Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Kemajuan teknologi informasi membawa banyak keuntungan, khususnya untuk
masyarakat secara luas dimana kini teknologi dapat dinikmati oleh hampir seluruh elemen
masyarakat tanpa adanya batasan dan juga kesulitan. Jauh berbeda dengan dulu dimana
teknologi hanya bisa dinikmati oleh mereka yang memiliki “dompet tebal”. Bayangkan di
tahun 2000-2010 dulu mungkin pengguna internet di Indonesia masih bisa dihitung jari, apa
lagi dengan harga nya yang cukup mahal dibandingkan dengan sekarang. Tentu ini membawa
sebuah perbedaan dengan kondisi kita hari ini.

Smartphone yang dulu kita kenal bisa beharga 10-20 Jt rupiah kini bisa dinikmati
hanya dengan 500 Rb rupiah. Perubahan ini tentunya membawa keuntungan bagi masyarakat.
Namun tak sampai di situ kini perkembangan teknologi informasi khususnya pada sektor
dunia maya, tentunya berimbas dan membawa keburuntungan bagi banyak pebisnis,
khususnya Startup.

Gambar 1. Pertumbuhan Pengguna Internet di Indonesia

Kenapa demikian? pasalnya kian tahun pengguna Internet di Indonesia semakin


meningkat, hal ini didukung oleh komitmen pemerintah dan juga pihak swasta dalam
membumikan Internet di Indonesia. Hal ini bisa dilihat dari statistik diatas dimana
peningkatan pengguna Internet di Indonesia terjadi begitu drastis selama 6 tahun ke belakang

UTS Kapita Selekta – Magister Manajemen 1


Telekomunikasi UI
yaitu meningkat 70 Jt pengguna dalam kurun waktu 6 tahun. Dimana sebelumnya pada kurun
waktu 2006 ke 2009 hanya meningkat sekitar 13 Jt pengguna dari 20 Jt di tahun 2006 menuju
33 Jt di tahun 2009.

APJII (Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia) telah mengumumkan hasil


survei Data Statistik Pengguna Internet Indonesia tahun 2016. Berikut adalah rinciannya:

Gambar 2. Data Pengguna Internet di Indonesia Tahun 2016

Jumlah pengguna Internet di Indonesia tahun 2016 adalah 132,7 juta user atau sekitar
51,5% dari total jumlah penduduk Indonesia sebesar 256,2 juta. Pengguna internet terbanyak
ada di pulau Jawa dengan total pengguna 86.339.350 user atau sekitar 65% dari total
penggunan Internet. Jika dibandingkan penggunana Internet Indonesia pada tahun 2014
sebesar 88,1 juta user, maka terjadi kenaikkan sebesar 44,6 juta dalam waktu 2 tahun (2014 –
2016). Tentu data / fakta ini menggembirakan, terutama bagi para pengusaha atau pemilik
toko online.

UTS Kapita Selekta – Magister Manajemen 2


Telekomunikasi UI
Gambar 3. Data Pengguna Internet di Indonesia
berdasarkan jenis perangkat yang di pakai.
Saat melakukan browsing, pengguna internet paling banyak menggunakan
perangkat mobile (smartphone) sebesar 89,9 juta atau 67,8%. Tentu ini harus menjadi
perhatian para pemilik website agar membuat website yang mobile friendly atau responsive.
Sedangkan browser yang paling banyak digunakan adalah Google Chrome sebesar 66,6%.
Ini tentu bisa dipahami karena sebagian besar smartphone menggunakan operating system
Android milik Google.

Dari data-data yang telah di sebutkan di atas, kita ketahui bahwa pengguna internet di
Indonesia sedang berkembang pesat dan di prediksikan akan terus berkembang dalam
beberapa tahun yang akan datang. Selain itu, dari data-data tersebut, kita ketahui pula
bahwasannya mayoritas pengguna internet adalah internet mobile (HP/Smartphone dan
Mobile & Komputer). Hal ini tentu saja menjadi sebuah peluang bisnis yang sangat
menjanjikan bagi para penyedia layanan internet (Internet Service Provider/ISP) atau
operator.

Berbicara mengenai teknologi internet mobile, tentu saja tidak akan terlepas dari
generasi seluler 1G, 2G, 3G, dan 4G. Saat ini generasi seluler yang sedang gencarnya di
nikmati di Indonesia sudah memasuki ke generasi terdepan yaitu 4G. Teknologi 4G
merupakan singkatan dari Fourth Generation yang digunakan sebagai standar generasi
keempat yang menjadi pengembangan dari teknologi sebelumnya yang bernama 3G. Manusia
mulai mengenal jaringan nirkabel pertama sebagai 1G pada 1980 dan 2G pada awal 1990-an.
Sementara jaringan 3G mulai digunakan pada kahir 1990-an dan mulai digunakan
menyeluruh sejak abad ke-21 hingga saat ini. Jika 3G adalah koneksi pertama yang bisa
mewujudkan multimedia, maka 4G menjadi penyempurna jaringan ini. Bahkan 4G menjadi
pembawa teknologi ini menuju ke level berikutnya.

Umumnya 4G kini lebih dikenal dengan sebutan 4G LTE (Long Term Evolution).
Padahal, ada dua jenis standar 4G yang digunakan secara komersil, yakni WiMAX dan LTE.
WiMAX merupakan produk pengembangan asal Korea Selatan sejak 2006, sementara LTE
dikembangkan oleh Swedia sejak 2009. Penggunaan keduanya bisa memberikan komunikasi
yang cepat dan aman dibandingkan generasi sebelumnya.

UTS Kapita Selekta – Magister Manajemen 3


Telekomunikasi UI
Tak ayal, pasar 4G menjadi incaran menarik di kalangan service provider di
Indonesia. Dimana terdapat beberapa operator yang sudah mulai melakukan implementasi
jaringannya. Ada Telkomsel, Indosat Ooredoo, XL Axiata, Hutchincon (3 seluler), dan
Smartfren Telecom. Layanan 4G LTE di frekuensi 1.800 MHz kini telah dinikmati oleh
masyarakat di seluruh negeri ini. Seluruh operator juga berlomba-lomba memenangkan hati
masyarakat untuk menggunakan layanan mereka dengan berbagai keunggulan. Tentu saja hal
ini menjadikan persaingan di layanan 4G LTE akan semakin ketat.

Gambar 4. Coverage layanan 4G di Indonesia

Smartfren Telecom, yang kita kenal sebagai operator jaringan CDMA justru menjadi
operator 4G dengan cakupan wilayah coverage terluas di Indonesia. Saat ini sudah lebih dari
85 kota di Indonesia yang telah tercover oleh layanan Smartfren pada tahun 2015. Angka
tersebut sekaligus menjadikan Smartfren menjadi operator 4G Terbesar di Indonesia dengan
cakupan coverage sebesar 78%. Strategi yang di terapkan Smartfren Telecom memang unik,
memanfaatkan jaringan yang ada kemudian mengubahnya menuju ke teknologi paling
advance yaitu 4G dengan mengedepankan coverage dari wilayah-wilayah perkotaan besar,
menengah hingga kota kecil.

Tahun 2015 merupakan tahun perubahan bagi Smartfren dalam berkompetisi di


industri untuk menyediakan layanan telekomunikasi terbaik, terutama di layanan Data.
Layanan 4G LTE-Advanced diluncurkan secara komersial di bulan Agustus 2015 dan
menawarkan layanan Data berkecepatan tinggi dan stabil sekaligus menghadirkan handset
Andromax 4G LTE guna mendukung pelanggan untuk menggunakan layanan 4G LTE

UTS Kapita Selekta – Magister Manajemen 4


Telekomunikasi UI
tersebut. Layanan 4G LTE merupakan teknologi jaringan nirkabel generasi ke-empat (4G)
yang telah diadopsi oleh mayoritas operator GSM dan CDMA di dunia. Teknologi terbaru ini
tidak lagi membedakan atas jaringan GSM ataupun LTE, dan hanya akan dikenal menjadi
satu teknologi 4G LTE.

Dengan hilangnya pembedaan teknologi antara GSM dan CDMA, Smartfren melihat
peluang atas teknologi 4G LTE ini untuk meningkatkan pengalaman pelanggan atas layanan
Data. Melalui peluncuran layanan 4G LTE, migrasi pelanggan dari CDMA ke 4G LTE dan
penyesuaian atas migrasi teknologi terbaru tersebut telah berlangsung di tahun 2015 dan
memberi dampak perlambatan pertumbuhan pendapatan perusahaan dari tahun sebelumnya

1.2 PERUMUSAN MASALAH


Paper ini membahas bagaimana suatu perusahaan telekomunikasi (dalam hal ini PT.
Smartfren Tbk) dapat memanfaatkan kekuatan yang di milikinya untuk menghadapi
tantangan di era digital yang semakin massive di masyarakat.

1.3 TUJUAN
Tujuan dari paper ini adalah menganalisa suatu model bisnis Teknologi VOLTE yang
di terapkan PT. Smartfren Telecom, Tbk.

1.4 BATASAN MASALAH


Batasan masalah yang menjadi lingkup paper ini adalah di bidang model bisnis
Teknologi VOLTE yang diterapkan PT. Smartfren Telecom, Tbk.

1.5 SISTEMATIKA PENULISAN


Metode yang digunakan pada paper ini adalah melalui studi literatur mengenai
implementasi strategi bisnin PT. Smartfren Telecom, Tbk dengan Teknologi VOLTE yang
kemudian dituangkan dalam model bisnis kanvas.

UTS Kapita Selekta – Magister Manajemen 5


Telekomunikasi UI
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 MODEL BISNIS

Model bisnis adalah metode yang digunakan oleh perusahaan untuk menghasilkan
uang di lingkungan bisnis dimana perusahaan beroperasi. Atau dapat juga didefinisikan
sebagai metode yang digunakan perusahaan untuk menjalankan bisnisnya yang membuat
perusahaan dapat bertahan. Dapat juga disimpulkan bahwa model bisnis adalah metode atau
cara untuk menghasilkan nilai. Model bisnis terdiri dari beberapa komponen sebagai berikut :

1. Siapa yang dilayani


2. Apa yang ditawarkan
3. Bagaimana cara menghasilkan produk
4. Bagaimana cara menghasilkan uang atau laba
5. Bagaimana membedakan dirinya secara startegis

Berdasarkan komponen tersebut, bisnis model dapat kita definisikan kembali sebagai
gambaran hubungan antara keunggulan dan sumber daya yang dimiliki perusahaan, serta
kegiatan-kegiatanyang dilakukan untuk mengakuisisi dan menciptakan nilai, yang membuat
perusahaan mampu menghasilkan laba.

Model bisnis dapat dibedakan manjadi dua macam. Yang pertama adalah dengan
melihat apa yang dijual dan yang kedua adalah melihat hak penggunaan aset. Menurut ragam
mengenai apa yang dijual, bisnis model dapat dikelompokkan menjadi empat jenis, yaitu:

1. Creator : mengolah bahan baku dan merakitnya menjadi barang yang siap konsumsi
2. Distributor : memberikan nilai tambah dengan cara mentransportasikan suatu barang
atau jasa
3. Landlord : menjual hak untuk menggunakan dalam jangka waktu tertentu
4. Broker : memfasilitasi penjualan dengan cara mempertemukan antara penjual dengan
pembeli

UTS Kapita Selekta – Magister Manajemen 6


Telekomunikasi UI
Model bisnis menjadi penting diaplikasikan karena membawa manfaat bagi para
perencana dan pengambil keputusan dengan memperlihatkan hubungan logis antara
komponen-komponen yang ada dalam bisnisnya. Manfaat berikutnya adalah dapat membantu
menguji konsistensi hubungan antar komponen bisnis dan juga menguji pasar dan asumsi
yang digunakan. Dan manfaat yang keempat adalah menunjukkan seberapa radikal suatu
perubahan dan konsekuensinya.

2.2 MODEL BISNIS KANVAS

Model bisnis dapat dijelaskan dengan sembilan blok bangunan dasar yang sering
disebut dengan model bisnis kanvas. Sembilan blok bangunan tersebut mencakup empat
bidang utama dalam suatu bisnis, yaitu pelanggan, penawaran, infrastruktur, dan
kelangsungan finansial. Sembilan blok tersebut adalah:

a. Customer Segmentation (Segmen konsumen)


Menggambarkan sekelompok orang atau organisasi yang ingin dijangkau atau
dilayani oleh perusahaan

b. Value Proposition (Nilai proposisi)


Menggambarkan gabungan antara produk dan layanan yang menciptakan nilai untuk
segmen konsumen.

c. Channel (Saluran)
Menggambarkan bagaimana sebuah perusahaan berkomunikasi dengan segmen
pelanggannya dan menjangkau mereka untuk memberikan proposisi nilai.

d. Customer Relationship (Hubungan pelanggan)


Menggambarkan berbagai jenis hubungan yang dibangun perusahaan bersama segmen
pelanggan yang spesifik.

e. Key Partnership (Kemitraan)


Menggambarkan jaringan pemasok dan mitra yang membuat model bisnis dapat
berjalan.

UTS Kapita Selekta – Magister Manajemen 7


Telekomunikasi UI
f. Key Activities (Aktivitas kunci)
Menggambarkan hal-hal terpenting yang harus dilakukan perusahaan agar model
bisnisnya dapat berjalan.

g. Key Resources (Sumber daya utama)


Menggambarkan aset-aset terpenting yang diperlukan agar sebuah model bisnis dapat
berfungsi.

h. Cost Structure (Struktur biaya)


Menggambarkan semua biaya yang dikeluarkan untuk mengoperasikan model bisnis.

i. Revenue Stream (Arus pendapatan)


Menggambarkan uang yang dihasilkan perusahaan dari masing-masing segmen
pelanggan

Kesembilan elemen tersebut dapat digambarkan dalam satu kanvas yang menggambarkan
struktur dari bisnis model.

Gambar 5. Template Business Model Canvas

UTS Kapita Selekta – Magister Manajemen 8


Telekomunikasi UI
2.3 TEKNOLOGI VOLTE

Layanan Berbasis Internet dengan kecepatan tinggi seperti Teknologi LTE (Long
Term Evolution) memang menjadi generasi 4G yang cukup sukses diusung oleh Smartfren.
Kini teknologi itu semakin berkembang dengan hadirnya teknologi terbaru diatasnya yang
disebut VoLTE (Voice Over LTE). Disini DetikInfo akan memberikan gambaran tentang apa
itu VoLTE dan apa kelebihannya dibanding dengan teknologi Internet cepat lainnya.

Seiring dengan semakin populernya teknologi jaringat 4G LTE di Indonesia maka


mau tidak mau fitur-fitur baru yang berhubungan dengan teknologi itu akan bermunculan.
Salah satu yang bakal populer adalah istilah VoLTE yang saat ini mulai sering terdengar.
VoLTE adalah akromin dari Voice Over LTE atau kalau diterjemahkan dalam bahasa
Indonesia berarti suara lewat jaringan 4G LTE. Apa itu teknologi VoLTE? intinya secara
mudahnya VoLTE adalah teknologi yang memungkinkan memanfaatkan jalur internet 4G
LTE untuk menelpon.

Selama ini 4G hanya digunakan hanya untuk aktifitas data internet dan tidak untuk
voice sehingga ponsel 4G selama ini hanya berfungsi untuk aktifitas berinternet cepat seperti
browsing,bermedsos ataupun chat via WA,Line dll. Jadi ponsel 4G LTE yang ada sekarang
hanya untuk internetan sementara untuk menelpon tetap memakai jaringan GPRS, 2G, 3G
biasa.

Dengan adanya VoLTE ini maka nantinya aktifitas voice atau menelpon bisa
dilakukan di jalur internet 4G LTE tersebut. Sebagai perumpamaan untuk memudahkan
pengertian VoLTE itu seperti kita menelpon via aplikasi chatting seperti Whatsapp,Line dll.
Bedanya kalau aplikasi tersebut menggunakan jalur umum sehingga kualitas suara yang
dihasilkan kurang baik sementara VoLTE punya jalur khusus yang disebut dedicated barrier
sehingga kualitas suara yang dihasilkan sangat berkualitas dan jernih.

Untuk bisa melakukan VoLTE diperlukan setidaknya 3 prasyarat pendukung yakni


gadget,kartu sim dan tentunya jaringan. Khusus untuk VoLTE perangkat yang bisa dipakai
yaitu smartphone yang sudah support 4G LTE tentunya seperti Andromax R dan Polytron zap
5. Dan sepertinya smartfren akan menjadi operator pertama yang akan mengoperasikan
layanan ini di Indonesia.

UTS Kapita Selekta – Magister Manajemen 9


Telekomunikasi UI
Selain lebih jernih kelebihan Volte yang lain adalah proses sambungan yang cepat
karena hanya butuh 2 detik untuk konek dengan lawan bicara. Sementara itu kekurangan fitur
VoLTE ini adalah kualitas suara yang dihasilkan akan dijamin baik selama pengguna
perangkat tersebut berkomunikasi dengan sesama perangkat yang support 4G LTE juga.
Sementara jika menelpon dari VoLTE ke jaringan koneksi biasa seperti 3G maka kualitasnya
cenderung menurun padahal tentunya masih jauh lebih banyak pemakai gadget yang belum
support 4G.

Gambar 6. Ilustrasi VoLTE

Di bawah ini beberapa kelebihan dari Teknologi Volte:


- Pengguna akan merasa suara yang jernih dan dekat VoLTE menawarkan panggilan suara
HD. Batas pendengaran manusia 20-20.000 Hz, sedangkan batas output tradisional 30-
30.000 Hz sementara VoLTE 50-70.000 Hz. "Sehingga suara yang didengar benar-benar
clear,
- Mengurangi suara latar belakang, saat digunakan di tempat yang ramai, pengguna tidak
perlu teriak-teriak. Hal ini terjadi karena VoLTE memiliki teknologi khusus untuk
menyaring kebisingan. Jaringan VoLTE akan direntan voice reduce, jadi kalau ada suara
bukan manusia akan dihilangkan.
- Penggunaan telepon dan data dapat dilakukan bersamaan. Koneksi data semua tetap
running bersamaan. Saat download misalnya, mengunduh data di VoLTE tidak akan
putus.
- Call setup yang cepat.  Jika dibandingkan dengan layanan panggilan suara tradisional,
VoLTE jauh lebih cepat tersambung. Sebagai perbandingannya, butuh waktu 0,8 detik
bagi panggilan suara tradisional untuk tersambung, sedangkan VoLTE kami coba hanya

UTS Kapita Selekta – Magister Manajemen 10


Telekomunikasi UI
membutuhkan waktu 0,2 detik, Bahkan, jika penerima panggilan sedang berada di
samping perangkat, belum bunyi "tuuut" sudah diangkat.

UTS Kapita Selekta – Magister Manajemen 11


Telekomunikasi UI
BAB III
BIDANG AMATAN DAN DATA PENDUKUNG

3.1 KONDISI TERKINI DARI SMARTFREN

PT. Smartfren merupakan satu-satunya operator yang sangat gencar meningkatkan


layanan data kepada pelanggan-pelanggannya. Tercatat dari laporan keuangan yang di
laporkan dalam dua tahun terakhir menyebutkan bahwa pendapatan yang di klaim Smartfren
adalah berasal dari pelanggan-pelanggan yang menggunakan trafik data.

2,455,875
2,368,124
2,500,000
Pendapatan (Milyar Rupiah)

2,000,000

1,500,000

1,000,000

500,000 291,025 290,137


158,975 87,225 143,053 81,261
20,036 29,022 25,679 29,747
0
2014 2015
Tahun

Data Voice SMS Abonemen Interkoneksi Lain-lain

Tabel 1. Jenis Pendapatan Smartfren dalam 2 tahun terakhir

Terlihat jelas dari grafik di atas bahwa hampir 90 persen pendapatan Smartfren adalah
dari sector jualan data. Tidak seperti operator-operator lain yang masih lebih tinggi di sector
voice dan interkoneksi. Misalkan Telkomsel, XL maupun Indosat, mereka masih sangat
tinggi di sector voice. Dari kelebihan atau bisa di katakana kondisi yang berbeda inilah,
Smartfren yang juga memiliki kemampuan di bidan voice CDMA nya mulai untuk
memikirkan terobosan baru guna menarik minat pelanggan.

Pada table di bawah ini, tertera juga grafik kenaikan jumlah BTS 4G Smartfren yang
sungguh massive sekali. Sepertinya memang sesuai apa yang di paparkan Smartfren

UTS Kapita Selekta – Magister Manajemen 12


Telekomunikasi UI
bahwasannya mereka memang hanya ingin mengembangkan sayap di sector 4G, sehingga
pada tahun 2015 melakukan ekspansi besar-besaran dengan disebut 4G LTE Advance yang
menjadi operator 4G terbesar dan jangkauan terluas di Inodenesia hingga saat ini.

9,025
16,000
14,000
12,000
Jumlah BTS

10,000
0 0
8,000 0
0
6,000
0 5,708 6,115 6,115
4,000 4,425
3,877
2,000 1,654
0
2010 2011 2012 2013 2014 2015
Tahun

BTS CDMA BTS 4G

Tabel 2. Jumlah BTS Smartfren 5 tahun terakhir

3.2 TEKNOLOGI VOLTE PADA SMARTFREN

PT Smartfren Telecom Tbk (Smartfren) tak ingin mengandalkan perangkat


andalannya, Andromax untuk menggaet pertumbuhan pelanggan. Untuk tahun ini, Smartfren
mengincar pelanggan yang berasal dari Open Market Handset (OMH). OMH yang dimaksud
ini, yaitu pelanggan Smartfren yang menggunakan handset di luar Andromax, seperti
Lenovo, Hisense, dan Samsung. Tapi, merek ponsel tersebut harus mendukung jaringan pada
frekuensi 850 MHz dan 2300 MHz.

Terlebih lagi, sejak 2012, pelanggan Smartfren selalu stagnan dengan mentok pada
kisaran 12 juta pelanggan. Meski tahun lalu Smartfren menghadirkan layanan 4G LTE
serentak di 22 kota, hingga saat ini jumlah pelanggannya masih berada pada angka 12 juta.
Vice President Brand dan Marketing Communication Smartfren, Derrick Surya, mengatakan,
pada tahun ini jumlah pelanggannya masih 12 juta pelanggan. Untuk itu, mereka menyasar
pelanggan baru pada kategori 4G dengan meningkatkan pertumbuhan di segmen OMH.

UTS Kapita Selekta – Magister Manajemen 13


Telekomunikasi UI
"Diharapkan kami dapat menyasar sekitar 40 persen pelanggan 4G di segmen OMH sampai
akhir tahun ini," ujar Derrick di Jakarta, Senin, 25 April 2016.

Pria berkacamata itu menyatakan Smartfren tengah berfokus melakukan peningkatan


pelanggan 4G dengan cara akuisisi pelanggan. "Setiap harinya ada 6.000 pelanggan baru
yang memakai layanan Smartfren hasil dari akuisisi di pasar," jelas Derrick. Meskipun
tingkat jumlah pelanggan barunya terbilang tinggi, Derrick menyatakan perusahaannya tak
mau sesumbar jumlah pelanggan yang dilayaninya pada akhir tahun 2016. "Kan ada churn
rate (tingkat perpindahan pelanggan dari satu layanan ke layanan lain, red) dan pelanggan
yang kita filter jadi jumlahnya belum bisa dipastikan. Churn rate Smartfren sekarang
terbilang kecil, di bawah angka yang dimiliki industri sekarang deh," tandas Derrick.

Targetkan pencapaian hingga 5 juta pelanggan 4G di akhir tahun 2016 ini, PT


Smartfren Telecom Tbk (Smartfren) melakukan beberapa langkah strategis, antara lain
dengan membenamkan teknologi Voice over LTE (VoLTE) pada ponsel Andromax. Adapun
strategi lain yang dilakukan adalah dengan melakukan penambahan cakupan wilayah
jangkauan jaringan 4G LTE. Diketahui, saat ini pelanggan 4G Smartfren ada 1,4 juta
pengguna dari total 12 juta pelanggannya. Berdasarkan laporan terakhir, ada sekitar enam
ribu pelanggan 4G baru yang berhasil berada di jaringan keempat Smartfren. "Ada sekitar
enam ribu pelanggan 4G baru yang berhasil kami akuisisi per hari ini, ya," ujarnya. Seiring
dengan pertumbuhan pelanggan, Smartfren juga tak lupa memperluas jangkauan jaringan 4G
LTE. Awal 2016, perusahaan di bawah naungan Sinar Mas Grup ini telah hadir di 85
kota/kabupaten. Hingga akhir tahun, Smartfren menargetkan dapat menyelimuti dua kali lipat
dari 85 kota/kabupaten tersebut.

Smart mencatat, hingga kuartal-I 2015 telah memiliki 12 juta pelanggan. Jumlah
pelanggan saat ini hingga kuartal-I 2015 mencapai 12 juta pelanggan. Untuk prosentasi
pengguna internet tercatat ada sekira 60 hingga 70 persen, sedangkan sisanya adalah
pengguna telefon dan SMS.

UTS Kapita Selekta – Magister Manajemen 14


Telekomunikasi UI
BAB IV
ANALISIS DAN PENJELASAN

Di tengah besarnya infrastruktur 4G yang dimiliki oleh operator Smartfren Tbk, serta
fokusnya mereka ke 4G skala nasional. Dimana lisensi spectrum yang sebelumnya di miliki
oleh Smartfren hanya untuk jaringan CDMA, maka otomatis Smartfren kalah bersaing
dengan operator GSM dalam menggelar layanan voice. Telkomsel, Indosat Ooredoo, dan XL
Axiata merupakan pemain besar dalam penyediaan layanan voice antar pelanggan. Sementara
Smartfren hanya merupakan pemain baru yang hanya bermain di bisnis CDMA dengan
jangkauan pun yang tidak seluas GSM di Indonesia.

Sadar akan hal ini, Smartfren pun memfokuskan penyediaan layanannya pada internet
mobile 4G. Dimana mereka melakukan investigasi besar-besaran untuk mengimplementasi
BTS-BTS 4G mereka pada tower-tower yang sudah mereka miliki untuk CDMA nya pada
tahun 2014 demi kelangsungan hidup perusahaan yang mana teknologi CDMA sudah mulai
di tinggalkan dan tidak mungkin pula hanya mengandalkan brand CDMA tersebut yang mana
tren era digital sudah mengarah ke mobile internet dan para customer cerdas yang sangat
kolektif dan yang lebih reliable.

Setelah sukses di 2015 dimana Smartfren mencatatkan diri sebagai operator 4G yang
pertama dan yang terluas cakupan coveragenya di Indonesi. Seakan tidak mau merugi,
Smartfren melakukan terobosan-terobosan yang berguna untuk menyelamatkan tren profit di
Perusahaan ini. Diantaranya dengan meluncurkan modem Wifi 4G untuk menggeser minat
pelanggan CDMA untuk dapat beralih ke 4G. Tak tanggung-tanggung, Smartfren
memberikan promo penukaran simcard Smartfren lama dengan handset MiFi (Modem Wifi)
maupun Andromax HP gratis kepada pelanggan-pelanggan setianya itu. Di ganti dengan
simcard baru dan gratis handset yang support 4G baru dengan ketentuan yang berlaku.

Terbukti sukses, penetrasi pengguna 4G smartfren sudah menyebar ke pelosok-


pelosok negeri sehingga bisa dinikmati masyarakat baik di perkotaan maupun di pedesaan.
Demi memanfaatkan resource BTS 4G yang banyak ini, si Smartfren pun mengambil cara
untuk memanfaatkan apa yang di miliki perusahaan di dalam pembahasan ini adalah

UTS Kapita Selekta – Magister Manajemen 15


Telekomunikasi UI
bandwidth dan coverage 4G Smartfren dimana jumlah pelanggan masih belum bertambah.
Smatfren pun melakukan evolusi dengan mengeluarkan produk VoLTE (Voice over LTE).
Tujuan mengeluarkannya produk ini adalah bahwa Smartfren ingin memasuki pasar
voice yang mana masih di miliki oleh operator-operaotr GSM. Sementara dimana era digital
telah berubah ke data, Smartfren mengambil langkah cepat dengan segera mengeluarkan
produk ini. Bisa di katakan kalau disini Smartfren take the chance so well. Menggunakan apa
yang ada untuk mengembangkan bisnis menjadi lebih luas. Dengan kemampuan infrastruktur
4G nya yang saat ini di cap sebagai yang terluas di Indonesia, tidak menutup kemungkinan
seiring berjalannnya waktu, Smartfren dapat menjelma menguasai pasar voice yang selama
ini masih di pegang oleh operator-operator GSM. Karena dengan teknomogi VoLTE,
menawarkan tidak hanya kualitas suara yang jauh lebih baik, namun juga harga yang sama
dengan yang masih menggunakan 2G atau 3G.

4.1 VoLTE Model Bisnis Kanvas

Bisnis model untuk VoLTE pada Smartfren dapat dimodelkan dengan Business Model
Canvas sebagai berikut:

a. Customer Segmentation (Segmen konsumen)


Segmen pelanggan yang dituju pada model ini adalah pelanggan eksisting Smartfren,
pelanggan CDMA dan 4G yang saat ini ada serta kemungkinan pelanggan baru yang
mana tergiur dengan penwaran VoLTE.

b. Value Proposition (Nilai proposisi)


Nilai yang ditawarkan oleh Smartfren dengan VoLTE adalah layanan voice yang jauh
lebih baik dari teknologi 2G ataupun 3G, namun dengan biaya yang sama dengan
mereka.

c. Channel (Saluran)
Channel yang digunakan adalah VoLTE, dimana teknologi VoLTE yang akan
digunakan pelanggan sebagai service yang di berikan oleh Smartfren.

UTS Kapita Selekta – Magister Manajemen 16


Telekomunikasi UI
d. Customer Relationship (Hubungan pelanggan)
Melalui advertising yang istimewa dan service 24 jam akan dapat mengakomodasi
kebutuhan pelanggan.

e. Partnership (Kemitraan)
Tentu saja kemitraan di lakukan dengan vendor-vendor yang mampu mendeliver
VoLTE, serta vendor-vendor handset mobile untuk produk Smartfren yang sudah kita
kenal, yaitu Andromax.

f. Key Activities (Aktivitas kunci)


Untuk menjalankan VoLTE dengan berkelanjutan, Smartfren perlu melakukan
panjagaan atau maintain kualitas layanan ini (after salesnya), sehingga customer puas
dan tidak berpindah operator.

g. Key Resources (Sumber daya utama)


Key Resource yang paling penting dalam bisnis VoLTE adalah ketersediaan
bandwidth 4G di jaringan Smartfren sehingga dapat memberikan kualitas layanan
yang terbaik bagi pelanggan-pelanggannya.

h. Cost Structure (Struktur biaya)


Pengeluaran untuk biaya Implementasi dan kerjasama vendor untuk pengadaan
Handset dan BTS support untuk VoLTE merupakan yang terbesar dalam melakukan
penerapan teknologi ini.

i. Revenue Stream (Arus pendapatan)


Revenue akan di peroleh dari produk teknologi VoLTE ini dari pelanggan-pelanggan
Smartfren yang menggunakan produk ini. Model alurnya adalah dengan sistem pulsa,
baik sistem prabayar maupun pascabayar tergantung bagaimana Smartfren
mengaturnya..

Dalam bagan, model bisnis Kanvas untuk penerapan VoLTE oleh PT. Smartfren Telecom
dapat di lihat pada ilustrasi tabel di bawah ini:

UTS Kapita Selekta – Magister Manajemen 17


Telekomunikasi UI
Key Partners Key Activities Value Customer Customer
Proposition? Relationships Segments
 Vendor  Maintenace
VoLTE dan  Kualitas  Layanan  Pelanggan
 Vendor monitoring Layanan after sales Smartfren
Handset performansi Voice yang yang 24 jam eksisting
yang support jaringan jauh lebih sertta baik CDMA
VoLTE after baik dengan helpdesk maupun
salesnya tariff yang yang LTE serta
sama seperti mumpuni. pelanggan
Key Resources tariff voice Channels baru.
? biasa (2G)
 Ketersediaan  VoLTE
Bandwidth (Voice over
LTE)

Cost Structure Revenue Streams

 Cost vendor pembangunan smart cells di  Pendapatan dari customer melalui billing
BTS Smartfren pulsa, dimana bisa di buat sistem pra
 Cost vendor pembuatan handset yang bayar maupun pasca bayar.
dapat support VoLTE

Tabel 3. Model Bisnis Kanvas VoLTE

4.2 Analisis SWOT untuk pemodelan Bisnis Kanvas VoLTE

Pada tabel di bawah ini kami paparkan analisa kekuatan internal dan eksternal
menggunakan metode SWOT (Strength Weakness Opportunity dan Threat) untuk model
bisnis kanvas dari penerapan VoLTE di Smartfren:

  Strength Weakness Opportunity Threat

Bisnis modelnya
Jaringan operator Memiliki
masih baru, perlu
seluler yang luas infrastruktur 4G
Customer banyak melakukan Ancaman dari
mempermudah dengan cakupan
Segmentation eksperimen operator lain
perolehan terluas di
customer
segmentasi Indonesia
segmentation

UTS Kapita Selekta – Magister Manajemen 18


Telekomunikasi UI
Value
Belum ada
prepositionnya
Merupakan jenis operator lain yang
sangat kuat dan
bisnis model yang sudah Ancaman dari
Value menjanjikan.
baru, masih perlu menerapkan operator
Proposition Menawarkan
banyak melakukan model bisnis ini. competitor.
kualitas lebih baik
eksperimen Pasar masih
dengan tariff yang
sangat luas.
sama

Mulai banyak
Memiliki jaringan
Belum memiliki vendor yang
yang luas dan
sistem yang kuat menawarkan Ancaman dari
tersebars ehingga
Channel untuk men-deliver teknologi ini operator
dapat melakukan
value proposition dengan competitor.
distribusi secara
yang dimiliki penawaran yang
nasional
beragam

Pengalaman di Merupakan jenis Belum ada


dunia operator bisnis model yang operator lain yang
CDMA, menjadi baru, masih perlu sudah Ancaman dari
Customer
sudah tidak asing banyak melakukan menerapkan operator
Relationship
lagi untuk model eksperimen model bisnis ini. competitor.
bisnis baru seperti customer Pasar masih
ini. realtionship sangat luas.

Mulai banyak
Merupakan jenis
Mulai banyak vendor yang
bisnis model yang
vendor yang menawarkan Ancaman dari
baru, masih perlu
Key Partnership menawarkan solusi teknologi ini operator
banyak melakukan
terbaik untuk dengan competitor.
eksperimen
teknologi VoLTE penawaran yang
keaman jaringan
beragam

Merupakan jenis
Pengalaman di
bisnis model yang
produk Mifi dan
baru, masih perlu Banyaknya
Andromax yang Ancaman dari
banyak melakukan vendor perangkat
Key Activities memiliki pasar operator
eksperimen dan tenaga
yang lumayan serta competitor.
perangkat terbaik ahlinya
aftersales yang
dalam mendeliver
bagus
VoLTE

Belum ada operator


Belum ada
lain yang sudah
operator lain yang
menerapkan model
Banyaknya vendor sudah Ancaman dari
bisnis ini. Sehingga
Key Resources perangkat untuk menerapkan operator
vendor akan
produk VoLTE ini model bisnis ini. competitor.
semena-mena
Pasar masih
dalam menetapkan
sangat luas.
harga kerjasama.
Merupakan bisnis
Operator Belum ada
yang baru, perlu
telekmunikasi rata- operator lain yang
upaya lebih untuk
rata merupakan sudah Ancaman dari
meyakinkan
Cost Structure perusahaan skala menerapkan operator
investor untuk
besar dengan model bisnis ini. competitor.
mengalirkan dana
pemodalan yang Pasar masih
untuk menjalankan
kuat sangat luas.
bisnis VoLTE ini.

UTS Kapita Selekta – Magister Manajemen 19


Telekomunikasi UI
Bila mampu meraih
pengguna 4G utk Merupakan bisnis
Belum ada
menggunakan yang baru, perlu
operator lain yang
voice dengan upaya lebih untuk
sudah Ancaman dari
VoLTE serta meyakinkan
Revenue Stream menerapkan operator
merebut pasar dari pelanggan lama
model bisnis ini. competitor.
operator lain, maka maupun baru untuk
Pasar masih
kami yakin bisnis mencoba layanan
sangat luas.
ini sangat ini
menjanjikan.

Tabel 4. Analisa SWOT Model Bisnis VoLTE

UTS Kapita Selekta – Magister Manajemen 20


Telekomunikasi UI
BAB V
KESIMPULAN DAN PENUTUP

5.1 KESIMPULAN

1. Kondisi saat ini, layanan operator untuk sisi voice meskipun handset sudah support 4G,
masih terswitch otomatis ke sistem 2G atau 3G. Hal ini tentu perlu di lakukan perbaikan
demi meningkatkan kepuasan pelanggan.
2. Dalam menghadapi era digital yang kian tidak menentu, PT. Smartfren Telecom, Tbk
melakukan terobosan baru dengan meluncurkan teknologi VoLTE (Voice over LTE)
dimana teknologi ini mampu melewatkan voice dalam jaringan data LTE sehingga
memiliki kualitas layanan yang sangatlah bagus di bandingkan dengan teknologi Voice
konvensional.
3. Di luncurkannya VoLTE ini, merupakan strategi yang bagus yang di lancarkan oleh
Smartfren. Mengingat dia adalah operator 4G terbesar cakupan coveragenya di Indonesia.
Apabila strategi ini berhasil maka tidak menutup kemungkinan Smartfren akan mampu
bersaing atau bahkan menggeser operator-operator GSM yang saat ini masih nyaman di
teknologi voice konvensional.

5.2 PENUTUP

Demikianlah paper yang kami buat ini, semoga bermanfaat dan menambah
pengetahuan para pembaca. Kami mohon maaf apabila ada kesalahan ejaan dalam penulisan
kata dan kalimat yang kurang jelas, dimengerti, dan lugas. Karena kami hanyalah manusia
biasa yang tak luput dari kesalahan Dan kami juga sangat mengharapkan saran dan kritik dari
para pembaca demi kesempurnaan paper ini. Sekian penutup dari kami semoga dapat
diterima di hati dan kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.

UTS Kapita Selekta – Magister Manajemen 21


Telekomunikasi UI
DAFTAR PUSTAKA

- http://inovasipintar.com/perkembangan-internet-di-indonesia-2006-2015/ (di akses pada


12-04-2017)
- http://isparmo.web.id/2016/11/21/data-statistik-pengguna-internet-indonesia-2016/ (di
akses pada 12-04-2017)
- http://www.dictio.id/t/mengapa-internet-di-indonesia-tergolong-lambat/1097/4 (di akses
pada 12-04-2017)
- http://www.didikjatmiko.com/2017/01/mengenal-teknologi-4g-di-indonesia.html (di
akses pada 12-04-2017)
- https://www.merdeka.com/teknologi/persaingan-di-ranah-4g-lte-bakal-makin-sengit.html
(di akses pada 12-04-2017)
- http://www.jagatreview.com/2016/01/4g-lte-smartfren-telah-tersedia-di-85-kota/ (di akses
pada 12-04-2017)
- Business Model Canvas, Penerapan di Indonesia. PPM Manajemen. 2012
- Annual Report PT. Smartfren Telecom, Tbk tahun 2010 sampai dengan tahun 2015
- Adhitya, David & Eka, Marheni. ANALISIS MODEL BISNIS PADA BISNIS SEPATU
GUTEN.INC MENGGUNAKAN MODEL BISNIS KANVAS. Jurnal Sosioteknologi
ITB, Vol. 15, No 3. Desember 2016
- http://markastekno.com/apa-itu-teknologi-volte-apa-kelebihan-dan-kekurangannya/
- http://siandroid.blogspot.co.id/2016/08/apa-arti-teknologi-4g-lte-volte-voice.html
- http://www.antaranews.com/berita/545641/keunggulan-teknologi-voice-over-lte-volte
- http://teknologi.news.viva.co.id/news/read/765179-jumlah-pelanggan-stagnan-ini-siasat-
smartfren
- http://www.techno.id/telco/kejar-pelanggan-4g-lte-smartfren-tak-lagi-jagokan-andromax-
160425t.html
-

UTS Kapita Selekta – Magister Manajemen 22


Telekomunikasi UI

Anda mungkin juga menyukai