KOMPETENSI DASAR
3.1 Memahami teknik pengembangan ornamentasi melodis dan ritmis lagu dalam bentuk vocal solo/tunggal
4.1 Mengembangkan ornamentasi ritmis maupun melodis lagu dalam bentuk vokal solo/tunggal
PETA KONSEP
A. Konsep menyanyi solo/tunggal
Solo vocal/tunggal adalah bentuk penyajian musik vokal yang dilakukan hanya oleh satu orang
penyanyi. Penampilan vokal solo justru memiliki beban yang lebih berat karena seluruh keberhasilan
penampilannya sangat tergantung kepada sang vokalis atau penyanyi itu sendiri.
Setiap manusia mempunyai vokal yang berbeda-beda. Hal ini dipengaruhi oleh perbedaan bentuk
dan kemampuan alat pembentuk suara manusia satu dengan lainnya. Batas wilayah nada yang
dapat disuarakan oleh seseorang disebut Ambitus suara. Dalam bermusik vokal akan semakin indah
apabila diiringi dengan instrumen.
Sumber:https://www.senibudayaku.com/2017/03/pengertian-vokal-teknik-vokal-dan-unsur-
unsurnya.html
Suara wanita:
a. Sopran = Suara tinggi wanita, wilayah nadanya c’- a’’
b. Mezo Sopran = Suara sedang wanita, wilayah nadanya a - f’’
c. Alto = Suara rendah wanita, wilayah nadanya f – d’’
Suara pria:
a. Tenor = Suara tinggi pria, wilayah nadanya c – a’’
b. Bariton = Suara sedang pria, wilayah nadanya a – f’
c. Bass = Suara rendah pria, wilayah nadanya f – d’
Teknik Vocal
1. Sikap Bernyanyi, Bernyanyi yang baik harus diawali dengan sikap bernyanyi yang baik pula,
karena sikap berdiri yang baik ini dapat memaksimalkan tenaga untuk bernyanyi. Berikut ini cara
berdiri yang baik pada saat bernyanyi :
a. Badan tegak dan rileks, kaki dibuka sedikit.
b. Berat badan bertumpu di kedua kaki dengan seimbang.
c. Dada dibusungkan tapi tetap rileks.
d. Pandangan lurus ke depan.
e. Posisi tangan rileks di samping kiri kanan
2. Pernapasan Diafragma, Pernapasan yang dianjurkan digunakan pada saat bernyanyi yaitu
pernapasan diafragma. Di dalam diafragma ini, terdapat otot yang jika terus dilatih dengan olah
napas akan menjadi lebih kuat sehingga dapat memperpanjang durasi keluarnya napas kita pada
saat bernyanyi,
Tahapan berlatih olah pernapasan diafragma :
a. Ambil napas melalui hidung atau mulut, lalu udara langsung masuk ke ruang diafragma dan
seketika otot diafragma akan mendesak ke bagian depan dan seluruh udara menyebar di
diafragma sampai ke samping dan bagian belakangnya.
b. Tahan napas tersebut kira-kira 5 detik, rasakan benar otot diafragma makin kencang
c. Keluarkan napas tersebut dengan lembut, mengeluarkan suara desis halus dan rata sambil
dihitung berapa detik siswa dapat menghabiskan napas dengan desis tersebut. Suara desis
ini bisa diganti dengan suara menyerupai lebah misalnya zzzz... atau tiupan ffffff.... yang
penting keluarnya udara rata dan stabil.
d. Ulangi beberapa kali latihan di atas sambil berupaya agar banyaknya hitungan desis yang
dikeluarkan semakin banyak setiap kali berlatih. Semakin bertambah durasinya, berarti
kekuatan otot diafragma siswa pun bertambah kuat.
3. Resonansi, suatu upaya untuk membuat suara bergema / bergaung indah, bukan hanya sekedar
kuat atau keras seperti berteriak. Atau dengan kata lain, bagaimana memperluas wilayah bunyi
yang ditimbulkan getaran. http://internet-maya.blogspot.com/2011/05/teknik-vocal-part-11-
resonansi.html, Ada 3 jenis resonansi atau tempat memantulkan sumber bunyi sesuai fungsinya,
yaitu:
a. Resonansi Dada, Memantulkan sumber bunyi pada bagian dada akan menghasilkan suara
rendah. Jika akan memproduksi suara yang rendah, hendaklah menggunakan resonansi
dada agar nada rendah dapat dicapai dengan tepat dan halus.
b. Resonansi Hidung, Memantulkan sumber bunyi pada bagian wajah seputar hidung yaitu
meliputi tulang rahang mulut sampai ke pipi, akan menghasilkan suara sedang yang tepat
dan halus. Selain itu juga, kerja tenggorokan tidak terlalu berat dan tidak mudah lelah. Suara
yang dihasilkan pun akan terdengar lebih bening dan bersih.
c. Resonansi Kepala, Memantulkan sumber bunyi pada bagian kepala akan menghasilkan
suara tinggi dan halus. Untuk dapat menghasilkan nada-nada tinggi yang tepat dan halus,
resonansi kepala ini harus juga di-support dengan kerja otot diafragma yg maksimal juga.
Jangan sekali-kalimemaksakan memproduksi suara tinggi di tenggorokan, karena sudah pasti
nadanya tidak akan sampai dengan tepat, suara tidak bening dan akan terasa sakit di
tenggorokan, dan jika hal ini sering dilakukan maka akan merusak kualitas pita suara.
4. Artikulasi dan Gerak Mulut, Artikulasi adalah cara pengucapan kata demi kata pada lirik lagu
dengan baik dan jelas.
5. Phrasering/pengkalimatan, aturan pemenggalan kalimat yang baik dan benar sehingga mudah
dimengerti dan sesuai dengan kaidah- kaidah yang berlaku di mana vokalis dapat mengambil
napas pada setiap jeda antarkalimat.
6. Ekspresi (Mimik dan Gestur), Ekspresi meliputi mimik wajah dan gestur atau gerak tubuh.
memberikan ekspresi sesuai dengan tema lagu. Dengan begitu, makna lagu akan lebih mudah
diterima oleh pendengar.