Anda di halaman 1dari 2

NAMA : SITI LAILATUL NIKMAH

KELAS : X TB 1/ 32
MAPEL : SEJARAH INDONESIA

Pertempuran Ambarawa
Dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia, para tokoh sentral pergerakan dianugerahi gelar
pahlawan nasional. Salah satunya adalah Jenderal Soedirman. Selain dikenal sebagai gerilyawan dalam
perjuangannya, Soedirman juga menghadapi berbagai pertempuran kota, salah satunya adalah apa yang
terjadi di Ambarawa, atau biasa kita kenal sebagai pertempuran Ambarawa. Dimana, sang Jenderal
melawan Inggris dan Belanda.

Sesuai namanya, Pertempuran Ambarawa atau disebut juga Palagan Ambarawa adalah sebuah peristiwa
perlawanan rakyat Indonesia terhadap sekutu atau Inggris dan Belanda yang terjadi di Ambarawa,
sebelah selatan Semarang Jawa Tengah pada 20 November 1945 dan berakhir pada 15 Desember 1945.
Pertempuran Ambarawa ini, dilatarbelakangi dengan mendaratnya pasukan Inggris di kota Semarang
pada 20 Oktober 1945.

Kedatangan pihak sekutu untuk mengurus tawanan perang atau tentara Belanda yang saat itu berada di
penjara Magelang dan Ambarawa, awalnya disambut baik oleh pemerintah Indonesia. Bahkan, kedua
negara melakukan kesepakatan, dimana pihak Indonesia akan menyediakan bahan makanan dan
keperluan lain bagi kelancaran tugas pihak sekutu, selama mereka berjanji tidak mengganggu
kedaulatan Republik Indonesia.

Sayangnya, niat pihak sekutu tersebut diboncengi oleh Netherlands Indies Civiele Administration (NICA)
karena setelah pembebasan tawanan perang, para tawanan tersebut malah dipersenjatai sehingga
menimbulkan kemarahan pihak Indonesia. Maka pada 26 Oktober 1945 terjadilah sebuah insiden di
Kota Magelang, dimana tentara sekutu bertindak sebagai penguasa yang mencoba melucuti Tentara
Keamanan Rakyat (TKR) dan membuat kekacauan.

Meletusnya Pertempuran Ambarawa

TKR Resimen Magelang pimpinan Letkol M Sarbini membalas tindakan tersedut dengan mengepung
tentara sekutu dari segala penjuru. Untuk menenangkan suasana maka Presiden Soekarno dan Brigjen
Bethel melakukan perundingan gencatan senjata pada 2 November 1945, tetapi sayangnya sekutu
mengabaikan perjanjian dalam gencatan senjata tersebut sehingga meletuslah pertempuran pada 20
November 1945 yang kemudian menjalan ke dalam kota pada 22 November 1945.

Bala tentara sekutu melakukan pemboman ke pedalaman Ambarawa untuk mengancam kedudukan
TKR. Dengan tidak gentar pihak Indonesia melakukan pembalasan untuk mempertahankan wilayah dari
sekutu, dimana pihak sekutu mencoba menduduki dua desa di sekitar Ambarawa, sehingga pasukan
Indonesia di bawah pimpinan Letkol Isdiman berusaha membebaskan kedua desa tersebut.

Semangat perlawanan rakyat di Ambarawa yang bersatu dengan TKR membuat sekutu kesulitan
menaklukan wilayah tersebut, meskipun harus mengorbankan Letkol Isdiman yang gugur di medan
perang. Namun dalam perlawanan tersebut senjata yang digunakan oleh pasukan sekutu lebih modern,
sehingga pasukan tentara Indonesia berhasil sedikit dikalahkan.
Kolonel Soedirman Pimpin Pertempuran

Setelah gugurnya Letkol Isdiman maka Komando Kolonel Soedirman yang saat itu merupakan Panglima
Divisi Banyumas akhirnya langsung menuju Ambrawa dan memimpin komando seluruh TKR dan pasukan
rakyat saat itu. Kehadiran Kolonel Soedirman memberikan napas baru kepada pasukan tentara
Indonesia.

Koordinasi diadakan di antara komando-komando sektor dan pengepungan terhadap musuh semakin
ketat dengan siasat yang diterapkan adalah serangan pendadakan serentak disemua sektor. Pada 12
Desember 1945 jam 04.30 pagi serangan mulai dilancarkan dan Kolonel Soedirman langsung memimpin
pasukannya yang menggunakan taktik gelar supit urang atau pengepungan rangkap dari kedua sisi,
sehingga musuh benar-benar terkurung.

Suplai dan komunikasi dengan pasukan induknya diputus sama sekali. Kekuatan sekutu yang berada di
Benteng Willem berhasil dikepung TKR 4 hari 4 malam, hal ini menyebabkan kedudukan sekutu terjepit
dan muncul dari Ambarawa tepat pada 15 Desember 1945.

Berkat jasa-jasanya maka Kolonel Soedirman diangkat sebagai Jenderal Panglima Besar TKR.
Kemenangan pertempuran ini kini diabadikan dengan didirikannya Monumen Palagan Ambarawa dan
pada 15 Desember juga diperingati hari Infantri Nasional Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai