Anda di halaman 1dari 5

Seorang gadis terlihat sedang memoles bedak tabur ke wajahnya yang mulus dan sedikit tambahan

lipbalm pada bibir mungilnya. Setelah selesai, gadis tersebut menyisir rambut kemudian mencepol
rapi rambutnya. Sehingga penampilanya terlihat imut dan cantik.

Tok.. Tok.. Tok..

Terdengar ketukan di pintu kamar membuat gadis itu mengalihkan perhatiannya dari cermin.
“Anindya, kamu sudah siap nak?”

“Iya ma, Anindya udah siap. Sebentar lagi Anindya turun” ujar gadis tersebut.

“Baguslah,  kalau begitu mama tunggu di ruang makan ya Sayang” kata mama Indah.

Ya, gadis imut itu adalah Anindya, dan mamanya bernama Indah.

“Oke ma”jawab Anindya,  tidak lama terdengar suara orang menuruni  tangga.

“Selamat pagi ma” sapa Anindya sembari mencium kedua pipi mamanya.

Mama Indah pun tersenyum melihat anak satu-satunya itu”Pagi juga Sayang” jawab sang mama.
Anindya mengerutkan keningnya ketika hanya ada mereka berdua di meja makan

“Hmm.. Ma, papa mana?  Kok nggak kelihatan?”

Mendengar Pertanyaan dari Putri kesayangannya itu,mama Indah tercekat. Dia tau cepat atau
lambat Anindya pasti akan mengetahui kebenarannya

“Sayang, papa tadi malam ke Newyork karena ada sedikit masalah di perusahaannya” jawab mama
Indah gelagapan.

“Ohh gitu ya ma, emang berapa lama papa disana ma?” Tanya Anindya yang sedikit curiga melihat
tingkah mamanya itu.

“Ehmm, papa kamu nggak akan lama kok sayang. Kamu tenang aja,  oh ya ini udah hampir jam
setengah 8 loh. Mending kamu cepetan sarapan biar tidak telambat”

Kecurigaan Anindya semakin besar tapi dia tidak ingin bertanya lagi kepada mamanya. Biar dia yang
mencari tau sendiri. Setelah selesai sarapan Anindya pun memasukkan bekal dan air mineral ke
dalam tasnya.  

“Hmm.. “ dehem Anindya “Ma, Anindya berangkat dulu ya” ujar Anindya sembari mencium
punggung tangan mamanya.

Mama Indah pun mengelus rambut putri nya itu “Iya Sayang hati-hati di jalan ya, belajar yang rajin
biar pintar” ucap sang mama.

Sambil menaiki sepedanya Anindya menoleh”Iya mama ku sayang, hehehe.. Assalamu’alaikum ma” 

“Wa’alaikum salam Sayang” kata mama Indah sambil melambaikan tangannya.

Anindya dengan semangat mengayuh pedal sepedanya keluar dari gerbang. Kurang lebih dua puluh
menit, Anindya sampai di sekolah. Setelah meletakkan sepedanya di parkiran, Anindya langsung
berjalan menuju kelas. Saat melewati lapangan futsal, Anindya teringat percakapannya dengan sang
mama. Dia curiga kalau ada sesuatu yang disembunyikan mama darinya. Anindya terus melamun
sampai tidak mendengar suara teriakan orang-orang.
Dugh..!!   Bola futsal menghantam kepala Anindya dengan cukup keras. Tubuhnya terhuyung dan
akhirnya ambruk ke tanah.

“Aninnn!!!! “ Teriak Diana sambil berlari menuju sahabatnya yang pingsan itu.

“Aninn, sadar nin! “ kata Diana sembari mengangkat kepala Anindya ke pangkuannya.

Semua orang datang mengerumbungi Anindya, disaat itulah suara teriakan terdengar. Membuat
semua orang terkejut, dan yang lebih mengejutkan lagi adalah....

“Minggir!!” Teriak Allando, melihat semua orang hanya menatapnya dengan cengo. Maka Allando
pun dengan segera berlari melewati kerumunan dan dengan perlahan mengangkat Anindya ala
bridal style, meninggalkan Diana dan semua orang yang ada disana menatapnya terkejut.

Pagi ini entah mengapa Allando bersemangat berangkat ke sekolah. Setelah menghabiskan
sarapannya Allando keluar menuju garasi memilih mobil yang akan dibawanya ke sekolah. Pilihannya
jatuh pada mobil ferrari warna putih. Setelah itu,  Allando melaju dengan mobilnya keluar dari
gerbang mansion dan berangkat ke sekolah.

Sesampainya di sekolah, sudah ada kedua sahabatnya yang juga baru datang. Allando keluar dari
mobilnya, berjalan menghampiri Hansel dan David dengan wajahnya yang datar.

“Wow,, bro?!!  Gue kira Cuma kemaren aja loe datang ke sekolah kagak terlambat” sapa David ketika
Allando sudah di depan mereka.

Hansel pun juga heran dengan tingkah sahabatnya itu “Iya Land, loe kayak berubah sekarang” ujar
Hansel.

Allando yang mendengar celetukkan kedua sahabatnya itu hanya menaikkan sebelah alisnya sambil
berkata “Gue males kena hukum”

Hansel dan David berpandangan. Sejak kepan si Badboy males kena hukum?  Biasanya malah
seneng,  kata kedua sahabatnya dalam hati.

Tanpa menghiraukan kedua sahabatnya yang masih kebingungan itu, Allando berjalan dengan santai
menuju kelasnya. Tapi sesuatu mengalihkan perhatiannya, ketika bola futsal meluncur dengan cepat
dan betapa terkejutnya Allando melihat bola futsal itu menuju kearah seorang gadis yang sedang
melamun. Tubuh Allando seakan kaku melihat bagaimana bola futsal menghantam cukup keras
kepala gadis yang dari semalam menghantui pikirannya.

“Aninnn!!!!” teriak seorang siswi. Seakan tersadar dari keterjutannya, Allando segera berlari dengan
panik mendekati kerumunan dan berteriak “Minggir!! “ teriak Allando, berharap kerumunan itu
memberinya jalan. Tapi melihat mereka yang hanya terkejut dan menunjukkan wajah cengo
membuat Allando geram. Tanpa berpikir panjang Allando segera membelah kerumunan dan
mengangkat gadis yang sedang pingsan itu ala bridal style. Tidak memperdulikan mereka yang
semakin terkejut. Ketika Allando melewati kedua sahabatnya, Hansel dan David memandang Allando
dengan pandangan bertanya. Sepertinya kedua sahabatnya itu nanti akan memborbardirnya dengan
banyak pertanyaan, tapi bukan itu masalah nya saat ini. Masalah sebenarnya adalah gadis mungil
yang ada di gendongannya ini, dengan secepatnya kaki Allando melangkah menuju ruang uks.

“Tolongg!! “ kata Allando ketika memasuki uks, dokter Sari yang sedang menyusun obat pun
terkejut.
“Dokter tolong pacar saya dok! “ kata Allando dengan panik. Melihat hal itu dokter Sari pun bergegas
mengambil perlatannya.

“Allando, keluarlah dulu. Saya akan memeriksanya sekarang”

Mendengar hal itu Allando pun hanya bisa menurut “Baiklah dok”. Setelah Allando keluar dari uks
dokter Sari mulai memeriksa gadis yang dia tau bernama Anindya.

Terlihat seorang remaja tengah mondar mandir di depan ruang uks. Wajah tampannya terlihat
khawatir. Tidak lama, pintu uks terbuka menampilkan seorang dokter.

Melihat itu Allando segera bertanya dengan wajah cemasnya kepada dokter Sari “Gimana keadaan
pacar saya dok? “

“Alhamdulillah keadaanya baik-baik saja, tapi saya sarankan untuk tidak sekolah dulu beberapa hari
karena benturan di kepalanya cukup keras jadi tidak diperbolehkan terlalu banyak berfikir agar
segera membaik” tutur dokter Sari “Dan ini obat yang harus kamu tebus di apotek, karena di uks
obat ini habis” lanjutnya.

Mendengar penjelasan dari dokter Sari membuat Allando menghela napas lega “Baiklah dok, terima
kasih”.  Dokter Sari hanya mengangguk kemudian berlalu pergi.

Dengan perlahan Allando membuka ruang uks. Dan disanalah gadisnya  terbaring di atas brankar
dengan wajah pucat. Perlahan kaki Allando mendekati brankar, setelah duduk di sebelah brankar dia
mengambil tangan Anindya dan menggenggam nya erat seakan takut kehilangan.  Allando bingung
pada dirinya sendiri, dia tidak pernah merasakan hal seperti ini, kecuali dulu ketika dia bersama Dia.
Allando kembali merasakan detak jantungnya berdebar keras, sama seperti dia pertama kali
bertemu gadisnya, Anindya nya..

Flashback

Seperti biasa, ketika pulang sekolah Allando tidak langsung pulang ke mansion. Karena menurutnya
terlalu sepi, kedua orang tuanya selalu sibuk bekerja sehingga dia tidak diperhatikan seperti dulu
sewaktu ia masih anak-anak. Memikirkan hal itu membuat mood Allando buruk, kemudian entah
mengapa dia malah  memacu mobilnya ke sebuah kafe rekomendasi dari sahabat konyolnya si David.

Mobil mewah itu berhenti di depan kafe yang bertulisan “Galaxy”. Allando memperhatikan kafe itu
dari dalam mobil “Hmm.. Not bad” gumam nya. Tidak lama setelah itu dia turun dari mobil,Allando
berjalan santai memasuki kafe dengan wajah datar. Seakan ada magnet semua orang menoleh
melihat Allando, para wanita pelanggan kafe terpesona dengan ketampanannya tidak terkecuali
para pelayan wanita  yang mengedipkan mata genit ketika Allando melewati mereka. Tapi Allando
tidak mengacuhkan mereka, ya dia sudah terbiasa dengan pandangan kagum dan genit dari kaum
hawa. Mata elang Allando tertuju pada meja yang masih kosong, kemudian berjalan kesana.

Brak!

Allando merasakan bajunya basah dan dingin, ketika dia menunduk ternyata baju seragamnya
terkena tumpahan jus. Seketika wajah Allando menggelap karena dia paling tidak suka dengan yang
namanya kotor meskipun hanya tumpahan jus. Ketika Allando mengangkat sedikit wajahnya untuk
memandang si pelaku, semua kosa kata yang ingin dikeluarkannya untuk memarahi orang yang
sudah menumpahkan jus seketika hilang. Mata bulat itu,, begitu bening dengan manik mata
berwarna coklat terang yang hampir seperti warna keemasan itu menghipnotisnya. Belum lagi bibir
mungil merah muda yang terus mengucapkan kata maaf, dan tangan mungilnya yang mengusap
noda jus pada seragam yang tepat di dada sebelah kiri membuat jantung Allando berdegup dengan
kencang.

“Sorry, sorryy gue benar-benar nggak sengaja. Tadi kaki gue terpeleset dan jusnya tumpah di baju
seragam elo. Gue benar-benar minta maaff sama loe” ucap gadis mungil itu sambil terus mengelap
baju yang terkena noda, berharap nodanya akan tersamarkan. Sedangkan Allando tanpa sadar
memegang tangan mungil yang ada di depan dadanya. Membuat si gadis mungil mendongak,
seketika itulah Allando semakin terpesona dengan wajah imut nan cantik milik si gadis.  Kemudian
pandangan Allando turun ke name tag yang ada di baju seragam gadis itu”Anindya Rasyana Putri”. 
Allando tersenyum miring, lalu mencondongkan tubuhnya mendekati telinga gadis yang bernama
Anindya “You always be mine sweety”, bisikan lirih Allando membuat Anindya membeku. Tapi disaat
Allando meniup lehernya dengan perlahan, membuat Anindya sadar. Kemudian segera mendorong
Allando menjauh, “Eh lo apa-apaan sih, gue tau kalau gue salah. Tapi nggak gini juga lo perlakuin
gue. Dan apa tadi?  Lo bilang gue milik lo?  Sorry ya gue bukan milik siapa-siapa termasuk elo” tunjuk
Anindya dengan marah. Dan segera pergi meninggalkan Allando yang terkekeh, melihat wajah
marah Anindya membuat wajah gadis itu semakin cantik dan,, imut..  

Enghh.. Terdengar suara erangan dari gadisnya yang membuat lamunan Allando tentang pertemuan
pertama mereka buyar. Terlihat mata bulat itu mengerjap, kemudian terbuka sepenuhnya. “Hai,
sweety” ucap Allando sambil mengedipkan sebelah matanya. Mata bulat itu melotot yang terlihat
imut di mata Allando, ia tidak bisa menahan kekehannya “Kenapa sweety?  Kamu terkejut ya melihat
ku? “ tanya Allando dengan menaikkan sebelah alisnya tidak lupa seringai menggoda bermain di
wajah tampan remaja itu. “Elo!, ngapain lo disini? “ tunjuk Anindya dengan marah

“Stt, jangan marah-marah ntar kalau aku khilaf gimana? Trus emang kenapa kalau aku disini? Aku
hanya menjaga milikku” ujar Allando

“Dan,, jangan pakai lo gue sama aku, aku nggak suka. Mulai saat ini kamu harus terbiasa memanggil
dengan panggilan aku kamu.. Dan satu lagi Sweety, aku nggak suka penolakan! “ ucap Allando
dengan tegas. Mendengar hal itu membuat Anindya mendelik tajam, “Dasarr mesum, awas aja kalau
lo macam-macam sama gue. Dan ya, elo emang nggak seharusnya disini karena kita tidak ada
hubungan apapun. Satu lagi, gue bukan milik lo, hal itu udah gue tegasin sewaktu kita pertama kali
bertemu dan, Selamanya. Gue. Bukan. Milik. Elo.” Tekan Anindya di akhir kalimat nya “Trus, emang
kenapa gue panggil elo dengan panggilan lo gue?  Terserah gue lah mau manggil kek gimana! “  ucap
Anindya keras kepala

Mendengar ucapan Anindya membuat Allando tersenyum miring, “Oke Sweety, sepertinya kamu
harus dihukum agar lebih menurut” sambil melangkah Allando mendekati Anindya kemudian
mengurung gadis itu dengan kedua tangan kekarnya. “Kamu bener-bener nakal Sweety. Dan
membuat ku selalu ingin melakukan satu hal.. “ bisik Allando di telinga gadisnya itu

“L.. Lo mau ngapain? “ wajah Anindya memucat ketika melihat kilat mata Allando, wajah Allando
semakin dekat dan..
Brakk!!

Anda mungkin juga menyukai