TAHUN 2020
RUMAH SAKIT MANYAR MEDICAL CENTRE
Jl. Raya Manyar No. 9 Surabaya
Email: sekretariat@rsmmcsby.co.id
Website: www.rsmmcsby.co.id
1
KERANGKA ACUAN
I. Pendahuluan
Rumah sakit merupakan instansi dengan berbagai macam profesi ada di dalamnya, staf rumah sakit terdiri
dari staf klinis pemberi asuhan pasien seperti Dokter, Perawat dan PPA lain serta staf non klinis dimana
sebagai staf rumah sakit harus mengetahui bahwa kegiatan operasional rumah sakit beresiko tinggi dan harus
bertekad dalam melaksanakan tugas, wewenang dan kewajibannya harus konsisten sesuai dengan standar
prosedur operasional sesuai dengan peraturan perundangan dan harus dilakukan secara aman.
Regulasi yang berlaku di suatu instansi Rumah Sakit, terkadang dapat menciptakan budaya takut melapor atas
kejadian yang tidak diharapkan dan kejadian nyaris cedera sehingga sering kali terjadi fenomena gunung es
dimana nihil laporan insiden keselamatan pasien, kejadian tidak diharapkan, dan perilaku yang tidak layak
baik kepada pasien, maupun antar staf.
Oleh karena itu Pimpinan harus mendorong terciptanya Budaya Keterbukaan yang merupakan bagian dari
Budaya Keselamatan di Rumah Sakit, ada kalanya suatu masa dimana staf rumah sakit tidak disalahkan atas
suatu kesalahan sebagai contoh ketika ada komunikasi yang buruk antara pasien dan staf Rumah Sakit, ketika
perlu pengambilan keputusan secara cepat dan ada kekurangan faktor manusia dalam pola proses pelayanan.
Namun terdapat juga kesalahan tertentu yang merupakan hasil dari perilaku yang sembrono dan hal ini
membutuhkan pertanggung jawaban. Contoh dari perilaku semborno mencakup kegagalan dalam mengikuti
pedoman kebersihan tangan, tidak melakukan time out sebelum mulainya operasi, atau tidak memberi tanda
pada lokasi pembedahan.
Budaya keselamatan mencakup mengenali dan menunjukan masalah yang terkait dengan sistem yang
mengarah pada perilaku yang tidak aman. Pada saat yang sama, rumah sakit harus memelihara pertanggung
jawbaan dengan tidak mentoleransi perilaku sembrono. Pertanggung jawaban membedakan kesalahan unsur
manusia, perilaku yang beresiko dan perilaku sembrono seperti mengabaikan langkah-langkah keselamatan
yang sudah ditetapkan.
Beban kerja yang berlebihan serta stres yang mungkin terjadi pada staff Rumah sakit juga bisa mengarah pada
perilaku yang tidak aman/ beresiko, karena itu rumah sakit perlu melakukan identifikasi jam kerja dan beban
kerja serta stress yang mungkin bisa terjadi pada PPA, staf klinis, staf non klinis termasuk residen dan peserta
didik klinis lainnya.
Mengingat hal tersebut, maka begitu pentingnya dorongan untuk menciptakan budaya keselamatan di Rumah
Sakit bukan hanya antara staf klinis dengan pasien, tetapi juga antara pemberi pelayanna asuhan dan antar
pegawai, demi terciptanya lingkungan kerja yang aman dan kondusif.
2
memperlakukan satu sama lain dengan hormat, dengan melibatkan dan memberdayakan pasien dan
keluarga. Selain itu pimpinan mendorong staf klinis pemberi asuhan bekerjasama dalam tim yang efektif
dan mendukung proses kolaborasi interprofesional dalam asuhan berfokus pada pasien.
Budaya Keselamatan juga merupakan hasil dari nilai-nilai, sikap, persepsi, kompetensi dan pola perilaku
dari individu mapupun kelompok yang menetukan komitmen terhadap keselamatan, serta kemampuan
manajemen rumah sakit, dicirikan dengan komunikasi yang berdasarkan rasa saling percaya dengan persepsi
yang sama tentang pentingnya keselamatan, dan dengan keyakinan akan manfaat langkah-langkah
pencegahan.
Budaya perilaku sangat berpengaruh terhadap budaya keselamatan, diharapkan dengan perilaku yang sesuai
standar akan mencapai budaya keselamatan yang paripurna. Dalam Hal ini ditekankan terhadap perilaku dari
staff/karyawan yaitu yang harus dipahami adalah direktur utama menjamin pelaksanaan dan mendorong
budaya keselamatan di seluruh lini pelayanan Rumah Sakit Manyar Medical Centre sebagai berikut:
1. Perilaku yang tidak layak (inappropriate) adalah kata kata atau bahasa tubuh yang merendahkan dan
menyinggung perasaan sesame staff, mengumpat/ Memaki.
2. Perilaku yang mengganggu (distruptive) antara lain perilaku tidak layak yang dilakukan secara berulang,
bentuk tindakan verbal atau nonverbal yang membahayakan atau mengintimidasi staff lain, dan
“celetukan maut” adalah hal sembrono yang menurunkan kredibilitas staff klinis lain.
3. Perilaku yang melecehkan (harassment) terkait dengan ras, agama dan suku termasuk gender.
4. Pelecehan seksual.
Setiap pelanggaran terhadap pedoman perilaku dan ketentuan-ketentuan pelanggaran disiplin yang berlaku
di rumah sakit Manyar Medical Centre, yang dapat secara langsung maupun tidak langsung mengakibatkan
kerugian finansial maupun non finansial bagi rumah sakit, merupakan tindakan indisipliner sehingga
patut dikenakan sanksi sesuai tingkat pelanggarannya.
Oleh sebab pentingnya budaya keselamatan di Rumah Sakit, maka perlu dilakukan sosialisasi Budaya
Keselamatan kepada seluruh karyawan Rumah Sakit agar tidak mengakibatkan berbagai kerugian baik
finansial maupun non finansial.
3
Kegiatan ini bernama “Sosialisasi Budaya Keselamatan RS Manyar Medical Centre” merupakan kegiatan
untuk mensosialisasikan budaya keselamatan di lingkungan RS Manyar Medical Centre yang terdiri atas :
1. Budaya PErilaku staf Rumah Sakit;
2. Budaya Keselamtan Pasien;
3. Budaya Keselamatan Kerja.
VI. Sasaran
VI.1 Sasaran Peserta
Seluruh Karyawan Rumah Sakit
Total Jumlah Peserta : ......
4
VII.2 Run Down Acara sebagai berikut:
PENANGGUNG ALOKASI
WAKTU
KEGIATAN JAWAB / WAKTU
(WIB)
NARASUMBER (MENIT)
08.30 – 08.45 Pre Test Diklat 15 Menit
08.45 – 09.15 Materi Budaya Kelamatan Pasien Ketua Tim KPRS 30 Menit
09.15 – 09.30 Tanya Jawab Diklat 15 Menit
Materi Budaya Keterbukaan dan Perilaku Ketua Komite Etik dan
09.30 – 10.00 Hukum 30 Menit
Staf
10.00 – 10.15 Tanya Jawab Diklat 15 Menit
Rencana Anggaran
XI. Penutup
Demikian kerangka acuan kegiatan ini disusun untuk dapat memberikan gambaran dan digunakan sebagai
bahan acuan dalam pelaksanaan kegiatan.
5
LEMBAR PERSETUJUAN
Disetujui Oleh,