Anda di halaman 1dari 27

PENGARUH RISIKO PASAR, RISIKO KREDIT DAN RISIKO

OPERASIONAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERBANKAN


(Studi Empiris pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar
di BEI Tahun 2010-2015)

ARTIKEL
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
di Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang

OLEH :
AULIA DIANI FITRI
1207091/2012

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2016
Pengaruh Risiko Pasar, Risiko Kredit dan RisikoOperasional Terhadap
KinerjaKeuangan Perbankan
(Studi Empiris pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI Tahun
2010-2015)
Aulia Diani Fitri
Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang
Jl. Prof. Dr. Hamka Kampus Air Tawar Padang
E-mail : auliadianifitri@gmail.com

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menguji pengaruh risiko
pasar, risiko kredit dan risiko operasional terhadap kinerja keuangan perbankan
(studi empiris pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI tahun 2010 –
2015). Alat ukur yang digunakan pada penelitian ini adalah Return On Assets
(ROA) untuk kinerja keuangan, Net Interest Margin (NIM) untuk risiko pasar,
Non Performing Loan (NPL) untuk risiko kredit dan Biaya Operasional terhadap
Pendapatan Operasional (BOPO) untuk risiko operasional.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian asosiatif kausal.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan perbankan yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia selama 6 tahun yakni 2010 sampai 2015. Sampel
penelitian ditentukan dengan metode purposive sampling dan diperoleh sebanyak
28 perusahaan sampel. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder yang
diperoleh dari www.idx.co.id.Teknik pengumpulan data adalah teknik
dokumentasi. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi
berganda.
Hasil pengujian menunjukkan risiko pasar yang diukur dengan Net Interest
Margin (NIM) berpengaruh positif tidak signifikan terhadap kinerja keuangan
perbankan, risiko kredit yang diukur dengan Non Performing Loan (NPL)
berpengaruh signifikan negative terhadap kinerja keuangan perbankan dan risiko
operasional yang diukur dengan Biaya Operasional terhadap Pendapatan
Operasional (BOPO) berpengaruh signifikan negative terhadap kinerja keuangan
perbankan.
Berdasarkan hasil penelitian diatas, disarankan agar perbankan
menekankan biaya operasional yang dapat meningkatkan laba perbankan dan
perbankan juga harus memperhatikan kredit yang diberikan agar risiko
ketidaklancaran pembayaran oleh nasabah kecil sehingga laba perbankan juga
dapat meningkat.

Kata Kunci : Return On Assets, Net Interest Margin, Non Performing Loan,
dan Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional
ABSTRACT

In this research will make know and test the market risk, credit risk, and
operational risk (empirical study on banking companies listed on the Stock
Exchange). Proxy using the return on assets for the financial performance; net
interest margin (NIM) to market risk; non performing loan (NPL) to credit risk;
and operational expense operational income (OEOI) to operational risk.
This type of research is the causative associative. The population is all
banking companies listed in Indonesia Stock Exchange during6 years that is 2010
to 2015. The sample is determined by purposive sampling to obtain a sample of 28
companies. Types of data using secondary data obtained fromwww.idx.co.id. The
data collection technique is the engineering documentation. Analysis of this
research using multiple regression analysis.
The empirically result showed operation efficiency as measured by net
interest margin (NIM) has a positive not significant effect to financial
performance on banking companies, credit risk as measured by non performing
loan (NPL) has a negative and significant effect to financial performance on
banking companies, and operational expense operational income (OEOI)has a
negative oand significant effect to financial performance on banking companies.
Based on the above results, it is suggested for banking companies to
reduce operational expense as low as possible because of low operational
expense could increase banking companies profit and the bank must consider the
risk of loans that lack of payment by small until bank profits can also increased.

Key Words : Return On Assets, Net Interest Margin, Non Performing Loan,
Operational Expense Operational Income
I. PENDAHULUAN penyaluran dana yang biasanya
Dalam dunia modern ini, diukur dengan indikator kecukupan
peranan perbankan dalam modal, likuiditas dan profitabilitas
memajukan perekonomian suatu bank.
negara sangatlah besar dan Menurut Syofyan dalam Anne
memiliki tempat yang teramat Maria (2015), profitabilitas merup-
penting sebagai lembaga yang akan indikator yang paling tepat
mempengaruhikegiatan pereko- untuk mengukur kinerja suatu bank.
nomian. Lembaga perbankan meru- Ukuran profitabilitas yang diguna-
pakan salah satu tulang punggung kan adalah Return On Equity
perekonomian suatu negara, karena (ROE) dan Return On Asset (ROA)
memiliki fungsi intermediasi atau pada industri perbankan. ROA
sebagai perantara antara pemilik memfokuskan kemampuan perusa-
modal (fund supplier) dengan haan untuk memperoleh
pengguna dana (fund user). earningdalam operasi perusahaan,
Menurut Undang-Undang No. sedang- kan ROE hanya mengukur
10 tahun 1998, bank merupakan return yang diperoleh dari investasi
badan usaha yang menghimpun pemilik perusahaan dalam bisnis.
dana dari masyarakat dalam bentuk ROA merupakan rasio keuangan
pinjaman dan menyalurkannya ke untuk mengukur kemampuan bank
masyarakat dalam bentuk kredit dalam memperoleh keuntungan
dan/ atau bentuk-bentuk lainnya (laba) secara keseluruhan.Semakin
dalam rangka meningkatkan taraf besar ROA suatu bank, maka
hidup rakyat banyak.Mengingat semakin besar tingkat keuntungan
peranan bank yangsangat penting, yang dicapai oleh bank dan
maka penilaian kinerja bank sangat semakin baik posisi bank dari segi
berpengaruh terhadap kenyamanan penggunaan aset sehingga semakin
dan kepercayaan calon nasabah. baik kinerja keuangan bank.
Semakin baik kinerja bank, maka Kinerja keuangan bank dapat
akan semakin banyak para calon dipengaruhi oleh faktor internal dan
nasabah yang tertarik untuk eksternal yang berdampak baik atau
menanamkan modalnya dan mela- buruknya terhadap kinerja pada
kukan transaksi di bank tersebut. bank tersebut.Penelitian ini
Untuk memutuskan suatu berfokus dengan menggunakan
badan usaha atau perusahaan faktor internal yaitu risiko pasar,
memiliki kinerja yang baik maka risiko kredit dan risiko operasional.
dapat dilakukan penilaian melalui Perkembangan industri
sisi kinerja keuangan (financial perbankan, terutama produk dan
performance) dan kinerja non jasa yang semakin kompleks dan
keuangan (non financial perfor- beragam akan meningkatkan ekspo-
mance). Menurut Jumingan sur risiko yang dihadapi oleh bank.
(2014:239) kinerja keuangan bank Perubahan eksposur risiko bank dan
merupakan gambaran kondisi penerapan manajemen risiko akan
keuangan bank pada suatu periode mempengaruhi kondisi bank yang
tertentu baik menyangkut aspek akan berdampak terhadap kinerja
penghimpun dana maupun keuangan bank tersebut.
Menurut Veithzal (2013:569) semakin tinggi risiko kredit dari
risiko pasar merupakan risiko yang ketidaklancaran pembayaran pokok
timbul karena adanya pergerakan pinjaman dan bunga maka secara
variable pasar dari portofolio yang langsung akan berdampak pada
dimiliki oleh bank, yang dapat penurunan kinerja perbankan.
merugikan bank (adverse moment). Risiko kredit dapat diukur
Salah satu proksi dari risiko pasar menggunakan Non Performing
adalah suku bunga, yang diukur Loan (NPL).
dari selisih antara suku bunga Non Performing Loan (NPL)
pendanaan (funding) dengan suku adalah perbandingan antara total
bunga pinjaman yang diberikan kredit bermasalah dengan total
(lending) atau dalam istilah kedit yang diberikan kepada
perbankan disebut Net Interest debitur. Menurut Peraturan Bank
Margin (NIM). Indonesia No.13/3/PBI/2011 mene-
Net Interest Margin (NIM) tapkan rasio NPL maksimal 5%
digunakan untuk mengukur dari total kredit.Apabila rasio NPL
kemampuan manajemen bank dibawah 5% menunjukkan bahwa
dalam menghasilkan pendapatan bank dapat mengelola risiko
dari bunga dengan melihat kinerja kreditnya dengan baik karena
bank dalam menyalurkan kredit, mampu meminimalkan kreditnya
mengingat pendapatan operasional sehingga dapat berdampak baik
bank sangat tergantung dari selisih pada penilaian kinerja keuangan
bunga dari kredit yang disalurkan. bank.
Standar yang ditetapkan Bank Berdasarkan Surat Edaran
Indonesia untuk rasio NIM adalah Bank Indonesia No. 13/24/DPNP
6% keatas. Semakin besar NIM tanggal 25 Oktober 2011, risiko
yang dicapai oleh suatu bank maka operasional adalah risiko yang
akan meningkatkan pendapatan antara lain disebabkan ketidak-
bunga atas asset produktif yang cukupan dan/atau tidak ber-
dikelola oleh bank yang fungsinya proses internal,
bersangkutan, sehingga laba bank kesalahan manusia, kegagalan
(ROA) akan meningkat yang system, dan/atau adanya kejadian
berdampak pada semakin baiknya eksternal yang mempengaruhi
kinerja keuangan perbankan. operasional bank. Risiko operasi-
Peranan kredit dalam operasi onal dapat menimbulkan kerugian
bank sangat besar dan penting keuangan secara langsung maupun
karena sebagian besar bank masih tidak langsung dan kerugian
mengandalkan sumber pendapatan potensial atas hilangnya kesempa-
utamanya dari bisnis pengkreditan. tan memperoleh keuntungan.
Berdasarkan Surat Edaran Bank Risiko operasional dapat dihitung
Indonesia No. 13/24/DPNP tanggal dengan menggunakan rasio Biaya
25 Oktober 2011, risiko kredit Operasional terhadap Pendapatan
adalah risiko akibat kegagalan Operasional (BOPO).
debitur dan/atau pihak lain dalam Menurut Veithzal (2013:482)
memenuhi kewajiban kepada bank. BOPO adalah perbandingan antara
Menurut Herman (2011:16), biaya operasional dengan
pendapatan operasional dalam tian menyimpulkan bahwa NIM
mengukur tingkat efisiensi dan tidak berpengaruh terhadap ROA,
kemampuan bank dalam melakukan NPL berpengaruh negative terhadap
kegiatan operasinya. Jika tingkat ROA dan BOPO berpengaruh
BOPO yang dihasilkan semakin negative terhadap ROA.
rendah maka kinerja manajemen Pengukuran kinerja keuangan
dari bank tersebut berarti semakin perbankan dalam penelitian ini
baik. Hal tersebutmenunjukkan adalah profitabilitas yang diukur
bahwa bank lebih efisien dalam dengan Return On Asset (ROA).
menggunakan sumber daya yang Pada penelitian terdahulu kinerja
ada untuk kegiatan operasionalnya keuangan perbankan diukur
sehingga profitabilitas akan menggunakan ROA dengan laba
semakin meningkat yang berarti sesudah pajak sedangkan pada
kinerja keuangan baik. Bank penelitian ini kinerja keuangan
Indonesia menetapkan angka diukur menggunakan ROA dengan
terbaik untuk rasio BOPO adalah laba sebelum pajak. ROA dengan
dibawah 90%. laba sebelum pajak menunjukkan
Beberapa penelitian lain bahwa efektivitas perusahaan
tentang kinerja keuangan perbankan didalam menghasilkan keuntungan
di Indonesia yang hasilnya berbeda- dengan memanfaatkan total asset
beda dan tidak konsisten. Millatina yang dimilikinya.
Arimi (2012) meneliti tentang Berdasarkan uraian diatas,
Analisis Faktor-Faktor yang Mem- maka penulis tertarik untuk
pengaruhi Profitabilitas Perbankan. meneliti dengan judul “Pengaruh
Hasil penelitian yang didapat Risiko Pasar, Risiko Kredit dan
adalah NPL berpengaruh negative Risiko Operasional terhadap
dan signifikan terhadap ROA, NIM Kinerja Keuangan Perbankan
berpengaruh positif signifikan (Studi Empiris pada Perusahan
terhadap ROA, serta BOPO ber- Perbankan yang Terdaftar di
pengaruh negative dan signifikan BEI periode 2010-2015).”
terhadap ROA.
Tan Sau Eng (2013) meneliti II. TELAAH LITERATUR
tentang Pengaruh NIM, BOPO, DAN PERUMUSAN
LDR, NPL dan CAR Terhadap HIPOTESIS
ROA Bank Internasional dan Bank
Nasional Go Public Periode 2007- 2.1 Teori Sinyal
2011. Hasil penelitian menyim- Menurut Subramanyam (2010)
pulkan bahwa NIM berpengaruh informasi merupakan unsur penting
positif terhadap ROA, NPL bagi investor dan pelaku bisnis
berpengaruh negatif terhadap ROA karena informasi pada hakekatnya
dan BOPO tidak berpengaruh menyajikan keterangan, catatan atau
terhadap ROA. gambaran baik untuk keadaaan masa
Adityantoro (2013) meneliti lalu, saat ini maupun keadaan masa
tentang Faktor-Faktor yang yang akan datang bagi kelangsungan
Mempengaruhi Profitabilitas Per- hidup suatu perusahaan dan
bankan di Indonesia. Hasil peneli- bagaimana pasaran efeknya.
Informasi yang lengkap, akurat tu badan usaha atau perusahaan
dan tepat waktu sangat diperlukan memiliki kualitas yang baik maka
oleh investor di pasar modal sebagai terdapat dua penilaian yaitu melihat
alat analsis dan pembauatan dari sisi kinerja keuangan (financial
keputusan dalam berinvestasi.Teori performance) dan kinerja non
sinyal mengemukakan bagaimana keuangan (non financial
seharusnya sebuah perusahaan performance).
memberikan sinyal kepada pengguna Menurut Jumingan (2014:239)
laporan keuangan.Sinyal dapat kinerja keuangan bank merupakan
berupa informasi mengenai kondisi gambaran kondisi keuangan bank
perusahaan kepada pemilik ataupun pada suatu periode tertentu baik
pihak yang berkepentingan lainnya menyangkut aspek penghimpun
seperti investor. Pada waktu dana maupun penyaluran dana yang
informasi diumumkan dan semua biasanya diukur dengan indikator
pelaku pasar sudah menerima kecukupan modal, likuiditas dan
informasi tersebut, pelaku pasar profitabilitas bank.
terlebih dahulu menginterpretasikan 2.3.1 Pengertian Profitabilitas
dan menganalisis informasi tersebut Menurut Kasmir (2012:196),
sebagai signal baik (good news) atau profitabilitas merupakan rasio
signal buruk (bad news). untuk menilai kemampuan
2.2 Bank perusahaaan dalam mencari
Menurut Kasmir (2012:3) bank keuntungan. Rasio ini juga
merupakan lembaga keuangan yang memberikan ukuran tingkat
kegiatan usahanya adalah efektivitas manajemen suatu
menghimpun dana dari masyarakat perusahaan. Hal ini ditunjukkan
dan menyalurkan kembali dana oleh laba yang dihasilkan dari
tersebut ke masyarakat serta penjualan dan pendapatan investasi.
memberikan jasa-jasa lainnya. Hasil pengukuran dapat dijadikan
Menurut Undang-Undang No. alat evaluasi kinerja manajemen
10 tahun 1998, bank merupakan selama ini, apakah mereka telah
badan usaha yang menghimpun bekerja secara efektif atau tidak.
dana dari masyarakat dalam bentuk Rasio ini sering disebut juga
pinjaman dan menyalurkannya ke sebagai salah satu alat ukur kinerja
masyarakat dalam bentuk kredit manajemen.
dan/ atau bentuk-bentuk lainnya Menurut Syofyan dalam Anne
dalam rangka meningkatkan taraf Maria (2015), profitabilitas merup-
hidup rakyat banyak. akan indikator yang paling tepat
2.3 Kinerja Keuangan Perbankan untuk mengukur kinerja suatu bank.
Menurut Irham Fahmi (2012:2) Ukuran profitabilitas yang diguna-
kinerja keuangan adalah suatu kan adalah Return On Equity
analisis yang dilakukan untuk (ROE) dan Return On Asset (ROA)
melihat sejauh mana suatu pada industri perbankan. ROA
perusahaan telah melaksanakan memfokuskan kemampuan perusa-
dengan menggunakan aturan-aturan haan untuk memperoleh earning
pelaksanaan keuangan secara baik dalam operasi perusahaan, sedang-
dan benar. Untuk memutuskan sua- kan ROE hanya mengukur return
yang diperoleh dari investasi (funding) dengan suku bunga
pemilik perusahaan dalam bisnis. pinjaman diberikan (lending) atau
ROA merupakan rasio keuangan dalam bentuk absolut, selisih antara
untuk mengukur kemampuan bank total biaya bunga pendanaan
dalam memperoleh keuntungan dengan total biaya bunga pinjaman
(laba) secara keseluruhan.Semakin yang dalam istilah perbankan
besar ROA suatu bank, maka disebut Net Interest Margin atau
semakin besar tingkat keuntungan NIM.
yang dicapai oleh bank dan Net Interest Margin (NIM)
semakin baik posisi bank dari segi digunakan untuk mengukur
penggunaan aset sehingga semakin kemampuan manajemen bank
baik kinerja keuangan bank. dalam menghasilkan pendapatan
Jadi, semakin besar ROA dari bunga dengan melihat kinerja
berarti semakin besar pula tingkat bank dalam menyalurkan kredit,
keuntungan yang dicapai dari mengingat pendapatan operasional
semakin baiknya posisi bank dari bank sangat tergantung dari selisih
segi penggunaan aset.Sehingga bunga dari kredit yang disalurkan.
kinerja keuangan perbankan yang Dimana tingginya rasio NIM
digunakan dengan ROA menunjukkan kemampuan bank
mengindikasikan bahwa semakin dalam mendapatkan
tinggi ROA maka semakin baik keuntungan.Standar yang
kinerja keuangan perbankan ditetapkan Bank Indonesia untuk
tersebut. rasio NIM adalah 6%.Semakin
2.4 Risiko Pasar tinggi nilai rasio NIM, semakin
2.4.1 Definisi Risiko Pasar tinggi pula keuntungan yang dapat
Menurut Veithzal (2013:569) diperoleh bank. Sebaliknya,
risiko pasar merupakan risiko yang semakin rendah nilai rasio NIM,
timbul karena adanya pergerakan semakin rendah pula kemampuan
variable pasar dari portofolio yang bank mendapatkan keuntungan
dimiliki oleh bank, yang dapat yang akan berdampak ke kinerja
merugikan bank (adverse moment). keuangan perbankan tersebut.
Berdasarkan Surat Edaran 2.5 Risiko Kredit
Bank Indonesia No. 13/24/DPNP 2.5.1 Definisi Risiko Kredit
tanggal 25 Oktober 2011, risiko Berdasarkan Surat Edaran
pasar adalah risiko pada posisi Bank Indonesia No. 13/24/DPNP
neraca dan rekening administratif tanggal 25 Oktober 2011, risiko
termasuk transaksi derivatif, akibat kredit adalah risiko akibat
perubahan kondisi pasar, termasuk kegagalan debitur dan/atau pihak
risiko perubahan harga option. lain dalam memenuhi kewajiban
2.4.2 Pengukuran Risiko Pasar kepada bank. Risiko kredit pada
Berdasarkan ketentuan pada umumnya terdapat pada seluruh
Peraturan Bank Indonesia No. aktivitas bank yang kinerjanya
5/2003, salah satu proksi dari risiko bergantung pada kinerja pihak
pasar adalah suku bunga, dengan lawan (counterparty), penerbit
demikian risiko pasar dapat diukur (issuer) atau kinerja peminjam dana
dengan suku bunga pendanaan (borrower). Risiko kredit juga
dapat diakibatkan oleh terkonsen- baik bila bank dapat memperbaiki
trasinya penyediaan dana pada business efficiencynya.
debitur, wilayah geografis, produk, Menurut Dendawijaya 2009
jenis pembiayaan, atau lapangan dalam Margaretha (2013), setiap
usaha tertentu. peningkatan biaya operasional akan
Menurut Herman (2011:16) berakibat pada berkurangnya laba
risiko kredit merupakan ketidak- sebelum pajak yang pada akhirnya
lancaran pembayaran pokok pinja- akan menurunkan laba atau
man oleh nasabah yang secara profitabilitas bank yang bersang-
langsung dapat menurunkan kinerja kutan.
bank. 2.6.2 Pengukuran Risiko
2.5.2 Pengukuran Risiko Kredit Operasional
Kredit bermasalah adalah Menurut Veithzal (2013:482)
kredit kepada pihak ketiga bukan BOPO adalah perbandingan antara
bank lain yang tergolong lancar, biaya operasional dengan
diragukan dan macet. Sedangkan pendapatan operasional dalam
total kredit adalah kredit kepada mengukur tingkat efisiensi dan
pihak ketiga bukan kepada bank kemampuan bank dalam melakukan
lain. Menurut Peraturan Bank kegiatan operasinya. Jika tingkat
Indonesia No.13/3/PBI/2011 BOPO yang dihasilkan semakin
menetapkan rasio NPL maksimal rendah maka kinerja manajemen
5% dari total kredit.Apabila rasio dari bank tersebut berarti semakin
NPL dibawah 5% menunjukkan baik.
bahwa bank dapat mengelola risiko Bank Indonesia menetapkan
kreditnya dengan baik karena angka terbaik untuk rasio BOPO
mampu meminimalkan kreditnya adalah dibawah 90% karena jika
sehingga dapat berdampak baik rasio BOPO melebihi 90% hingga
pada penilaian kinerja keuangan mendekati 100%, maka bank
bank. tersebut dapat dikatagorikan tidak
2.6 Risiko Operasional efisien dalam menjalankan
2.6.1 Definsi Risiko Operasional operasinya. Jadi, dapat disimpulkan
Berdasarkan Surat Edaran Bank yang nilai rasio BOPOnya
Bank Indonesia No. 13/24/DPNP tinggi menunjukkan bahwa bank
tanggal 25 Oktober 2011, risiko tersebut tidak beroperasi dengan
operasional adalah risiko yang efisien karena tingginya nilai dari
antara lain disebabkan rasio ini memperlihatkan besarnya
ketidakcukupan dan/atau tidak jumlah biaya operasional yang
berfungsinya proses internal, harus dikeluarkan oleh pihak bank
kesalahan manusia, kegagalan untuk memperoleh pendapatan
system, dan/atau adanya kejadian operasional.
eksternal yang mempengaruhi 2.7Hubungan Antar Variabel dan
operasional bank. Hipotesis
Menurut Ali (2006) dalam Veithzal (2013:569) menjelas-
Attar (2014), risiko operasional kan bahwa risiko pasar merupakan
merupakan jenis risiko yang dapat risiko yang timbul karena adanya
dikelola dan dikendalikan dengan pergerakan variabel pasar dari
portofolio yang dimiliki oleh bank, kerugian karena tetap megeluarkan
yang dapat merugikan bank beban bunga untuk simpanan
(adverse moment). Salah satu factor nasabah.Peningkatan kredit berma-
yang mempengaruhi risiko pasar salah tersebut menyebabkan penda-
adalah suku bunga, yang diukur patan dan laba menurun, ROA dan
dari selisih antara suku bunga ROE juga mengalami penurunan
pendanaan dengan suku bunga (Purwanto (2011) dalam Attar
pinjaman yang diberikan dalam (2014)).
bentuk absolut adalah selisih antara Risiko kredit dapat diukur
total biaya pendanaan dengan total menggunkan Non Performing Loan
biaya pinjaman dimana dalam (NPL). NPL merupakan perbandi-
istilah perbankan yang disebut ngan antara total kredit bermasalah
dengan Net Interest Margin. dengan total kedit yang diberikan
Tingginya rasio NIM kepada debitur, semakin kecil NPL
menunjukkan kemampuan bank maka bank dapat mengelola risiko
dalam mendapatkan keuntungan kreditnya dengan baik sehingga
dalam menghasilkan pendapatan dapat berdampak baik pada
dari bunga dengan melihat kinerja penilaian kinerja keuangan bank.
bank dalam menyalurkan Maka dapat disimpulkan bahwa
kredit.Semakin tinggi nilai rasio risiko kredit (NPL) berpengaruh
NIM, semakin tinggi pula negative terhadap kinerja keuangan
keuntungan yang dapat diperoleh (ROA).
bank. Sebaliknya, semakin rendah Risiko operasional merupakan
nilai rasio NIM, semakin rendah risiko yang disebabkan oleh kurang
pula kemampuan bank berfungsinya proses internal bank,
mendapatkan keuntungan yang human error, kegagalan system
akan berdampak ke kinerja teknologi atau akibat permasalahan
keuangan perbankan tersebut. Maka eksternal. Risiko operasional dalam
dapat disimpulkan bahwa risiko penelitian ini merupakan pendapa-
pasar (NIM) berpengaruh positif tan operasional bank lebih kecil
terhadap kinerja keuangan dari biaya sehingga menyebabkan
Peranan bank sebagai lembaga kerugian pada bank. Menurut Ali
keuangan tidak pernah lepas dari (2006) dalam Attar (2014) risiko
masalah kredit, pemberian kredit operasional merupakan jenis risiko
merupakan kegiatan utama bank yang dapat dikelola dan
sebagai lembaga keuangan. Besar- dikendalikan dengan baik bila bank
nya jumlah kredit yang disalurkan dapat memperbaiki business
akan menentukan keuntungan bank. efficiencynya.
Risiko kredit merupakan risiko Risiko operasional dalam
yang dihadapi bank karena menya- penelitian ini dapat dilihat dari
lurkan dananya dalam bentuk Biaya Operasional terhadap
pinjaman kepada nasabah.Karena Pendapatan Operasional (BOPO).
berbagai hal, nasabah tidak mampu BOPO merupakan perbandingan
memenuhi kewajibannya seperti anatara beban operasional terhadap
pembayaran pokok dan bunga pendapatan operasional. BOPO
pinjaman sehingga bank mengalami digunakan untuk mengukur tingkat
efisiensi dan kemampuan bank purposive sampling, dengan tujuan
dalam melakukan kegiatan untuk mendapatkan sampel yang
operasinya. Semakin kecil BOPO sesuai dengan tujuan penelitian.
maka semakin efisien biaya Adapun kriteria sampel penelitian
operasional yang dikeluarkan ini adalah sebagai berikut :
perusahaan yang bersangkutan. a. Perusahaan perbankan yang
Namun, semakin besar BOPO terdaftar di Bursa Efek Indonesia
menunjukkan bahwa bank tersebut selama tahun 2010 – 2015.
tidak beroperasi dengan efisien dan b. Perusahaan perbankan yang
jumlah biaya operasional yang menyampaikan datanya secara
besar akan memperkecil jumlah lengkap sesuai dengan informasi
laba yang akan diperoleh karena yang diperlukan, yaitu laporan
biaya atau beban operasional keuangan per 31 Desember,
bertindak sebagai faktor pengurang dengan alasan laporan tersebut
dalam laporan laba rugi sehingga telah diaudit sehingga informasi
kinerja keuangan akan tampak yang dilaporkan lebih dapat
menurun yang mengindikasikan dipercaya.
buruknya kinerja keuangan c. Perusahaan yang tidak pernah
perbankan. Maka dapat disimpul- delisting selama periode 2010-
kan bahwa risiko operasional 2015.
(BOPO) berpengaruh negative
terhadap kinerja keuangan (ROA). 3.3 Jenis dan Sumber Data
Gambar Kerangka Konseptual 3.3.1 Jenis Data
Penelitian (Lampiran). Jenis data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah data
III. METODE PENELITIAN dokumenter.Data diambil dari
3.1 Jenis Penelitian laporan keuangan perbankan yang
Jenis penelitian dalam terdaftar di BEI selama periode
penelitian ini adalah penelitian 2010-2015.
asosiatif kausal. Penelitian asosiatif 3.3.2 Sumber Data
kausal adalah penelitian yang Sumber data yang digunakan pada
bertujuan untuk menganalisis penelitian ini adalah data
hubungan antara satu variabel sekunder.Data ini biasanya berasal
dengan variabel lainnya. dari data primer yang sudah diolah
3.2 Populasi dan Sampel oleh peneliti sebelumnya. Sumber
3.2.1 Populasi data dalam penelitian ini diperoleh
Populasi dalam penelitian ini melalui www.idx.co.id.
adalah seluruh perusahaan per-
bankan yang terdaftar di BEI 3.4 Teknik Pengumpulan Data
periode 2010-2015. Jumlah popu-
Teknik pengumpulan data
lasi dalam penelitian ini adalah 42
dalam penelitian ini dilakukan
perusahaan perbankan.
dengan menggunakan teknik
dokumentasi dengan meilihat
3.2.2 Sampel laporan keuangan perusahaan
Metode pemilihan sampel
sampel.Dengan teknik ini penulis
dalam penelitian ini adalah
mengumpulkan data laporan
keuangan tahunan perusahaan terhadap Pendapatan Operasional
perbankan dari tahun 2010-2015. (BOPO). Menurut Veithzal
Data diperoleh melalui situs resmi (2013:482) BOPO adalah
Bursa Efek Indonesia yaitu perbandingan antara biaya
www.idx.co.id dan website resmi operasional dengan pendapatan
perusahaan perbankan. operasional dalam mengukur
tingkat efisiensi dan kemampuan
3.5 Definisi Operasional dan bank dalam melakukan kegiatan
Pengukuran Variabel operasinya.
𝐵𝑂𝑃𝑂
3.5.1 Kinerja Keuangan =
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎 (𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛)𝑜𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖𝑜𝑛𝑎𝑙
𝑥 100%
Kinerja keuangan perbankan 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑜𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖𝑜𝑛𝑎𝑙

yang diukur dengan menggunakan


3.5.5 Teknik Analisis Data
Return On Asset. Menurut Surat
Edaran BI No. 13/24/DPNP tanggal 3.5.5.1 Analisis Deskriptif
25 Oktober 2011, ROA diukur dari Analisis ini bertujuan untuk
perbandingan antara laba sebelum menggambarkan apa yang
pajak terhadap total aset (total ditemukan pada hasil penelitian dan
aktiva). memberikan informasi sesuai
𝑙𝑎𝑏𝑎 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 𝑝𝑎𝑗𝑎𝑘 dengan yang diperoleh dilapangan.
𝑅𝑂𝐴 = 𝑥 100%
𝒕𝒐𝒕𝒂𝒍 𝒂𝒔𝒔𝒆𝒕 3.5.5.2 Analisis Induktif
3.5.2 Risiko Pasar 3.5.5.2.1 Analisis Regresi
Risiko pasar pada penelitian ini Berganda
diukur dengan Net Interest Margin Analisis regresi berganda
(NIM). digunakan untuk meramalkan
𝑝𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑏𝑢𝑛𝑔𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ bagaimana keadaan (naik turunnya)
𝑁𝐼𝑀 = x 100%
𝑎𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑡𝑖𝑓 variabel dependen, bila dua atau
lebih variabel independen sebagai
3.5.3 Risiko Kredit
indikator.Analisis ini digunakan
Risiko kredit pada penelitian ini
dengan melibatkan variabel
diukur dengan Non Perfoming
dependen (Y) dan variabel
Loan (NPL).NPL digunakan untuk
independen (X1, X2, dan X3).
mengukur kemampuan manajemen
Persamaan regresinya sebagai
dalam mengelola kredit bermasalah
berikut :
yang diberikan oleh bank.
Berdasarkan Surat Edaran Bank Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e
Indonesia No. 13/24/DPNP tanggal
25 Oktober 2011, NPL diukur Keterangan :
dengan perbandingan antara total
kredit bermasalah terhadap total Y : kinerja keuangan perbankan
kredit. a : konstanta
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑘𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 𝑏𝑒𝑟𝑚𝑎𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ b1,b2,b3 : koefisien regresi
𝑁𝑃𝐿 = 𝑥 100%
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑘𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 X1 : risiko pasar
X2 : risiko kredit
3.5.4 Risiko Operasional
X3 : risiko operasional
Risiko operasional pada
penelitian ini diukur dengan
menggunakan Biaya Operasional
3.5.5.2.2 Uji Asumsi Klasik korelasi Spearman karena jumlah
sampel penelitian kecil (n< 30)
3.5.5.2.2.1 Uji Normalitas yaitu berjumlah 28 sampel. Berikut
dasar pengambilan keputusan pada
Pengujian ini bertujuan untuk
uji heterokedastisitas :
mengetahui apakah distribusi pada
Jika nilai sig < 0,05 varian terdapat
data sudah mengikuti atau
heterokedastisitas.
mendekati distribusi yang normal.
Pada pengujian sebuah hipotesis, Jika nilai sig > 0,05 varian tidak
maka data harus terdistribusi terdapat heterokedastisitas.
normal.Model regresi yang baik
adalah data normal atau mendekati 3.5.5.2.2.4 Uji Autokorelasi
normal. Uji ini dapat dilihat dengan
menggunakan Kolmogorov Smirnov Uji autokorelasi merupakan
test.Jika nilai signifikan uji pengujian asumsi dan regresi
Kolmogorov-Sminorv > 0,05, dimana variabel dependen tidak
berarti residual dinyatakan berkorelasi dengan dirinya sendiri.
terdistribusi normal dan sebaliknya. Untuk mendeteksi gejala
autokorelasi dapat digunakan
3.5.5.2.2.2 Uji Multikolinearitas Durbin-Watson (DW). Adapun
Pengujian uji multikolonearitas klasifikasi nilai DW dapat dilihat
dimaksudkan untuk mengetahui pada :
apakah terdapat korelasi yang 1. Nilai D-W besar atau diatas 2
tinggi antara variabel – variabel berarti tidak ada autokorelasi
bebas dalam model yang negatif.
digunakan.Gejala multikolinearitas 2. Nilai D-W antara -2 sampai 2
adalah gejala korelasi antar variabel berarti tidak ada autokorelasi
independen. Ada tidaknya atau bebas autokorelasi.
multikolinearitas dapat dilihat dari 3. Nilai D-W kecil atau dibawah -2
koefisien korelasi antar variabel berarti ada autokorelasi positif.
bebas yaitu tidak melebihi 95%, 3.5.5.2.3 Uji Model Penelitian
nilai variance inflation factor (VIF) 3.5.5.2.3.1 Uji F (F-test)
kurang dari 10 (VIF < 10), dan nilai Uji F-statistik pada dasarnya
tolerance lebih besar dari 0,10. Jika menunjukkan apakah semua
hal tersebut terpenuhi maka dapat variabel bebas yang dimasukkan
disimpulkan bahwa model tersebut dalam model regresi mempunyai
tidak memiliki gejala pengaruh secara bersama-sama
multikolinearitas dan sebaliknya. terhadap variabel terikat. Setelah F
3.5.5.2.2.3 Uji Heteroskedastisitas garis regresi ditemukan hasilnya,
Uji heteroskedasttisitas adalah kemudian dibandingkan dengan
uji yang bertujuan untuk menguji Ftabel. Untuk menentukan nilai
apakah dalam sebuah model regresi Ftabel, tingkat signifikansi yang
terjadi ketidaksamaan varian digunakan adalah sebesar α = 5%
residual dari suatu pengamatan ke dengan derajat kebebasan (degree
pengamatan lain. Untuk mendeteksi of freedom) df = (n-k) dimana n
adanya gejala heterokedastisitas adalah jumlah observasi dan k
dapat dilakukan dengan metode adalah jumlah variabel termasuk
intersep. Jika Fhitung > Ftabel variabel bebas terhadap
maka hal ini berarti variabel bebas variabel terikat.
mampu menjelaskan variabel IV. HASIL ANALISIS DATA
terikat secara bersama-sama. DAN PEMBAHASAN
Sebaliknya jika Fhitung < Ftabel 4.1 Statistik Deskriptif
maka, hal ini berarti variabel bebas Sebelum variabel penelitian
secara bersama-sama tidak mampu dianalisis dengan melakukan
menjelaskan variabel terikatnya. pengujian rumus statistik, data
3.5.5.2.3.2 Uji Koefisien masing-masing variabel penelitian
Determinasi terlebih dahulu harus dideskrip-
Koefisien determinasi (R2) sikan. Hal ini bertujuan untuk
intinya mengukur tingkat ketepatan menunjukkan jumlah data yang
atau kecocokan dari regresi linier digunakan dalam penelitian ini,
berganda yaitu persentase serta menunjukkan nilai mak-
sumbangan (goodress of fit) dari simum, nilai minimum, nilai rata-
regresi linier berganda, yaitu rata (mean) dan nilai standar
persentase sumbangan seluruh deviasi dari masing-masing va-
variable bebas terhadap variable riabel kinerja keuangan perbankan,
terikat. Pada penelitian ini risiko pasar, risiko kredit dan risiko
digunakan adjusted R square karena operasional.
variabel bebas yang digunakan Tabel 8(Lampiran) secara
pada penelitian ini lebih dari satu. deskriptif menjelelaskan variabel-
3.5.5.2.4 Pengujian Hipotesis variabel pada penelitian ini. Kinerja
keuangan yang diukur meng-
3.5.5.2.4.1 Uji T (t-test) gunakan Return On Assets (ROA)
Uji t dilakukan untuk men- mempunyai nilai minimum sebesar
getahui pengaruh variabel inde- -3,263% dan nilai maksimum
penden terhadap variabel dependen sebesar 4,002% dengan nilai rata-
dalam persamaan regresi berganda rata sebesar 1,462 serta standar
secara parsial. Uji t juga dilakukan deviasi sebesar 1,549. Rata-rata
untuk menguji kebenaran koefisien ROA pada perusahaan perbankan
regresi dan melihat apakah yang terdaftar di BEI berada
koefisien regresi yang diperoleh dibawah batas minimum yang
signifikan atau tidak. Pengujian ditetapkan oleh Bank Indonesia
dilakukan dengan tingkat sebesar 2%.
kepercayaan 95% atau signifikansi Risiko pasar yang diukur
(α) sebesar 5%. menggunakan Net Interest Margin
Kriteria penerimaan hipotesis : (NIM) mempunyai nilai minimum
1) Jika sig <α, maka hipotesa sebesar 1,888% dan nilai mak-
diterima. Ini berarti bahwa ada simum sebesar 11,604% dengan
pengaruh secara parsial antara nilai rata-rata sebesar 5,486 serta
variabel bebas terhadap standar deviasi sebesar 2,247. Nilai
variabel terikat. NIM minimum menunjukkan bah-
2) Jika sig >α, maka hipotesis wa rendahnya pendapatan bunga
ditolak. Ini berarti tidak ada dimana pendapatan ope-rasional
pengaruh parsial antara bank yang sangat tergantung dari
pendapatan bunga kredit yang mogorov-Sminrov Test untuk
disalurkan adalah kecil karena dana variabel kinerja keuangan sebesar
yang disalurkan ke pinjaman sangat 1,057%, risiko pasar sebesar
kecil jumlahnya. 1,192%, risiko kredit sebesar
Selanjutnya untuk variabel 0,531% dan risiko operasional
Risiko Kredit diukur menggunakan sebesar 0,780%. Semua variabel
Non Performing Loan (NPL) yang pada penelitian ini memiliki nilai
mempunyai nilai minimum sebesar Kolmogorov-Sminrov Test > 0,05
0,371% dan nilai maksimum sehingga dapat disimpulkan bahwa
sebesar 5,072% dengan nilai rata- data yang digunakan pada
rata sebesar 2,018 dan standar penelitian ini telah terdistribusi
deviasi sebesar 1,257. Rata-rata secara normal.
NPL pada perusahaan perbankan 4.2.2 Uji Multikolinearitas
yang terdaftar di BEI berada Tabel 10 (Lampiran) me-
dibawah batas maksimum yang nunjukkan hasil uji mul-
ditetapkan oleh Bank Indonesia tikolinearitas dimana nilai VIF
sebesar 5% sehingga dapat untuk masing-masing variabel
disimpulkan perbankan memiliki bebas dalam model regresi tidak
kemampuan yang baik dalam saling berkorelasi. Nilai VIF untuk
mengatasi risiko kredit variabel risiko pasar (NIM) sebesar
bermasalahnya. 1,107 dan nilai tolerance value
Variabel yang terakhir adalah sebesar 0,903%. Selanjutnya nilai
Risiko Operasional yang diukur VIF untuk variabel risiko kredit
menggunakan Beban Operasional (NPL) sebesar 1,494% dan
terhadap Pendapatan Operasional tolerance value sebesar 0,670%.
(BOPO) yang mempunyai nilai Untuk variabel terakhir yaitu risiko
minimum sebesar 57,313% dan operasional (BOPO) nilai VIF
nilai maksimum sebesar 126,498% sebesar 1,624% dan tolerance value
dengan rata-rata sebesar 82,383 sebesar 0,616%. Dapat disimpulkan
serta standar deviasi sebesar secara keseluruhan untuk masing-
15,032. Rata-rata BOPO pada masing variabel bebas pada
perusahaan perbankan yang ter- penelitian ini nilai VIF < 10 dan
daftar di BEI berada dibawah batas tolerance value > 0,10 sehingga
maksimum yang ditetapkan oleh tidak adanya korelasi antar variabel
Bank Indonesia sebesar 90% bebas dalam model regresi dan
sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat masalah
perbankan memiliki kemampuan multikolinearitas sesame variabel
yang baik dalam mengendalikan bebas dalam model regresi yang
biaya operasional sehingga dapat dibentuk.
meminimalkan risiko ope- 4.2.3 Uji Heterokedastisitas
rasionalnya. Tabel 11 (Lampiran)
4.2 Uji Asumsi Klasik menunjukkan hasil uji
4.2.1 Uji Normalitas heterokedastisitas, dapat dilihat
Tabel 9(Lampiran) me- bahwa hasil perhitungan masing-
nunjukkan bahwa hasil uji masing variabel bebas memiliki
normalitas dengan nilai Kol- nilai Sig > taraf signifikan 0,05.
Risiko pasar (NIM) memiliki nilai peningkatan risiko kredit satu
Sig sebesar 0,674%, risiko kredit satuan akan mengakibatkan
(NPL) memiliki nilai Sig sebesar penurunan kinerja keuangan
0,075% dan risiko operasional perbankan sebesar -0,240 satuan
sebesar 0,261%. Dapat disimpulkan dengan asumsi variabel lain
bahwa model tidak terkena gejala konstan.
heterokedastisitas karena nilai d. Koefisien risiko operasional
masing-masing variabel bebas > sebesar -0,080 menjelaskan
0,05. bahwa setiap peningkatan risiko
4.2.4 Uji Autokorelasi operasional satu satuan akan
Tabel 12 (Lampiran) mengakibatkan penurunan
menunjukkan hasil uji autokorelasi kinerja keuangan perbankan
dapat dilihat dengan nilai dw hitung sebesar -0,080 satuan dengan
sebesar 1,994 sedangkan nilai du asumsi variabel lain konstan.
(batas bawah) pada tabel Durbin- 4.4 Uji Kelayakan Model
Watson sebesar 1,719 dan nilai 4- 4.4.1 Uji Koefisien Determinasi
du (4 – 1,719 = 2,281 ). Jadi dapat (R2)
disimpulkan bahwa variabel bebas Tabel 14 (Lampiran)
tidak berkorelasi dengan dirinya menunjukkan nilai yang diperoleh
sendiri, dilihat dari nilai dw hitung Adjusted R Square sebesar 0,843
1,994 > du 1,719 < (4-du) 2,281. atau 83,4% menjelaskan bahwa
4.3 Analisis Regresi Berganda kontribusi variabel independen
Berdasarkan tabel yaitu risiko pasar, risiko kredit dan
13(Lampiran), diperoleh model risiko operasional terhadap variabel
persamaan regresi linear sebagai dependen yaitu kinerja keuangan
berikut : perbankan sebesar 84,3%
Y = 8,179 + 0,062 (X1) – 0,240 (X2) – 0,080 (X3) + e
sedangkan 15,7 % dipengaruhi oleh
Dari persamaan regresi linear variabel lain.
diatas dapat dijelaskan sebagai Menurut Kartika (2006),
berikut : variabel lain yang mempengaruhi
a. Nilai konstanta sebesar 8,179 kinerja keuangan perbankan adalah
menjeleskan bahwa jika variabel Capital Adequacy Ratio (CAR),
independen yaitu risiko pasar, Loan Deposit Ratio (LDR) dan
risiko kredit dan risiko Debt to Equity Ratio (DER).
operasional tidak ada maka Menurut Purwoko (2013), variebel
kinerja keuangan perbankan lain yang mempengaruhi kinerja
sebesar konstanta 8,179. keuangan perbankan adalah
b. Koefisien risiko pasar sebesar permodalan yang diukur dengan
0,062 menjelaskan bahwa setiap CAR dan likuiditas yang diukur
peningkatan risiko pasar satu dengan LDR.
satuan akan mengakibatkan 4.4.2 Uji F (F-test)
kenaikan kinerja keuangan
Tabel 15(Lampiran)
perbankan sebesar 0,062 satuan menunjukkan bahwa Fhitung
dengan asumsi variabel lain sebesar 49,476 dan nilai signifikan
konstan. 0,000.Jadi dapat disimpulkan
c. Koefisien risiko kredit sebesar - bahwa persamaan regresi yang
0,240 menjelaskan bahwa setiap
diperoleh mengindikasikan bahwa 2. Hipotesis kedua dalam
variabel risiko pasar, risiko kredit penelitian ini adalah risiko kredit
dan risiko operasional berpengaruh memiliki pengaruh signifikan
signifikan terhadap kinerja negatif terhadap kinerja ke-
keuangan perbankan karena nilai uangan perbankan yang ter-
Sig. 0.000 < 0.05, atau artinya daftar di BEI.
model dalam penelitian ini layak Berdasarkan tabel 13
untuk diteliti. (Lampiran) dapat dilihat bahwa
4.5 Uji Hipotesis (t-test) pengaruh risiko kredit terhadap
Uji t dilakukan untuk men- kinerja keuangan perbankan me-
getahui pengaruh variabel inde- miliki -thitung -2,091 < -ttabel -2,0639
penden terhadap variabel dependen dan koefisien B sebesar -0,240
dalam persamaan regresi berganda dengan arah negative serta Sig
secara parsial. Uji ini mem- 0,047 < 0,05. Dapat disimpul-kan
bandingkan nilai thitung dengan bahwa risiko kredit berpenga-ruh
ttabel, jika nilai thitung > ttabel signifikan negative terhadap kinerja
atau - thitung < -ttabel artinya keuangan perbankan yang artinya
terdapat pengaruh yang signifikan Hipotesis 2 diterima.
antara variabel independen dengan 3. Hipotesis ketiga dalam
variabel dependen ataupun penelitian ini adalah risiko
sebaliknya. Nilai thitung dapat operasional memiliki pengaruh
dilihat pada tabel 13, sedangkan signifikan negatif terhadap
untuk nilai ttabel dicari pada α = kinerja keuangan perbankan
0,05 dengan df = n – k atau 28 – 4 yang terdaftar di BEI.
= 24, maka diperoleh 2,0639. Berdasarkan tabel 13
Berikut hasil uji hipotesis yang (Lampiran) dapat dilihat bahwa
didapatkan : pengaruh risiko operasional ter-
1. Hipotesis pertama dalam hadap kinerja keuangan perbankan
penelitian ini adalah risiko pasar memiliki –thitung -7,977 < -t tabel
memiliki pengaruh signifikan -2,0639 dan koefisien B sebesar -
positif terhadap kinerja keuan- 0,080 dengan arah negative serta
gan perbankan yang terdaftar di Sig 0,00 < 0,05. Dapat disimpulkan
BEI. bahwa risiko operasional
Berdasarkan tabel 13(Lam- berpengaruh signifikan negative
piran) dapat dilihat bahwa terhadap kinerja keuangan per-
pengaruh risiko pasar terhadap bankan yang artinya Hipotesis 3
kinerja keuangan perbankan me- diterima.
miliki thitung 1,124 < ttabel 2,0639 4.6 Pembahasan
dan koefisien B sebesar 0,062 1. Pengaruh Risiko Pasar (NIM)
dengan arah positif serta Sig 0,272 terhadap Kinerja Keuangan
> 0,05. Dapat disimpulkan bahwa Perbankan (ROA)
risiko pasar memiliki pengaruh Berdasarkan hasil pengujian
positif tetapi tidak signifikan secara statistic yang telah
terhadap kinerja keuangan per- dilakukan, diperoleh hasil risiko
bankan yang artinya Hipotesis 1 pasar (NIM) memiliki pengaruh
ditolak. positif tetapi tidak signifikan ter-
hadap kinerja keuangan perbankan atau bermasalah akan menurunkan
(ROA) karena nilai koefisien trans- tingkat pendapatan dan laba bank.
formasi regresinya sebesar 1,124 Hasil penelitian ini didukung
dan nilai Sig 0,272 > 0,05. Hasil oleh penelitian yang dilakukan
penelitian ini tidak sesuai dengan Attar (2014), yang menemukan
hipotesis yang menyatakan bahwa bahwa NPL memiliki pengaruh
risiko pasar (NIM) memiliki signifikan negative terhadap kinerja
pengaruh signifikan positif ter- keuangan perbankan (ROA).
hadap kinerja keuangan perbankan Penelitian pendukung lainnya
(ROA). Risiko pasar tidak sig- adalah Esther (2013), Purwoko
nifikan dalam mempengaruhi (2013), Mario (2014), Kolapo
bermasalahnya hubungan risiko (2012) dan Gizaw (2015) yang
pasar terhadap kinerja keuangan menunjukkan NPL berpengaruh
perbankan. negative terhadap ROA.
Hasil penelitian ini didukung 3. Pengaruh Risiko Operasional
oleh penelitian yang dilakukan (BOPO) terhadap Kinerja Ke-
Irmawati (2014) dan Adityantoro uangan Perbankan (ROA)
(2013) yang menunjukkan bahwa Berdasarkan hasil pengujian
NIM tidak memiliki pengaruh secara statistic yang telah
signifikan terhadap ROA. Hasil dilakukan, diperoleh hasil risiko
penelitian ini berbeda dengan operasional (BOPO) memiliki pe-
penelitian yang dilakukan Purwoko ngaruh signifikan negative ter-
(2013) dan Hutagalung (2013) yang hadap kinerja keuangan perbankan
menunjukkan bahwa NIM memiliki (ROA) karena nilai koefisien
pengaruh signifikan positif transformasi regresinya sebesar -
terhadap ROA. 7,977 dan nilai Sig 0,00 < 0,05.
2. Pengaruh Risiko Kredit (NPL) Hasil penelitian ini sesuai dengan
terhadap Kinerja Keuangan hipotesis yang menyatakan bahwa
Perbankan (ROA) risiko operasional (BOPO) me-
Berdasarkan hasil pengujian miliki pengaruh signifikan negative
secara statistic yang telah di- terhadap kinerja keuangan per-
lakukan, diperoleh hasil risiko bankan (ROA). Pengaruh negative
kredit (NPL) memiliki pengaruh menunjukkan bahwa kinerja bank
signifikan negative terhadap ki- sangat dipengaruhi oleh biaya
nerja keuangan perbankan (ROA) operasionalnya, manajemen bank
karena nilai koefisien transformasi harus mampu menekankan biaya
regresinya sebesar -2,091 dan nilai operasionalnya agar dapat me-
Sig 0,047 < 0,05. Hasil penelitian ningkatkan kinerja keuangannya.
ini sesuai dengan hipotesis yang Semakin rendah biaya operasional
menyatakan bahwa risiko kredit maka akan semakin tinggi laba
(NPL) memiliki pengaruh sig- yang dihasilkan perbankan.
nifikan negative terhadap kinerja Hasil penelitian ini sesuai
keuangan perbankan (ROA). dengan penelitian yang dilakukan
Pengaruh negative menunjukkan oleh Attar (2014), yang me-
bahwa semakin tinggi kredit macet nemukan dalam menjalankan ke-
giatannya bank mampu melakukan
efisiensi terhadap biaya sehingga perbankan yang diukur engan
dapat mengurangkan risiko ope- Return On Assets (ROA).
rasional yang akan berdampak pada 5.2 Saran
meningkatkanya kinerja keuangan Dari pembahasan dan
sehingga pengaruh risiko ope- kesimpulan yang diperoleh maka
rasional terhadap kinerja keuangan saran dari penellitian ini sebagai
perbankan negative. Hasil pe- berikut :
nelitian lainnya yang mendukung 1. Risiko operasional yang diukur
adalah Kartika (2006), Arimi dengan Biaya Operasional
(2012) dan Margaretha (2013) yang terhadap Pendapatan
menunjukkan BOPO berpengaruh Operasional (BOPO) harus lebih
negative terhadap ROA. ditekankan dan dicontrol lagi.
V. KESIMPULAN DAN Perbankan harus dapat
SARAN menekankan biaya
5.1 Kesimpulan operasionalnya agar dapat
Penelitian ini bertujuan untuk meminimalhakn risiko
menguji pengaruh risiko pasar, operasionalnya karena apabila
risiko kredit dan risiko operasional terjadi peningkatan BOPO
terhadap kinerja keuangan berarti biaya operasional yang
perbankan yang terdaftar di BEI digunakan tinggi sehingga laba
tahun 2010 - 2015. Berdasarkan yang dihasilkan rendah dan
hasil pengujian dan pembahasan berdampak pada buruknya
yang telah diuraikan sebelumnya, kinerja keuangan bank.
maka dapat diambil kesimpulan 2. Risiko kredit yang diukur
sebagai berikut : menggunakan Non Performing
1. Risiko pasar yang diukur dengan Loan (NPL) perlu di control dan
Net Interest Margin (NIM) diperhatikan lagi. Perbankan
berpengaruh positif tidak harus memperhatikan kembali
signifikan terhadap kinerja dan perlu berhati-hati dalam
keuangan perbankan yang memberikan kredit kepada
diukur dengan Return On Assets nasabah agar risiko
(ROA). ketidaklancaran pembayaran
2. Risiko kredit yang diukur oleh nasabah kecil. Jika terjadi
dengan Non Performing Loan peningkatan NPL, maka bank
(NPL) berpengaruh signifikan akan mengalami kredit
negative terhadap kinerja bermasalah yang tinggi dan
keuangan perbankan yang berdampak kepada buruknya
diukur dengan Return On Assets kinerja keuangan bank.
(ROA). 1.
3. Risiko operasional yang diukur DAFTAR PUSTAKA
dengan Beban Operasional
terhadap Pendapatan Adityantoro, Y.Widi Kurnia dan
Operasional (BOPO) ber- Shiddiq Nur Rahardjo.2013.
pengaruh signifikan negative “Faktor – Faktor yang
terhadap kinerja keuangan Mempengaruhi Profitabilitas
Perbankan di
Indonesia.”Diponegoro Herry, Achmad
Journal of Accounting, ISSN: Buchorry.2015.“Banking
2337-3806. Intermediation, Operational
Efficiency, and Credit Risk in
Anne, Maria.2015. “Pengaruh CAR, the Banking
BOPO, NIM, NPL, dan LDR Profitability.”International
terhadap ROA Studi Kasus Journal of Business,
pada 10 Bank Terbaik di Economic and Law, Volume
Indonesia.”Jurnal Ilmiah & Issue 2 (August) ISSN
Mahasiswa Universitas 2289-1552.
Surabaya Volume 4, Nomor
1. Hutagalung, Esther Novelina, dkk.
2013. “Analisa Rasio
Arimi, Millatina dan Mohammad Keuangan Terhadap Kinerja
Kholiq Mahfud. 2012. Bank Umum di Indonesia.”
“Analisis Faktor-Faktor yang Jurnal Aplikasi Manajemen.
Mempengaruhi Profitabilitas Volume 11. No.1 ISSN: 1693-
Perbankan”. Diponegoro 5421.
Journal of Management, Vol.
1, No. 2 Idris.2010.Aplikasi SPSS Dalam
Analisis Data Kuantitatif.
Attar, Dini, dkk.2014.”Pengaruh Padang: FE UNP.
Penerapan Manajemen Risiko
Terhadap Kinerja Keuangan Irham,Fahmi.2012.Analisis Kinerja
Perbankan yang Terdaftar di Keuangan.Bandung:
Bursa Efek Alfabeta.
Indonesia.”ISSN:2302-0164,
Jurnal Akuntansi. Volume , Irmawati, Dewi Kartika Sari.2014.
No.1. “Analisis Pengaruh Capital
Adequency Ratio (CAR), Loan
Frederic,S.Mishkin.2011. Ekonomi to Deposit Ratio (LDR), dan
Uang, Perbankan dan Pasar Net Interest Margin (NIM)
Keuangan. Jakarta: Salemba terhadap Return on Asset
Empat. (ROA) Studi Kasus pada PT
Bank Mandiri (Persero) Tbk
Gizaw, Milion,dkk.2015.“The Periode 2008-2012”. Jurnal
Impact of Credit Risk on Manajemen dan Bisnis, Vol.
Profitability Performance of 18, No.1.
Commercial Banks in
Ethiopia.”African Journal of I Wayan, Sudirman.2013.Manajemen
Business Management, Perbankan.Jakarta : Kencana.
Volume 9.
Jumingan.2005.Analisis Laporan
Herman,Darmawi.2012.Manajemen Keuangan.Jakarta: Bumi
Perbankan.Jakarta: Bumi Aksara.
Aksara.
Kasmir.2010.Manajemen Tantangan Globalisasi
Perbankan.Jakarta: Rajawali Bisnis.Jakarta: Raja Grafindo
Pers. Persada.
Kasmir.2012.Dasar-Dasar Munawir.2010.Analisis Laporan
Perbankan.Jakarta: Raja Keuangan, Edisi 4.
Grafindo Perkasa. Liberty.Yogyakarta.
Kasmir.2012.Analisis Laporan Ni Wayan dan I
Keuangan.Jakarta:Rajawali Made.2016.”Pengaruh Risiko
Pers. Kredit, Risiko Operasional
dan Risiko Likuiditas
Kartika, Muhammad Syaichu.2006. Terhadap Profitabilitas BPR
“Analisis Faktor-Faktor yang di Kota
Mempengaruhi Kinerja Bank Denpasar.”ISSN:2302-8912,
Umum di Indonesia.” Jurnal E-Jurnal Manajemen Unud,
Studi Manajemen dan Volume 5, No.3.
Organisasi Volume 3, Nomor
2. Peraturan Bank Indonesia
No.13/3/PBI/201. Penetapan
Kolapo, T.Funso, dkk.2012. “Credit Status dan Tindak Lanjut
Risk and Commercial Bank’s Pengawasan Bank.
Performance in Nigeria: A
Panel Model Puspitasari, Diana. 2009. Analisis
Approach.”Australian Journal Pengaruh CAR, NPL, PDN,
of Business and Management NIM, BOPO, LDR, dan Suku
Research, Volume 2, No.2. Bunga SBI terhadap ROA.
Margaretha,Farrah, Marshielly Purwoko, Didik dan Bambang
Pingkanzai.2013. “Faktor- Sudiyatno.2013. “Faktor-
Faktor yang Mempengaruhi Faktor yang Mempengaruhi
Kinerja Keuangan Perbankan Kinerja Bank.” ISSN:1412-
di Indonesia.”ISSN:1410-9875, 3126, Journal Bisnis dan
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Ekonomi (JBE), Volume 20,
Volume 15, No.2. Nomor 1
Mario, Christiano dan Ivonne Soemarso.2005.Akuntansi Suatu
Saerang.2014. “Analisis Rasio- Pengantar.Edisi
Rasio Keuangan untuk Revisi.Jakarta: Salemba
Mengukur Profitabilitas pada Empat.
Bank-Bank Swasta yang Go
Public di BEI.” ISSN 2303- Surat Edaran Bank Indonesia
1174, Jurnal EMBA, Volume 2, No.13/24/DPNP Tanggal 25
Nomor 4. Oktober 2011
tentangPenilaian Tingkat
Masyhud,Ali.2006.Manajemen Kesehatan Bank Umum.
Risiko: Strategi Perbankan
dan Dunia Usaha Menghadapi
Tan Sau Eng.2013. “Pengaruh NIM, Undang-Undang Republik Indonesia
BOPO, LDR, NPL dan CAR No. 10 tahun 1998. Tentang
Terhadap ROA Bank Perubahan atas Undang-
Internasional dan Bank Undang No. 7 Tahun1992
Nasional Go Public Periode Tentang Perbankan.
2007-2011.” Jurnal Dinamika
Manajemen Vol.1 No.3 Juli- Veithzal,
September 2013. Rivai,dkk.2013.Commercial
Bank Management.Jakarta:
Totok Budisantoso, Sigit Rajawali Pers.
Traindaru.2011.Bank dan
Lembaga Keuangan
Lain.Jakarta: Salemba Empat.
LAMPIRAN

Risiko Pasar

Risiko Kredit Kinerja Keuangan

Risiko Operasional

Gambar 1 : Kerangka Konseptual

Tabel 8 : Statistik Deskriptif Variabel Penelitian

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

ROA 28 -3.263 4.002 1.46264 1.549192

NIM 28 1.888 11.604 5.48686 2.246570

NPL 28 .371 5.072 2.01857 1.257432

BOPO 28 57.313 126.498 82.3289 15.031709

Valid N (listwise) 28

Tabel 9 : Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Y X1 X2 X3

N 28 28 28 28

Normal Parametersa Mean 1.46 5.49 2.02 82.38

Std. Deviation 1.549 2.247 1.257 15.032

Most Extreme Differences Absolute .200 .225 .100 .147

Positive .114 .225 .100 .147

Negative -.200 -.117 -.095 -.078

Kolmogorov-Smirnov Z 1.057 1.192 .531 .780

Asymp. Sig. (2-tailed) .214 .117 .941 .577

a. Test distribution is Normal.


Tabel 10 : Uji Multikolinearitas

Coefficientsa

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients Collinearity Statistics

Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF

1 (Constant) 8.179 .869 9.408 .000

X1 .062 .055 .090 1.124 .272 .903 1.107

X2 -.240 .115 -.195 -2.091 .047 .670 1.494

X3 -.080 .010 -.774 -7.977 .000 .616 1.624

a. Dependent Variable: Y
Tabel 11 : Uji Heterokedastisitas

Correlations

Unstandardized
X1 X2 X3 Residual

Spearman's rho X1 Correlation


1.000 -.104 -.537** -.083
Coefficient

Sig. (2-tailed) . .598 .003 .674

N 28 28 28 28

X2 Correlation
-.104 1.000 .356 .342
Coefficient

Sig. (2-tailed) .598 . .063 .075

N 28 28 28 28

X3 Correlation
-.537** .356 1.000 .220
Coefficient

Sig. (2-tailed) .003 .063 . .261

N 28 28 28 28

Unstandardized Residual Correlation


-.083 .342 .220 1.000
Coefficient

Sig. (2-tailed) .674 .075 .261 .

N 28 28 28 28

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Tabel 12 : Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square Square Estimate Durbin-Watson

1 .928a .861 .843 .613033 1.994

a. Predictors: (Constant), X3, X1, X2

b. Dependent Variable: Y
Tabel 13 : Regresi Berganda

Coefficientsa

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) 8.179 .869 9.408 .000

X1 .062 .055 .090 1.124 .272

X2 -.240 .115 -.195 -2.091 .047

X3 -.080 .010 -.774 -7.977 .000

a. Dependent Variable: Y

Tabel 14 : Uji Koefisien Determinasi (R2)

Model Summaryb

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square Square Estimate Durbin-Watson

1 .928a .861 .843 .613033 1.994

a. Predictors: (Constant), X3, X1, X2

b. Dependent Variable: Y

Tabel 15 : Uji F

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 55.780 3 18.593 49.476 .000a

Residual 9.019 24 .376

Total 64.800 27

a. Predictors: (Constant), X3, X1, X2

b. Dependent Variable: Y

Anda mungkin juga menyukai