TA K
PUTUS
Mari kita dukung hak cipta penulis dengan tidak
menggandakan, memindai, atau mengedarkan sebagian
atau seluruh isi buku tanpa izin. Hak cipta bisa menjadi
pendorong kreativitas penulis, penyebarluasan gagasan,
dan penguatan nilai-nilai keberagaman. Terima kasih
sudah membeli buku cetak/digital edisi resmi. Anda
telah turut mendukung penulis dan penerbit agar terus
berusaha membuat buku-buku terbaik bagi semua
kalangan pembaca.
RANTAI
TA K
PUTUS
Ilmu Mumpuni
Merawat UMKM Indonesia
Dee Lestari
Rantai tak putus
Karya Dee Lestari
Cetakan Pertama, Agustus 2020
Didistribusikan oleh:
Mizan Media Utama
Jln. Cinambo (Cisaranten Wetan) No. 146, Ujungberung, Bandung 40294
Telp.: (022) 7815500 – Faks: (022) 7834244
Surel: mmubdg@mizanmediautama.com
S
EBUAH mobil bak bermesin diesel bergerak bimbang
di Tol Romokalisari yang lengang pada malam buta.
Posisinya berangsur merapat ke kiri, mendekati truk-
truk bermuatan besar yang bergerak lamban. Separuh
rodanya di lajur darurat, separuh lagi di lajur lambat.
“Halo? San?”
Agus mengangguk.
Jakarta, 2019
BUKU itu berukuran sedikit lebih kecil dari kertas A4. Isinya
60 halaman. Sampulnya berwarna merah putih dengan judul
Buku Panduan Sektor Unggulan 1.1: Memasang Landasan.
Waru, 2003
KOTAK susu UHT berwarna biru bertumpuk rapi di atas
nampan. Dalam waktu singkat, tumpukan itu terurai. Satu
demi satu karyawan Badja Teknik mengambil jatah susu
mereka. Merupakan kelaziman bagi penyedia bengkel
manufaktur untuk memberikan jatah susu kepada karyawan
secara rutin. Susu dipercaya menetralisasi efek buruk
pengelasan dan mencegah sindrom demam inhalasi pada
pekerja logam. Bengkel tempat Agus bekerja termasuk yang
tidak pelit. Setidaknya mereka diberi susu cair murni, bukan
kental manis, susu bubuk, ataupun krimer.
11
“Mesin apa?”
“Mesin ini.”
12
“Hari ini.”
“Iya.”
“Lha? Cara apa lagi? Aku memang mau beli.” Agus kembali
berdiri, lalu berjalan ke arah kantor dengan langkah-langkah
besar.
“Dari tadi juga serius, tapi nggak ada yang percaya,” dumel
Agus. “Aku sudah telepon Bapak. Bapak mau jadi penjamin
ke Pak Karyadi.”
“Di toilet.”
Keduanya bersalaman.
16
“Anakku mana?”
“Lho. Siapa?”
Jakarta, 2019
TIDAK saja saya buta soal kiprah YDBA, saya pun harus
mengakui bahwa saya buta soal UMKM.
diri, yang sudah besar harus mau berbagi. Yang besar tidak
bisa serta-merta mengatrol begitu saja, dan yang kecil tidak
cukup hanya menengadahkan tangan. Keduanya harus
bekerja sama. Keduanya harus maju bersama.
S
aya berkenalan dengan Agus Sholeh Kurnia ketika
ia sudah menjadi pemilik CV Asia Teknik, sebuah
UMKM manufaktur di salah satu sentra industri logam
terkemuka Jawa Timur, yakni Desa Ngingas di Kecamatan
Waru.
“Saat kita masih muda, fisik ini rasanya bisa dibawa melaku
kan apa saja. Ngelas delapan jam pun saya lakoni. Tapi,
26
Agus yang saya temui hari itu sudah bukan sekadar pebisnis
manufaktur biasa. Ia menjabat sebagai ketua dari Waru
Manufaktur Indonesia (WMI), organisasi yang mewadahi
para pebisnis manufaktur di sentra industri logam Waru.
satu hari, ia diajak oleh LPB Waru untuk menjadi dosen tamu
di Institut Teknologi Surabaya (ITS). Agus diminta berbagi
pengalamannya sebagai pebisnis manufaktur. Reaksinya
bercampur saat itu. Antara tersanjung dan terheran-heran.
Pertumbuhan lahir
dari rangkaian kesulitan.
3 Seniman
Besi
K
ECIPAK kawanan koi yang menggeliat gesit seperti
tak menembus pencerapan indranya. Harjito
bergeming di tepi kolam ikannya sambil memegang
semangkuk pelet yang hampir habis. Tatapannya kosong. Ia
sepenuhnya berada di ruang lamunan.
Waru, 2020
KOLAM ikan koi itu besar dan sederhana, terbuat dari bak
beton tanpa hiasan. Pipa-pipa saluran air terekspos. Lapisan
antibocor berwarna abu-abu tua yang meliputi seluruh
permukaan bak membuat air kolam tampak gelap sekaligus
mencuatkan warna-warni cerah kawanan ikan koi yang
tampak sehat. Terdapat bangku besi di tepian kolam, yang
tampaknya ditujukan untuk mereka yang ingin mengaso
sambil menontoni aksi ikan koi.
kerja di sini. Nggak usah masuk tiap hari pun nggak masalah.
Yang penting pekerjaanmu beres.’ Dan, sejujurnya, saya juga
berat meninggalkan beliau. Akhirnya, saya bertahan.”
“Selama enam belas tahun saya kerja di sana, lima kali saya
minta mundur. Yang terakhir itu, akhirnya saya minta lewat
WA. Saya tahu, kalau kami ketemu langsung, Pak Edy akan
kembali meminta saya menetap, dan saya akan sungkan
menolak. Tapi, saya sudah bertekad, Mbak. Bukannya saya
tidak sayang dan menghargai beliau, tapi sudah saatnya saya
fokus di salah satu. Tidak bisa bercabang lagi. Tempat ini
butuh perhatian saya sepenuhnya untuk bisa berkembang,”
ujarnya.
Pendekatan humanistik
dan sikap profesional
terbukti dapat meningkatkan
kelas sebuah usaha.
4 Semangat
Iban
P
ADA satu masa, ketika batas Bumi dan khayangan
terbuka bebas, di tanah subur di hulu Sungai Sekayam,
di daerah yang dinamai Tampun Juah, berkumpul
kaum Pangau Banyau. Kaum ini merupakan gabungan dewa
dan manusia yang berbaur menjadi satu. Merekalah yang
dipercaya sebagai rakyat Kalimantan pertama.
“Cerita dong, Pak, yang ‘sulit’ itu seperti apa?” pancing saya.
“Kuda itu mirip kucing, kok, Mbak. Suka usil. Kalau kucing
bercanda, kadang suka cakar-cakar kita. Nah, kalau kuda
94
“Pak Pinuji dan Ibu sudah berapa kali ikut pelatihan YDBA?”
“Mas Eko.”
“Apa itu BSK, Pak?” tanya saya. Satu hal yang saya cermati
ketika berada dalam lingkungan industri. Ada banyak sekali
singkatan. Jika tidak cepat-cepat ditanya kepanjangannya
dan tujuannya, mudah sekali tersesat dalam rimba huruf.
“Kalau ada tomat dari Jawa dan tomat dari kami, pasti yang
dipilih punya kami karena lebih segar. Produk-produk dari
Jawa sudah berhari-hari melewati perjalanan, ke gudang,
dan seterusnya. Sampai ke restoran sudah tidak prima lagi.
Kalau produk dari kami benar-benar langsung dari ladang,”
lanjut Bambang.
“Masa satu?”
“Serius? Sofa?”
“Kenapa, Pak?”
Usai makan siang, ada dua topik yang berbuntut panjang dan
terus dibicarakan. Perkenalan Sukarlis dan saya menambah
makan tiga kali.
Setangguh
9 Baja,
Selembut
Merpati
B
ANYAK hal dari proses rekrutmen itu yang meleset
dari asumsinya semula. Pertama, ternyata mereka
tidak disuruh berjualan panci. Kedua, jumlah pelamar
lebih banyak daripada yang ia duga. Ketiga, ini perusahaan
besar, jauh lebih besar daripada bayangannya, berpusat
di Jakarta, berinduk ke perusahaan otomotif terbesar di
Indonesia. Astra.
Tak lama, Djoko kembali. “Banyak yang nulis lima juta. Malah
ada yang nekat minta tujuh juta,” bisik Djoko. Nama Astra
171
Tekad baja dan etos kerja keras tak menjadikan mereka imun
dari hantaman. Setelah enam bulan bekerja, tim Djoko mulai
diuji. Muslih mundur karena menerima tawaran pekerjaan di
tempat lain. Djoko pun mulai kelimpungan menanggulangi
biaya hidupnya. Sementara itu, pekerjaan mendatangi
UMKM terus bertambah. “Tapi, itulah yang membuat LPB
kami berprestasi. Kami dipilih jadi LPB terbaik karena
konsep-konsep yang kami ajukan berhasil di lapangan,”
lanjutnya. Setelah berdikusi dengan kantor pusat, kendala
biaya operasional ditanggulangi. Masuk pulalah Tabib,
pengganti Muslih. Tim mereka kembali solid.
Udin, yang sedari tadi duduk diam di kursi pojok, mulai ikut
terpancing. “Saya betah kerja di LPB. Suasananya akrab.
Semuanya seperti keluarga sendiri,” Udin tersenyum sambil
melirik ke arah teman-teman kerjanya. “Saya ini lulusan STM
jurusan Otomotif,” jelasnya dengan suara halus, “sebelum di
LPB saya jadi pekerja bangunan.” Kakaknya merupakan salah
180
“Yang jelas, orang yang jadi pilot itu senang berbagi,” Indra
mengimbuhkan. Pendekatan ke para pilot ini memang
ekstra, dan terjadi seleksi alam. Dari enam yang didekati,
mungkin hanya dua yang bertahan.
“Tentu saja. Itu yang tidak akan lepas dari YDBA. Hanya
kami tidak perlu digaji lagi sebagai fasilitator. Kami akan
membiayai diri sendiri lewat BSK,” Djoko menegaskan.
186
Tidak selalu tas itu terpakai. Kali ini, tas kanvas tersebut
penuh sesak. Botol-botol cabai, keripik talas UMKM,
enting-enting jahe, dan dua cangkir plastik berisi benih
cabai Hiyung yang saya harap dapat selamat di perjalanan,
menjadi pelengkap kenangan perjalanan saya ke Tapin.
10 Replikasi
Spirit
"If your actions inspire others to dream more, learn more, do
more and become more, you are a leader."
M
ERUNUT jejak Yayasan Dharma Bakti Astra akan
membawa kita kembali ke William Soeryadjaya.
Keduanya tak terpisahkan. Keduanya saling
becermin. Menelaah kiprah YDBA di Indonesia sama dengan
menelaah refleksi semangat seorang William Soeryadjaya.
Visinya, harapannya, dan ikhtiarnya.
“Kita butuh dua tangan, Om,” usul Palgunadi saat itu. “Satu
tangan untuk melatih dan memberikan kail. Satu tangan
lagi memberikan peluang supaya mereka bisa lebih mudah
mengambil ikan, bukan cuma dari Astra, melainkan dari
mana saja.” Dengan venture capital, atau modal ventura,
Astra menghimpun modal bagi perusahaan kecil yang
nantinya diperhitungkan melalui sistem bagi hasil.
Menjadi Pilot
DI LAPANGAN, UMKM Pilot adalah titik awal tempat
pertumbuhan bermula. Tak mudah mencari Pilot, tak
mudah juga untuk menjadi Pilot. Mereka diharapkan untuk
menjalankan tiga peran secara bertahap. Pertama, sebagai
agen perubahan. Kedua, sebagai teladan. Ketiga, sebagai
pelatih atau trainer. Kendati demikian, dengan memiliki
karakteristik yang memang telah menjadi prasyarat untuk
menjadi UMKM Pilot, segala kesulitan dan tanggung jawab
akan bisa diatasi. Karakteristik itu antara lain:
Pelatihan Mental
MENULARKAN sistem nilai merupakan proses yang
tidak terjadi seketika. Ibarat menerbangkan pesawat,
perlu disiapkan landasan agar proses lepas landas
dimungkinkan terjadi. Agar seperangkat sistem nilai dapat
berjalan, dibutuhkan mental yang siap dan sesuai sebagai
landasannya.
Ayah Angkat
SESUAI dengan namanya, Ayah Angkat adalah sebutan
bagi perusahaan yang bersedia menjadi mitra UMKM binaan.
Dalam relasi itu, Ayah Angkat berperan sebagai customer.
Tentunya, bukan pelanggan biasa, melainkan pelanggan
yang menetapkan standar spesifikasi produk akhir. Lebih dari
sekadar pemasukan bagi UMKM, order dari Ayah Angkat
sesungguhnya merupakan ujian kenaikan kelas. Berhasil
memenuhi order Ayah Angkat sesuai dengan spesifikasi dan
jadwal yang ditentukan menjadi loncatan besar bagi UMKM.
Tak jarang, sang Ayah Angkat ikut berperan sebagai tenaga
ahli yang akan mendampingi UMKM saat melakukan proses
produksi. Tak menutup kemungkinan pula perusahaan Ayah
Angkat membuka kesempatan magang bagi pemilik maupun
karyawan UMKM.
Sematang-matangnya sebuah
Kriteria Ideal program dan sesukses apa
UMKM: Awet, pun eksekusinya di lapangan,
Gres, Mandiri, akan tetap dipengaruhi oleh
Naik Kelas, ekosistem yang melingkupinya.
dan Go Global. Ibarat lahan gembur atau
tandus, dukungan pemerintah
menjadi faktor yang bisa mempercepat atau memperlambat
proses peningkatan kualitas UMKM.
Mandiri Bersama
OBROLAN kawan-kawan dari LPB Tapin di bandara
menjadi pembuka mata. Sebelum percakapan kami, saya
mengira semua jerih payah itu dilakukan demi transformasi
UMKM semata. Namun, persepsi saya ternyata tidak
sepenuhnya lengkap.
Ya, bisa jadi. Yang jelas, agar transfer ilmu terjadi optimal,
harus ada proses yang sinambung. Kesinambungan proses
membutuhkan kesabaran, dana, dan orang-orang terpilih
yang mampu menjalankan tugas pendampingan.
Buku ini juga menjadi pengalaman unik bagi saya, mulai dari
topik, proses riset, dan tantangan penulisan. Meski bukan
karya nonfiksi saya yang pertama, Rantai Tak Putus memberi
saya pengalaman serbabaru. Menuliskan buku ini membuka
mata saya terhadap betapa krusialnya UMKM bagi
perekonomian bangsa. Hidup kita setiap harinya ditopang
dan dikelilingi jutaan UMKM. Karenanya, perbaikan kualitas
UMKM tak ubahnya perbaikan kualitas masyarakat. UMKM
yang berhasil meningkatkan kelasnya tidak terbatas pada
peningkatan kondisi ekonomi, tetapi juga sumber dayanya,
cara berpikir, dan mentalitas.
jendela menuju
proses kreatif dee.