Anda di halaman 1dari 13

PANDUAN MANAJEMEN ETIK DAN HUKUM

RS MANYAR MEDICAL CENTRE

Tahun 2019
RUMAH SAKIT MANYAR MEDICAL CENTRE
Jl. Raya Manyar No. 9 Surabaya
Email : sekretariat@rsmmcsby.co.id
Website : www.rsmmcsby.co.id
DAFTAR ISI

BAB I DEFINISI...................................................................................................................................1
BAB II RUANG LINGKUP...................................................................................................................3
BAB III TATALAKSANA......................................................................................................................4
BAB IV DOKUMENTASI.....................................................................................................................19
BAB V PENUTUP................................................................................................................................20
KEPUTUSAN DIREKTUR UTAMA
RUMAH SAKIT MANYAR MEDICAL CENTRE
NOMOR : /KEP/DIRUT/II/2019

TENTANG

PANDUAN RAPAT DAN PELAPORAN


RUMAH SAKIT MANYAR MEDICAL CENTRE

DIREKTUR UTAMA RUMAH SAKIT MANYAR MEDICAL CENTRE

Menimbang: 1. Bahwa diperlukan sebuah forum komunikasi antar urusan atau bagian baik
dengan atasan maupun tanpa atasan, untuk berkoordinasi terhadap kegiatan-
kegiatan yang akan dilakukan;
2. Bentuk forum komunikasi tersebut perlu tertaung dalam panduan rapat dan
pelaporan Rumah Sakit Manyar Medical Centre ;
3. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam butir (1) dan
(2), perlu ditetapkan dengan Keputusan Direktur Utama

Mengingat: 1. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit.


2. Akta Notaris Yahya Abdullah Waber, S.H. Nomor 3 Tanggal 24 Juni 2008
yang disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia RI Nomor : AHU-
05560.AH.01.01 tgl 27/02/2009 Tentang Pendirian Perusahaan PT Besturi
Delta Medika, dan terakhir diubah dengan Akta Notaris Yahya Abdullah
Waber, S.H nomor 4 tanggal 28 Mei 2018 yang telah dicatat oleh Kementrian
Hukum dan Hak Asasi Manusia RI nomor AHU-AH.01.03-0216151 tanggal 26
Juni 2018 tentang pengangkatan kembali Komisaris PT Besturi Delta Medika;
3. Keputusan Direktur Utama PT Besturi Delta Medika Nomor
086A/BDM/IX/2018 tanggal 21 September 2018 tentang Pengangkatan
Priyanto Swasono, dr., MARS sebagai Direktur Rumah Sakit Manyar Medical
Centre;
4. Keputusan Direktur Utama PT Besturi Delta Medika Nomor :
090B/BDM/X/2018 tanggal 10 Oktober 2018 tentang Perubahan Nama Jabatan
Priyanto Swasono, dr., MARS sebagai Direktur Utama Rumah Sakit Manyar
Medical Centre.

MEMUTUSKAN

Menetapkan : PANDUAN RAPAT DAN PELAPORAN RUMAH SAKIT MANYAR


MEDICAL CENTRE

KESATU : Apabila terdapat kesalahan atau kekeliruan di kemudian hari dalam Keputusan
Direktur Utama ini maka akan diadakan perubahan sebagaimana mestinya;

KEDUA : Salinan Keputusan Direktur Utama ini disampaikan kepada seluruh Urusan Kerja
di Rumah Sakit Manyar Medical Centre untuk diketahui dan dilaksanakan
dengan sebaik-baiknya dan penuh tanggung jawab;
KETIGA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Surabaya
Pada tanggal : 11 Februari 2019
RUMAH SAKIT MANYAR MEDICAL CENTRE
DIREKTUR UTAMA

PRIYANTO SWASONO, dr,. MARS

Panduan Rapat dan Pelaporan Tahun 2019 2


PANDUAN MANAJEMEN ETIK DAN HUKUM
RUMAH SAKIT MANYAR MEDICAL CENTRE

BAB I
DEFINISI

1.1 Latar Belakang

Rumah sakit sebagai satu lembaga “sosio-ekonomi” juga lembaga “kemanusiaan” yang memiliki
nilai-nilai dan martabat luhur, sebaiknya mengutamakan nilai-nilai moral dan tidak hanya berpijak
pada nilai-nilai formal yang normatif saja. Sesuai dengan Undang – Undang No. 44 tahun 2009
tentang rumah sakit, rumah sakit pemerintah dan swasta dituntut secara moral dan operasional untuk
menjalankan fungsinya masing-masing. Rumah sakit sebagai organisasi yang padat profesi, padat alat,
padat prosedur harus menyesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
kedokteran dan industri kesehatan yang makin kompleks permasalahannya akibat makin
meningkatnya kebutuhan dan tuntutan masyarakat terhadap pelayanan kedokteran/kesehatan serta
kesadaran hukum dan perkembangan masyarakat global, sehingga menuntut karyawan rumah sakit
sebagai pemberi pelayanan harus mampu menjalankan tugas sesuai dengan cita-cita luhur profesi.

Kode etik profesi sesuai cita-cita luhur, pada dasarnya telah mengatur moralitas pengabdian profesi
masing-masing, termasuk keterlibatan dan peran aktifnya bermasyarakat, bersejawat, berbangsa dan
bernegara. Lebih lanjut untuk dapat melaksanakan tugas bimbingan, pengawasan dan penilaian
pelaksanaan etik rumah sakit, baik etik kedokteran maupun etik keperawatan dan etika kerja di rumah
sakit. Berdasarkan hal tersebut maka dibentuk Komite Etik dan Hukum Rumah Sakit (KEHRS).
KEHRS dapat dikatakan sebagai suatu badan yang secara resmi dibentuk dengan anggota dari
berbagai disiplin perawatan kesehatan dalam rumah sakit yang bertugas untuk menangani berbagai
masalah etik yang timbul dalam rumah sakit. KEHRS dapat menjadi sarana efektif dalam
mengusahakan saling pengertian antara berbagai pihak yang terlibat seperti dokter, pasien, keluarga
pasien dan masyarakat tentang berbagai masalah etika hukum kedokteran yang muncul dalam
perawatan kesehatan di rumah sakit. Dengan adanya KEHRS, pengetahuan dasar bidang etika
kedokteran dapat diupayakan dalam institusi dan pengetahuan tentang etika diharapkan akan
menimbulkan tindakan yang professional etis.

Pendidikan etika tidak terbatas pada pimpinan dan petugas rumah sakit saja. Pemilik, pasien, keluarga
pasien dan masyarakat dapat diikutsertakan dalam pendidikan etika. Pemahaman akan permasalahan
etika akan menambah kepercayaan masyarakat dan membuka wawasan mereka bahwa rumah sakit
bekerja untuk kepentingan pasien dan masyarakat pada umumnya.

1.2 Pengertian Umum


A. Hukum dan Etika
1. Etik berasal dari kata Yunani “Ethos”, yang berarti “yang baik, yang layak”. Etik merupakan
norma-norma, nilai-nilai atau pola tingkah laku kelompok profesi tertentu dalam memberikan
pelayanan jasa kepada masyarakat.
2. Hukum adalah peraturan perundang-undangan yang dibuat oleh suatu kekuasaan dalam
mengatur pergaulan hidup bermasyarakat. Etik dan hukum memiliki tujuan yang sama yaitu
untuk mengatur tertib dan pergaulan hidup dalam masyarakat.
B. Etika Rumah Sakit
1. Rumah sakit adalah sarana kesehatan sebagai kesatuan sosial ekonomi, bukan merupakan
kompilasi dari kode etik profesi penyelenggara pelayanan kesehatan, namun mengandung
unsure dari etika profesi masing-masing penyelenggara, baik yang diselenggarakan oleh
pemerintah maupun oleh masyarakat.
2. Etika rumah sakit adalah etika terapan (applied ethics) atau etika praktis (practical ethics), yaitu
moralitas atau etika umum yang diterapkan pada isu-isu praktis, seperti perlakuan terhadap
etnik-etnik minoritas, keadilan untuk kaum perempuan, penggunaan hewan untuk bahan
makanan atau penelitian, pelestarian lingkungan hidup, aborsi, euthanasia, kewajiban bagi yang
mampu untuk membantu yang tidak mampu dan sebagainya. Jadi, etika rumah sakit adalah
etika umum yang diterapkan pada operasional rumah sakit.
3. Kode Etik Rumah Sakit Indonesia rangkuman norma-norma moral yang telah dikodifikasi oleh
PERSI sebagai organisasi bidang perumahsakitan Indonesia.

C. Etika Kedokteran
1. Etika kedokteran adalah sekumpulan nilai-nilai dan moralitas profesi kedokteran yang
tercantum dalam Kode Etik Kedokteran Indonesia (KODEKI), fatwa-fatwa etik, pedoman dan
kesepakatan etik lainnya dari IDI sebagai organisasi profesi.
2. Dokter adalah setiap orang yang memiliki ijazah dokter, dokter spesialis, dokter superspesialis
atau dokter subspesialis atau spesialis konsultan yang diakui oleh Pemerintah Republik
Indonesia sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
3. Konflik etika legal adalah ketidak sepahaman berdimensi etik akibat perbedaan kepentingan
atau kewenangan antar dokter, antar dokter-perangkat atau antar dokter-tenaga kesehatan
lainnya yang belum atau tidak melibatkan pasien/klien, yang dianggap akan berkepanjangan
dan berpotensi menurunkan citra dan keluhuran profesi kedokteran atau kondisi sengketa
profesi yang memerlukan kepastian pedoman etika, fatwa dan atau hukum profesi.
4. Sengketa medik adalah ketidaksepahaman antara pihak dokter dengan pihak pasien/klien atau
keluarganya (keduanya disebut para pihak) di dalam atau paska hubungan dokter-pasien/klien
yang terwujud diadukannya dokter tersebut kepada sarana kesehatan, IDI, Majelis Kehormatan
Etik Kedokteran atau lembaga disiplin dan peradilan lainnya.

1.3 Tujuan
A. Tujuan Umum
Membantu penyelesaian masalah-masalah etik dan hukum di RS Manyar Medical Centre

B. Tujuan Khusus
1. Membantu menyelesaikan kasus mediko legal dan dilema etis klinis maupun non klinis.
2. Membantu menyelesaikan problematika etik dan hukum yang terjadi dilingkungan RS Manyar
Medical Centre;
BAB II
RUANG LINGKUP

Komite Etik dan Hukum RS Manyar Medical Centre menangani permasalahan etik dan hukum yang terjadi
di RS Manyar Medical Centre yang meliputi :
1. Masalah Etika Administrasi
2. Masalah Etika Pegawai
3. Masalah Etika Profesi Tenaga Medis, Tenaga Keperawatan dan Tenaga Kesehatan lain.
4. Dilema Etis Klinis dan Non Klinis

Panduan Rapat dan Pelaporan Tahun 2019 5


BAB III
TATA LAKSANA

A. KEBIJAKAN UMUM
Dalam suatu rumah sakit terdiri dari berbagai disiplin ilmu, dimana maisng-masing disiplin ilmu
umumnya telah memiliki kode etik profesi yang harus dilaksanakan oleh para anggotanya. Begitupula di
RS Manyar Medical Centre sebagai pemberi pelayanan kesehatan harus berpedoman pada kode etik
profesi masing-masing dan kode etik rumah sakit agar tidak saling berbenturan.

Dalam menjalankan kegiatannya secara etika harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1. Mengungkapkan kepemilikan dan konflik kepentingan;
2. Menjelaskan pelayanan kepada pasien secara jujur;
3. Melindungi kerahasiaan informasi pasien;
4. Menyediakan regulasi yang jelas mengenai pendaftaran pasien, transfer dan pemulangan pasien;
5. Menagih biaya untuk pelayanan yang diberikan secara akurat dan memastikan bahwa insentif finansial
dan pengaturan pembayaran tidak mengganggu pelayanan pasien
6. Mendukung transparasi dalam melaporkan pengukuran kinerja klinis dan kinerja organisasi;
7. Menetapkan sebuah mekanisme agar tenaga kesehatan dan staf lainnya dapat melaporkan kesalahan
klinis atau mengajukan kekhawatiran etis dengan bebas dari hukuman, termasuk melaporkan perilaku
staf yang merugikan terkait masalah klinis maupun operasional;
8. Mendukung lingkungan yang memperkenankan diskusi secara bebas mengenai masalah/ isu etis tanpa
ada ketakutan atas sanksi;
9. Menyediakan resolusi yang efektif dan tepat waktu untuk masalah etis yang ada;
10.Memastikan praktik non deskriminasi dalam hubungan kerja dan ketentuan atas asuhan pasien dengan
mengingat norma hukum serta budaya negara Indonesia;
11.Mengurangi kesenjangan dalam akses untuk pelayanan kesehatan dan hasil klinis.

Dalam penanganan masalah etik dan hukum , harus memperhatikan hal – hal sebagai berikut :
a. Prinsip Otonomi (Autonomy)
b. Berbuat Baik (Beneficience)
c. Keadilan (Justice)
d. Tidak Merugikan (Nonmaleficience)
e. Kejujuran (Veracity)
f. Menepati Janji (Fidelity)
g. Kerahasiaan (Confidentiality)

B. TATA KELOLA PENANGANAN MASALAH ETIK DAN HUKUM


Direktur Rumah Sakit bertanggung jawab secara profesional dan hukum dalam membantu tenaga medis,
staf, pasien, serta keluarga pasien dalam menghadapi masalah etik dan hukum yang terjadi, dilema etis
dalam asuhan pasien serta perselisihan antar profesioanl dan antar pasien dan dokter mengenai keputusan
dalam asuhan pelayanan dibantu oleh Komite Etik Profesi RS dan Komite Etik dan Hukum Rumah Sakit.
Langkah- langkah yang dilakukan dalam penanganan masalah etik dan hukum adalah :

1. Menerima Pengaduan Masalah Etik dan Hukum


Pengaduan pelanggaran etik di Rumah Sakit Manyar Medical Centre dapat berasal dari :
a. Internal : Unit Kerja Fungsional, Unit Kerja Struktural.
b. Eksternal : Perorangan/Pasien, ini dapat langsung ke Direktur atau lewat Polisi, Kejaksaan,
LBH ataupun instansi lain.
2. Melakukan Identifikasi atas Pengaduan Masalah Etik dan Hukum
a. Pengaduan ditujukan langsung kepada Direktur Rumah Sakit.
b. Direktur Rumah Sakit meneruskan masalah tersebut kepada Komite Etik dan Hukum Rumah
Sakit Manyar Medical Centre.
c. Komite Etik dan Hukum Rumah Sakit Manyar Medical Centre melakukan penyelidikan/
Investigasi terhadap masalah tersebut dengan mengumpulkan informasi dengan penelitian
rekam medis, menghubungi unit kerja ataupun mereka-mereka yang berhubungan dengan
masalah, dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :
1. Dokumen informasi
2. Berkas Rekam Medis
3. Dokumen Persetujuan Tindakan Medis
4. Second Opinion
5. Resume Medis
6. Pendapat Organisasi Profesi
7. Standar Prosedur Operasional
d. Apabila pelenggaran ini merupakan pelanggaran murni etik profesi maka Komite Etik dan
Hukum Rumah Sakit Manyar Medical Centre berkoordinasi dengan komite etik profesi RS
Manyar Medical Centre;
e. Hasil penyelidikan/ investigasi ini sebagai bahan untuk dibahas dalam sidang Komite Etik
dan Hukum Rumah Sakit Manyar Medical Centre.

3. Penyampaian Laporan Hasil Investigasi kepada Direktur Rumah Sakit


Hasil investigasi dilaporkan kepada Direktur Utama untuk memberikan pertimbangan kepada
Direktur dalam pengambilan tindak lanjut hasil investigasi.

C. ISUE ETIKA DAN HUKUM YANG TERJADI DI RUMAH SAKIT

1. Isu Etika Administratif


Berikut adalah potensi isu etika administratif yang timbul di RS Manyar Medical Centre yang harus di
hindari :

a. Kepemimpinan dan Manajemen


1. Perilaku deskriminatif kepada setiap karyawan yang bekerja di RS Manyar Medical Centre;
2. Perbedaan dalam memberikan pelayanan medis kepada pasien;
3. Penolakan pasien yang ingin berobat dan berupaya memberikan pelayanan yang sama baiknya
kepada setiap pasien;

Panduan Rapat dan Pelaporan Tahun 2019 7


b. Kerahasiaan (Privasi)
1. Tidak menjaga dan melindungi kerahasiaan data pasien dan privasi pasien;
2. Petugas yang dapat mengakses rekam medis pasien tidak terbatas;
3. Tidak menjaga privasi pasien yang tidak menginginkan adanya kunjungan dari keluarga atau
orang lain.

c. Inform Consent
1. Tidak memberikan informasi jelas dan jujur kepada pasien;
2. Tidak menjelaskan tindakan yang akan dilakukan kepada pasien secara jelas;
3. Tidak ada tanda tangan pasien atau keluarga pasien dalam lembar formulir informed consent
4. Tidak menanyakan kembali apakah pasien atau keluarga pasien telah mengerti dengan
penjelasan yang diberikan;

d. Keuangan
1. Perbedaan tarif jasa dokter yang tidak sesuai dengan paeraturan Rumah Sakit;
2. Pemberlakuan uang muka untuk pasien gawat darurat;
3. Pemberlakuan Deposit pada pasien tidak mampu namun membutuhkan penanganan medis
segera

e. Kesejahteraan Petugas dan Keselamatan kerja


1. Tidak memenuhi hak karyawan dalam pemenuhan pendidikan dan pelatihan karyawan;
2. Tidak ada regulasi yang mengatur kesehatan dan keselamatan kerja;
3. Manajemen Rumah Sakit tidak peduli dengan hal yang membahayakan keselamatan kerja
karyawan;
4. Tidak ada sosialisasi dan pelatihan mengenai budaya keselamatan di Rumah Sakit.

f. Pemasaran dan Pembinaan Hubungan Baik antar Rumah Sakit


1. Tidak ada
BAB VI
DOKUMENTASI

5.1 Dokumentasi Rapat


Dalam melaksanakan rapat diperlukan dokumentasi berupa :
1. Undangan
Undangan dalam hal ini dibagai menjadi 2 (dua) jenis yaitu
a) Undangan Internal, yaitu Undangan yang di berikan untuk internal di lingkungan RS Manyar
Medical Centre, dapat berupa memorandum.
b) Undangan Eksternal, yaitu Undangan yang diberikan untuk pihak ekternal di luar lingkungan
RS Manyar Medical Centre. Berupa Surat Dinas berkop dan Ditanda tangani oleh Direksi
Rumah Sakit.
2. Materi
Materi yang akan dibawakan dalam agenda rapat dapat berupa materi Powerpoint, buku, dan
lainnya.
3. Absensi
Daftar Hadir peserta rapat yang terdiri dari kolom nomor urut, kolom anma, kolom
jabatan/instansi, dan kolom tanda tangan. Pada kepala tertera logo Rumah Sakit Manyar Medical
Centre, jadwal pelaksanaan rapat dan agenda acara.
4. Notulensi
Dalam setiap rapat diharuskan terdokumentasi dalam bentuk notulensi yang mencatat garis besar
isi, materi dan keputusan selama berjalannya rapat, sehingga diperlukan 1 staff yang bertugas
sebagai notulen.

1.2 Pelaporan
Dokumen pelaporan disesuaikan dengan format masing-masing laporan yang berlaku di Rumah Sakit
Manyar Medical Centre sesuai dengan Panduan Tata Naskah Rumah Sakit Manyar Medical Centre.

Panduan Rapat dan Pelaporan Tahun 2019 9


BAB V
PENUTUP

Demikian panduan rapat dan pelaporan Rumah Sakit Manyar Medical Centre ini dibuat. Pelaksanaan secara
teknis akan dibahas lebih lanjut pada SPO tentang rapat. Panduan ini akan direvisi maksimal 3 tahun sekali
sesuai dengan peraturan perundangan dan kondisi yang ada.

Ditetapkan di : Surabaya
Pada tanggal : 11 Februari 2019
RUMAH SAKIT MANYAR MEDICAL CENTRE
DIREKTUR UTAMA

PRIYANTO SWASONO, dr., MARS


TIM PERUMUS
PANDUAN RAPAT DAN PELAPORAN

Kepala Urusan Sekretariat dan Hukum Kepala Bagian Sekretariat dan Umum

Peni Ernidya Nazari, S.KM. Nunuk Ari Pewitri, SH

Panduan Rapat dan Pelaporan Tahun 2019 11

Anda mungkin juga menyukai