Anda di halaman 1dari 21

KODE: 109

www.amaldoft.wordpress.com

DISUSUN OLEH
—AMALDO FIRJARAHADI TANE—

PEMBAHASAN SBMPTN KIMIA 2017 Page 1


KODE: 109

www.amaldoft.wordpress.com
1.

 MATERI: STRUKTUR ATOM DAN SISTEM PERIODIK UNSUR


 Di soal diketahui bahwa unsur Cr memiliki nomor atom 24. Ingat, bahwa jumlah
neutron suatu unsur dan ionnya bernilai sama, yang membedakannya hanyalah
nomor atom (Z) atau jumlah proton atau jumlah elektron.
 Ion Cr2+ punya 22 elektron dalam bentuk kation (ion positif) karena suatu unsur
dalam bentuk ion positif melepaskan sebanyak faktor valensi ion yang
dilepaskannya.
 Sebanyak 2 elektron yang dilepaskan dari unsur Cr berada pada tingkat subkulit
terendah, yaitu subkulit s. Jadi, konfigurasi elektron ion Cr2+ kehilangan 2 elektron
pada subkulit s terakhirnya:
 24Cr = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s1 3d5
 24Cr2+ = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d4
 JAWABAN: A
2.

 MATERI: KIMIA ORGANIK


 Dalam senyawa organik untuk membentuk suatu orbital hibrida dibentuk oleh dua
buah ikatan kimia, yaitu ikatan sigma (σ) dan ikatan pi (π). Materi ini biasanya ada
di bagian stereokimia kimia organik.
 Ikatan sigma adalah ikatan kimia yang paling sering terdapat pada atom senyawa
organik berikatan tunggal. Biasanya berbentuk tetrahedral (AX4) dengan sudut
109,5°. Ikatan ini terbentuk akibat
tumpang tindih orbital-orbital di
sekelilingnya sehingga jika ditinjau
akan tergambar secara horizontal
seperti pada gambar di samping.

PEMBAHASAN SBMPTN KIMIA 2017 Page 2


KODE: 109

www.amaldoft.wordpress.com
 Berbeda dengan ikatan pi, yaitu ikatan kimia kovalen yang dua cuping orbital atom
yang berlektron tunggal bertumpang tindih dengan dua cuping orbital atom lainnya
yang juga berelektron tunggal. Hanya
terdapat satu bidang simpul dari orbital
yang melewati dua inti atom. Pada gambar
di samping, ikatan pi memiliki bidang tegak
lurus dengan atom yang terikat sehingga
tergambarkan secara vertikal.
 Nah, struktur organik di soal adalah jenis senyawa hidrokarbon alkena, yang bisa
digambarkan secara detail pada gambar berikut.

 Pada senyawa alkena terdapat 1 ikatan sigma dan 1 ikatan pi. Kedua ikatan ini lebih
kuat tetapi panjang rantai karbonnya lebih pendek dibandingkan senyawa alkana.
Setiap atom karbon yang berikatan rangkap (C=C), orbital hibridanya adalah sp2
karena terbentuk ikatan sigma ke 3 atom lainnya, yaitu 1 atom C dan 2 atom H
seperti yang terlihat pada struktur di atas.
 Dari struktur di atas terlihat bahwa atom C yang mengikat CH3 terikat sebuah ikatan
tunggal dengan CH3 dan sebuah ikatan rangkap dengan atom C lainnya. Ingat,
dalam pembastaran (hibridisasi) pada orbitalnya, orbital ikatan rangkap diperlukan
tetapi tidak dituliskan dalam model hibridisasinya.
 Di bawah ini menunjukkan orbital hibridisasi atom C yang terikat CH3, di mana
terjadi promosi elektron dari tingkat 2s ke 2p; dengan warna biru adalah orbital
yang mengikat sebuah atom C; warna merah adalah orbital 2 atom H; dan warna
hijau adalah orbital ikatan rangkap C dan C hasil promosi dari 2s2.

1s2 2s2 2p2


↑↓ ↑x ↑x ↑x ↑

PEMBAHASAN SBMPTN KIMIA 2017 Page 3


KODE: 109

www.amaldoft.wordpress.com
 Dikarenakan pada pembastaran di atas terikat pada sebuah subkulit s dan dua buah
subkulit p (yaitu px dan py), maka tipe hibridisasinya adalah sp2.
 JAWABAN: B
3.

 MATERI: STOIKIOMETRI
 Di soal diketahui dan ditanya data:
 Volume NH4I = 40 mL
 [NH4I] = 0,5 M
 Massa MI = 4,70 gram
 Ar M = … ?
 Untuk mendapatkan nilai massa atom relatif M bisa didapatkan dari konsep mol,
yaitu membagi massa MI yang terbentuk dengan mol MI yang terbentuk, lalu nanti
dicari lagi dengan konsep massa molekul relatif (Mr).
 Nilai Mr senyawa MI bisa kita dapatkan dengan reaksi stoikiometri setara di bawah
ini, lalu membandingkan koefisiennya:
MNO3 (aq) + NH4I (aq)  MI (s) + NH4NO3 (aq)
 Mol NH4I = 0,04 L x 0,5 M = 0,02 mol
 Mol MI (ditanya) = koefisien MI (ditanya) x mol NH4I (diketahui)
koefisien NH4I (diketahui)
= 1 x 0,02 mol
1
= 0,02 mol MI
 Dalam 4,7 gram senyawa MI dengan jumlah mol 0,02 mol bisa dipastikan dengan
konsep mol bahwa massa molekul relatif (Mr) senyawa tersebut adalah 235
sehingga nilai Ar M adalah:
 Mr MI = Ar M + Ar I
235 = Ar M + 127
Ar M = 108
 Dalam tabel periodik, unsur M yang dimaksud adalah unsur Ag.
 JAWABAN: C

PEMBAHASAN SBMPTN KIMIA 2017 Page 4


KODE: 109

www.amaldoft.wordpress.com
4.

 MATERI: STOIKIOMETRI
 Di soal diketahui dan ditanya data:
 n Al(OH)3 = 40 mmol = 0,04 mol
 Volume H2SO4 = 100 mL
 [H2SO4] = 0,75 M
 [H2SO4]akhir = … M ?
 Untuk mendapatkan konsentrasi asam sulfat setelah reaksi, kita dapat menggunakan
konsep MBS (Mula-mula, Bereaksi, Sisa). Nantinya pasti ada senyawa bagian
reaktan yang bertindak sebagai pereaksi pembatas. Perhatikan skema reaksi berikut!
 n H2SO4 = 0,075 mol
 2Al(OH)3 (s) + 3H2SO4 (aq)  Al2(SO4)3 (aq) + 6H2O (l)
M 0,04 mol 0,075 mol - -
B -0,04 mol -0,06 mol +0,02 mol +0,12 mol
S - 0,015 mol +0,02 mol +0,12 mol
 Tersisa sebanyak 0,015 mol asam sulfat pada label ―S‖, sehingga banyaknya
konsentrasi asam sulfat setelah reaksi adalah konsentrasi dalam volume total
reaktan yang digunakan:
[H2SO4]akhir = n H2SO4 akhir
volume reaktan
= 0,015 mol
0,1 L
= 0,15 M
 JAWABAN: D

PEMBAHASAN SBMPTN KIMIA 2017 Page 5


KODE: 109

www.amaldoft.wordpress.com
5.

 MATERI: STOIKIOMETRI
 Di soal diketahui dan ditanya data:
 Jenis tabung = isokhorik (volume tetap) dan isotermis (suhu tetap)
 m H2 = 6 gram
 Po = 12 atm
 P1 = 40 atm
 Massa gas total = … gram?
 Gas yang dimaksud di soal mungkin adalah jenis gas ideal. Berdasarkan
persamaannya di bawah ini, nilai V adalah konstan sehingga bisa dihilangkan,
begitu juga dengan nilai R karena sebuah tetapan, dan nilai T juga konstan karena
suhu pada soal tidak berubah sehingga disebut juga kondisi isotermis.
PV = nRT
P=n
Tekanan = jumlah mol
 Perbandingan tekanannya bukanlah tekanan awal dan akhir (tekanan total), tetapi
perbandingan tekanan sebelum di tambah gas Ne dan saat tekanan setelah ditambah
gas Ne atau dengan kata lain tekanan masing-masing gas.
 Tekanan total = tekanan awal + tekanan akhir
40 atm = 12 atm + tekanan akhir
Tekanan akhir = tekanan gas Ne = 28 atm
 Cukup perbandingan antara tekanan banding mol, yang nantinya didapatkan massa
gas Ne yang ditambahkan, sebagai berikut.
 Po gas H2 = n H2
Pt gas Ne n Ne
12 atm = 6 gram/2
28 atm n Ne
n Ne = 7 mol
 Dalam 7 mol gas Ne (Ar = 20) terdapat massanya 140 gram
 Jadi, massa gas totalnya adalah 140 gram (Ne) + 6 gram (H2) atau 146 gram
 JAWABAN: D

PEMBAHASAN SBMPTN KIMIA 2017 Page 6


KODE: 109

www.amaldoft.wordpress.com
6.

 MATERI: TERMOKIMIA
 Di soal diketahui dan ditanya data:
 m KBr = 11,9 gram
 Volume H2O = 188,1 mL
 ΔHh = +20 kJ/mol
 ΔT = (25 – 27,5)°C = -2,5°C
 c KBr = … J/g.°C ?
 Di soal tertera bahwa kalorimeter sederhana tersebut kapasitas kalornya diabaikan,
artinya kalorimeter tersebut berjenis kalorimeter yang terbuat dari styrofoam dengan
kondisi isobarik. Jenis kalorimeter ini nilai kalor kalorimeter (qkal) dianggap nol
karena tidak menyerap panas. Besarnya harga entalpi bisa ΔHh dianggap sama
dengan negatif kalor larutan (qlar):
ΔHf = - (qlar + qkal)
ΔHf = - (qlar + 0)
ΔHf = - qlar = - (mlar . clar . ΔT)
 Nilai entalpi pelarutan KBr bernilai +20 kJ untul 1 mol KBr, namun kita
memerlukan ΔHh KBr untuk 11,9 gram!
 n KBr = 11,9 gram/119 = 0,1 mol
 ΔHh KBr (1) = n KBr (1)
ΔHh KBr (2) n KBr (2)
20 kJ = 1 mol
x 0,1 mol
x = 2 kJ
= 2000 J
 Cari nilai kalor jenis KBr!
 Massa larutan pada persamaan kimia di atas adalah massa air yang bisa
didapatkan dari massa jenis (ρ) air:
ρ = massa air
volume air
1 g/mL = massa air/188,1 mL  mlar = 188,1 gram

PEMBAHASAN SBMPTN KIMIA 2017 Page 7


KODE: 109

www.amaldoft.wordpress.com
 ΔHh = - qlar = - (mlar . clar . ΔT)
+2000 J = - (188,1 gram . clar . (-2,5°C))
clar = 4,253 J/g.°C
= 4,0 J/g.°C (pembulatan)
 JAWABAN: C
7.

 MATERI: LAJU & ORDE REAKSI DAN PELURUHAN RADIOAKTIF


 Soal ini bisa dikerjakan 2 buah cara. Pertama, dengan konsep laju dan orde reaksi
satu; dengan bantuan kalkulator. Kedua, dengan konsep peluruhan radioaktif; tanpa
kalkulator. Ingat, bahwa peluruhan radioaktif tergolong laju reaksi orde satu karena
hanya bergantung pada jumlah nuklida radioaktif yang bereaksi.
 CARA 1 (Konsep laju dan orde reaksi):
1) Dalam laju reaksi orde satu dikenal persamaan kimia yang didapatkan dari
pengintegralan matematis hingga akhirnya didapatkan rumus di bawah ini. Nah,
penjabaran lengkap dari mana rumus ini berasal bisa kalian cari di internet, ya.
In [A]t = In [A]0 – kt … (persamaan a)
t1/2 = In 2 … (persamaan b)
k
2) Dari persamaan (b) di atas kita sudah dapat mencari nilai waktu paruh (t1/2) zat
A, dengan mencari terlebih dahulu nilai k (tetapan laju reaksi) pada persamaan
(a) sebagai berikut. (In dibaca logaritma natural)
 In [A]t = In [A]0 – kt
kt = In [A]0 – In [A]t
kt = In [A0/At]
k.(36 jam) = In [A0/A0/16]
36k = In [16]  Nilai In 16 sekitar 2,77
36k = 2,77
k = 0,0769
3) Cari nilai waktu paruh zat A!
 t1/2 = In 2  Nilai In 2 sekitar 0,693
k

PEMBAHASAN SBMPTN KIMIA 2017 Page 8


KODE: 109

www.amaldoft.wordpress.com
t1/2 = 0,693
0,0769
= 9 jam (pembulatan)
 CARA 2 (Konsep peluruhan radioaktif):
1) Persamaan kimia peluruhan radioaktif adalah sebagai berikut.
(Nt/N0) = (1/2)t/t1/2
dengan, Nt = massa zat akhir
N0 = massa zat awal
t = waktu awal reaksi
t1/2 = waktu paruh
2) Cari nilai waktu paruh zat A!
(Nt/N0) = (1/2)t/t1/2
(No/16/N0) = (1/2)36 jam/t/12
(1/16) = (1/2)36 jam/t1/2
t1/2 = 9 jam
 JAWABAN: D
8.

 MATERI: KESETIMBANGAN KIMIA


 Dalam tabung tertutup bevolume 1 L terjadi reaksi seperti pada soal dengan
komposisi konsentrasi masing-masing zat diketahui saat kesetimbangan. Nah, dari
sini kita bisa mendapatkan jumlah mol masing-masing zat sebagai berikut.
 [NO] = [NO2] = n (NO dan NO2)
volume (L)
2 M = n (NO dan NO2)
1L
n (NO dan NO2) = 2 mol
 n O2 = n O2/volume (L)  n O2 = 1 mol

PEMBAHASAN SBMPTN KIMIA 2017 Page 9


KODE: 109

www.amaldoft.wordpress.com
 Untuk mencari ke arah mana sistem kesetimbangan bergeser, kita dapat mencari
data tetapan kesetimbangan kedua (Qc). Nanti data Qc ini dibandingkan dengan data
Kc reaksi kesetimbangan awal, yaitu:
1) Jika Qc < Kc reaksi bergeser ke arah kanan
2) Jika Qc = Kc reaksi tidak bergeser
3) Jika Qc > Kc reaksi bergeser ke arah kiri
 Cari dahulu nilai Kc awal reaksi!
 Kc = [NO2]2 .
[NO]2[O2]
= [2]2 .
[2]2[1]
=1
 Nah, mari kita periksa seluruh obsein!
a) Tidak bergeser jika ditambahkan 1 mol gas NO dan 1 mol NO2
 n NO (penambahan) = 2 mol + 1 mol = 3 mol
 n O2 (penambahan) = 1 mol + 0 mol = 1 mol
 n NO2 (penambahan) = 2 mol + 1 mol = 3 mol
 Qc = [NO2]2 .
[NO]2[O2]
= [3]2 .
[3]2[1]
=1
 Qc = Kc, jadi reaksi tidak bergeser. (BENAR)
b) Bergeser ke kiri jika ditambahkan 2 mol NO dan 1 mol NO2
 n NO (penambahan) = 2 mol + 2 mol = 4 mol
 n O2 (penambahan) = 1 mol + 0 mol = 1 mol
 n NO2 (penambahan) = 2 mol + 1 mol = 3 mol
 Qc = [NO2]2 .
[NO]2[O2]
= [3]2 .
[4]2[1]
= 0,5625
 Qc < Kc, jadi reaksi bergeser ke arah kanan. (SALAH)
c) Bergeser ke kiri jika ditambahkan 4 mol NO dan 1 mol NO2
 n NO (penambahan) = 2 mol + 4 mol = 6 mol
 n O2 (penambahan) = 1 mol + 0 mol = 1 mol
 n NO2 (penambahan) = 2 mol + 1 mol = 3 mol

PEMBAHASAN SBMPTN KIMIA 2017 Page 10


KODE: 109

www.amaldoft.wordpress.com
2
 Qc = [NO2] .
[NO]2[O2]
= [3]2 .
[6]2[1]
= 0,25
 Qc < Kc, jadi reaksi bergeser ke arah kanan. (SALAH)
d) Bergeser ke kanan jika ditambahkan 1 mol NO dan 2 mol NO2
 n NO (penambahan) = 2 mol + 1 mol = 3 mol
 n O2 (penambahan) = 1 mol + 0 mol = 1 mol
 n NO2 (penambahan) = 2 mol + 2 mol = 4 mol
 Qc = [NO2]2 .
[NO]2[O2]
= [4]2 .
[3]2[1]
= 1,78
 Qc > Kc, jadi reaksi bergeser ke arah kiri. (SALAH)
e) Bergeser ke kanan jika ditambahkan 1 mol NO dan 4 mol NO2
 n NO (penambahan) = 2 mol + 1 mol = 3 mol
 n O2 (penambahan) = 1 mol + 0 mol = 1 mol
 n NO2 (penambahan) = 2 mol + 4 mol = 6 mol
 Qc = [NO2]2 .
[NO]2[O2]
= [6]2 .
[3]2[1]
=4
 Qc > Kc, jadi reaksi bergeser ke arah kiri. (SALAH)
 JAWABAN: A
9.

 MATERI: SIFAT KOLIGATIF LARUTAN


 Besar massa molekul relatif (Mr) senyawa L2X dapat dicari menggunakan
persamaan kimia tekanan osmosis:
Π = MRTi

PEMBAHASAN SBMPTN KIMIA 2017 Page 11


KODE: 109

www.amaldoft.wordpress.com
dengan, M = molaritas
R = tetapan gas (L.atm/mol.K)
T = suhu (K)
i = faktor Van’t Hoof
 Cari nilai faktor Van’t Hoof! Ingat, bahwa elektrolit kuat terdisosiasi sempurna
sehingga nilai derajat ionisasi (α) bernilai 1!
L2X  2L+ + 1X2-
(warna merah = n = banyak ion)
 i = 1 + (n – 1)α
i = 1 + (3 – 1)1
i=3
 Cari nilai Mr L2X!
 Π = MRTi
Π = g . 1000 . R . T . i
Mr . V (mL)
4 atm = 8 gram . 1000 . 0,082 L.atm/mol.K . (27 + 273) K . 3
Mr L2X . 1000 mL
Mr L2X = 147,6
 JAWABAN: D
10.

 MATERI: LARUTAN PENYANGGA (BUFFER)


 Di soal diketahui dan ditanya data:
 Ka HOBr = 1 x 10-9
 pH = 10
 [HOBr]/[OBr-] = … ?
 Senyawa asam hipobromit adalah senyawa asam lemah dengan rumus kimia HOBr
atau HBrO. Nah, asam lemah ini dalam larutan NaOBr atau NaBrO membentuk
suatu sistem larutan penyangga (buffer) karena terdiri dari komponen asam lemah
HBrO dan basa konjugasi BrO- yang bersifat basa.
 Besarnya perbandingan [HOBr] banding [OBr-] bisa didapatkan dari reaksi ionisasi
asam hipobromit karena konsep dasar dari nilai Ka atau tetapan ionisasi asam pada
larutan adalah kesetimbangan kimia.

PEMBAHASAN SBMPTN KIMIA 2017 Page 12


KODE: 109

www.amaldoft.wordpress.com
+ -
HOBr (aq) ⇌ H (aq) + OBr (aq)
 pH = 10
maka, [H+] = 1 x 10-10
 Ingat, dalam kesetimbangan konsentrasi (Kc) yang dimasukkan adalah zat dalam
fase larutan dan gas. Pada kondisi reaksi di atas, semua zat dapat dimasukkan ke
dalam persamaan tetapan ionisasi asam (Ka) sebagai berikut.
Ka = [H+] [OBr-]
[HOBr]
1 x 10 = [1 x 10-10] [OBr-]
-9

[HOBr]
[HOBr] = 1 x 10-1
[OBr-]
 JAWABAN: D
11.

 MATERI: KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN (Ksp)


 Nilai data Ksp dapat memprediksi seberapa banyak maksimum jumlah zat dapat
larut dalam sebuah pelarut, dengan pemisalan setiap konsentrasi zat berwujud
larutan (aq) dan gas (g) adalah s.
 Cari besar kelarutan PbSO4!
PbSO4 (s) ⇌ 1Pb2+ (aq) + 1SO42- (aq)
 Kelarutannya dengan konsep kesetimbangan:
Ksp = [Pb2+] [SO42-]
1,6 x 10-8 = [s] [s]
s = 1,265 x 10-4
 Kelarutannya dengan rumus cepat (banyak ion ditandai warna merah pada
reaksinya):
s = pangkat 10 dari nilai Ksp
banyak ionnya
= -8
2
= -4

PEMBAHASAN SBMPTN KIMIA 2017 Page 13


KODE: 109

www.amaldoft.wordpress.com
 Cari besar kelarutan PbI2!
PbI2 (s) ⇌ 1Pb2+ (aq) + 2I- (aq)
 Kelarutannya dengan konsep kesetimbangan:
Ksp = [Pb2+] [I-]2
7,1 x 10-9 = [s] [2s]2
s = 1,922 x 10-3
 Kelarutannya dengan rumus cepat (banyak ion ditandai warna merah pada
reaksinya):
s = pangkat 10 dari nilai Ksp
banyak ionnya
= -9
3
= -3
 Dari uraian di atas sudah dapat disimpulkan bahwa kelarutan senyawa PbI2 lebih
besar daripada senyawa PbSO4, dipandang dari kelarutannya pada konsep
kesetimbangan maupun rumus cepat.
 Obsein B memiliki jawaban yang salah karena kelarutan PbSO4 lebih kecil
dibanding kelarutan PbI2, artinya PbSO4 sukar larut sementara PbI2 mudah larut.
Jadi, tidak mungkin dong anion SO42- ditambahkan lebih banyak, toh PbSO4 sudah
pasti sukar larut dan kalau ditambahkan lagi malah menjadi lebih sukar larut. Jadi,
harus dibutuhkan anion I- lebih banyak agar PbI2 yang semula mudah larut menjadi
sukar larut akibat lewat batas maksimum jumlah zat terlarut PbI2 yang ditambahkan.
 JAWABAN: E
12.

 MATERI: KIMIA ORGANIK

PEMBAHASAN SBMPTN KIMIA 2017 Page 14


KODE: 109

www.amaldoft.wordpress.com
 Siklopentanol adalah senyawa alkohol siklik yang memiliki 5 atom karbon.
Siklopentanol dapat ditebak berjenis alkohol primer dari namanya, yaitu
siklopentanol atau siklopentan-1-ol (biasanya sering sekali digunakan di buku-buku
kimia organik). Nah, struktur senyawa siklik siklopentanol dapat dilihat pada
gambar di atas yang dibingkai.
 Ingat, jika sebuah senyawa organik dioksidasi dengan KMnO4 atau K2Cr2O7 maka
akan terjadi penambahan atom O pada bagian unsur lebih reaktif yang terikat pada
senyawa tersebut. Bisa saja, ada unsur yang memiliki kereaktifan yang hampir sama
(misal kereaktifan unsur A dalam wujud logam dan unsur B wujud nonlogam)
kedua-duanya sama-sama mengalami oksidasi.
 Perhatikan struktur siklopentan-1-ol di atas, skema oksidasinya sebagai berikut.
1) Saat siklopentanol dioksidasi oleh K2Cr2O7, anion pengoksidasinya, Cr2O72-,
membuat penambahan atom O pada salah satu unsur yang reaktif di strukturnya
yang terletak dekat dengan gugus fungsinya utamanya (—OH), yaitu atom H,
yang ditunjukkan pada gambar berikut.

2) Senyawa pada bagian produk reaksi (1) di atas mengandung dua buah gugus
alkohol (—OH) akibatnya kurang stabil. Untuk mencapai kestabilan, senyawa
tersebut harus mengalami reaksi dehidrasi atau pelepasan gugus H2O (ditandai
dengan coretan cokelat reaksi di bawah). Gambar di bawah ini menunjukkan
skemanya. Mengapa atom O yang berikatan rangkap dengan C tetap berada di
tempat gugus alkohol (—OH) pada senyawa awalnya dan bukan di tempat
gugus alkohol satunya lagi? Hal ini dipengaruhi oleh letak gugus fungsi utama
(yaitu alkohol —OH) pada senyawa yang akan dioksidasi tadi.

PEMBAHASAN SBMPTN KIMIA 2017 Page 15


KODE: 109

www.amaldoft.wordpress.com
 Berdasarkan skemanya, oksidasi siklopentanol menghasilkan sebuah senyawa
bergugus keton yang bernama IUAPC siklopentanon.
 JAWABAN: D
13.

 MATERI: REAKSI REDOKS


 Untuk mencari apakah sebuah reaksi termasuk reaksi redoks atau bukan, dapat
dicari melalui biloks tiap-tiap unsur.
1) 2NiO2 + 2Mn(OH)2  Mn2O3 + 2Ni(OH)2 + H2O
 Biloks Ni = +4 (NiO2)  +2 (Ni(OH)2) = reduksi
 Biloks Mn = +2 (Mn(OH)2)  +3 (Mn2O3) = oksidasi
 Merupakan reaksi redoks. (BENAR)
2) 2K2CrO4 + 8H2SO4  2K2SO4 + 2K2Cr2O7 + 8H2O + 3O2
 Biloks Cr = +6 (K2CrO4)  +6 (K2Cr2O7) = bukan reduksi atau oksidasi
 Biloks S = +6 (H2SO4)  +6 (K2SO4) = bukan reduksi atau oksidasi
 Bukan reaksi redoks. (SALAH)
3) NaI + 3HOCl  NaIO3 + 3HCl
 Biloks I = -1 (NaI)  +5 (NaIO3) = oksidasi
 Biloks Cl = +1 (HOCl)  -1 (HCl) = reduksi
 Merupakan reaksi redoks. (BENAR)
4) Pb(C2H3O2)2 + 2NaI  PbI2 + 2NaC2H3O2
 Biloks Pb = +2 (Pb(C2H3O2)2)  +2 (PbI2) = bukan reduksi atau oksidasi
 Biloks C = -½ (Pb(C2H3O2)2)  -½ (NaC2H3O2) = bukan reduksi atau
oksidasi
 Bukan merupakan reaksi redoks. (SALAH)
 JAWABAN: B

PEMBAHASAN SBMPTN KIMIA 2017 Page 16


KODE: 109

www.amaldoft.wordpress.com
14.

 MATERI: ELEKTROKIMIA
 Di soal diketahui data:
 Volume CuSO4 = 100 mL
 [CuSO4] = 0,1 M
 Volume AgNO3 = 100 mL
 [AgNO3] = 0,1 M (ralat soal)
 i=1A
 t = 60 detik
 Ingat, pada elektrolisis jumlah kuantitas yang sama adalah aliran arus listrik (i) yang
digunakan sehingga jumlah elektron (e) yang dibawa tiap satuan waktu (t) bernilai
sama di katode maupun anode karena dihubungkan secara seri.
mol e = i x t .
96500
= 1 A x 60 detik = 0,000622 mol
96500
 0,01 mol CuSO4 serta 0,01 mol AgNO3 di soal adalah jumlah mol total awal kedua
senyawa saat dielektrolisis. Nah, di bawah ini tertera reaksi-reaksi yang terjadi di
CuSO4 dan AgNO3:
a) CuSO4
 Reaksi ionisasi: CuSO4  Cu2+ + SO42-
 Reaksi katode: Cu2+ + 2e  Cu
 Reaksi anode: 2H2O  4H+ + O2 + 4e
 Reaksi elektrolisis: 2Cu2+ + 2H2O  2Cu + 4H+ + O2
b) AgNO3
 Reaksi ionisasi: AgNO3  Ag+ + NO3-
 Reaksi katode: Ag+ + e  Ag
 Reaksi anode: 2H2O  4H+ + O2 + 4e
 Reaksi elektrolisis: 4Ag+ + 2H2O  4Ag + 4H+ + O2

PEMBAHASAN SBMPTN KIMIA 2017 Page 17


KODE: 109

www.amaldoft.wordpress.com
 Analisis pernyataannya satu per satu!
1) Massa Cu yang mengendap lebih besar daripada massa Ag
 Massa Cu yang mengendap
 0,01 mol CuSO4 yang dielektrolisis menghasilkan 0,01 mol kation Cu2+
juga karena perbandingan koefisien keduanya 1 : 1 sesuai reaksi:
CuSO4  Cu2+ + SO42-
0,01 mol 0,01 mol
 Nah, dalam reaksi elektrolisis CuSO4 di katode terbentuk padatan Cu,
maka dari reaksi ini bisa didapatkan jumlah padatan Cu yang terbentuk
menggunakan konsep MBS (Mula-mula, Bereaksi, Sisa).
Cu2+ + 2e  Cu
M 0,01 0,000622
B -0,000311 -0,000622 +0,000311
S 0,009689 - 0,000311
 Terbentuk 0,000311 mol padatan Cu (Ar = 63,5) dengan massa 0,01975
gram
 Massa Ag yang mengendap
 0,01 mol AgNO3 yang dielektrolisis menghasilkan 0,01 mol kation Ag+
juga karena perbandingan koefisien keduanya 1 : 1 sebagai berikut.
AgNO3  Ag+ + NO32-
0,01 mol 0,01 mol
 Nah, dalam reaksi elektrolisis AgNO3 di katode terbentuk padatan Ag,
maka dari reaksi ini bisa didapatkan jumlah padatan Ag yang terbentuk
menggunakan konsep MBS (Mula-mula, Bereaksi, Sisa).
Ag+ + e  Ag
M 0,01 0,000622
B -0,000622 -0,000622 +0,000622
S 0,009378 - 0,000622
 Terbentuk 0,000622 mol padatan Ag (Ar = 108) dengan massa 0,067176
gram
 Jelas pernyataan ini SALAH karena massa Ag yang mengendap lebih
banyak daripada massa Cu yang mengendap.
2) Jumlah atom Cu yang mengendap sama dengan jumlah atom Ag
 Jumlah atom Cu
 Dari reaksi pernyataan (1) di atas terbentuk 0,000311 mol padatan Cu,
sehingga banyaknya jumlah atom Cu adalah:
N=nxL
N = n x 6,02 x 1023

PEMBAHASAN SBMPTN KIMIA 2017 Page 18


KODE: 109

www.amaldoft.wordpress.com
23
N = 0,000311 x 6,02 x 10
N = 18,72 x 1019 atom
 Jumlah atom Ag
 Dari reaksi pernyataan (1) di atas terbentuk 0,000622 mol padatan Ag,
sehingga banyaknya jumlah atom Ag adalah:
N=nxL
N = n x 6,02 x 1023
N = 0,000622 mol x 6,02 x 1023
N = 37,44 x 1019 atom
 Jelas bahwa pernyataan ini SALAH.
3) Volume gas O2 yang dihasilkan pada bejana A lebih besar dibandingkan volume
gas O2 pada bejana B
 Volume gas O2 berjana A (CuSO4), misalkan pada keadaan STP
 Volume gas O2 bisa didapatkan dari reaksi di anode, lalu
membandingkan mol elekron (e) dengan mol O2 sehingga didapatkan
jumlah mol oksigen sebesar 0,0001555 mol karena perbandingan
koefisien O2 banding elektron adalah 1 : 4.
2H2O  4H+ + O2 + 4e
0,000155 0,000622
 Terbentuk 0,000155 mol oksigen jika pada keadaan STP (22,4), maka
volumenya adalah 0,0034832 L
 Volume gas O2 bejana B (AgNO3), misalkan pada keadaan STP
 Sebenarnya reaksi di anode bejana B sama dengan reaksi di anode
bejana A (lihat reaksi-reaksinya kembali!). Jadi, volume gas oksigen di
bejana B juga bernilai 0,0034832 liter.
 Jelas pernyataan ini SALAH.
4) pH larutan dalam bejana A sama dengan pH larutan dalam bejana B
 pH bejana A (CuSO4)
 Nilai pH dapat ditentukan oleh konsentrasi [H+] dan [OH-]. Nah, di
bejana A ion H+ maupun OH- hanya ditemukan pada reaksi di anode,
yaitu kation H+ atau ion proton. Jadi, besarnya mol ion proton tersebut
banding mol elektron adalah 0,000622 mol karena perbandingan
koefisien keduanya adalah 4 : 4 atau 1 : 1.
2H2O  4H+ + O2 + 4e
0,000622 0,000622
 Nilai pH dapat ditentukan sebagai berikut.
pH = – log [H+]
pH = – log [0,000622 mol/(0,1 L + 0,1 L)]

PEMBAHASAN SBMPTN KIMIA 2017 Page 19


KODE: 109

www.amaldoft.wordpress.com
-3
pH = – log [3,11 x 10 ]
pH = 3 – log 3,11
pH = 2,51
 Terbukti bahwa pH tersebut berada pada suasana asam (pH < 7)
 pH bejana B (AgNO3)
 Nah, ion H+ pada reaksi elektrolisis AgNO3 juga ditemukan pada reaksi
di anode. Reaksi di anode elektrolisis AgNO3 ini sama dengan reaksi di
anode elektrolisis CuSO4 sehingga nilai pH kedua senyawa setelah
elektrolisis bernilai sama, yaitu 2,51.
 Jelas pernyataan ini BENAR.
 JAWABAN: D
15.

 MATERI: KIMIA ORGANIK


 Isomer adalah molekul-molekul dengan rumus kimia yang sama (dan sering dengan
jenis ikatan yang sama), namun memiliki susunan atom yang berbeda (dapat
diibaratkan sebagai sebuah anagram). Isomer secara umum ada dua macam, yaitu
isomer struktur dan ruang. Di soal hanya ditanyakan tentang isomer struktur, yang
terbagi lagi menjadi:
 Isomer kerangka
 Rumus molekul sama
 Gugus fungsi ada yang sama dan beda
 Rantai induk (panjang rantai) yang berbeda
 Isomer posisi
 Panjang rantai induk sama

PEMBAHASAN SBMPTN KIMIA 2017 Page 20


KODE: 109

www.amaldoft.wordpress.com
 Posisi gugus fungsi (contohnya, gugus fungsi alkohol, eter, dsb) berbeda
 Rumus molekul sama
 Isomer gugus fungsi
 Rumus molekul sama
 Panjang rantai induk berbeda
 Gugus fungsi berbeda
 Senyawa 1,4-sikloheksanadiol adalah senyawa alkohol siklik atau rantai karbon
tertutup. Kata ―diol‖ pada penamaannya adalah senyawa yang mempunyai gugus
fungsi alkohol (—OH) sebanyak 2 buah. Nah, struktur 1,4-sikloheksanadiol ini
digambarkan sebagai berikut.

 Nah, mari periksa pernyataannya!


1) Struktur senyawa pernyataan ini jelas SALAH karena tidak mungkin 1,4-
sikloheksanadiol yang punya gugus fungsi utama alkohol berisomer dengan
struktur senyawa (1) yang bergugus fungsi utama alkena dengan rantai cabang
alkohol. Rumus molekulnya pun tidak sama.
2) Senyawa pernyataan ini jelas SALAH karena strukturnya kehilangan sebuah
atom karbon (C) alias rumus molekulnya tidak sama.
3) Senyawa ini juga SALAH karena terdapat dua buah gugus fungsi, yaitu keton
dan alkohol, namun keton dan alkohol bukanlah sebuah isomer struktur
(terutama sekali pada isomer gugus fungsi).
4) Senyawa ini BENAR karena termasuk isomer posisi. Hanya posisi gugus
fungsinya saja yang berpindah-pindah dan memiliki nama 1,3-sikloheksanadiol.
 JAWABAN: D

#SBMPTN2017

PEMBAHASAN SBMPTN KIMIA 2017 Page 21

Anda mungkin juga menyukai