ABSTRACT. Brand loyalty in a person basically starts from the feeling of satisfaction will be the brand used.
This study aims to examine the relationship between customer satisfaction and brand loyalty of Samsung
smartphone users in SFS Kaltim Online Shop Community in Samarinda City. The subject of this research is a
member of Community Traders SFS Kaltim Online Shop in Samarinda City with a total sample of 83 members.
Measuring tool used in this research using the scale of brand loyalty and consumer satisfaction scale. Both
scales are arranged by scaling Likert model and by using analyst technique of spearman rank correlation test
data. The results of this study indicate that there is no relationship between customer satisfaction with brand
loyalty on members of SFS Kaltim Community Traders Online Shop in the city of Samarinda.
ABSTRAK. Loyalitas merek pada diri seseorang pada dasarnya dimulai dari rasa puas akan merek yang
digunakan. Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara kepuasan pelanggan dan loyalitas merek
pengguna smartphone Samsung pada Komunitas SFS Kaltim Online Shop Kota Samarinda. Subjek penelitian ini
adalah Anggota Komunitas Pedagang SFS Kaltim Online Shop Kota Samarinda dengan jumlah sampel 83
anggota. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan skala loyalitas merek dan skala kepuasan
konsumen. Kedua skala tersebut disusun dengan penskalaan model Likert dan dengan menggunakan teknik
analis data uji korelasi rank spearman. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara
kepuasan konsumen dengan loyalitas merek pada anggota Komunitas Pedagang Online Shop SFS Kaltim di Kota
Samarinda.
1
Email: prayogadwiprayoga@gmail.com
411
Psikoborneo, Vol 5, No 3, 2017: 411-418 ISSN: 2477-2666/E-ISSN: 2477-2674
dimiliki Apple untuk brand Iphone, RIM (Research In atau melakukan pembelian handphone dengan
Motion) untuk brand Blackberry dan Google untuk smartphone berbasis selain android.
Android Phone yang dipakai oleh brand Samsung, Sebuah data terbaru mengenai pertumbuhan
HTC, Sony, LG, OPPO, dan lain-lain. Menurut laman Android di Indonesia yang telah dirilis oleh
situs teknojurnal edisi 2013/12/14, Penjualan International Data Corporation (IDC) menyebutkan
smartphone yang paling banyak di konsumsi oleh bahwa perangkat dengan sistem operasi Android
masyarakat Indonesia adalah Android yakni dengan menjadi perangkat yang paling besar pertumbuhannya
52,2persen, Symbian 16,9persen, iOS 15persen, RIM di tanah air dengan Samsung menduduki peringkat
11persen, Microsoft 1,5persen, Others 0,9persen. teratas penjualan. Setelah sempat bertengger kuat
Salah satu smartphone berbasis Android yang sampai kuartal kedua 2014 ini, dominasi Samsung
paling banyak penggunanya di Indonesia adalah akhirnya perlahan menurun. Menurut International
Samsung. Samsung adalah perusahaan elektronik yang Data Corporation (IDC), salah satu lembaga survey
didirikan tahun 1969 oleh Lee Kun-Hee di Suwon, teknologi di Indonesia mengatakan bahwa penjualan
Korea Selatan. Samsung pertama kalinya mulai Samsung di Indonesia perlahan menurun sebesar
menggebrak pasar dunia tahun 1993 dengan 3persen pada pasar smartphone dalam negeri.
mengeluarkan handphone type SH-700 dengan ukuran Namun ditengah merosotnya pasar smartphone
yang lebih kecil dan ramping dengan suara yang Samsung di dunia, tidak sedikit para pengguna
berkualitas. Hal itu membuat Samsung berhasil smartphone yang masih tetap menggunakan
menembus pasar dunia mulai dari Amerika, Inggris, smartphone Samsung, Hal ini disebabkan Samsung
Jerman, Thailand, Spanyol, China dan Indonesia. memiliki kualitas produk berstandar tinggi yang sudah
Dikutip dari majalah online tabloidtekno pada awal diakui dunia dan terpercaya, lifetime barang yang
2014, pertumbuhan pengguna smartphone Samsung bagus, banyaknya counter resmi Samsung di Indonesia
sendiri di Indonesia mulai signifikan yakni sebesar sehingga dapat memudahkan pengguna saat ingin
7persen - 10persen setiap tahunnya. Samsung memperbaiki smartphone-nya yang sedang rusak, hal
menguasai para pesaingnya dengan 22persen, diikuti ini sangat berguna bagi beberapa kalangan komunitas
oleh OPPO 17,3persen, Asus 13,9persen, Evercoss atau grup (pengguna) yang akhirnya melakukan
6,4persen dan lain-lainnya 34,5persen. pembelian secara berulang dengan merek yang sama
Seiring dengan berjalannya waktu, semenjak (Ribhan, 2007). Giddens (2002) menyatakan bahwa
Samsung memasuki pasar komunikasi Indonesia pada pilihan yang dilakukan konsumen untuk membeli
periode 90-an. Seperti yang dipaparkan oleh tabloid merek tertentu dibandingkan merek yang lain dalam
tekno, yaitu salah satu tabloid terkemuka yang sering satu kategori produk disebut loyalitas merek.
membahas perkembangan teknologi, saat ini banyak Schiffman & Kanuk (2008) mendefinisikan loyalitas
produsen smartphone yang mengeluarkan handphone merek sebagai preferensi konsumen secara konsisten
dengan berbasis Windows dan iOS yang mulai populer untuk melakukan pembelian pada merek yang sama
dikalangan masyarakat khususnya anak muda dengan pada produk yang spesifik atau kategori tertentu.
keunggulan dibidang sistem symbian-nya dan akses Wawancara awal dilakukan pada 2 orang
widget-nya, yakni dengan kemampuan membuka mahasiswa yang memiliki usaha online shop berinisial
banyak aplikasi secara langsung tanpa harus menutup RRA dan IA pada siang hari jam 13.30-14.00 tanggal
satu persatu terlebih dahulu. 20 Februari 2016 di lingkungan kampus subjek di
Selain itu, saat ini juga banyak bermunculan Universitas Mulawarman, subjek RRA sudah pernah
smartphone yang berbasis Android dengan merek lain melakukan pembelian Samsung secara berulang
bahkan didukung oleh bentuk yang modern, kamera sebanyak 3 kali. IA mengungkapkan bahwa samsung
yang canggih. Terlebih lagi semenjak fitur-fitur sangat awet saat digunakan, serta mudah untuk
aplikasi yang ditawarkan oleh kebanyakan smartphone mencari counter resmi ketika smartphone nya
hampir kurang lebih sama dan bisa didapatkan dengan bermasalah. Sedangkan dari subjek IA, ia merasa puas
harga yang murah, tidak heran banyak sekali dengan Samsung dikarenakan batrai yang sangat awet
masyarakat yang lebih memilih beralih pembelian ke dan tahan lama, sehingga sangat mendukung saat
handphone yang berbasis android dengan merek lain berbisnis online pada saat bepergian, serta terkadang
menurutnya menggunakan Samsung memiliki sisi
413
Psikoborneo, Vol 5, No 3, 2017: 411-418 ISSN: 2477-2666/E-ISSN: 2477-2674
penghargaan yang tinggi sehingga ketika ia memiliki termasuk tingkat under-fullfillment atau over-
uang lebih, ia mau untuk melakukan pembelian fullfillment.
dengan merk yang sama. Akan tetapi pada saat ini tidak sedikit juga
Menurut Assael (2002), loyalitas merek pedagang yang beralih dari produk tersebut meskipun
merupakan representasi dari sikap menyenangi sebuah ia sudah merasa puas. Rasa puas itu lebih ditunjukkan
merek yang menimbulkan pembelian ulang terhadap dengan hanya memberikan penilaian dan bukan
merek yang sama. Sedangkan Aaker (2008) pemakaian kembali. Hal ini berdasarkan hasil
menyebutkan bahwa loyalitas merek adalah kelekatan wawancara dengan salah seorang mahasiswa yang
konsumen pada nilai yang tinggi dari suatu merek, memiliki online shop berinisial YM pada hari kamis
dengan kelekatan yang dibangun ini maka konsumen tanggal 12 april 2015 di sebuah rumah makan di
akan menolak segala strategi yang dilakukan oleh Samarinda. Ia mengatakan bahwa smartphone
kompetitor merek. samsung sangat baik sebagai media berbisnis, akan
Konsumen akan memberikan loyalitas dan tetapi ia memilih untuk tidak membeli kembali
kepercayaannya pada merek selama merek tersebut dikarenakan smartphone tersebut mulai tertinggal
sesuai dengan harapan yang dimiliki oleh konsumen, jenis, harga yang cenderung mahal dibanding
bertindak dalam cara-caaraa tertentu dan menawarkan smartphone android jenis lain dengan kemampuan
nilai-nilai tertentu (Cuccia, 2001). Mowen dan Minor serta designnya yang kurang lebih sama.
(2002) juga menyatakan bahwa loyalitas merek Menurut sebuah harian online terkemuka
merupakan sejauh mana konsumen menunjukkan Kompas.com pada edisi Oktober 2016 bahwa saat ini
sikap positif terhadap suatu merek, mempunyai smartphone berbasis iOS dan android dengan merk
komitmen terhadap merek tertentu, dan berniat untuk lain, bertumbuh secara signifikan dalam jumlah
membelinya di masa depan. Hal ini juga sesuai pembelian sebesar 10-15persen dari samsung
pendapat Sumawarman (2004) bahwa loyalitas merek dikarenakan design, serta kecanggihan yang
merupakan sikap positif seorang konsumen terhadap dihadirkan sangat menjawab kebutuhan orang banyak
suatu merek, konsumen memiliki keinginan kuat untuk saat ini serta harga yang cenerung murah. Beberapa
membeli ulang merek yang sama pada saat sekarang komunitas pedagang online lain di kota Samarinda pun
maupun masa yang akan datang. mengakui bahwa beberapa dari mereka menggunakan
Di era persaingan yang semakin ketat, cara smartphone jenis lain dikarenakan lebih menyukai
mendapatkan konsumen yang loyal terhadap merek designnya yang lebih trend. Loyalitas merek tidak
adalah dengan cara memuaskan kebutuhan konsumen selalu disebabkan oleh kepuasan konsumen Akibatnya,
secara konsisten dari waktu ke waktu. Kepuasan terdapat hubungan yang asimetris antara loyalitas
konsumen adalah kondisi dimana harapan konsumen dengan kepuasan (Gommans, 2001). Bahkan Mittal
mampu dipenuhi oleh produk (Kotler & Armstrong, dan Lassar (1998) juga memberikan pendapat bahwa
2008). Konsumen memberikan resspon tertentu hubungan antara loyalitas merek dengan kepuasan
sebagai hasil evaluasinya terhadap kesenjangan antara konsumen bersifat asimetris dimana orang yang loyal
harapannya dengan kinerja produk (Giesel & Cote, terhadap suatu merek sudah pasti puas tetapi kepuasan
2000). konsumen tidak selalu mengarah pada loyalitas merek.
Halstead, Hartman & Schmidt (1994) juga Berdasarkan dari rangkaian permasalahan yang
menyatakan bahwa kepuasan konsumen merupakan diuraikan diatas, penulis tertarik untuk melakukan
respon afektif yang sifatnya transaction-spesific dan penelitian dengan judul “Hubungan antara Kepuasan
dihasilkan dari perbandingan yang dilakukan Konsumen dengan Loyalitas Merek Pengguna
konsumen antar kinerja produk dengan beberapa Smartphone Samsung” pada Komunitas Pedagang
standar pembelian. Konsumen yang senang dan puas Online Shop SFS Kaltim di Kota Samarinda.
cenderung akan berprilaku positif, mereka akan
membeli kembali. Arnould, Price & Zinkhan (2005) TINJAUAN PUSTAKA
menambahkan bahwa kepuasan konsumen adalah Loyalitas Merek
penilaian yang menyenangkan terhadap level Giddens (2002) menyatakan bahwa loyalitas
pemenuhan yang berhubungan dengan konsumsi, merek adalah pilihan yang dilakukan konsumen untuk
414
Psikoborneo, Vol 5, No 3, 2017: 411-418 ISSN: 2477-2666/E-ISSN: 2477-2674
membeli merek tertentu dibandingkan merek yang lain terutama jika pada merek tersebut didapati adanya
dalam satu kategori produk. Schiffman dan Kanuk perubahan, baik menyangkut harga ataupun atribut
(2008) mendefinisikan loyalitas merek sebagai lain.
preferensi konsumen secara konsisten untuk
melakukan pembelian pada merek yang sama pada Kepuasan Konsumen
produk yang spesifik atau kategori tertentu. Kepuasan konsumen adalah kondisi dimana
Assael (2002) menambahkan bahwa loyalitas harapan konsumen mampu dipenuhi oleh produk
merek merupakan representasi dari sikap menyenangi (Kotler & Armstrong, 2008). Konsumen memberikan
sebuah merek yang menimbulkan pembelian ulang respon tertentu sebagai hasil evaluasinya terhadap
terhadap merek yang sama. Walaupun demikian, kesenjangan antara harapannya dengan kinerja produk
loyalitas merek berbeda dengan prilaku pembelian (Giesel & Cote, 2000).
berulang (repeat purchasing behavior). Prilaku Halstead, Hartman dan Schmidt (1994) juga
pembelian berulang adalah tinfdakan pembelian menyatakan bahwa kepuasan konsumen merupakan
berulang pada suatu produk yang lebih dipengaruhi respon afektif yang sifatnya transaction-spesific dan
oleh faktor kebiasaan. Dalam loyalitas merek, tindakan dihasilkan dari perbandingan yang dilakukan
berulang terhadap merek dipengaruhi oleh kesetiaan konsumen antar kinerja produk dengan beberapa
merek. standar pembelian. Konsumen yang senang dan puas
Sedangkan Aaker (2008) menyebutkan bahwa cenderung akan berprilaku positif, mereka akan
loyalitas merek adalah kelekatan konsumen pada nilai membeli kembali.Arnould, Price dan Zinkhan (2005)
yang tinggi dari suatu merek, dengan kelekatan yang menambahkan bahwa kepuasan konsumen adalah
dibangun ini maka konsumen akan menolak segala penilaian yang menyenangkan terhadap level
strategi yang dilakukan oleh kompetitor merek. pemenuhan yang berhubungan dengan konsumsi,
Konsumen akan memberikan loyalitas dan termasuk tingkat under-fullfillment atau over-
kepercayaannya pada merek selama merek tersebut fullfillment.
sesuai dengan harapan yang dimiliki oleh konsumen, Sedangkan Mowen dan Minor (2002)
bertindak dalam cara tertentu dan menawarkan nilai- menyatakan bahwa kepuasan konsumen merupakan
nilai tertentu (Cuccia, 2001). keseluruhan sikap yang ditunjukkan konsumen atas
McGoldrick dan Andre (dalam Wood, 2004) barang atau jasa setelah mereka memperoleh dan
menyatakan bahwa konsep loyalitas tidak absolut menggunakannya. Ini merupakan penilaian evaluatif
dimanifestasikan dari prilaku konsumen saja. pasca pemilihan yang disebabkan oleh seleksi
Menurutnya loyalitas meliputi perasaan afeksi, pembelian khusus dan pengalaman menggunakan
kesetiaan dan komitmen. Konsumen yang loyal barang dan jasa tersebut.
terhadap suatu merek tertentu memiliki sikap yang Engel, Blackwell dan Miniard (2004) juga
positif dan setia terhadap merek tersebut. Mowen dan menambahkan bahwa kepuasan konsumen
Minor (2002) juga menyatakan bahwa loyalitas merek didefinisikan sebagai penilaian evaluasi pasca
merupakan sejauh mana konsumen menunjukkan pembelian dimana alternatif yang dipilih sekurang-
sikap positif terhadap suatu merek, mempunyai kurangnya memberi hasil sama atau melampaui
komitmen terhadap merek tertentu, dan berniat untuk harapan konsumen. Kepuasan bias diartikan sebagai
membelinya di masa depan. upaya pemenuhan sesuatuatau membuat sesuatu
Hal ini juga sesuai pendapat Sumawarman memadai (Tjiptono, 2001). Pada dasarnya, kepuasan
(2004) bahwa loyalitas merek merupakan sikap positif konsumen itu suatu keadaan dimana kebutuhan,
seorang konsumen terhadap suatu merek, konsumen keinginan, dan harapan konsumen, dapat terpenuhi
memiliki keinginan kuat untuk membeli ulang merek melalui produk yang dikonsumsi (Nasution, 2005).
yang sama pada saat sekarang maupun masa yang Day (dalam Tjiptono, 2005) mengatakan
akan datang. Durianto (2004) menyatakan bahwa kepuasan itu terlihat dari respons konsumen terhadap
loyalitas merek merupakan suatu ukuran keterkaitan evaluasi ketidaksesuaian yang dipersepsikan antara
konsumen kepada sebuah merek. Ukuran ini mampu harapan awal (atau standar kinerja tertentu) dengan
memberikan gambaran tentang mungkin tidaknya kinerjaaktual produk yang dirasakan setelah
seorang konsumen beralih ke merek produk yang lain, pemerolehan produk. Kotler dan Armstrong (2000)
415
Psikoborneo, Vol 5, No 3, 2017: 411-418 ISSN: 2477-2666/E-ISSN: 2477-2674
mengatakan bahwa kepuasan konsumen adalah tingkat sebesar 0.091 (9.1persen) yang berarti variabel bebas
perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja (kepuasan konsumen) memberikan sumbangsih
produk yang diarasakan dengan harapannya. Jadi, efektifitas pengaruh hanya sebesar 9.1persen terhadap
tingkat kepuasan merupakan fungsi dari perbedaan variabel terikat (loyalitas merek), namun sisanya
antara kinerja yang dirasakan dan harapan. sebesar 90.9persen justru cenderung dipengaruhi oleh
Wilkie (1994) mendefinisikan kepuasan faktor-faktor lainnya yang tidak diteliti dalam
konsumen sebagai tanggapan emosional pada evaluasi penelitian ini. Menurut Schiffman dan Kanuk (2008)
terhadap pengalaman konsumsi suatu produk atau jasa. terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi loyalitas
Kepuasan merupakan tingkat perasaan konsumen yang merek, yaitu meliputi kepuasan yang didapat
diperoleh setelah konsumen melakukan/menikmati konsumen, penerimaan keunggulan produk, keyakinan
sesuatu. Kepuasan konsumen merupakan perbedaan yang dimiliki seseorang terhadap merek tersebut, dan
antara yang diharapkan konsumen (nilai harapan) ketertarikan dengan produk atau perusahaan.
dengan situasi yang diberikan perusahaan di dalam Hasil penelitian ini menunjukan bahwa kepuasan
usaha memenuhi harapan konsumen (Mowen. 2001). konsumen tidak memiliki hubungan dengan loyalitas
merek Pengguna Smartphone Samsung pada
METODE PENELITIAN Komunitas Pedagang Online Shop SFS Kaltim di Kota
Samarinda. Dari hasil yang diperoleh dapat dipahami
Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah
bahwa kepuasan konsumen yang dimiliki pada diri
penelitian kuantitatif. Populasi yang dipilih dalam
Pengguna Smartphone Samsung pada Komunitas
penelitian ini adalah anggota Komunitas Online Shop
Pedagang Online Shop SFS Kaltim di Kota Samarinda
SFS Kaltim yang menggunakan Smartphone Samsung
terhadap smartphonenya, tidak serta merta dapat
83 orang anggota komunitas. Metode yang digunakan
mempengaruhi loyalitas merek. Hal tersebut
untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah
dikarenakan banyaknya jenis smartphone lain yang
metode skala. Metode skala merupakan suatu metode
bersaing dipasaran.
pengumpulan data yang berisikan suatu daftar
Selain itu, saat ini juga banyak bermunculan
pertanyaan yang harus dijawab subjek secara tertulis
smartphone yang berbasis Android dengan merek lain
(Hadi,2000). Alat pengukuran atau instrument yang
bahkan didukung oleh bentuk yang modern, kamera
digunakan ada 2 macam yaitu skala kepuasan
yang canggih. Terlebih lagi semenjak fitur-fitur
konsumen dan loyalitas merek.
aplikasi yang ditawarkan oleh kebanyakan smartphone
Pengujian hipotesis pada penelitian ini
hampir kurang lebih sama dan bisa didapatkan dengan
menggunakan Uji korelasi rank spearman digunakan
harga yang murah, tidak heran banyak sekali
untuk melihat kekuatan dari hubungan antara dua
masyarakat yang lebih memilih beralih pembelian ke
variable (bebas dan terikat). Sebelum dilakukan
handphone yang berbasis android dengan merek lain
analisa data, terlebih dahulu dilakukan uji asumsi yang
atau melakukan pembelian handphone dengan
meliputi normalitas sebaran dan linearitas hubungan
smartphone berbasis selain android.
antara variabel bebas dengan variabel terikat.
Bahkan sebuah data terbaru mengenai
Keseluruhan teknik analisis data menggunakan
pertumbuhan Android di Indonesia yang telah dirilis
program SPSS versi 20.00 for windows.
oleh International Data Corporation (IDC)
menyebutkan bahwa perangkat dengan sistem operasi
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Android menjadi perangkat yang paling besar
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pada pertumbuhannya di tanah air dengan Samsung
hasil analisis korelasi Rank Spearman didapatkan hasil menduduki peringkat teratas penjualan. Setelah sempat
bahwa tidak terdapat hubungan antara kepuasan bertengger kuat sampai kuartal kedua 2014 ini,
konsumen dengan loyalitas merek Pengguna dominasi Samsung akhirnya perlahan menurun.
Smartphone Samsung pada anggota Komunitas Menurut International Data Corporation (IDC), salah
Pedagang Online Shop SFS Kaltim di Kota Samarinda. satu lembaga survey teknologi di Indonesia
dengan nilai Z= 0.82, R2 = 0.091, dan p = 0.412. mengatakan bahwa penjualan Samsung di Indonesia
Hasil uji korelasi Rank Spearman didapatkan perlahan menurun sebesar 3persen pada pasar
pada nilai R2 diperoleh hasil koefisien determinasi smartphone dalam negeri.
416
Psikoborneo, Vol 5, No 3, 2017: 411-418 ISSN: 2477-2666/E-ISSN: 2477-2674
Durianto, D. S., & Budiman, L. J. (2004). Brand Equity Mittal, B., & Walfreid, M. L. (1998). Why do Costumer
Ten, Strategi Memimpin Pasar. Jakarta: PT. Switch? The Dynamics of Satisfaction Versus
Gramedia Pustaka Utama. Loyalty. The Journal of Service Marketing.
Engel, Blackwell, & Miniard. (2007). Perilaku Vol:12 No:3, Hal:177-19
Konsumen. Jilid 1. Terjemahan FX Budiyanto. Mowen, J. C., & Michael, M. (2002). Perilaku
Binarupa Aksara. Konsumen. Jilid 2. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Ferrinadewi, E. (2010). Merek & Psikologi Konsumen. Prasetyo, B., & Jannah, M. L. (2006). Metode Penelitian
Jakarta: CV. Graha Ilmu Kuantitatif. Teori dan Aplikasi, Jakarta: PT
Fatimah, D. S. (2011). Pengaruh Kualitas produk, RajaGrafindo Persada.
Harga dan Kualitas pelayanan Terhadap Purwadi, B. (2000). Riset Pemasaran. PT Grasindo
Kepuasan Konsumen. FPIPS, UPI Bandung: Ribhan. (2007). Faktor-faktor yang mempengaruhi
Skripsi Tidak Diterbitkan. konsumen loyal. Vol:3, No:1.
Giddens, N. & Hofmann, A. (2002). Brand Loyalty. Schiffman, L., & Kanuk, L. L. (2008). Consumer
Wholefarm. Behaviour 7th Edition. Jakarta: PT. Indeks.
Giese, J. L., & J. A. Cote. (2000). “Defining Consumer Sugiyono. (2015). Metode Penelitian dan
Satisfaction”. Academy of Marketing Science Pengembangan. Bandung: Penerbit Alfabeta.
Review, Suharsono, L. (2006). Teknologi Komunikasi.
Gommans, Marcell, Khrisnan, Khris S. & Scheffold Yogyakarta: CAPS.
Katrin B. (2001). From Brand Loyalty to E- Sumawarman. U. (2004). Prilaku Konsumen: Teori dan
Loyalty: a Conceptual Framework. Journal of Penerapan dalam Pemasaran. Cetakan Pertama.
Economic and Social Research. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Gounaris, S., & Stathakopoulos, V. (2004). Antecedent Suryabrata, S. (2008). Metode Penelitian. Jakarta: PT
and Consequences of Brand Loyalty: An Raja Grafindo Persada.
Empirical Study. Journal of Brand Management. Suryani, T. (2008). Perilaku Konsumen; Implikasi pada
Vol:11, No:4, Hal:283-307. Strategi Pemasaran.
Hadi, S. (2000). Panduan Manual Seri Program Yogyakarta: Graha Ilmu
Statistik (SPS 2000). Yogyakarta: Yayasan Wilkie, William L. (1994). Consumer Behaviour (3th
Penerbit Fakultas Psikologi Universitas Gajah edition). New York: Wiley & Sons, Incs
Mada. Winkel. (2004). Psikologi Belajar. Jakarta: PT.
Halstead, D., Hartman, D., & Sandra, L. S. (1994). Gramedia Pustaka Utama
Multisource Effects on the Satisfaction Formation Wirawan. (2015). Manajemen Sumber Daya Manusia:
Process. Journal of The Academy of Marketing Teori, Psikologi, Hukum Ketenagakerjaan,
Science.Vol:1, No:22, Hal:114-129. Aplikasi dan Penelitian: Aplikasi dalam
Kotler, P., & Armstrong, G. (2008). Prinsip-prinsip Organisasi Bisnis, Pemerintahan dan Pendidikan.
Pemasaran, Jilid 1, Jakarta: Penerbit Erlangga. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Kumar, S. R. (2002). Brand Loyalty as a Strategy.
418