Anda di halaman 1dari 3

Happy Reading😁😁

Salam Sayang dari Babang Allando untuk kalian semua.. Hehehe😘

Brakk!! 

“Anin!!  Elo nggak ap-“ ucapan Diana langsung terhenti melihat pemandangan di depannya. “Ck,
ganggu aja. Padahal tinggal dikit lagi” gumam Allando yang jengkel karena kegiatanya diganggu oleh
sahabat gadisnya. Anindya yang kaget segera mendorong tubuh Allando, dan berhasil. “Di,  i.. ini
nggak seperti yang lo bayangin! “ ucap Anindya dengan raut wajah cemas, ya dia takut sahabatnya
itu berpikiran yang tidak-tidak. Sedangkan Diana masih bergeming dengan tubuh membeku karena
terlalu syok dengan apa yang dia lihat tadi. Mendengar ucapan gadisnya Allando hanya mendengus
kemudian sebagai gantinya dia mencium kening Anindya, membuat gadis itu melotot. Allando hanya
terkekeh dan melenggang pergi dengan santainya, seakan tidak melakukan kesalahan apapun. Diana
yang melihat pemandangan langka itu sekali lagi hanya bisa terkejut. “Oh my god!!!!  Aninn!!  I.. Itu
bukan mimpi kan? “ teriak Diana setelah sadar dari keterkejutannya. “Hah? “ Anindya hanya bisa
memandang sahabatnya itu dengan wajah cengo. Dia Kira sahabatnya itu akan langsung
menginterogasinya tapi malah terlihat... Senang??

“Ohh ya Tuhann Anin, lo beruntung banget tau nggak, pokoknya gue orang pertama yang bakal
dukung hubungan lo sama Si most wanted.. “ ucap Diana dengan mata berbinar-binar memandang
sahabatnya “ Lo apaan sih Di, gue nggak ada hubungan apapun sama Allando”jawabnya dengan
wajah jengkel.

“Ini nih, gara-gara efek kelamaan jomblo. Mata lo kayaknya udah katarak Nin, lo nggak bisa lihat
betapa tampan dan mempesonanya Si most wanted?  Semua cewek bakal ngelakuin apa aja demi
deketin dia. Dan sekarang, lo malah dapat ciuman di kening tanpa berjuang apa-apa. Dan bahkan 
tadi Si most wanted  hampir cium bibir lo, ahh nyesel gue masuk tadi seandainya enggak lo pasti
udah dicium ama Si most wanted dan bla.. bla.. bla.. “ ocehan Diana tidak terlalu di dengarkan oleh
Anindya karena kepalanya masih agak pusing. “Ohh,, Myy.. Jangan bilang kalau kejadian waktu di
kantin ada hubungan nya sama kedekatan lo dengan si most wanted?? “ teriakannya nyaring Diana
membuat Anindya hanya bisa meringis. “Udah gue tegasin ama lo kalau gue nggak pernah dekat
sama Allando, dianya aja kemarin yang ngebuat siswa siswi salah paham. Kalau gue sih, nggak ada
niat sama sekali buat deketin apalagi ngegoda Allando” ucap Anindya dengan menggebu-gebu, lalu
mengalirlah juga cerita pertama Kali dia bertemu Allando.Setelah selesai bercerita napas Anindya
tersengal-sengal akibat marah dan jengkel.  Mendengar cerita dari mulut Anindya.  Diana pun
terlihat berfikir, “Hmm, berarti kesimpulannya lo nggak suka sama si most wanted. Malah si Allando
yang kayaknya cinta pada pandangan pertama sama lo, Bener nggak? “ Tanya Diana kepada
sahabatnya itu

“Y,, ya enggak bisa di sebut cinta juga kali. Palingan sekedar suka dan.. Lama-lama dia juga bosen
suka sama gue maybe” ujar Anindya sembari mengangkat bahunya dan memalingkan wajahnya yang
terlihat sedikit memerah akibat kata “cinta pandangan pertama” yang diucapkan Diana.

Diana hanya mengerutkan kening dan kenudian mengangguk”Iya juga sih, mungkin dia Cuma
sekedar suka sama lo. Tapi kok gue ngerasa kalau Allando udah ada rasa cinta sama lo Nin? “

“Ck, gak usah sok kaya peramal lo Di.. Hahahaha” Anindya tertawa canggung tapi otaknya mencerna
perkataan Diana

“Yaelah nih anak, dibilangin masih aja ngeles. But, kalo emang bener asumsi gue tadi.. Berarti lo siap-
siap aja Nin.” Terlihat raut wajah Diana yang serius saat mengucapkan kalimat itu. Anindya hanya
memasang wajah penasaran menunggu lanjutan kalimat Sahabatnya.

“Lo harus siap-siap ngelihat sikap possessive dan protektif nya Allando! “ lanjut Diana penuh
penekanan. Dan Anindya hanya bisa bungkam

Jam sudah menunjukkan pukul 12 tapi mata bulat itu seakan tidak mau terpejam. Padahal kepalanya
terasa sakit karena sepulang sekolah tidak beristirahat. Percakapannya siang tadi dengan Diana
benar-benar membuat dia gelisah. Anindya bingung, sebenarnya apa yang membuatnya begitu
gelisah?  Apakah karena asumsi Diana kalau Allando mencintai nya?  Atau karena perkataan dokter
Sari ketika memberitahukan tentang kondisinya?

Flashback

Ketika Diana keluar dari ruang uks meninggalkannya sendiri karena sudah bel, tiba-tiba dokter Sari
masuk, “Bagaimana kepalamu Anindya?  Apa masih terasa sakit sekali? “ Tanya dokter Sari. Anindya
pun tersenyum “Alhamdulillah sudah agak baikkan bu, tapi masih belum bisa berjalan soalnya tubuh
saya terasa lemas”

“Baguslah kalau sudah mendingan, dan masalah tubuh mu yang lemas saya rasa itu sebentar lagi
akan sembuh, saran saya sebaiknya beberapa hari kedepan jangan masuk sekolah dulu. Istirahat lah
sampai benar-benar sembuh” ucap dokter Sari sambil tersenyum “Kamu sangat beruntung memiliki
kekasih yang sangat mengkhawatrikanmu” lanjut dokter Sari.

“Hah?  Ma-maksud dokter apa? “ ujar Anindya dengan wajah kebingungan

“Loh bukannya yang menggendong kamu tadi adalah pacar mu? “ dokter Sari mengernyit heran

“Memangnya siapa orang ya dok? “ Tanya Anindya dengan penasaran

“Allando, tadi dia yang gendong kamu. Dan dia juga yang bilang kalau kamu pacarnya” tutur dokter
Sari

Degh!  Anindya tercekat mendengar jawaban dari dokter.


“Baiklah kalau begitu saya permisi dulu Anindya, karena ada beberapa hal yang harus saya kerjakan”
ucap dokter Sari, kemudian berlalu keluar.

Meninggalkan Anindya yang masih membeku.

Flashback off

Semakin berpikir, semakin sakit kepalanya, Anindya segera meneguk obat yang diberikan oleh David.
Sebenarnya obat itu dibeli oleh Allando, tapi karena Allando nya sibuk jadi sahabat David yang
memberikan kepadanya. Dengan terpaksa Anindya menerima obat pemberian Allando, karena tidak
tega melihat tampang memelas David.

Tidak lama setelah meneguk obat Anindya merasa lebih baikkan, kelopak matanya pun terasa
memberat.

Ketika gadis mungil itu benar-benar terlelap, terlihat hp nya bergetar menandakan ada chat masuk.

Mata bulat itu mengerjap dan perlahan terbuka, terdengar suara adzan subuh berkumandang. Dia
pun segera bangkit,  kemudian masuk ke kamar mandi. Hampir 20 menit Anindya keluar dengan
wajah fresh karena sehabis mandi dan wudhu. Setelah selesai melaksanakan sholat subuh, Anindya
memeriksa kembali jadwal pelajarannya dan mengingat-ngingat apakah ada tugas sekolah yang
belum dikerjakannya. Setelah memastikan semuanya, Anindya segera bersiap-siap memakai baju
seragam kemudian sedikit dandan. Dan semuanya sudah siap, gadis itu tersenyum melihat
tampilannya di depan cermin, meskipun wajahnya masih agak pucat  tapi itu tidak melunturkan
niatnya untuk sekolah hari ini.

Anda mungkin juga menyukai