Anda di halaman 1dari 16

Nama.

: fitria
Nim. : P07124120009
Prodi. : Dlll kebidanan (TK1)
Matakuliah. : kebutuhan dasar manusia
Dosen. : Ratna dewi SST,M.kes

DAFTAR TILIK 1
 Latihan rentang gerak
(Gerakan kaki dan tangan, pinggul, lutut dan leher)

Mata Kuliah : Kebutuhan dasar manusia


Topik : mobilisasi dan ambulasi
Keterampilan : latihan rentang gerak
Waktu : 100 Menit
Dosen : ratna dewi SST,M.KeS

OBJEKTIF PRILAKU SISWA :

Peserta didik mampu melakukan keterampilan tidakan latihan rentang gerak


sesuai prosedur secara sistematis dan benar, setelah membaca setiap langkah
yang terdapat dalam materi mobilisasi dan ambulasi serta menggunakan
peralatan, bahan dan perlengkapan.
REFERENSI :
Leila, Handerson. 2006. Stroke Panduan Perawatan.Kesehatan
Praktis.jakarta.Arcan

1. Pengertian

Rentang gerak adalah gerakan sendi melalui rentang penuhnya dalam


bidang yang sesuai untuk mempertahankan atau meningkatkan gerakan
sendi

2. Tujuan latihan rentang gerak


 Untuk menjaga freksibilitas sendi
 Untuk memelihara fungsi jantung dan pernafasan
 Untuk mencegah perubahan kapsul sendi dan kekakuan tulang
 Untuk meningkatkan pergerakan aktif dan memelihara freksibilitas sendi
pada tubuh yang mengalami perubahan
 Mengembangkan ketahanan
 Meningkatkan relaksi

3. Hal hal yang perlu dilakukan sebelum melakukan tidakan


ROM
 Cek dokter yang berkaitan dengan latihan
 Perhatikan prinsip body mechanic untuk mencegah injury bagi perawat
 Gerakan dilakukan secara perlahan lahan untuk mencegah injury klien
 Jika klien mengeluh nyeri hentikan latihannya
 Ulangi kegiatan masing masing sebanyak tiga kali
 Batasi pergerakan klien selama ROM ; misal turun dari tempat tidur
 Jika klien lelah izinkan istirahat diantara latihan
 Latihan dimulai dari leher dan diakhiri dibagian kaki
 Latihan harus sistematis dengan jumlah yang sama tiap bagian
 Latihan dilakukan dua kali sehari

4. Tidakan latihan rentang gerak


a. Leher
 Tekukan leher dengan dagu, mendekati dada rata rata 45
 Luruskan leher dengan mengembalikan posisi kepala ke atas
rata rata 45
 Tengadahkan leher dengan menggerakkan kepala kebelakang
sejauh yang memungkinkan
 Kepala digerakkan kesisi sejauh yang mungkin masing masing
bahu (40-45)
 Memutar leher kekanan dan kekiri 3× rata-rata 70-90

b. Pergelangan
 Menggerakkan jari-jari menuju bagian dalam dari lengan (80-
90)
 Dengan meluruskan tangan kearah yang sama dari lengan (80-
90)
 Menggerakkan jari jari ke belakang secara maksimal (70-90)
 Luruskan tangan dengan menjahui sumbu tubuh (30-45)
 Luruskan tangan dengan mendekati sumbu tubuh (0-20)

c. Tangan, jari dan ibu jari


 Fleksi tangan dan jari dengan membuat kepala atau tinju
luasnya 90
 Ekstenai tangan dan jari dengan meluruskan jari jari luasnya 90
 Hiperextensi tangan dengan membengkakan sendi jari tangan
kebelakang, luasnya (30-90)
 Abduksi jari dengan menggerakkan jari jari bersama luasnya
 Berlawanan dengan ibu jari dengan bersentuhan tiap tiap
ujung dengan ibu jari

d. Pergelangan kaki
 Menggerakkan pergelangan kaki kebawah, fleksi juga jari-jari
kaki diluruskan luasnya 45-50
 Menggerakkan pergelangan kaki serta jari ditarik ke atas ke
arah lutut luasnya 20

e. Kaki dan jari


 Dengan menggerakkan telapak kaki kerah luar, luasnya 5
 Dengan menggerakkan telapak kaki kearah tengah, luasnya 5
 Fleksi dengan mengerutkan jari-jari kebawah, luasnya 35-60
 Dengan meluruskan jari-jari luasnya 35-60
 Dengan menyebarkan jari-jari tersendiri luasnya 0-15
 Aduksi jari-jari dengan mengembalikan jari-jari secara bersama,
luasnya 0-15

F. Posisi tidur ke arah kiri


 Tidur pada daerah yang lemah
 Bahu dan tulang kemaluan yang sehat kearah depan
 Lengen dan kaki disokong pakai bantal
 Tidur pada posisi area yang lemah
 Bahu yang lemah disupport dengan bantal
 Tidur terlentang
 Bahu yang lemah mengarah kedepan
 Lengan yang lemah disupport dengan bantal
 Duduk ditempat tidur
 Bokong disangkah
 Tulang belakang lurus
 Tulang yang lemah disupport
 Duduk dikursi
 Posisi sentengah duduk
 Tangan disupport pakai bantal dan meja
 Kaki menyentuh lantai dan bokong menyandar dikursi
DAFTAR TILIK 2

 Memindahkan pasien dari tempat tidur ke kursi roda

Mata Kuliah : KDM


Topik : mobilisasi dan ambulasi
Keterampilan : memindahkan pasien dari tempat tidur ke kursi roda
Waktu : 100 Menit
Dosen : ratna dewi SST,M.KeS

OBJEKTIF PRILAKU SISWA :

Peserta didik mampu melakukan keterampilan memindahkan pasien dari


tempat tidur ke kursi roda sesuai prosedur secara sistematis dan benar, setelah
membaca setiap langkah yang terdapat dalam materi mobilisasi dan ambulasi
dan menggunakan peralatan, bahan dan perlengkapan

REVERENSI :
Ulyah, Musrifatul. 2004. Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: EGC.
Palopo, 26 April 2014 Pengajar Ttd Djusmadi Rasyid, A.Kep.M.Kes 10

MEMINDAHKAN PASIEN DARI TEMPAT TIDUR KE KURSI RODA


1. Pengertian
Memindahkan pasien yang tidak dapat/tidak boleh berjalan, dilakukan
dari tempat yangsatu ke tempat yang lain. Aktivitas ini dilakukan pada
pasien yang membutuhkan bantuanuntuk berpindah tempat tidur ke
kursi roda.

2. Tujuan
 Memenuhi kebutuhan konsultasi atau pindah ruangan
 Melatih otot skelet untuk mencegah kontraktur atau sindrom disuse
 Mempertahankan kenyamanan pasien
 Mempertahankan kontrol diri pasien
 Memindahkan pasien untuk pemeriksaan diagnostik, fisik, dll.
 Mengurangi/menghindarkan pergerakan pasien sesuai dengan keadaan
fisiknya

3. Persiapan alat dan pasien


Persiapan Alat
 .kursi roda
 handscun atau sarung tangan bila diperlukan
 sabuk pemindah bila diperlukan

persiapan pasien
 Pasien berada di tempat tidur 
 Jelaskan prosedur pada pasien
 Kaji kekuatan otot pasien
 Mobilitas sendi
 Toleransi aktivitas
 Tingkat kesadaran
 Tingkat kenyamanan
 Atur posisi tempat tidur pasien pada posisi paling rendah, sampai kaki
pasien bisamenyentuh lantai.
 Lentakkan kursi roda sejajar atau sedekat mungkin dengan tempat tidur
posisi kursi padasudut  terhadap tempat tidur, angkat penyokong kaki
dan kunci semua roda kursi

4.Cara kerja :
 Cuci tangan
 Lakukan persiapan yang telah disebutkan di atas
 Bantu pasien duduk di tepi tempat tidur.
 Siapkan kursi roda dalam posisi 45°terhadap tempat tidur pastikan kursi
roda dalam keadaan terkunci
 Pasang sabuk pemindah bila perlu
 Pastikan bahwa pasien menggunakan sepatu/sandal yang stabil dan
tidak licin
 Renggangkan kedua kaki Anda
 Fleksikan panggul dan lutut Anda
 sejajarkan lutut Anda dengan lutut klien
 Genggam sabuk pemindah dari bawah atau rangkul aksila pasien dan
tempatkan tangan anda di skapula pasien
 Angkat pasien sampai berdiri pada hitungan ke63 sambil meluruskan
panggul dan tungkaiAnda, dengan tetap mempertahankan lutut agar
feksi
 Pertahankan stabilitas tungkai yang lemah atau paralisis dengan lutut
 Tumpukan pada kaki yang jauh dari kursi
 Instruksikan pasien untuk menggunakan lengan yang memegang kursi
untukmenyongkong
 Fleksikan panggul dan lutut Anda sambil menurunkan pasien ke kursi
 Kaji pasien untuk kesejajaran yang tepat untuk posisi duduk
 Posisikan pasien pada posisi yang dipilih
 Observasi pasien untuk menentukan respons terhadap pemindahan
oservasi terhadap kesejajaran tubuh yang tepat dan adanya titik tekan
 Buka kunci roda pada kursi
 Cuci tangan setelah prosedur dilakukan
 Catat prosedur dalam catatan keperawatan

5.Hal yang perlu diperhatikan


 Dokumentasikan hasil tindakan
 Pastikan posisi pasien berada pada posisi yang paling aman dan nyaman
 Mencuci tangan sebelum dan setelah melakukan tindakan
 Pada saat membantu pasien pindah, pastikan bahwa roda tempat tidur
dan roda pada kursiroda sudah terkunci
 Perhatikan lengan pasien yang paralysis agar diletakkan di pangkuannya.
 Jangan membiarkannya terkulai sampai ke jari jari roda karena mungkin
saja dapat tersangkut ke bawah kursi pada saat kursi roda tersebut
bergerak 
 Ingatlah untuk menaikkan sandaran kaki ketika pasien akan duduk atau
bangun dari kursiroda

 Memindahkan pasien dari tempat tidur ke brankar

Mata Kuliah : KDM


Topik : mobilisasi dan ambulasi
Keterampilan : memindahkan pasien dari tempat tidur ke brankar
Waktu : 100 Menit
Dosen : ratna dewi SST,M.KeS

OBJEKTIF PRILAKU SISWA :

Peserta didik mampu melakukan keterampilan memindahkan pasien dari


tempat tidur ke brankar sesuai prosedur secara sistematis dan benar, setelah
membaca setiap langkah yang terdapat dalam materi mobilisasi dan ambulasi
dan menggunakan peralatan, bahan dan perlengkapan

REVERENSI :
Sumber; Perry, Peterson, Potter; Buku Saku Keterampilan dan Prosedur Dasar
Azis Alimul Hidayat, S.Kp; Buku Saku Praktikum KDM

MEMINDAHKAN PASIEN DARI TEMPAT TIDUR KE BRANKAR

1.Pengertian
Adalah memindahkan pasien yang mengalami ketidakmampuan,keterbatasan,
tidak bolehmelakkukan sendiri, atau tidak sadar dari tempat tidur ke brankar
yang dilakukan oleh duaatau tiga orang perawat.

2.Tujuan
memindahkan pasien antar ruangan untuk tujuan tertentu (misalnya
pemeriksaan diagnostik, pindah ruangan, dll.)

3.Alat dan Bahan

 Brankar
 Bantal bila perlu

4.Prosedur :
 Ikuti protokol standar
 Atur brankar dalam posisi terkunci dengan sudut 90 derajat terhadap
tempat tidur
 Dua atau tiga orang perawat menghadap ke tempat tidur/pasien.
 Silangkan tangan pasien ke depan dada
 Tekuk lutut anda , kemudian masukkan tangan anda ke bawah tubuh
pasien
 Perawat pertama meletakkan tangan dibawah leher/bahu dan bawah
pinggang, perawat kedua meletakkan tangan di bawah pinggang dan
panggul pasien,sedangkan perawat ketiga meletakkan tangan dibawah
pinggul dan kaki.
 Pada hitungan ketiga, angkat pasien bersama-sama dan pindahkan ke
brankar.
 Atur posisi pasien, dan pasang pengaman.
 Lengkapi akhir protokol

DAFTAR TILIK 3
 

 BODY MECHANICS / MEKANIKA TUBUH.
 
a. Pengertian
Body mekanik adalah suatu usaha mengkoordinasikan sistem muskuloskeletal
dansistem syaraf dalam mempertahankan keseimbangan, postur, dan kesejajaran
tubuhselama mengangkat, membungkuk, bergerak, dan melakukan aktivitas
sehari- hari( Potter & Perry, 2005 )

b. Body Mekanik meliputi 3 elemen dasar yaitu :


 Body Alignment (Postur Tubuh)Susunan geometrik bagian-bagian tubuh
dalam hubungannya dengan bagian tubuh yang lain.

 Balance / KeseimbanganKeseimbangan tergantung pada interaksi antara


pusat gravity, line gravity dan base of support.

 Koordinated body movement (Gerakan tubuh yang terkoordinir)Dimana


body mekanik berinteraksi dalam fungsi muskuloskeletal dan sistem
syaraf.

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi body mekanik :


a. Status kesehatan
b. Kondisi kesehatan seseorang akan berpengaruh terhadap keseimbangan
tubuh sehinggaaktivitasnya menjadi terganggu.
c. Nutrisid
d. Pemenuhan kebutuhan tubuh akan nutrisi sangat penting karena
mempengaruhi produksi energiyang digunakan untuk mobilisasi.
e. Emosif.
f. Situasi dan kebiasaan
g. Gaya hidup
h. Pengetahuan

d. Tujuan body mekanik

 Meningkatkan kesejajaran tubuh yang benar.


 Menghemat energi , pemberi asuhan untuk digunakan dalam
mnyelesakan tugas lain.
 Mencegah cedera fisik terhadap pemberi asuhan dan kliend.
 Memudahkan koordinasi dan penggunaan otot yang efisien ketika
Memindahkan

e. Indikasi
 Pasien pasca oprasi.
 Pasien stroke.
 Pasien koma.
 Pasien yang mengalami kesulitan dalam bergerak dan
membutuhkan bantuan orang lain untuk beraktifitas

f. Kontraindikasi
Pasien yang mengali fraktur tulang belakang yang tidak dapat bergerak
g. Prinsip-prinsip Body Mekanik
 Gravitasi Merupakan prinsip pertama yang harus diperhatikan
dalam melakukan mekanika tubuh dengan benar, yaitu memandang
gravitasi sebagai sumbu dalam pergerakan tubuh. 
 KeseimbanganKeseimbangan dalam penggunaan mekanika tubuh
dicapai dengan cara mempertahankan posisigaris gravitasi diantara
pusat garvitasi dan dasar tumpuan.
 Berat Dalam menggunakan mekanika tubuh yang sangat
diperhatikan adalah berat atau bobot bendayang akan diangkat
karena berat benda akan mempengaruhi mekanika tubuh.

h. Pergerakan Dasar Dalam Mekanika Tubuh


 Gerakan ( Ambulating )
Gerakan yang benar dapat membantu keseimbangan tubuh.
Sebagai contoh, keseimbangan pada saat orang berdiri dan saat
orang berjalan kaki berbeda. 
 Menahan ( Squating)
Dalam melakukan pergantian, posisi menahan selalu berubah.
Sebagai contoh, posisi orangyang duduk akan berbeda dengan
orang yang jongkok dan tentunya juga berbeda dengan
posisimembungkuk.
 Menarik (Pulling)
Menarik dengan benar akan memudahkan untuk memindahkan
benda.
 Mengangkat (Lifting)
Mengangkat merupakan cara pergerakan daya tarik. Gunakan otot-
otot besar dari tumit, paha bagian atas, kaki bagian bawah, perut
dan pinggul untuk mengurangi rasa sakit pada daerahbtubuh bagian
belakang.
 Memutar (Pivoting)
Memutar merupakan gerakan untuk memutar anggota tubuh dan
bertumpu pada tulang belakang. Gerakan memutar yang baik
memperhatikan ketiga unsur gravitasi dalam pergerakan agar tidak
memberi pengaruh buruk pada postur tubuh.

i. Akibat Body Mekanik Yang Buruk


Penggunaan mekanika tubuh secara benar dapat mengurangi pengeluaran energi
secara berlebihan. Dampak yang dapat ditimbulkan dari penggunaan mekanika
tubuh yang salahadalah sebagai berikut :
a. Terjadi ketegangan sehingga memudahkan timbulnya kelelahan dan
gangguan dalam sistemmuskuloskeletal. 
b. Resiko terjadinya kecelakaan pada sistem muskuloskeletal. Seseorang
salah dalam berjongkokatau berdiri, maka akan memudahkan terjadinya
gangguan dalam struktur muskuloskeletal,misalnya kelainan pada tulang
vertebarata.

j. Macam-macam bodi mekanik 

Body Alignment
a. Membantu pasien berdiri.
b. Membantu pasien duduk.
c. Mengatur berbagai posisi klien

k. Pengaturan Posisi Klien

a. Posisi fowler
adalah posisi setengah duduk atau duduk, dimana bagian kepala tempat
tidurlebih tinggi atau dinaikkan setinggi 15°- 90°. Tujuannya untuk
mempertahankankenyamanan dan memfasilitasi fungsi kenyamanan
pasien, Melakukan aktivitas ttu,Mengatasi kesulitan pernafasan & KV
pernafasan pasien. Fowler : 45-90° dan semi fowler : 15-45°

b. Posisi Semi fowler


Adalah sikap dalam posisi setengah duduk 15-45 Dengan tujuan sebagai
berikut :
 Mengurangi sesak napas
 Memberikan rasa nyaman
 Membantu memperlancar keluarnya cairan, misalnya pada WSD
 Membantu mempermudah tindakan pemeriksaan.

Dilakukan pada :
 Pasien sesak napas
 Pasien pasca bedah, bila keadaan umum pasien baik atau bila
pasien sudah sadar.
c. Posisi Dorsal recumben
Adalah dimana posisi kepala dan bahu pasien sedikit mengalami elevasi diatas
bantal, kedualengan berada di samping sisi tubuh, posisi kaki fleksi dengan
telapak kaki datar diatastempat tidur. Tujuannya untuk memeriksa daerah
genetalia, pasang cateter, serta pada proses persalinan.

d. Posisi Trendelenburg
Adalah posisi pasien berbaring di TT dg bagian kepala lebih rendah dari pada
bagian kaki.Tujuan : Melancarkan peredaran darah ke otak
e. Posisi Anti Trendelenberg
Adalah posisi pasien berbaring di TT dengan kaki lebih tinggi dari
kepala.Tujuan : tindakan menurunkan tekanan intrakranial pada pasien trauma
kapitis.
f. Posisi pronasi / tengkurap
Adalah dimana posisi pasien berbaring diatas abdomen dengan kepala
menoleh kesalah satusisi. Kedua lengan fleksi disamping kepala. Posisi ini
memiliki beberapa tujuan diantaranya
 Memberikan ekstensi penuh pada persendian pinggul dan lutut.
 Mencegah terjadinya fleksi kontraktur dari pinggul dan sendi.
 Membantu drainase dari mulut.

g. Posisi Lateral (side lying)


Yaitu seorang tidur diatas salah satu sisi tubuh, dengan membentuk
fleksi pada pinggul danlutut bagian atas dan meletakkannya lebih
depan dari bagian tubuh yang lain dengan kepalamenoleh
kesamping.Tujuan posisi ini : Mengurangi lordosis & meningkatkan
kelurusan punggung , Baik untuk posisi tidur & istirahat, Membantu
menghilangkan tekanan pada sakrum.

h. Posisi Supine/ terlentang.


 Ini biasanya disebut berbaring telentang, datar dengan kepala dan
bahu sedikit elevasidengan menggunakan bantal. Posisi pasien harus
di tengah-tengah tempat tidur, sekitar tigainci di bawah kepala tempat
tidur.Tujuan : Klien pasca operasi dengan anestesi spinal, Mengatasi
masalah yg timbul akibat pemberian posisi pronasi yg tidak tepat.

i. Posisi Sim’s
 Adalah posisi dimana tubuh miring kekiri atau kekanan.
Tujuan posisi ini :
 Untuk memberikan kenyamanan dan memberikan obat per anus
(supositoria).
 Memfasilitasi drainase dari mulut pada klien tidak sadar
 Mengurangi penekanan pada sakrum & trokanter mayor pada
klien paralisis
 Memudahkan pemeriksaan perineal
 Untuk tindakan pemberian enema 
j. Posisi genu pectoral/Knee chst position
Posisi pasien berbaring dengan kedua kaki ditekuk dan dada
menempel pada bagian alas TT.
Tujuan : Memeriksa daerah rectum & sigmoidk.

k. Posisi Litotomi
 Posisi pasien berbaring terlentang dengan mengangkat kedua kaki
dan menariknya keatas bagian perut
Tujuan : Merawat atau memeriksa genetalia pada proses persalinan,
memasang alatkontrasepsi

l. Posisi Orthopneik 
Posisi adaptasi dari fowler tinggi. Klien duduk di TT atau ditepi
TT dengan meja yang menyilang keatas
Tujuan : membantu mengatasi masalah kesulitan bernafas dg
ekspansi dada maksimum,membantu klien yg mengalami
inhalas.

Anda mungkin juga menyukai