Disusun Oleh :
Berdi Bayu Anggara
XII IPA 3
Diajukan untuk memenuhi tugas mata pelajaran Bahasa Indonesia semester ganjil
Tahun Pelajaran 2016/2017
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena atas Rahmat dan
Hidayah-Nya saya dapat menyusun dan menyelesaikan laporan novel fiksi dengan baik.
Dalam laporan ini membahas mengenai resensi novel berupa identitas, ringkasan, unsur
instrinsik, dan unsur ekstrinsik yang diharapkan dapat mendorong para siswa untuk lebih
menguasai tentang hal-hal yang perlu diperhatikan dalam sebuah buku dan dapat
membuat pemikiran siswa-siswi SMA khususnya menjadi lebih kreatif dan inovatif agar
tercipta generasi muda penerus bangsa yang berkualitas.
Pada kesempatan ini saya mengucapkan banyak terimakasih atas semua pihak yang
telah berpartisipasi dalam kelancaran pembuatan laporan ini. Oleh sebab itu, kami
mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca sekalian demi tercapainnya ilmu
pengetahuan yang bermanfaat dan berguna bagi kehidupan.
Penulis
NOVEL FIKSI
Dan hujan pun berhenti
Oleh : Farida Susanty
A. IDENTITAS BUKU
1. Judul : Dan Hujan pun Berhenti
2. Penulis : Farida Susanty
3. Penerbit : PT Grasindo
4. Kota Terbit : Jakarta
5. Tahun Terbit : Maret 2007
6. Cetakan : Cetakan ketujuh, Desember 2011
7. Tebal Buku : 322 halaman
8. ISBN : 978-979-081-441-7
9. Ukuran Buku : 14 cm x 20 cm
10. Warna Cover : Hitam
11. Haraga : Rp.20.000,00.-
B. KEPENGARANGAN
Farida Susanty adalah seorang pengarang Novel di
Indonesia. Ia lahir di Bandung, 18 Juni 1990. Penggemar
film ini menamatkan dirinya dari SMA N 3 Bandung dan
bercita-cita bekerja di CIA. Seorang Farida sangat menyukai
Gus Van Sant yaitu sutradara film Elephant yang merupakan
film kesukaannya. Farida adalah seorang penulis yang telah
beberapa kali memenangkan perlombaan menulis cerita
pendek di beberapa universitas di Bandung. Bahkan
beberapa karyanya pernah masuk ke majalah. Di usianya
yang masih muda, Farida telah memenangi Khatulistiwa
Literary Award 2007 sebagai penulis muda berbakat.
C. RINGKASAN
Dalam ringkasin ini saya meringkas 12% dari jumlah halaman novel ini
8. Sebuah Pengakuan...
Stop, stop, oke? desi Leo. Ya, gue suka Matematika. Tapi, gue nggak suka
ngomongin Matematika. Leo terdiam sejenak, lalu bersiul sambil menatapi Sylvia atas
bawah, Kenapa sih lo nggak ngomong aja soal kapan lo bisa gue pake?
APA?! Sylvia terbelak, tidak percaya atas apa yang diengarnya. Kakinya mundur
dua langkah menjauhi Leo. Jijik. Sekejap wajahnya yang putih memerah. Lo kurang
ajar, tau nggak sih?! Gue bukan cewek kayak gitu! Kemudian, ia berlari masuk ke
sekolah sambil menagis.
Cewwk nggak suka sama cowo munafik, kawan-kawan, ujar Leo sok dramatis. Ia
segera masuk ke koridos menuju kelasnya. Tidak peduli. Sepanjang perjalanan, beberapa
cewek kedapatan memandang jijik padanya___sepertinya mereka menyaksiakan kejadian
Sylvia tadi. Kelas Leo sudah cukup penuh hari itu. Luthfi juga sudah datang. Leo dengan
langkah tenang duduk dan menyimpan tas di sebelh cowok itu.
Pagi, sapa Leo tak acuh.
Pagi, jawab Luthfi tak acuh.
Gue tadi ketemu Sylvia lho, uajar Leo tak acuh.
Udah tau, jawab Luthfi tak acuh.
Tapi, lo nggak tahu kan dia ngasih salam buat elo? kata Leo tak acuh.
Nggak usah bohong. Timpa Luthfi tak acuh. Gue tau lo ngelecihin dia di depan
orang-orang. Barusan cewek-cewek tereiak-teriak ngomongin. Brengsek lo.
Lo kemarin juga bohong, desis Leo tak acuh.
Bohong sebelah mana? tanya Luthfi tak acuh.
Lo nggak bayar duit geu ke Tyo, gue tau, jawab Leo tak acuh. Mereka sedang tidak
ingin saling mengacuhkan.
b. Intrik : Masalah kecil dimulai ketika ada seorang wanita yang ingin bunuh diri
yang menggantungkan teru-teru bozu agar hujan tidak turun. Dan Leo mengingat
Irisnya yang meninggal satu tahun yang lalu akibat kecelakaan.
Hei! Kenapa menggantungkan itu?
biar hujan nggak turun
memangnya kenapa kalau turun?
Aku keburu mati sebelum aku bunuh diri.
kamu mau bunuh diri?
Ya, asal nggak hujan.
(hal 4, Paragraf 3)
e. Antiklimaks : Okasan Leo akhirnya meninggal setelah bunuh diri. Dan ayahnya
dirawat karena terkena luka tembak di dadanya. Akhirnya , Leo mendapatkan
keluarga yang ia dambakan seperti dulu meskipun tidak lengkap karena
Okasannya telah tiada. Ia kembali kerumah dan menjalani hari-harinya bersama
Otosannya, Kazi, dan Cashey.
.Betapa ingin Otosan memulai semuanya lagi.! Maafkan Otosan Leo
maafkan Otosan., Leo kemudian memeluk Otosannya yang kemudian diikuti
Kazi dan Cashey.
( hal 272, Paragraf 3)
f. Resolusi : Akhirnya hati Leo menjadi lunak karena mendengar penjelasan Stella
( orang yang menabrak Iris )
Tahu kenapa kamu nggak mati-mati juga?
hah? Stella menggeleng.
Tuhan percaya kamu, Stel. Dia nggak seegois manusia. Dia bukan
pendendam, ujar Leo.
(hal 295, Paragraf 4)
3. Tokoh :
a. Leo
b. Iris
c. Spiza
d. Adi
e. Luthfi
f. David
g. Keving
h. Cashey
i. Kazi
j. Okasan
k. Otosan
l. Ibu Iris
m. Tyo
n. Stella
o. Bi Ekos
4. Penokohan
a. Leo : Pendendam, pemarah, dan penyendiri.
Leo mengambil sebuah batu, dan melemparkannya ke jendela yang baru
direparasi tersebut.
(hal 18, Paragraf 2)
5. Latar
I. Waktu :
a. Pagi :
Pagi ini, ia mendapati dirinya berada di sebuh tempat yang sama sekali tidak
ia kenali.
b. Siang :
31 desember. Siang sebelum tahun baru.
(hal 140, Paragraf 3)
c. Sore :
Sinar matahari jam 4 sore menyinari kota Bandung dengan damai.
(hal 180, Paragraf 3)
d. Malam :
Berharap ada Bi Ekos yang membukakan pintu walau di malam selarut ini.
(hal 289, Paragraf 3)
II. Tempat :
a. Sekolah :
Sesampainya di sekolah, Leo langsung duduk menghampiri Luthfi yang
sudah duluan menempati bangkunya
(hal 140, Paragraf 3)
b. Rumah Spiza :
Namun tentu saja, walaupun Spiza ada di rumah, ketika gadis itu membuka
pintu
(hal 149, Paragraf 2)
d. Rumah Kita
Mereka bary berhenti ketika keduanya akhirnya mencapai ruangan utama.
Dalm remang-reamng cahaya lampu di ruang depan yang hanya diterangi
lilin.
(hal 166, Paragraf 5)
e. Apartemen Leo :
Leo mencari roti yang tersisa dilantai rumahnya bekas pemberian Nenek
Icha dua hari yang lalu, namun gagal.
(hal 44, Pargraf 2)
f. Rumah sakit :
Sekarang di RSHS, di UGD
(hal 213, Paragraf 1)
g. Kantor polisi
Suasana hening segera tercipta, memenuhi segenap ruangan kantor polisi
tersebut.
(hal 157, Paragraf 1)
6. Sudut Pandang
Sudut pandang yang digunakan penulis dalam novel ini adalah sudut pandang orang
ketiga serbatahu(paranomik). Disebut seperti itu karena, penulis menceritakan
semua tokoh secara menyeluruh dan tanpa terfokus kepada tokoh utamanya(Leo).
7. Amanat
Amanat yang dapat kita peroleh dari Novel Dan Hujan pun Berhenti adalah :
a. Kita harus menyayangi orang yang kita sayangi dan jangan membuat
mereka/dia sakit hati kepada kita.
b. Kita harus bisa memaafkan orang lain yang telah berbuat salah kepada kita.
c. Jangan mudah berputus asa ketika sedang dilanda banyak masalah.
Unsur Ekstrinsik
1.Nilai Moral :
dari segala hal yang ia punya selam ini, Iris, keluarga, teman-teman, Spiza,
apartemennya, nyaris semuanya mengalami perubahn. Leo sangat mensyukuri satu
demi satu kebahagiaan yang mulai menhampirinya.
(hal 305, Paragraf 1)
2. Nilai Sosial :
3. Nilai Budaya :
Benda- tersebut namanya teru-teru bozu, tradisi penangkal hujan khas Jepang.
Sesuatu yang dipercayadapat membuat bozu(biksu) membawa pesan cuaca baik.
(hal 3, Paragraf 4)
4. Nilai Estetika :
kemudian hujan-hujanan di sana. Berlari-lari. Tanpa batas. Merebahkan tubuh
pada ala. Membiarkan hujan sekali lagi melumerkan semuanya.
(hal 297, Paragraf 4)