794 1484 1 SM

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 14

PHARMACY, Vol.10 No.

02 Desember 2013 ISSN 1693-3591

UJI ANTI LELAH (ANTI FATIGUE) KOMBINASI NIRA AREN DAN AIR TEBU DENGAN
METODE KETAHANAN BERENANG (NATATORY EXHAUSTION) PADA MENCIT JANTAN

Fajriyan Hakimi Lukman, Vivi

Fakultas Farmasi Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta


Jl. Prof. Dr. Soepomo, Janturan, Umbulharjo, Yogyakarta 55164
Email: vi2_sophia@yahoo.co.id (Vivi)

ABSTRAK

Kesehatan adalah kondisi yang dibutuhkan setiap manusia untuk bisa menjalankan
aktivitas setiap harinya, dan akan terganggu apabila tubuh dalam keadaan lelah.
Sejumlah obat stimulan dapat digunakan untuk mengatasi kelelahan. Telah dilakukan
penelitian tentang efek anti fatigue campuran nira aren (Arenga pinnata (Wurmb.)
Merr) dan air tebu (Saccharum officinarum L.) perbandingan (1:1) dan (1:2) dengan
metode ketahanan berenang (natatory exhaustion) terhadap mencit jantan. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui efek anti fatigue dari kombinasi nira aren dan air tebu
terhadap mencit jantan. Penelitian ini menggunakan hewan uji mencit jantan dengan
umur 6-8 minggu, bobot 20-40 g sebanyak 20 ekor yang dibagi secara acak menjadi 4
kelompok perlakuan uji dengan masing-masing kelompok berjumlah 5 ekor mencit.
Penelitian ini dilakukan pengukuran terhadap waktu ketahanan berenang dengan
mencatat waktu ketahanan berenang pertama yang merupakan waktu ketahanan
berenang sebelum mencit diberikan sediaan uji, waktu ketahanan berenang kedua yang
merupakan waktu ketahanan berenang setelah mencit diberikan sediaan uji kemudian
dihitung selisih waktunya. Tanda mencit mengalami kelelahan yaitu mencit tidak
menunjukkan gerakan, bagian kepala mencit berada di bawah permukaan air selama 4-7
detik, kaki dan ekor mencit meregang. Data pengamatan dilakukan uji statistik dengan
metode Mann Whitney dengan taraf kepercayaan 95%. Hasil penelitian menunjukan
bahwa pengaruh perlakuan terhadap waktu ketahanan berenang untuk kelompok
I,II,III,IV, pada menit ke-45 adalah 0,442±0,086; 1,230±0,045; 1,137±0,025; 1,443±0,030
menit. Semua perlakuan menunjukan berbeda signifikan dengan kelompok kontrol
negatif dengan nilai signifikansi < 0,05. Pada perlakuan kelompok II menunjukan waktu
ketahanan berenang paling optimal. Dari hasil tersebut menunjukan bahwa kombinasi
nira aren dan air tebu dengan perbandingan (1:1) dan (1:2) menunjukan efek
antifatigue.

Kata kunci: efek anti fatigue, Arenga pinnata (Wurmb.) Merr, Saccharum officinarum L.,
natatory exhaustion .

ABSTRACT

Health is a condition of human being to carry out daily activities, and will be disturbed if
the body in a state of exhaustion. Some stimulant drugs can be used to overcome
fatigue. It was carried out a research on anti fatigue effect combinations of palm juice
and sugarcane juice using nattatory exhaustion method on male mice. This research

124
PHARMACY, Vol.10 No. 02 Desember 2013 ISSN 1693-3591

used laboratory animals with male mice aged 6-8 weeks, weight 20-40 g of as many as
25 tails were randomly divided into 5 treatment groups with their respective test groups
of 5 mice. This study measured the endurance time swimming with the first swim
endurance record time which is the time before the mice were given a swim endurance
test preparation, endurance swim a second time which is the time after the mice were
given a swim endurance test preparation then calculated the difference in time. Signs of
mice suffering from fatigue that mice showed no movement, the head of the mouse was
under water for 4-7 seconds, stretch the legs and tail mice. Data observations performed
statistical tests with Mann Whitney method with 95% confidence level. The results
showed that the effect of treatment on swimming endurance time for groups I, II, III, IV
in the 45th minute was 0.442±0.086; 1.230±0.045; 1.137±0.025; 1.443±0,030 minute. All
treatments showed significant difference with the negative control group with a
significance value <0.05. From these results show that the combination of sugar palm
juice and sugarcane juice with a ratio (1:1) and (1:2) has antifatigue effects.

Key words: antifatigue effect, Arenga pinata (Wurmb.) Merr, Saccaharum officinarum L.,
natatory exhaustion.

125
PHARMACY, Vol.10 No. 02 Desember 2013 ISSN 1693-3591

Pendahuluan Pengkonsumsian obat stimulansia dan


Sehat merupakan kondisi minuman berenergi untuk mencegah
optimal fisik, mental dan sosial kelelahan ini menjadikan suatu problem
seseorang sehingga dapat menjalankan apabila dikonsumsi secara berlebihan
aktivitas setiap harinya. Di Negara dan dengan pola yang tidak tepat.
Indonesia yang mayoritas Menurut pakar kesehatan gizi klinis
masyarakatnya memiliki semangat kerja Fakultas Kedokteran Universitas
yang tinggi, namun dalam situasi kondisi Indonesia, jika dalam sehari saja
perekonomian yang saat ini kurang meminum sampai 10 kali maka dalam
menguntungkan bagi sebagian waktu jangka panjang akan merusak
masyarakat Indonesia, kesehatan selalu ginjal dan livernya (Oetoro, 2008).
menjadi kendala, seperti faktor Untuk itu perlu diupayakan
kelelahan dalam etos kerja masyarakat. adanya minuman berenergi yang relatif
Kelelahan dapat menyebabkan lebih aman dengan bahan dari alam
menurunnya aktivitas, konsentrasi, seperti bahan obat alam atau obat
berkurangnya kewaspadaan, tradisional. Penggunaan obat tradisional
menimbulkan kegelisahan dan merupakan salah satu komponen
kebingungan, serta dapat memacu program pelayanan kesehatan yang
timbulnya penyakit dan infeksi. Hal ini sangat mendasar serta merupakan
terjadi karena dalam keadaan lelah, daya alternatif untuk memenuhi kebutuhan
tahan tubuh terhadap penyakit masyarakat di bidang kesehatan. Oleh
berkurang. sebab itu diperlukan langkah-langkah
Di Indonesia banyak produk dalam pengembangan budidaya
minuman yang menawarkan solusi untuk tanaman obat tradisional yang secara
mengatasi kelelahan fisik, baik minuman medis dapat dipertanggung jawabkan
penambah tenaga ataupun yang lainnya. (Yoanna dan Yovita, 2000).
Berbagai usaha ditempuh manusia untuk Beberapa tanaman di Indonesia
mempertahankan kondisi ini. Selain secara empiris dapat digunakan sebagai
dengan mengkonsumsi minuman anti lelah yaitu sebagai pemulih stamina,
berenergi, kadang juga dengan diantaranya yaitu aren (Arenga pinnata
mengkonsumsi obat yang berkhasiat Merr.) dan tebu (Saccharum officinarum
meningkatkan daya tahan tubuh. L.). Kombinasi kedua tanaman ini, dapat

126
PHARMACY, Vol.10 No. 02 Desember 2013 ISSN 1693-3591

menghasilkan produk anti lelah yang Metode Penelitian


lebih ekonomis dan relatif lebih aman. Alat
Nira aren merupakan cairan Alat yang digunakan untuk uji
yang berasal dari penyadapan pada anti fatigue dengan metode ketahanan
bunga jantan maupun betina pohon aren berenang (natatory exhaustion) antara
dan menjadi minuman yang cukup lain: tangki air berbentuk balok dengan
dikenal oleh masyarakat. Nira aren dapat panjang 50 cm, tinggi 25 cm, dan lebar
dibuat menjadi minuman maupun 30 cm, timbangan mencit kapasitas 2610
diproduksi menjadi gula (gula merah). g (Lark, Cina), timbangan elektrik,
Biasanya gula aren ini digunakan sebagai termometer, stopwacth, spuit injeksi
anti lelah oleh para pendaki gunung yang oral, hair dryer, handuk, dan alat-alat
membutuhkan tenaga ekstra dalam gelas (Pyrex).
perjalanan pendakian. Selain itu gula Bahan
aren juga diberikan kepada atlet saat Bahan yang digunakan adalah
mengikuti lomba lari dan diberikan nira aren dan air tebu yang diperoleh di
kepada sapi saat karapan sapi di Madura Dusun Tegalsari, Desa Ngargossari,
untuk menambah stamina (Hardiontoro, Kecamatan Samigaluh, Yogyakarta.
2010). Jalannya Penelitian
Air tebu merupakan cairan dari 1. Pembuatan Campuran Nira Aren dan
Air Tebu
tanaman tebu yang tumbuh biasanya di
Larutan nira aren dan air tebu
daerah tropis. Menurut Yukamgo dan
sebagai sediaan uji dibuat dengan 2
Yuwono (2007), air tebu merupakan
macam kombinasi yaitu perbandingan
bahan baku utama dalam produksi gula.
1:1 dibuat dengan cara mengambil 5 mL
Air gula pada batang tebu mencapai 20%
air tebu dan 5 mL air kelapa kemudian
mulai dari pangkal sampai ujungnya, dan
dicampur hingga homogen. Pada
kadar air gula di bagian pangkal lebih
pembuatan larutan kombinasi
tinggi dari pada bagian ujung. Sukrosa
perbandingan 1:2 yaitu dengan
dalam tubuh akan diubah menjadi asetil
mencampurkan 5 mL nira aren dan 10
Co-A kemudian menjadi energi. Selain
mL air tebu, kemudian dihomogenkan.
sukrosa, kalsium, fosfor dan besi juga
2.Penentuan Dosis Kafein dan
dapat membantu dalam menjaga
Pembuatan Larutan Kafein
keseimbangan tubuh (Poedjiadi, 1994).

127
PHARMACY, Vol.10 No. 02 Desember 2013 ISSN 1693-3591

Mengacu pada penelitian Tolaya hewan uji diadaptasikan dalam kondisi


(2012) menyebutkan bahwa dosis kafein yang sama, jauh dari kebisingan dan
yang digunakan sebagai psikostimulansia hal-hal yang menyebabkan mencit
adalah 0,1 g /kg BB. stres yaitu kondisi lingkungan,
Jika bobot mencit 30 g, dosis makanan, yang baru tidak sama
kafein yang dibutuhkan : dengan lingkungan yang terdahulu.
Konsentrasi larutan = 5. Uji Efek Anti Fatigue
a. Mencit sebelum diberi sediaan
dimasukkan ke dalam kotak kaca
yang telah diisi air. Mencit
direnangkan hingga menunjukkan
kondisi lelah yaitu tidak ada reaksi
gerak dari keempat kakinya, posisi
badan membungkuk, ekor
meregang dan membiarkan bagian
kepalanya berada di bawah
permukaan air selama 4-7 detik.
3. Pengelompokan Hewan Uji
Kemudian dicatat waktu lelah
Hewan uji yang digunakan
terhitung dua detik setelah
adalah mencit yang berjumlah 20 ekor
dimasukkan mencit ke dalam kotak
mencit. Lima ekor mencit diberikan
kaca hingga mencit menunjukkan
akuades (kontrol negatif), lima ekor
kondisi lelah, waktu yang tercatat
mencit diberikan kombinasi nira aren
sebagai waktu ketahanan
dan air tebu 1 : 1, lima ekor mencit
berenang pertama (waktu
diberikan kombinasi nira aren dan air
ketahanan berenang sebelum
tebu 1 : 2, dan lima ekor mencit diberi
perlakuan).
laruatan kafein (kontrol positif).
b. Selanjutnya mencit diistirahatkan
4. Penyiapan Hewan Uji
selama 30 menit, dilap dengan handuk
Penelitian ini menggunakan 20
sambil diberikan udara hangat dengan
ekor mencit jantan, dibagi dalam
hair dryer.
empat kelompok. Tiap kelompok
c. Kemudian mencit diberikan secara
terdiri dari lima ekor mencit. Tiap
oral larutan uji sesuai dengan

128
PHARMACY, Vol.10 No. 02 Desember 2013 ISSN 1693-3591

pembagian kelompok di atas dan perlakuan (waktu ketahanan


didiamkan kembali selama 15 berenang II, III dan IV) dikurangi
menit sebagai perkiraan waktu waktu lelah pertama (waktu
absorbsi sediaan uji dalam tubuh ketahanan berenang sebelum
mencit. perlakuan) (Tolaya, 2012).
d. Mencit direnangkan kembali Analisis Data
hingga muncul reaksi lelah Analisis data uji statistik
sebagaimana pengamatan awal, parametrik dengan uji ANOVA satu jalur
dicatat waktu ketahanan berenang dengan taraf kepercayaan 95 %
dan waktu yang dicatat sebagai waktu dilanjutkan dengan uji Post Hoc (Tukey)
ketahanan berenang (waktu untuk menunjukkan perbedaan yang
ketahanan berenang setelah signifikan antar pasang kelompok
perlakuan 15 menit). perlakuan.
e. Selanjutnya mencit diistirahatkan
kembali selama 30 menit, dilap Hasil dan Pembahasan
dengan handuk sambil diberikan Uji Efek Antifatigue
udara hangat dengan hair dryer. Penelitian ini menggunakan
f. Mencit direnangkan kembali metode ketahanan berenang untuk
hingga muncul reaksi lelah mengetahui efek anti fatigue kombinasi
sebagaimana pengamatan nira aren dan air tebu pada mencit
sebelumnya, dicatat waktu jantan. Uji metode ketahanan berenang
ketahanan berenang dan waktu merupakan metode skrining farmakologi
yang dicatat sebagai waktu lelah yang dilakukan untuk mengetahui efek
ketiga (waktu ketahanan berenang obat yang bekerja pada koordinasi gerak,
setelah perlakuan 45 menit). baik pengujian terhadap penurunan
Begitupun selanjutnya sampai kontrol saraf pusat maupun peningkatan
waktu lelah kelima (waktu kontrol saraf pusat. Metode ketahanan
ketahanan berenang setelah berenang menggunakan alat yang
perlakuan 105 menit). berupa tangki air/kotak kaca yang
g. Data efek anti fatigue adalah selisih berbentuk balok/kotak kaca dengan
waktu ketahanan berenang yaitu panjang 50 cm, tinggi 25 cm dan lebar 30
waktu ketahanan berenang setelah cm. Pada pengisian air ke dalam balok

129
PHARMACY, Vol.10 No. 02 Desember 2013 ISSN 1693-3591

kaca batas ketinggian air tidak lebih dari (Mutchler, 1986). Dosis yang digunakan
18 cm, jika ketinggian air terlalu tinggi dalam penelitian 0,1 g/Kg BB (Tolaya,
dikhawatirkan mencit atau hewan uji 2012).
melompat keluar dari balok kaca dan jika Hewan uji yang digunakan dalam
ketinggian air terlalu rendah maka penelitian ini adalah mencit jantan
dikhawatirkan kaki mencit atau hewan dikarenakan kondisi hormonal yang lebih
uji dapat menyentuh dasar balok kaca stabil jika dibandingkan dengan mencit
sehingga sulit untuk diamati (Turner, betina. Pada mencit betina mengalami
1965). perubahan kondisi hormonal pada masa-
Bahan pembanding yang masa tertentu seperti masa siklus ovulasi
digunakan adalah minuman berenergi yang dapat mempengaruhi psikologi
kafein. Hal ini dikarenakan kafein hewan uji tersebut. Selain itu kondisi
sebagai senyawa yang dapat stres pada mencit betina lebih sering
menstimulasi sistem saraf pusat. terjadi dan dikhawatirkan pada saat
Senyawa ini akan memacu sistem saraf penelitian dapat mengganggu
pusat dan otot jantung sehingga terjadi pengamatan. Mencit diadaptasikan
penaikan kecepatan metabolisme, terlebih dahulu selama 7 hari di
kenaikan aktifitas mental mengurangi laboratorium sebelum diujikan untuk
rasa kantuk dan lelah (Tjay dan Rahardja, menghindari stres pada mencit karena
1993). Selain itu kafein juga dapat perbedaan tempat pemeliharaan dan
menghambat enzim fosfodisterase suasana laboratorium. Hewan uji dirawat
sehingga ATP tidak dapat diubah dengan diberi makan dan minum secara
menjadi AMP sehingga cAMP dapat teratur dan kandang dibersihkan secara
menstimulasi enzym fosforilase kinase berkala. Satu hari sebelum perlakuan
dengan merubah fosforilase inaktif hewan uji dipuasakan dua belas jam
menjadi aktif, dimana fosforilase aktif ini tetapi tetap diberikan minum ad libitum.
yang menstimulasi glikogen untuk Hal ini dilakukan untuk menyamakan
diubah menjadi glukosa. Glikogen dalam kondisi hewan uji dan mengurangi
otot berperan sebagai cadangan glukosa pengaruh makanan yang dikonsumsi
yang digunakan dalam sel otot selama terhadap sediaan uji yang diberikan. Ada
kontraksi sehingga kafein akan beberapa variabilitas yang dimiliki oleh
menambah energi selama kontraksi subjek hewan uji yang dipilih pada

130
PHARMACY, Vol.10 No. 02 Desember 2013 ISSN 1693-3591

penelitian ini dengan umur 2-4 bulan, penambahan waktu ketahanan berenang
berat badan 20-40 gram serta diberikan dari tiap-tiap kelompok hewan uji.
makanan baru dan dalam kondisi sehat. Dengan adanya penambahan waktu
Sebelum dilakukan uji ketahanan berenang tersebut
antifatigue hewan uji dilatih selama 5 dimaksudkan bahwa sediaan uji memiliki
hari dengan pola pelatihan yang efek antifatigue.
berbeda, dengan cara meningkatkan Hewan uji dikatakan lelah
intensitas latihan. Pada latihan hari apabila hewan uji menunjukan tanda
pertama hewan uji direnangkan dalam tidak adanya gerakan yang bermakna,
waktu 3 menit, pada hari ke dua waktu seluruh badan dan sebagian kepalanya
renang ditingkatkan menjadi 5 menit, telah berada di bawah dipermukaan air
pada hari ke tiga waktu renang sedangkan bagian tangan, kaki serta ekor
ditingkatkan menjadi 7 menit, pada hari meregang (Turner, 1965).
keempat hewan uji direnangkan Dari hasil penelitian dilakukan
menggunakan beban 1 gram, setelah itu pengujian hewan uji selama 75 menit
untuk hari kelima hewan uji direnangkan dengan interval berenang 30 menit,
kembali menggunakan beban 2 gram. karena pada menit ke-75 pengamatan
Latihan dilakukan dengan intensitas yang waktu ketahanan berenang terhadap
meningkat agar hewan uji terbiasa hewan uji sudah sulit teramati. Hal ini
dengan uji anti fatigue yang akan disebabkan karena pada menit ke-75
dilakukan dan mencegah timbulnya ketika hewan uji kembali direnangkan
cidera dari organ motorik hewan uji hewan uji hanya menunjukkan aksi
tersebut sehingga hasil dari ketahanan renang singkat kemudian terjadi aksi
berenang hewan uji bisa maksimal. diam mengambang di atas permukaan
Hasil Pengujian Efek Antifatigue air. Hal ini sulit disimpulkan oleh peneliti,
Penelitian ini digunakan untuk kemungkinan hal tersebut terjadi
mengetahui ada tidaknya efek dikarenakan hewan uji sudah terbiasa
antifatigue yang dapat ditimbulkan oleh dengan air dan efek yang ditimbulkan
kombinasi nira aren dan air tebu dengan semakin menurun. Terjadinya efek
variasi perbandingan. Uji efek antifatigue penelitian ini dapat dilihat
antifatigue ini menghasilkan data dari selisih waktu ketahanan berenang
peningkatan aktivitas berupa pada hewan uji pada tiap kelompok yang

131
PHARMACY, Vol.10 No. 02 Desember 2013 ISSN 1693-3591

didapat dari waktu ketahanan berenang selisih waktu ketahanan berenang ± SD


setelah perlakuan perlakuan (t = 15, 45 sebelum perlakuan dan sesudah
dan 75 menit) dikurangi waktu perlakuan pada setiap kelompok dengan
ketahanan berenang sebelum perlakuan waktu-waktu tertentu dapat dilihat pada
(t = awal). Hasil penelitian rata-rata Tabel 1.

Tabel 1. Data selisih waktu ketahanan berenang setelah perlakuan kombinasi larutan
nira aren dan air tebu pada tiap periode waktu pengamatan
Mean ± SD Waktu Ketahanan Berenang (menit)
Kelompok N H.U
15 45 75
I 5 0,252 ± 0,035 0,442 ± 0,086 -0,497 ± 0,639
II 5 0,782 ± 0,091 1,230 ± 0,045 1,257 ± 0,106
III 5 0,412 ± 0,082 1,137 ± 0,025 1,107 ± 0,119
IV 5 1,060 ± 0,036 1,443 ± 0,030 1,312 ± 0,049
Keterangan
Satuan : Dalam menit
N H.U : Jumlah hewan uji tiap kelompok
Kelompok I : Kontrol (akuades)
Kelompok II : Kombinasi nira aren dan air tebu (1 : 1)
Kelompok III : Kombinasi nira aren dan air tebu (1 : 2)
Kelompok IV : Kafein 100 mg/kg BB

Dari data yang tersaji pada Tabel memberikan efek antifatigue. Untuk
1 memperlihatkan bahwa semua melihat perbandingan efek antifatigue
kelompok perlakuan menunjukan data yang dihasilkan setiap kelompok
efek anti fatigue yang berbeda, diketahui perlakuan dapat diketahui dari grafik
dari peningkatan selisih waktu pada Gambar 1.
ketahanan berenang. Kelompok Pada Gambar 1 terlihat bahwa
perlakuan kombinasi nira aren dan air untuk kelompok perlakuan kombinasi
tebu dapat meningkatkan aktivitas kerja larutan nira aren, air tebu dan larutan
hewan uji ditunjukkan dengan kafein, waktu ketahanan berenang
meningkatnya selisih waktu ketahanan sesudah perlakuan terlihat lebih besar
berenang. Hal ini menandakan bahwa dari pada waktu ketahanan berenang
perlakuan tersebut dapat pada menit ke-0. Dari grafik di atas
memperpanjang waktu ketahanan terlihat peningkatan ketahanan
berenang atau memperlama terjadinya berenang optimal pada menit ke-45, hal
kelelahan dengan kata lain mampu ini menandakan bahwa kelompok

132
PHARMACY, Vol.10 No. 02 Desember 2013 ISSN 1693-3591

perlakuan maupun kafein telah ketahanan berenang, dengan kata lain


mengalami absorbsi secara sempurna di mampu memberikan efek antifatigue.
dalam tubuh mencit tersebut sehingga Untuk melihat waktu ketahanan
berpengaruh terhadap aktivitasnya. berenang. pada menit ke-45 dapat
Sehingga dengan terabsorbsinya sediaan dilihat pada Tabel 2.
tersebut dapat meningkatkan waktu

1.5

1 KAFEIN
AQUADEST
0.5
I
0
II
0 15 45 75
-0.5

-1

Gambar 1. Data waktu ketahanan berenang setelah perlakuan kombinasi nira aren dan
air tebu pada tiap periode waktu pengamatan.

Tabel 2. Data pengamatan selisih waktu ketahanan berenang mencit jantan pada
menit ke-45
Efek Antifatigue (Selisih Waktu Ketahanan Berenang)
No
I II III IV
1 1,52 1,36 1,41 1,76
2 0,41 1,23 1,11 1,45
3 0,57 1,29 1,14 1,41
4 0,41 1,22 1,16 1,47
5 0,38 1,18 1,33 6,28
Rata-rata 0,442 ± 0,086 1,230 ± 0,045 1,137 ± 0,025 1,443 ± 0,030

Keterangan
Cetak Tebal : Data ditolak,
Kelompok I : Kontrol (akuades),
Kelompok II : Kombinasi nira aren dan air tebu (1:1),
Kelompok III : Kombinasi nira aren dan air tebu (1:2),
Kelompok IV : Kafein 100 mg/kg BB.

133
PHARMACY, Vol.10 No. 02 Desember 2013 ISSN 1693-3591

Untuk melihat perbandingan dinyatakan dapat memberikan efek


efek antifatigue yang dihasilkan oleh antifatigue.
setiap kelompok perlakuan dapat dilihat Dari data rata-rata selisih waktu
dari grafik pada Gambar 2. Dari diagram ketahanan berenang pada menit ke-45,
batang tersebut terlihat bahwa kemudian dilakukan uji statistik dengan
kombinasi nira aren dan air tebu SPSS 16.0 berupa uji Komolgorof–
memiliki aktifitas anti antifatigue. Pada Smirnov untuk mengetahui apakah suatu
diagram tersebut dapat dilihat efek sampel dari kelompok tertentu
antifatigue yang dihasilkan dari terdistribusi normal. Dari hasil analisis
kombinasi nira aren dan air tebu dengan Komolgorof–Smirnov menunjukan nilai
perbandingan (1:1) memiliki waktu signifikansinya 0,183 > 0,05. Hasil
ketahanan berenang lebih panjang jika tersebut menunjukan data terdistribusi
dibandingkan dengan nira aren dan air normal. Selanjutnya dilakukan uji Levene
tebu perbandingan (1:2). Penggunaan (homogenity of variance) untuk
metode ketahanan berenang (natatory mengetahui ada tidaknya kesamaan
exhaustion) bertujuan untuk mengetahui varian dari kelima kelompok perlakuan.
efek antifatigue secara langsung setelah Dari hasil analisis homogenity of
perlakuan. Maka dari hasil penelitian ini, variances menunjukan harga signifikansi
kombinasi nira aren dan air tebu 0,228 > 0,05. Hasil tersebut menunjukan
variasi homogen.

2
1.5
1
0.5
0
I II III IV

Keterangan
Kelompok I : Kontrol (akuades)
Kelompok II : Kombinasi nira aren dan air tebu (1:1)
Kelompok III : Kombinasi nira aren dan air tebu (1:2)
Kelompok IV : Kafein 100 mg/kg BB
Gambar 2. Diagram batang rata-rata waktu ketahanan berenang menit Ke-45 setiap
kelompok terhadap hewan uji oleh pengaruh efek antifatigue.

134
PHARMACY, Vol.10 No. 02 Desember 2013 ISSN 1693-3591

Karena memenuhi persyaratan yang dibandingkan hanya satu yaitu


uji parametrik maka uji statistik selisih waktu ketahanan berenang
dilanjutkan dengan uji one-way ANOVA mencit berenang. Perbedaan antar
(ANOVA satu jalur). ANOVA satu jalur kelompok perlakuan dianalisis dengan uji
dipilih karena sampel lebih dari dua, Post Hoc (Tukey) dengan taraf
terdistribusi normal, variansi homogen, kepercayaan 95%. Hasil analisis dengan
sampel tidak berhubungan satu dengan menggunakan uji Tukey dapat dilihat
yang lain, dan satu jalur karena faktor pada Tabel 3.

Tabel 3. Hasil analisis uji Tukey pada menit Ke-45 pada masing-masing kelompok
perlakuan

Kelompok Perlakuan Sig. Kesimpulan Keterangan


I – II 0.000 Berbeda Signifikan I < II
I – III 0.000 Berbeda Signifikan I < III
I – IV 0.000 Berbeda Signifikan I < IV
II – III 0.196 Tidak Berbeda Signifikan II = III
II – IV 0.003 Berbeda Signifikan II < IV
III – IV 0.000 Berbeda Signifikan III < IV

Keterangan
Kelompok I : Kontrol (akuades)
Kelompok II : Kombinasi nira aren dan air tebu (1 : 1)
Kelompok III : Kombinasi nira aren dan air tebu (1 : 2)
Kelompok IV : Kafein 100 mg/kg BB

Hasil uji Tukey pada Tabel 3 sedangkan pada kontrol tidak memiliki
tampak secara jelas umumnya terdapat efek antifatigue. Hal ini membuktikan
perbedaan yang signifikan dari masing- bahwa validitas metode yang digunakan
masing kelompok perlakuan, sudah tepat.
menunjukkan adanya efek antifatigue, Hubungan antara kelompok
yaitu kelompok kontrol dengan kontrol dengan kelompok kombinasi nira
kelompok kafein 100 mg/kg BB aren dan air tebu (1:1) dan kelompok
menunjukkan suatu perbedaan yang kombinasi nira aren dan air tebu (1:2),
signifikan dengan nilai signifikansi 0,000 berbeda secara signifikan dengan nilai
< 0,05, artinya kelompok kafein 100 signifikansi 0,000 < 0,05 artinya bahwa
mg/kg BB memiliki efek antifatigue

135
PHARMACY, Vol.10 No. 02 Desember 2013 ISSN 1693-3591

kelompok tersebut berbeda signifikan aren dan air tebu dengan berbagai
dan mempunyai efek antifatigue. perbandingan yaitu 1:1 dan 1:2 tidak
Kelompok kombinasi nira aren memberikan perbedaan yang signifikan
dan air tebu (1:1) dengan kelompok antara masing-masing kelompok
kombinasi nira aren dan air tebu (1:2) tersebut.
memiliki nilai signifikansi 0,196 > 0,05 Pada penelitian ini menunjukan
yaitu tidak berbeda secara signifikan adanya efek antifatigue, karena pada
dengan kata lain efek anti fatigue pada nira aren dan air tebu mengandung
kombinasi nira aren dan air tebu (1:1) sukrosa yang jika masuk ke dalam tubuh
dan kombinasi nira aren dan air tebu akan dihidrolisis menjadi glukosa dan
(1:2) hampir sama. fruktosa. Sedangkan glukosa merupakan
Hubungan kelompok kafein senyawa organik penting dalam bahan
dengan kelompok kombinasi nira aren makanan karena glukosa dapat mudah
dan air tebu (1:1) memiliki nilai dicerna di dalam tubuh menghasilkan
signifikansi 0,003 < 0,05 dan hubungan kalori sekaligus berperan sebagai sumber
kelompok kafein dengan kelompok energy (Poedjiadi dan Supriyanti, 2006).
kombinasi nira aren dan air tebu (1:2)
memiliki nilai signifikansi 0,000 < 0,05 Kesimpulan
dimana hubungan tersebut berbeda Berdasarkan hasil uji antifatigue
secara signifikan. Sehingga kafein kombinasi nira aren dan air tebu yang
memiliki efek antifatigue yang paling telah dilakukan dapat disimpulkan:
besar dibandingkan dengan kelompok 1. Kombinasi nira aren dan air tebu
lainnya ditandai dengan rata-rata selisih memiliki efek antifatigue.
waktu ketahanan berenang yang paling 2. Kombinasi larutan nira aren dan air
besar. Hal ini dikarenakan kafein telah tebu (1:1) memiliki efek antifatigue
teruji klinis memiliki efek antifatigue lebih besar dibandingkan dengan
(Mutschler, 1986). kombinasi larutan nira aren dan air
Dari hasil uji statistik, dapat tebu (1:2).
disimpulkan bahwa pemberian
kombinasi nira aren dan air tebu dapat Daftar Pustaka
memberikan efek antifatigue pada Hardiontoro, 2010. Aneka manfaat gula
aren jaman dulu.
mencit jantan. Pemberian kombinasi nira

136
PHARMACY, Vol.10 No. 02 Desember 2013 ISSN 1693-3591

http://gulaarenku.blogspot.com/ sederhana. Edisi ke-1. Jakarta:


2010/03/aneka-manfaat-gula- Departemen Kesehatan Republik
aren-jaman-dulu.html, diakses Indonesia.
tanggal 20 september 2012.
Tolaya, N.M., 2012. Uji anti lelah
Mutschler, E., 1986. Dinamika obat: (antifatigue) gula aren (Arenga
buku ajar farmakologi dan pinnata. Merr) dengan metode
toksikologi. Edisi V. ketahanan berenang (natatory
Diterjemahkan oleh Widianto, exhaustion) terhadap mencit
M.B. dan Ranti, A.S. Bandung: jantan. Skripsi, Universitas
ITB. Ahmad Dahlan, Yogyakarta.

Oetoro, S., 2008. Problematika minuman Turner, R.A., 1965. Screening methods in
berenergi. Jakarta: UI press. pharmacology. New York:
Academic Press, Inc.
Poedjiadi, 1994. Dasar-dasar biokimia.
Jakarta: Universitas Indonesia Yoanna dan Yovita, 2000. Tanaman obat
Press. plus pengobatan alternatif, 3.
Jakarta: Setia Kawan.
Poedjiadi dan Supriyanti, 2006. Dasar-
dasar biokimia. Jakarta: Yukamgo, E., Yuwono, N.W., 2007.
Universitas Indonesia. Peran silikon sebagai unsur
bermanfaat pada tanaman tebu.
Tjay, T.H., Rahardja, K., 1993. J Ilmu Tanah dan Lingk., 7:103-
Swamedikasi: cara-cara 116.
mengobati gangguan sehari-hari
dengan obat-obat bebas

137

Anda mungkin juga menyukai