Kelompok 08
Lusi Aprilia
Mauliza
Putri Dhea
Mata Kuliah : Askeb Neonatus Dan Bayi
Refrensi
Menurut Bappenas (2004) salah satu penyebab tingginya kematian bayi adalah rendahnya
perilaku masyarakat dan keluarga yang dapat menjamin kehamilan, kelahiran, dan perawatan
bayi baru lahir yang lebih sehat. Rendahnya perilaku dalam perawatan bayi baru lahir disebabkan
kurangnya pengetahuan akan perawatan bayi baru lahir.
Bayi baru lahir harus mampu berkembang untuk mempertahankan eksistensi fisik secara
terpisah dengan ibunya segera setelah dilahirkan. Saat dilahirkan, bayi baru lahir memiliki
kompensasi perilaku dan kesiapan. Interaksi sosial. Aktivitas sehari-hari selama periode ini
merupakan waktu terbaik bagi bayi dan keluarga untuk melakukan interaksi. Segera setelah ibu
secara fisik mampu, ia didorong untuk berpartisipasi dalam merawat bayi (Bobak, dkk 2004).
TUJUAN
Definisi Hipertermia
Hipertermia adalah peningkatan suhu tubuh di atas titik pengaturan hipotalamus bila
mekanisme pengeluaran panas terganggu (oleh obat dan penyakit) atau dipengarhui oleh panas
eksternal (lingkungan) atau internal (metabolik) Sengatan panas (heat stroke) per definisi adalah
penyakit berat dengan ciri temperatur inti > 40 derajat celcius disertai kulit panas dan kering
serta abnormalitas sistem saraf pusat seperti delirium, kejang, atau koma yang disebabkan oleh
pajanan panas lingkungan (sengatan panas klasik) atau kegiatan fisik yang berat. Lingkungan
yang terlalu panas juga berbahaya bagi bayi. Keadaan ini terjadi bila bayi diletakkan dekat
dengan sumber panas, dalam ruangan yang udaranya panas, terlalu banyak pakaian dan selimut.
Hipertermi adalah peningkatan suhu tubuh yang dapat disebabkan oleh suhu lingkungan
yang berlebihan, infeksi, dehidrasi, atau perubahan mekanisme pengaturan suhu sentral yang
berhubungan dengan trauma lahir pada otak atau malformasi dan obat-obatan (sumber: buku
Acuan Nasional. Pelayanan Kesehatan Maternal Neonatal). Lingkungan yang terlalu panas juga
berbahaya bagi bayi. Keadaan ini terjadi bila bayi diletakkan di dekat api atau dalam ruangan
bersuhu panas.
Prinsip dasar mempertahankan suhu tubuh bayi baru lahir:
Penyebab hipertermia
M enurut Setiati (2010) Penyebab hipertermi jarang disebabkan oleh penyakit infeksi.
Hipertermi maligna: Gangguan autosom dengan sifat dominan. Hal ini biasa terjadi saat
terjadi pajanan pada lingkungan yang sangat panas.
Sindrom neuroleptik maligna: Terjadi pascapajanan dan dapat dibedakan dengan
hipertermia maligna.
Demam obat: Kenaikan suhu pada demam obat antara 38 °C. Apabila terjadi demam
obat maka tindakan pertama yang dilakukan adalah menghentikan pemberian obat
demam.
Intervensi
Batasi aktivitas penderita yang demam untuk menghemat energi dan menurunkan
kebutuhan oksigen. Pada saat demam metabolisme tubuh meningkat. Meskipun
penderita tidak beraktivitas, pasti akan terasa capai sekali karena energi banyak
digunakan. Anjurkan penderita banyak istirahat
Cegah dehidrasi (kekurangan cairan) dengan memberikan banyak minum. Berikan
minuman kesukaan seperti sari buah, minuman ion, jus, teh manis, air susu, air limun,
dan lain-lain.
Ganti baju yang basah akibat keringat. Gunakan baju tipis dan menyerap keringat ketika
demam dan bila klien menggigi atau merasa kedinginan selimuti klien. Bila menggigil
telah hilang, gunakan kembali baju tipis dan lepas selimut.
TETANUS NEONATORUM
Tetanus neonatorum adalah penyakit pada bayi baru lahir, disebab kan masuknya ku etanus
melalui luka tali pusat, akibat pemotong an tali pusat dengan alat yang tidak bersih atau ditaburi
ramuan/abu dapur.
Bayi yang semula dapat disusui dengan baik, tiba-tiba tidak mau menyusu.
Mulut mencucu seperti mulut ikan
Mudah sekali dan sering kejang, terutama jika disentuh, terkena si nar, atau mendengar
suara keras.
Wajahnya kebiruan.
Kadang-kadang demam
T anda-tanda tersebut mulai timbul antara 3-14 hari sesudah lahir, tetapi kadang-
kadang lebih lambat. Tetanus neonatorum terjadi karena pemotongan tali pusat bayi dengan
menggunakan alat yang tidak bersih, luka tali pusat kotor atau tidak bersih karena diberi
bermacam-macam ramuan, atau ibu hamil tidak mendapat imunisasi TT lengkap sehingga bayi
yang dikandungnya tidak kebal terhadap penyakit tetanus neonato rum. Sebagian besar bayi yang
menderita tetanus neonatorum akan me ninggal dalam beberapa hari.
Tetanus neonatorum menyebabkan kematian bayi yang tinggi di negara berkem bang
karena pemotongan tali masih banyak menggunakan alat-alat tradisional. Masuknya kuman
tetanus-klostridium tetani-sebagian besar melalui tali pusat. Masa inkubasinya sekitar 3 sampai
10 hari, dan makin pendek masa inkubasinya penyakit makin fatal. Tetanus neonatorum
menyebabkan kerusakan pada pusat. matorik, jaringan otak, pusat pernapasan, dan jantung.
Bila dalam perawatan bayi bidan memperhatikan gambaran klinik seperti bayi yang sulit
minum, mulut digerak-gerakkan sampai mencucu, dan kaku pada kuduk sebaiknya melakukan
konsultasi pada dokter atau puskesmas.
Ikterus Neonatorum
Ikterus atau warna kuning sering dijumpai pada bayi baru lahir dalam batas normal pada
hari kedua sampai hari ketiga dan menghilang pada hari kesepuluh. Oleh kare na itu, bayi
menjelang pulang dan terjadi ikterus harus mendapat perhatian karena mungkin sifatnya
patologis.
Ikterus disebabkan hemolisis darah janin dan selanjutnya diganti menjadi darah dewasa.
Pada janin menjelang persalinan terdapat kombinasi anatara darah janin (fetal blood) dan darah
dewasa (adult blood) yang mampu menarik O2 dari udara dan mengeluarkan CO2 melalui paru-
paru. Penghancuran darah janin inilah yang menye babkan terjadi ikterus yang sifatnya
fisiologis. Sebagai gambaran dapat dikemu kakan bahwa kadar bilirubin indirek bayi cukup
bulan sekitar 15 mg% sedangkan bayi belum cukup bulan 10 mg%. Di atas angka tersebut
dianggap hiperbilirubine mia, yang dapat menimbulkan kern ikterus.
Kern ikterus adalah tertimbunnya bilirubin dalam jaringan otak sehingga dapat
mengganggu fungsi otak dan menimbulkan gejala klinis sesuai tempat timbunan itu. Gambaran
kliniknya sebagai berikut:
a. Mata berputar
b. Tertidur-kesadaran turun
c. Sukar mengisap
d. Tonus otot meninggi
e. Leher kaku
f. Akhirnya kaku seluruhnya
g. Pada kehidupan lebih lanjut ada kemungkinan terjadi spasme otot dan kekakuan otot
seluruhnya
h. Kejang-kejang
i. Tuli
j. Kemunduran mental.
Oleh karena itu, bidan perlu mengetahui dengan baik kapan terjadinya ikterus apakah
berkepanjangan atau tingkat intensitasnya meninggi, sehingga dapat melaku kan konsultasi atau
merujuk penderita ke rumah sakit.
Infeksi tetanus dapat terjadi karena pertolongan persalinan yang kurang legeartis (steril)
diantaranya pada keguguran ilegal karena dukun dan persalinan dukun. Ke matian karena infeksi
tetanus cukup tinggi sekalipun tidak banyak dilaporkan. Di samping itu kematian karena tetanus
neonatorum melalui potongan tali pusat sangat dengan gejala klinis infeksi pada kelenjar limfe-
membengkak, nyeri dan mungkin terjadi abses. Infeksi lainnya dapat terjadi pneumonia,
poliomilitis, dan miokarditis. Pengaruh terhadap kehamilan dapat menimbulkan keguguran
persalinan prema turitas dan dapat terjadi cacat bawaan seperti hidrosefalus, mikrosefalus,
anensefalus, meningoensefalitis, dan kelainan pada mata. Untuk menghindari kemungkinan infek
si toksoplasmosis sebaiknya menghindari memelihara binatang peliharaan atau bina tang dengan
mendapat pengawasan dokter hewan.
Melakukan perawatan luka tali pusat yang bersih. Luka tali pusat tidak boleh kotor, harus
bersih, dan tidak boleh dibubuhi ramuan/ daun-daun atau abu dapur.
o Tali pusat dibersihkan setiap pagi dengan betadin atau povidin yodium. Luka tali pusat
yang telah dibersihkan tidak boleh sama sekali
o dibubuhi ramuan, jamu, daun-daunan, atau abu dapur.
o Setelah dibersihkan dengan betadin atau povidin yodium, luka tali pusat ditutup kain
kasa kering.
o Demikian dilakukan terus sampai luka kering dan tali pusat puput.
Memberi kekebalan kepada bayi baru lahir dengan imunisasi tetanus toksoid sebanyak 2
kali kepada ibu hamil, calon pengantin, dan anak perempuan kelas 6 sekolah dasar. Imunisasi TT
bagi calon ibu berguna agar ibu dan bayi mendapat kan kekebalan terhadap tetanus. Imunisasi
TT diberikan sebanyak 2 kali karena imunisasi yang pertama belum memberi kekebalan pada
bayi baru lahir terhadap penyakit tetanus sehingga bayi berusia kurang dari 1 bulan dapat terkena
tetanus melalui luka tali pusat.
Imunisasi TT umumnya diberikan kepada ibu hamil, calon pengantin wanita, dan anak
perempuan kelas 6 sekolah dasar.
1. Bertanya pada ibu hamil apakah sudah mendapat imunisasi TT. Jika belum, ibu hamil
dianjurkan menemui petugas kesehatan untuk mendapatkan imunisasi TT sebanyak 2
kali, dengan jarak waktu imunisasi TT-1 dan TT-2 minimal 1 bulan, dan ibu hamil harus
sudah diimunisasi lengkap pada usia kehamilan 8 bulan.
2. Menganjurkan ibu hamil untuk memeriksakan kehamilan sedikitnya 6 kali ke
puskesmas atau tempat pemeriksaan kehamilan lainnya.
3. Membantu ibu hamil mengenai jadwal pemeriksaan kehamilan yang dianjurkan:
o Pemeriksaan pertama pada waktu usia kehamilan belum mencapai 4 bulan.
o Pemeriksaan kedua pada waktu usia kehamilan 4-6 bulan.
o Pemeriksaan ketiga dan keempat pada waktu usia kehamilan 7-9 bulan.
INFEKSI NEONATIRUM
1. Pada saat in partu sebagai akibat bayi dengan berat badan lahir rendah/prematuritas atau
akibat alat resusitasi yang tidak steril.
2. Terdapat sumber infeksi (infeksi fokal).
3. Stomatitis, perlukaan badan.
4. Sumber infeksi kulit (furunkel).
Awitan dini:
a. Gejala klinisnya tampak secara dini, yaitu sekitar/sejak semula (rata-rata 48 jam
pertama).
b. Infeksi berkaitan dengan sumber pada ibunya saat proses persalinan.
c. Kumannya: stafilokokus (E. Coli, H. Influenzae, Klebsiella, Monilia).
Awitan lanjut
o Gejala umum infeksi: tampak sakit, tidak mau minum, suhu naik atau turun,
sklerema/skleredema.
o Gejala gastrointestinal: terdapat diare, muntah, hepatomegali, Splenomegali, atau perut
kembung
o Gejala paru: sianosis, apnea, atau takipnea.
o Gejala kardiovaskular: terdapat takikardia, edema, atau dehidrasi.
o Gejala neurologis: letargi (tampak seperti mayat), peka rangsang Atau kejang
o Gejala hematologis-laboratorium: ikterus, perdarahan bawah Kulit, leukopenia, dan
leukosit kurang dari 5.000/mm’.
o Pemeriksaan tambahan untuk memperkuat adalah: KED meningkat, trombositopenia,
granulasi toksis vakuolisasi sel atau granulasi toksis, vakuolisasi nukleus polimorf.
Diagnosis pastinya ditegakkan bila dijumpai bakteri, kuman dalam darah dan semua
cairan yang dikeluarkan oleh tubuh. Penatalaksanaan untuk sepsis neonatorum ada tiga tahap
yaitu, sebagai berikut :
1. Perawatan umum :
3. Simtomatik :
simtomatik diberikan dan sesuai dengan gejala klinis nya ( obat penurun panas, obat anti kejang )
Transfusi darah sehingga Hb 11g%. Pemantauan terhadap perwatan pasien adalah sebagai
berikut :
Kriteria sembuh adalah keadaan umum membaik, gejala penyakit menghilang, dan dukung
pemeriksaan laboratorium.
Soal :
1. seorang bayi perempuan, usia 1 bulan dibawa orang tuanya ke RS dengan keluhan demam
tinggi, mengalami kejang dengan mulut bayi mencucu seperti mulut ikan. Saat pengkajian
didapatkan data : suhu 38,50C, terdapat opistotonus, kejang muncul bila terkena rangsang cahaya
dan suara, bayi menangis dan gelisah, susah untuk menyusu.Apa masalah keperawatan utama
yang muncul pada kasus di atas?...
A. Nyeri
B. Hipertermi
C. Risiko cidera
Jawaban:
B. Hipertermi
PEMBAHASAN:
Secara umum, suhu anak harus berada di antara 36,5°-37,5° C ketika diukur dengan
termometer oral. Jika suhu bayi turun di bawah 36,5° C, mereka dianggap mengidap hipotermia,
atau suhu tubuh yang rendah. Suhu tubuh yang rendah pada bayi bisa berbahaya, dan pada kasus
2. Seorang bayi perempuan dengan berat badan 2700 gram dan panjang 48 cm mengalami
kekuningan yang timbul pada hari kedua-ketiga dimana Kadar Biluirubin Indn Kecepatan
peningkatan kadar Bilirubin sekitar 4 mg % per hari. Apa klasifikasi ikterus pada bayi?.
A. Kern Il terus
B. Ikterus Fisiologis
C. Ikterus Patologis
D. Ikterus Kongenital
E. Ikterus Fototerapis
jawaban:
B. Ikterus Fisiologis
PEMBAHASAN:
Ikterus disebut normal (fisiologis) jika muncul setelah 24–72 jam dan menghilang sebelum usia
2 minggu. Pada kondisi ini, bilirubin yang belum terkonjugasi (Unconjugated bilirubin)
terdeteksi kurang dari 15 mg/dl, namun menurut AAP masih dianggap normal jika di bawah 17–
18 mg/dl.
B. Ikterik Neonatus
C. Resiko Infeksi
D. Defisit Nutrisi
E. Hipotermia
Jawaban:
B. Ikterik Neonatus.
PEMBAHASAN:
Data fokus diangkatnya masalah keperawatan ikterik neonatus adalah; bayi usia 6 hari, kulit dan
sklera tampak kuning, kadar bilirubin > 5 mg/dL. BB 2200 gr, TB 42 cm. Ikterik Neonatus
didefinisikan sebagai suatu keadaan kulit dan membran mukosa neonatus yang menguning
setelah 24 jam kelahiran akibat bilirubin tidak terkonjungasi masuk ke dalam sirkulasi, yang
didukung dengan data ; profil darah abnormal (hemolisis, bilirubin serum total >2mg/dL),
membran mukosa kuning, kulit kuning, sklera kuning (SDKI, 2016).
4. Seorang perempuan inpartu, baru saja melahirkan seorang bayi laki-laki 1 menit lalu secara
spontan. Hasil pengkajian : bayi menangis lemah, warna kulit kemerahan tapi ekstremitas biru
dan frekuensi nadi 103x/menit. Pernapasan lemah dan irama napas tidak teratur serta gerakan
tonus otot lemah. Apakah interpretasi skor APGAR pada bayi tersebut?
A. Asfiksia Sedang
B. Asfiksia Berat
C. Normal
D. Sianosis
E. Gagal Nafas
Jawaban:
A. Asfiksia sedang
PEMBAHASAN:
APGAR Score adalah metode penilaian yang digunakan setelah bayi baru lahir sampai lima
menit setelah lahir. Untuk mendapatkan nilai APGAR tersebut, diperlukan perhitungan saat
melakukan penilaian. Menangis lemah nilai skor 1, warna kulit kemerahan ekstremitas biru nilai
skor 1, nadi teraba 103x/menit nilai skor 2. Pernapasan lemah dan irama napas tidak teratur nilai
skor 1 serta gerakan tonus otot lemah nilai skor 1. Maka nilai APGAR pada bayi 6, jika skor 6
bayi diklasifikasikan asfiksia sedang.
Ny D berumur 25 tahun, seminggu yang lalu melahirkan seorang anak perempuan di BPS bidan
Dewi..Ny. D datang bersama bayinya tanggal 17 Novenber 2013. Ny D mengatakan bahwa
bayinya panas, tidak mau menyusu dan mulut bayinya mencucu seperti mulut ikan disertai
kejang. Setelah diperiksa bidan mendapatkan Keadaan umum anak tampak gelisah dan
lemah,Suhu 38.5ºC,Pernafasan 48 x/menit,Nadi 124x/menit ,BB sekarang 2600 gr,PB sekarang
49 cm.
A. Asfiksia
B. Ikterus neonatorum
C. Tetanus neonatorum
D. Makrosomial
E. Aktres esofalus
Jawaban:
C. Tetanus neonatorum
PEMBAHASAN:
Pada tetanus neonatorum perjalanan penyakit ini lebih cepat dan berat. Anamnesis sangat
spesifik yaitu :
Bayi tiba-tiba panas dan tidak mau minum (karena tidak dapat menghisap).
Mulut mencucu seperti mulut ikan.
Mudah terangsang dan sering kejang disertai sianosis
Kaku kuduk sampai opistotonus
Dinding abdomen kaku, mengeras dan kadang-kadang terjadi kejang.
Dahi berkerut, alis mata terangkat, sudut mulut tertarik kebawah, muka thisus sardonikus
Ekstermitas biasanya terulur dan kaku
.Tiba-tiba bayi sensitif terhadap rangsangan, gelisah dan kadang-kadang menangis lemah.
C. Diberikan vitamin
E. Perawatan kulit
Jawaban:
PEMBAHASAN:
1Pemberian saluran nafas agar tidak tersumbat dan harus dalam keadaan bersih
Mengatasi kejang dengan cara memasukkan tongspatel atau sendok yang sudah
dibungkus kedalam mulut bayi agar tidak tergigit giginya dan untuk mencegah agar lidah
tidak jatuh kebelakang menutupi saluran pernafasan
Ruangan dan lingkungan harus tenang
Bila tidak dalam keadaan kejang berikan ASI sedikit demi sedikit, ASI dengan
menggunakan pipet/diberikan personde (kalau bayi tidak mau menyusui).
Perawatan tali pusat dengan teknik aseptic dan antiseptic.
A. Rewel
C. Suhu 38,5 C
C. Suhu 38,5 C
PEMBAHASAN:
penyebab terjadinya kejang pada bayi ny”D” karena suhu badan terlalu tinggi, seharusnya suhu
8. Seorang bayi lahir spontan di BPM. Berat badan 3500 gram, panjang badan 51 cm, pernapasan
45 x/menit. Bayi menetek kuat, talin pusat tidak ada tanda-tanda infeksi.
Pertanyaan :
Sebelum dibawa pulang informasi yang harus diberikan pada bayi Ny B adalah……
Jawaban :
Pembahasan :
Bayi rentan terhadap suhu yang berada di lingkungan sekitar jika bayi kehilangan panas
tubuhnya bisa menyebabkan hipotermi
9. Seorang bayi perempuan, usia 1 bulan dibawa orang tuanya ke RS dengan keluhan demam
tinggi, mengalami kejang dengan mulut bayi mencucu seperti mulut ikan. Saat pengkajian
didapatkan data : suhu 38,50C, terdapat opistotonus, kejang muncul bila terkena rangsang cahaya
dan suara, bayi menangis dan gelisah, susah untuk menyusu.Apa masalah keperawatan utama
yang muncul pada kasus di atas?... Jawaban Soal
A. Nyeri
B. Hipertermi
C. Risiko cidera
Jawaban:
B.Hipertermi
PEMBAHASAN:
Secara umum, suhu anak harus berada di antara 36,5°-37,5° C ketika diukur dengan termometer
oral. Jika suhu bayi turun di bawah 36,5° C, mereka dianggap mengidap hipotermia, atau suhu
tubuh yang rendah. Suhu tubuh yang rendah pada bayi bisa berbahaya, dan pada kasus yang
cukup jarang bisa sebabkan kondisi yang fatal.
10. Seorang bayi perempuan dengan berat badan 2700 gram dan panjang 48 cm mengalami
Kekuningan yang timbul pada hari kedua-ketiga dimana Kadar Biluirubin Indirek setelah 2 x 24
jam sekitar 12 mg% dan Kecepatan peningkatan kadar Bilirubin sekitar 4 mg % Per hari. Apa
klasifikasi ikterus pada bayi?.
A. Kern Il terus
B. Ikterus Fisiologis
C. Ikterus Patologis
D. Ikterus Kongenital
E. Ikterus Fototerapis
jawaban:
B. Ikterus Fisiologis
PEMBAHASAN:
Ikterus disebut normal (fisiologis) jika muncul setelah 24–72 jam dan menghilang sebelum usia
2 minggu. Pada kondisi ini, bilirubin yang belum terkonjugasi (Unconjugated bilirubin)
terdeteksi kurang dari 15 mg/dl, namun menurut AAP masih dianggap normal jika di bawah 17–
18 mg/dl.