Anda di halaman 1dari 11

Tentang Telkom Group

Telkom Group adalah satu-satunya BUMN telekomunikasi serta penyelenggara layanan telekomunikasi dan
jaringan terbesar di Indonesia. Telkom Group melayani jutaan pelanggan di seluruh Indonesia dengan rangkaian
lengkap layanan telekomunikasi yang mencakup sambungan telepon kabel tidak bergerak dan telepon nirkabel
tidak bergerak, komunikasi seluler, layanan jaringan dan interkoneksi serta layanan internet dan komunikasi data.
Telkom Group juga menyediakan berbagai layanan di bidang informasi, media dan edutainment, termasuk cloudbased and server-based managed services, layanan e-Payment dan IT enabler, e-Commerce dan layanan portal
lainnya.
Berikut penjelasan portofolio bisnis Telkom:
Telecommunication
Telekomunikasi merupakan bagian bisnis legacy Telkom. Sebagai ikon bisnis perusahaan, Telkom melayani
sambungan telepon kabel tidak bergerak Plain Ordinary Telephone Service (POTS), telepon nirkabel tidak
bergerak, layanan komunikasi data, broadband, satelit, penyewaan jaringan dan interkoneksi, serta telepon
seluler yang dilayani oleh Anak Perusahaan Telkomsel. Layanan telekomunikasi Telkom telah menjangkau
beragam segmen pasar mulai dari pelanggan individu sampai dengan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) serta
korporasi.
Information
Layanan informasi merupakan model bisnis yang dikembangkan Telkom dalam ranah New Economy Business
(NEB). Layanan ini memiliki karakteristik sebagai layanan terintegrasi bagi kemudahan proses kerja dan
transaksi yang mencakup Value Added Services (VAS) dan Managed Application/IT Outsourcing (ITO), ePayment dan IT enabler Services (ITeS).
Media
Media merupakan salah satu model bisnis Telkom yang dikembangkan sebagai bagian dari NEB. Layanan media
ini menawarkan Free To Air (FTA) dan Pay TV untuk gaya hidup digital yang modern.
Edutainment
Edutainment menjadi salah satu layanan andalan dalam model bisnis NEB Telkom dengan menargetkan segmen
pasar anak muda. Telkom menawarkan beragam layanan di antaranya Ring Back Tone (RBT), SMS Content,
portal dan lain-lain.
Services
Services menjadi salah satu model bisnis Telkom yang berorientasi kepada pelanggan. Ini sejalan dengan
Customer Portfolio Telkom kepada pelanggan Personal, Consumer/Home, SME, Enterprise, Wholesale, dan
Internasional.
Sebagai perusahaan telekomunikasi, Telkom Group terus mengupayakan inovasi di sektor-sektor selain
telekomunikasi, serta membangun sinergi di antara seluruh produk, layanan dan solusi, dari bisnis legacy sampai
New Wave Business. Untuk meningkatkan business value, pada tahun 2012 Telkom Group mengubah portofolio
bisnisnya menjadi TIMES (Telecommunication, Information, Media Edutainment & Service). Untuk menjalankan
portofolio bisnisnya, Telkom Group memiliki empat anak perusahaan, yakni PT. Telekomunikasi Indonesia Selular
(Telkomsel), PT. Telekomunikasi Indonesia International (Telin), PT. Telkom Metra dan PT. Daya Mitra
Telekomunikasi (Mitratel).

Visi dan Misi


Visi
To become a leading Telecommunication, Information, Media, Edutainment and Services (TIMES) player in
the region
Misi

Menyediakan layanan more for less TIMES.

Menjadi model pengelolaan korporasi terbaik di Indonesia.

Corporate Culture : The Telkom Way


Basic Belief

: Always The Best

Core Values

: Solid, Speed, Smart

Key Behaviours

: Imagine, Focus, Action

Inisiatif Strategis

Pusat keunggulan.

Fokus pada portofolio dengan pertumbuhan atau value yang tinggi.

Percepatan ekspansi internasional.

Transformasi biaya.

Pengembangan IDN (id-Access, id-Ring, id-Con).

Indonesia Digital Solution (IDS) layanan konvergen pada solusi ekosistem digital.

Indonesia Digital Platform (IDP) platform enabler untuk pengembangan ekosistem.

Eksekusi sistem pengelolaan anak perusahaan terbaik.

Mengelola portofolio melalui BoE dan CRO.

Meningkatkan sinergi di dalam Telkom Group.

TelkomMetra
didirikan pada tanggal 28 Mei 1997 dengan nama PT Multimedia Nusantara. TelkomMetra yang pada awalnya
menjalankan bisnis penyelenggaraan TV berbayar (Pay TV), kini telah bertransformasi menjadi penyedia
layanan Information, Media, dan Edutainment (IME) yang terkemuka di Indonesia.
Sebagai strategic investment holding company, TelkomMetra yang 99,99% sahamnya dimiliki PT
Telekomunikasi Indonesia Tbk (TELKOM), terus mengembangkan layanan solusi berbasis ekosistem melalui
sinergi ekosistem di jajaran TelkomMetra Group dan TELKOM Group, serta melalui kemitraan strategis.
Sejalan dengan target strategis yang ditetapkan Manajemen TelkomMetra, yaitu untuk mencapai Enterprise
Valuesebesar Rp50 triliun pada tahun 2017, TelkomMetra mempertahankan komitmennya untuk menjaga
pertumbuhan bisnisnya secara organik (nurture) maupun anorganik (capture). Komitmen ini di tahun 2013
diwujudkan melalui penambahan satu ekosistem layanan baru, yakni e-Tourism melalui akuisisi terhadap PT
Pojok Celebes Mandiri (Pointer) yang bergerak di bisnis booking engine. TelkomMetra juga mendirikan PT
Metra Digital Media (MD Media) untuk fokus melayani bisnis Digital Advertising, yang sebelumnya berada di
bawah pengelolaan PT Infomedia Nusantara.
Di tahun 2014, TelkomMetra berhasil mengembangkan vehicle bisnis baru, yaitu PT Teltranet Aplikasi Solusi
(Telkomtelstra), sebuah perusahaan joint venture antara TelkomMetra dan Telstra yang bergerak di
bidangNetwork and Application Services (NAS). Selain itu, TelkomMetra melalui PT Metraplasa meluncurkan
portal blanja.com dan melalui Metrasat mulai masuk ke bisnis Consumer Broadband Satellite.
Hingga Mei 2015, TelkomMetra mengelola 25 portofolio produk melalui 1 Strategic Business Unit (SBU), 13
Anak Perusahaan dan 2 Perusahaan Parenting. Portofolio produk tersebut antara lain:
1
2
3
4
5
6
7
8
9

Premises Integration Services


Managed Application
System Integration
Data Center
Cloud Computing
Managed Services
Bill Payment Aggregator
e-Payment Platform
Online Payment Solution

10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25

Customer Relationship Management (CRM)


Business Process Outsourcing (BPO)
Information Technology Outsourcing (ITO)
Knowledge Process Outsourcing (KPO)
e-Health
e-Logistic
e-Tourism
Digital Music
Digital Content
Online Media
e-Commerce
Pay TV (Consumer Broadband)
Media Agency
Directory
Digital Out Of Home (DOOH)
Satellite Services

Di samping itu, TelkomMetra juga dipercaya untuk mengelola beberapa Anak Perusahaan TELKOM, di mana
TelkomMetra hanya memiliki saham minoritas atau bahkan tidak sama sekali, yaitu PT Indonusa Telemedia
(Transvision), PT PINS Indonesia, dan PT Patra Telekomunikasi Indonesia (Patrakom).

PT Telekomunikasi Indonesia Internasional ( Telin )


adalah anak perusahaan dari PT Telekomunikasi Indonesia , Tbk , penyelenggara
telekomunikasi dan jaringan penyedia layanan milik negara . Telin berfokus dalam bisnis
telekomunikasi internasional serta berfungsi sebagai lengan bisnis Telkom dalam mengelola
dan mengembangkan lini bisnis di luar negeri .
Dengan visi Dunia Hub untuk TIMES ( Telecommunication, Information , Media ,
Edutainment dan Jasa ) , saat ini Telin memiliki 10 jejak kaki di Singapura , Hong Kong ,
Timor Leste dengan produk yang disebut Telkomcel , Australia , Malaysia , Macau , Taiwan ,
Amerika Serikat, Myanmar , dan Kerajaan Arab Saudi .
Untuk menambahkan , Telin keberadaan dalam bisnis telekomunikasi global juga ditandai
dengan 19 Point of Presence ( PoP ) yang terletak di berbagai negara di dunia . Dengan
strategi TelkomGroup dikompilasi dengan jaringan yang handal dan infrastruktur ,
memungkinkan Telin untuk menyediakan layanan berkualitas tinggi yang mencapai semua
bagian dunia .

PT. Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel)


didirikan pada tahun 1995 berawai dari perusahaan mitra KSO di wilayah Kalimantan
dengan nama PT, Dayamitra Malindo yang sahamnya dimiliki oleh beberapa perusahaan
swasta nasional dan swasta asing. Dalam perjalanannya kepemilikan sahamtelah
mengalami beberapa kali perubahan dan akhirnya pada tanggal 3 Desember 2004 saham
Mitratel 100% dimiliki PT. Telekomunikasi indonesia, Tbk.
Sejak penghujung tahun 2007 Mitratel mengalami transformasi bisnis dengan mulai
memasuki bisnis penyediaan infrastruktur telekomunikasi yang salah satu diantaranya
berupa penyediaan menara telekomunikasi (tower provider) untuk memenuhi kebutuhan
penempatan BTS bagi para operator telekomunikasi di seluruh wilayah Indonesia. Saat ini
perusahaan telah menyediakan penyewaan tower untuk beberapa operator teiekomunikasi

antara lain : PT. Telekomunikasi Selular, PT. XL Axiata, Tbk, PT. Indosat, Tbk, PT. Axis
Telekom Indonesia, PT. Hutchison CP Telecommunications, PT. Bakrie Telecom, Tbk, PT.
Smartfren Telecom, Tbk, Divisi Telkom Flexi yang tersebar di wilayah Jabodetabek, Jawa
Barat, Banten, Jawa Timur,Bali, Nusa Tenggara, Sumatra Utara, Sumatra Barat,Batam,
Riau, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi
Selatan, dan Sulawesi Tenggara, Maluku hingga ke Papua
Dengan memperhatikan perkembangan teknologi dan dinamika industri telekomunikasi,
Mitratel akan terus mengembangkan layanannya bukan hanya pada penyediaan tower
macro namun sudah mulai dijajaki penyediaan microcell serta multi operator in-building
solution (indoor antenna-pico). Saat ini Mitratel telah memasuki bisnis penyediaan BTS,
Power Solutions serta Manage Service sebagai solusi alternatif yang tepat bagi setiap
operator telekomunikasi di Indonesia. Dalam upaya mempercepat tercapainya sasaran
perusahaan untuk menjadi leader dan provider terbesar di bisnis penyediaan menara
telekomunikasi dan infrastrukturnya, maka Mitratel terus melakukan proses pembangunan
yang berkesinambungan serta melakukan berbagai macam proses akuisisi, baik akuisisi
asset ataupun akuisisi atas perusahaan yang sejenis.

TELKOMSEL
Sejak berdiri pada tahun 1995, Telkomsel secara konsisten melayani negeri,
menghadirkan akses telekomunikasi kepada masyarakat Indonesia yang tersebar
dari Sabang sampai Merauke. Saat ini kami adalah operator selular terbesar di
Indonesia dan memiliki jaringan terluas yang mampu menjangkau lebih dari 95%
populasi Indonesia di seluruh penjuru Nusantara untuk melayani kebutuhan
komunikasi berbagai lapisan masyarakat mulai dari kawasan perkotaan, ibukota
kecamatan, daerah perintis, hingga desa perbatasan negeri, baik di gugusan pulau
kecil ataupun di hutan pedalaman.
Saat ini dunia semakin terhubung, dan pertukaran informasi terjadi amat cepat.
Kebutuhan komunikasi tidak lagi sebatas suara dan SMS, namun juga dalam format
lainnya seperti video dan foto. Kebutuhan masyarakat akan layanan data
dan broadband (pita lebar) akan terus berkembang dalam beberapa tahun ke depan.
Untuk memberikan layanan yang prima kepada masyarakat di dalam menikmati
gaya hidup digital (digital lifestyle), kami turut membangun ekosistem digital di
tanah air melalui berbagai upaya pengembangan DNA (Device, Network dan
Applications), yang diharapkan akan mempercepat terbentuknya masyarakat digital
Indonesia.
Kami pun secara konsisten mengimplementasikan roadmap teknologi selular, mulai
dari 3G, HSDPA, HSPA+, serta menjadi yang pertama meluncurkan secara komersial
layanan mobile 4G LTE di Indonesia yang akan memberikan pelanggan akses yang
lebih cepat di dalam menikmati layanan data serta memungkinkan penerapan
teknologi selular dalam skala yang lebih besar, seperti untuk pengembangan kota
pintar (smart city).
Kami akan selalu hadir untuk menginspirasi masyarakat dengan memanfaatkan
teknologi terdepan, produk dan layanan yang kompetitif, serta solusi inovatif. Hal ini
akan mengantarkan Indonesia menuju perekonomian masyarakat

berbasis broadband sesuai roadmap teknologi selular. Kecintaan kami pada negeri
inilah yang selalu menginspirasi untuk terus berkreasi menghadirkan layanan dan
inovasi bagi negeri.

ANALISIS SWOT PT TELKOM


Berikut ini adalah Analisa PT. Telkom Indonesia dengan metode Analisis SWOT.
1.
Strength (Kekuatan)
Telkom memiliki kekuatan finansial yang besar. Hal ini memudahkan Telkom untuk melakukan
investasi peralatan telekomunikasi yang mahal. Selain itu, mereka juga telah memiliki jaringan
dan infrastruktur yang luas mencakup segenap wilayah tanah air sehingga memudahkan untuk
melakukan ekspansi dan penetrasi pasar. Sepanjang tahun 2008, jumlah pelanggan Perusahaan
terus menunjukkan pertumbuhan yang pesat. Pilihan produk dan cakupan serta beragam jenis
layanan yang ditawarkan merupakan keunggulan strategis yang dimiliki Telkom. Dari sisi
keuangan, Telkom terus menunjukkan arus kas yang kuat dan rasio hutang terhadap ekuitas
yang sehat. Sejumlah departemen dan instansi Pemerintah (tidak termasuk BUMN) membeli
layanan Telkom sebagai pelanggan langsung, dengan termin yang dinegosiasikan secara
komersil.
2.

Weakness (Kelemahan)
Jumlah pekerjanya terlampau besar; sehingga kurang efisien dan boros dalam anggaran untuk
gaji pegawainya. Langkah strategis merger & akuisisi, investasi & divestasi serta pengelolaan
anak perusahaan mengandung peluang dan risiko yang dapat mempengaruhi performansi
keuangan perusahaan. Kepentingan Pemegang Saham Pengendali dapat berbeda dengan
kepentingan Pemegang Saham Telkom lainnya. Kebocoran Pendapatan berpotensi terjadi akibat
kelemahan internal dan masalah eksternal dan jika terjadi dapat menimbulkan kerugian pada
hasil usaha Telkom.

3.

Opportunity
Industri telekomunikasi dan informasi akan terus memiliki peranan penting di Indonesia seiring
pertumbuhan
yang
berkesinambungan
sejalan
dengan
pertumbuhan
ekonomi
Indonesia. Permintaan masyarakat yang tinggi akan akses internet merupakan pasar yang
sangat potensial. Selain itu jumlah penduduk Indonesia yang besar, dan baru sedikit yang telah
memiliki akses broadband internet, tentu merupakan peluang pasar yang sangat baik bagi
pertumbuhan bisnis Telkom.

4.

Threats
Masyarakat semakin menuntut mobilitas dan fleksibilitas dari alat komunikasinya, telepon rumah
tradisional tidak lagi dapat memenuhi kebutuhan tersebut. Kondisi persaingan akan menjadi
semakin ketat, para operator bertarung untuk mendapatkan pelanggan-pelanggan yang
jumlahnya makin kecil. Tidak ada jaminan bahwa situasi politik di Indonesia akan stabil atau
Pemerintah akan menerapkan kebijakan ekonomi yang kondusif untuk mempertahankan
pertumbuhan ekonomi atau yang tidak berdampak negatif terhadap kondisi regulasi
telekomunikasi pada saat ini. Kemungkinan krisis keuangan global akan berdampak buruk
secara material terhadap Telkom. Jaringan Telkom, khususnya jaringan akses kabel , dapat
menghadapi potensi ancaman keamanan, seperti pencurian atau vandalisme yang dapat
berdampak pada hasil usahanya.

Laporan Keuangan Konsolidasi | Part 1


Laporan Keuangan Konsolidasi
Pernah dengar? mungkin bagi mahasiswa akuntansi yang kuliah masih semester awal hingga
pertengahan belum begitu familiar dengan Laporan Keuangan Konsolidasi. materi ini
diberikan biasanya pada akuntansi lanjutan akhir, saat sudah memasuki semester semester
akhir. materi laporan keuangan konsolidasi ini buat saya cukup membuat kepala pening.
Apa yang dimaksud Laporan Keuangan Konsolidasi itu? apa saja pendekatan atau metode
yang dipakai? prosedurnya bagaimana?
ok, tapi kali ini saya hanya ingin menuliskan tentang gambaran umumnya saja tentang
laporan konsolidasi.
Apa itu Laporan Konsolidasi perusahaan? pengertian laporan keuangan konsolidasi adalah
laporan keuangan yang memberikan informasi posisi keuangan serta hasil operasi suatu
perusahaan induk (perushaaan pengendali) dan satu atau beberapa anak perusahaan
(perusahaan yang dikendalikan) dan seolah kedua entitas terpisah tersebut merupakan
satu perusahaan.
Jadi bisa kita lihat, bahwa Laporan Keuangan Konsolidasi dibutuhkan jika salah satu dari
perusahaan yang bergabung mempunyai kendali atas perusahaan yang lain. jika tidak
memiliki kontrol, saya pikir tidak diperlukan Laporan Keuangan Konsolidasi. jika tidak
memiliki kontrol atau kendali yang lebih, maka merka adalah sebuah entitas yang mandiri
dan masing masing dari mereka akan menbuat laporan keuangan sendiri2 dan tidak akan

mungkin/tidak bisa digabungkan, ditambahkan atau pun sejenisnya. dan oh ya sedikit


catatan, bentuk konkrit dari hak kendali atau hak kontrol yang lebih adlah adanya
kepemilikn saham secara mayoritas dibanding perushaan yang lainya.
Selanjutnya, tujuannya untuk apa Laporan Keuangan Konsolidasi?
Laporan konsolidasi bertujuan agar bisa memberikan suatu gambaran yang objektif dan
kesesuaian dengan posisi keseluruhan serta aktivitas suatu perusahaan yang terdiri dari
sejumlah entitas yang saling berhubungan (hubungan istimewa). Laporan keuangan
konsolidasi diharapkan tidak menyesatkan pihak yang memliki kepentingan. laporan
konsolidasi wajib apabila satu entitas memiliki saham mayoritas yang beredar dari entitas
lain.

Dan berikut beberapa manfaat dari Laporan Konsolidasi Keuangan


Memberikan informasi kekinian bagi manajemen perusahaan induk mengenai
aktivitas gabungan dari perusahaan konsolidasi.
Mendapatkan gambaran mengenai total sumber daya entitas hasil gabungan
dibawah kontrol perusahaan induk kepada investor (pemegang saham) dan kreditor atau
penyedia sumber dana yang lain
Namun, selain manfaat diatas, ada dampak yang tidak baik dalam laporan keuangan
konsolidasi, berikut diataranya:
Laporan konsolidasi bisa menyembunyikan/mengaburkan entitas individu yang
kinerjanya tidak bagus dengan entitas lain yang berkinerja bagus
Saldo laba di tahan konslidasi tidak semuanya tersedia untuk deviden perusahaan
induk, begitupu dengan aset/aktiva
Rasio
keuangan
yang
berdasar
pada
laporan
konsolidasi
tidak
merefleksikan/mencerminkan kondisi perusahaan yang membentuk konsolidsi ataupun
induk perusahaan.
Tidak semua akun dapat dibandingkan seluruhnya, contohnya akun piutang
Terlalu banyak tambahan informasi yang di butuhkan untuk menghasilkan penyajian
laporan yang wajar
Seccara umum, proses serta prosedur pembuatan laporan konsolidasi perusahaan seperti
ini:
Laporan keuangan yang terpisah (dari dua atau lebih perusahaan) digabungkan bersama
sama, setelah dilakukan penyesuaian serta eliminasi untuk menghasilkann laporan
konsolidasi perusahaan. proses penyesuaian dan proses eliminasi tsb. terkait dengan
aktivitas transaksi dan kepemilikan antar persahaan. Dan yang nantinya menjadi masalah
adalah jika kepemilikan induk perusahaan terhadap anak perusahaan tidak mencapai 100%
kepemilikan atau kurang dari 100%
Materi Laporan Keuangan konsolidasi ini memang agak susah jika dijelaskan, untuk
mempermudah pemahan yang komplit dan utuh tentang prosedur serta cara menyusun
laporan keuangan konsolidasi perusahaan. saya akan posting pada postingan berikutnya.
ow, iya saya sudah memposting tentang Merger dan akuisisi pada artikel terdahulu,
silahkan dibaca untuk mempermudah memahami atau yang terlewat. semoga artikel ini
sedikit memudahkan untuk memahami dasar dasar laporan keuangan konsolidasi, terima
kasih
Postingan kali ini adalah lanjutan dari postingan tentang Laporan keuangan Konsolidasi
sebelumnya, juga sangat berhubungan dengan postingan tentang Merger dan Akuisisi

Sebelum membahas tehnikal-nya, mari kita membahas teorinya terlebih dahulu mengenai
laporan keuangan konsolidasi karena akan susah mengetahui tentang detail langkah
teknisnya sebelum mengetahui teorinya bukan? sebelumnya saya sudah pernah posting
tentang merger dan akuisisi, penggabungan usaha memiliki berbagai skema yang bisa
dilakukan sesuai dengan tujuan dan maksud dari penggabungan itu sendiri. Memperoleh
kendali entitas usaha lain merupakan salah satu tujuan penggabungan entitas usaha,
biasanya dilakukan dengan membeli mayoritas saham perusahaan investee dengan tanpa
melikuidasi / membubarkannya.

Syarat wajib Laporan Konsolidasi hrus disusun adalah saat salah satu entitas yang
bergabung mempunyai kendali atas entitas usaha (perusahaan) lain. perusahaan investor
atau yang bisa disebut sebagai acquirer (perusahaan induk) adalah yang menyusunnya.
Pengendalian atas perusahaan investee diperoleh jika salah satu entitas usaha yang
bergabung memiliki lebih dari 50 persen hak suara pada perusahaan yang lain, kecuali jika
bisa dibuktikaan sebaliknya bahwa tdak terdapat pngendalian meskipun kepemilikan lebih
dari 50 %. Laporan tsb harus berdasar pada substansi dari peristiwa ekonomi dan tidak
menyesatkan pihak yang berkepentingan.
Apabila saham yang dibeli seluruhnya (100%), maka laporan keuangan konsolidasi mudah
saja disusun. kita hanya menggabungkan saja kedua atau lebih hasil operasional
perusahaan, guna menghasilkan 1 laporan keuangan, (skema perusahaan induk perusahaan cabang). Akan tetapi, persoalan muncul manakala investor membeli saham
perusahaan investee kurang dari 100 persen, artiny masih ada hak bagi perushaan investe
meskipun kecil atau sangat kecil (minoritas)
Persoalan seperti itu pada akhirnya menimbulkan teori teori dalam proses penyusunan lap.
keuangan konsolidasi, berikut diantarnya:

Teori Perusahaan Induk [Proprietary Theory]


Teori ini merupakan teori yang pertama diaplikasikan dalam sejarah penyusunan laporan
konsolidasi. Teori berdasar pada asumsi bahwa laporan keuangan konsolidasi merupakan
perluasan dari laporan keuangan induk perusahaan. maka dari itu laporan keuangan
konsolidasi dibuat berdasarkan sudut pandang pemegang sham perusahaan induk. ini
artinya bahwa laporan keuangan konsolidasi hanya dibuat untuk kepentingan pemegang
saham perusahaan induk, termasuk laba bersih laporan keuangan konsolidasi adalah
ukuran laba rugi untuk perusahan induk saja.
Namun sayangnya, teori ini menjadi tidak aplikatif saat kepemilikan atas perusahaan
investee tidak sampai 100 persen. maka akan muncul ketidak konsistenan pada perlakuan
akuntansi-nya. contohnya:

Kepemilikan yang minoritas merupakan kewajiban dilihat dari sudut pndang


pemegang saham perusahaan induk (kepemilikan minoritas dimsukkan dalam kelompok
kewajban), namun pada kenyataanya kewajiban yg dimksud disini bukanlah kewajiban yg
brdasarkan pada konsep kewajiban pada umumnya atau yang lazim
Laba kepemilikan minirotas diangap sbg beban dari sudut pandang stockholder
induk perusahaan, beban yg dimaksudk tidaklah memenuhi kriteria lazimnya beban (beban
yang lazim)
Teori Entitas [Entity Theory]
Dalam Teori ini hendak menjawab solusi atas persoalan yang muncul dalam Teori
Perusahaan Induk [Proprietary Theory]

Teori Entitas merefleksikan sudut pandang keseluruhan perusahaan (induk-anak)


Laba kepemlikan minoritas merupakan distribusi total laba laporan konsolidasi
kepemilkan minoritas adalah bagian dari ekuitas pemegang saham konsolidasi
Ekuitas dan laba anak perusahaan ditentukan thadap seluruh pemegang saham
sehingga laba secara total dapat didistribusikan secara konsisten kepada pemegang saham
mayoritas juga pemegang saham minoritas.
Seluruh Aset bersih perusahaan anak di-konsolidasi-kan pada nilai wajarnya,
berdasar pada harga yg dibayar oleh perusahaan induk untk kepemilikannya. ini bertujuan
untuk mnjamin konsistensi penilaian aset bersih kepemilikan mayoritas dan juga
kepemilikan minoritas
Kita bisa lihat, Teori Entitas ini seolah memaksakan kepemilikan minoritas berkepentingan
atas laporan keuangan konsolidasi, padahal sebenarnya kepemilikan minoritas tidak
memerlukan. laba bersih dianggap suatu komponen dari equitas di neraca laporan
keuangan konsolidasi. dan ini tidaklah relevan.

Teori Kontemporer [Contemporary Theory]


Teori Kontemporer ini berada diatara Teori Perusahaan Induk dan Teori Entitas. Hal ini bisa
kita lihat dari pendekatan yang dipakai dalam penyusunan laporan konsolidasi:

Dalam laporan keuangan konsolidasi, posisi keuangan disajikan sebagai hasil


operasional usaha dari perusahaan tunggal, akan tetapi disusun terutama buat
kepentingan pemegang saham dan kreditor perusahaan induk.

Laba bersih konsolidasi merupakan laba untuk stockholder induk perusahaan.

Laba kepemilkan minioritas merupakan pengurang dalam penentuan laba bersih


konsolidasi, tapi bukan berarti menjadi beban seperti Teori Perusahaan Induk. ini sebagai
perwujudan alokasi realisasi laba perusahaan keseluruhan kepada pemegang saham baik
mayoritas maupun minoritas.

Equitas kepemilikan minioritas diangap sebagai bagian dari equitas konsolidasi, dan
dilaporkan dalam jumlah tunggal karena laporan konsolidasi tidak akan memberikan
manfaat kepada kepemilikan minoritas

Aset bersih anak perusahaan di-konsolidasi-kan pada nilai buku aset ditambahkan
dengan kelebihan investasi induk perusahaan atas nilai buku aset anak perusahaan. dan
selisihnya diamortisasi pada periode periode berikutnya.
Ok, ketiga teori diatas merupakan teori tentang dasar penyusunan laporan konsolidasi yang
menuai banyak pro dan kontra, namun, FASB cenderung lebih ada ditengah tengahnya,
seperti dalam statemen FASB No 94 yang menyatakan bahwa:

Kepemilikan minoritas dimasukkan sbg komponen yang terpisah dari equitas neraca
konsolidasi

Laba kepemlikan minoritas bukanlah beban atau kerugian, tapi sebagai pengurang
laba bersih konsolidasi untuk menghitung besara laba mayoritas

Laporan konsolidasi harus menyajikan laba bersih untuk kepemilikan mayoritas dan
juga laba bersih untuk kepemilikan minoritas.
Oke, saya kira cukup disampai disini saja tengan teori laporan keuangan konsolidasi
-nya..Bagaimana cara dan prosedur untuk menghasilkan laporan konsolidasi? akan saya
posting di artikel berikutnya.

Anda mungkin juga menyukai