Dalam NOVEL
Dan Hujan Pun Berhenti, Karya Farida Susant
Disusun oleh :
ARVHICO NASUTION
XI SOS 2
A. Identitas buku
Judul buku : Dan Hujan Pun Berhenti
Penulis : Farida Susanty
Penerbit : PT Grasindo
Kota Terbit : Jakarta
Tahun Terbit : Tahun 2007
Jumlah Halaman : 322 Halaman
Harga : Rp55.500,00
B. Pendahuluan
Penulis membuat Buku Novel pertamanya ini bertema yang diangkat yaitu
tentang perjuangan seorang tokoh utama dalam menghadapi berbagai rintangan
didalam kehidupan nya. Farida Susanty adalah nama di balik novel misterius
bersampul hitam ini. Ia lahir 30 Juni 1990 ini mengawali karya pertamanya
sebagai penulis dengan novel "dan Hujan pun Berhenti" pada tahun 2007 lalu. Penulis
melatih agar terbiasa dalam menulis. Dulunya hanya iseng saja dalam menulis
novelnya, dan akhirnya menjadi rampung sehingga, novel tersebut dapat kita nikmati
sekarang. Di usianya yang masih muda, Farida telah memenangi Penghargaan
Kusala Sastra Khatulistiwa untuk kategori Penulis Muda Berbakat, tahun 2007.
Penulis memilih Cover berwarna hitam buku novel ini adalah gambaran sisi
suasananya yang kelam, gelap, dan hitam yang dialami tokoh tersebut semasa
hidupnya, serta gantungan teru bozunya sebagai pencegah hujan.
C. Sinopsis
Novel ini menceritakan tentang kehidupan siswa SMA yang penuh konflik. Bab
pertama, Tokoh utamanya bernama “Leo” (halaman 1), memiliki keluarga yang
sangat berantakan mulai dari ibunya yang “selingkuh” sehingga ayahnya yang sering
sekali memukuli Leo, dan menghina anaknya sendiri dengan kata kata yang tidak
pantas.
"Hidup orang yang kabur dari rumah memang tidak pernah mudah. Apalagi yang
tidak diperdulikan lagi, mau pergi atau tinggal. Seperti dirinya". Farida Susanty
membuka awal cerita dengan amat gelap.
Tentu, bukan karena sengaja tapi Leo secara malang selalu ditempatkan pada
situasi yang tidak ingin diketahui. Kehancuran rumah tangga orang tuanya membuat
Leo tumbuh sebagai anak yang membenci semua orang di sekitarnya.
Dia bahkan sering dianggap berandal atau preman di sekolah oleh
teman-temannya. Berkelakuan tidak baik, merudung sesama, dan masih
banyak kenakalan lain yang tak terhitung jumlahnya. Meskipun dia tahu hal itu
semata-mata hanya karena pelampiasan emosinya yang tak bisa dikeluarkan
di depan orang tuanya.
Konfliknya di mulai ketika ia bertemu dengan Iris, seorang perempuan
yang telah mengubah hidup Leo, sejak awalnya sangat keras dan tidak peduli
dengan orang lain.
Menjadi orang yang mau memahami orang lain khususnya Irisnya itu.
Iris sangat membenci hujan. Ia selalu memasang teru-teru bozu di ranting
ranting pohon, seakan-akan berharap tidak ada hujan yang akan turun.
Kata-kata yang Iris ucapkan “ Aku keburu mati sebelum aku bunuh diri,
ya asalkan hujan gak turun”. Hingga pada waktu hari, ia menemui Irisnya itu
tertabrak mobil, dan tewas dikala hujan turun, dan itulah yang membuat Leo
menjadi benci hujan. (Halaman 4)
Leo sempat mencari tahu apakah Spiza itu reinkarnasi dari Iris, yang
menurutnya sikapnya itu mirip sekali dengan Iris. Setelah ia mencari tahu
ternyata Spiza lah yang menabrak Iris waktu itu. Dan itulah yang membuat
Spiza mencoba bunuh diri karena rasa bersalahnya sudah membunuh Iris.
Novel beralur maju mundur ini terus mengajak pembaca menikmati
ketegangan cerita nya. Hari demi hari berjalan Nya waktu membuat kehidupan
Leo yang sangat kelam di keluarga nya, dan di tambah lagi dia sering kali di
hantui oleh arwahnya iris yang tak henti-henti. Apakah Leo bisa mengatasi
semua ini dengan seorang sendiri, atau bersama gadis satu SMAN nya yang ia
temui di toilet?. Apakah spiza dengan sengaja menabrak irisnya Leo atau tidak?.
lalu apa yang di balik semua ini dengan judu novel Dan hujan pun berhenti?. Kita
dapat menemukan jawabannya dalam novel keren ini.
UNSUR INTRINSIK
A. Tema
Tema yang diceritakan dalam novel ini yaitu tentang kisah kehidupan
seorang anak laki-laki memiliki masa lalu kelam. Lelaki itu bernama Leo.
"Hidup orang yang kabur dari rumah memang tidak pernah mudah. Apalagi
yang tidak dipedulikan lagi, mau pergi atau tinggal. Seperti dirinya." Halaman 2
B. Gaya Bahasa
Gaya bahasa Antanaklasis adalah Gaya bahasa yang mengandung
pengulangan kata yang sama dengan makna yang berbeda.
"Tapi ketika gue mendekat, gue baru sadar bahwa kunang-kunang itu sedang
mengikuti seseorang. Seseorang yang gue nggak nyangka bakalan gue lihat di
mimpi gue. Seseorang yang kunang-kunang itu jajari langkahnya". Halaman 41
Gaya bahasa klimaks adalah Gaya bahasa yang mengandung urutan-urutan
pikiran yang setiap kali semakin meningkat kepentingannya dari gagasan-
gagasan sebelumnya.
"Gue udah ngelihat ratusan orang di hidup gue yang berakting menjijik-kan
seperti itu, dan gue bener bener kaget ternyata elo juga kayak gitu!". Halaman 200
Gaya bahasa Asosiasi atau Perumpaan adalah Membandingkan dua hal
yang hakikatnya lain dan sengaja dianggap sama.
"Cahaya itu kecil, bagai kunang-kunang di langit yang luas". Halaman 271
C. Alur
Alur yang digunakan dalam buku novel ini adalah alur maju mundur. Cerita
tersebut diselesaikan dengan alur maju namun dalam menyelesaikan cerita
tersebut penulis melihat (mundur) ke masa lalu.
A. Eksposisi
"Namanya Leo. Matanya seperti ember di tengah Sahara. Kering. Kosong Penuh
debu. Tapi, sangat kuat". halaman 2
B. Intrik
Masalah kecil dimulai ketika ada seorang wanita yang ingin bunuh diri yang
menggantungkan teru-teru bozu agar hujan tidak turun. Dan Leo mengingat
Irisnya yang meninggal satu tahun yang lalu akibat kecelakaan.
"Iris, bisik otaknya lirih. Hari ini genap satu tahun pergi, ya?"
"Hei! Kenapa menggantungkan itu?"
"biar hujan nggak turun".
"memangnya kenapa kalau turun?".
"Aku keburu mati sebelum aku bunuh diri". "kamu mau bunuh diri?".
"Ya, asal nggak hujan". Halaman 4
C. Komplikasi
Masalah kecil tersebut semakin kompleks semenjak ia menolong gadis yang
menggantungkan teru-teru bozu sedang bunuh diri di kamar mandi sekolahnya.
Dan tanpa rasa bersalah, Leo menolong wanita yang bernama Spiza tesebut.
“ Lo……. Jadi bunuh diri, ya?”.
"NGGAK, BARU TESTING DOANG. Ya jelaslah! Segala komponen bunuh diri
sudah ada disini. Darah, message, luka, air, ……”. Halaman 22
D. Klimaks
Leo mencari siapa sebenarnya yang menabrak Irisnya tersebut. Dan ternyata
yang menabraknya adalah wanita yang sudah dicintainya yaitu SPIZA.
“Gue udah ngeliat ratusan orang dihidup gue yang berakting menjijikkan seperti
itu, dan gue bener-bener kaget ternyata elo juga kayak gitu”.
"Apa? Gue nggak Akting, Leo! Gue nggak Akting! Iya! Emang gue sama temen-
temen gue yang nabrak,tapi gue…..”.
"buktiin ke gue kalo lo nggak sengaja!”. Halaman 200
E. Antiklimaks
Okasan Leo akhirnya meninggal setelah bunuh diri. Dan ayahnya dirawat
karena terkena luka tembak di dadanya. Akhirnya , Leo mendapatkan keluarga
yang ia dambakan seperti dulu.
“….Betapa ingin Otosan memulai semuanya lagi….! Maafkan Otosan Leo…
maafkan Otosan….,” Leo kemudian memeluk Otosannya yang kemudian diikuti
Kazi dan Cashey. Halaman 272
F. Resolusi
Akhirnya hati Leo menjadi lunak karena mendengar penjelasan Stella.
"Tahu kenapa kamu nggak mati-mati juga?”
"hah?” Stella menggeleng.
"Tuhan percaya kamu, Stel. Dia nggak seegois manusia. Dia bukan pendendam,”
ujar Leo. Halaman 295
D. Latar
Berikut ini tokoh atau Perwatakan dari novel dan Hujan pun berhenti karya
Farida Susanty.
• Leo adalah seorang yang pendendam, egois, depresi, susah di atur dan brutal
meski tampn dan kaya.
"Apa?? Jangan ganggu gue!! Jangan sok Baek! Gue tau semua orang di sekitar
gue! Munafik semua! Jadi, jangan Lo kira gue BEGO!". Halaman 35
• Spiza adalah ia gadis yang baik, depresi karena rasa bersalah dan selalu ingin
bunuh diri asal tidak hujan.
"Iya... Spiza yang nabrak Iris.... Sama teman-teman Spiza yang dulu... anak 104,
SMA Iris..."Spiza terisak. Halaman 198
• Otosan yaitu Ayahnya Leo memiliki sifat kejam, kasar terhadap keluarga sendiri,
egois, gak peduli keluarga, selingkuh.
"Da-dasar anak gila.... Liar.... Sudah jadi berandalan, sekarang jadi gila! Cuh! Dasar
anak tidak berguna!". Halaman 38
• Okasan yaitu Ibunya Leo memiliki sifat penyayang, baik, penuh kasih sayang
terhadap anaknya, perhatian sama anak nya yang tercinta.
"Okasan selalu sayang Leo.... Akan selalu sayang Leo....,". Halaman 254
F. Sudut Pandang