PENDAHULUAN
Sarana dan prasarana merupakan salah satu faktor penentu terhadap kualitas
terhadap kualitas pelayanan dan kualitas nasabah karena setiap nasabah pasti
menggunakan fasilitas atau sarana prasana lainnya yang ada dalam sebelum suatu
perbankan untuk memperlancar kegiatan transaksi, oleh karena itu, semakin banyak
Mananeke, & Ogi, 2018: 504) menyatakan bahwa fasilitas dapat memudahkan
nasabah dalam memperoleh kepuasan, karena suatu bentuk jasa tidak dapat dilihat,
tidak dapat dirasakan, maka aspek wujud fisik menjadi penting sebagai ukuran dari
kualitas pelayanan.
Setiap nasabah memiliki harapan atau standarisasi kepuasan masing – masing jika
harapan nasabah tersebut terpenuhi dengan baik maka nasabah tidak akan kecewa.
Perusahaan harus menemukan cara untuk mengatasi masalah teersebut sehinga
nasabah bisa menjadi puas. Nasabah yang puas akan melakukan bisnis lebih banyak
semakin besar.
terhadap kinerja suatu perusahaan yang akhirnya akan berdampak pada kepuasan
nasabah. Persepsi nasabah bahwa harapan telah terpenuhi atau terlampaui, jika
nasabah berharap barang tersebut akan befungsi dengan baik. Jika tidak nasabah
akan kecewa. Maka perusahaan harus menemukan cara untuk mengatasi masalah
dirasakan dengan harapannya. Nasabah memegang peran yang penting dan kritis
permintaan maka akan memberikan hasil yang lebih memuaskan dan membuat
Fasilitas yang lengkap dan kualitas pelayanan yang baik akan mempengaruhi
kepuasan nasabah dalam menggunakan jasa yang diberikan oleh Bank BNI.
Apabila nasabah merasa tidak puas terhadap fasilitas dan kualitas pelayanan yang
diberikan, maka nasabah akan meninggalkan bank dan tidak akan kembali
konsumen.
Bank Negara Indonesia atau biasa dikenal dengan Bank BNI didirikan pada
tanggal 5 Juli 1946 menjadi Bank Sirkulasi atau Bank Sentral yang bertanggung
jawab menerbitkan dan mengelola mata uang RI. Direktur Utama Bank Negara
Indonesia yang pertama ada lah Raden Mas (R.M.) Margono Djojohadikusumo.
Pada 1955, Peran Bank Negara Indonesia beralih menjadi bank pembangunan dan
penambahan modal pada tahun 1955, status Bank Negara Indonesia beralih menjadi
Dalam BNI tersebut memilik banyak jenis pelayanan seperti BNI Business
yang dimana dapat memudahkan kebutuhan yang diperlukan oleh nasabah tersebut
dan BNI tersebut memiliki banyak anak perusahaan seperti BNI Remittance
Limited yang letaknya di Hong Kong, PT. Bina Usaha Indonesia,PT. BNI Life,PT.
BNI Multi Finance,PT. BNI Securities,PT. Asuransi Tri Pakarta dan lain-lainnya.
Bank Negara Indonesia Kantor Cabang Utama Batam memiliki fasilitas dan
kualitas pelayanan yang memadai dan baik yang dimana banyak para nasabah selalu
melakukan transaksi ditempat yang sama, tetapi dalam hal ini ada juga hal yang
kurang memuaskan bagi para nasabah atau juga masyarakat yang melakukan
transaksi disana, dalam hal fasilitas ialah seringnya terjadi kerusakan dalam mesin
ATM sehingga para nasabah yang ingin bertransaksi seperti transfer atau setoran
yang berhenti di lobi untuk menaruh nasabah yang ingin melakukan transaksi di
tempat tersebut tetapi dengan lahan lobi yang kecil mengakibatkan beberapa mobil
yang melobi terjadinya macet. Hal tersebut menganggu nasabah yang ingin masuk
untuk melakukan transaksi dan nasabah yang lain merasa terganggu oleh karena itu
dampak lobi yang kecil dapat mengganggu pengendara lain nya ingin keluar
ataupun masuk ke dalam gedung yang ingin melakukan transaksi di bank tersebut.
Permasalahan kedua tempat toilet. Bank BNI memiliki tempat toilet yang
kecil hanya ada satu tempat toilet dan berukuran kecil dapat berdampak ke nasabah
lainnya jikalau banyak nasabah yang ingin menggunakan kamar mandi tersebut
maka harus menunggu, dampak tempat toilet yang kecil dapat menganggu
kenyamanan nasabah lainnya yang ingin menggunakan dan kamar mandi tersebut
kurang wangi dan bersih yang membuat nasabah merasa kurang nyaman dengan
perhatian teller membuat para nasabah kurang nyaman dalam bertransaksi karena
nasabah beranggapan bahwa teller tersebut tidak professional dan kurang pelatihan.
Hal tersebut membuat nasabah tidak ingin melakukan transaksi karena sikap yang
diberikan teller terhadap nasabah. Hal ini terjadi karena kurang perhatiannya
keinginan yang tinggi bagi nasabah untuk menggunakan jasa pada bank
1. Karena sering terjadi kerusakan mesin ATM, nasabah menjadi kesulitan untuk
3. Karena kecilnya toilet, sehingga para nasabah yang ingin menggunakan harus
biaya dan agar pembahasan penelitian ini tidak menyimpang kemana-mana. Maka
Berdasarkan judul dan permasalahan, tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan ini
adalah:
1.6 Manfaat
kepuasan nasabah yang terjadi karena faktor fasilitas dan kualitas pelayanan.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1. Fasilitas
Menurut (Apriyadi, 2017: 84), fasilitas adalah segala sesuatu yang bersifat
peralatan fisik dan disediakan oleh pihak penjual jasa untuk mendukung kenyaman
nasabah. Fasilitas merupakan sumber daya fisik yang ada dalam sebelum suatu jasa
desain interior, dan eksterior serta kebersihan fasilitas harus diperhatikan terutama
yang berkaitan erat dengan apa yang dirasakan atau didapat nasabah secara
langsung.
Menurut (Soepeno, 2015: 506), fasilitas adalah sumber daya fisik yang
harus ada sebelum suatu jasa dapat ditawarkan kepada nasabah. Fasilitas dapat pula
kepuasan.Karena suatu bentuk jasa tidak bisa dilihat, tidak bisa dicium dan tidak
bisa diraba maka aspek wujud fisik menjadi penting sebagai ukuran dari pelayanan.
sumber daya fisik yang harus ada sebelum suatu jasa dapat ditawarkan kepada
nasabah. Fasilitas dapat pula berupa segala sesuatu yang memudahkan nasabah
dalam memperoleh kepuasan.Karena suatu bentuk jasa tidak bisa dilihat, tidak bisa
dicium dan tidak bisa diraba maka aspek wujud fisik menjadi penting sebagai
Menurut (Pangarso, Fajar Firdaus, & K. Moeliono, 2016: 55), Fasilitas kerja
perusahaan mudah dikenali dan desain interior bisa menjadi ciri khas atau
3. Fleksibilitas
keuangan relatif besar. Kedua kondisi ini menyebabkan fasilitas jasa harus
4. Faktor estetis
Fasilitas jasa yang tertata rapi, menarik akan dapat meningkatkan sikap positif
pelanggan terhadap suatu jasa, selain itu aspek karyawan terhadap pekerjaan
dipengaruhi oleh jumlah dan jenis bangunan yang digunakan. Biaya operasi
perubahan suhu.
1. Pertimbangan/perencanaan spasial
2. Perencanaan ruang
perlengkapan tambahannya.
3. Perlengkapan/perabotan
Tata cahaya yang dimaksud adalah warna jenis pewarnaan ruangan dan
kecelakaan.
Aspek penting dan saling terkait dalam unsur ini adalah penampilan visual,
maksud tertentu.
6. Unsur pendukung
pendukung lainnya, seperti: tempat ibadah, toilet, tempat parkir, tempat lokasi
Menurut (Moha & Loindong, 2016: 577), Kualitas pelayanan adalah tingkat
untuk memenuhi keinginan nasabah. Tindakan atau kinerja yang ditawarkan oleh
satu pihak ke pihak lain yang secara prinsip tidak berwujud dan tidak menyebabkan
aktivitas ekonomi yang ditawarkan oleh perusahaan kepada nasabah, yang pada
nasabah.
memberikan rasa puas terhadap suatu produk atau jasa yang dapat berupa harga
penampilan menarik.
Menurut (Lubis & Andayani, 2018: 234), Kualias pelayanan adalah adalah
sebuah kinerja yang dapat ditawarkan oleh seseorang kepada orang lain. Kinerja ini
dapat berupa tindakan yang tidak berwujud serta tidak berakibat pada kepemilikan
barang apapun dan terhadap siapapun. Poin utamanya adalah pelayanan merupakan
suatu tindakan yang dilakukan oleh seorang penjual kepada pembeli / nasabahnya
Sebuah pelayanan dapat dilakukan pada saat nasabah memilih produk maupun
baik akan memberikan dampak yang baik pula bagi perusahaan karena akan
mencapai keberhasilan.
(Irfan, 2018: 84), Kualitas pelayanan adalah segala bentuk aktivitas yang
Menurut (Imansyah & Irawan, 2017: 329), ada enam prinsip kualitas jasa,
yaitu:
1. Leadership (Kepemimpinan)
2. Education (Pendidikan)
3. Planning (Perencanaan)
4. Review Proses
5. Communication (Komunikasi)
diberi penghargaan dan prestasi tersebut diakui dengan demikian setiap orang
dalam organisasi yang pada gilirannya dapat memberikan kontribusi besar
Menurut (Lubis & Andayani, 2018: 234), terdapat lima indikator dalam kualitas
pelayanan:
Bukti fisik merupakan suatu service yang bisa dilihat, bisa dicium dan bisa diraba,
2. Kehandalan (Reliability)
dengan apa yang telah dijanjikan secara tepat waktu. Pentingnya dimensi ini
adalah kepuasan nasabah akan menurun bila jasa yang diberikan tidak sesuai
3. Ketanggapan (Responsiveness)
untuk memberikan pelayanan dengan cepat dan tanggap. Daya tanggap dapat
4. Jaminan (Assurance)
dan keyakinan pada diri nasabah dalam mengkonsumsi jasa yang ditawarkan.
5. Empati (Empathy)
Menurut (Setiawan, Minarsih, & Fathoni, 2016: 3), Kepuasan nasabah adalah
perasaan senang atau kecewa seseorang yang disebabkan oleh kinerja atau hasil
standarisasi tersendiri, yang dimana mengukur harapan dan hasil yang telah
dirasakan, jika harapan telah terpenuhi maka nasabah merasa senang dan
Menurut (Razak 2018: 2), kepuasan nasabah adalah suatu kondisi dinamis
yang memiliki hubungan dengan jasa, produk, manusia, alam dan lingkungan yang
memenuhi atau melebihi harapan. Karena pelayanan yang baik adalah cerminan
maupun tidak, baik dalam keadaan tertekan dan kondisi yang tidak memungkinkan,
Menurut (Subagja & Susanto, 2019: 73), kepuasan nasabah adalah suatu
keadaan dimana kebutuhan, keinginan dan harapan nasabah dapat terpenuhi melalui
kinerja produk yang dirasakan (atau hasil) dengan harapan mereka. Respon nasabah
pemakaiannya akan memberi dampak terhadap perusahaan, jika tidak sesuai maka
seorang nasabah. Bila kinerja jauh lebih rendah dari harapan nasabah, pembelinya
tidak puas. Sebaliknya bila kinerja sesuai dengan harapan atau melebihi harapan,
antara lain:
1. Kualitas produk
Yaitu nasabah akan berasa puas bila hasil mereka menunjukan bahwa produk
Yaitu nasabah akan merasa puas bila mereka mendapatkan pelayanan yang
Yaitu nasabah akan merasa bangga dan mendapatkan keyakinan bahwa orang
lain akan kagum terhadap dia bila menggunakan produk dengan merek
Kepuasan yang diperoleh bukan karena kualitas dari produk tetapi sosial atau
self esteem yang membuat nasabah merasa puas terhadap merek tertentu.
4. Harga
Yaitu produk yang mempunyai kualitas yang sama tetapi tetapkan harga yang
relatif murah akan memberikan nilai yang lebih tinggi kepada nasabah.
5. Biaya
Yaitu nasabah yang tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan atau tidak
perlu membuang waktu untuk mendapatkan suatu produk atau jasa cenderung
menguntungkan perusahaan.
2.1.3.1. Indikator - indikator Kepuasan Nasabah
sebagai berikut:
3. Kesesuaian Harapan
nasabah.
2.2. Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu sangat penting sebagai dasar dalam rangka menyusun skripsi
dilakukan oleh (Winarno et al., 2018) dengan judul Analisis Pelayanan Konsumen
dan Fasilitas terhadap Kepuasan Konsumen Kedai Kopi Maxx Coffe Cabang Hotel
Aryaduta Manado. Teknik analisis yang digunakan adalah regresi liner berganda,
data dikumpulkan melalui pengisian angket atau kuesioner. Dengan hasil penelitian
ini menemukan bahwa pelayanan konsumen dan fasilitas memiliki pengaruh positif
regresi liner berganda, data dikumpulkan melalui pengisian angket dan kuesioner.
Dengan hasil penelitian ini menemukan bahwa kualitas pelayanan, harga dan
Kualitas Pelayanan dan Citra Terhadap Niat Konsumen untuk Word of Mouth
Kualitas Layanan Dan Fasilitas Fisik Terhadap Kepuasan Pelanggan Di The 1O1
Hotel Bandung Dago. Teknik yang digunakan adalah Regresi Linear Berganda.
Hasil yang ditemukan adalah pelaksanaan kualitas layanan pada The 1O1 Hotel
Bandung Dago memiliki persentase sebesar 85,89% yang memiliki arti bahwa
menyediakan fasilitas fisik pada The 1O1 Hotel Bandung Dago memiliki persentase
sebesar 85,95% yang memiliki arti bahwa fasilitas fisik The 1O1 Hotel Bandung
Dago dinyatakan sangat baik. Pengaruh kualitas layanan dan fasilitas fisik memiliki
hasil yang positif terhadap kepuasan pelanggan pada The 1O1 Hotel Bandung Dago
sebesar 85,1% dan sisanya 14,9% dipengaruhi oleh faktor lain dari segi harga,
Sucofindo Batam, menggunakan Teknik Regresi Linear Berganda menemukan hasil bahwa
variabel kualitas pelayanan yaitu tangible secara parsial berpengaruh positif dan
Emphaty, secara simultan atau bersama- sama mempunyai pengaruh yang positif
Nasabah terhadap Loyalitas pada Bank BJB menggunakan teknik non probability
Analisis
berpengaruh signifikan
ISSN 2303- Konsumen Kedai Kopi terhadap Kepuasan
secara simultan
berpengaruh signifikan
terhadap Kepuasan
Manado.
3. Fasilitas secara
simultan berpengaruh
signifikan terhadap
Kepuasan Konsumen
Hotel
Aryaduta Manado.
Kabupaten Ponorogo)
& Lutfie, 2017) Dan Fasilitas Fisik Linear kualitas layanan pada
pelaksanaan kualitas
layanan tersebut
dinyatakan sangat
baik.
2. Pelaksanaan
menyediakan fasilitas
dinyatakan sangat
baik.
3. Pengaruh kualitas
kepuasan pelanggan
Bandung Dago
sisanya 14,9%
dipengaruhi oleh
hidangan,
5. (Lubis & Pengaruh Kualitas Regresi 1. Variabel kualitas
Pelayanan (Service
Andayani, Quality) Terhadap Linear pelayanan yaitu
Kepuasana Pelanggan PT.
2018) Sucofindo Batam Berganda tangible secara parsial
pelanggan.
2. Variabel kualitas
pelayanan yaitu
reliability secara
parsial berpengaruh
terhadap kepuasan
pelanggan.
3. Variabel kualitas
pelayanan yaitu
responsiveness secara
parsial berpengaruh
terhadap kepuasan
pelanggan.
4. Variabel kualitas
pelayanan yaitu
assurance secara
parsial berpengaruh
terhadap kepuasan
pelanggan.
5. Variabel kualitas
pelayanan yaitu
berpengaruh positif
dan signifikan
terhadap kepuasan
pelanggan.
6. Variabel kualitas
pelayanan yaitu
Tangible, Realibility,
Responsiveness,
Assurance dan
Emphaty, secara
simultan atau
bersama- sama
mempunyai pengaruh
kepuasan pelanggan.
pelanggan, maka
disarankan kepada
Kandangan untuk
meningkatkan aspek
kualitas pelayanan
(bukti fisik,
kehandalan,
tanggapan, jaminan
perlu menambah
diberikan dengan
pelanggan semakin
meningkat.
Pusaka Cabang
memperhatikan
variabel-variabel
diteliti dalam
juga berpengaruh
terhadap kepuasan
pelanggan seperti
faktor kualitas
perusahaan, kinerja
karyawan, persepsi
lainnya.
3. Penelitian ini
terbatas pada
pembuktian hipotesis
yang menyatakan
kualitas pelayanan
berpengaruh
signifikan terhadap
kepuasan pelanggan
Pusaka Cabang
Kandangan,
diharapkan pada
penelitian selanjutnya
dapat mengetahui
variabel kualitas
berpengaruh terhadap
kepuasan pelanggan
pada PT. Kerta Gaya
Pusaka Cabang
Kandangan
terhadap Kepuasan Nasabah pada Bank BNI yang artinya memiliki pengaruh
langsung dan pengaruh tidak langsung. Berdasarkan judul penelitian, maka secara
Fasilitas
Kepuasan
Nasabah
Kualitas
Pelayanan
2.4. Hipotesis
Menurut (Toriq, 2018: 81), Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, maka dalam penelitian ini dapat memberikan hipotesis
sebagai berikut:
Batam.
Kota Batam.
BAB III
Metode Penelitian
tergan- tung dalam menentukan berhasil atau tidak- nya suatu penelitian yang
sedang dilakukan. Desain penelitian bagaikan alat penuntun bagi peneliti dalam
Metode yang digunakan dalam desain penelitian ini adalah asosiatif dan
deskriptif, yang dimana merupakan jenis penelitian yang bersifat mencari hubungan
atau pengaruh antara dua variabel atau lebih. (Pantilu, 2018: 3726)
suatu variabel dengan cara menetapkan kegiatan atau tindakan yang perlu untuk
memungkinkan bagi peneliti untuk melakukan pengukuran dengan cara yang sama
(antecedent). Dalam bahasa Indonesia sering disebut variabel bebas. Variabel bebas
terdapat dua variabel independen yaitu fasilitas dan kualitas pelayanan (X).
1. Fasilitas
1. Perencanaan ruang
2. Perlengkapan
4. Unsur pendukung
2. Kualitas Pelayanan
Menurut (Lubis & Andayani, 2018: 234), Empat indikator kualitas
pelayanan:
1. Tangible
2. Reliability
3. Empati
4. Assurance
dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Disebut
1. Kepuasan Nasabah
1. Tetap setia
3.3.1. Populasi
Populasi pada penelitian ini berdasarkan data yang diberikan oleh Human
yang memiliki rekening di PT Bank Negara Indonesia Kota Batam sebanyak 5.245
nasabah.
3.3.2. Sampel
Pada penelitian ini, peneliti menentukan jumlah sampel dengan teknik sampel
jenuh atau sensus dimana semua anggota populasi dijadikan sampel. Maka jumlah
1. Data Primer
Menurut (Febriansyah, 2017: 23) data primer adalah sumber data yang
langsung memberikan data dari pihak pertama kepada pengumpul data yang
i. Interview (wawancara)
efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa
yang bisa diharapkan dari responden. Selain itu kuesioner juga cocok
digunakan bila jumlah responden cukup besar dan tersebar di wilayah yang
tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua di antara yang
dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden
2. Data Sekunder
sebelum.
Alat yang digunakan dalam pengumpulan data pada penelitian ini adalah
Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala likert.
Menurut (Pangarso, Fajar Firdaus, & K. Moeliono, 2016: 57), skala likert
digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau
1. SS = Sangat Setuju
2. S = Setuju
3. RR = Rata - rata
4. TS = Tidak Setuju.
dalam analisis regresi sering terjadi. Penelitian statistik dalam uji analisis data
terdiri dari uji asumsi dasar dan uji asumsi yang meliputi : uji normalitas, uji
atau lainnya.
digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu
sesuatu yang diukur oleh kuesioner tersebut. Dalam hal ini digunakan item
diukur.
Menurut (Yusup, 2018: 20) rumus untuk mencari nilai korelasi adalah korelasi pearson
Keterangan:
r = koefisien korelasi.
X = skor butir.
+1,00 mengindikasikan bahwa individu pada uji instrumen maupun uji kriteria,
memiliki hasil yang relatif sama, sedangkan jika koefisien validitas bernilai 0
Semakin tinggi nilai koefisien validitas suatu instrumen, maka semakin baik.
Menurut (Moha & Loindong, 2016: 579), Reliabilitas merupakan alat yang
digunakan untuk mengukur kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau
konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang
terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Uji
reliabilitas yang akan digunakan dalam penelitian ini, adalah dengan menggunakan
fasilitas SPSS.
Keterangan:
JKi = jumlah kuadrat seluruh skor item JKs = jumlah kuadrat subjek
N = jumlah responden
st 2 = varians total
Xt = skor total
normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel bebas
dan variabel terikat keduanya memiliki distribusi data normal atau tidak. Model
regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal.
normalitas adalah jika titik – titik masih berada di sekitar garis diagonal maka dapat
asumsi normalitas jika bentuk kurva simetris atau tidak melenceng ke kiri maupun
ke kanan.
Menurut (Moha & Loindong, 2016: 1077), bertujuan untuk menguji apakah
model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model
regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen.
inflation factor (VIF). Nilai cut off yang umum dipakai untuk menunjukan adanya
multikolinearitas adalah nilai tolerance < 0.10 atau sama dengan nilai VIF > 10.
1. Jika nilai VIF > 10 atau jika nilai tolerance<1 maka ada multikolinearitas
2. Jika nilai VIF < 10 atau jika nilai tolerance>1 maka tidak ada
dan atau tidaknya heteroskedastisitas adalah dengan melihat grafik plot antara nilai
Menurut (Moha & Loindong, 2016: 579), Analisis regresi linear berganda
adalah suatu metode statistik umum yang digunakan untuk meneliti hubungan
Y = a + b1X1 + b2X2 + ε
Keterangan:
Y = kepuasan konsumen
X1 = kualitas pelayanan
X2 = fasilitas
variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu.
semua hipotesis yang telah diajukan, yaitu H1, H2, H3, H4, H5, H6, dan H7.
terikat (Y).
terikat (Y).
Pengujian hipotesis dilakukan dengan melihat hasil analisis koefisien regresi, yaitu:
3.5.5.1. Uji T
Menurut (Putra & Afandi, 2018: 547), Uji statistik t pada dasarnya
keputusan adalah jika t hitung > t tabel dan Sig. < 0,05 (p < 0,05) maka Ho ditolak
Bi = koefisien regresi
dengan t tabel, apabila t hitung > t tabel, atau p value < α=0,05 maka
signifikan.
3.5.5.2. Uji F
simultan digunakan alat uji koefisien korelasi berganda (R) dan koefisien
mengetahui keeratan pengaruh antara variabel bebas (X) terhadap variabel terikat
(Y) secara simultan dengan melihat apakah nilai koefisien yang diperoleh berbeda
secara signifikan atau tidak dengan menggunakan uji F antara F hitung dengan F
tabel pada tingkat keyakinan 5% (α=0,05). Rumus uji f adalah sebagai berikut
F hitung = R2 / k : (1-R2)/(n-k-1)
R2 = koefisien determinasi
n = jumlah sampel
1. F hitung > F tabel, atau p value < α=0,05, maka hipotesis nol (Ho) ditolak
2. F hitung < F tabel, atau p value > α=0,05, maka hipotesis nol (Ho) tidak
ditolak
Penelitian ini dilakukan dalam kurun waktu September 2019 sampai dengan
Februari 2019