Fullpapers Jahiac141268a5full
Fullpapers Jahiac141268a5full
Abstract
Tulisan ini berangkat dari sebuah masalah mengapa Pemerintah Kiribati lebih
memprioritaskan kebijakan Migration With Dignity dalam merespon ancaman sea level rise?
Permasalahan ini menjadi problematik karena bagaimana kebijakan migrasi dapat dijadikan
prioritas strategi adaptasi terhadap fenomena sea level rise yang mengancam keberlangsungan
hidup I-Kiribati, padahal juga terdapat strategi adaptasi nasional lainnya yang sedang
dijalankan. Untuk itu diperlukan penjelasan alternatif untuk menjelaskan pola perilaku
pemerintah Kiribati. Tulisan ini kemudian berusaha menelusuri faktor-faktor apa saja yang
dijadikan pertimbangan dalam membentuk kebijakan Migration with Dignity. Tulisan ini
mengajukan hipotesis bahwasannya kebijakan Migration with Dignity merupakan strategi
adaptasi yang diambil karena mempertimbangkan ancaman human security di Kiribati
sebagai faktor pendorong dan adanya labor demand terhadap tenaga kerja asal Pasifik di
negara tujuan, yakni Selandia Baru dan Australia sebagai faktor penarik. Kebijakan Migration
with Dignity diprioritaskan dikarenakan migrasi dapat disebut strategi adaptasi dalam
merespon ancaman sea level rise, mengingat migrasi sendiri sudah menjadi strategi adaptasi
tradisional bagi I-Kiribati. Selain itu terdapat tantangan terhadap perlindungan human
security I-Kiribati, sehingga tidak memberikan pilihan lain untuk bertindak secara adaptif bagi
pemerintah Kiribati. Di tambah lagi di Selandia Baru dan Australia terdapat program
perekrutan tenaga kerja migran asal Pasifik yang juga diperuntukkan bagi I-Kiribati, yakni
New Zealand Seasonal Employer (NZRSE) dan The Pacific Seasonal Worker Scheme (PWSPS)
yang kemudian berubah menjadi Seasonal Worker Programme (SWP).
Kata Kunci: Migrasi, Strategi Adaptasi, Human Security, Labor Demand, Kiribati, Selandia
Baru, Australia.
Migration with Dignity adalah seperti: (1) erosi tanah; (2) banjir lahan
kebijakan pemerintah Kiribati yang basah; (3) kontaminasi air garam pada
mengusulkan penciptaan lebih banyak sumber air tanah dan lahan pertanian;
program dengan memberikan dan (4) hilangnya habitat ikan, burung,
pendidikan dan pelatihan yang dan tanaman. Ditambah ratusan juta
diperlukan oleh I-Kiribati agar dapat orang yang tinggal di daerah pesisir
mengambil keuntungan ekonomis, pantai akan semakin rentan terhadap
seperti bekerja di Australia dan Selandia banjir. Beberapa negara kecil kepulauan
Baru. Kebijakan ini pertama kali yang tergabung dalam Alliance of Small
diperkenalkan oleh Presiden Anote Tong Island States (AOSIS) seperti Kiribati,
dalam Sidang Majelis Umum PBB ke-67 penduduknya terpaksa harus
pada September 2012 di New York, meninggalkan rumahnya karena air
Amerika Serikat (Government of Kiribati telah merendam hampir seluruh tanah
2015). Tujuannya adalah untuk di pulau-pulau tersebut (National
meminimalisir dampak relokasi Geographic 2015).
permanen karena ancaman kenaikan
permukaan air laut dengan suplai tenaga
kerja ke pasar tenaga kerja internasional
(Dizard 2014). Mengingat kenaikan
permukaan air laut dapat berakibat
buruk terhadap habitat di pesisir pantai
268
Kebijakan Migration with Dignity
peran yang kaku dan terbatas. Dimana bagaimana memperoleh standar hidup
kontrak sosial yang dilakukan oleh sesuai dan mengatasi adanya
rakyat dan pemerintah memberikan ketimpangan terhadap aksesibilitas
aturan kepada pemerintah untuk terhadap sumber daya.
melakukan intervensi dan bergerak lebih
cepat dalam merumuskan kebijakan.
Aspek paling penting dalam teori ini
tidak terletak pada bagaimana kontrak Dual Labor Market Theory
sosial antara rakyat dan pemerintah
tercapai tetapi lebih kepada bagaimana Teori ini dijelaskan oleh Doeringer dan
pemerintah mampu menjawab Priore (dalam Hagen-Zaker 2008, 7)
permintaan rakyat dan berapa banyak bahwa migrasi merupakan hasil dari
pemerintah bisa dan bersedia untuk adanya faktor penarik sementara, di
berikan dalam rangka untuk memenuhi mana terdapat permintaan tenaga kerja
permintaan rakyat. Permintaan dalam struktural yang kuat di negara-negara
hal ini adalah adanya perlindungan maju. Menurut pendekatan ini terdapat
terhadap keamanan manusia dan dualisme ekonomi di dalam pasar
masadepan generasi muda dari ancaman tenaga kerja di negara-negara maju dan
climate change (O‟Brien et al. 2009, 4). upah yang dapat merefleksikan status
dan prestise. Di negara maju terdapat
sektor primer yang menyediakan
pekerjaan bergaji tinggi dan sektor
sekunder untuk pekerjaan kasar,
misalnya saja hortikultura, perikanan,
dan manufaktur. Datangnya permintaan
terhadap tenaga kerja imigran berasal
dari beberapa faktor. Misalnya saja
terjadinya inflasi struktural, membuat
Push-Pull Theory terjadinya kenaikan upah secara konstan
di sektor primer. Dalam hal ini kenaikan
Dalam teori ini migrasi dapat terjadi upah proporsional di dalam sektor
dikarenakan adanya faktor pendorong sekunder dianggap terlalu mahal,
(push factor) dari daerah asal dan faktor sehingga konsekuensinya gaji pekerja
penarik (pull factor) dari daerah tujuan. sektor sekunder lebih rendah dan
Teori ini pada dasarnya berfokus pada membuat sektor sekunder bukan lagi
pilihan individu dan proses ekuilibrium sektor yang dicari oleh para pekerja
antara faktor pendorong dan faktor pribumi. Pekerjaan di sektor sekunder
penarik (Lee 1996, 49). Secara berfluktuasi sesuai dengan siklus
sederhana perubahan iklim akan dapat ekonomi, sehingga tidak stabil dan tidak
menyebabkan perpindahan penduduk lagi menarik bagi pekerja pribumi.
dari daerah yang kurang layak ke daerah Adanya perubahan di dalam demografi
yang lebih layak, dengan juga membuat wanita dan remaja tidak
mempertimbangkan push factor dan lagi bekerja di sektor sekunder dan
pull factor. Walaupun besar migrasi mulai memasuki sektor primer.
akibat dari perubahan iklim masih Kekosongan tersebut menyebabkan
sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor adanya labor shortage pada low-skilled
lainnya seperti faktor adaptasi, mitigasi labor yang menyebabkan adanya
dan juga faktor budaya yang ada. permintaan yang kuat terhadap tenaga
Namun yang perlu dilihat adalah kerja imigran. Para imigran sendiri lebih
terdapatnya push factor yang lebih besar banyak terkonsentrasi di dalam sektor
di daerah asal dikarenakan adanya sekunder yang berstatus rendah, karena
perubahan iklim yang kemudian mereka tidak menganggap dirinya
membuat pull factor di daerah tujuan bagian dari masyarakat di negara tujuan
dinilai lebih baik karena terdapatnya (Hagen-Zaker 2008, 3).
harapan akan perubahan lingkungan
dan iklim yang lebih ramah bagi para
imigran di daerah tujuan (Lee 1996, 50).
Meskipun lingkungan dijadikan faktor Kebijakan Migration With Dignity
determinan utama dalam bermigrasi, Sebagai Strategi Adaptasi
namun perlu dilihat kaitannya dengan
faktor-faktor ekonomi, sosial, dan Relasi antara migrasi dan sea level
budaya yang pada akhirnya menentukan rise adalah terdapatnya hubungan
270
Kebijakan Migration with Dignity
272
Kebijakan Migration with Dignity
25% pada pendapatan nasional negara kemarau, curah hujan sangat rendah
(O‟Brien 2013, 36-37). Perekonomian sehingga berdampak pada terjadinya
yang bergantung banyak pada kekeringan. Ketiga, terjadi peningkatan
pendapatan sektor eksternal justru permukaan air laut yang dimotori oleh
dapat menurunkan jumlah PDB Kiribati peningkatan suhu di bumi yang
dan menghambat perkembangan pasar mengakibatkan gletser dan lapisan es di
internal. Sehingga ketergantungan kutub mencair dan berefek pada
berlebihan kepada sektor eksternal peningkatan volume air di laut. Data
memang sudah seharusnya dikurangi. satelit menunjukkan bahwa permukaan
Mengingat disisi lain juga terdapat air laut di Kiribati telah meningkat 1-
kerentanan apabila terjadi fluktuasi 4mm per tahun sejak tahun 1993.
dalam ekonomi global (Frank 2013, 10). Keempat, meningkatnya pengasaman air
laut di Kiribati. Dikarenakan hampir
I.3 Grafik Level Dana Bantuan seperempat CO2 yang dipancarkan oleh
Pembangunan Luar Negeri Kiribati. aktivitas yang dilakukan manusia setiap
tahun diserap oleh lautan. Sehingga CO2
bagi reputasi dan kesuksesan sektor IT tersebut kemudian bereaksi dengan air
di India. Setiap tahunnya India laut yang menyebabkan air laut sedikit
memproduksi sekitar 73.000 lulusan IT lebih asam. Fenomena ini berdampak
dan mem pada pertumbuhan karang dan
organisme yang ada di dalamnya yang
merupakan spesies penting untuk
Sumber: Government of Kiribati 2014, menjaga keseimbangan ekosistem
24 terumbu karang sebagai sumber
subsistence economy I-Kiribati.
I.4 Grafik Perbandingan Pendapatan
Pekerja Nasional dan Remitansi Ketiga, Degradasi lingkungan yang
berefek negatif terhadap subsistence
economy berbasis perikanan dan
pertaninan ditambah dengan
pertumbuhan populasi membuat
Kiribati memiliki ketergantungan yang
tinggi terhadap kebutuhan pangan
impor dan pengiriman remitansi untuk
menopang pola makan baru. Hal
demikian dibuktikan ketika pada tahun
2005, makanan merupakan komoditas
impor paling tinggi di Kiribati dengan
total pengeluaran untuk impor makanan
lebih dari AUS$ 31 Juta.
Ketergantungan Kiribati akan impor
Sumber: Government of Kiribati 2014, bahan makanan merupakan bentuk food
11 insecurity negara dalam memastikan
kebutuhan pangan masyarakatnya,
Kedua, Menurut PCCSP (2014, 4) contohnya peristiwa Agustus 2004 di
terdapat empat persoalan lingkungan mana terjadi keterlambatan kedatangan
yang harus dihadapi oleh Kiribati. kapal kargo yang membawa makanan
Pertama, adanya peningkatan suhu langsung membuat Kiribati terkena
maksimum dan minimum tahunan di krisis pangan nasional. Dalam konteks
Tarawa sejak tahun 1950 hingga impor makanan, sangat terlihat jelas
sekarang. Suhu maksimum telah bahwa adanya sedikit saja gangguan
meningkat 0,18° C per dekade. dalam proses pendistribusian makanan
Peningkatan suhu secara konsisten ini makan akan menimbulkan efek
diakibatkan oleh adanya fenomena dramatis bagi hampir seluruh I-Kiribati
perubahan iklim global. Kedua, terjadi (East & Dawes 2009, 347).
peningkatan curah hujan tahunan di
Kiribati. Data sejak tahun 1951 Keempat, di Kiribati terdapat
menunjukkan bahwa terjadi perubahan pola makan yang dulunya
peningkatan curah hujan namun hanya mengonsumsi makan tradisional
pada musim hujan saja. Sehingga air kemudian digantikan oleh makanan
yang ada berlebihan dan menyebabkan impor seperti daging kaleng, roti, nasi,
badai dan banjir. Sedangkan di musim dan minuman bersoda yang rendah
nutrisi dan tinggi kadar gula. Akibatnya
274
Kebijakan Migration with Dignity
Daftar Pustaka
Artikel Jurnal [12] Mayer, Benoit, 2011. “Migration as A
[1] Ball, Roselle et al., 2011. “Australia’s Pacific Sustainable Adaptation Strategy”. Artikel
Seasonal Worker Pilot Scheme: Managing dipresentasikan dalam the second conference
vulnerabilities to exploitation”. Australian of the Initiative on Climate Adaptation
Institute of Criminology, No. 432, Research and Understanding through the
November 2011. Social Sciences: Climate Vulnerability and
[2] Doyle, Jesse dan Howes, Stephen, t.t. Adaptation: Marginal Peoples and
“Australia’s Seasonal Worker Program: Environments.
Demand-side Constraints and Suggested
Reforms”. Australia National University. Artikel Online
[3] East, Andrew John and Dawes, Les A, 2009. [13] Ashley Crowther, “Sea-Level Rise and
“Homegardening as a panacea : a case study Migration: Pacific Islands”, [Online], dalam
of South Tarawa”. Asia Pacific Viewpoint, http://www.ashleycrowther.org/sea-level-
50 (3). rise-and-migration-pacific-islands/ (diakses
[4] Gibson, John dan McKenzie, David, t.t. pada 7 November 2015)
“Development through Seasonal Worker [14] Bernard Lagan, “Kiribati: A Nation Going
Programs: The Case of New Zealand's RSE Under”, [online], dalam
Program”. Centre for Research and Analysis http://www.theglobalmail.org/feature/kiribat
of Migration, No 05/14. i-a-nation-going-under/590/ (diakses pada
[5] Hagen-Zaker, Jessica, 2008. “Why Do 19 Maret 2015).
People Migrate? A Review of The [15] Davina Wadley, “Kiribati and Climate
Theoritical Literature”, Maastricht Graduate Facing the Inevitable?” [online], dalam
School of Governance, No. 28197, 18. http://refugeesinternational.org/blog/kiribati-
Januari. and-climate-facing-inevitable (diakses pada
[6] Hay, Danielle dan Howes, Stephen. 2012. 19 Maret 2015).
“Australia’s Pacific Seasonal Worker Pilot [16] Erin D. Phelps, “As Waters Rise, A Race To
Scheme: why has take-up been so low?”. Migrate With Dignity”, [onine], dalam
Development Policy Centre, Discussion http://themigrationist.net/2015/02/09/as-
Paper 17, April 2012. waters-rise-a-race-to-migrate-with-dignity/
[7] Kolmannskog, Vikram Odedra, 2008. (diakses pada 19 Maret 2015).
“Future Floods of Refugees: A Comment On [17] National Geographic, “Sea Level Rise”
Climate Change, Conflict and Forced [online], Dalam
Migration”. Norwegian Refugee Council. http://ocean.nationalgeographic.com/ocean/c
[8] McLeman, R. Dan Smith B., 2006. ritical-issues-sea-level-rise/ (diakses pada 07
“Migration As Adaptation to Climate April 2015).
Change”. Springer, Vol. 76. [18] Wilson Dizard, “Plagued by Sea-Level Rise,
[9] O’Brien, et al., 2009. “Rethinking Social Kiribati Buys Land in Fiji”, [online], dalam
Contracts: Building Resilience in a http://america.aljazeera.com/articles/2014/7/
Changing Climate”. Ecology and Society, 1/kiribati-climatechange.html (diakses pada
Vol. 2. 18 Maret 2015).
[10] Roordha, Mathea, 2011. “Review of the
Recognised Seasonal Employer (RSE) Buku
worker pilot training programme”. Evalue [19] Lee, Everett S., 1996. “Demography’, dalam
Reasearch, February 2011. A Theory of Migration. New York :
[11] Wyett, Kelly, t.t. “Escaping a Rising Tide: Springer-Verlag.
Sea Level Rise and Migration in Kiribati”.
Asia & the Pacific Policy Studies, Vol. 1. Dokumen Pemerintah
Artikel Seminar
276
Kebijakan Migration with Dignity
[20] Australian Government, 2013. Australian [28] Pasific Climate Change Science Program,
Job 2013. Department of Education, 2011. Current and future climate of Kiribati.
Employment and Workplace Relations. Pacific Climate Science Program.
[21] Government of Kiribati, 2011. Annual [29] Siddique, M A B. t.t. Globalisation and
Report. Tarawa: Ministry of Health and Shortages of Skilled Labour in Pacific Island
Medical Services Countries: A Case Study of Australia. Perth:
[22] Government of Kiribati, 2014. Kiribati University of Western Australia Business
Program Poverty Assessment. Tarawa: School.
Department of Foreign Affairs and Trade. [30] Thomas, Frank R., 2003. Kiribati: “Some
[23] Government of Kiribati, 2015. Kiribati Aspect of Human Ecology,’’ Forty Years
National Labor Migration Policy. Tarawa: Later. Dilaporkan pada Atoll Research
Minister of Labour and Human Resource Bulletin.
Development.
Sumber Lain
Laporan Penelitian [31] Kwong, Tiarite George, 2013. Statement by
[24] Ball, Rochelle dan Rochelle-Lee, Bailey. His Excellency Tiarite George Kwong,
2015. Inquiry into the Seasonal Worker Minister of Environmenr, Lands, and
Program. Dilaporkan pada the Seasonal Agriculture Development of the Republic of
Worker Programme Submission 38. Kiribati. UNFCC COP 19th Meeting.
[25] Banerjee, S. et al., 2014. Migration as an Warsaw, Polandia: Republic of Kiribati
Effective Mode of Adaptation to Climate
Change. Dilaporkan oleh Foresight Kepada Tesis
European Comission. [32] Lara K. O’Brien, 2013. “Migration With
[26] Campbell, John dan Warrick, Olivia, 2014. Dignity: A Study of Kiribati-Australia
Climate Change and Migration Issue in Nursing Initiative (KANI)”, thesis master of
Pasific". United Nations Economic and University of Kansas.
Social Commission for Asia and the Pacific.
[27] Gibson, John dan McKenzie, David. t.t. Website
Asutralia’s Pacific Worker Pilot Scheme [33] Climate Change in Kiribati, [online], dalam
(PSWPS): Development Impacts in The http://www.climate.gov.ki (diakses pada 18
First Two Years. Dilaporkan pada World Maret 2015).
Bank.