Anda di halaman 1dari 4

Judul: Iman Kepada Rosul Allah

Kelas: XI AK 5

Ketua Kelompok: Arinda Nurifa Ramadhanty (hadir)

Editor: Azkal Atqiyaa

Anggota:

- Alfiyyah Dwianty (hadir)


- Azkal Atqiyaa (hadir)
- Devinda Anggraini Ningrum (hadir)
- Frisila Aprilliana Putri (hadir)
- Popi Mirandaputri (hadir)
- Saroh Az-Zahro (hadir)
- Syalaisya A. F. (hadir)

Tanggal Penugasan: February 19, 2021

Tanggal Selesai Tugas Kelompok: February 19, 2021

2.1 Menjelaskan prinsip-prinsip keimanan kepada Rasul Allah

Prinsip-prinsip Keimanan Kepada Rasul Allah:

Rasul adalah manusia yang diutus Allah SWT. Untuk menerima wahyu-Nya agar disampaikan
kepada umat. Hal ini berbeda dengan nabi yang tidak memiliki kewajiban menyampaikan wahyu
kepada umatnya. Adapun prinsip-prinsip keyakinan kepada Rasul Allah SWT. sebagaimana
dijelaskan dalam Al-Qur'an dapat disimpulkan sebagai berikut.

1. Setiap mukmin wajib beriman kepada Rasul Allah swt. (QS. Al-Baqarah/2: 177 dan 285).
2. Sebagian Rasul ada yang disebutkan namanya di dalam Al-Qur'an dan ada juga yang
tidak disebutkan (QS. Al-Mu'min/Gafir/40: 78 dan QS. An-Nisa'/4: 164).
3. Setiap umat sebelum Nabi Muhammad saw. pasti ada rasulnya (QS. Yunus/10: 47 dan
QS. An-Nahl/16: 63).
4. Semua nabi dan rasul adalah pria (QS. Al-Anbiya/21: 7 dan QS. Al-Furqan/25: 20).
5. Misi setiap rasul adalah sama, yaitu menyampaikan ajaran tauhid dan menegakkan
keadilan serta derajat yang sama di tengah masyarakat (QS. Al-Anbiya'/21: 25, QS. An-
Nahl/16: 36, QS. As-Syura'/42: 13, dan QS. Al-Ahzab/33: 45-46).
6. Setiap rasul menggunakan bahasa kaumnya (QS. Ibrahim/14: 4).
7. Para rasul diutus untuk dipatuhi dan ditaati oleh umatnya (QS. An-Nisa'/4: 64).
8. Beberapa sifat yang harus dimiliki oleh setiap rasul adalah sebagai berikut.
 Sidik: Benar (QS. Maryam/19: 41)
 Amanah: Dapat dipercaya (QS. Ali 'Imran/3: 79)
 Tablig: Menyampaikan (QS. Al-Ma'idah/5: 67)
 Fatanah: Cerdik/cerdas (QS. Al-Baqarah/2: 258-260)

2.2 Mengemukakan dalil naqli sikap mengimani Rasul Allah: Q.S. Saba 34: 28
ٰ َ َ‫َو َمٓا أَرْ َس ْل ٰن‬
ِ َّ‫اس بَ ِشيرًا َونَ ِذيرًا َولَ ِك َّن أَ ْكثَ َر ٱلن‬
َ‫اس اَل يَ ْعلَ ُمون‬ ِ َّ‫ك إِاَّل كَٓافَّةً لِّلن‬

Artinya: Dan Kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat manusia seluruhnya sebagai
pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tiada
mengetahui.

Isi kandungan: Dan Kami tidak mengutusmu (wahai Rasul) kecuali kepada manusia seluruhnya,
sebagai pemberi kabar gembira dengan pahala dari Allah dan sebagai penyampai peringatan akan
hukumanNya, namun kebanyakan manusia tidak mengetahui kebenaran, sehingga mereka
berpaling darinya.

2.3 Menyebutkan tugas-tugas para Rasul Allah sebagi utusan Allah, dalilnya Q.S. Faatir
35: 24

Tugas para rasul secara umum adalah menyamapaikan untuk beriman kepada Allah. Selain
beriman kepada Allah terdapat beberapa tugas rasul seperti yang terdapat pada firman Allah
dalam surah Al Faatir ayat 24. Tugas Rasul Allah berdasarakan ayat tersebut adalah pembawa
kebenaran, pembawa berita gembira dan pembawa peringatan

Firman dalam surah Al Faatir ayat 24:


ِّ ‫ك بِ ْال َح‬
‫ق بَ ِش ْيرًا َّونَ ِذ ْيرًا َۗواِ ْن ِّم ْن اُ َّم ٍة اِاَّل َخاَل فِ ْيهَا نَ ِذ ْي ٌر‬ َ ‫اِنَّٓا اَرْ َس ْل ٰن‬

Terjemahan ayat:

Sungguh, Kami mengutus engkau dengan membawa kebenaran sebagai pembawa berita gembira
dan sebagai pemberi peringatan. Dan tidak ada satu pun umat melainkan di sana telah datang
seorang pemberi peringatan.

2.4 Menjelaskan kedudukan Nabi Isa dalam Al Qur’an (Q.S. Maryam 19: 19-21)

Di dalam Alquran, Allah telah menjelaskan kedudukan Nabi Isa ‘alaihissalam yang
sesungguhnya, bahwa beliau adalah salah satu hamba terbaik pilihan Allah dan juga utusan-Nya
yang memiliki kedudukan tinggi dan mulia di sisi-Nya. Bukan sebagaimana yang diyakini oleh
orang-orang Yahudi yang mengatakan beliau adalah anak zina. Bukan pula orang-orang Nasrani
bahwa beliau adalah Allah atau anak Allah.

2.5 Menjelaskan Nabi Muhammad SAW sebagai utusan hasanan, sebagai rujukan Q.S. Al
Ahzab 32: 40

Uswatun Hasanah artinya teladan yang baik. Panutan dan teladan umat Islam adalah Nabi
Muhammad SAW. seorang laki-laki pilihan Allah SWT yang diutus untuk menyampaikan ajaran
yang benar yaitu Agama Islam. Orang yang meneladani beliau adalah orang yang menapaki jalan
yang akan menghantarkan menuju kemuliaan dari Allâh Azza wa Jalla, dan itu adalah shirâthâl
mustaqîm (jalan yang lurus).

Adapun meneladani (mengikuti orang) selain beliau, jika menyelisihi beliau, maka dia adalah
uswah sayyi`ah (teladan yang buruk).

Rasulullah SAW mempunyai sifat yang baik antara lain:

- Siddiq, artinya jujur dan sangat tidak mungkin Rasulullah bersifat bohong (kidzib)
Rasulullah sangat jujur baik dalam pekerjaan maupun perkataannya. Apa yang dikatakan
dan disampaikan serta yang diperbuat adalah benar dan tidak bohong. Karena akhlak
Rasulullah adalah cerminan dari perintah Allah SWT.
- Amanah, artinya dapat dipercaya. Sangat tidak mungkin Rasulullah bersifat Khianat atau
tidak dapat dipercaya. Dan dalam membawakan risalah sesuai dengan petunjuk Allah
SWT tidak mengadakan penghianatan terhadap Allah SWT maupun kepada umatnya.
- Tabligh, artinya menyampaikan. Rasulullah sangat tidak mungkin untuk
menyembunyikan (kitman). Setiap wahyu dari Allah disampaikan kepada umatnya tidak
ada yang ditutup-tutupi atau disembunyikan walaupun yang disampaikan itu pahit dan
bertentangan dengan tradisi orang kafir.
- Fathonah, artinya cerdas. Sangat tidak mungkin Rasul bersifat baladah atau bodoh. Para
Rasul semuanya cerdas sehingga dapat menyampaikan wahyu yang telah diterima dari
Allah SWT.

2.6 Mengemukakan contoh-contoh penerapan perilaku mulia yang mencerminkan


penghayatan iman kepasa Rasul Allah, serta manfaat mengimani Rasul-Rasul Allah

Contoh perilaku iman kepada Rasul Allah:

1. Menjalankan apa-apa yang diperintahkan oleh rasulullah.


2. Menjauhi apa-apa yang dilarang oleh rasulullah.
3. Menjadikan rasul sebagai suri tauladan bagi kita.
4. Bershalawat atasnya dengan shalawat-shalawat yang dicontohkannya.
5. Berusaha untuk senantiasa menjalankan sunnah-sunnahnya.

Manfaat mengimani Rasul- Rasul Allah:

1. Mendapatkan pahala dan kemuliaan di sisi Allah SWT.


2. Mendapatkan petunjuk hidup yang benar agar tidak tersesat ke jalan yang salah.
3. Menjadi pribadi yang lebih baik lagi sehingga dicintai dan dihormati sesama manusia.

Anda mungkin juga menyukai