Tahun 2019
RUMAH SAKIT MANYAR MEDICAL CENTRE
Jl. Raya Manyar No. 9 Surabaya
Email : sekretariat@rsmmcsby.co.id
Website : www.rsmmcsby.co.id
DAFTAR ISI
BAB I DEFINISI...................................................................................................................................1
BAB II RUANG LINGKUP...................................................................................................................3
BAB III TATALAKSANA......................................................................................................................4
BAB IV DOKUMENTASI.....................................................................................................................19
BAB V PENUTUP................................................................................................................................20
KEPUTUSAN DIREKTUR UTAMA
RUMAH SAKIT MANYAR MEDICAL CENTRE
NOMOR : /KEP/DIRUT/II/2019
TENTANG
Menimbang: 1. Bahwa diperlukan sebuah forum komunikasi antar urusan atau bagian baik
dengan atasan maupun tanpa atasan, untuk berkoordinasi terhadap kegiatan-
kegiatan yang akan dilakukan;
2. Bentuk forum komunikasi tersebut perlu tertaung dalam panduan rapat dan
pelaporan Rumah Sakit Manyar Medical Centre ;
3. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam butir (1) dan
(2), perlu ditetapkan dengan Keputusan Direktur Utama
MEMUTUSKAN
KESATU : Apabila terdapat kesalahan atau kekeliruan di kemudian hari dalam Keputusan
Direktur Utama ini maka akan diadakan perubahan sebagaimana mestinya;
KEDUA : Salinan Keputusan Direktur Utama ini disampaikan kepada seluruh Urusan Kerja
di Rumah Sakit Manyar Medical Centre untuk diketahui dan dilaksanakan
dengan sebaik-baiknya dan penuh tanggung jawab;
KETIGA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di : Surabaya
Pada tanggal : 11 Februari 2019
RUMAH SAKIT MANYAR MEDICAL CENTRE
DIREKTUR UTAMA
BAB I
DEFINISI
Rumah sakit sebagai satu lembaga “sosio-ekonomi” juga lembaga “kemanusiaan” yang memiliki
nilai-nilai dan martabat luhur, sebaiknya mengutamakan nilai-nilai moral dan tidak hanya berpijak
pada nilai-nilai formal yang normatif saja. Sesuai dengan Undang – Undang No. 44 tahun 2009
tentang rumah sakit, rumah sakit pemerintah dan swasta dituntut secara moral dan operasional untuk
menjalankan fungsinya masing-masing. Rumah sakit sebagai organisasi yang padat profesi, padat alat,
padat prosedur harus menyesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
kedokteran dan industri kesehatan yang makin kompleks permasalahannya akibat makin
meningkatnya kebutuhan dan tuntutan masyarakat terhadap pelayanan kedokteran/kesehatan serta
kesadaran hukum dan perkembangan masyarakat global, sehingga menuntut karyawan rumah sakit
sebagai pemberi pelayanan harus mampu menjalankan tugas sesuai dengan cita-cita luhur profesi.
Kode etik profesi sesuai cita-cita luhur, pada dasarnya telah mengatur moralitas pengabdian profesi
masing-masing, termasuk keterlibatan dan peran aktifnya bermasyarakat, bersejawat, berbangsa dan
bernegara. Lebih lanjut untuk dapat melaksanakan tugas bimbingan, pengawasan dan penilaian
pelaksanaan etik rumah sakit, baik etik kedokteran maupun etik keperawatan dan etika kerja di rumah
sakit. Berdasarkan hal tersebut maka dibentuk Komite Etik dan Hukum Rumah Sakit (KEHRS).
KEHRS dapat dikatakan sebagai suatu badan yang secara resmi dibentuk dengan anggota dari
berbagai disiplin perawatan kesehatan dalam rumah sakit yang bertugas untuk menangani berbagai
masalah etik yang timbul dalam rumah sakit. KEHRS dapat menjadi sarana efektif dalam
mengusahakan saling pengertian antara berbagai pihak yang terlibat seperti dokter, pasien, keluarga
pasien dan masyarakat tentang berbagai masalah etika hukum kedokteran yang muncul dalam
perawatan kesehatan di rumah sakit. Dengan adanya KEHRS, pengetahuan dasar bidang etika
kedokteran dapat diupayakan dalam institusi dan pengetahuan tentang etika diharapkan akan
menimbulkan tindakan yang professional etis.
Pendidikan etika tidak terbatas pada pimpinan dan petugas rumah sakit saja. Pemilik, pasien, keluarga
pasien dan masyarakat dapat diikutsertakan dalam pendidikan etika. Pemahaman akan permasalahan
etika akan menambah kepercayaan masyarakat dan membuka wawasan mereka bahwa rumah sakit
bekerja untuk kepentingan pasien dan masyarakat pada umumnya.
C. Etika Kedokteran
1. Etika kedokteran adalah sekumpulan nilai-nilai dan moralitas profesi kedokteran yang
tercantum dalam Kode Etik Kedokteran Indonesia (KODEKI), fatwa-fatwa etik, pedoman dan
kesepakatan etik lainnya dari IDI sebagai organisasi profesi.
2. Dokter adalah setiap orang yang memiliki ijazah dokter, dokter spesialis, dokter superspesialis
atau dokter subspesialis atau spesialis konsultan yang diakui oleh Pemerintah Republik
Indonesia sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
3. Konflik etika legal adalah ketidak sepahaman berdimensi etik akibat perbedaan kepentingan
atau kewenangan antar dokter, antar dokter-perangkat atau antar dokter-tenaga kesehatan
lainnya yang belum atau tidak melibatkan pasien/klien, yang dianggap akan berkepanjangan
dan berpotensi menurunkan citra dan keluhuran profesi kedokteran atau kondisi sengketa
profesi yang memerlukan kepastian pedoman etika, fatwa dan atau hukum profesi.
4. Sengketa medik adalah ketidaksepahaman antara pihak dokter dengan pihak pasien/klien atau
keluarganya (keduanya disebut para pihak) di dalam atau paska hubungan dokter-pasien/klien
yang terwujud diadukannya dokter tersebut kepada sarana kesehatan, IDI, Majelis Kehormatan
Etik Kedokteran atau lembaga disiplin dan peradilan lainnya.
1.3 Tujuan
A. Tujuan Umum
Membantu penyelesaian masalah-masalah etik dan hukum di RS Manyar Medical Centre
B. Tujuan Khusus
1. Membantu menyelesaikan kasus mediko legal dan dilema etis klinis maupun non klinis.
2. Membantu menyelesaikan problematika etik dan hukum yang terjadi dilingkungan RS Manyar
Medical Centre;
BAB II
RUANG LINGKUP
Komite Etik dan Hukum RS Manyar Medical Centre menangani permasalahan etik dan hukum yang terjadi
di RS Manyar Medical Centre yang meliputi :
1. Masalah Etika Administrasi
2. Masalah Etika Pegawai
3. Masalah Etika Profesi Tenaga Medis, Tenaga Keperawatan dan Tenaga Kesehatan lain.
4. Dilema Etis Klinis dan Non Klinis
A. KEBIJAKAN UMUM
Dalam suatu rumah sakit terdiri dari berbagai disiplin ilmu, dimana maisng-masing disiplin ilmu
umumnya telah memiliki kode etik profesi yang harus dilaksanakan oleh para anggotanya. Begitupula di
RS Manyar Medical Centre sebagai pemberi pelayanan kesehatan harus berpedoman pada kode etik
profesi masing-masing dan kode etik rumah sakit agar tidak saling berbenturan.
Dalam menjalankan kegiatannya secara etika harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1. Mengungkapkan kepemilikan dan konflik kepentingan;
2. Menjelaskan pelayanan kepada pasien secara jujur;
3. Melindungi kerahasiaan informasi pasien;
4. Menyediakan regulasi yang jelas mengenai pendaftaran pasien, transfer dan pemulangan pasien;
5. Menagih biaya untuk pelayanan yang diberikan secara akurat dan memastikan bahwa insentif finansial
dan pengaturan pembayaran tidak mengganggu pelayanan pasien
6. Mendukung transparasi dalam melaporkan pengukuran kinerja klinis dan kinerja organisasi;
7. Menetapkan sebuah mekanisme agar tenaga kesehatan dan staf lainnya dapat melaporkan kesalahan
klinis atau mengajukan kekhawatiran etis dengan bebas dari hukuman, termasuk melaporkan perilaku
staf yang merugikan terkait masalah klinis maupun operasional;
8. Mendukung lingkungan yang memperkenankan diskusi secara bebas mengenai masalah/ isu etis tanpa
ada ketakutan atas sanksi;
9. Menyediakan resolusi yang efektif dan tepat waktu untuk masalah etis yang ada;
10.Memastikan praktik non deskriminasi dalam hubungan kerja dan ketentuan atas asuhan pasien dengan
mengingat norma hukum serta budaya negara Indonesia;
11.Mengurangi kesenjangan dalam akses untuk pelayanan kesehatan dan hasil klinis.
Dalam penanganan masalah etik dan hukum , harus memperhatikan hal – hal sebagai berikut :
a. Prinsip Otonomi (Autonomy)
b. Berbuat Baik (Beneficience)
c. Keadilan (Justice)
d. Tidak Merugikan (Nonmaleficience)
e. Kejujuran (Veracity)
f. Menepati Janji (Fidelity)
g. Kerahasiaan (Confidentiality)
c. Inform Consent
1. Tidak memberikan informasi jelas dan jujur kepada pasien;
2. Tidak menjelaskan tindakan yang akan dilakukan kepada pasien secara jelas;
3. Tidak ada tanda tangan pasien atau keluarga pasien dalam lembar formulir informed consent
4. Tidak menanyakan kembali apakah pasien atau keluarga pasien telah mengerti dengan
penjelasan yang diberikan;
d. Keuangan
1. Perbedaan tarif jasa dokter yang tidak sesuai dengan paeraturan Rumah Sakit;
2. Pemberlakuan uang muka untuk pasien gawat darurat;
3. Pemberlakuan Deposit pada pasien tidak mampu namun membutuhkan penanganan medis
segera
1.2 Pelaporan
Dokumen pelaporan disesuaikan dengan format masing-masing laporan yang berlaku di Rumah Sakit
Manyar Medical Centre sesuai dengan Panduan Tata Naskah Rumah Sakit Manyar Medical Centre.
Demikian panduan rapat dan pelaporan Rumah Sakit Manyar Medical Centre ini dibuat. Pelaksanaan secara
teknis akan dibahas lebih lanjut pada SPO tentang rapat. Panduan ini akan direvisi maksimal 3 tahun sekali
sesuai dengan peraturan perundangan dan kondisi yang ada.
Ditetapkan di : Surabaya
Pada tanggal : 11 Februari 2019
RUMAH SAKIT MANYAR MEDICAL CENTRE
DIREKTUR UTAMA
Kepala Urusan Sekretariat dan Hukum Kepala Bagian Sekretariat dan Umum