Anda di halaman 1dari 9

Orang Tua Bukan jadi terlalu

Pelayanku memanjakannya.

Orang Tua Bukan


“Mama, tolong
Pelayanku. “Ma, tolong
amparkan sajadah
ambilkan air!” Suara
untuk RADIT DAN
serak RADIT DAN
YUDIS salat Subuh,
YUDIS terdengar dari
ya?” Kata RADIT DAN
arah kamar. Sekarang
YUDIS setelah ia
sudah pukul lima pagi.
meminum segelas air
Seperti biasa, RADIT
dari Mama. Mama
DAN YUDIS akan
hanya mengangguk dan
meminta tolong pada
berkata, “Ya, cepat
Mama untuk diambilkan
wudhu.” RADIT DAN
air. Mama tidak pernah
YUDIS pun
menolak, sebab usia
mengangguk. Biasanya,
RADIT juga baru
ia akan merajuk kalau
Sembilan tahun. Saking
Mama lupa
sayangnya Ibu pada
mengamparkan
RADIT DAN YUDIS,
sajadah.
kadang-kadang Ibu
Setelah salat, RADIT
DAN YUDIS pun
duduk di ruang
keluarga. Hari Minggu
akan jadi hari yang
menyenangkan, “Ya sudah gak jadi!”
pikirnya. Ia ingin RADIT DAN YUDIS
menonton serial kartun sedikit membentak. Ia
di salah stasiun swasta merasa sangat kesal
favoritnya. Tapi, ia karena tak jadi
terlalu malas bergerak. menonton serial kartun
Tak ada pilihan lain yang ditunggu-tunggu.
selain meminta tolong Padahal, jaraknya pada
lagi pada Mama televisi tidak sampai
Mama, tolong nyalakan dua meter. Tapi
TV!” RADIT DAN
YUDISkeburu malas
“Apa? Nyalakan dulu untuk menyalakannya.
sendiri, kan sudah bisa.
Mama sedang masak!”
Teriak Mama dari
dapur.
Akhirnya, Mama membujuk RADIT
datang dengan DAN YUDIS
tergopoh-gopoh karena
“Kan di depan gang ada
tak ada suara televisi
yang jual bubur, Ma
terdengar. Kalau sudah
Tolong belikan, ya!”
begini, biasanya
RADIT DAN MAMA Karena tidak mau
sedang marah dan RADIT DAN YUDIS
menunjukkan marah lagi, akhirnya
kemarahannya dengan Mama menurut. Sambil
tidak melakukan apa- mengelus dada
apa. Mama pun berusaha sabar, ia
menyalakan televisi. berjalan ke depan
gang. Sebenarnya
“Mama sudah masak
Mama kecewa sekali
nasi goreng.” Kata
dengan sikap RADIT
Mama
DAN YUDIS. Mama
“Yah, tapi RADIT DAN seringkali menyimpan
YUDIS maunya bubur amarahnya karena tak
ayam.” mau menyakiti hati
RADIT DAN YUDIS
“Makan yang ada dulu.
dan memperparah
Kan, nasi goreng
keadaan. Mama pun
buatan Mama enak.”
berjalan sambil
mama tak menyerah,
melamun. Ia tak
masih terus berusaha
menyadari ada sebuah
motor yang melaju tubuh MAMA untuk
kencang dari arah membawanya pulang ke
berlawanan. Dan ketika rumah. Mereka
Mama hendak mengetuk rumah. Di
menyebrang, motor itu dalam, RADIT DAN
tak sempat YUDIS keheranan. Ia
memelankan lajunya. mengira ada tamu yang
datang pagi-pagi.
BRUK
“MAMA!” Teriak
RADIT DAN YUDIS
kaget ketika melihat
Mama terkujur lemas
di pangkuan para
warga.

“Mama mu tertabrak,
Suara teriakan
RADIT DAN YUDIS.
menggema ketika
Kami sudah panggilkan
Mama jatuh terguling.
dokter dan ambulans
Orang-orang mulai
untuk datang kesini.”
menghampirinya dan
menolong mama. Ya RADIT DAN YUDIS
ampun, ada luka di pun menangis keras. Ia
pelipis dan tangan sangat merasa
Mama. Ia pingsan. Para bersalah. Harusnya ia
warga pun mengangkat membantu pekerjaan
Mama dan meringankan YUDIS memeluk tubuh
bebannya, bukan malah Ibunya, “Tino janji
menambah pekerjaan tidak akan meminta
dan pikiran Mama. lagi, Tino akan mandiri.
RADIT DAN YUDIS
akan mengurus Mama
saat Mama sakit.”

Dalam hati, RADIT


DAN YUDIS bertekad
akan selalu
Kalau saja RADIT DAN menghormati dan
YUDIS tidak banyak menyayangi Mamanya.
minta, mungkin Mama Ia akan membantu
akan baik-baik saja. mama dan mengurus
Sekarang, ketika Mama Mama semampunya.
sakit, RADIT DAN
YUDIS tidak akan bisa RADIT DAN YUDIS
meminta tolong lagi. Ia menyadari bahwa Ibu
menyadari bahwa bukanlah pembantu
selama ini atau pesuruh, Mama
kemalasannya adalah adalah bidadari tanpa
hal yang buruk. sayap yang harus
dimuliakan oleh anak-
“Mama maafkan anaknya.
RADIT DAN YUDIS,”
Lirih RADIT DAN 16 Shares

Anda mungkin juga menyukai