Telkom Group adalah satu-satunya BUMN telekomunikasi serta penyelenggara layanan telekomunikasi dan
jaringan terbesar di Indonesia. Telkom Group melayani jutaan pelanggan di seluruh Indonesia dengan rangkaian
lengkap layanan telekomunikasi yang mencakup sambungan telepon kabel tidak bergerak dan telepon nirkabel
tidak bergerak, komunikasi seluler, layanan jaringan dan interkoneksi serta layanan internet dan komunikasi data.
Telkom Group juga menyediakan berbagai layanan di bidang informasi, media dan edutainment, termasuk cloudbased and server-based managed services, layanan e-Payment dan IT enabler, e-Commerce dan layanan portal
lainnya.
Berikut penjelasan portofolio bisnis Telkom:
Telecommunication
Telekomunikasi merupakan bagian bisnis legacy Telkom. Sebagai ikon bisnis perusahaan, Telkom melayani
sambungan telepon kabel tidak bergerak Plain Ordinary Telephone Service (POTS), telepon nirkabel tidak
bergerak, layanan komunikasi data, broadband, satelit, penyewaan jaringan dan interkoneksi, serta telepon
seluler yang dilayani oleh Anak Perusahaan Telkomsel. Layanan telekomunikasi Telkom telah menjangkau
beragam segmen pasar mulai dari pelanggan individu sampai dengan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) serta
korporasi.
Information
Layanan informasi merupakan model bisnis yang dikembangkan Telkom dalam ranah New Economy Business
(NEB). Layanan ini memiliki karakteristik sebagai layanan terintegrasi bagi kemudahan proses kerja dan
transaksi yang mencakup Value Added Services (VAS) dan Managed Application/IT Outsourcing (ITO), ePayment dan IT enabler Services (ITeS).
Media
Media merupakan salah satu model bisnis Telkom yang dikembangkan sebagai bagian dari NEB. Layanan media
ini menawarkan Free To Air (FTA) dan Pay TV untuk gaya hidup digital yang modern.
Edutainment
Edutainment menjadi salah satu layanan andalan dalam model bisnis NEB Telkom dengan menargetkan segmen
pasar anak muda. Telkom menawarkan beragam layanan di antaranya Ring Back Tone (RBT), SMS Content,
portal dan lain-lain.
Services
Services menjadi salah satu model bisnis Telkom yang berorientasi kepada pelanggan. Ini sejalan dengan
Customer Portfolio Telkom kepada pelanggan Personal, Consumer/Home, SME, Enterprise, Wholesale, dan
Internasional.
Sebagai perusahaan telekomunikasi, Telkom Group terus mengupayakan inovasi di sektor-sektor selain
telekomunikasi, serta membangun sinergi di antara seluruh produk, layanan dan solusi, dari bisnis legacy sampai
New Wave Business. Untuk meningkatkan business value, pada tahun 2012 Telkom Group mengubah portofolio
bisnisnya menjadi TIMES (Telecommunication, Information, Media Edutainment & Service). Untuk menjalankan
portofolio bisnisnya, Telkom Group memiliki empat anak perusahaan, yakni PT. Telekomunikasi Indonesia Selular
(Telkomsel), PT. Telekomunikasi Indonesia International (Telin), PT. Telkom Metra dan PT. Daya Mitra
Telekomunikasi (Mitratel).
Core Values
Key Behaviours
Inisiatif Strategis
Pusat keunggulan.
Transformasi biaya.
Indonesia Digital Solution (IDS) layanan konvergen pada solusi ekosistem digital.
TelkomMetra
didirikan pada tanggal 28 Mei 1997 dengan nama PT Multimedia Nusantara. TelkomMetra yang pada awalnya
menjalankan bisnis penyelenggaraan TV berbayar (Pay TV), kini telah bertransformasi menjadi penyedia
layanan Information, Media, dan Edutainment (IME) yang terkemuka di Indonesia.
Sebagai strategic investment holding company, TelkomMetra yang 99,99% sahamnya dimiliki PT
Telekomunikasi Indonesia Tbk (TELKOM), terus mengembangkan layanan solusi berbasis ekosistem melalui
sinergi ekosistem di jajaran TelkomMetra Group dan TELKOM Group, serta melalui kemitraan strategis.
Sejalan dengan target strategis yang ditetapkan Manajemen TelkomMetra, yaitu untuk mencapai Enterprise
Valuesebesar Rp50 triliun pada tahun 2017, TelkomMetra mempertahankan komitmennya untuk menjaga
pertumbuhan bisnisnya secara organik (nurture) maupun anorganik (capture). Komitmen ini di tahun 2013
diwujudkan melalui penambahan satu ekosistem layanan baru, yakni e-Tourism melalui akuisisi terhadap PT
Pojok Celebes Mandiri (Pointer) yang bergerak di bisnis booking engine. TelkomMetra juga mendirikan PT
Metra Digital Media (MD Media) untuk fokus melayani bisnis Digital Advertising, yang sebelumnya berada di
bawah pengelolaan PT Infomedia Nusantara.
Di tahun 2014, TelkomMetra berhasil mengembangkan vehicle bisnis baru, yaitu PT Teltranet Aplikasi Solusi
(Telkomtelstra), sebuah perusahaan joint venture antara TelkomMetra dan Telstra yang bergerak di
bidangNetwork and Application Services (NAS). Selain itu, TelkomMetra melalui PT Metraplasa meluncurkan
portal blanja.com dan melalui Metrasat mulai masuk ke bisnis Consumer Broadband Satellite.
Hingga Mei 2015, TelkomMetra mengelola 25 portofolio produk melalui 1 Strategic Business Unit (SBU), 13
Anak Perusahaan dan 2 Perusahaan Parenting. Portofolio produk tersebut antara lain:
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
Di samping itu, TelkomMetra juga dipercaya untuk mengelola beberapa Anak Perusahaan TELKOM, di mana
TelkomMetra hanya memiliki saham minoritas atau bahkan tidak sama sekali, yaitu PT Indonusa Telemedia
(Transvision), PT PINS Indonesia, dan PT Patra Telekomunikasi Indonesia (Patrakom).
antara lain : PT. Telekomunikasi Selular, PT. XL Axiata, Tbk, PT. Indosat, Tbk, PT. Axis
Telekom Indonesia, PT. Hutchison CP Telecommunications, PT. Bakrie Telecom, Tbk, PT.
Smartfren Telecom, Tbk, Divisi Telkom Flexi yang tersebar di wilayah Jabodetabek, Jawa
Barat, Banten, Jawa Timur,Bali, Nusa Tenggara, Sumatra Utara, Sumatra Barat,Batam,
Riau, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi
Selatan, dan Sulawesi Tenggara, Maluku hingga ke Papua
Dengan memperhatikan perkembangan teknologi dan dinamika industri telekomunikasi,
Mitratel akan terus mengembangkan layanannya bukan hanya pada penyediaan tower
macro namun sudah mulai dijajaki penyediaan microcell serta multi operator in-building
solution (indoor antenna-pico). Saat ini Mitratel telah memasuki bisnis penyediaan BTS,
Power Solutions serta Manage Service sebagai solusi alternatif yang tepat bagi setiap
operator telekomunikasi di Indonesia. Dalam upaya mempercepat tercapainya sasaran
perusahaan untuk menjadi leader dan provider terbesar di bisnis penyediaan menara
telekomunikasi dan infrastrukturnya, maka Mitratel terus melakukan proses pembangunan
yang berkesinambungan serta melakukan berbagai macam proses akuisisi, baik akuisisi
asset ataupun akuisisi atas perusahaan yang sejenis.
TELKOMSEL
Sejak berdiri pada tahun 1995, Telkomsel secara konsisten melayani negeri,
menghadirkan akses telekomunikasi kepada masyarakat Indonesia yang tersebar
dari Sabang sampai Merauke. Saat ini kami adalah operator selular terbesar di
Indonesia dan memiliki jaringan terluas yang mampu menjangkau lebih dari 95%
populasi Indonesia di seluruh penjuru Nusantara untuk melayani kebutuhan
komunikasi berbagai lapisan masyarakat mulai dari kawasan perkotaan, ibukota
kecamatan, daerah perintis, hingga desa perbatasan negeri, baik di gugusan pulau
kecil ataupun di hutan pedalaman.
Saat ini dunia semakin terhubung, dan pertukaran informasi terjadi amat cepat.
Kebutuhan komunikasi tidak lagi sebatas suara dan SMS, namun juga dalam format
lainnya seperti video dan foto. Kebutuhan masyarakat akan layanan data
dan broadband (pita lebar) akan terus berkembang dalam beberapa tahun ke depan.
Untuk memberikan layanan yang prima kepada masyarakat di dalam menikmati
gaya hidup digital (digital lifestyle), kami turut membangun ekosistem digital di
tanah air melalui berbagai upaya pengembangan DNA (Device, Network dan
Applications), yang diharapkan akan mempercepat terbentuknya masyarakat digital
Indonesia.
Kami pun secara konsisten mengimplementasikan roadmap teknologi selular, mulai
dari 3G, HSDPA, HSPA+, serta menjadi yang pertama meluncurkan secara komersial
layanan mobile 4G LTE di Indonesia yang akan memberikan pelanggan akses yang
lebih cepat di dalam menikmati layanan data serta memungkinkan penerapan
teknologi selular dalam skala yang lebih besar, seperti untuk pengembangan kota
pintar (smart city).
Kami akan selalu hadir untuk menginspirasi masyarakat dengan memanfaatkan
teknologi terdepan, produk dan layanan yang kompetitif, serta solusi inovatif. Hal ini
akan mengantarkan Indonesia menuju perekonomian masyarakat
berbasis broadband sesuai roadmap teknologi selular. Kecintaan kami pada negeri
inilah yang selalu menginspirasi untuk terus berkreasi menghadirkan layanan dan
inovasi bagi negeri.
Weakness (Kelemahan)
Jumlah pekerjanya terlampau besar; sehingga kurang efisien dan boros dalam anggaran untuk
gaji pegawainya. Langkah strategis merger & akuisisi, investasi & divestasi serta pengelolaan
anak perusahaan mengandung peluang dan risiko yang dapat mempengaruhi performansi
keuangan perusahaan. Kepentingan Pemegang Saham Pengendali dapat berbeda dengan
kepentingan Pemegang Saham Telkom lainnya. Kebocoran Pendapatan berpotensi terjadi akibat
kelemahan internal dan masalah eksternal dan jika terjadi dapat menimbulkan kerugian pada
hasil usaha Telkom.
3.
Opportunity
Industri telekomunikasi dan informasi akan terus memiliki peranan penting di Indonesia seiring
pertumbuhan
yang
berkesinambungan
sejalan
dengan
pertumbuhan
ekonomi
Indonesia. Permintaan masyarakat yang tinggi akan akses internet merupakan pasar yang
sangat potensial. Selain itu jumlah penduduk Indonesia yang besar, dan baru sedikit yang telah
memiliki akses broadband internet, tentu merupakan peluang pasar yang sangat baik bagi
pertumbuhan bisnis Telkom.
4.
Threats
Masyarakat semakin menuntut mobilitas dan fleksibilitas dari alat komunikasinya, telepon rumah
tradisional tidak lagi dapat memenuhi kebutuhan tersebut. Kondisi persaingan akan menjadi
semakin ketat, para operator bertarung untuk mendapatkan pelanggan-pelanggan yang
jumlahnya makin kecil. Tidak ada jaminan bahwa situasi politik di Indonesia akan stabil atau
Pemerintah akan menerapkan kebijakan ekonomi yang kondusif untuk mempertahankan
pertumbuhan ekonomi atau yang tidak berdampak negatif terhadap kondisi regulasi
telekomunikasi pada saat ini. Kemungkinan krisis keuangan global akan berdampak buruk
secara material terhadap Telkom. Jaringan Telkom, khususnya jaringan akses kabel , dapat
menghadapi potensi ancaman keamanan, seperti pencurian atau vandalisme yang dapat
berdampak pada hasil usahanya.
Sebelum membahas tehnikal-nya, mari kita membahas teorinya terlebih dahulu mengenai
laporan keuangan konsolidasi karena akan susah mengetahui tentang detail langkah
teknisnya sebelum mengetahui teorinya bukan? sebelumnya saya sudah pernah posting
tentang merger dan akuisisi, penggabungan usaha memiliki berbagai skema yang bisa
dilakukan sesuai dengan tujuan dan maksud dari penggabungan itu sendiri. Memperoleh
kendali entitas usaha lain merupakan salah satu tujuan penggabungan entitas usaha,
biasanya dilakukan dengan membeli mayoritas saham perusahaan investee dengan tanpa
melikuidasi / membubarkannya.
Syarat wajib Laporan Konsolidasi hrus disusun adalah saat salah satu entitas yang
bergabung mempunyai kendali atas entitas usaha (perusahaan) lain. perusahaan investor
atau yang bisa disebut sebagai acquirer (perusahaan induk) adalah yang menyusunnya.
Pengendalian atas perusahaan investee diperoleh jika salah satu entitas usaha yang
bergabung memiliki lebih dari 50 persen hak suara pada perusahaan yang lain, kecuali jika
bisa dibuktikaan sebaliknya bahwa tdak terdapat pngendalian meskipun kepemilikan lebih
dari 50 %. Laporan tsb harus berdasar pada substansi dari peristiwa ekonomi dan tidak
menyesatkan pihak yang berkepentingan.
Apabila saham yang dibeli seluruhnya (100%), maka laporan keuangan konsolidasi mudah
saja disusun. kita hanya menggabungkan saja kedua atau lebih hasil operasional
perusahaan, guna menghasilkan 1 laporan keuangan, (skema perusahaan induk perusahaan cabang). Akan tetapi, persoalan muncul manakala investor membeli saham
perusahaan investee kurang dari 100 persen, artiny masih ada hak bagi perushaan investe
meskipun kecil atau sangat kecil (minoritas)
Persoalan seperti itu pada akhirnya menimbulkan teori teori dalam proses penyusunan lap.
keuangan konsolidasi, berikut diantarnya:
Equitas kepemilikan minioritas diangap sebagai bagian dari equitas konsolidasi, dan
dilaporkan dalam jumlah tunggal karena laporan konsolidasi tidak akan memberikan
manfaat kepada kepemilikan minoritas
Aset bersih anak perusahaan di-konsolidasi-kan pada nilai buku aset ditambahkan
dengan kelebihan investasi induk perusahaan atas nilai buku aset anak perusahaan. dan
selisihnya diamortisasi pada periode periode berikutnya.
Ok, ketiga teori diatas merupakan teori tentang dasar penyusunan laporan konsolidasi yang
menuai banyak pro dan kontra, namun, FASB cenderung lebih ada ditengah tengahnya,
seperti dalam statemen FASB No 94 yang menyatakan bahwa:
Kepemilikan minoritas dimasukkan sbg komponen yang terpisah dari equitas neraca
konsolidasi
Laba kepemlikan minoritas bukanlah beban atau kerugian, tapi sebagai pengurang
laba bersih konsolidasi untuk menghitung besara laba mayoritas
Laporan konsolidasi harus menyajikan laba bersih untuk kepemilikan mayoritas dan
juga laba bersih untuk kepemilikan minoritas.
Oke, saya kira cukup disampai disini saja tengan teori laporan keuangan konsolidasi
-nya..Bagaimana cara dan prosedur untuk menghasilkan laporan konsolidasi? akan saya
posting di artikel berikutnya.