tabel 3 terlihat untuk tingkat pencapaian
Soedibjo, 2005 : 88). Sumber data ini pererongan. persetujuan responden tertinggi adalah dimensi
Pemenuhan Kebutuhan yaitu sebesar 130.2, untuk
Untuk mendapatkan data primer diatas, Maka tingkat pencapaian terendah adalah dimensi Ketepatan
digunakan teknik pengmpulan data dengan cara Penyampaian Pelayanan yaitu sebesar 124 (masih
penyebaran kuesioner atau angket, yang berisi dalam kondisi baik), dan rata-rata tingkat pencapaian
pernyataan yang sifatnya tertutup ( telah disediakan persetujuan responden untuk Kepuasan (Variabel X)
jawabannya ) kepada responden penelitian, nasabah mencapai 126.3 hasil ini mencerminkan bahwa kondisi
Untuk melihat derajat hubungan antara variabel “Kepuasan dalam kondisi Sangat baik”.
dependent dengan variabel independent digunakan
criteria champion (Bambang S.Soedibjo,2005:141)
berikut ini: Tabel 4. Tingkat Pencapaian Variabel Loyalitas
Nasabah (Y)
Tabel 2. Klasifikasi Koefisien Korelasi No Dimensi Tingkat Keterangan
Pencapaian
Interval Tingkat Hubungan 1 Mengatakan Hal Yang 122 Baik
Koefisien Positif Tentang Produk
Yang Telah
+/- 0,00 - 0,25 Tidak ada hubungan atau hubungan yang Dikonsumsi
sangat lemah 2 Merekomendasikan 124.5 Baik
+/- 0,26 – 0,50 Hubungan yang cukup kuat Produk yang Telah
+/- 0,51 – 0,75 Hubungan yang kuat Dikonsumsi Kepada
Teman
+/- 0,76 – 1,00 Hubungan sangat kuat Rata-rata 123.2 Baik
Sumber : Bambang S. Soedibjo (2005:141) Sumber: Hasil pengolahan Data Primer tahun 2017
Dalam permasalahan ini digunakan dua variabel yaitu: Dari Tabel 4 terlihat untuk tingkat pencapaian
Kepuasan (X) yang merupakan variabel bebas persetujuan responden tertinggi adalah dimensi
(independent) dan Loyalitas Nasabah (Y)sebagai Merekomendasikan Produk yang Telah Dikonsumsi
variabel terikat ( dependent). Kepada Teman sebesar 124.5, untuk tingkat
pencapaian terendah adalah dimensi Mengatakan Hal
HASIL DAN PEMBAHASAN Yang Positif Tentang Produk Yang Telah Dikonsumsi
sebesar 122 dan rata-rata tingkat pencapaian
Pengaruh Kepuasan Terhadap Loyalitas Nasabah persetujuan responden untuk variabel Loyalitas
Pada PT. BPRKS Cabang Dago Bandung mencapai skor 123.2, hasil ini mencerminkan bahwa
kondisi “Loyalitas Nasabah masih dalam kondisi
baik”.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembehasan yang Kotler, Philip, (2005). Manajemen Pemasaran, Alih
telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka dapat Bahasa Benjamin Molan, Jakarta:
ditarik kesimpulan sebagai berikut: Prenhallindo.
1. Kepuasan Nasabah pada PT. BPRKS Cabang Kotler, Philip Dan Kevin Lane Keller. (2007).
Dago Bandung berdasarkan analisis deskriptif Manajemen Pemasaran. Edisi Kedua Belas.
dengan jumlah sampel sebanyak 30 responden, Indeks : Jakarta
menunjukan tingkat pencapain sebesar 126.3. Hal
ini menunjukan kondisi Kepuasan yang baik. Kotler, P. and Amstrong, G. (2010),” principles of
marketing ”, 13th edition. New Jersey:
2. Loyalitas Nasabah pada PT. BPRKS Cabang Pearson Prentice Hall.
Dago Bandung, berdasarkan analisi deskriptif
dengan jumlah sampel sebanyak 30 0rang Sugianto, T. (2009), Pengaruh Pemberian Kredit
menunjukan tingkat pencapaian sebesar 123.2. Umum Pedesaan Sebagai kredit Mikro
Hal ini menunjukan kondisi Loyalitas Nasabah Terhadap Pencapaian Laba di PT. Bank
yang baik. Rakyat Indonesia (Persero), Tbk Kantor
3. Terdapat pengaruh yang positif dan cukup kuat Cabang Majalaya Unit Nagreg,Bandung :
antara Kepuasan terhadap Loyalitas Nasabah pada Skrpsi pada STIE Kridatama, tidak
PT. BPRKS Cabang Dago Bandung dengan nilai diterbitkan.
korelasi sebesar (+) 0.503. Artinya semakin
Tinggi Kepuasan Nasabah maka akan semakin
Tinggi Loyalitas Nasabah.
231
Pengaruh Kepuasan Terhadap Loyalitas Nasabah Pada PT Bank Perkreditan Rakyat Karyajatnika Sadaya Cabang
Dago Bandung
PROFIL PENULIS