Kimia Saintek 2017 1091
Kimia Saintek 2017 1091
www.amaldoft.wordpress.com
DISUSUN OLEH
—AMALDO FIRJARAHADI TANE—
www.amaldoft.wordpress.com
1.
www.amaldoft.wordpress.com
Berbeda dengan ikatan pi, yaitu ikatan kimia kovalen yang dua cuping orbital atom
yang berlektron tunggal bertumpang tindih dengan dua cuping orbital atom lainnya
yang juga berelektron tunggal. Hanya
terdapat satu bidang simpul dari orbital
yang melewati dua inti atom. Pada gambar
di samping, ikatan pi memiliki bidang tegak
lurus dengan atom yang terikat sehingga
tergambarkan secara vertikal.
Nah, struktur organik di soal adalah jenis senyawa hidrokarbon alkena, yang bisa
digambarkan secara detail pada gambar berikut.
Pada senyawa alkena terdapat 1 ikatan sigma dan 1 ikatan pi. Kedua ikatan ini lebih
kuat tetapi panjang rantai karbonnya lebih pendek dibandingkan senyawa alkana.
Setiap atom karbon yang berikatan rangkap (C=C), orbital hibridanya adalah sp2
karena terbentuk ikatan sigma ke 3 atom lainnya, yaitu 1 atom C dan 2 atom H
seperti yang terlihat pada struktur di atas.
Dari struktur di atas terlihat bahwa atom C yang mengikat CH3 terikat sebuah ikatan
tunggal dengan CH3 dan sebuah ikatan rangkap dengan atom C lainnya. Ingat,
dalam pembastaran (hibridisasi) pada orbitalnya, orbital ikatan rangkap diperlukan
tetapi tidak dituliskan dalam model hibridisasinya.
Di bawah ini menunjukkan orbital hibridisasi atom C yang terikat CH3, di mana
terjadi promosi elektron dari tingkat 2s ke 2p; dengan warna biru adalah orbital
yang mengikat sebuah atom C; warna merah adalah orbital 2 atom H; dan warna
hijau adalah orbital ikatan rangkap C dan C hasil promosi dari 2s2.
www.amaldoft.wordpress.com
Dikarenakan pada pembastaran di atas terikat pada sebuah subkulit s dan dua buah
subkulit p (yaitu px dan py), maka tipe hibridisasinya adalah sp2.
JAWABAN: B
3.
MATERI: STOIKIOMETRI
Di soal diketahui dan ditanya data:
Volume NH4I = 40 mL
[NH4I] = 0,5 M
Massa MI = 4,70 gram
Ar M = … ?
Untuk mendapatkan nilai massa atom relatif M bisa didapatkan dari konsep mol,
yaitu membagi massa MI yang terbentuk dengan mol MI yang terbentuk, lalu nanti
dicari lagi dengan konsep massa molekul relatif (Mr).
Nilai Mr senyawa MI bisa kita dapatkan dengan reaksi stoikiometri setara di bawah
ini, lalu membandingkan koefisiennya:
MNO3 (aq) + NH4I (aq) MI (s) + NH4NO3 (aq)
Mol NH4I = 0,04 L x 0,5 M = 0,02 mol
Mol MI (ditanya) = koefisien MI (ditanya) x mol NH4I (diketahui)
koefisien NH4I (diketahui)
= 1 x 0,02 mol
1
= 0,02 mol MI
Dalam 4,7 gram senyawa MI dengan jumlah mol 0,02 mol bisa dipastikan dengan
konsep mol bahwa massa molekul relatif (Mr) senyawa tersebut adalah 235
sehingga nilai Ar M adalah:
Mr MI = Ar M + Ar I
235 = Ar M + 127
Ar M = 108
Dalam tabel periodik, unsur M yang dimaksud adalah unsur Ag.
JAWABAN: C
www.amaldoft.wordpress.com
4.
MATERI: STOIKIOMETRI
Di soal diketahui dan ditanya data:
n Al(OH)3 = 40 mmol = 0,04 mol
Volume H2SO4 = 100 mL
[H2SO4] = 0,75 M
[H2SO4]akhir = … M ?
Untuk mendapatkan konsentrasi asam sulfat setelah reaksi, kita dapat menggunakan
konsep MBS (Mula-mula, Bereaksi, Sisa). Nantinya pasti ada senyawa bagian
reaktan yang bertindak sebagai pereaksi pembatas. Perhatikan skema reaksi berikut!
n H2SO4 = 0,075 mol
2Al(OH)3 (s) + 3H2SO4 (aq) Al2(SO4)3 (aq) + 6H2O (l)
M 0,04 mol 0,075 mol - -
B -0,04 mol -0,06 mol +0,02 mol +0,12 mol
S - 0,015 mol +0,02 mol +0,12 mol
Tersisa sebanyak 0,015 mol asam sulfat pada label ―S‖, sehingga banyaknya
konsentrasi asam sulfat setelah reaksi adalah konsentrasi dalam volume total
reaktan yang digunakan:
[H2SO4]akhir = n H2SO4 akhir
volume reaktan
= 0,015 mol
0,1 L
= 0,15 M
JAWABAN: D
www.amaldoft.wordpress.com
5.
MATERI: STOIKIOMETRI
Di soal diketahui dan ditanya data:
Jenis tabung = isokhorik (volume tetap) dan isotermis (suhu tetap)
m H2 = 6 gram
Po = 12 atm
P1 = 40 atm
Massa gas total = … gram?
Gas yang dimaksud di soal mungkin adalah jenis gas ideal. Berdasarkan
persamaannya di bawah ini, nilai V adalah konstan sehingga bisa dihilangkan,
begitu juga dengan nilai R karena sebuah tetapan, dan nilai T juga konstan karena
suhu pada soal tidak berubah sehingga disebut juga kondisi isotermis.
PV = nRT
P=n
Tekanan = jumlah mol
Perbandingan tekanannya bukanlah tekanan awal dan akhir (tekanan total), tetapi
perbandingan tekanan sebelum di tambah gas Ne dan saat tekanan setelah ditambah
gas Ne atau dengan kata lain tekanan masing-masing gas.
Tekanan total = tekanan awal + tekanan akhir
40 atm = 12 atm + tekanan akhir
Tekanan akhir = tekanan gas Ne = 28 atm
Cukup perbandingan antara tekanan banding mol, yang nantinya didapatkan massa
gas Ne yang ditambahkan, sebagai berikut.
Po gas H2 = n H2
Pt gas Ne n Ne
12 atm = 6 gram/2
28 atm n Ne
n Ne = 7 mol
Dalam 7 mol gas Ne (Ar = 20) terdapat massanya 140 gram
Jadi, massa gas totalnya adalah 140 gram (Ne) + 6 gram (H2) atau 146 gram
JAWABAN: D
www.amaldoft.wordpress.com
6.
MATERI: TERMOKIMIA
Di soal diketahui dan ditanya data:
m KBr = 11,9 gram
Volume H2O = 188,1 mL
ΔHh = +20 kJ/mol
ΔT = (25 – 27,5)°C = -2,5°C
c KBr = … J/g.°C ?
Di soal tertera bahwa kalorimeter sederhana tersebut kapasitas kalornya diabaikan,
artinya kalorimeter tersebut berjenis kalorimeter yang terbuat dari styrofoam dengan
kondisi isobarik. Jenis kalorimeter ini nilai kalor kalorimeter (qkal) dianggap nol
karena tidak menyerap panas. Besarnya harga entalpi bisa ΔHh dianggap sama
dengan negatif kalor larutan (qlar):
ΔHf = - (qlar + qkal)
ΔHf = - (qlar + 0)
ΔHf = - qlar = - (mlar . clar . ΔT)
Nilai entalpi pelarutan KBr bernilai +20 kJ untul 1 mol KBr, namun kita
memerlukan ΔHh KBr untuk 11,9 gram!
n KBr = 11,9 gram/119 = 0,1 mol
ΔHh KBr (1) = n KBr (1)
ΔHh KBr (2) n KBr (2)
20 kJ = 1 mol
x 0,1 mol
x = 2 kJ
= 2000 J
Cari nilai kalor jenis KBr!
Massa larutan pada persamaan kimia di atas adalah massa air yang bisa
didapatkan dari massa jenis (ρ) air:
ρ = massa air
volume air
1 g/mL = massa air/188,1 mL mlar = 188,1 gram
www.amaldoft.wordpress.com
ΔHh = - qlar = - (mlar . clar . ΔT)
+2000 J = - (188,1 gram . clar . (-2,5°C))
clar = 4,253 J/g.°C
= 4,0 J/g.°C (pembulatan)
JAWABAN: C
7.
www.amaldoft.wordpress.com
t1/2 = 0,693
0,0769
= 9 jam (pembulatan)
CARA 2 (Konsep peluruhan radioaktif):
1) Persamaan kimia peluruhan radioaktif adalah sebagai berikut.
(Nt/N0) = (1/2)t/t1/2
dengan, Nt = massa zat akhir
N0 = massa zat awal
t = waktu awal reaksi
t1/2 = waktu paruh
2) Cari nilai waktu paruh zat A!
(Nt/N0) = (1/2)t/t1/2
(No/16/N0) = (1/2)36 jam/t/12
(1/16) = (1/2)36 jam/t1/2
t1/2 = 9 jam
JAWABAN: D
8.
www.amaldoft.wordpress.com
Untuk mencari ke arah mana sistem kesetimbangan bergeser, kita dapat mencari
data tetapan kesetimbangan kedua (Qc). Nanti data Qc ini dibandingkan dengan data
Kc reaksi kesetimbangan awal, yaitu:
1) Jika Qc < Kc reaksi bergeser ke arah kanan
2) Jika Qc = Kc reaksi tidak bergeser
3) Jika Qc > Kc reaksi bergeser ke arah kiri
Cari dahulu nilai Kc awal reaksi!
Kc = [NO2]2 .
[NO]2[O2]
= [2]2 .
[2]2[1]
=1
Nah, mari kita periksa seluruh obsein!
a) Tidak bergeser jika ditambahkan 1 mol gas NO dan 1 mol NO2
n NO (penambahan) = 2 mol + 1 mol = 3 mol
n O2 (penambahan) = 1 mol + 0 mol = 1 mol
n NO2 (penambahan) = 2 mol + 1 mol = 3 mol
Qc = [NO2]2 .
[NO]2[O2]
= [3]2 .
[3]2[1]
=1
Qc = Kc, jadi reaksi tidak bergeser. (BENAR)
b) Bergeser ke kiri jika ditambahkan 2 mol NO dan 1 mol NO2
n NO (penambahan) = 2 mol + 2 mol = 4 mol
n O2 (penambahan) = 1 mol + 0 mol = 1 mol
n NO2 (penambahan) = 2 mol + 1 mol = 3 mol
Qc = [NO2]2 .
[NO]2[O2]
= [3]2 .
[4]2[1]
= 0,5625
Qc < Kc, jadi reaksi bergeser ke arah kanan. (SALAH)
c) Bergeser ke kiri jika ditambahkan 4 mol NO dan 1 mol NO2
n NO (penambahan) = 2 mol + 4 mol = 6 mol
n O2 (penambahan) = 1 mol + 0 mol = 1 mol
n NO2 (penambahan) = 2 mol + 1 mol = 3 mol
www.amaldoft.wordpress.com
2
Qc = [NO2] .
[NO]2[O2]
= [3]2 .
[6]2[1]
= 0,25
Qc < Kc, jadi reaksi bergeser ke arah kanan. (SALAH)
d) Bergeser ke kanan jika ditambahkan 1 mol NO dan 2 mol NO2
n NO (penambahan) = 2 mol + 1 mol = 3 mol
n O2 (penambahan) = 1 mol + 0 mol = 1 mol
n NO2 (penambahan) = 2 mol + 2 mol = 4 mol
Qc = [NO2]2 .
[NO]2[O2]
= [4]2 .
[3]2[1]
= 1,78
Qc > Kc, jadi reaksi bergeser ke arah kiri. (SALAH)
e) Bergeser ke kanan jika ditambahkan 1 mol NO dan 4 mol NO2
n NO (penambahan) = 2 mol + 1 mol = 3 mol
n O2 (penambahan) = 1 mol + 0 mol = 1 mol
n NO2 (penambahan) = 2 mol + 4 mol = 6 mol
Qc = [NO2]2 .
[NO]2[O2]
= [6]2 .
[3]2[1]
=4
Qc > Kc, jadi reaksi bergeser ke arah kiri. (SALAH)
JAWABAN: A
9.
www.amaldoft.wordpress.com
dengan, M = molaritas
R = tetapan gas (L.atm/mol.K)
T = suhu (K)
i = faktor Van’t Hoof
Cari nilai faktor Van’t Hoof! Ingat, bahwa elektrolit kuat terdisosiasi sempurna
sehingga nilai derajat ionisasi (α) bernilai 1!
L2X 2L+ + 1X2-
(warna merah = n = banyak ion)
i = 1 + (n – 1)α
i = 1 + (3 – 1)1
i=3
Cari nilai Mr L2X!
Π = MRTi
Π = g . 1000 . R . T . i
Mr . V (mL)
4 atm = 8 gram . 1000 . 0,082 L.atm/mol.K . (27 + 273) K . 3
Mr L2X . 1000 mL
Mr L2X = 147,6
JAWABAN: D
10.
www.amaldoft.wordpress.com
+ -
HOBr (aq) ⇌ H (aq) + OBr (aq)
pH = 10
maka, [H+] = 1 x 10-10
Ingat, dalam kesetimbangan konsentrasi (Kc) yang dimasukkan adalah zat dalam
fase larutan dan gas. Pada kondisi reaksi di atas, semua zat dapat dimasukkan ke
dalam persamaan tetapan ionisasi asam (Ka) sebagai berikut.
Ka = [H+] [OBr-]
[HOBr]
1 x 10 = [1 x 10-10] [OBr-]
-9
[HOBr]
[HOBr] = 1 x 10-1
[OBr-]
JAWABAN: D
11.
www.amaldoft.wordpress.com
Cari besar kelarutan PbI2!
PbI2 (s) ⇌ 1Pb2+ (aq) + 2I- (aq)
Kelarutannya dengan konsep kesetimbangan:
Ksp = [Pb2+] [I-]2
7,1 x 10-9 = [s] [2s]2
s = 1,922 x 10-3
Kelarutannya dengan rumus cepat (banyak ion ditandai warna merah pada
reaksinya):
s = pangkat 10 dari nilai Ksp
banyak ionnya
= -9
3
= -3
Dari uraian di atas sudah dapat disimpulkan bahwa kelarutan senyawa PbI2 lebih
besar daripada senyawa PbSO4, dipandang dari kelarutannya pada konsep
kesetimbangan maupun rumus cepat.
Obsein B memiliki jawaban yang salah karena kelarutan PbSO4 lebih kecil
dibanding kelarutan PbI2, artinya PbSO4 sukar larut sementara PbI2 mudah larut.
Jadi, tidak mungkin dong anion SO42- ditambahkan lebih banyak, toh PbSO4 sudah
pasti sukar larut dan kalau ditambahkan lagi malah menjadi lebih sukar larut. Jadi,
harus dibutuhkan anion I- lebih banyak agar PbI2 yang semula mudah larut menjadi
sukar larut akibat lewat batas maksimum jumlah zat terlarut PbI2 yang ditambahkan.
JAWABAN: E
12.
www.amaldoft.wordpress.com
Siklopentanol adalah senyawa alkohol siklik yang memiliki 5 atom karbon.
Siklopentanol dapat ditebak berjenis alkohol primer dari namanya, yaitu
siklopentanol atau siklopentan-1-ol (biasanya sering sekali digunakan di buku-buku
kimia organik). Nah, struktur senyawa siklik siklopentanol dapat dilihat pada
gambar di atas yang dibingkai.
Ingat, jika sebuah senyawa organik dioksidasi dengan KMnO4 atau K2Cr2O7 maka
akan terjadi penambahan atom O pada bagian unsur lebih reaktif yang terikat pada
senyawa tersebut. Bisa saja, ada unsur yang memiliki kereaktifan yang hampir sama
(misal kereaktifan unsur A dalam wujud logam dan unsur B wujud nonlogam)
kedua-duanya sama-sama mengalami oksidasi.
Perhatikan struktur siklopentan-1-ol di atas, skema oksidasinya sebagai berikut.
1) Saat siklopentanol dioksidasi oleh K2Cr2O7, anion pengoksidasinya, Cr2O72-,
membuat penambahan atom O pada salah satu unsur yang reaktif di strukturnya
yang terletak dekat dengan gugus fungsinya utamanya (—OH), yaitu atom H,
yang ditunjukkan pada gambar berikut.
2) Senyawa pada bagian produk reaksi (1) di atas mengandung dua buah gugus
alkohol (—OH) akibatnya kurang stabil. Untuk mencapai kestabilan, senyawa
tersebut harus mengalami reaksi dehidrasi atau pelepasan gugus H2O (ditandai
dengan coretan cokelat reaksi di bawah). Gambar di bawah ini menunjukkan
skemanya. Mengapa atom O yang berikatan rangkap dengan C tetap berada di
tempat gugus alkohol (—OH) pada senyawa awalnya dan bukan di tempat
gugus alkohol satunya lagi? Hal ini dipengaruhi oleh letak gugus fungsi utama
(yaitu alkohol —OH) pada senyawa yang akan dioksidasi tadi.
www.amaldoft.wordpress.com
Berdasarkan skemanya, oksidasi siklopentanol menghasilkan sebuah senyawa
bergugus keton yang bernama IUAPC siklopentanon.
JAWABAN: D
13.
www.amaldoft.wordpress.com
14.
MATERI: ELEKTROKIMIA
Di soal diketahui data:
Volume CuSO4 = 100 mL
[CuSO4] = 0,1 M
Volume AgNO3 = 100 mL
[AgNO3] = 0,1 M (ralat soal)
i=1A
t = 60 detik
Ingat, pada elektrolisis jumlah kuantitas yang sama adalah aliran arus listrik (i) yang
digunakan sehingga jumlah elektron (e) yang dibawa tiap satuan waktu (t) bernilai
sama di katode maupun anode karena dihubungkan secara seri.
mol e = i x t .
96500
= 1 A x 60 detik = 0,000622 mol
96500
0,01 mol CuSO4 serta 0,01 mol AgNO3 di soal adalah jumlah mol total awal kedua
senyawa saat dielektrolisis. Nah, di bawah ini tertera reaksi-reaksi yang terjadi di
CuSO4 dan AgNO3:
a) CuSO4
Reaksi ionisasi: CuSO4 Cu2+ + SO42-
Reaksi katode: Cu2+ + 2e Cu
Reaksi anode: 2H2O 4H+ + O2 + 4e
Reaksi elektrolisis: 2Cu2+ + 2H2O 2Cu + 4H+ + O2
b) AgNO3
Reaksi ionisasi: AgNO3 Ag+ + NO3-
Reaksi katode: Ag+ + e Ag
Reaksi anode: 2H2O 4H+ + O2 + 4e
Reaksi elektrolisis: 4Ag+ + 2H2O 4Ag + 4H+ + O2
www.amaldoft.wordpress.com
Analisis pernyataannya satu per satu!
1) Massa Cu yang mengendap lebih besar daripada massa Ag
Massa Cu yang mengendap
0,01 mol CuSO4 yang dielektrolisis menghasilkan 0,01 mol kation Cu2+
juga karena perbandingan koefisien keduanya 1 : 1 sesuai reaksi:
CuSO4 Cu2+ + SO42-
0,01 mol 0,01 mol
Nah, dalam reaksi elektrolisis CuSO4 di katode terbentuk padatan Cu,
maka dari reaksi ini bisa didapatkan jumlah padatan Cu yang terbentuk
menggunakan konsep MBS (Mula-mula, Bereaksi, Sisa).
Cu2+ + 2e Cu
M 0,01 0,000622
B -0,000311 -0,000622 +0,000311
S 0,009689 - 0,000311
Terbentuk 0,000311 mol padatan Cu (Ar = 63,5) dengan massa 0,01975
gram
Massa Ag yang mengendap
0,01 mol AgNO3 yang dielektrolisis menghasilkan 0,01 mol kation Ag+
juga karena perbandingan koefisien keduanya 1 : 1 sebagai berikut.
AgNO3 Ag+ + NO32-
0,01 mol 0,01 mol
Nah, dalam reaksi elektrolisis AgNO3 di katode terbentuk padatan Ag,
maka dari reaksi ini bisa didapatkan jumlah padatan Ag yang terbentuk
menggunakan konsep MBS (Mula-mula, Bereaksi, Sisa).
Ag+ + e Ag
M 0,01 0,000622
B -0,000622 -0,000622 +0,000622
S 0,009378 - 0,000622
Terbentuk 0,000622 mol padatan Ag (Ar = 108) dengan massa 0,067176
gram
Jelas pernyataan ini SALAH karena massa Ag yang mengendap lebih
banyak daripada massa Cu yang mengendap.
2) Jumlah atom Cu yang mengendap sama dengan jumlah atom Ag
Jumlah atom Cu
Dari reaksi pernyataan (1) di atas terbentuk 0,000311 mol padatan Cu,
sehingga banyaknya jumlah atom Cu adalah:
N=nxL
N = n x 6,02 x 1023
www.amaldoft.wordpress.com
23
N = 0,000311 x 6,02 x 10
N = 18,72 x 1019 atom
Jumlah atom Ag
Dari reaksi pernyataan (1) di atas terbentuk 0,000622 mol padatan Ag,
sehingga banyaknya jumlah atom Ag adalah:
N=nxL
N = n x 6,02 x 1023
N = 0,000622 mol x 6,02 x 1023
N = 37,44 x 1019 atom
Jelas bahwa pernyataan ini SALAH.
3) Volume gas O2 yang dihasilkan pada bejana A lebih besar dibandingkan volume
gas O2 pada bejana B
Volume gas O2 berjana A (CuSO4), misalkan pada keadaan STP
Volume gas O2 bisa didapatkan dari reaksi di anode, lalu
membandingkan mol elekron (e) dengan mol O2 sehingga didapatkan
jumlah mol oksigen sebesar 0,0001555 mol karena perbandingan
koefisien O2 banding elektron adalah 1 : 4.
2H2O 4H+ + O2 + 4e
0,000155 0,000622
Terbentuk 0,000155 mol oksigen jika pada keadaan STP (22,4), maka
volumenya adalah 0,0034832 L
Volume gas O2 bejana B (AgNO3), misalkan pada keadaan STP
Sebenarnya reaksi di anode bejana B sama dengan reaksi di anode
bejana A (lihat reaksi-reaksinya kembali!). Jadi, volume gas oksigen di
bejana B juga bernilai 0,0034832 liter.
Jelas pernyataan ini SALAH.
4) pH larutan dalam bejana A sama dengan pH larutan dalam bejana B
pH bejana A (CuSO4)
Nilai pH dapat ditentukan oleh konsentrasi [H+] dan [OH-]. Nah, di
bejana A ion H+ maupun OH- hanya ditemukan pada reaksi di anode,
yaitu kation H+ atau ion proton. Jadi, besarnya mol ion proton tersebut
banding mol elektron adalah 0,000622 mol karena perbandingan
koefisien keduanya adalah 4 : 4 atau 1 : 1.
2H2O 4H+ + O2 + 4e
0,000622 0,000622
Nilai pH dapat ditentukan sebagai berikut.
pH = – log [H+]
pH = – log [0,000622 mol/(0,1 L + 0,1 L)]
www.amaldoft.wordpress.com
-3
pH = – log [3,11 x 10 ]
pH = 3 – log 3,11
pH = 2,51
Terbukti bahwa pH tersebut berada pada suasana asam (pH < 7)
pH bejana B (AgNO3)
Nah, ion H+ pada reaksi elektrolisis AgNO3 juga ditemukan pada reaksi
di anode. Reaksi di anode elektrolisis AgNO3 ini sama dengan reaksi di
anode elektrolisis CuSO4 sehingga nilai pH kedua senyawa setelah
elektrolisis bernilai sama, yaitu 2,51.
Jelas pernyataan ini BENAR.
JAWABAN: D
15.
www.amaldoft.wordpress.com
Posisi gugus fungsi (contohnya, gugus fungsi alkohol, eter, dsb) berbeda
Rumus molekul sama
Isomer gugus fungsi
Rumus molekul sama
Panjang rantai induk berbeda
Gugus fungsi berbeda
Senyawa 1,4-sikloheksanadiol adalah senyawa alkohol siklik atau rantai karbon
tertutup. Kata ―diol‖ pada penamaannya adalah senyawa yang mempunyai gugus
fungsi alkohol (—OH) sebanyak 2 buah. Nah, struktur 1,4-sikloheksanadiol ini
digambarkan sebagai berikut.
#SBMPTN2017