Anda di halaman 1dari 3

SESI 8

Tugas Kelompok

Kurniasih 20200309020
Mulyati 20200309021
Luciana Indah 20200309022
Mhd Parlindungan 20200309024

MANAJEMEN KONFLIK

1. Pendahuluan
 Identifikasi konflik
- Sejak diberlakukannya JKN di tahun 2014 yang diselenggarakan oleh
BPJS dengan sistem INACBGs maka pola pembayaran klaim kerumah
sakit oleh penjamin (BPJS/Jamkesda) menggunakan sistem paket-paket
pembayaran berdasarkan tarif INACBGs. Dari 447 tempat tidur dengan
rata-rat BOR 75 %., sebagian besar hampir 95 % pasien RSUD adalah
pasien JKN sehingga pendapatan rumah sakit terbesar berasal dari
pelayanan pasien BPJS. Rumah sakit harus berupaya melaksanakan
pelayanan seefisien dan seefektif mungkin agar dapat sustein. Sistem
pembayaran yang sebelumnya Fee For Servis (FSS)berubah menjadi
Prospektif Payment. Saat ini rumah sakit masih menerapkan pembagian
jasa berdasarkan FSS, belum menerapkan remunerasi total. Hal ini
menyebabkan kecemburuan diantara kelompok dokter non
tindakan/operasi dengan dokter pemegang pisau/operasi
 Jenis konflik
- Dari identifikasi konflik dapat ditarik kesimpulan bahwa konflik terjadi
antara kelompok/group dokter non tindakan/operasi dengan dokter
pemegang pisau/operasi

2. Diskusi
 Kedudukan awal
- Sebelum era BPJS dimana pasien umum masih banyak, penghasilan dokter
berdasarkan servis yang diberikan. Semakin banyak servis/tindakan yang
diberikan maka jasa untuk dokter juga semakin tinggi. Ketika pasien
umum beralih menjadi pasien BPJS maka dilakukan pelayanan yang
optimal dengan kendali mutu dan kendali biaya. Kelompok Dokter non
pisau merasa memberikan kontribusi keuntungan yang lebih besar
kerumah sakit melalui tarif Ina CBGs, tapi penghasilan sedikit karena
tidak ada tindakan , sementara kelompok dokter pemegang pisau dianggap
banyak memberikan kerugian kerumah sakit karena tarif InaCBGs untuk
tindakan operasi banyak yang lebih rendah dari pada tarif klaim rumah
sakit sehingga rumah sakit minus tapi secara pengasilan dokter pemegang
pisau jauh lebih tinggi dibanding dokter non pisau.
 Pertukaran konsesi
- Kelompok dokter non pisau mengajukan agar kelebihan INaCBGs
dikembalikan kepada dokter DPJP non pisau, dan kekurangan tarif klaim
InaCBGs menjadi pengurang bagi dokter pemegang pisau.
3. Propose
 Sesuai tujuan
- Diperlukan sistem pembagian jasa yang berkeadilan sesuai peranan
kontribusi kepada rumah sakit
4. Bargain
 Rencana baru
- Mencari konsultan keuangan untuk membuat formulasi Remunerasi yang
sesuai dan berkeadilan bagi seluruh komponen rumah sakit
 Kompromi
- Rumah sakit akan memberikan guaranty fee bagi dokter dokter spesialis
sebesar Rp 15 juta dan Rp 7 juta bagi dokter umum apabila jasa medisnya
tidak sampai pada nilai tersebut sebagai pendapatan minimal.
 Komitmen
- Kualitas pelayanan rumah sakit harus tetap dijaga dan ditingkatkan untuk
meningkatkan mutu layanan dan kinerja rumah sakit
 Tindak lanjut
- Keputusan memberikan guaranty fee akan ditindaklanjuti dengan
pembuatan SK Direktur dan akan dilakukan evaluasi berkala.

Anda mungkin juga menyukai