Anda di halaman 1dari 3

Nama 

   : Widayati Rahayuningsih
No    : 31
Kelas    : XII MIPA 5

Kebahasaan Cerbung “Bagai Rembulan”


Karya : Tien Kumalasari
No  Kebahasaan  Bukti 
1.  Bahasa  Aliando menatap Anjas dengan mata menyala, dan Adit
Enotif sudah mengepalkan tangannya dan selangkah maju, siap
menghajar orang yang dibencinya, tapi Yayi memegang
tangannya.
 Adit melihat mata kebiruan itu tergenang air mata.
 Makan siang yang diharapkan bisa mendekatkan Susan dan
Aliando justru menjadi ajang kekesalan diantara Aliando dan
ibunya.
 Dayu kembali mengusap air matanya yang tak berhenti
menitik.
 Dayu nenutup mulutnya, tak sempat berteriak. Laki-lki tua itu
tersenyum, wajahnya yang keriput menatap Dayu sesa’at,
kemudian berlalu.
 Dayu menutup bukunya. Hari sudah malam, biasanya
Aliando mengirimkan pesan singkat, biarpun hanya beberapa
patah kata, tapi Dayu menunggunya dengan sia-sia. Tak ada
pesan singkat, apalagi telfon dari Liando. Lalu ia membuka
bukunya puisinya, menuliskan sesuatu seperti kegemarannya
setiap waktu.

2. Bahasa  “Hanya dia satu-satunya gadis yang aku cintai.. aku bisa mati
Ekspresif tanpa dia..”
 “Aku bingung Adit.. kalau bisa aku ingin menghilang saja..
agar aku bisa memilih siapa yang aku pilih. Tapi mama
punya senjata, dia sakit-sakitan dan mengatakan bahwa akan
meninggal kalau aku membantah kata-katanya.”
 “Liando, ada apa..?” tanyanya sambil menatap kakaknya,
khawatir kakaknya sudah melakukan sesuatu atas diri
Alando. Tapi kakaknya menggoyang-goyangkan tangannya,
beraarti dia tak melakukan apa-apa.
 “Ya Tuhan, selamatkanlah mama...” desisnya.
  

3. Kata Kerja  “Apa kamu mencintai Dayu?”


Mental  Dayu ingin terus berjalan, menikmati udara sore yang terasa
nyaman.
 Rinduku merebak memenuhi kalbu.
 “Aku merindukan kamu.”
 “Ibu, apakah ibu tidak terganggu?”
 “Maaaasss!!! Mas Adiiitt !!” teriak Dayu, hampir menangis.
 “Dayu sedang sedih bu.”
 Aliando merasa cemas. Ia menyesal tadi tak menghiraukan
kata-kata mamanya, meninggalkannya tanpa kata-kata hanya
mencium tangannnya. Bagaimana kalau terjadi apa-apa atas
mamanya?
 “Tenang Dayu, nanti ibu kamu curiga kalau kamu tampak
kebingungan seperti ini. Semoga saja tak terjadi apa-apa, aku
akan mencoba menelpon Aliando lagi.”

4. Kata Sifat  Sekarang ia menyusuri anak sungai yang mengalir dengan


riak-riak kecil.
 “Tenang Dayu, nanti ibu kamu curiga kalau kamu tampak
kebingungan seperti ini. Semoga saja tak terjadi apa-apa, aku
akan mencoba menelpon Aliando lagi.”
 “Tiba-tiba kamu datang dan seperti sangat marah. Itu yang
ingin aku ketahui.”
 Susan menatap priya gagah itu, lalu mengangguk hormat.
 Indra tertawa.
 “Kemarin kan pernah mau diculik? Sekarang jadi takut
sendirian.”

5. Konjungsi  Lalu Aliando menceritakan semuanya, dari awal kembalinya


Temporal ke Indonesia, dan kemudian ibunya memaksanya menikah
dengan seseorang, yang lalu diketahuinya adalah Susan,
adiknya Anjas.
 Ketika Adit mengantarkan Aliando pulang, dilihatnya sebuah
taksi berhenti dan  Yayi serta Dayu turun dari sana.
 Sekali lagi Aliando memeluk Dayu, yang kemudian dengan
halus melepaskan pelukan itu lalu menggandeng Yayi dan
melangkah meninggalkan Aliando yang termenggu dengan
hati bagai tertusuk sembilu.
 Dulu, kalau bu Diaa melihat setitik saja air mata Liando,
paasti dengan segera dia akan memeluknya, dan menanyakan
apa yang diinginkannya. Tapi tidak untuk sa’at itu. Hati
lembut itu telah berubah menjadi batu, karena dibakar
hasutan yang menggebu-gebu.

6. Kata Kerja  Aliando menatap Anjas dengan mata menyala, dan Adit
Material sudah mengepalkan tangannya dan selangkah maju, siap
menghajar orang yang dibencinya, tapi Yayi memegang
tangannya.
 Adit hanya terkekeh senang, lalu masuk kedalam kamar, dan
membaca coretan yag dibuat adiknya keras-keras, sehingga
terdengar dari luar kamar.
 Tiba-tiba ia menarik kertas yang penuh coretan di tangan
Dayu..
 “Jangan, panggil taksinya sambil jalan saja. Tunggu
sebentar.”
 Aliando berdiri dan melangkah keluar.
 Sekali lagi Aliando memeluk Dayu, yang kemudian dengan
halus melepaskan pelukan itu lalu menggandeng Yayi dan
melangkah meninggalkan Aliando yang termenggu dengan
hati bagai tertusuk sembilu.
 Lalu ia membuka bukunya puisinya, menuliskan sesuatu
seperti kegemarannya setiap waktu.

Anda mungkin juga menyukai