794 1484 1 SM
794 1484 1 SM
794 1484 1 SM
UJI ANTI LELAH (ANTI FATIGUE) KOMBINASI NIRA AREN DAN AIR TEBU DENGAN
METODE KETAHANAN BERENANG (NATATORY EXHAUSTION) PADA MENCIT JANTAN
ABSTRAK
Kesehatan adalah kondisi yang dibutuhkan setiap manusia untuk bisa menjalankan
aktivitas setiap harinya, dan akan terganggu apabila tubuh dalam keadaan lelah.
Sejumlah obat stimulan dapat digunakan untuk mengatasi kelelahan. Telah dilakukan
penelitian tentang efek anti fatigue campuran nira aren (Arenga pinnata (Wurmb.)
Merr) dan air tebu (Saccharum officinarum L.) perbandingan (1:1) dan (1:2) dengan
metode ketahanan berenang (natatory exhaustion) terhadap mencit jantan. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui efek anti fatigue dari kombinasi nira aren dan air tebu
terhadap mencit jantan. Penelitian ini menggunakan hewan uji mencit jantan dengan
umur 6-8 minggu, bobot 20-40 g sebanyak 20 ekor yang dibagi secara acak menjadi 4
kelompok perlakuan uji dengan masing-masing kelompok berjumlah 5 ekor mencit.
Penelitian ini dilakukan pengukuran terhadap waktu ketahanan berenang dengan
mencatat waktu ketahanan berenang pertama yang merupakan waktu ketahanan
berenang sebelum mencit diberikan sediaan uji, waktu ketahanan berenang kedua yang
merupakan waktu ketahanan berenang setelah mencit diberikan sediaan uji kemudian
dihitung selisih waktunya. Tanda mencit mengalami kelelahan yaitu mencit tidak
menunjukkan gerakan, bagian kepala mencit berada di bawah permukaan air selama 4-7
detik, kaki dan ekor mencit meregang. Data pengamatan dilakukan uji statistik dengan
metode Mann Whitney dengan taraf kepercayaan 95%. Hasil penelitian menunjukan
bahwa pengaruh perlakuan terhadap waktu ketahanan berenang untuk kelompok
I,II,III,IV, pada menit ke-45 adalah 0,442±0,086; 1,230±0,045; 1,137±0,025; 1,443±0,030
menit. Semua perlakuan menunjukan berbeda signifikan dengan kelompok kontrol
negatif dengan nilai signifikansi < 0,05. Pada perlakuan kelompok II menunjukan waktu
ketahanan berenang paling optimal. Dari hasil tersebut menunjukan bahwa kombinasi
nira aren dan air tebu dengan perbandingan (1:1) dan (1:2) menunjukan efek
antifatigue.
Kata kunci: efek anti fatigue, Arenga pinnata (Wurmb.) Merr, Saccharum officinarum L.,
natatory exhaustion .
ABSTRACT
Health is a condition of human being to carry out daily activities, and will be disturbed if
the body in a state of exhaustion. Some stimulant drugs can be used to overcome
fatigue. It was carried out a research on anti fatigue effect combinations of palm juice
and sugarcane juice using nattatory exhaustion method on male mice. This research
124
PHARMACY, Vol.10 No. 02 Desember 2013 ISSN 1693-3591
used laboratory animals with male mice aged 6-8 weeks, weight 20-40 g of as many as
25 tails were randomly divided into 5 treatment groups with their respective test groups
of 5 mice. This study measured the endurance time swimming with the first swim
endurance record time which is the time before the mice were given a swim endurance
test preparation, endurance swim a second time which is the time after the mice were
given a swim endurance test preparation then calculated the difference in time. Signs of
mice suffering from fatigue that mice showed no movement, the head of the mouse was
under water for 4-7 seconds, stretch the legs and tail mice. Data observations performed
statistical tests with Mann Whitney method with 95% confidence level. The results
showed that the effect of treatment on swimming endurance time for groups I, II, III, IV
in the 45th minute was 0.442±0.086; 1.230±0.045; 1.137±0.025; 1.443±0,030 minute. All
treatments showed significant difference with the negative control group with a
significance value <0.05. From these results show that the combination of sugar palm
juice and sugarcane juice with a ratio (1:1) and (1:2) has antifatigue effects.
Key words: antifatigue effect, Arenga pinata (Wurmb.) Merr, Saccaharum officinarum L.,
natatory exhaustion.
125
PHARMACY, Vol.10 No. 02 Desember 2013 ISSN 1693-3591
126
PHARMACY, Vol.10 No. 02 Desember 2013 ISSN 1693-3591
127
PHARMACY, Vol.10 No. 02 Desember 2013 ISSN 1693-3591
128
PHARMACY, Vol.10 No. 02 Desember 2013 ISSN 1693-3591
129
PHARMACY, Vol.10 No. 02 Desember 2013 ISSN 1693-3591
kaca batas ketinggian air tidak lebih dari (Mutchler, 1986). Dosis yang digunakan
18 cm, jika ketinggian air terlalu tinggi dalam penelitian 0,1 g/Kg BB (Tolaya,
dikhawatirkan mencit atau hewan uji 2012).
melompat keluar dari balok kaca dan jika Hewan uji yang digunakan dalam
ketinggian air terlalu rendah maka penelitian ini adalah mencit jantan
dikhawatirkan kaki mencit atau hewan dikarenakan kondisi hormonal yang lebih
uji dapat menyentuh dasar balok kaca stabil jika dibandingkan dengan mencit
sehingga sulit untuk diamati (Turner, betina. Pada mencit betina mengalami
1965). perubahan kondisi hormonal pada masa-
Bahan pembanding yang masa tertentu seperti masa siklus ovulasi
digunakan adalah minuman berenergi yang dapat mempengaruhi psikologi
kafein. Hal ini dikarenakan kafein hewan uji tersebut. Selain itu kondisi
sebagai senyawa yang dapat stres pada mencit betina lebih sering
menstimulasi sistem saraf pusat. terjadi dan dikhawatirkan pada saat
Senyawa ini akan memacu sistem saraf penelitian dapat mengganggu
pusat dan otot jantung sehingga terjadi pengamatan. Mencit diadaptasikan
penaikan kecepatan metabolisme, terlebih dahulu selama 7 hari di
kenaikan aktifitas mental mengurangi laboratorium sebelum diujikan untuk
rasa kantuk dan lelah (Tjay dan Rahardja, menghindari stres pada mencit karena
1993). Selain itu kafein juga dapat perbedaan tempat pemeliharaan dan
menghambat enzim fosfodisterase suasana laboratorium. Hewan uji dirawat
sehingga ATP tidak dapat diubah dengan diberi makan dan minum secara
menjadi AMP sehingga cAMP dapat teratur dan kandang dibersihkan secara
menstimulasi enzym fosforilase kinase berkala. Satu hari sebelum perlakuan
dengan merubah fosforilase inaktif hewan uji dipuasakan dua belas jam
menjadi aktif, dimana fosforilase aktif ini tetapi tetap diberikan minum ad libitum.
yang menstimulasi glikogen untuk Hal ini dilakukan untuk menyamakan
diubah menjadi glukosa. Glikogen dalam kondisi hewan uji dan mengurangi
otot berperan sebagai cadangan glukosa pengaruh makanan yang dikonsumsi
yang digunakan dalam sel otot selama terhadap sediaan uji yang diberikan. Ada
kontraksi sehingga kafein akan beberapa variabilitas yang dimiliki oleh
menambah energi selama kontraksi subjek hewan uji yang dipilih pada
130
PHARMACY, Vol.10 No. 02 Desember 2013 ISSN 1693-3591
penelitian ini dengan umur 2-4 bulan, penambahan waktu ketahanan berenang
berat badan 20-40 gram serta diberikan dari tiap-tiap kelompok hewan uji.
makanan baru dan dalam kondisi sehat. Dengan adanya penambahan waktu
Sebelum dilakukan uji ketahanan berenang tersebut
antifatigue hewan uji dilatih selama 5 dimaksudkan bahwa sediaan uji memiliki
hari dengan pola pelatihan yang efek antifatigue.
berbeda, dengan cara meningkatkan Hewan uji dikatakan lelah
intensitas latihan. Pada latihan hari apabila hewan uji menunjukan tanda
pertama hewan uji direnangkan dalam tidak adanya gerakan yang bermakna,
waktu 3 menit, pada hari ke dua waktu seluruh badan dan sebagian kepalanya
renang ditingkatkan menjadi 5 menit, telah berada di bawah dipermukaan air
pada hari ke tiga waktu renang sedangkan bagian tangan, kaki serta ekor
ditingkatkan menjadi 7 menit, pada hari meregang (Turner, 1965).
keempat hewan uji direnangkan Dari hasil penelitian dilakukan
menggunakan beban 1 gram, setelah itu pengujian hewan uji selama 75 menit
untuk hari kelima hewan uji direnangkan dengan interval berenang 30 menit,
kembali menggunakan beban 2 gram. karena pada menit ke-75 pengamatan
Latihan dilakukan dengan intensitas yang waktu ketahanan berenang terhadap
meningkat agar hewan uji terbiasa hewan uji sudah sulit teramati. Hal ini
dengan uji anti fatigue yang akan disebabkan karena pada menit ke-75
dilakukan dan mencegah timbulnya ketika hewan uji kembali direnangkan
cidera dari organ motorik hewan uji hewan uji hanya menunjukkan aksi
tersebut sehingga hasil dari ketahanan renang singkat kemudian terjadi aksi
berenang hewan uji bisa maksimal. diam mengambang di atas permukaan
Hasil Pengujian Efek Antifatigue air. Hal ini sulit disimpulkan oleh peneliti,
Penelitian ini digunakan untuk kemungkinan hal tersebut terjadi
mengetahui ada tidaknya efek dikarenakan hewan uji sudah terbiasa
antifatigue yang dapat ditimbulkan oleh dengan air dan efek yang ditimbulkan
kombinasi nira aren dan air tebu dengan semakin menurun. Terjadinya efek
variasi perbandingan. Uji efek antifatigue penelitian ini dapat dilihat
antifatigue ini menghasilkan data dari selisih waktu ketahanan berenang
peningkatan aktivitas berupa pada hewan uji pada tiap kelompok yang
131
PHARMACY, Vol.10 No. 02 Desember 2013 ISSN 1693-3591
Tabel 1. Data selisih waktu ketahanan berenang setelah perlakuan kombinasi larutan
nira aren dan air tebu pada tiap periode waktu pengamatan
Mean ± SD Waktu Ketahanan Berenang (menit)
Kelompok N H.U
15 45 75
I 5 0,252 ± 0,035 0,442 ± 0,086 -0,497 ± 0,639
II 5 0,782 ± 0,091 1,230 ± 0,045 1,257 ± 0,106
III 5 0,412 ± 0,082 1,137 ± 0,025 1,107 ± 0,119
IV 5 1,060 ± 0,036 1,443 ± 0,030 1,312 ± 0,049
Keterangan
Satuan : Dalam menit
N H.U : Jumlah hewan uji tiap kelompok
Kelompok I : Kontrol (akuades)
Kelompok II : Kombinasi nira aren dan air tebu (1 : 1)
Kelompok III : Kombinasi nira aren dan air tebu (1 : 2)
Kelompok IV : Kafein 100 mg/kg BB
Dari data yang tersaji pada Tabel memberikan efek antifatigue. Untuk
1 memperlihatkan bahwa semua melihat perbandingan efek antifatigue
kelompok perlakuan menunjukan data yang dihasilkan setiap kelompok
efek anti fatigue yang berbeda, diketahui perlakuan dapat diketahui dari grafik
dari peningkatan selisih waktu pada Gambar 1.
ketahanan berenang. Kelompok Pada Gambar 1 terlihat bahwa
perlakuan kombinasi nira aren dan air untuk kelompok perlakuan kombinasi
tebu dapat meningkatkan aktivitas kerja larutan nira aren, air tebu dan larutan
hewan uji ditunjukkan dengan kafein, waktu ketahanan berenang
meningkatnya selisih waktu ketahanan sesudah perlakuan terlihat lebih besar
berenang. Hal ini menandakan bahwa dari pada waktu ketahanan berenang
perlakuan tersebut dapat pada menit ke-0. Dari grafik di atas
memperpanjang waktu ketahanan terlihat peningkatan ketahanan
berenang atau memperlama terjadinya berenang optimal pada menit ke-45, hal
kelelahan dengan kata lain mampu ini menandakan bahwa kelompok
132
PHARMACY, Vol.10 No. 02 Desember 2013 ISSN 1693-3591
1.5
1 KAFEIN
AQUADEST
0.5
I
0
II
0 15 45 75
-0.5
-1
Gambar 1. Data waktu ketahanan berenang setelah perlakuan kombinasi nira aren dan
air tebu pada tiap periode waktu pengamatan.
Tabel 2. Data pengamatan selisih waktu ketahanan berenang mencit jantan pada
menit ke-45
Efek Antifatigue (Selisih Waktu Ketahanan Berenang)
No
I II III IV
1 1,52 1,36 1,41 1,76
2 0,41 1,23 1,11 1,45
3 0,57 1,29 1,14 1,41
4 0,41 1,22 1,16 1,47
5 0,38 1,18 1,33 6,28
Rata-rata 0,442 ± 0,086 1,230 ± 0,045 1,137 ± 0,025 1,443 ± 0,030
Keterangan
Cetak Tebal : Data ditolak,
Kelompok I : Kontrol (akuades),
Kelompok II : Kombinasi nira aren dan air tebu (1:1),
Kelompok III : Kombinasi nira aren dan air tebu (1:2),
Kelompok IV : Kafein 100 mg/kg BB.
133
PHARMACY, Vol.10 No. 02 Desember 2013 ISSN 1693-3591
2
1.5
1
0.5
0
I II III IV
Keterangan
Kelompok I : Kontrol (akuades)
Kelompok II : Kombinasi nira aren dan air tebu (1:1)
Kelompok III : Kombinasi nira aren dan air tebu (1:2)
Kelompok IV : Kafein 100 mg/kg BB
Gambar 2. Diagram batang rata-rata waktu ketahanan berenang menit Ke-45 setiap
kelompok terhadap hewan uji oleh pengaruh efek antifatigue.
134
PHARMACY, Vol.10 No. 02 Desember 2013 ISSN 1693-3591
Tabel 3. Hasil analisis uji Tukey pada menit Ke-45 pada masing-masing kelompok
perlakuan
Keterangan
Kelompok I : Kontrol (akuades)
Kelompok II : Kombinasi nira aren dan air tebu (1 : 1)
Kelompok III : Kombinasi nira aren dan air tebu (1 : 2)
Kelompok IV : Kafein 100 mg/kg BB
Hasil uji Tukey pada Tabel 3 sedangkan pada kontrol tidak memiliki
tampak secara jelas umumnya terdapat efek antifatigue. Hal ini membuktikan
perbedaan yang signifikan dari masing- bahwa validitas metode yang digunakan
masing kelompok perlakuan, sudah tepat.
menunjukkan adanya efek antifatigue, Hubungan antara kelompok
yaitu kelompok kontrol dengan kontrol dengan kelompok kombinasi nira
kelompok kafein 100 mg/kg BB aren dan air tebu (1:1) dan kelompok
menunjukkan suatu perbedaan yang kombinasi nira aren dan air tebu (1:2),
signifikan dengan nilai signifikansi 0,000 berbeda secara signifikan dengan nilai
< 0,05, artinya kelompok kafein 100 signifikansi 0,000 < 0,05 artinya bahwa
mg/kg BB memiliki efek antifatigue
135
PHARMACY, Vol.10 No. 02 Desember 2013 ISSN 1693-3591
kelompok tersebut berbeda signifikan aren dan air tebu dengan berbagai
dan mempunyai efek antifatigue. perbandingan yaitu 1:1 dan 1:2 tidak
Kelompok kombinasi nira aren memberikan perbedaan yang signifikan
dan air tebu (1:1) dengan kelompok antara masing-masing kelompok
kombinasi nira aren dan air tebu (1:2) tersebut.
memiliki nilai signifikansi 0,196 > 0,05 Pada penelitian ini menunjukan
yaitu tidak berbeda secara signifikan adanya efek antifatigue, karena pada
dengan kata lain efek anti fatigue pada nira aren dan air tebu mengandung
kombinasi nira aren dan air tebu (1:1) sukrosa yang jika masuk ke dalam tubuh
dan kombinasi nira aren dan air tebu akan dihidrolisis menjadi glukosa dan
(1:2) hampir sama. fruktosa. Sedangkan glukosa merupakan
Hubungan kelompok kafein senyawa organik penting dalam bahan
dengan kelompok kombinasi nira aren makanan karena glukosa dapat mudah
dan air tebu (1:1) memiliki nilai dicerna di dalam tubuh menghasilkan
signifikansi 0,003 < 0,05 dan hubungan kalori sekaligus berperan sebagai sumber
kelompok kafein dengan kelompok energy (Poedjiadi dan Supriyanti, 2006).
kombinasi nira aren dan air tebu (1:2)
memiliki nilai signifikansi 0,000 < 0,05 Kesimpulan
dimana hubungan tersebut berbeda Berdasarkan hasil uji antifatigue
secara signifikan. Sehingga kafein kombinasi nira aren dan air tebu yang
memiliki efek antifatigue yang paling telah dilakukan dapat disimpulkan:
besar dibandingkan dengan kelompok 1. Kombinasi nira aren dan air tebu
lainnya ditandai dengan rata-rata selisih memiliki efek antifatigue.
waktu ketahanan berenang yang paling 2. Kombinasi larutan nira aren dan air
besar. Hal ini dikarenakan kafein telah tebu (1:1) memiliki efek antifatigue
teruji klinis memiliki efek antifatigue lebih besar dibandingkan dengan
(Mutschler, 1986). kombinasi larutan nira aren dan air
Dari hasil uji statistik, dapat tebu (1:2).
disimpulkan bahwa pemberian
kombinasi nira aren dan air tebu dapat Daftar Pustaka
memberikan efek antifatigue pada Hardiontoro, 2010. Aneka manfaat gula
aren jaman dulu.
mencit jantan. Pemberian kombinasi nira
136
PHARMACY, Vol.10 No. 02 Desember 2013 ISSN 1693-3591
Oetoro, S., 2008. Problematika minuman Turner, R.A., 1965. Screening methods in
berenergi. Jakarta: UI press. pharmacology. New York:
Academic Press, Inc.
Poedjiadi, 1994. Dasar-dasar biokimia.
Jakarta: Universitas Indonesia Yoanna dan Yovita, 2000. Tanaman obat
Press. plus pengobatan alternatif, 3.
Jakarta: Setia Kawan.
Poedjiadi dan Supriyanti, 2006. Dasar-
dasar biokimia. Jakarta: Yukamgo, E., Yuwono, N.W., 2007.
Universitas Indonesia. Peran silikon sebagai unsur
bermanfaat pada tanaman tebu.
Tjay, T.H., Rahardja, K., 1993. J Ilmu Tanah dan Lingk., 7:103-
Swamedikasi: cara-cara 116.
mengobati gangguan sehari-hari
dengan obat-obat bebas
137