ARTIKEL
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
di Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang
OLEH :
AULIA DIANI FITRI
1207091/2012
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menguji pengaruh risiko
pasar, risiko kredit dan risiko operasional terhadap kinerja keuangan perbankan
(studi empiris pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI tahun 2010 –
2015). Alat ukur yang digunakan pada penelitian ini adalah Return On Assets
(ROA) untuk kinerja keuangan, Net Interest Margin (NIM) untuk risiko pasar,
Non Performing Loan (NPL) untuk risiko kredit dan Biaya Operasional terhadap
Pendapatan Operasional (BOPO) untuk risiko operasional.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian asosiatif kausal.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan perbankan yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia selama 6 tahun yakni 2010 sampai 2015. Sampel
penelitian ditentukan dengan metode purposive sampling dan diperoleh sebanyak
28 perusahaan sampel. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder yang
diperoleh dari www.idx.co.id.Teknik pengumpulan data adalah teknik
dokumentasi. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi
berganda.
Hasil pengujian menunjukkan risiko pasar yang diukur dengan Net Interest
Margin (NIM) berpengaruh positif tidak signifikan terhadap kinerja keuangan
perbankan, risiko kredit yang diukur dengan Non Performing Loan (NPL)
berpengaruh signifikan negative terhadap kinerja keuangan perbankan dan risiko
operasional yang diukur dengan Biaya Operasional terhadap Pendapatan
Operasional (BOPO) berpengaruh signifikan negative terhadap kinerja keuangan
perbankan.
Berdasarkan hasil penelitian diatas, disarankan agar perbankan
menekankan biaya operasional yang dapat meningkatkan laba perbankan dan
perbankan juga harus memperhatikan kredit yang diberikan agar risiko
ketidaklancaran pembayaran oleh nasabah kecil sehingga laba perbankan juga
dapat meningkat.
Kata Kunci : Return On Assets, Net Interest Margin, Non Performing Loan,
dan Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional
ABSTRACT
In this research will make know and test the market risk, credit risk, and
operational risk (empirical study on banking companies listed on the Stock
Exchange). Proxy using the return on assets for the financial performance; net
interest margin (NIM) to market risk; non performing loan (NPL) to credit risk;
and operational expense operational income (OEOI) to operational risk.
This type of research is the causative associative. The population is all
banking companies listed in Indonesia Stock Exchange during6 years that is 2010
to 2015. The sample is determined by purposive sampling to obtain a sample of 28
companies. Types of data using secondary data obtained fromwww.idx.co.id. The
data collection technique is the engineering documentation. Analysis of this
research using multiple regression analysis.
The empirically result showed operation efficiency as measured by net
interest margin (NIM) has a positive not significant effect to financial
performance on banking companies, credit risk as measured by non performing
loan (NPL) has a negative and significant effect to financial performance on
banking companies, and operational expense operational income (OEOI)has a
negative oand significant effect to financial performance on banking companies.
Based on the above results, it is suggested for banking companies to
reduce operational expense as low as possible because of low operational
expense could increase banking companies profit and the bank must consider the
risk of loans that lack of payment by small until bank profits can also increased.
Key Words : Return On Assets, Net Interest Margin, Non Performing Loan,
Operational Expense Operational Income
I. PENDAHULUAN penyaluran dana yang biasanya
Dalam dunia modern ini, diukur dengan indikator kecukupan
peranan perbankan dalam modal, likuiditas dan profitabilitas
memajukan perekonomian suatu bank.
negara sangatlah besar dan Menurut Syofyan dalam Anne
memiliki tempat yang teramat Maria (2015), profitabilitas merup-
penting sebagai lembaga yang akan indikator yang paling tepat
mempengaruhikegiatan pereko- untuk mengukur kinerja suatu bank.
nomian. Lembaga perbankan meru- Ukuran profitabilitas yang diguna-
pakan salah satu tulang punggung kan adalah Return On Equity
perekonomian suatu negara, karena (ROE) dan Return On Asset (ROA)
memiliki fungsi intermediasi atau pada industri perbankan. ROA
sebagai perantara antara pemilik memfokuskan kemampuan perusa-
modal (fund supplier) dengan haan untuk memperoleh
pengguna dana (fund user). earningdalam operasi perusahaan,
Menurut Undang-Undang No. sedang- kan ROE hanya mengukur
10 tahun 1998, bank merupakan return yang diperoleh dari investasi
badan usaha yang menghimpun pemilik perusahaan dalam bisnis.
dana dari masyarakat dalam bentuk ROA merupakan rasio keuangan
pinjaman dan menyalurkannya ke untuk mengukur kemampuan bank
masyarakat dalam bentuk kredit dalam memperoleh keuntungan
dan/ atau bentuk-bentuk lainnya (laba) secara keseluruhan.Semakin
dalam rangka meningkatkan taraf besar ROA suatu bank, maka
hidup rakyat banyak.Mengingat semakin besar tingkat keuntungan
peranan bank yangsangat penting, yang dicapai oleh bank dan
maka penilaian kinerja bank sangat semakin baik posisi bank dari segi
berpengaruh terhadap kenyamanan penggunaan aset sehingga semakin
dan kepercayaan calon nasabah. baik kinerja keuangan bank.
Semakin baik kinerja bank, maka Kinerja keuangan bank dapat
akan semakin banyak para calon dipengaruhi oleh faktor internal dan
nasabah yang tertarik untuk eksternal yang berdampak baik atau
menanamkan modalnya dan mela- buruknya terhadap kinerja pada
kukan transaksi di bank tersebut. bank tersebut.Penelitian ini
Untuk memutuskan suatu berfokus dengan menggunakan
badan usaha atau perusahaan faktor internal yaitu risiko pasar,
memiliki kinerja yang baik maka risiko kredit dan risiko operasional.
dapat dilakukan penilaian melalui Perkembangan industri
sisi kinerja keuangan (financial perbankan, terutama produk dan
performance) dan kinerja non jasa yang semakin kompleks dan
keuangan (non financial perfor- beragam akan meningkatkan ekspo-
mance). Menurut Jumingan sur risiko yang dihadapi oleh bank.
(2014:239) kinerja keuangan bank Perubahan eksposur risiko bank dan
merupakan gambaran kondisi penerapan manajemen risiko akan
keuangan bank pada suatu periode mempengaruhi kondisi bank yang
tertentu baik menyangkut aspek akan berdampak terhadap kinerja
penghimpun dana maupun keuangan bank tersebut.
Menurut Veithzal (2013:569) semakin tinggi risiko kredit dari
risiko pasar merupakan risiko yang ketidaklancaran pembayaran pokok
timbul karena adanya pergerakan pinjaman dan bunga maka secara
variable pasar dari portofolio yang langsung akan berdampak pada
dimiliki oleh bank, yang dapat penurunan kinerja perbankan.
merugikan bank (adverse moment). Risiko kredit dapat diukur
Salah satu proksi dari risiko pasar menggunakan Non Performing
adalah suku bunga, yang diukur Loan (NPL).
dari selisih antara suku bunga Non Performing Loan (NPL)
pendanaan (funding) dengan suku adalah perbandingan antara total
bunga pinjaman yang diberikan kredit bermasalah dengan total
(lending) atau dalam istilah kedit yang diberikan kepada
perbankan disebut Net Interest debitur. Menurut Peraturan Bank
Margin (NIM). Indonesia No.13/3/PBI/2011 mene-
Net Interest Margin (NIM) tapkan rasio NPL maksimal 5%
digunakan untuk mengukur dari total kredit.Apabila rasio NPL
kemampuan manajemen bank dibawah 5% menunjukkan bahwa
dalam menghasilkan pendapatan bank dapat mengelola risiko
dari bunga dengan melihat kinerja kreditnya dengan baik karena
bank dalam menyalurkan kredit, mampu meminimalkan kreditnya
mengingat pendapatan operasional sehingga dapat berdampak baik
bank sangat tergantung dari selisih pada penilaian kinerja keuangan
bunga dari kredit yang disalurkan. bank.
Standar yang ditetapkan Bank Berdasarkan Surat Edaran
Indonesia untuk rasio NIM adalah Bank Indonesia No. 13/24/DPNP
6% keatas. Semakin besar NIM tanggal 25 Oktober 2011, risiko
yang dicapai oleh suatu bank maka operasional adalah risiko yang
akan meningkatkan pendapatan antara lain disebabkan ketidak-
bunga atas asset produktif yang cukupan dan/atau tidak ber-
dikelola oleh bank yang fungsinya proses internal,
bersangkutan, sehingga laba bank kesalahan manusia, kegagalan
(ROA) akan meningkat yang system, dan/atau adanya kejadian
berdampak pada semakin baiknya eksternal yang mempengaruhi
kinerja keuangan perbankan. operasional bank. Risiko operasi-
Peranan kredit dalam operasi onal dapat menimbulkan kerugian
bank sangat besar dan penting keuangan secara langsung maupun
karena sebagian besar bank masih tidak langsung dan kerugian
mengandalkan sumber pendapatan potensial atas hilangnya kesempa-
utamanya dari bisnis pengkreditan. tan memperoleh keuntungan.
Berdasarkan Surat Edaran Bank Risiko operasional dapat dihitung
Indonesia No. 13/24/DPNP tanggal dengan menggunakan rasio Biaya
25 Oktober 2011, risiko kredit Operasional terhadap Pendapatan
adalah risiko akibat kegagalan Operasional (BOPO).
debitur dan/atau pihak lain dalam Menurut Veithzal (2013:482)
memenuhi kewajiban kepada bank. BOPO adalah perbandingan antara
Menurut Herman (2011:16), biaya operasional dengan
pendapatan operasional dalam tian menyimpulkan bahwa NIM
mengukur tingkat efisiensi dan tidak berpengaruh terhadap ROA,
kemampuan bank dalam melakukan NPL berpengaruh negative terhadap
kegiatan operasinya. Jika tingkat ROA dan BOPO berpengaruh
BOPO yang dihasilkan semakin negative terhadap ROA.
rendah maka kinerja manajemen Pengukuran kinerja keuangan
dari bank tersebut berarti semakin perbankan dalam penelitian ini
baik. Hal tersebutmenunjukkan adalah profitabilitas yang diukur
bahwa bank lebih efisien dalam dengan Return On Asset (ROA).
menggunakan sumber daya yang Pada penelitian terdahulu kinerja
ada untuk kegiatan operasionalnya keuangan perbankan diukur
sehingga profitabilitas akan menggunakan ROA dengan laba
semakin meningkat yang berarti sesudah pajak sedangkan pada
kinerja keuangan baik. Bank penelitian ini kinerja keuangan
Indonesia menetapkan angka diukur menggunakan ROA dengan
terbaik untuk rasio BOPO adalah laba sebelum pajak. ROA dengan
dibawah 90%. laba sebelum pajak menunjukkan
Beberapa penelitian lain bahwa efektivitas perusahaan
tentang kinerja keuangan perbankan didalam menghasilkan keuntungan
di Indonesia yang hasilnya berbeda- dengan memanfaatkan total asset
beda dan tidak konsisten. Millatina yang dimilikinya.
Arimi (2012) meneliti tentang Berdasarkan uraian diatas,
Analisis Faktor-Faktor yang Mem- maka penulis tertarik untuk
pengaruhi Profitabilitas Perbankan. meneliti dengan judul “Pengaruh
Hasil penelitian yang didapat Risiko Pasar, Risiko Kredit dan
adalah NPL berpengaruh negative Risiko Operasional terhadap
dan signifikan terhadap ROA, NIM Kinerja Keuangan Perbankan
berpengaruh positif signifikan (Studi Empiris pada Perusahan
terhadap ROA, serta BOPO ber- Perbankan yang Terdaftar di
pengaruh negative dan signifikan BEI periode 2010-2015).”
terhadap ROA.
Tan Sau Eng (2013) meneliti II. TELAAH LITERATUR
tentang Pengaruh NIM, BOPO, DAN PERUMUSAN
LDR, NPL dan CAR Terhadap HIPOTESIS
ROA Bank Internasional dan Bank
Nasional Go Public Periode 2007- 2.1 Teori Sinyal
2011. Hasil penelitian menyim- Menurut Subramanyam (2010)
pulkan bahwa NIM berpengaruh informasi merupakan unsur penting
positif terhadap ROA, NPL bagi investor dan pelaku bisnis
berpengaruh negatif terhadap ROA karena informasi pada hakekatnya
dan BOPO tidak berpengaruh menyajikan keterangan, catatan atau
terhadap ROA. gambaran baik untuk keadaaan masa
Adityantoro (2013) meneliti lalu, saat ini maupun keadaan masa
tentang Faktor-Faktor yang yang akan datang bagi kelangsungan
Mempengaruhi Profitabilitas Per- hidup suatu perusahaan dan
bankan di Indonesia. Hasil peneli- bagaimana pasaran efeknya.
Informasi yang lengkap, akurat tu badan usaha atau perusahaan
dan tepat waktu sangat diperlukan memiliki kualitas yang baik maka
oleh investor di pasar modal sebagai terdapat dua penilaian yaitu melihat
alat analsis dan pembauatan dari sisi kinerja keuangan (financial
keputusan dalam berinvestasi.Teori performance) dan kinerja non
sinyal mengemukakan bagaimana keuangan (non financial
seharusnya sebuah perusahaan performance).
memberikan sinyal kepada pengguna Menurut Jumingan (2014:239)
laporan keuangan.Sinyal dapat kinerja keuangan bank merupakan
berupa informasi mengenai kondisi gambaran kondisi keuangan bank
perusahaan kepada pemilik ataupun pada suatu periode tertentu baik
pihak yang berkepentingan lainnya menyangkut aspek penghimpun
seperti investor. Pada waktu dana maupun penyaluran dana yang
informasi diumumkan dan semua biasanya diukur dengan indikator
pelaku pasar sudah menerima kecukupan modal, likuiditas dan
informasi tersebut, pelaku pasar profitabilitas bank.
terlebih dahulu menginterpretasikan 2.3.1 Pengertian Profitabilitas
dan menganalisis informasi tersebut Menurut Kasmir (2012:196),
sebagai signal baik (good news) atau profitabilitas merupakan rasio
signal buruk (bad news). untuk menilai kemampuan
2.2 Bank perusahaaan dalam mencari
Menurut Kasmir (2012:3) bank keuntungan. Rasio ini juga
merupakan lembaga keuangan yang memberikan ukuran tingkat
kegiatan usahanya adalah efektivitas manajemen suatu
menghimpun dana dari masyarakat perusahaan. Hal ini ditunjukkan
dan menyalurkan kembali dana oleh laba yang dihasilkan dari
tersebut ke masyarakat serta penjualan dan pendapatan investasi.
memberikan jasa-jasa lainnya. Hasil pengukuran dapat dijadikan
Menurut Undang-Undang No. alat evaluasi kinerja manajemen
10 tahun 1998, bank merupakan selama ini, apakah mereka telah
badan usaha yang menghimpun bekerja secara efektif atau tidak.
dana dari masyarakat dalam bentuk Rasio ini sering disebut juga
pinjaman dan menyalurkannya ke sebagai salah satu alat ukur kinerja
masyarakat dalam bentuk kredit manajemen.
dan/ atau bentuk-bentuk lainnya Menurut Syofyan dalam Anne
dalam rangka meningkatkan taraf Maria (2015), profitabilitas merup-
hidup rakyat banyak. akan indikator yang paling tepat
2.3 Kinerja Keuangan Perbankan untuk mengukur kinerja suatu bank.
Menurut Irham Fahmi (2012:2) Ukuran profitabilitas yang diguna-
kinerja keuangan adalah suatu kan adalah Return On Equity
analisis yang dilakukan untuk (ROE) dan Return On Asset (ROA)
melihat sejauh mana suatu pada industri perbankan. ROA
perusahaan telah melaksanakan memfokuskan kemampuan perusa-
dengan menggunakan aturan-aturan haan untuk memperoleh earning
pelaksanaan keuangan secara baik dalam operasi perusahaan, sedang-
dan benar. Untuk memutuskan sua- kan ROE hanya mengukur return
yang diperoleh dari investasi (funding) dengan suku bunga
pemilik perusahaan dalam bisnis. pinjaman diberikan (lending) atau
ROA merupakan rasio keuangan dalam bentuk absolut, selisih antara
untuk mengukur kemampuan bank total biaya bunga pendanaan
dalam memperoleh keuntungan dengan total biaya bunga pinjaman
(laba) secara keseluruhan.Semakin yang dalam istilah perbankan
besar ROA suatu bank, maka disebut Net Interest Margin atau
semakin besar tingkat keuntungan NIM.
yang dicapai oleh bank dan Net Interest Margin (NIM)
semakin baik posisi bank dari segi digunakan untuk mengukur
penggunaan aset sehingga semakin kemampuan manajemen bank
baik kinerja keuangan bank. dalam menghasilkan pendapatan
Jadi, semakin besar ROA dari bunga dengan melihat kinerja
berarti semakin besar pula tingkat bank dalam menyalurkan kredit,
keuntungan yang dicapai dari mengingat pendapatan operasional
semakin baiknya posisi bank dari bank sangat tergantung dari selisih
segi penggunaan aset.Sehingga bunga dari kredit yang disalurkan.
kinerja keuangan perbankan yang Dimana tingginya rasio NIM
digunakan dengan ROA menunjukkan kemampuan bank
mengindikasikan bahwa semakin dalam mendapatkan
tinggi ROA maka semakin baik keuntungan.Standar yang
kinerja keuangan perbankan ditetapkan Bank Indonesia untuk
tersebut. rasio NIM adalah 6%.Semakin
2.4 Risiko Pasar tinggi nilai rasio NIM, semakin
2.4.1 Definisi Risiko Pasar tinggi pula keuntungan yang dapat
Menurut Veithzal (2013:569) diperoleh bank. Sebaliknya,
risiko pasar merupakan risiko yang semakin rendah nilai rasio NIM,
timbul karena adanya pergerakan semakin rendah pula kemampuan
variable pasar dari portofolio yang bank mendapatkan keuntungan
dimiliki oleh bank, yang dapat yang akan berdampak ke kinerja
merugikan bank (adverse moment). keuangan perbankan tersebut.
Berdasarkan Surat Edaran 2.5 Risiko Kredit
Bank Indonesia No. 13/24/DPNP 2.5.1 Definisi Risiko Kredit
tanggal 25 Oktober 2011, risiko Berdasarkan Surat Edaran
pasar adalah risiko pada posisi Bank Indonesia No. 13/24/DPNP
neraca dan rekening administratif tanggal 25 Oktober 2011, risiko
termasuk transaksi derivatif, akibat kredit adalah risiko akibat
perubahan kondisi pasar, termasuk kegagalan debitur dan/atau pihak
risiko perubahan harga option. lain dalam memenuhi kewajiban
2.4.2 Pengukuran Risiko Pasar kepada bank. Risiko kredit pada
Berdasarkan ketentuan pada umumnya terdapat pada seluruh
Peraturan Bank Indonesia No. aktivitas bank yang kinerjanya
5/2003, salah satu proksi dari risiko bergantung pada kinerja pihak
pasar adalah suku bunga, dengan lawan (counterparty), penerbit
demikian risiko pasar dapat diukur (issuer) atau kinerja peminjam dana
dengan suku bunga pendanaan (borrower). Risiko kredit juga
dapat diakibatkan oleh terkonsen- baik bila bank dapat memperbaiki
trasinya penyediaan dana pada business efficiencynya.
debitur, wilayah geografis, produk, Menurut Dendawijaya 2009
jenis pembiayaan, atau lapangan dalam Margaretha (2013), setiap
usaha tertentu. peningkatan biaya operasional akan
Menurut Herman (2011:16) berakibat pada berkurangnya laba
risiko kredit merupakan ketidak- sebelum pajak yang pada akhirnya
lancaran pembayaran pokok pinja- akan menurunkan laba atau
man oleh nasabah yang secara profitabilitas bank yang bersang-
langsung dapat menurunkan kinerja kutan.
bank. 2.6.2 Pengukuran Risiko
2.5.2 Pengukuran Risiko Kredit Operasional
Kredit bermasalah adalah Menurut Veithzal (2013:482)
kredit kepada pihak ketiga bukan BOPO adalah perbandingan antara
bank lain yang tergolong lancar, biaya operasional dengan
diragukan dan macet. Sedangkan pendapatan operasional dalam
total kredit adalah kredit kepada mengukur tingkat efisiensi dan
pihak ketiga bukan kepada bank kemampuan bank dalam melakukan
lain. Menurut Peraturan Bank kegiatan operasinya. Jika tingkat
Indonesia No.13/3/PBI/2011 BOPO yang dihasilkan semakin
menetapkan rasio NPL maksimal rendah maka kinerja manajemen
5% dari total kredit.Apabila rasio dari bank tersebut berarti semakin
NPL dibawah 5% menunjukkan baik.
bahwa bank dapat mengelola risiko Bank Indonesia menetapkan
kreditnya dengan baik karena angka terbaik untuk rasio BOPO
mampu meminimalkan kreditnya adalah dibawah 90% karena jika
sehingga dapat berdampak baik rasio BOPO melebihi 90% hingga
pada penilaian kinerja keuangan mendekati 100%, maka bank
bank. tersebut dapat dikatagorikan tidak
2.6 Risiko Operasional efisien dalam menjalankan
2.6.1 Definsi Risiko Operasional operasinya. Jadi, dapat disimpulkan
Berdasarkan Surat Edaran Bank yang nilai rasio BOPOnya
Bank Indonesia No. 13/24/DPNP tinggi menunjukkan bahwa bank
tanggal 25 Oktober 2011, risiko tersebut tidak beroperasi dengan
operasional adalah risiko yang efisien karena tingginya nilai dari
antara lain disebabkan rasio ini memperlihatkan besarnya
ketidakcukupan dan/atau tidak jumlah biaya operasional yang
berfungsinya proses internal, harus dikeluarkan oleh pihak bank
kesalahan manusia, kegagalan untuk memperoleh pendapatan
system, dan/atau adanya kejadian operasional.
eksternal yang mempengaruhi 2.7Hubungan Antar Variabel dan
operasional bank. Hipotesis
Menurut Ali (2006) dalam Veithzal (2013:569) menjelas-
Attar (2014), risiko operasional kan bahwa risiko pasar merupakan
merupakan jenis risiko yang dapat risiko yang timbul karena adanya
dikelola dan dikendalikan dengan pergerakan variabel pasar dari
portofolio yang dimiliki oleh bank, kerugian karena tetap megeluarkan
yang dapat merugikan bank beban bunga untuk simpanan
(adverse moment). Salah satu factor nasabah.Peningkatan kredit berma-
yang mempengaruhi risiko pasar salah tersebut menyebabkan penda-
adalah suku bunga, yang diukur patan dan laba menurun, ROA dan
dari selisih antara suku bunga ROE juga mengalami penurunan
pendanaan dengan suku bunga (Purwanto (2011) dalam Attar
pinjaman yang diberikan dalam (2014)).
bentuk absolut adalah selisih antara Risiko kredit dapat diukur
total biaya pendanaan dengan total menggunkan Non Performing Loan
biaya pinjaman dimana dalam (NPL). NPL merupakan perbandi-
istilah perbankan yang disebut ngan antara total kredit bermasalah
dengan Net Interest Margin. dengan total kedit yang diberikan
Tingginya rasio NIM kepada debitur, semakin kecil NPL
menunjukkan kemampuan bank maka bank dapat mengelola risiko
dalam mendapatkan keuntungan kreditnya dengan baik sehingga
dalam menghasilkan pendapatan dapat berdampak baik pada
dari bunga dengan melihat kinerja penilaian kinerja keuangan bank.
bank dalam menyalurkan Maka dapat disimpulkan bahwa
kredit.Semakin tinggi nilai rasio risiko kredit (NPL) berpengaruh
NIM, semakin tinggi pula negative terhadap kinerja keuangan
keuntungan yang dapat diperoleh (ROA).
bank. Sebaliknya, semakin rendah Risiko operasional merupakan
nilai rasio NIM, semakin rendah risiko yang disebabkan oleh kurang
pula kemampuan bank berfungsinya proses internal bank,
mendapatkan keuntungan yang human error, kegagalan system
akan berdampak ke kinerja teknologi atau akibat permasalahan
keuangan perbankan tersebut. Maka eksternal. Risiko operasional dalam
dapat disimpulkan bahwa risiko penelitian ini merupakan pendapa-
pasar (NIM) berpengaruh positif tan operasional bank lebih kecil
terhadap kinerja keuangan dari biaya sehingga menyebabkan
Peranan bank sebagai lembaga kerugian pada bank. Menurut Ali
keuangan tidak pernah lepas dari (2006) dalam Attar (2014) risiko
masalah kredit, pemberian kredit operasional merupakan jenis risiko
merupakan kegiatan utama bank yang dapat dikelola dan
sebagai lembaga keuangan. Besar- dikendalikan dengan baik bila bank
nya jumlah kredit yang disalurkan dapat memperbaiki business
akan menentukan keuntungan bank. efficiencynya.
Risiko kredit merupakan risiko Risiko operasional dalam
yang dihadapi bank karena menya- penelitian ini dapat dilihat dari
lurkan dananya dalam bentuk Biaya Operasional terhadap
pinjaman kepada nasabah.Karena Pendapatan Operasional (BOPO).
berbagai hal, nasabah tidak mampu BOPO merupakan perbandingan
memenuhi kewajibannya seperti anatara beban operasional terhadap
pembayaran pokok dan bunga pendapatan operasional. BOPO
pinjaman sehingga bank mengalami digunakan untuk mengukur tingkat
efisiensi dan kemampuan bank purposive sampling, dengan tujuan
dalam melakukan kegiatan untuk mendapatkan sampel yang
operasinya. Semakin kecil BOPO sesuai dengan tujuan penelitian.
maka semakin efisien biaya Adapun kriteria sampel penelitian
operasional yang dikeluarkan ini adalah sebagai berikut :
perusahaan yang bersangkutan. a. Perusahaan perbankan yang
Namun, semakin besar BOPO terdaftar di Bursa Efek Indonesia
menunjukkan bahwa bank tersebut selama tahun 2010 – 2015.
tidak beroperasi dengan efisien dan b. Perusahaan perbankan yang
jumlah biaya operasional yang menyampaikan datanya secara
besar akan memperkecil jumlah lengkap sesuai dengan informasi
laba yang akan diperoleh karena yang diperlukan, yaitu laporan
biaya atau beban operasional keuangan per 31 Desember,
bertindak sebagai faktor pengurang dengan alasan laporan tersebut
dalam laporan laba rugi sehingga telah diaudit sehingga informasi
kinerja keuangan akan tampak yang dilaporkan lebih dapat
menurun yang mengindikasikan dipercaya.
buruknya kinerja keuangan c. Perusahaan yang tidak pernah
perbankan. Maka dapat disimpul- delisting selama periode 2010-
kan bahwa risiko operasional 2015.
(BOPO) berpengaruh negative
terhadap kinerja keuangan (ROA). 3.3 Jenis dan Sumber Data
Gambar Kerangka Konseptual 3.3.1 Jenis Data
Penelitian (Lampiran). Jenis data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah data
III. METODE PENELITIAN dokumenter.Data diambil dari
3.1 Jenis Penelitian laporan keuangan perbankan yang
Jenis penelitian dalam terdaftar di BEI selama periode
penelitian ini adalah penelitian 2010-2015.
asosiatif kausal. Penelitian asosiatif 3.3.2 Sumber Data
kausal adalah penelitian yang Sumber data yang digunakan pada
bertujuan untuk menganalisis penelitian ini adalah data
hubungan antara satu variabel sekunder.Data ini biasanya berasal
dengan variabel lainnya. dari data primer yang sudah diolah
3.2 Populasi dan Sampel oleh peneliti sebelumnya. Sumber
3.2.1 Populasi data dalam penelitian ini diperoleh
Populasi dalam penelitian ini melalui www.idx.co.id.
adalah seluruh perusahaan per-
bankan yang terdaftar di BEI 3.4 Teknik Pengumpulan Data
periode 2010-2015. Jumlah popu-
Teknik pengumpulan data
lasi dalam penelitian ini adalah 42
dalam penelitian ini dilakukan
perusahaan perbankan.
dengan menggunakan teknik
dokumentasi dengan meilihat
3.2.2 Sampel laporan keuangan perusahaan
Metode pemilihan sampel
sampel.Dengan teknik ini penulis
dalam penelitian ini adalah
mengumpulkan data laporan
keuangan tahunan perusahaan terhadap Pendapatan Operasional
perbankan dari tahun 2010-2015. (BOPO). Menurut Veithzal
Data diperoleh melalui situs resmi (2013:482) BOPO adalah
Bursa Efek Indonesia yaitu perbandingan antara biaya
www.idx.co.id dan website resmi operasional dengan pendapatan
perusahaan perbankan. operasional dalam mengukur
tingkat efisiensi dan kemampuan
3.5 Definisi Operasional dan bank dalam melakukan kegiatan
Pengukuran Variabel operasinya.
𝐵𝑂𝑃𝑂
3.5.1 Kinerja Keuangan =
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎 (𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛)𝑜𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖𝑜𝑛𝑎𝑙
𝑥 100%
Kinerja keuangan perbankan 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑜𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖𝑜𝑛𝑎𝑙
Risiko Pasar
Risiko Operasional
Descriptive Statistics
Valid N (listwise) 28
Y X1 X2 X3
N 28 28 28 28
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients Collinearity Statistics
a. Dependent Variable: Y
Tabel 11 : Uji Heterokedastisitas
Correlations
Unstandardized
X1 X2 X3 Residual
N 28 28 28 28
X2 Correlation
-.104 1.000 .356 .342
Coefficient
N 28 28 28 28
X3 Correlation
-.537** .356 1.000 .220
Coefficient
N 28 28 28 28
N 28 28 28 28
Model Summaryb
b. Dependent Variable: Y
Tabel 13 : Regresi Berganda
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
a. Dependent Variable: Y
Model Summaryb
b. Dependent Variable: Y
Tabel 15 : Uji F
ANOVAb
Total 64.800 27
b. Dependent Variable: Y