Anda di halaman 1dari 6

Kata yang Tak Sempat Terucap

(Oleh miftahul jannnah)

Cinta? Kata yang tak asing lagi untuk kita, mungkin sebagian orang telah
merasakannya. Sama halnya dengan Adara Fradella Ulani, seorang gadis yang memiliki
rambut hitam pekat, kulit sawo matang, dan senyum yang manis. Ia merupakan sosok gadis
periang yang sering tersenyum kepada semua orang. Saat ini ia sedang jatuh cinta kepada
seorang cowok berwajah tampan tapi sikapnya sedingin es. Aidan Syahm, nama yang tak
asing lagi di SMA Nusantara. Sikapnya yang dingin kepada orang lain terutama terhadap
perempuan hingga ia dijuliki sebagai cold boy. Tak jarang banyak perempuan yang takut
untuk mendekatinya. Berbeda halnya dengan Adara fradella ulani yang kerap disapa adara,
bukannya takut ia malah semakin gencar untuk mendekatinya.
“Aidan tunggu” panggil Adara (sambil berlari menuju Aidan)
Panggilan tersebut membuat aidan semulanya berjalan kini telah berhenti, menatap
adara dengan tatapan dinginnya..
“Gue cuma mau ngasih ini” ungkap Adara (menyodorkan bekal kepada Aidan)
Namun aidan hanya menatap bekal tersebut tanpa berminat untuk menerimanya lalu
melanjutkan langkahnya meninggalkan adara sedangkan adara masih dapat tersenyum karena
baginya hal itu sudah biasa terjadi sehingga tak memiliki dampak baginya. Ia berjalan menuju
kelasnya, dimana saat itu Aina Anindya Putri sahabat adara telah duduk dibangku menunggu
kedatangannya.
“Assalamu alaikum”
“waalaikum salam Dar lo kemana aja sih?’’
“Biasa” jawab adara
“Dar gue kasihan sama lo. Buat apa loh ngejar-ngejar dia sampe segitunya? Apa lo gak
capek? Bekal yang selalu lo kasih ke dia aja nggak pernah diterima. Buat apa loh perjuangin
orang yang tak ingin diperjuangkan, yang tak pernah menghargai perasaan orang lain.
Percuma Dar. Lo terlalu baik untu cowok seperti dia”. Jelas Anin
Perkataan sahabatnya tersebut masih terngiang di kepalanya. Apa ia menyerah saja?
Ia memantapkan hatinya dan membulatkan tekadnya. Tekad yang begitu besar dimana ia
belum menyerah, ia masih mampu berjuang. Ia pasti akan berhenti, berhenti dengan
sendirinya saat ia lelah. Namun sekarang, ia akan berjuang untuk menaklukan hati seorang
Aidan yang beku karena ia yakin Aidan akan membalas perasaaanya. Seperti sekarang saat
bel pulang telah berbunyi, ia berlari keparkiran untuk menemui Aidan.
“Ai gue nebeng yah sama lo?”ungkap adara dengan wajah puppy eyesnya.
“Gue gak mau.” Aidan berjalan meninggalkan Adara, namun adara segera menarik
pergelangan tangannya.
“Boleh ya?pliss”
“Kalau gue bilang nggk yah nggak! Kenapa sih lo nggak pernah ngerti dan terus mengganggu
hidup gue? Asal lo tau, lo seperti parasit di hidup gue. Jadi berhenti untuk sok peduli dengan
gue dan jangan pernah muncul di hadapan gue.
Langit yang semulanya biru telah berubah gelap pertanda bahwa hujan akan segera
turun namun Aidan tak peduli,ia tetap berjalan meninggalkan Adara. Lain halnya dengan
adara, sejak kalimat tersebut keluar dari mulut Aidan dengan lancarnya, ia terus menunduk
menahan air matanya agar tidak keluar. Hujan mulai turun, menetes membasahi tubuhnya
tetapi Adara sedikitpun tak beranjak. Ia mebiarkan tubuhnya basah,membiarkan air matanya
keluar bersatu dengan air hujan yang semakin deras membuat kesadarannya hilang. Kalimat
itu begitu tejam, menohok hatinya. Seakan sebilah pisau tertancap di dadanya dan
membuatnya sesak.
Keesokan harinya, seperti biasa Adara selalu memasang wajah bahagianya. Menyapa
dan tersenyum kepada setiap orang. Di koridor sekolah, Adara berpapasan dengan Aidan.
“Hai Ai, morning” sapa adara dengan begitu manisnya.
Aidan yang terus berjalan tanpa menghiraukan Adara dengan senyumannya. Kembali
lagi, tercetak wajah dengan senyum yang masam. Saat kelas bubar, semua siswa
berhamburan tersisa beberapa anak yang menunggu jemputannya. Adara agak sedikit
terlambat keluar sebab memiliki urusan diruang guru tadi. Saat keluar dari pintu gerbang,
terlihat Aidan dengan wajah kesalnya sedang mengutak atik motornya.
“Ai, belum pulang?” tanya Adara
“Motor lo rusak? Mau balik bareng aja nggak?” tawar Adara
“Lo kalo mau balik, balik aja sana. Berisik tau nggak, ngeganggu banget!” tegas Aidan
dengan wajah sinisnya. Setelah motor Aidan sudah dapat menyala, ia langsung melongos
pergi tanpa menatap Adara yang masih berdiri di sana.
Tanpa sadar, buku Aidan terjatuh di dekat sepatu Adara, Adara yang baru
menyadarinya ingin meneriaki Aidan, akan tetapi Aidan sudah terlalu jauh untuk dapat
mendengar teriakannya. Adara kemudian memungut buku Aidan dan sempat membaca judul
yang terpampang di sampul buku tersebut.
Di kelas,terlihat Aidan sedang mongotak-atik tasnya.
“yah elah, gue simpan di mana yah, atau mungkin jatuh? Pikir Aidan.
“Ai, lo cari ini?” Kata Adara sambil menyodorkan buku Aidan. Aidan kemudian berbalik dan
menatap Adara sambil mengulurkan tangannya dan mengambil bukunya.
“Thanks yah” balas Aidan, dan untuk pertama kalinya, sejak saat pertama bertemu, Aidan
tersenyum terhadap Adara.
Sejak saat itu, Adara dan Aidan mulai dekat, mereka sering mengerjakan tugas
bersama, pulang sekolah bersama, makan bersama, bercanda dan juga jalan bersama.
Tapi, di balik itu semua, tentu ada pihak yang tidak senang dengan kedekatan mereka.
Anggi puteri pratiwi, sahabat Aidan yang diam diam menyukai Aidan sejak lama. Seketika ia
membenci Adara yang belakangan ini sedang dekat dengan Aidan.
“Sok kecantikan loh yah, dasar centil. Lo suka sama Aidan? Nggak, lo nggak akan bisa sama
dia. Jauhin Aidan atau lo bakal tau akibatnya. Ngerti? “ teriak Anggi dengan kesalnya. Ia
kemudian pergi setelah mendorong Adara hingga terjatuh ke lantai.
Mulai hari itu Adara menjauhi Aidan, ia tidak ingin bertemu Aidan bahkan hanya
sekedar tersenyum padanya. Ia memutuskan komunikasinya terhadap Aidan. Tidak ada
satupun telepon, sms, line, bbm yang di jawabnya. Tentu saja Aidan heran dengan hal ini, ia
kemudian pergi menemui teman Adara. Aina.
“Gue kok nggak pernah ngeliat Adara yah, dia juga nggak pernah ngejawab telepon sms gue.
Dia kemana sih? Lagi sakit yah?”
“Dia lagi sakit Ai.” Jawab Aina
Setelah mendapat jawabannya, Aidan kemudian bersiap untuk pergi. Tapi Aina
kemudian bangkit dari tempat tidurnya.
“Ai tunggu. Gue rasa lo harus tau ini semua. Alasan kenapa Adara belakangan nyuekin lo,
ngacangin lo, itu semua karena Anggi. Anggi ngelabrak Adara, dia nggak suka ngeliat Adara
dekat sama lo. Dan ngancam Adara.
Setelah mendengar kalimat yang keluar dari mulut Aina, Aidan langsung
meninggalkan rumah Aina dan segera ke rumah Anggi.
“gila lo yah, lo tuh sahabat gue, lo harusnya ikut bahagia atas ini semua, tapi apa yang lo
lakuin? Lo ngancurin semuanya. Gue benci sama lo Anggi, gue nggak mau ngenal lo lagi!”
teriak Aidan dengan wajah frustasi bercampur sedihnya.
Setelah ia merasa cukup tenang, Aidan kemudian mengirim pesan ke Adara

“KITA BOLEH KEHILANGAN APAPUN, TAPI TIDAK BOLEH KEHILANGAN


HARAPAN”
Adara yang membaca pesan tersebut tersenyum.
“astaga Dar, lo dari mana aja? Gue kangen banget sama lo. “ kata Aina sambil memeluk
sahabat nya.
“hahah, gua tau kok”
Saat memasuki ruang kelas dengan wajah yang sangat lesu dan tidak teraturnya itu,
Aidan kemudian duduk di kursinya.
“Ai, Adara udah masuk sekolah”
Sebelum menyelesaikan kalimatnya, Aidan bergegas meninggalkan ruang kelas dan
mencari Adara ke setiap koridor sekolah
“Liat Adara kagak?”
“Nggak”
Aidan terus bertanya dengan setiap orang yang di laluinya
“Eh, liat Adara kagak?”
“Oh iya, dia tadi jalan ke parkiran.
Di depan gerbang, terlihat Adara turun dari mobil sambil memegang beberapa buku.
Aidan yang melihatnya sontak memanggil Adara dengan ekspresi yang sangat bahagia.
“ADARAAAA!!”
Adara yang berbalik melihat ke arah Aidan tersenyum sambil melangkahkan kaki
menyeberangi jalan.Tiba-tiba.. bruuukkk!! Adara seketika terpental dan terbaring di atas
aspal. Orang-orang kemudian berlarian untuk melihatnya, terkecuali Aidan. Ia hanya diam di
tempatnya, terpaku dan menatap Adara yang terbaring berlumuran darah. Adara dilarikan ke
rumah sakit yang ditemani oleh sahabatnya. Dengan bibir yang pucat serta kesadaran yang
mulai menghilang, ia menitipkan sebuah diarynya untuk aidan kepada sahabatnya. Tak lama
kemudian ia sampai keremuh sakit, namun terlambat adara sudah tak bernyawa lagi.
Suasana pemakaman dipenuhi oleh isak tangis tetapi tidak dengan aidan. Aidan tak
menangis bukan berarti ia tak sedih, ia terlalu sakit untuk kehilangan sosok Adara di
hidupnya sampai rasanya menangispun tak bisa. Satu persatu orang meninggalkan makam,
hingga hanya tersisa Aidan dan Aina.
“aidan”
Panggilan tersebut membuatnya mendongak, menatap aina.
“Gue cuma mau ngasih ini” sambil menyodorkan sebuah diary
“Adara nitipin ini buat loh saat di perjalan kerumah sakit”
“Thanks yah”
“Oke kalau gitu gue balik duluan”
Sepeninggal Aina , Aidan pun juga bergegas pulang menuju rumahnya. Setibanya
dirumah ia mengambil diary yang tadi diberikan aina. Peninggalan dari orang tersayang,
Adara. Dengan tangan gemetar , Aidan membuka diarytersebut

Senin, 05-04-2017
Hello aku Adara. Aku mau bilang aku lagi jatuh cinta sama sesorang. Namanya
Aidan, wajahnya hampir terbilang sempurna selain itu dia orangnya dingin dan gak mau
berurusan sama perempuan. Bahkan banyak perempuan yang takut mendekatinya, tapi tidak
dengan aku. Sikap dingin itulah yang buat aku penasaran sama dia dan akhirnya jatuh cinta
sama dia.
Rabu,07-04-2017
Hari ini aku buatin bekal untuk dia, tapi dia gak pernah mau terima. Dia hanya menatap
uluran tanganku dengan tatapan datarnya tapi aku gak boleh nyerah karena aku yakin suatu
saat nanti dia akan menerima ini dan membalas perasaanku.

Sabtu,10-04-2017
Tadi siang setelah pulang sekolah, aku menemui aidan di parkiran untuk meminta
tumpangan. Aku memintanya dengan baik-baik, tapi apa kalian tahu dia malah membuat
dadaku sesak bagai tertancap pisau hanya dengan kata-katanya, hingga menangispun
rasanya aku tak mampu. Dia mengatakan kalau aku itu Cuma parasit di hidup dia, dia juga
mengatakan kalau dia gak mau lagi ngelihat aku di depan dia.

Lembar demi lembar ia baca, hingga tak terasa kalau ia telah berada di halaman terakhir. Di
halaman terakhir tersebut terdapat sepucuk surat.

Dear aidan
Hai ai nya adara. Apa kabar? Pastinya baik- baik aja kan?
Gak tau kenapa, aku tiba-tiba nulis ini tapi perasaanku nggk enak.
Disini aku Cuma mau ngingetin kamu agar jangan telat makan, tidur yang teratur dan tetap
tersenyum karena aku suka senyum kamu. Jangan terlalu dingin yah.
Karena saat kamu baca ini, mungkin aku udah gak sama kamu lagi. Kita sudah beda dunia.
Tapi tenang aja aku slalu ada di samping kamu.
Aku mau minta maaf kalau selama ini aku ngerepotin kamu, ganggu hidup kamu, dan jadi
parasit untukmu. Aku gak bermaksud seperti itu dan asal kamu tau, dengan cara itulah aku
menunjukan rasa sayang yang aku punya untuk kamu.
Aku juga mau ngucapin terimah kasih. Terimah kasih sebanyak-banyaknya. Terimah kasih
untuk waktunya beberapa hari ini. Terimah kasih karena kamu udah baik sama aku, gak
dingin lagi, dan terimah kasih karena udah balas perasaanku, atsa cinta dan perhatian yang
kau beri. Percayalah, aku mengagumimu dan teramat mencintaimu. Aku mantimu di sini,
surga.
Love
-Adara -
Aidan tak mampu lagi menahan air matanya, ia menangis seiring ditutupnya surat tersebut .
Ia belum sempat mengatakan kepada Adara kalau dia juga mencintainya hingga membuatnya
semakin sesak.Rasanya aidan tak mampu lagi untuk bertahan hidup, ia ingin pergi, pergi
menyusul Adara. Adara adalah hidupnya. Adara seperti oksigen bagi aidan. Tanpa oksigen ,
aidan tak dapat bertahan hidup. Tanpa adara hidup aidan seakan mati dan tak berwarna lagi.
Hidup aidan kembali ke sediakala saat ia belum menjatuhkan hatinya untuk adara. Dingin tak
tersentuh.

Anda mungkin juga menyukai