Buku Fisika SMK Kelas X - Bag 1
Buku Fisika SMK Kelas X - Bag 1
Dilindungi Undang-Undang
Milik Negara
Tidak Diperdagangkan
Kontributor : Wiyanto
Sugianto
Penyunting materi :
Penyunting bahasa :
Penyelia penerbitan :
750.014
BAS
2017
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 31 ayat (3)
mengamanatkan bahwa Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem
pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang. Atas
dasar amanat tersebut telah diterbitkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
Kritik, saran, dan masukan untuk perbaikan dan penyempurnaan pada edisi
berikutnya sangat kami harapkan; sekaligus, akan terus memperkaya kualitas penyajian
bahan ajar ini. Atas kontribusi itu, kami ucapkan terima kasih. Tak lupa kami
mengucapkan terima kasih kepada kontributor naskah, editor isi, dan editor bahasa atas
kerjasamanya. Mudah-mudahan, kita dapat memberikan yang terbaik bagi kemajuan
dunia pendidikan menengah kejuruan dalam rangka mempersiapkan Generasi Emas
seratus tahun Indonesia Merdeka (2045).
PETA KONSEP
BESARAN DAN
SATUAN
BESARAN SATUAN
Besaran Pokok
Besaran Skalar
Kesalahan
pengukuran
Kesalahan Sistematis
Angka Penting
Kesalahan Tindakan
MKS
Notasi Ilmiah
https://www.dreamstime.com/
A. Satuan Standar
Telah disebutkan di bagian pengantar, bahwa panjang merupakan salah satu
besaran fisika yang sudah kita kenal dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai contoh adalah
panjang meja, panjang buku, panjang jalan, dan lain-lain. Mungkin kalian
mempertanyakan berapa panjang benda-benda yang berada di dalam kelas. Bagaimana
kita dapat mengetahui panjang suatu meja belajar? Berapakah panjang meja guru
dibandingkan dengan panjang pensil kalian? Panjang meja guru sama dengan berapa kali
panjang pensil kalian? Coba lakukan pengukuran panjang meja guru dengan
menggunakan pensil kalian masing-masing! Bandingkan hasil pengukuran kalian dengan
hasil pengukuran teman-teman se kelas! Bagaimana hasilnya? Sama atau berbeda?
Sumber : www.slideshare.net
Gambar 1.1 Pengukuran panjang meja dengan menggunakan jengkal
Jika pengukuran suatu besaran dari benda yang sama hasilnya berbeda-beda tentu
saja akan menyulitkan dalam mengkomunikasikannya. Oleh karena itu, para ahli sepakat
untuk menentukan pengukuran suatu besaran dalam satuan yang standar. Keberadaan
satuan standar ini sangat membantu dalam mengkomunikasikan hasil-hasil pengukuran
suatu besaran.
Setelah disepakati satuan standar, bagaimanakah dengan satuan-satuan besaran
yang bersifat khas dan hanya berlaku di wilayah atau daerah tertentu? Tentu saja, satuan-
satuan besaran misalnya satuan panjang seperti jengkal, depa, jangkah (langkah), tombak,
masih diperbolehkan dipakai, tetapi untuk pengukuran dan komunikasi ilmiah disepakati
menggunakan satuan standar.
Sumber: wardhanawishnu.blogspot.co.id
Gambar 1.2 Meter Standar Dari Platinum-Iridium Sebagai Satuan Internasional Untuk Panjang
Sumber: http://bimobws.blogspot.co.id
Gambar 1.3 Kilogram standar
Pada waktu itu, kilogram standar tersebut juga dibuat dan disebarkan ke berbagai
negara. Massa suatu benda dapat diukur dengan menggunakan neraca berlengan sama;
pada lengan yang satu diletakkan kilogram standar dan lengan lainnya diletakkan benda
yang akan diukur massanya.
Sumber: www.belonomi.com
Gambar 1.4. Jam Atom Cesium modern sebagai waktu standar internasional yang portabel
d) 1 kg = ..... ng
e) 1 μs = ..... Gs
Penyelesaian:
- 1 Tm 1012 m
- 1 m 106 μm
- 1 g 106 Mg
Tiga satuan standar yang sudah kita bahas, yaitu meter, kilogram, dan sekon
ditentukan berdasarkan definisi. Satuan meter, kilogram, dan sekon berturut-turut adalah
satuan dari besaran panjang, massa, dan waktu. Besaran fisika yang satuannya ditetapkan
berdasarkan definisi disebut besaran pokok atau besaran dasar. Jadi panjang, massa, dan
waktu adalah besaran pokok. Selain itu, adakah besaran pokok lainnya?
Para ahli, dalam konferensi ke-IV pada tahun 1971 mengenai masalah ukuran dan
timbangan, telah menetapkan tujuh besaran pokok. Jadi selain panjang, massa, dan waktu
masih ada empat besaran pokok lainnya, yaitu arus listrik, suhu, jumlah zat, dan intensitas
cahaya. Ketujuh besaran pokok tersebut dan satuan standarnya ditunjukkan pada Tabel
1.2.
Selain tujuh besaran pokok seperti ditunjukkan pada Tabel 1.2, para ahli juga
sudah menyepakati untuk menambahkan dengan dua besaran tambahan. Besaran
tambahan tersebut adalah sudut bidang dengan satuan radian (rad) dan sudut ruang
dengan satuan steradian (sr).
Tujuh besaran pokok pada Tabel 1.2, satuannya ditetapkan berdasarkan definisi.
Untuk satuan standar dari besaran panjang, massa, dan waktu telah dibahas, sedangkan
untuk arus listrik, suhu, jumlah zat, dan intensitas cahaya ditunjukkan pada Tabel 1.3.
Tabel 1.3 Besaran Arus Listrik, Suhu, Jumlah Zat, Dan Intensitas Cahaya
Simbol
Besaran Satuan Definisi
Satuan
Satu ampere adalah jumlah muatan listrik 1
Arus listrik ampere A coulomb yang melewati suatu titik
dalam 1 s ( 1 coulomb = 6,25 1018 elektron ).
Suhu titik lebur es pada 76 cm Hg adalah 273,15 K,
Suhu kelvin K
suhu titik didih air pada 76 cm Hg adalah 373,15 K
Satu mol zat terdiri atas 6,0251023 partikel
Jumlah zat mole mol
( 6,0251023 adalah bilangan Avogadro).
Selain besaran pokok, dikenal juga besaran turunan. Besaran turunan adalah
besaran yang didapatkan dari turunan besaran-besaran pokok. Satuan besaran turunan
diperoleh dari satuan-satuan besaran pokok yang menurunkannya. Contoh beberapa
massa
Massa jenis Massa jenis kg.m -3 [M][L]-3
volume
jarak
Kelajuan kelajuan m.s -1 [L][T]-1
waktu
C. Konversi Satuan
Besaran apapun yang kita ukur, seperti panjang, massa, waktu, atau kecepatan,
terdiri dari angka dan satuan. Jika kita melakukan pengukuran suatu besaran dalam satuan
tertentu dan kita ingin menyatakannya dalam satuan lain, maka kita harus melakukan
pengubahan satuan. Misal, seorang anak melakukan pengukuran panjang sebuah daun
pintu yang hasilnya dinyatakan dalam meter, yaitu 2,2 meter. Anak tersebut boleh saja
mengubah penulisan hasil pengukurannya dalam satuan cm, yaitu 220 cm. Pengubahan
satuan seperti itu dinamakan konversi satuan.
Selain mengkonversi satuan dalam Sistem Internasional, kita juga dapat
mengkonversi satuan dari Sistem British ke Sistem Internasional atau sebaliknya (lihat
Tabel 1.5). Sebagai contoh, panjang diameter sebuah layar televisi adalah 21 inchi. Kita
dapat menyatakan panjang diameter tersebut dalam satuan cm, yaitu
21 inchi (21)(2,54 cm) 53,34 cm .
Tabel 1.5 Konversi Satuan
Konversi Panjang
1 inchi = 2,54 cm
1 cm = 0,394 inchi
1 foot = 30,5 cm
1m = 39,37 inchi = 3,28 feet
1 yard = 91,44 cm
1 yard = 36 inchi
1 yard = 3 feet
1 mil = 5.280 feet = 1,61 km
1 km = 0,621 mil
1 mil laut (US) = 1,15 mil = 6076 feet = 1,852 km
Pada Tabel 1.5 ditunjukkan bahwa dalam sistem Inggris, satuan panjang antara lain
adalah inchi, yard,kaki (foot), dan mil. Dalam sistem tersebut, inchi, yard, foot, dan mil
tidak dihubungkan dengan kelipatan 10. Berarti sistem satuan tersebut bukan sistem
metrik.
Penyelesaian
Diketahui :
1 km = 1000 m
1 jam = 3600 s
Ditanyakan:
72 km/jam = ... m/s
Jawab:
km 72000 m
72 = = 20 m s
jam 3600 s
Penyelesaian:
massa jenis =
massa = M =M L3
volume L3
Penyelesaian
Diketahui:
waktu T
dan
[waktu] = [T]
Ditanyakan:
Rumus dimensi percepatan: ... ?
Jawab:
waktu T
Analisis dimensi mempunyai beberapa kegunaan antara lain adalah sebagai
berikut.
1. Untuk membuktikan dua besaran yang setara
Rumus besaran usaha (W) dan energi kinetik (Ek) masing-masing adalah
v
=
T
L= [ L]T
1
T
[ L] = L T
2
v
karena kedua ruas dimensinya tidak sama, maka persamaan λ = adalah salah.
T
3. Untuk menurunkan persamaan
Contoh:persamaan ayunan matematis dapat dituliskan dengan T = kmx l y g z .
Tentukan nilai x, y, dan z untuk memukan persamaan yang benar dari ayunan matematis
tersebut.
Penyelesaian:
dimensi periode T adalah [T], dimensi massa m adalah [M], dimensi panjang tali l adalah
[L], dan dimensi percepatan gravitasi g adalah [L][T]-2,
T = kmx l y g z
[T ] = k[ M ]x [ L] y ([ L][T 2 ]z
[T ] = k[ M ] x [ L] y z [T ]2 z
E. Pengukuran
Dalam kehidupan sehari-hari kita sudah tidak awam lagi dengan istilah
pengukuran. Seperti misalnya, tukang kayu mengukur tinggi pintu, penjual minyak
mengukur volume minyak yang akan dijualnya, petani mengukur massa gabah yang
dihasilkan dari sawahnya, pelari mengukur waktu yang diperlukan untuk menempuh
lintasan yang ia tempuh, perawat mengukur suhu badan pasien, dan lain-lain. Apakah
pengukuran itu?
Pada bagian awal bab ini sudah dibahas, untuk mengetahui panjang suatu meja
dapat dilakukan dengan membandingkannya dengan panjang jengkal tangan, sehingga
dihasilkan panjang meja dinyatakan dalam jengkal, misalnya panjang meja sama dengan
8 jengkal. Dalam hal ini panjang adalah besaran, 8 adalah nilai atau besar dari besaran
panjang, dan jengkal adalah satuan. Namun, pengukuran menggunakan jengkal ini
memungkinkan sebuah meja yang sama hasil pengukurannya akan jauh berbeda jika
dilakukan oleh dua orang yang berbeda, karena panjang jengkal kedua orang itu jauh
berbeda.
Oleh karena itu, para ahli sepakat untuk menggunakan pembanding dengan
satuan standar. Jadi, pengukuran besaran fisika dilakukan dengan membandingkan
besaran yang akan diukur dengan suatu besaran standar yang dinyatakan dengan bilangan
dan satuan.Satuan standar panjang adalah meter, sehingga pengukuran panjang dilakukan
membandingkan panjang benda yang diukur dengan panjang batang atau pita yang
nilainya 1 meter. Batang atau pita meter ini disebut meteran atau penggaris atau mistar.
Dengan demikian, pengukuran panjang sebuah meja menggunakan mistar akan
menghasilkan nilai dengan satuan meter, misal 1,2 meter.
Secara umum, hasil pengukuran suatu besaran (apapun besarannya) dapat
dinyatakan dalam bentuk:
besaran {nilai}{sa tuan}
Misal:
1) Hasil pengukuran panjang meja menggunakan meteran atau mistar:
Panjang = 1,2 m
Sumber : edu.anashir.com
Gambar 1.5 Pengukuran menggunakan mistar
Sumber: : edu.anashir.com
Gambar 1.6 Jangka sorong
Sumber: bedahfisika.blogspot.co.id
Gambar 1.7 Skala Utama dan nonius pada jangka sorong
3. Mikrometer Sekrup
Pengertian mikrometer sekrup sendiri menunjukkan bahwa alat tersebut mampu
mengukur ukuran suatu benda hingga ketelitian mikrometer. Mikrometer skrup dan
bagian-bagiannya ditunjukkan pada Gambar 1.8. Gambar 1.8 menunjukkan bahwa jika
selubung luar Mikrometer Sekrup diputar satu kali putaran, searah/berlawanan dengan
arah gerak jarum jam, maka rahang geser dan juga selubung luar akan bergerak
maju/mundur sejauh 0,5 mm. Karena selubung luar dibagi dalam 50 skala, maka satu
skala besarnya sama dengan 0,5mm/50 atau 0,01 mm. Jika selubung diputar 1 skala,
maka rahang geser akan bergeser sejauh 0,01 mm.Jadi, skala terkecil mikrometer skrup
adalah 0,01 mm atau 0,001 cm.
Sumber : www.bukupedia.net
Gambar 1.8: Mikrometer sekrup
Sumber : www.bukupedia.net
Gambar 1.9 Membaca hasil pengukuran dengan mikrometer sekrup
Sumber : rumushitung.com
Gambar 1.10 Neraca tiga lengan
Neraca ini dapat untuk menimbang barang dengan ketelitian mencapai 0,01 gram.
Neraca Ohaus terdiri dari dua jenis, yaitu neraca Ohaus dua lengan dan tiga lengan.
Neraca Ohaus jenis pertama ini mempunyai dua lengan dengan wadah kecil dari logam
untuk menimbang. Lengan satu digunakan untuk meletakkan benda/logam yang akan
ditimbang, lengan dua untuk meletakkan bobot timbangan. Jadi neraca ini masih
memerlukan pemberat untuk ukuran timbangannya. Cara menggunakan neraca Ohaus dua
lengan sama seperti menggunakan timbangan biasa. Yang perlu diperhatikan adalah
memastikan bahwa timbangan dalam posisi seimbang sebelum dilakuan untuk
pengukuran massa. Neraca Ohaus dua lengan ini banyak dijumpai di toko-toko emas
sebagai alat timbang.
Sumber: ys-belajarmudah.blogspot.co.id
Gambar 1.11 Pembacaan skala neraca tiga lengan
Sumber: en.wikipedia.org
Gambar 1.12 Stopwatch analog
besaran x x{satuan}
Untuk pengukuran besaran yang dilakukan secara berulang
besaran x x{satuan}
Sumber: dinapuspitasyari.blogspot.co.id
Gambar 1.13 pengukuran panjang
a. Ketidakpastian Sistematik
Ketidakpastian sistematik bersumber dari alat ukur yang digunakan atau kondisi
yang menyertai saat pengukuran. Karena sumber ketidakpastiannya adalah alat ukur,
maka setiap alat ukur itu digunakan akan menghasilkan ketidakpastian yang sama. Yang
termasuk ketidakpastian sistematik antara lain: ketidakpastian alat ukur, kesalahan nol,
waktu respon yang tidak tepat, kondisi yang tidak sesuai.
c. Kesalahan nol
Ketidaktepatan penunjukkan alat pada skala nol juga melahirkan ketidakpastian
sistematik. Hal ini sering terjadi, tetapi juga sering terabaikan. Pada sebagian besar alat
umumnya sudah dilengkapi dengan skrup pengatur/pengenol. Bila sudah diatur maksimal
namun masih tidak tepat pada skala nol, maka untuk mengatasinya harus diperhitungkan
selisih kesalahan tersebut setiap kali melakukan pembacaan skala.
2) Ketidakpastian Pengamatan
Ketidakpastian pengamatan merupakan ketidakpastian pengukuran yang
bersumber dari kekurangterampilan manusia saat melakukan kegiatan pengukuran.
Misalnya, metode pembacaan skala tidak tegak lurus menghasilkan kesalahan paralaks
Sumber: farifaawaliyah.blogspot.co.id/
Gambar 1.14 Kesalahan paralaks
Seiring kemajuan teknologi, alat ukur dirancang semakin canggih dan kompleks,
sehingga banyak hal yang harus diatur sebelum alat tersebut digunakan. Bila yang
mengoperasikan tidak terampil, semakin banyak yang harus diatur semakin besar
kemungkinan untuk melakukan kesalahan sehingga menghasilkan ketidakpastian yang
besar pula.
G. Angka Penting
Gambar 1.15 menunjukkan pengukuran sebuah benda dengan menggunakan
mistar. Hasil pengukuran panjang benda tersebut pasti lebih dari 1,6 cm. Jika skala
tersebut kita perhatikan lebih cermat, ujung logam berada kira-kira di tengah-tengah
antara skala 1,6 cm dan 1,7 cm. Kalau kita mengikuti aturan penulisan hasil pengukuran
hingga setengah skala terkecil, panjang logam dapat dituliskan 1,65 cm.
1. Aturan Pembulatan
Jika kita melakukan perhitungan terhadap hasil pengukuran, misal penjumlahan,
pengurangan, pengalian, atau pembagian, sehingga dihasilkan angka hasil perhitungan
yang jumlah angka di belakang komanya melebihi ketelitian alat, maka kita perlu
melakukan pembulatan. Adapun aturan pembulatannya adalah sebagai berikut.
Aturan 1. Jika angka pertama setelah angka yang akan kita pertahankan andalah angka 4
atau lebih kecil, angka itu dan seluruh angka di sebelah kananya ditiadakan.
Angka terakhir yang dipertahankan tidak berubah.
Contoh 1:
Hasil perhitungan 72,684, padahal ketelitian alat ukur yang digunakan hanya sampai dua
angka dibelakang koma, maka dilakukan pembulatan menjadi 72,68 (4 adalah angka yang
ditiadakan)
Contoh 2:
Hasil perhitungan 1,00729, padahal ketelitian alat ukur yang digunakan hanya sampai tiga
angka di belakang koma, maka dilakukan pembulatan menjadi 1,007 (29 adalah angka
yang akan ditiadakan)
Aturan 2. Jika angka pertama setelahangka yang akan kita pertahankan adalah 5 atau
lebih besar, angka itu dan seluruh angka di sebelah kananya ditiadakan. Angka
terakhir yang dipertahankan ditambah dengan satu.
Contoh 1:
Hasil perhitungan 1,046859, padahal ketelitian alat ukur yang digunakan hanya sampai
tiga angka di belakang koma, maka dilakukan pembulatan menjadi 1,047 (8,5,9 adalah
angka yang ditiadakan).
tegak (bold) atau huruf regular bertanda panah di atasnya. Contoh, vektor Aatau (lihat
Gambar 1.16). Nilai atau besar vektor dapat dituliskan dengan huruf biasa dicetak miring
(italic) atau dengan memberikan tanda harga mutlak ( ) pada huruf bertanda panah ( ).
Contoh: A atau A .
A B
D
E
C
Gambar 1.17 Contoh penggambaran beberapa vektor
Penyelesaian:
a) vektor A digambarkan dengan panjang 1 satuan berarah +60o diukur berlawanan
dengan arah jarum jam terhadap acuan arah vektor F (lihat Gambar 1.18).
b) besar vektor B digambarkan sama dengan besar vektor F tetapi membentuk sudut –
30o diukur searah dengan jarum jam terhadap gaya F (lihat Gambar 1.19).
A B D A
C F
(a) (b)
Gambar 1.20 Penjumlahan dan pengurangan vektor
Dua vektor bertitik tangkap sama dan keduanya membentuk sudut PQ dapat
dijumlahkan sehingga diperoleh resultannya. Misal vektor P dan Q membentuk sudut
Q
Gambar 1.21 Dua vektor setitik tangkap
Q
Gambar 1.22 Jumlah vektor
dan R (atau nilai dari vektor R) dapat dihitung menggunakan rumus cosinus sebagai
berikut
b. 450
Penyelesaian
Diketahui:
Ditanya:
a. Resultan dari kedua gaya tersebut, jika 90
b. Resultan dari kedua gaya tersedut, jika 450
Jawab:
a. Resultan dari dan jika 900 lihat gambar 1.23
F1 F12
90o
F2
Gambar 1.23 Jumlah vektor saling tegak lurus
Karena , maka
45o
F2
Karena , maka
Penguraian Vektor
Pada Gambar 1.25 ditunjukkan sebuah vektor kecepatan v yang dapat diuraikan
menjadi komponen pada sumbu-x, yaitu vx dan komponen pada sumbu-y, yaitu vy.
Misalkan sudut antara vektor v dengan sumbu-x posistif adalah maka besar komponen
vx dan vy dapat diperoleh dalam bentuk fungsi sinus dan cosinus.
vy v
O x
vx
Penyelesaian:
Vektor perpindahan d bernilai 40 m dan membentuk sudut =210o (lihat Gambar 1.26).
d
40 m 210o
Ax = 4 3 cm dan Ay = 4 cm
Penyelesaian:
Untuk menentukan besar vektor dapat menggunakan
Rangkuman
1. Besaran fisika merupakan besaran yang dapat diukur serta memiliki nilai (berupa
angka-angka) dan satuan.
2. Pengukuran besaran fisika dilakukan dengan cara membandingkan besaran yang
akan diukur dengan besaran standarnya yang hasilnya dinyatakan dalam nilai
(angka) dan satuan.
3. Besaran pokok adalah besaran yang satuannya sudah didefinisikan dalam
konferensi internasional mengenai berat dan ukuran. Terdapat tujuh besaran pokok
yaitu panjang, massa, waktu, arus listrik, suhu, jumlah zat, dan intensitas cahaya
serta dua besaran tambahan, yaitu sudut bidang dengan satuan radian (rad) dan
sudut ruang dengan satuan steradian (sr).
4. Besaran turunan adalah besaran yang diperoleh dari turunan besaran-besaran
pokok.
5. Dimensi dalam fisika menggambarkan sifat fisis dari suatu besaran dan mempunyai
beberapa fungsi antara lain dapat digunakan untuk membuktikan besaran bernilai
setara, menentukan persamaan kemungkinan benar atau salah dan menurunkan
rumus.
6. Dalam setiap pengukuran perlu dipertimbangkan persoalan presisi dan akurasi.
Presisi menyatakan derajat kepastian hasil suatu pengukuran, sedangkan akurasi
menunjukkan seberapa tepat hasil pengukuran mendekati nilai yang sebenarnya.
7. Angka-angka hasil pengukuran yang terdiri dari angka pasti dan angka taksiran
disebut angka penting.
Evaluasi 1
Soal-soal
1. Ubahlah satuan dari data di ruas kiri ke bentuk satuan di ruas kanan.
a. 0,075 hm2= ………... m2
b. 108 km/jam = ……... m s
c. 0,5 g/cm3 = ………. kg m3
2. Selidikilah dengan analisis dimensi apakah persamaan berikut salah atau ada
kemungkinan benar
1 2
a. x = vt 2 + at
2
dengan x adalah besar perpindahan (m), v adalah besar kecepatan (m/s), a adalah
percepatan m s 2 , dan t adalah waktu (s).
b. m = ρV
dengan m adalah massa (kg), adalah massa jenis (kg/m3), dan V adalah
volume (m3).
7. Bila kedudukan skala pada mikrometer sekrup seperti pada gambar berikut.
9. Hasil pengukuran panjang dan lebar sebidang lantai adalah 12,61 m dan 5,2 m.
Berapakah ukuran luas lantai tersebut ditulis menurut aturan angka penting?
10. Dua buah gaya masing-masing 10 N bekerja pada suatu benda. Jika sudut yang
dibentuk kedua gaya itu adalah 120o, berapa besar resultan kedua gaya tersebut?
F1 x
PETA KONSEP
GERAK
Perpindahan
GMB GLB GLBB
Jarak
Percepatan
http://kotamagetan.com/
http://www.kompasiana.com/ http://image7download.blogspot.co.id/
Sepeda motor telah menempuh jarak sejauh 1.200 m atau 1,2 km, yaitu Pada
gambar di atas, dapat dibayangkan misalnya sebuah sepeda motor telah menempuh jarak
sejauh 1.200 m atau 1,2 km, yaitu 900 m (jarak O ke P) ditambah 300 m (jarak P ke Q).
Jarak tempuh sebesar 1,2 km ini sama dengan angka yang ditunjukkan pada odometer
(Gambar 2.2).
Sumber: www.wisegeek.com
Gambar 2.2 Odometer, adalah alat penunjuk jarak tempuh kendaraan. Alat ini dilengkapi
juga dengan jarum penunjuk kelajuan (km/h), karenanya alat ini disebut juga speedometer.
Gambar 2.3
Penyelesaian
a) Perpindahan dari ke : - = 7-2 = 5 m (ke kanan positif)
b) Perpindahan dari ke : - = -2 - (+2) =-4 m (ke kiri negatif)
c) Perpindahan dari ke : 7 – (-2) = 9 m (ke kanan positif)
d) Perpindahan dari ke kemudian berbalik arah kembali ke :
http://www.motorsiana.com/
Selama perjalanan jarum speedometer naik turun, kadang untuk beberapa lama
speedometer menunjuk angka yang tetap, kemudian ketika melewati jalan yang rusak
atau agak ramai penyeberang, jarum speedometer turun, akhirnya setelah bergerak selama
1 jam sepeda motor berhenti, speedometer menunjuk angka 0 dan odometer menunjuk
angka 54 km (Gambar 2.5).
Hal itu menunjukkan bahwa selama 1 jam sepeda motor telah menempuh jarak
54 km. Jarak tempuh dibagi waktu tempuh disebut kelajuan rata-rata, atau dapat ditulis:
(2.1)
dengan adalah kelajuan rata-rata, adalah jarak tempuh, dan adalah waktu tempuh.
Sepeda motor yang dikendarai Amir telah bergerak dengan dan
, sehingga kelajuan rata-ratanya 54 km/jam. Berapa m/s kelajuan rata-rata
sepeda motor tersebut? Cara mengubah satuan km/jam menjadi m/s adalah sebagai
berikut.
C. Kecepatan Rata-rata
Kecepatan rata-rata didefinisikan sebagai perpindahan ( ) dibagai waktu tempuh
( ). Besarnya kecepatan rata-rata dinyatakan sebagai berikut.
atau
(2.2)
dengan kecepatan rata-rata. Dalam SI, satuan kecepatan rata-rata adalah m/s (sama
dengan satuan kelajuan rata-rata). Karena perpindahan ( ) merupakan besaran vektor,
maka kecepatan rata-rata juga besaran vektor, sehingga kecepatan rata-rata memiliki
besar dan arah, sedangkan kelajuan rata-rata adalah besaran skalar.
Misal, benda bergerak lurus di sepanjang sumbu-x, seperti ditunjukkan pada
Gambar 2.6.
Jika pada saat posisi benda di dan saat posisinya di , maka besar kecepatan
rata-ratanya adalah:
(2.3)
a) ke
b) ke .
Penyelesaian
Diketahui:
pada pukul 07.00
pada pukul 07.05
pada pukul 07.10
maka
Jawab:
(a) Kecepatan rata-rata dari posisi ke adalah:
Sumber : tmcblog.com
Gambar 2.8 Sepeda motor melewati tikungan setengah lingkaran
d) perpindahan dari A ke B
e) Waktu tempuh
Ditanyakan:
a) Kecepatan rata-rata = ?
b) Kelajuan rata-rata = ?
Jawab:
a) Besar kecepatan rata-rata
(arah dari A ke B)
b) Kelajuan rata-rata
Jadi untuk gerak dengan lintasan setengah lingkaran, besar kecepatan rata-rata sepeda
motor tidak sama dengan kelajuan rata-ratanya.
(2.4)
(2.5)
Jika selang waktu ( sangat kecil (mendekati nol) maka diperoleh percepatan sesaat.
Besar percepatan sesaat dinyatakan sebagai berikut
(2.6)
Sumber: id.wikipedia.org
Gambar 2.10 Tanda KM menunjukkan jarak tempuh dari titik acuan KM-0
Penyelesaian
Diketahui:
Ditanyakan:
a) percepatan rata-rata dari KM-2 sampai KM-5 = = ...?
Jawab:
a) Percepatan rata-rata dari KM-2 sampai KM-5
b) Karena dari KM-5 sampai KM-7 mobil bergerak lurus dengan kecepatan tetap 90
km/jam, maka kecepatan sesaat di KM-6 adalah sebesar 90 km/jam (dalam hal ini
kecepatan sesaat di setiap titik dari KM-5 sampai KM-7 besarnya sama, yaitu 90
km/jam).
F. Gerak Relatif
Coba bandingkan pengamatan kita terhadap truk yang melintas 60 km/jam di
depan kita yang sedang berdiri di pinggir jalan dengan truk yang berjalan 60 km/jam
berpapasan dengan bus yang kita naiki yang juga berjalan dengan kelajuan yang sama 60
km/jam. Walaupun kelajuannya sama, tetapi mengapa trukyang kita amati daridalam bus
yang kita naiki tampak lebih cepat? Gejala ini dapat terjadi, karena gerak bersifat relatif.
Apakah yang dimaksud dengan gerak relatif?
Jika benda A diam dan B bergerak menjauhi A maka B bergerak terhadap A, tetapi
dapat juga dikatakan A bergerak relatif terhadap B. MobilA yang bergerak ke kanan
dengan kelajuan 60 km/jam berpapasan dengan mobil B yang bergerak dengan kelajuan
70 km/jam (lihat Gambar 2.11), kedua kelajuan tersebut relatif terhadap orang (O) yang
berdiri di pinggir jalan. Kelajuan mobil A relatif terhadap B adalah
(2.7)
Jawab:
A B C D
15 m 15 m 15 m
Gambar 2.12
Benda yang bergerak lurus dengan kecepatan tetap searah sumbu-x, dalam waktu
besar perpindahannya adalah
(2.8)
dengan
: besar perpindahan (m)
: besar kecepatan (m/s)
: waktu (s)
Catatan: pada gerak lurus, besar perpindahan sama dengan jarak tempuh.
Sumber: Kapitanmadina.files.wordpress.com
Gambar 2.13 : Gerak lurus kapal
Kapal bergerak lurus dari tempat A menuju B yang berjarak 144 km. Jika kapal bergerak
dengan kecepatan tetap sebesar 72 km/jam, berapa lama kapal sampai di B?
Penyelesaian
Diketahui:
= 144 km,
= 72 km/jam
Ditanyakan:
= ...?
Jawab:
Sumber: jokowarino.id
Gambar 2.14 : Gerak mobil lurus beraturan
Penyelesaian
Diketahui:
= 12 menit
Ditanyakan:
a) Grafik terhadap = ...?
Jawab:
a)
Tabel 2.1
(menit) (km/menit)
1 0,45
2 0,45
3 0,45
4 0,45
5 0,45
6 0,45
7 0,45
8 0,45
9 0,45
10 0,45
11 0,45
12 0,45
Gambar 2.15 Grafik v - t
Besar perpindahan ini sama dengan luas daerah di bawah grafik , yang dalam
Di dalam kapal yang sedang bergerak lurus, seorang awak kapal mencatat jarak tempuh
kapal dari saat awal pengamatan (t ) sampai . Hasil pencatatannya ditunjukkan
pada Tabel 2.2 (Data Pengamatan).
a) Gambarkan grafik jarak ( ) terhadap waktu ( ) dari gerak kapal!
Penyelesaian
Grafik terhadap juga menunjukkan bahwa . adalah tangen dari sudut yang diapit
grafik dan sumbu-t. Sudut ini juga menunjukkan kemiringan grafik. Jadi semakin
tinggi kemiringan grafik semakin besar kecepatannya.
Sumber: tribunnews.com
Gambar 2.18 Di jalan yang lurus dan menurun, tanpa dikayuh sepeda bergerak semakin
cepat
Kita telah membahas tentang glb, yaitu gerak lurus tanpa percepatan.
Selanjutnya kita akan membahas tentang gerak lurus dengan percepatan atau
dengan kecepatan yang berubah. Seperti ketika kita naik sepeda di jalan yang lurus dan
menurun, tanpa diayuh pun sepeda akan bergerak semakin cepat (Gambar 2.18).
Benda yang bergerak lurus, jika percepatan atau perubahan kecepatannya untuk
selang waktu yang sama itu sama, maka dikatakan bahwa benda tersebut mengalami
gerak lurus berubah beraturan (disingkat glbb). Jadi glbb adalah gerak lurus dengan
percepatan tetap.
Gambar 2.19 menunjukkan perbandingan antara glb dan glbb. Pada glb (Gambar
2.19, bagian atas), setiap selang waktu , kecepatan mobil sama yaitu . Pada
glbb (Gambar 2.19, bawah), setiap selang waktu , mobil mengalami bertambahan
kecepatan yang besarnya sama yaitu 2 .
Suatu benda bergerak lurus dengan percepatan. Jika mula-mula (pada saat
) posisinya di dengan besar kecepatan dan setelah bergerak selama
posisinya perpindah di dengan besar kecepatan , maka besar percepatannya pada saat
adalah
atau (2.9)
Jika tetap, maka persamaan di atas dapat dinyatakan dalam bentuk grafik terhadap .
Misal, benda bergerak lurus dengan percepatan tetap sebesar 4 , jika pada saat
kecepatannya sebesar , maka kita dapat menghitung besar kecepatannya,
pada saat , , , , . Caranya sebagai berikut.
saat , ,
sehingga
saat
saat
saat
saat
saat
Hasil perhitungan dimuat dalam Tabel 2.3, dan berdasarkan pada tabel tersebut dibuatlah
grafik pada Gambar 2.20.
Jika percepatannya sama, yaitu 4 , tetapi pada saat kecepatannya nol, kita
juga dapat menghitung besar kecepatan benda, pada saat , , ,
, , yaitu sebagai berikut.
saat , ,
sehingga
saat
saat
saat
saat
saat
Untuk memudahkan dalam pembuatan grafik, hasil perhitungan dimuat dalam Tabel
2.4, kemudian dibuat grafik pada Gambar 2.21.
Tabel 2.4
Waktu Kecepatan
( ) ( )
0 0
1 4
2 8
3 12
4 16
Gambar 2.21 Grafik v - t
5 20
Karena , maka
(2.10)
Penyelesaian
Diketahui:
;
;
Ditanyakan:
a) ;
b) ;
c) Grafik x-t?
Jawab:
a) Besar percepatan mobil
c) Grafik x-t
Karena dan maka persamaan geraknya
Untuk menggambar grafik x-t (Gambar 2.23) diawali dulu dengan membuat tabel x-t
(Tabel 2.5)
Tabel 2.5
Waktu Perpindahan
(s) (m)
0 0
1 1
2 4
3 9
4 16
5 25
6 36
7 49
8 64
9 81
10 100
Udin mengendarai mobil di jalan tol yang lurus dengan kecepatan tetap 72 km/jam. Pada
jarak 50 m dari pintul tol Udin mulai menginjak rem sehingga kecepatannya berubah
beraturan hingga berhenti tepat di pintu tol.
a) Hitung percepatan mobil yang dikendarai Udin!
b) Gambarkan grafik perpindahan (x) terhadap waktu (t) dari gerak mobil tersebut!
Penyelesaian
Diketahui:
Ditanyakan:
1) a =?
2) grafik x-t?
Jawab:
a) percepatan mobil
b) Grafik x-t
Karena dan , maka persamaan gerak mobil
(dibuat grafik x-y untuk t=0 sampai t=5 s, perhatikan Tabel 2.6 dan
Gambar 2.24)
Tabel 2.6
Waktu ( ) Perpindahan
( )
0 0
1 18
2 32
3 42
4 48
5 50
Secara umum grafik a-t, v-t, dan x-t untuk glbb dengan percepatan a (dipercepat) dan –a
Gambar 2.26
Gambar 2.25
(glbb dengan percepatan -a)
(glbb dengan percepatan a)
Jika kita melepaskan bola atau benda lainnya dari ketinggian tertentu, maka
benda tersebut akan jatuh lurus ke bawah dengan kecepatan awal nol kemudian bergerak
semakin cepat. Ternyata perubahan kecepatan per waktu dari benda tersebut beraturan
(lihat Gambar 2.31).
Sumber : fisikazone.com
Gambar 2.31 Gerak jatuh bebas
Jika tidak ada gesekan dari udara (seperti di ruang hampa), di tempat yang sama
di sekitar bumi semua benda akan mengalami percepatan yang sama, yang disebut
percepatan gravitasi ( ), sehingga dari ketinggian yang sama akan jatuh bersamaan
sampai menyentuh permukaan bumi (Gambar 2.32). Percepatan gravitasi di daerah
katulistiwa adalah sekitar 9,8 m/s2 arahnya ke pusat bumi.
Sumber : fisikazone.com
b) Dimanakah posisi bola diukur dari permukaan tanah setelah bergerak selama .
d) Berapa lama waktu yang diperlukan bola untuk sampai di tanah (permukaan bumi).
(diketahui besar percepatan gravitasi bumi )
Penyelesaian
Diketahui:
Ditanyakan:
(a) , untuk
(b) , untuk
(c) , untuk
Jadi jarak yang ditempuh bola setelah dari saat dilepaskan sebesar .
b) Setelah bergerak 2 s
Jadi lama waktu yang diperlukan bola untuk sampai di tanah adalah .
Bagaimana gerak bola yang dilempar vertikal ke atas dengan kecepatan awal
19,6 m/s? Bola akan bergerak lurus ke atas dengan kecepatan yang selalu berubah, yaitu
semakin mengecil, dan akhirnya berhenti sesaat pada ketinggian maksimumnya. Dari titik
ketinggian maksimum, bola kemudian jatuh ke bawah dengan kecepatan yang semakin
membesar (Gambar 2.34).
Sumber : kedepankanpena.blogspot.co.id
Gambar 2.34 Bola dilempar vertikal ke atas
Jika arah ke atas positif dan arah ke bawah negatif, maka gerak bola dilempar
vertikal ke atas tersebut termasuk glbb dengan kecepatan awal = 19,6 m/s (arah ke atas
positif) dan percepatan (arah ke bawah), sehingga memenuhi persamaan
Dengan menggunakan persamaan tersebut dapat ditunjukkan bahwa waktu dari sesaat
dilempar sampai tertangkap kembali sama dengan dua kali waktu untuk mencapai tinggi
maksimum.
Di titik ketinggian maksimun, bola berhenti sesaat berarti , jika
maka waktu untuk mencapai tinggi maksimum
⟹ atau
atau
, dengan dalam .
Gunakan rumus
atau
Jadi waktu sampai tertangkap tangan lagi sama dengan .
K. Gerak Parabola
Bola yang ditendang oleh seorang pemain ke arah penjaga gawang atau ke tengah
lapangan, akan melambung membentuk lintasan melengkung berbentuk parabola
(Gambar 2.35). Demikian juga peluru dapat ditembakkan ke udara sehingga melambung
membentuk lintasan parabola. Pada bagian ini kita akan membahas gerak dengan lintasan
parabola.
Gerak lurus yang sudah kita bahas, yaitu glb dan glbb, termasuk gerak dalam satu
dimensi, karena lintasannya membentuk garis satu dimensi, sejajar sumbu-x atau sumbu-
y. Gerak parabola termasuk gerak dalam dua dimensi, karena lintasannya membentuk
bidang dua dimensi.
Gerak bola yang melambung, lintasannya membentuk parabola yang terletak
dalam bidang xy. Gerak parabola ini dapat diuraikan menjadi dua gerak lurus, yaitu gerak
vertikal (sejajar sumbu-y) dan gerak horisontal (sejajar sumbu-x). Kecepatan benda di
setiap posisi dapat diuraikan menjadi kecepatan yang sejajar sumbu-x dan kecepatan yang
sejajar sumbu-y (lihat Gambar 2.36).
Perhatikan Gambar 2.36, komponen kecepatan yang sejajar sumbu-x selalu tetap, hal
ini menunjukkan bahwa komponen gerak mendatar adalah glb. Sedangkan komponen
kecepatan yang sejajar sumbu-y besarnya berubah-ubah dan di puncak besarnya nol, hal
ini seperti pada gerak bola dilempar vertikal ker atas. Jadi komponen gerak vertikalnya
adalah glbb dengan percepatan sama dengan percepatan gravitasi bumi yang arahnya
selalu ke pusat bumi.
Contoh Soal 2.12
Bola yang terletak di tengah lapangan ditendang sehingga bergerak dengan kecepatan
awal membentuk sudut . Jika percepatan gravitasi bumi , tentukan:
a) waktu untuk mencapai ketinggian maksimum
b) waktu yang diperlukan bola menyentuh tanah
c) ketinggian maksimum
d) jarak mendatar lemparan bola
Penyelesaian
Diketahui:
Sudut elevasi (sudut antara arah kecepatan awal dan sumbu-x) =
Kecepatan awal , sehingga komponen sejajar sumbu-x adalah dan
komponen sejajar sumbu-y adalah
Tanda negatif, karena arah ke bawah (-) berlawanan dengan arah ke atas (+)
Waktu untuk menempuh jarak lemparan ( sama dengan dua kali waktu untuk
mencapai tinggi maksimum, sehingga:
(2.12)
(2.13)
b)
Jika arah ke atas dan ke kanan positif, maka arah ke bawah dan ke kiri negatif. Tempat
peluru ditembakkan sebagai pusat koordinat. Sehingga
(arah ke bawah)
Rangkuman
a) Jarak tempuh adalah panjang seluruh lintasan yang telah ditempuh oleh benda yang
bergerak. Perpindahan adalah jarak posisi awal ke posisi akhir benda yang bergerak.
Jarak tempuh adalah besaran skalar sedangkan perpindahan adalah besaran vektor.
b) Kelajuan rata-rata adalah jarak tempuh ( ) dibagai waktu tempuh ( ), atau
f) Jika selang waktu ( sangat kecil (mendekati nol) maka diperoleh percepatan
terhadap B adalah:
h) Gerak Lurus Beraturan (glb) adalah gerak dengan lintasan lurus dan kecepatannya
selalu tetap. Persamaan geraknya
i) Gerak Lurus Berubah Beraturan (glbb) adalah gerak lurus dengan percepatan tetap.
Persamaan geraknya:
dan
j) Gerak jatuh bebas adalah gerakan benda jatuh tanpa kecepatan awal di ruang tanpa
ada gesekan dengan udara sehingga benda bergerak lurus dengan percepatan
gravitasi ( ).
k) Gerak parabola lintasannya berbentuk parabola. Gerak parabola ini dapat diuraikan
menjadi dua gerak lurus, yaitu vertikal berupa glbb dengan percepatan sebesar g dan
horisontal berupa glb.
kemudian berbalik arah bergerak ke kiri menuju ke terus berlanjut ke kiri lagi dan
Tentukan jarak tempuh, perpindahan, laju rata-rata, dan kecepatan rata-ratanya, jika
benda melakukan gerakan dari posisi:
a) ke
b) ke .
2. Gambar 2.40 berikut menunjukkan grafik perpindahan (x) terhadap waktu (t) dari
sebuah benda yang bergerak lurus.
3. Sebuah benda bergerak dengan lintasan lurus. Grafik hubungan perpindahan (x)
terhadap waktu (t) dari benda tersebut ditunjukkan pada Gambar 2.41.
Tentukan:
a) Kecepatan rata-rata dalam selang waktu (i) 0 sampai 2 s, (ii) 2 s sampai 6 s, (iii)
4 s sampai 6 s, (iv) 6 s sampai 8 s, (v) 0 sampai 8 s.
b) Kecepatan sesaat pada (i) t = 2 s, (ii) t = 5 s, (iii) t = 6 s, (iv) 7 s.
4. Sepeda motor dari keadaan diam bergerak lurus dengan waktu tempuh 100 sekon.
Selama perjalanannya, dari sekon ke 0 sampai sekon ke 100, pengendara mengamati
angka yang ditunjuk oleh jarum speedometer. Hasil pengamatannya ditunjukkan
pada Tabel 2.7 Data Pengamatan.
Berdasarkan data pengamatan tersebut:
a) Gambarkan grafik kecepatan (v) terhadap waktu (t) dari gerak sepeda motor
tersebut.
b) Gambarkan grafik percepatan (a) terhadap waktu (t) dari gerak sepeda motor
tersebut
c) Berapakah kecepatan rata-rata sepeda motor dari t = 0 sampai t = 100 s.
d) Berapakah jarak tempuh sepeda motor selama 100 s.
7. Sebuah bola yang terletak di atas tanah datar ditendang sehingga bergerak dengan
kecepatan awal membentuk sudut terhadap horisontal. Jika percepatan
PETA KONSEP
Gerak Melingkar
Fungsi Sudut
Kecepatan Sudut
Fungsi Kecepatan
Sudut dari Percepatan
Selain gerak lurus dan gerak parabola, dalam kehidupan sehari-hari kita banyak
menjumpai benda yang bergerak dengan lintasan lingkaran. Sebagai contoh, benda yang
diikat dengan seutas tali dan digerakkan melingkar, secara horizontal maupun vertikal.
Contoh lainnya, gerakan bianglala yang dapat kita jumpai di taman-taman hiburan. Gerak
benda dengan lintasan lingkaran disebut gerak melingkar. Analog dengan gerak lurus,
pada gerak melingkar juga dibahas gerak melingkar beraturan dan gerak melingkar
berubah beraturan. Selain itu, pada gerak melingkar dikenal besaran-besaran sudut
(anguler). Besaran-besaran sudut ini juga bersifat analog dengan besaran-besaran pada
gerak translasi, seperti sudut tempuh, kecepatan sudut rata-rata, kecepatan sudut sesaat,
percepatan sudut, dan lain-lain. Pada bab ini kita akan membahas tentang gerak
melingkar.
A. Sudut Tempuh
Gambar 3.1 menunjukkan titik P bergerak melingkar terhadap sumbu putaran di titik
O dengan jari-jari lintasan . Ketika titik P bergerak dengan lintasan sepanjang , jari-
jarinya menyapu sudut sebesar .
(satu keliling lingkaran) dan sudut tempuhnya atau radian. Jadi jarak tempuh
ekivalen dengan sudut tempuh radian
atau (3.1)
Keterangan:
adalah jarak tempuh titik P, satuannya meter (m)
adalah jari-jari lingkaran, satuannya meter (m)
adalah sudut tempuh titik P, satuannya radian (rad)
Catatan:
Jadi
b)
Penyelesaian
Diketahui:
Ditanyakan:
a)
b)
Jawab:
a)
Jadi dan .
Penyelesaian
Diketahui:
Ditanyakan:
Jawab:
(3.2)
(3.3)
Jadi
(3.4)
Jika dalam selang waktu yang sangat kecil ( , benda menempuh sudut
dan lintasan , maka
Besar kecepatan linear sesaat benda
(3.5)
(3.6)
Jadi
(3.7)
Dengan adalah besar kecepatan linear (satuannya m/s), dan adalah besar kecepatan
sudut (satuannya rad/s).
Kecepatan sudut atau disebut juga kecepatan anguler juga termasuk besaran
vektor yang arahnya tegak lurus terhadap kecepatan linear v dan jari-jari r (Gambar4.1).
Pada Gambar 4.1, benda P bergerak melingkar atau berotasi searah dengan arah gerak
jarum jam, maka arah kecepatan sudut tegak lurus bidang gambar menjauhi pembaca.
Jika P berotasi berlawanan dengan arah gerak jarum jam, maka kecepatan sudutnya tegak
lurus bidang gambar menuju pembaca. Jika benda berotasi pada bidang datar dengan arah
berlawanan dengan arah gerak jarum jam, kecepatan sudutnya tegak lurus bidang itu dan
arah gerak
melingkar
Penyelesaian
Diketahui:
Jawab:
Dua roda yang digabung dalam satu sumbu putar, kedua roda memiliki besar kecepatan
sudut yang sama, sehinga
Ditanyakan:
Jawab:
Dua roda yang terpisah jika kelilingnya dihubungkan dengan tali sehingga menjadi satu
sistem gerak, kedua roda akan memiliki panjang lintasan dan kecepatan linear yang
besarnya sama, yaitu
dan
Karena kecepatan benda berubah, maka pada gmb benda mengalami percepatan
(Ingat: percepatan didefinisikan sebagai perubahan kecepatan per waktu). Pada Gambar
3.7(a) ditunjukkan pada posisi A kecepatan benda , setelah selang waktu sampai
pada posisi B dengan kecepatan , maka percepatannya adalah:
Karena , maka
(3.8)
Vektor pada Gambar 3.7(b) sejajar dengan jari-jari r pada Gambar 3.7(a), berarti arah
vektor menuju ke titik O (pusat lingkaran), demikian juga percepatan menuju pusat
lingkaran, sehingga disebut percepatan sentripetal.
Jadi gmb memiliki percepatan sudut ) nol dan besar percepatan sentripetal ( ) tetap
(tidak nol).
Sebuah benda bergerak melingkar beraturan dengan kecepatan sudut sebesar 10 rad/s.
Jika jari-jari putarannya adalah 2 meter, tentukan:
a) besar kecepatan linearnya; dan
b) percepatan sentripetalnya.
Penyelesaian
Diketahui:
Ditanyakan:
atau
Benda yang bergerak melingkar semakin cepat atau dipercepat, besar kecepatan
linearnya selalu berubah. Pada Gambar 3.8 ditunjukkan dengan vektor yang semakin
panjang.Kecepatan sudutnya juga berubah semakin membesar. Jika kecepatan sudutnya
mula-mula sebesar dalam selang waktu berubah menjadi , maka percepatan
sudut rata-ratanya adalah
(3.9)
Untuk selang waktu yang sangat kecil (atau ), maka percepatan sudut
sesaatnya adalah
Selain itu, pada gmbb, bendaakan mengalami percepatan linear atau percepatan
tangensial yang besarnya
Karena , maka
(3.10)
Percepatan tangensial ( ) satuannya ( ), arahnya tangensial sejajar dengan
kecepatan linear.
Pada gerak melingkar yang kecepatannya semakin membesar, selain memiliki percepatan
sentripetal ( ) yang arahnya ke pusat rotasi, juga mempunyai percepatan tangensial ( ),
sehingga percepatan totalnya ( ) adalah resultan dari kedua vektor percepatan tersebut
(lihat Gambar 3.9), yaitu
(3.11)
Dan, besar percepatan totalnya adalah
(3.12)
Tentang percepatan sentripetal ( ), kita sudah membahasnya pada bagian sebelumnya,
besarnya seperti ditunjukkan pada persamaan (3.8), yaitu
Penyelesaian
Diketahui:
Ditanyakan:
Jawab:
Contoh soal3.7
Seekor kuda balap berlaga di suatu sirkuit yang berbentuk lingkaran dengan jari-jari 50
m. Dari keadaan diam di garis start kemudian berlari beraturan hingga dalam waktu 10 s
mencapai kelajuan 15 m/s. Tentukan:
a) percepatan tangensialnya
b) percepatan sudutnya
c) percepatan sentripetalnya ketika kelajuan kuda 20 m/s
d) percepatan totalnya ketika kelajuan kuda 20 m/s.
Penyelesaian
Diketahui: , , ,
Ditanyakan:
b)
c)
d)
Jawab:
a)
b)
c)
d)
putaran (revolusi) per waktu. Satu revolusi sama dengan atau , sehingga jika
kecepatan sudutnya , maka
atau
Satuan frekuensi dalam SI adalah putaran/sekon atau hertz (Hz), dan dimensi
frekuensi adalah [T-1]. Selain itu dikenal juga satuan rpm, singkatan dari revolusions per
minute (putaran per menit), atau sering juga disebut ppm (putaran per menit). Sedangkan
waktu yang diperlukan untuk melakukan satu putaran atau revolusi disebut periode ( ),
Satuan periode adalah sekon (s) dan dimensi periode adalah [T].
Penyelesaian:
Diketahui:
Ditanyakan:
Jawab:
a) = 0,5 s
b)
c)
rocketcityspacepioneers.com
Penyelesaian
Diketahui:
Ditanyakan:
Jawab:
Rangkuman
d. Gerak melingkar beraturan (gmb) adalah gerak melingkar dengan besar jari-jari
tetap, kecepatan sudut tetap, besar kecepatan linear tetap (tetapi arahnya berubah),
besar percepatan sentripetal tetap, percepatan sudut nol, percepatan tangensial nol.
g) Frekuensi ( ) adalah jumlah putaran (revolusi) per waktu, dalam SI satuannya hertz
(Hz).
Periode ( ) adalah waktu yang diperlukan untuk melakukan satu putaran atau
Evaluasi 3
Soal-soal
1. Berapakah panjang lintasan yang telah ditempuh oleh sebuah benda yang bergerak
melingkar dengan jari-jari 2 m dengan sudut tempuh ?
2. Sebuah benda bergerak melingkar dengan jari-jari 1,2 m. Jika benda sudah
menempuh lintasan sepanjang setengah keliling lingkaran, berapakah sudut
tempuhnya?
3. Roda meter yang memiliki diameter roda 35 cm digunakan untuk mengukur panjang
jalan yang lurus dengan cara mendorongnya di sepanjang jalan yang diukur (Gambar
3.12). Jika dalam waktu 10 menit terukur panjang jalan 660 meter, tentukan
a) jumlah putaran roda
b) periode rata-rata putaran roda
c) kecepatan sudut rata-rata roda
4. Dua buah roda, yaitu roda A dan roda B masing-masing jari-jarinya 20 cm dan 12
cm, digabungkan sehingga berputar pada sumbu yang sama (lihat Gambar 3.13).
Jika kecepatan roda B sebesar 10 m/s, tentukan besar kecepatan roda A.
a) kecepatan linear A
b) kecepatan sudut C
6. Sebuah benda bergerak melingkar beraturan dengan kecepatan linear sebesar 20m/s.
Jika jari-jari putarannya adalah 1 meter, tentukan:
a) besar kecepatan sudutnya; dan
b) percepatan sentripetalnya.
8. Sebuah benda yang mula-mula diam kemudian bergerak melingkar dengan jari-jari 2
m dan dalam waktu 10 s kecepatan linearnya menjadi sebesar 20m/s. Hitunglah:
a) percepatan sudutnya
b) percepatan tangensialnya
c) percepatan sentripetalnya pada saat
9. Seekor kuda balap berlaga di suatu sirkuit yang berbentuk lingkaran dengan jari-jari
50 m (Gambar 3.15). Dari keadaan diam di garis start kemudian berlari dipercepat
beraturan hingga dalam waktu 10 s mencapai kelajuan 15 m/s. Tentukan:
a) percepatan tangensialnya
b) percepatan sudutnya
c) percepatan sentripetalnya ketika kelajuan kuda 20 m/s
d) percepatan totalnya ketika kelajuan kuda 20 m/s.
http://lintasgayo.co/
Gambar 3.15 Balap Kuda di sirkuit melingkar
GAYA
PETA KONSEP
Sumber : gardapengetahuan.xyz
Pada bab sebelum ini, kita sudah membahas tentang kinematika yang mempelajari
bagaimana benda bergerak tanpa memperhatikan penyebabnya. Kita sudah membahas
tentang gerak dipercepat tanpa memperhatikan penyebab mengapa benda bergerak
dipercepat. Kita juga sudah membahas tentang gerak dengan lintasan parabola dan
lingkaran, tanpa mempertanyakan mengapa benda dapat bergerak parobola dan
melingkar.
Pada bab ini kita akan membahas tentang interaksi antara dua benda atau lebih.
Interaksi atau pengaruh suatu benda pada benda lainnya dinyatakan dalam besaran fisika
yang disebut dengan gaya. Gaya yang bekerja pada suatu benda dapat berupa tarikan atau
dorongan yang dapat menyebabkan benda yang semula diam menjadi bergerak dan benda
http://barisga.blogspot.co.id/ https://www.flickr.com
http://www.antaranews.com/ http://www.kabarmancing.com/
A. Gaya
Interaksi antara dua benda akan menimbulkan
efek tarik atau dorong. Misal, buku yang terletak di
atas meja akan dipenguruhi oleh benda yang ada di
sekitarnya, diantaranya oleh meja dan bumi. Jika di
atas buku tersebut diletakkan pensil, maka selain
dipengaruhi oleh meja dan bumi, buku juga
dipengaruhi oleh pensil (Gambar 4.1). Pengaruh
meja pada buku akan memberikan efek dorong, http://www.taringa.net/
sedangkan pengaruh bumi pada buku akan Gambar 4.1 Interaksi beberapa benda
memberikan efek tarik pada buku itu.
Bentuk interaksi atau pengaruh suatu benda pada benda lainnya dinyatakan dalam
besaran fisika yang disebut gaya. Oleh karena itu, gaya yang bekerja pada suatu benda
Balok A yang terletak di atas lantai yang licin ditumpuk dengan balok B, kemudian balok
A ditarik dengan tali ke depan dan ke belakang (lihat Gambar 4.2).
a) Balok A berinteraksi dengan benda apa saja?
b) Gambarkan semua gaya yang bekerja pada balok A!
Penyelesaian
a) Balok A berinteraksi dengan: dua tali, sebuah balok (B), lantai, dan bumi.
b) Gaya oleh masing-masing benda yang bekerja pada A ditunjukkan pada Gambar
4.3.
Catatan:
a) Pada lantai yang licin dianggap tidak ada gesekan oleh permukaan lantai pada benda
yang diletakkan di atasnya, sehingga ketika benda ditarik dianggap tidak ada
hambatan akibat gesekan balok dengan lantai. Dalam hal ini, gaya oleh lantai pada
balok hanya berupa gaya tekan normal, yaitu gaya yang tegak lurus dengan bidang
persentuhan antara balok dan lantai.
b) Ketika kita membahas dinamika suatu benda, maka kita hanya mengidentifikasi dan
menggambar gaya-gaya yang bekerja pada benda tersebut, sedangkan gaya-gaya
yang dikerjakan benda tersebut pada benda-benda lain tidak ikut digambar, sehingga
ketika membahas dinamika balok A, Gambar4.3 boleh digambar seperti pada
Gambar4.4. Teknik ini disebut diagram benda bebas (free body diagram).
B. Hukum I Newton
Walaupun gaya dapat mempengaruhi gerak suatu benda, tetapi jika beberapa gaya
bekerja pada suatu benda, pengaruh tarik dan dorong dari gaya-gaya pada benda itu dapat
saling meniadakan, sehingga secara keseluruhan benda tidak dipengaruhi gaya atau
dikatakan resultan (jumlah) gaya yang bekerja pada benda itu besarnya nol. Jika tidak ada
resultan gaya yang bekerja pada suatu benda, maka benda tersebut akan diam atau jika
benda itu bergerak pasti dengan lintasan lurus dan kecepatan tetap (glb). Gejala ini
diam
atau (4.1)
glb
Kecenderungan suatu benda untuk bertahan dalam keadaan diam atau bergerak lurus
beraturan disebut kelembaman (inertia), oleh karena itu hukum I Newton disebut juga
hukum kelembaman.
Penyelesaian
Balok A akan tetap diam jika resultan gaya yang bekerja pada balok tersebut nol, yaitu
a) jika gaya-gaya yang sejajar dengan sumbu-x resultannya nol. Gaya yang sejajar
sumbu-x adalah: (negatif, arahnya ke kiri) dan (positif arahnya ke kanan),
sehingga
b) dan jika gaya-gaya yang sejajar sumbu-y resultannya juga nol. Gaya yang sejajar
sumbu-y adalah (positif, arah ke atas), negatif, arah ke bawah), dan (negatif,
atau (4.2)
Catatan:
Satuan gaya dalam SI atau mks adalah newton atau disingkat N, dalam cgs disebut dyne.
1 N = ... dyne
Jadi .
Jawab:
Pada buku dan permukaan meja yang saling bersentuhan (Gambar4.5) berlaku:
dengan
: gaya bekerja pada buku oleh bumi Gambar 4.6 Gaya aksi – reaksi buku dan bumi
: gaya bekerja di pusat bumi oleh buku
Tanda minus menunjukkan bahwa arah berlawanan
dengan .
Gaya dan pada Gambar 4.7 walaupun besarnya sama dan arahnya berlawanan
tetapi bukan pasangan aksi reaksi, karena kedua gaya bekerja pada benda yang sama,
yaitu pada buku.
Pasangan aksi-reaksi dari masing-masing gaya yang bekerja pada balok A ditunjukkan
pada Gambar 4.8, bahwa:
, adalah gaya tarik yang bekerja pada tali 1 oleh balok A
, adalah gaya tarik yang bekerja pada tali 2 oleh balok A
, adalah gaya tekan yang bekerja pada lantai oleh balok A
, adalah gaya tekan yang bekerja pada balok B oleh balok A
, adalah gaya tarik yang bekerja pada bumi oleh balok A.
E. Gaya Gravitasi
Setiap benda yang massanya di sekitar bumi akan mendapatkan gaya tarik
(gravitasi) oleh bumi. Gaya tarik ini menyebabkan benda yang dilepaskan dari tempat
yang sama akan jatuh dengan percepatan yang sama, yaitu sebesar . Gaya tersebut
disebut berat ( ), yang arahnya ke pusat bumi ( Gambar4.9). Sesuai hukum II Newton,
besarnya dinyatakan sebagai berikut:
(4.4)
dengan
: berat (N), yaitu gaya yang bekerja pada benda oleh bumi
http://fragaria.tumblr.com/
http://wesharepics.info/
Benda yang massanya 1 kg, berapakah beratnya di bumi dan di bulan, jika percepatan
gravitasi bumi dan percepatan gravitasi bulan masing-masing besarnya 9,8 dan 1,7
.
Penyelesaian
Diketahui:
Ditanyakan:
Jawab:
Berat di bumi =
Berat di bulan =
Jadi berat 1 kg benda di bumi dan di bulan, masing-masing dan .
Sebuah peti yang massanya 12 kg terletak di atas lantai yang licin. Peti diikat dengan
seutas tali dan ditarik dengan gaya 48 N (Gambar 4.12). Berapakah percepatan peti dan
gaya tekan lantai pada peti, jika:
Penyelesaian
Diketahui:
m = 12 kg;
F = 48 N;
θ = 60o
Ditanyakan:
c) jika (Gambar 3.13)
Gambar 4.13 Peti ditarik oleh gaya lurus Gambar 4.14 Peti ditarik oleh gaya
yang membentuk sudut
Jawab:
Karena peti tidak bergerak vertikal (sumbu-y), maka resultan gaya sejajar sumbu-
y nol
b)
Karena tidak ada gerak vertikal (sumbu-y), maka resultan gaya sejajar sumbu-y
nol
Pada kasus ini gaya tekan dari lantai pada peti lebih kecil dibanding pada
pertanyaan (a)
Penyelesaian
Gambar 4.15 Gaya Tarik pada dua peti
Diketahui:
12 kg
arah mendatar
Ditanyakan:
a)
b)
Jawab:
a) Pada Gambar 4.16, peti 1 dan 2 dalam satu sistem yang dihubungkan dengan tali,
sehingga percepatan peti 1 dan 2 sama, yaitu sama dengan percepatan sistem
adalah gaya tarik oleh tali pada peti 1, dan adalah gaya tarik oleh tali pada peti
2. Kedua gaya tarik ini oleh tali yang sama, karena tali dianggap tidak bermassa, maka
b) Tegangan tali
Menggunakan gaya-gaya yang bekerja pada peti 1
) = 24 N
Gaya yang bekerja pada peti 1 oleh tali (atau sama dengan tegangan tali pada peti 1)
sebesar .
Arah gaya gesek berlawanan dengan arah tarikan atau arah gerak balok. Besar gaya
gesek adalah
dan = resultan gaya tarik yang dihambatnya (balok belum bergerak)
(balok sesaat akan bergerak)
(balok bergerak)
Dengan
: koefiein gesek statik (untuk benda yang belum bergerak)
: koefisien gesek kinetik (untuk benda yang sedang bergerak)
: besar gaya normal, yaitu gaya pada balok oleh lantai, arahnya tegak lurus permukaan
sentuh)
Ditanyakan:
a) Jika =0N
b) Jika = 10 N
c) Jika = 20 N
d) Jika = 30 N
e) Jika = 38,2 N
f) Jika = 40 N
g) Grafik terhadap
Jawab:
Gaya-gaya yang bekerja pada balok ditunjukkan pada Gambar 4.18.
Dalam hal ini balok tidak mungkin bergerak vertikal (sejajar sumbu-y), maka resultan
gaya sejajar sumbu-y sama dengan nol
berlaku
berlaku
berlaku
berlaku
Jadi, jika balok belum bergerak, gaya gesek pada balok besarnya sama dengan
gaya tariknya
akan bergerak ( ditambah sedikit, balok langsung bergerak). Dalam hal ini
tersebut.
gesek yang bekerja pada balok bukan lagi gaya gesek statik, melainkan gaya
gesek kinetik yang besarnya
. Percepatan
balok sebesar
g) Grafik hubungan gaya gesek ( ) dan gaya tarik pada balok ( ) ditunjukkan pada
Gambar 4.19.
Penyelesaian
Diketahui:
= 2 kg,
= 3 kg,
= 0,4,
= 0,2
Ditanyakan:
= ...?
= ...?
karena massa tali dan katrol serta gesekan antara tali dan katrol sangat kecil sehingga
pengaruhnya dapat diabaikan, maka tegangan tali di setiap bagian sama (Gambar
4.21)
Jika , maka sistem sesaat akan bergerak, sehingga agar sistem bergerak
.
Dua balok yang massanya sama 2 kg saling dihubungkan menggunakan tali melalui
katrol (Gambar 4.22). Jika , , , , massa tali dan
katrol serta gesekan tali dengan katrol dapat diabaikan, tentukan (a) percepatan balok,
dan (b) tegangan talinya!
Penyelesaian
Diketahui:
Ditanyakan:
b) Tegangan tali
N
Atau menggunakan balok 1
Rangkuman
a) Bentuk interaksi suatu benda pada benda lainnya dinyatakan dalam besaran yang
disebut gaya, sehingga gaya yang bekerja pada suatu benda harus dapat dinyatakan
“gaya bekerja pada benda apa oleh benda apa”. Gaya adalah besaran vektor, dan
satuan gaya adalah newton (N).
b) Hukum I Newton: Jika tidak ada resultan gaya yang bekerja pada suatu benda, maka
benda akan tetap diam atau glb.Hukum I Newton disebut juga Hukum Kelembaman.
d) Hukum III Newton: Jika benda pertama mengerjakan gaya pada benda kedua, maka
benda kedua mengerjakan gaya yang besarnya sama dan berlawanan arah pada
benda pertama
( )
e) Setiap benda yang massanya mendapatkan gaya tarik (gravitasi) oleh bumi yang
(benda bergerak)
Evaluasi 4
Soal-soal
1. Seseorang dengan massa 60 kg berada dalam lift yang sedang bergerak ke bawah
dengan kecepatan tetap 15 m/s (lihat Gambar 4.24). Jika percepatan gravitasi bumi
, berapakah besar gaya normal yang dikerjakan lantai lift pada orang
tersebut?
percobaan diulang, tetapi dengan besar gaya dua kali semula, berapakah selang
waktu yang diperlukan untuk mencapai kelajuan yang sama?
5. Sebuah balok diikat dengan tali dan digantung (lihat Gambar 4.25). Gambarkan
gaya-gaya yang bekerja pada balok tersebut dan pasangan aksi-reaksinya.
bulan besarnya seperlima besar percepatan gravitasi bumi. Suatu benda yang
massanya 2 kg, berapakah beratnya bila diukur di bulan?
7. Balok A bermassa 30 kg yang diam di atas lantai licin dihubungkan dengan balok B
yang bermassa 10 kg menggunakan tali melalui sebuah katrol (lihat Gambar 4.26).
Massa katrol dan tali serta gesekan tali dengan katrol sangat kecil sehingga dapat
diabaikan. Balok B mula-mula ditahan kemudian dilepaskan sehingga bergerak
turun. Berapakah tegangan tali dan percepatan sistem tersebut?
dengan tali melalui sebuah katrol (lihat Gambar 4.27). Sistem tersebut bergerak ke
kanan dengan percepatan tetap 2 . Massa tali dan katrol serta gesekan antara
tali dan katrol dapat diabaikan, , tentukan tegangan tali pada sistem
tersebut, jika:
a. permukaan meja licin; dan
b. koefisien gesek statik dan kinetik antara balok dan meja masing-masing
adalah 0,2 dan 0,1.
9. Balok yang bermassa 8 kg terletak di atas bidang miring kasar dengan koefisien
gesek kinetiknya 0,1 (lihat Gambar4.28). Berapakah gaya luar minimal yang
dibutuhkan untuk menahan balok agar tidak meluncur ke bawah? (sin 37o = 0,6, cos
37o = 0,8, , µk = 0,1).
, massa tali dan katrol serta gesekan tali dengan katrol dapat diabaikan,
tentukan
PETA KONSEP
USAHA ENERGI
ENERGI ENERGI
KINETIK POTENSIAL
DAYA HUKUM
KEKEKALAN
ENERGI
Dalam kehidupan sehari-hari, kita mengenal kata usaha. Biasanya kata usaha ini
dikaitkan dengan upaya untuk mencapai suatu hasil, misal usaha untuk menyelesaikan
tugas sekolah, usaha untuk mendapatkan pekerjaan, usaha untuk memperbaiki sepeda.
Demikian juga kata energi, kita mengenal istilah sumber-sumber energi, energi matahari,
bahkan kita juga mengenal istilah krisis energi. Usaha dan energi juga dibahas dalam
fisika. Apakah pengertian usaha dan energi dalam kehidupan sehari-hari sama dengan
pengertian usaha dan energi dalam fisika? Untuk itu marilah kita belajar tentang usaha
atau kerja, energi, dan daya yang akan dibahas pada bagian berikut ini.
A. Usaha
Ketika orang menarik balok sehingga balok berpindah posisi, dikatakan bahwa
orang tersebut melakukan kerja atau usaha pada balok (Gambar 5.1). Jika gaya dari tali
(yang ditarik orang tersebut) besar dan arahnya tetap, maka usaha yang dilakukan gaya
itu pada balok didefinisikan sebagai perkalian besar perpindahan dengan komponen gaya
yang sejajar dengan perpindahan (lihat Gambar 5.2).
(5.1)
Dengan
adalah usaha (Nm)
adalah gaya yang bekerja pada balok (N)
, adalah besar komponen gaya yang sejajar dengan perpindahan (N)
adalah sudut antara gaya dan perpindahan
adalah besar perpindahan (m)
Catatan:
Usaha adalah besaran skalar, satuannya dalam SI adalah N.m atau joule (J). Satuan gaya
dalam SI adalah N dan dalam cgs adalah dyne. Karena , maka satuan
usaha dalam cgs dapat ditentukan, yaitu
1 J = 1 Nm = 1 (105 dyne) (100 cm) = 107 dyne.cm
Karena 1 dyne.cm = 1 erg, maka erg.
Ditanyakan:
Jawab:
Penyelesaian
Diketahui:
,
,
,
,
b) oleh = ...?
c) total = ...?
Jawab:
a) Usaha oleh gaya tarik ( )
)(d)
c) Usaha totalnya
Usaha total sebesar 1.634 joule ini dihasilkan oleh gaya total, yaitu
, yang arahnya searah dengan arah perpindahan balok.
Arah perpindahan
box (orang)
Karena gaya pada box oleh tangan orang tersebut arahnya vertikal ke atas, sedangkan
perpindahan box searah dengan perpindahan orang yaitu mendatar ke kanan, maka gaya
tegak lurus terhadap perpindahan, sehingga usaha orang terhadap box adalah nol. Atau
dengan kata lain, orang tidak melakukan usaha pada perpindahan box tersebut.
1. Energi Kinetik
Raket yang diayunkan mengenai bola menyebabkan bola bergerak melambung,
sehingga dapat dikatakan raket yang bergerak memiliki energi. Energi gerak semacam ini
disebut energi kinetik.
Jika gaya sebesar bekerja pada bola yang massanya , menyebabkan bola
bergerak lurus dipercepat sebesar dari kecepatan mula-mula sebesar menjadi
dan berpindah sejauh , maka usaha yang dilakukan pada bola adalah:
(5.2)
(5.3)
Jadi kerja yang dilakukan pada suatu benda sama dengan perubahan energi kinetik
yang terjadi pada benda tersebut. Pernyataan ini disebut teorema usaha-energi. Teorema
Penyelesaian
Diketahui:
Ditanyakan:
Jawab:
Penyelesaian
Diketahui:
= 1.000 kg,
,
Ditanyakan:
dengan
adalah massa benda (kg)
percepatan gravitasi bumi (
jarak benda dari permukaan bumi (m)
energi potensial benda relatif terhadap permukaaan bumi (m)
Penyelesaian
Diketahui:
Ditanyakan:
Penyelesaian
Diketahui:
,
y = 4 m,
Ditanyakan:
Jawab:
a) Perbedaan ketinggian antara A dan B adalah , maka
Penyelesaian
Diketahui:
Ditanyakan:
Jawab:
Ditanyakan:
Jawab:
Dalam keadaan setimbang besarnya gaya pegas sama dengan berat beban, sehingga
Benda yang massanya mula-mula dipegang pada posisi ketinggian dari permukaan
tanah. Kemudian benda dilepas sehingga jatuh bebas ke tanah. Tentukan energi potensial
gravitasi dan energi kinetik serta jumlah kedua bentuk energi tersebut pada posisi:
(a) mula-mula (posisi 1)
(b) di tengah-tengah (posisi 2)
(c) sesaat sampai di tanah (posisi 3)
Posisi 2 (tengah)
sehingga
sehingga
Ditanyakan:
a) EP = ...? EK= ...? EP+EK= ...? di posisi 1
b) EP = ...? EK= ...? EP+EK= ...? di posisi 2
c) EP = ...? EK= ...? EP+EK= ...? di posisi 3
Kesimpulan:
Pada semua posisi jumlah energinya sama.Jumlah energi kinetik (EK) dan energi
potensial (EP) tetap, dapat ditulis
(5.7)
Energi kinetik ditambah energi potensial (dapat juga energi potensial pegas) disebut
energi mekanik, sehingga hal ini disebut hukum kekekalan energi mekanik
atau
Diketahui:
Ditanyakan:
Gambar 5.11
Jawab:
Sesuai hukum kekekalan energi mekanik
Penyelesaian
Diketahui:
Ditanyakan:
1.
2.
Jawab:
Jadi kecepatan peluru di posisi setimbang (atau sesaat peluru keluar dari senapan)
sebesar .
atau
(5.8)
Dengan adalah daya, adalah usaha, dan adalah waktu. Daya adalah besaran skalar,
dalam SI satuannya J/s atau watt (W), 1 J/s = 1 W. Satuan lain daya adalah: hp = horse
power; DK = daya kuda; PK = Paarden Kracht
1 hp = 1 DK = 1 PK = 746 watt
Sedangkan kWh (singkatan dari kilo watt hour atau kilo watt jam) adalah satuan energi.
1 kWh = (1000 W)(3600 s)= 3.600.000 W.s= joule.
Sebuah mesin dapat mengangkat beban 1.492 N dari tanah ke tempat yang tingginya 3 m
dalam waktu 10 s. Berapa usaha dan daya mesin itu?
Penyelesaian
Diketahui:
Ditanyakan:
Jawab:
Penyelesaian
Diketahui:
,
,
Diatanyakan:
Jawab:
Usaha dilakukan untuk perubahan energi potensial barang
Seseorang yang massanya 80 kg berlari menaiki tangga gedung menuju lantai tiga yang
tingginya 10 m dari lantai satu dalam waktu 8 s ( lihat gambar di bawah ). Berapakah
daya yang dikeluarkan oleh karyawan tersebut.
via livestrong.com
Penyelesaian
Diketahui:
,
,
,
Ditanyakan:
Rangkuman
Satuan usaha dalam SI adalah joule (J), dalam cgs satuannya erg, .
b) Energi adalah kemampuan untuk melakukan usaha. Ada beberapa bentuk energi,
antara lain: kalor, energi cahaya, energi kinetik, energi potensial.
Satuan energi sama dengan satuan usaha, yaitu joule.
c) Energi pada benda yang bergerak disebut energi kinetik, dirumuskan:
e) Hukum kekekalan energi: energi dapat ditransfer dan diubah bentuk, namun jumlah
keseluruhan energinya tetap, tidak ada yang hilang dan tidak ada yang tercipta.
f) Hukum kekekalan energi mekanik
g) Daya adalah kerja atau usaha yang dilakukan per satuan waktu, atau energi yang
ditransfer per satuan waktu, dirumuskan:
Evaluasi 5
Soal-soal
1. Gaya sebesar 80N bekerja pada sebuah benda dengan arah membentuk sudut 60o
terhadap horisontal. Jika benda berpindah sejauh 50m, berapakah usahanya?
2. Sebuah balok yang massanya 8 kg mula-mula diam di atas lantai yang datar dan
licin. Balok ditarik dengan gaya tetap 12 N yang arahnya mendatar sehingga balok
bergerak lurus dan besar kecepatan menjadi 3 m/s (lihat gambar di bawah ).
a. Berapa usaha yang dilakukan oleh gaya tarik tersebut?
b. Berapa perpindahan balok tersebut?
3. Sebuah benda bermassa 4 kg yang sedang bergerak lurus di atas lantai datar
memiliki energi kinetik 200 J. Jika gesekan antara permukaan benda dan lantai dapat
diabaikan, berapakah besar kecepatan benda tersebut?
4. Sebuah bola bermassa 500 gram dilempar vertikal ke atas dari permukaan tanah
dengan kelajuan awal 10 m/s. Bila , berapakah usaha yang dilakukan
5. Sebuah elevator yang beratnya 2.000 N ditarik oleh gaya penarik sehingga
selama 8 s bergerak lurus beraturan ke atas setinggi 80 m ( ).
6. Sebuah balok yang massanya 3 kg terletak di atas meja yang kasar dengan koefisien
gesek kinetik antara balok dan lantai sebesar 0,2. Balok dihubungkan dengan beban
yang massanya 5 kg dengan menggunakan tali yang ringan melalui katrol yang juga
ringan dan licin (lihat gambar di bawah). Jika beban bergerak sejauh 1 m ke bawah,
tentukan ( ):
7. Untuk menurunkan sebuah kotak dari mobil ke lantai digunakan papan miring yang
licin. Dengan menggunakan , hitunglah:
8. Di dalam suatu senapan angin terdapat sebuah pegas dengan konstanta pegas 25.000
dyne/cm. Setelah peluru yang massanya 5 g dimasukkan kemudian senapan dikokang
sehingga pegas memendek sebesar 2cm. Jika gesekan peluru dengan dinding senapan
diabaikan dan , berapakah kelajuan peluru sesaat keluar dari senapan
itu.
9. Dari atap suatu gedung, sebutir peluru yang massanya 10 g ditembakkan vertikal ke
http://lintasgayo.co/
Anashir. http://edu.anashir.com/2013/11/alat-ukur-panjang-mistar-jangka-sorong.html.
Diunduh tanggal 15 Agustus 2016
http://www.belonomi.com/2015/07/jam-atom-sebagai-standar-waktu.html. Diunduh
tanggal 8 Agustus 2016
http://www.bukupedia.net/2016/02/cara-mengukur-menggunakan-menghitung-serta-
membaca-jangka-sorong-dan-mikrometer-sekrup.html. Diunduh tanggal 15
Agustus 2016
http://www.gardapengetahuan.xyz/2016/07/peta-konsep-hukum-newton-tentang-
gerak.html. Diunduh 20 Oktober 2016
http://rumushitung.com/2013/06/02/neraca-ohaus-dua-lengan-dan-tiga-lengan/. Diunduh
tanggal 15 Agustus 2016
OktaHari. https://www.slideshare.net/jatilawangan/kelas-7-objek-ipa-dan-
pengamatannya. Diunduh tanggal 31 Agustus 2016
Serwey, R. A. & J.W. Jewett. 2004. Physics for Scientists and Engeneers. Sixth Edition.
U.S.A.: Thomson Brooks/Cole.
Tipler, P.A. 2001. Fisika untuk Sains & Teknik. Edisi 3 Jilid 1. Alih Bahasa: Lea Prasetio
dan Rahmad W. Adi. Jakarta: Erlangga.
afinitas electron : perubahan energi yang berlangsung bila atom atau molekul
memperoleh sebuah elektron untuk membentuk suatu ion
negative
aktivitas radioaktif : terurainya beberapa inti atom tertentu secara spontan yang
diikuti dengan pancaran partikel alfa, partikel beta, atau radiasi
gamma
amplitude : simpangan maksimum, jarak titik terjauh, dihitung dari
kedudukan kesetimbangan awal
angker : sauh, alur pada suatu silinder besi, biasanya merupakan tempat
kumparan pada motor listrik
arus bolak-balik : arus listrik yang arahnya selalu berubah secara periodik
terhadap waktu
arus induksi : arus yang ditimbulkan oleh perubahan jumlah garis-garis gaya
magnet
arus listrik : dianggap sebagai aliran muatan positif, karena sebenarnya
muatan positif tidak dapat bergerak
atom : bagian terkecil dari suatu zat, unsur yang tidak dapat dibagi-
bagi lagi dengan cara reaksi kimia biasa
beda fase : selisih fase (tingkat) getar, selisih fase antara dua titik yang
bergetar
beda potensial : selisih tegangan antara ujung-ujung penghantar yang dialiri
arus listrik
benda hitam : benda hipotetis yang menyerap semua radiasi yang datang
padanya
bilangan kuantum : seperangkat bilangan (umumnya bulat atau kelipatan dari ½)
yang digunakan untuk menandai nilai khusus suatu variabel, di
antara nilai-nilai diskret yang yang diperbolehkan untuk
variabel itu
daya listrik : laju perpindahan atau perubahan energi listrik atau besar energi
listrik per satuan waktu
defek massa : penyusutan massa inti atom membentuk energi ikat
S
u
d
u
t
1 radian (rad) = 57,30o = 57o18'
1o =
0,01745
rad
1 rev/min (rpm) = 0,1047 rad/s
Volume
1 liter (L) = 1.000 mL = 1.000 cm3 = 1,0 × 10-3 Massa
1 satuan massa atom (u) = 1,6605 × 10-27 kg
m3
1 kg = 0,0685 slug
= 1,057 quart (U.S) = 54,6 inci3
(1 kg mempunyai berat 2,20 lb di mana g = 9,81 m/s2)
1 gallon (U.S) = 4 qt (U.S) = 231 in.3 = 3,78 L
= 0,83 gal (imperial)
Gaya
1 m = 35,31 ft3
3
1 lb = 4,45 N
1 N = 105 dyne = 0,225 lb
Waktu
Tekanan
1 hari = 8,64 × 104 s
1 tahun = 3,156 × 107 s 1 atm = 1,013 bar = 1,013 × 10 N/m2
= 14,7 lb/inci2 = 760 torr
1 lb/inci2 = 6,90 × 103 N/m2
Energi dan Kerja 1 Pa = 1 N/m2 = 1,45 × 10-4 lb/inci2
1 J = 107 ergs = 0,738 ft.lb
1 ft.lb = 1,36 J = 1,29 × 10-3 Btu = 3,24 × 10-4 Daya
kkal kkal = 4,18 × 103 J = 3,97 Btu 1 W = 1 J/s = 0,738 ft.lb/s = 3,42 Btu/h
1 eV = 1,602 × 10-19 J
1 hp = 550 ft.lb/s = 746 W
1 kWh = 3,60 × 106 J = 860 kkal