Sejarah Perusahaan
Sejak berdiri pada tahun 1995, Telkomsel secara konsisten melayani negeri,
menghadirkan akses telekomunikasi kepada masyarakat Indonesia yang tersebar dari
Sabang sampai Merauke. Saat ini kami adalah operator selular terbesar di Indonesia
dan memiliki jaringan terluas yang mampu menjangkau lebih dari 95% populasi
Indonesia di seluruh penjuru Nusantara untuk melayani kebutuhan komunikasi berbagai
lapisan masyarakat mulai dari kawasan perkotaan, ibukota kecamatan, daerah perintis,
hingga desa perbatasan negeri, baik di gugusan pulau kecil ataupun di hutan
pedalaman.
Saat ini dunia semakin terhubung, dan pertukaran informasi terjadi amat cepat.
Kebutuhan komunikasi tidak lagi sebatas suara dan SMS, namun juga dalam format
lainnya seperti video dan foto. Kebutuhan masyarakat akan layanan data dan
broadband (pita lebar) akan terus berkembang dalam beberapa tahun ke depan. Untuk
memberikan layanan yang prima kepada masyarakat di dalam menikmati gaya hidup
digital (digital lifestyle), kami turut membangun ekosistem digital di tanah air melalui
berbagai upaya pengembangan DNA (Device, Network dan Applications), yang
diharapkan akan mempercepat terbentuknya masyarakat digital Indonesia.
Kami pun secara konsisten mengimplementasikan roadmap teknologi selular, mulai dari
3G, HSDPA, HSPA+, serta menjadi yang pertama meluncurkan secara komersial layanan
mobile 4G LTE di Indonesia yang akan memberikan pelanggan akses yang lebih cepat di
dalam menikmati layanan data serta memungkinkan penerapan teknologi selular dalam
skala yang lebih besar, seperti untuk pengembangan kota pintar (smart city).
Kami akan selalu hadir untuk menginspirasi masyarakat dengan memanfaatkan
teknologi terdepan, produk dan layanan yang kompetitif, serta solusi inovatif. Hal ini
akan mengantarkan Indonesia menuju perekonomian masyarakat berbasis broadband
sesuai roadmap teknologi selular. Kecintaan kami pada negeri inilah yang selalu
menginspirasi untuk terus berkreasi menghadirkan layanan dan inovasi bagi negeri.
Dapat diketahui bahwa strategi produk yang digunakan oleh PT. Telkomsel, Tbk,
yang merupakan strategi diversifikasi, yang memiliki kelemahan, yang mudah
ditiru.
Dengan demikian, PT. Telkomsel, Tbk perlu mengevaluasi kembali strategi yang
sering digunakan. Sebuah produk harus memiliki karakteristik yang unik sehingga
berbeda dari orang lain. Dengan karakteristik yang unik, ada harapan besar untuk
menciptakan citra yang baik atas produk sebagai tertentu dan perusahaan sebagai
jenderal sehingga tujuan dari penelitian ini untuk mempertahankan pangsa pasar
dapat diselesaikan.
STRATEGI
Tingginya jumlah pelanggan dan tantangan di industri telekomunikasi yang semakin berat telah
mendorong Telkomsel mengembangkan strategi baru. Strategi baru diharapkan mampu
mendukung pertumbuhan yang tinggi operator ini.
1.
Dalam hal ini, komunitas pelanggan dikelompokkan menjadi dua yakni komunitas pengguna
layanan dasar yakni pelanggan yang membutuhkan layanan suara dan SMS serta komunitas
pelanggan yang membutuhkan layanan lebih tinggi. "Kelompok kedua adalah pengguna value
added services seperti Blackberry, broadband, atau layanan lifestyle yang saat ini marak
2.
Telkomsel juga akan meningkatkan sinergi dengan induk yakni Telkom dan Singapore
Telecommunication serta mitra lain. Melalui sinergi diharapkan tercipta cost effisiensi.
Telkom menguasai 65 persen saham Telkomsel, sementara Singapore Telecommunication
35 persen.
3.
Kualitas akan menjadi salah satu aspek penting dalam menarik minat pelanggan saat perang tarif
masih terjadi. Dengan demikian kualitas layanan akan menjadi nilai tambah bagi konsumen.
4.
Disisi lain Telkomsel juga akan mengedepan 3L yakni leading concept, leading system
dan leading teamwork. Elemen elemen ini yang diharapkan mampu mendukung
Telkomsel menjaga pertumbuhan yang tinggi.
5 porter strategi
Porters Five Force merupakan sebuah alat bantu dan metode yang sangat tepat dalam
menganalisa situasi bisnis, karena dengan menggunakan metode ini maka dapat diketahui posisi
kekuatan atau strength perusahaan, juga dapat diketahui posisi kekuatan perusahaan yang akan
ditentukan dengan menganalisa pasar terlebih dahulu. Untuk menganalisa bagaimana situasi
supplier dan pembeli, serta melihat sejauh manakah persaingan yang terjadi. Sehingga setelah
hal-hal tersebut diketahui analisa nya maka selanjutnya adalah menyusun strategi untuk
memenangkan persaingan.
Berdasarkan gambar analisis five forces Michael Porter di atas.digunakan untuk menganalisis
industri TELKOMSEL :
1. Threat of New Entrants : (Ancaman pendatang baru) besarnya keuntungan yang didapat dari
suatu bisnis akan dengan cepat menarik para pemain baru untuk terjun ke dalam persaingan.
Masing-masing industri memiliki karakteristik tersendiri mengenai hal ini. Bisnis
pertelekomunikasian merupakan bisnis yang menarik ekspansi global. Di sisi lain secara tidak
langsung telah membuktikan bahwa sektor telekomunikasi merupakan sektor yang paling
diminati oleh perusahaan multinasional dalam rangka ekspansi dan globalisasi. Namun
berdasarkan kebijakan pemerintah struktur pasar jasa telekomunikasi sudah diatur sedemikian
rupa sehingga perusahaan-perusahaan yang akan masuk dalam industri ini harus benar- benar
yakin apabila hanya ragu- ragu akan mengalami kesulitan, selain itu untuk masuk dalam industri
ini memerlukan modal yang besar kecuali perusahaan- perusahaan yang telah mapan. Dengan
begitu kemungkinan kecil adanya pendatang baru untuk memasuki industri ini.
2. Bargaining Power of Suppliers : Perusahaan yang bergantung pada sedikit supplier akan
memiliki bargaining power yang lemah. Kelangkaan supplier akan membuat mereka dengan
mudah menaikkan harga bahan baku sehingga profit margin suatu perusahaan semakin menipis.
Sebaliknya, perusahaan yang memiliki banyak alternatif supplier akan memperoleh keuntungan
yang besar. Perusahaan telekomunikasi sekarang sudah memakai kabel serat optik baik yang ada
di darat maupaun yang ada di laut sehingga jaringan kabel lama ( tembaga ) sudah tidak
memadai lagi baik untuk mengakomodasi data maupun informasi. Namun kebutuhan kabel serat
optik ini sebagian besar masih diimpor dari luar negeri sehingga apabila nilai tukar mata uang
dalam negeri melemah hal ini yang menjadi bumerang. Kondisi daya tawar perusahaan
telekomunikasi indonesia tidak terlalu lemah karena pemasoknya terdiri dari banyak perusahaan.
3. Threat of Substitute Products or Services : Semakin banyak barang atau layanan yang dapat
menggantikan produk suatu perusahaan, maka posisi perusahaan tersebut semakin lemah.
Layanan komunikasi mobile hari ini sudah jauh melebihi layanan telepon dan SMS. Pengguna
bisa terkoneksi dengan teman, keluarga melalui email, video calls, pesan audio dan video, update
status. Tidak ada satupun fitur-fitur tersebut yang menjadi layanan standard di perangkat mobile,
karena fitur-fitur tersebut dikembangkan dan dikelola oleh banyak perusahaan berbeda dan
berjalan di atas infrastruktur yang dimiliki telko. Kenyataan bahwa layanan-layanan tersebut
digunakan menggantikan layanan telepon dan SMS mulai mengkhawatirkan industri
telkomuikasi. Dalam beberapa bulan belakangan, lima aplikasi teratas di Google Play Indonesia
merupakan aplikasi komunikasi: KakaoTalk, WeChat, WhatsApp, Line dan Facebook.
Konsumen Indonesia menginginkan cara untuk berkomunikasi satu sama lain dengan bebas.
Mereka tidak mempermasalahkan biaya langganan,yang menyebabkan penimgkatan aplikasi BBM dan
juga mendongkrak penjualan smartphone.
BlackBerry selama beberapa tahun dan juga WhatsApp sebagai aplikasi alternatif pengganti
BBM. Ketika pengguna mulai lebih sering menggunakan BBM ketimbang telepon/SMS,
seharusnya telkomsel sudah bisa melihat peringatan tersebut. Mungkin seharusnya industri
telekomunikasi sudah melihat tren ini lebih dulu dan mulai bergerak mengantisipasi dengan
berbagai cara, namun salah satu figur industri baru-baru berkata bahwa hampir tidak mungkin
bagi telko untuk bergerak begitu cepat dan mengantisipasi tren layanan OTT (Over The Top).
4. Bargaining Power of Buyers : banyak jumlah pesaing suatu perusahaan, maka pelanggan
(buyer) akan memiliki bargaining power yang lebih kuat dan menurunkan tingkat keuntungan
perusahaan tersebut, dan sebaliknya. Jumlah pelanggan dari tahun ke tahun selalu meningkat hal
ini hampir 75 persen orang di seluruh dunia memakai. Orang indonesia pada umumnya tidak
memiliki daya tawar cukup kuat terhadap telekomunikasi, karena tidak memiliki pilihan sarana
telekomunikasi yang hanya terbatas dalam pilihan tertentu dan kurang bisa memuaskan
pelayanan atas jasanya. Sehingga melihat hal tersebut potensi pasar telekomunikasi cukup besar
dari tahun ke tahun, apalagi indonesia merupakan negara berkembang yang masih sangat banyak
yang harus digarap
5. Rivalry Among Existing Competitors : Ancaman berikutnya adalah meningkatnya
persaingan dari kompetitor. Salah satu contoh penyebabnya meningginya tingkat persaingan
adalah perang harga serta inovasi produk baru dari kompetitor. Ancaman yang paling besar yang
ada di Telkomsel adalah persaingan harga yang kompetitif, kompetitor baru maupun kompetitor
yang telah ada sebelumnya berusaha menarik para pelanggan baru maupun pelanggan Telkomsel
dengan tarif telepon dan sms yang murah, sehingga Telkomsel pun berusaha menurunkan
tarifnya, namun hal ini berdampak dengan melambatnya pertumbuhan pendapatan telkomsel
pada tahun 2008 yang hanya sebesar 1,4%. Adanya kompetisi yang intens dan perang tarif,
Telkomsel melakukan strategi untuk memenangkan pelanggan baru di 2008. Teknologi CDMA
juga cukup berperan negative dalam pertumbuhan pelanggan maupun pendapatan kita. Saat ini,
kebanyakan pelanggan pelanggan memiliki dua nomor (CDMA dan GSM) dan mereka lebih
memilih menelepon menggunakan CDMA, karena tariff nya lebih murah disbanding GSM. Jika
tidak ada pesaing CDMA, maka kami perkirakan minutes of usage akan meningkat jauh lebih
tinggi lagi. Akan tetapi Industri telekomunikasi sendiri punya prospek growth yang tinggi, karena
orang selalu membutuhkan komunikasi dan ditunjang oleh pertumbuhan penduduk. Kemudian,
exit barriers juga tinggi, karena perusahaan tentunya sudah menginvestasikan infrastruktur
telekomunikasi yang tidak murah. Saat ini, operator melakukan perang harga dalam menjaring
konsumen, sementara switching cost pun rendah.
A. External Audit
The External Factor Evaluation (EFE) Matrix for PT
Telkomsel
N
o
Opportunities
Jangkauan sinyal di Indonesia
Jumlah menara BTS
Kesetiaan pelanggan
Jasa tambahan (RBT, 3G, Internet)
Budaya masyarakat Indonesia dalam
5
bertelekomunikasi
6 Teknologi yang digunakan
7 Variasi voucher (isi ulang)
8 Jaringan dan kualitas customer service
9 Segmentasi pasar dan market share
10 Image product
1
2
3
4
Weig
ht
Rati
ng
Weight
ed
Score
0.07
0.06
0.08
0.03
0.06
3
4
4
3
2
0.21
0.24
0.32
0.09
0.12
0.06
0.03
0.07
0.04
0.06
2
2
4
2
3
0.12
0.06
0.28
0.08
0.18
pesaing.
Saat
ini
budaya
masyarakat
Indonesia
dalam
Threats
11 Aliran data berbanding jumlah BTS
Profil kependudukan Indonesia berbentuk seperti
12
piramida
Weig
ht
Rati
ng
Weight
ed
Score
0.06
0.04
2
3
0.12
0.12
13
14
15
16
17
18
19
20
0.05
0.02
0.04
0.08
0.02
3
1
2
4
1
0.15
0.02
0.08
0.32
0.02
0.06
0.04
3
2
0.18
0.08
0.03
1.0
0
0.03
2.82
pelanggan memiliki dua nomor (CDMA dan GSM) dan mereka lebih memilih
menelepon menggunakan CDMA, karena tariff nya lebih murah disbanding
GSM. Jika tidak ada pesaing CDMA, maka kami perkirakan minutes of usage
akan meningkat jauh lebih tinggi lagi.
Sedangkan kondisi geografis Indonesia yang terdiri dari banyak lautan
dan gunung-gunung menyulitkan penetrasi jangkauan sinyal kita. ada
wacana penggunaan BTS terapung, tapi masih terkendala dengan sumber
energi.
B. Competitive Profile Matrix CPM
Critical
Succcess
Factors
Advertising
Customer Loyalty
Customer Service
Financial Position
Global Expansion
Management
Market Share
Organization
Structure
Price
Competitiveness
Product Quality
Total
Weig
ht
Rati
ng
0.11
0.12
0.11
0.12
0.05
0.06
0.09
0.08
Indosat
Rati
ng
3
4
4
4
3
3
4
3
Weight
ed
Score
0.33
0.48
0.44
0.48
0.15
0.18
0.36
0.24
0.15
0.11
Excelcomind
o
Rati
ng
2
2
3
2
4
2
2
3
Weight
ed
Score
0.22
0.24
0.33
0.24
0.20
0.12
0.18
0.24
4
3
4
2
3
3
3
3
Weight
ed
Score
0.44
0.36
0.44
0.24
0.15
0.18
0.27
0.24
0.30
0.60
0.45
0.44
0.33
0.33
3.40
2.70
3.10
C. Internal Audit
The Internal Factor Evaluation (IFE) Matrix for PT Telkomsel
N
o
1
2
Strength
Telkomsel mencatat peningkatan pelanggan baru
pada kuarter pertama tahun 2009 sebesar 6.83
juta.
Telkomsel memiliki 550 ribu pusat layanan
berstandar ISO:9001 versi 2000, berupa Call
Center, GraPARI, GeraiHALO, KiosHALO, Outlet
Dealer, dan M-Kios.
3
Kebijakan diversifikasi produk.
4
5
6
7
8
9
Weig
ht
Rati
ng
Weight
ed
Score
0.1
4
0.56
0.1
2
0.48
0.1
1
0.1
0
0.33
0.40
0.0
7
0.0
8
0.21
0.24
0.0
6
0.12
0.1
0
0.1
0
0.10
0.10
0.1
2
0.24
1.0
0
Total
2.78
a. Strength
Sebagai perusahaan seluler pertama dan terbesar di Indonesia
Telkomsel telah membagun segala infrastuktur dan fasilitas yang baik
dengan membangun 27.800 infrastruktur telekomunikasi yang menembus
akses hingga pelosok negeri, ditambah dengan kemengan tender atas
USO dimana dampaknya jangkauan jaringan bertambah sampai 24.056
desa, dengan ini maka Telkomsel mampu menjaring pelanggan baru di
daerah-daerah yang tidak dapat dijangkau oleh k ompetitor ini dilihat dari
bertambahnya jumlah pelanggan Telkomsel. Untuk pelayanan pada
pelanggan Telkomselmenyediakan 550 ribu pusat layanan berstandar
ISO:9001 versi 2000, berupa Call Center, GraPARI, GeraiHALO, KiosHALO,
Outlet Dealer, dan M-Kios. Dengan ini maka segala fasilitas, promo,
keluhan pelanggan dapat langsung dihubungkan kepada pelanggan.
b. Weakness
Weakness yang ada di Telkomsel adalah peningkatan Beban depresiasi,
operasi dan perawatan. Beban operasi dan perawatan meningkat sebesar
27% terutama disebabkan oleh pengembangan infrastruktur jaringan
(jumlah BTS meningkat sebesar 29% dan secara keseluruhan kapasitas
jaringan meningkat sebesar 33%) yang akan berpengaruh terhadap biaya
perawatan dan perbaikan, pembangkit daya untuk peralatan jaringan.
Beban depreseiasi meningkat 27% menjadi Rp7.26 triliun disebabkan
meningkatnya
infrastruktur
jaringan
(BTS
tumbuh
sebesar
29%,
AR.
Sales diasumsikan sebagai operating revenue. Ketika ROA dan ROE
dihitung ulang ternyata berbeda dengan yang telah disajikan dalam
lapkeu karena dalam lapkeu menggunakan rata-rata total aset dan
rata-rata equity.
dalam penghitungan rata-rata EPS industri, EPS Telkomsel tidak
dimasukkan dalam penghitungan karena saham Telkomsel tidak
diperdagangkan di bursa
dalam penghitungan rerata industri, data yang kami gunakan adalah
dari Indosat, Excelcomindo, dan Telkomsel karena merupakan 3 besar
pemain pasar industri ini.
Telkomsel
2007
2008
Rasio Likuiditas
Current Rasio
Quick Ratio*
Rasio Laverage
Debt to Total Assets Ratio
Debt to Equity Ratio
Times Interest Earned Ratio
Rasio Profitabilitas**
Operating Profit Margin
Net Profit Margin
Rerata Industri
2007
2008
0.41
0.41
0.24
0.24
0.52
0.52
0.56
0.56
0.41
0.71
60.24
0.48
0.92
25.84
0.60
1.88
21.98
0.67
2.89
9.98
0.54
0.37
0.45
0.31
0.36
0.18
0.29
0.14
0.30
0.52
0.22
0.42
0.12
0.23
0.09
0.18
74,623,4
32
62,562,
305
205
172
0.96
0.82
0.80
0.72
0.64
0.51
0.57
0.47
0.26
0.22
0.22
0.01
-0.16
-0.16
0.33
0.02
-0.06
0.22
-0.43
-0.43
Rasio Aktivitas
Fixed Assets Turnover
Total Assets Turnover
Rasio Pertumbuhan
Operating Revenue
Net Income
EPS
D.SWOT Matrix
d.
e. StrengthsWeaknesesOpportunitiesThreats (SWOT)
Matrix
f.
g. STRENGTHS S
h.
k.
1
l. Telkomsel mencatat
peningkatan pelanggan baru
pada kuarter pertama tahun
2009 sebesar 6.83 juta.
q. Telkomsel memiliki 550 ribu
pusat layanan berstandar
ISO:9001 versi 2000, berupa
Call Center, GraPARI,
GeraiHALO, KiosHALO, Outlet
Dealer, dan M-Kios.
v. Kebijakan diversifikasi produk.
m.
1
p.
2
u.
3
z.
4
aa.
Aplikasi berbasis IT
yang digunakan Telkomsel
dalam meningkatkan
pelaksanaan dan mekanisme
untuk mengukur kinerja
karyawan.
ae. af. Efektivitas kebijakan
5
penetapan harga.
aj. ak.
Kerjasama dengan
6
perusahaan telekomunikasi
global (asing).
ao. ap.
Kekuatan finansial
7
Telkomsel yang lebih besar
daripada competitor
at. au.
ax.
ay.OPPORTUNITIES
-O
bd. be.
Jangkauan
1
sinyal di Indonesia
az.
bf.
1
ba.
SO STRATEGIES
bg.
Bundling dengan
produk I Phone (S3, O3)
r.
2
i. WEAKNESSES - W
n. Rasio keuangan PT Telkomsel
(2004 s/d 2008) (stabil namun
ada kecenderungan menurun
pada tahun 2008).
s. Peningkatan beban depresiasi,
operasi dan perawatan.
w.
3
ag.
ah.
al.
aq.
av.
bb.
bc.
WO -- STRATEGIES
bj.
2
bk.
Jumlah
menara BTS
bp. bq.
Kesetiaan
3
pelanggan
cd.
4
ce.
Jasa
tambahan (RBT,
3G, Internet)
cf.
cg.
bl.
2
br.
3
ch.
4
bm.
Meningkatkan kualitas
layanan customer service (S2,
O8, O10)
bs.
Mengakuisisi
perusahaan telekomunikasi
lainnya yang mempunyai
potensi. Contohnya, Smart,
Axis (S7, O9)
ci. Inovasi layanan SMS seperti
layanan sms bicara, sms
berwarna, sms diverting (S3,
O5, O6)
bn. bo.
Bekerjasama dengan
2
operator lain dalam pemakaian
BTS Bersama (W2, O1, O2, O6)
bt. cc.
bu.
bv.
bw.
bx.
by.
bz.
ca.
cb.
cl.
5
cm.
Budaya
masyarakat
Indonesia dalam
bertelekomunikasi
cx. cy. Teknologi yang
6
digunakan
dd. de.
Variasi
7
voucher (isi ulang)
dj. dk.
Jaringan dan
8
kualitas customer
service
dp. dq.
Segmentasi
9
pasar dan market
share
dv. dw.
Image
1
product
eb.
eh.
ec.
ei. THREATS - T
cn.
cu.
cv.
cw.
co.
cp.
cq.
cr.
cs.
ct.
ej.
ek.
ST STRATEGIES
el.
em.
WT -- STRATEGIES
en. eo.
Aliran data
1
berbanding jumlah
BTS
et.
2
eu.
Profil
kependudukan
Indonesia
berbentuk seperti
piramida
ez.
3
fl.
4
fm.
Cuaca
Indonesia yang
menggangu
telekomunikasi
fr.
fs. Teknologi yang lain
5
(CDMA, surat,
email)
gb. gc.
Persaingan
6
harga yang
kompetitif
gh. gi. Isu kesehatan
7
dalam
penggunaan
handphone
(radiasi)
gn. go.
Persaingan
8
iklan yang
kompetitif
gt. gu.
Intervensi
9
pemerintah dalam
penetuan harga
dan non harga
gz. ha.
Kondisi
1
geografis
Indonesia
ep. eq.
Bekerjasama dengan
1
operator lain dalam
pemakaian BTS Bersama (S6,
S7, T1)
ev. ew.
Membuat iklan yang
2
inovatif, variatif untuk
menjaring pelanggan baru
dan mempertahankan
pelanggan lama (S1, S7, T2,
T8)
fb. fc. Membuat layanan push email
3
yang lebih inovatif daripada
yang sudah ada saat ini (S7,
T5)
fn. fo. Mengakuisisi perusahaan
4
CDMA untuk memperbesar
market share (S7, T5, T6)
er.
1
ft.
fh.
fy.
ex.
2
fd.
es.
Penelitian teknologi baru
supaya hambatan cuaca di
Indonesia tidak menjadi
masalah lagi ((W3, T4, T10)
ey.Berusaha mengembangkan
teknologi baru dalam efisiensi
aliran data dan jumlah BTS
(W3, W4, T1)
fk.
fe.
ff.
fg.
fu.
fi.
fv.
fj.
fw.
fx.
hb.
hc.
hd.
he.
hf.
hg.
hh.
hi.
hj.
hk.
SO Strategies:
ST Strategies:
Membuat iklan yang inovatif, variatif untuk menjaring pelanggan baru dan
WT Strategies: