Anda di halaman 1dari 72

ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN

TUNAI DALAM MENINGKATKAN PENGENDALIAN INTERN


PADA PT. PANCA PUTRI RAHMA

PROPOSAL PENELITIAN

OLEH
NURFADILAH TAHULENDING
NIM: 176602114

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI ENAM-ENAM KENDARI
2021
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING

Proposal oleh : Nurfadilah Tahulending ini telah diperiksa dan disetujui untuk

diseminarkan

Kendari, 2021

Pembimbing I,

Dr.H. Andi Basru Wawo,S.E.,M.Si.,Ak.,CA


NIDN : 0023015701

Kendari , 2021

Pembimbing II,

Rahmatia,S.E.,M.M
NIDN : 0910088901

ii
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL...............................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING...................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
DAFTAR TABEL.................................................................................................iv
DAFTAR SKEMAv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang1
1.2 Rumusan Masalah7
1.3 Tujuan Penelitian8
1.4 Manfaat Penelitian8
1.5 Ruang Lingkup Penelitian9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Terdahulu10
2.2 Konsep Keuangan14
2.3 Sistem Informasi Akuntansi18
2.3.1 Pengertian Sistem18
2.3.2 Pengertian Informasi18
2.3.3 Pengertian Sistem Informasi20
2.3.4 Pengertian Akuntansi21
2.3.5 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi22
2.3.6 Lingkup Sistem Informasi Akuntansi24
2.3.7 Unsur-unsur Sistem Informasi Akuntansi25
2.3.8 Tiga Tujuan Dasar Informasi Dalam Mendukung SIA29
2.4 Konsep Penjualan Tunai30
2.4.1 Pengertian Penjualan30
2.4.2 Pengertian Penjualan Tunai31
2.4.3 Metode Penjualan Tunai32
2.4.4 Fungsi-Fungsi yang Terkait Dalam Penjualan Tunai37
2.4.5 Proses-Proses Penjualan Tunai40
2.4.6 Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Tunai45
2.5 Pengendalian Intern45
2.5.1 Pengertian Pengendalian Intern45
2.5.2 Unsur-Unsur dalam Pengendalian Internal52
2.6 Kerangka Pemikiran53

BAB III METODE PENELITIAN


3.1 Lokasi dan Objek Penelitian56
3.2 Jenis Penelitian56
3.3 Informan Penelitian59
3.4 Teknik Pengumpulan Data59
3.5 Instrumen Penelitian60
3.6 Teknik Analisis Data61
3.7 Definisi Operasional Variabel62
DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Pangkalan Baru pada Tahun 20204

Tabel 1.2 Total penjualan produk LPG Tahun 20204

DAFTAR SKEMA
2.1 Kerangka Pemikiran55
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada dasarnya perusahaan sangatlah membutuhkan sistem informasi akuntansi

yang baik, yang penyajiannya disesuaikan dengan kebutuhan manajemen dan

berbagai pihak yang memerlukan berupa informasi. Secara umum dapat diketahui

bahwa suatu informasi yang objektif akan mendukung adanya efisiensi dan

efektivitas. Sistem informasi akuntansi hendaknya selalu dilaksanakan dengan satu

tujuan tertentu, yaitu informasi yang tepat dan akurat serta handal. Sistem informasi

akuntansi diantaranya merupakan sebagai suatu komponen organisasi yang

mengumpulkan, mengklasifikasikan, mengolah, menganalisa dan

mengkomunikasikan informasi finansial dan pengambilan keputusan yang relevan

bagi pihak luar perusahaan dan pihak eksternal.

Kegiatan ekonomi adalah salah satu kegiatan yang berperan penting dalam

suatu negara.Perusahaan sebagai pelaku ekonomi saling bersaing seiring dengan

perkembangan perekonomian global. Hal ini menuntut perusahaan untuk dapat

bertahan baik didalam negeri maupun luar negeri. Agar mencapai hal tersebut

perusahaan dituntut untuk memiliki kinerja yang sangat baik.

Perusahaan sebagai pelaku ekonomi harus dapat berusaha untuk dapat

memaksimalkan segala potensi yang ada dalam mencapai tujuan perusahaan yaitu

meningkatnya tingkat penjualan yang pada akhirnya akan memperoleh laba yang

maksimal. Untuk mencapai tujuan perusahaan diperlukan sebuah sistem akuntansi


dengan pengendalian yang baik. Sistem akuntansi dengan pengendalian yang baik

akan menghasilkan informasi yang andal dan dapat dipercaya.

Sistem akuntansi selalu terlibat dalam setiap kegiatan perusahaan, baik

perusahaan kecil maupun perusahaan besar. Kebutuhan akan sistem akuntansi sangat

dirasakan oleh perusahaan besar, hal ini dikarenakan banyaknya transaksi yang begitu

kompleks dan tidak mungkin untuk dapat mengingatnya. Dengan begitu dibuatlah

sebuah sistem untuk lebih membantu. Hal ini juga dapat mempermudah para manajer

untuk mengawasi dan mengetahui apakah prosedur yang seharusnya terlaksana telah

berjalan sesuai dengan harapan manajer tanpa harus melakukan pengawasan secara

langsung.

Sering kita jumpai ketidaksesuaian penerapan sistem akuntansi dalam

prakteknya sehingga terjadi kecurangan-kecurangan (fraud) dalam perusahaan

tersebut. Dengan adanya sistem akuntansi yang baik dalam perusahaan dapat

menghindarkan perusahaan dari keinginan pihak tertentu untuk melakukan

penyelewengan, penipuan serta pemborosan terhadap harta kekayaan perusahaan dan

meminimalkan penyalahgunaan prosedur yang telah ditentukan.

Penjualan adalah kegiatan utama dari perusahaan baik perusahaan industri,

perusahaan dagang maupun perusahaan jasa yang bertujuan untuk mencari

keuntungan. Rentannya kecurangan dalam penjualan tunai yang disebabkan transaksi

tersebut berhubungan langsung dengan kas, kas merupakan aset paling likuid dan

sangat mudah terjadinya kecurangan. Oleh karena itu dibutuhkan sistem akuntansi
penjualan tunai yang baik agar dapat menghasilkan informasi yang andal dan dapat

dipercaya oleh pihak-pihak berkepentingan.

Derasnya arus globalisasi menyebabkan pengaruh lingkungan usaha di tempat

perusahaan beroperasi menjadi semakin luas dan kompleks, segala jenis perubahan

yang berkembang di Indonesia akan lebih menghadapi banyak tantangan dari

perusahaan sejenis yang bermunculan baik yang berasal dari dalam negeri maupun

dari luar negeri. Hal ini mengakibatkan persaingan yang semakin ketat dan tajam.

Seiring perkembangan teknologi saat ini, penggunaan komputer dalam sistem

informasi akuntansi merupakan keharusan untuk memperlancar aktivitas-aktivitas

dalam perusahaan agar pelaksanaan dapat lebih cepat, akurat dan efisien. Walaupun

komputer memerlukan investasi yang lebih besar daripada manusia, namun kecepatan

prosesnya memungkinkan untuk dapat menekan biaya yang timbul.

PT. Panca Putri Rahma merupakan Agen elpiji 3 Kg atau LPG PSO merupakan

jaringan distribusi Pertamina yang melaksanakan kegiatan pemasaran LPG bersubsidi

(elpiji 3 Kg) kepada masyarakat, dengan jumlah tertentu. Pemasarannya ditetapkan

berdasarkan kuota yang diberikan Pemerintah. Program konversi minyak tanah ke

LPG yang mulai diluncurkan pemerintah pada tahun 2007, menjadikan LPG menjadi

lebih dekat dan semakin dikenal oleh masyarakat sehingga sangat berpengaruh

kepada tingkat penjualan LPG di PT. Panca Putri Rahma, tetapi dalam

pelaksanaannya sering ditemukan berbagai kendala dalam penjualan tunai produk

LPG tersebut khususnya LPG tiga kilo yang merupakan produk subsidi dari

pemerintah yang harus dibatasi pemakaiannya..


Tabel 1.1 Pangkalan Baru Tahun 2020

No Bulan Jumlah
1 Januari 135 Pangkalan
2 Februari 145 Pangkalan
3 Maret 148 Pangkalan
4 Mei 150 Pangkalan
Sumber: PT. Panca Putri Rahma
Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa pada Agen Gas PT. Panca
putri rahma terdapat total pangkalan Gas LPG yang baru dibuka pada bulan juli
sampai dengan bulan mei sebanyak 15 pangkalan, yaitu pada bulan januari ke
februari sebanyak 10 (sepuluh) pangkalan, bulan februari ke maret sebanyak 3 (tiga)
pangkalan dan maret ke Mei sebanyak 2 pangkalan Gas LPG.
PT. Panca Putri Rahma mencatat total penyaluran produk LPG 2020 di

Kotaken dari mencapai 797.065 , berikut rincianya :

Tabel 1.2 Total penjualan produk LPG Tahun 2020

No Setiap 3 Bulan Jumlah


1 Triwulan 1 202.785
2 Triwulan 2 196.565
3 Triwulan 3 198.915
4 Triwulan 4 198.800
Jumlah 797.065
Sumber: PT. Panca Putri Rahma

Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa total penjualan Gas LPG di kota

Kendari pada bulan januari sampai dengan bulan desember tahun 2020 sebanyak

797.065 tabung Gas LPG 3 Kg. Pada bulan januari sebanyak 67.905 tabung, bulan

februari 67.270 tabung, maret 67.610 tabung, april 65.640 tabung, mei 65.810 tabung,

juni 65.115 tabung, juli 65.674, agustus 67.721 tabung, september 65.915 tabung,
oktober 67.760 tabung, november 63.280 tabung dan pada bulan desember

sebanyak67.760 tabung Gas LPG 3 Kg.

Penulis mengambil obyek penelititan pada PT. Panca Putri Rahma karena

penjualan di perusahaan tersebut dalam beberapa tahun ini mengalami peningkatan

penjualan, terbukti dengan adanya15Pangkalan baru di tahun 2020dan adanya

pemasaran gas elpiji kemasan 5,5 kg sebanyak 15 tabung dan 12 kg sebanyak 25

tabungyang mendukung penjuala pada PT. Panca putri rahma.

Berdasarkan Peraturan Menteri ESDM no 26 tahun 2009, tentang penyediaan

dan pendistribusian LPG, maka peruntukan LPG 3 kg hanya bagi sektor rumah

tangga dan usaha mikro. Secara nasional, pemerintah memangkas subsidi LPG

ukuran 3 kilogram untuk anggaran tahun 2017. Subsidi LPG 3 kg tahun 2017 sebesar

Rp 20 triliun yang akan digunakan untuk 26 juta rumah tangga tepat sasaran dan 2,3

juta usaha mikro. Semula pemerintah mengusulkan subsidi LPG 3 kg Rp 28,68 triliun

(tribunnews.com). Pemangkasan besaran subsidi tentu saja berimbas pada pasokan

gas bersubsidi di tanah air. Pemerintah berencana menutup sistem distribusi gas LPG

3 kg. Hal itu guna memastikan pendistribusian gas bagi masyarakat miskin tersebut

lebih tepat sasaran. Penikmat gas subsidi akan dialihkan ke varian gas baru, yaitu

bright gas 5.5 kg.

Bright gas 5,5 kg merupakan varian kemasan baru yang melengkapi bright gas

kemasan 12 kg yang telah ada sebelumnya. Bright Gas 5,5 kg termasuk dalam

kategori LPG umum ( non subsidi). Tetapi hingga kini kesadaran masyarakat untuk

menggunakan gas elpiji 5,5 kg masih sangat rendah dikarenakan harga gas tersebut
relatif mahal karena tidak mendapatkan subsidi. Kondisi ini mengakibatkan penjualan

gas elpiji 5,5 kg pada pangkalan-pangkalan menjadi rendah bahkan sulit untuk

menjual produk ini. Penjualan produk ini hanya dapat terjual banyak pada lokasi-

lokasi tertentu saja. Kondisi ini juga terjadi di Kota kendari.

Untuk menjual lebih banyak dan memasyarakatkan gas elpiji 5,5 kg pihak

Pertamina mengharuskan setiap Agen Gas elpiji 3 kg untuk menjual di masing-

masing pangkalannya gas elpiji 5,5 kg. Pihak agen dan pangkalan gas elpiji 3 kg

mempunyai kemudahan untuk mendapatkan pasokan gas elpiji 5,5 kg dan 12 kg

sehingga secara pasokan tidak akan susah untuk mendapatkan gas elpiji 5,5 kg dan 12

kg. Tetapi pada kondisi pengamatan yang ada menunjukkan masih rendahnya

kesadaran masyarakat terutama industri kecil ataupun pelaku ukm untuk beralih

menggunaan seratus persen gas elpiji 5,5 kg atau 12 kg.

PT. Panca Putri Rahma dalam operasinya, melakukan penjualan secara tunai

dan non Tunai. Penulis kali ini mengambil penjualan tunai dalam penulisannya,

karena berhubungan langsung dengan kas. Kas yang merupakan roda penggerak

dalam menjalankan aktivitas perusahaan memiliki sifat likuid. Karena sifatnya yang

likuid, dalam kegiatan kas sering terjadi kecurangan dan penyelewengan oleh pihak-

pihak intern perusahaan. Maka perlu juga diperhatikan sistem pengendalian internal

dalam perusahaan tersebut. Pengendalian internal yang memadai di perlukan untuk

mengkoordinasi dan mengawasi jalannya aktivitas perusahaan. Hal ini dimaksudkan

untuk menghindari terjadinya hal-hal yang dapat menimbulkan kerugian perusahaan

seperti penyelewengan, kecurangan, pemborosan, dan pencurian baik dari pihak


dalam maupun pihak luar perusahaan dalam menilai perusahaan serta untuk

mengevaluasi dan mengambil tindakan perbaikan dalam mengantisipasi kelemahan

perusahaan.

Dari penjabaran di atas, peneliti bermaksud untuk melakukan penetiltian

mengenai sistem informasi akuntansi penjualan tunai yang di terapkan oleh PT. Panca

Putri Rahma maka skripsi ini diberi judul “Analisis Sistem Informasi Akuntansi

Penjualan Tunai Dalam Meningkatkan Pengendendalian Intern Pada PT. Panca Putri

Rahma”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang yang telah di jelaskan, maka rumusan

masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana analisis penjualan tunai dalam meningkatkan pengendalian intern

pada PT. Panca Putri Rahma?

2. Bagaimana pelaksanaan sistem informasi akuntansi penjualan tunai yang

diterapkan PT. Panca Putri Rahma?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang telah di uraikan, maka tujuan penelitian

ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui dan menganalisis penjualan tunai dalam meningkatkan

pengendalian intern pada PT. Panca Putri Rahma.

2. Untuk mengetahui dan menganalisis pelaksanaan sistem informasi akuntansi

penjualan tunai yang diterapkan PT. Panca Putri Rahma.


1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini di harapkan dapat memberikan manfaat untuk :

1. Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi tentang pengendalian internal

dengan pelaksanaan sistem informasi akuntansi pada perusahaan khususnya pada

siklus penjualan tunai dan dengan penelitian ini perusahaan menyadari alternatif

pemecahan masalah yang terjadi dalam kegiatan perusahaan.

2. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini semoga dapat menambah wawasan dan pengetahuan

terapan di samping pengetahuan teoritis yang telah di peroleh mengenai sistem

akuntansi penjualan dan penerimaan kas.

3. Bagi Praktisi

Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan pertimbangan seberapa besar dalam

pengembangan sistem informasi akuntansi.

4. Bagi Akademisi

Hasil penelitian ini diharapkan menambah perbendaharaan penelitian yang

dapat pula berguna bagi upaya pengembangan ilmu pengetahuan dan sebagai

salah satu bahan referensi untuk penelitian-penelitian selanjutnya.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian


Penelitian ini akan meneliti terkait Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Tunai

dalam meningkatkan pengendalian intern pada PT. Panca Putri Rahma dalam

penelitian ini di gunakan metode wawancara untuk mengetahui pengendalian intern

dan membandingkan dengan teori-teori sistem informasi akuntansi.

Sistem Informasi akuntansi merupakan bagian yang sangat penting dalam suatu

sistem informasi perusahaan. Dalam suatu sistem informasi perusahaan, sistem

informasi akuntansi merupakan suatu bagian dari sistem informasi yang lebih banyak

berhubungan dengan data keuangan, Akuntansi sebagai suatu sistem informasi

mencakup kegiatan mengidentifikasi, menghimpun, memproses, dan

mengkomunikasikan informasi ekonomi mengenai suatu organisasi ke berbagai pihak

(Widjajanto 2002: 14).

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
1.1 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu adalah upaya penelitian untuk menghindari duplikasi,

kesalahaan metode dan untuk mencari perbandingan penelitian yang akan di

laksanakan dan selanjutnya untuk dapat mengetahui terkait perkembangan ilmu

pengetahuan. Berdasarkan penelusuran dari peneliti terhadap literatur dan tulisan

yang sebelumnya berhubungan dengan permasalahan yang akan di teliti Analisis

Sistem Informasi penjualan tunai dalam meningkatakan pengendalian intern dapat

dilihat sebagai berikut:

1. Fredick R Haposan Sinurat, (2019) “Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Pada

PT. Pertamina (Persero) Marketing Operation Region 1 Medan” hasil penelitian

menunjukkan dokumen-dokumen yang di gunakan pada PT. Pertamina (Persero)

Marketing Operation Region 1 Medan sudah lengkap, yang terdiri dari surat

pengantar pengiriman dan berita acara, Telah sesuai dengan teori dan ketentuan

yang telah ditetapkan oleh perusahaan, serta telah akurat sesuai dengan peraturan

yang berlaku dan Metode dan prosedur penjualan tunai yang digunakan oleh PT.

Pertamina (Persero) Marketing Operation Region 1 Medan sudah baik dan tepat

dengan fungsi dan kegunaannya sebagai proses aktivitas penjualan di perusahaan.

Tambahkan persamaan dan perbedaan

2. M. HendraYulianto & Darti Djuharni, (2019) “Analisis Sistem Informasi

Akuntansi Pembelian Dan Penjualan Pada Cv. Tri Kencana Cilegon-Banten”

Berdasarkan penelitian tersebut, SIA pembelian dan penjualan pada CV. Tri

Kencana dapat dikatakan masih belum sempurna. Hal ini tampak dari berbagai
komponen sistem yang ada. Berikut ini disajikan gambar prosedur pembelian yang

dilakukan oleh CV Tri Kencana. Dari prosedur yang ada tampak bahwa surat

permintaan penawaran harga dibuat oleh bagian general admin & finance (GAF)

yang kemudian dikirimkan ke bagian operasional. Hal ini menunjukkan

ketidakefisienan, karena bagian operasional harus menunggu Surat Permintaan

Penawaran Harga (SPPH) dari bagian GAF. Berdasarkan pembagian tugas yang

ditetapkan , bagian GAF mempunyai tugas dan tanggungjawab yang cukup banyak

dibandingkan dengan bagian lain dan yang mengerjakan hanya satu orang.

3. Fitri Dwi Novianti, Mahsina & Widya Susanti, (2017)“Analisis Penerapan Sistem

Informasi Akuntansi Penjualan Tunai Terhadap Pelaksanaan Pengendalian Internal

Pt. Manggala Yuda Gas Kediri” Hasil penelitian menunjukkan bahwa Sistem

akuntasi penjualan tunai yang ada pada PT. Manggala Yuda Gas Kediri telah

terlaksana dengan baik namun masih perlu adanya beberapa perbaikan. Adanya

bagian admin dan akuntasi yang menjadi satu, sehingga terjadinya kekurang

konsentrasian dalam penanganan keuangan perusahaan. Perlu adanya pengrekrutan

karyawan baru untuk menjalankan fungsi admin penjualan, Perusahaan juga

memberikan kepercayaan penuh kepada bagian pengiriman untuk menerima bukti

pembayaran yang dilakukan secara tunai. Sehingga sering terjadinya

ketidakvalidan antara jumlah uang yang diterima dengan jumlah yang tertera pada

faktur penjualan dan tidak adanya larangan pada bagian pengiriman untuk

membawa uang tunai lebih dari satu hari.


4. Bahrul Ulum, (2019) “Analisis Sistem Informasi Akuntansi Pada Siklus Penjualan

(Studi kasus pada CV. Varesa Putra)” Dalam hasil penelitianya menunjukkan

bahwa Dalam penerapan sistem informasi akuntansi pada siklus penjualan baik

penjualan tunai maupun penjualan kredit masih terdapat beberapa kekurangan.

Seperti surat jalan yang hanya dibuat dua rangkap dan seharusnya dibuat tiga.

Sistem akuntansi penjualan yang berjalan belum efektif pada bagian akuntansi

dirangkap oleh direktur, bagian gudang masih menyatu dengan bagian pengiriman.

Dalam sistem pembayaran transaksi pelunasan penjualan tunai, perusahaan selalu

menggunakan dokumen pendukung untuk menerangkan bahwa pelanggan telah

melunasi kekurangan pembayaran buku, namun terkadang pembeli lupa atau

sengaja tidak membayar, sedangkan pihak perusahaan juga sering tidak

mengontrol sering terjadinya keterlambatan pembayaran buku tersebut. Uang yang

dibayar oleh pembeli diterima oleh bagian adminitrasi, apabila pembeli membayar

lunas ataupun sebagian (cash on delivery) pembeli tidak diberi kuwitansi sejumlah

pembayaran. Dan apabila membeli meminta bukti maka adminitrasi membuatkan

kwitansi atau tanda bukti pembayaran, sedangkan dalam surat jalan sudah tertera

namun karena surat jalan diberikan pada saat penerimaan barang jadi adminitrasi

harus membuat bukti pembayaran lagi yang diminta pembeli.

5. Yudi Dwi Atmoko & Nanda Diaz Arizona, (2016) “Aplikasi Penjualan dan

Pembelian Secara Tunai dan Non Tunai Pada PD Istana Gypsum Pontianak”

Berdasarkan hasil riset yang telah penulis lakukan,Sistem belum tersusun dengan

baik atau belum semuanya terkomputerisasi. Dalam kata lain proses transaksi dan
pembuatan laporan masih menggunakan media kertas, sehingga menimbulkan

kendala dalam pengolahan laporan penjualan yang memakan waktu cukup

lama.Aplikasi Penjualan dan Pembelian secara Tunai dan Non Tunai pada PD.

Istana Gypsum Pontianak memudahkan admin dalam mengolah data transaksi

serta laporan Penjualan dan Pembelian pada PD. Istana Gypsum Pontianak, data

yang diolah dalam program ini antara lain: barang jual, bahan baku, Pelanggan,

akun, pengurangan bahan baku, penambahan barang jual, pembelian bahan baku,

penjualan barang, pelunasan piutang, pengguna, serta laporan yang akurat

sehingga tidak terjadi suatu kerangkapan data.

6. Reka Anjelina Saragih, (2019)“Efektivitas Sistem Informasi Akuntansi Terhadap

Pengendalian Intern Sistem Penjualan Pada Pt Alfa Scorpii Cabang Bagan Batu”

Dari hasil penelitian peneliti menyimpulkan bahwa Pengendalian intern penjualan

telah dilaksanakan dengan baik namun masih ditemukan kekurangan dimana

diperoleh hasil bahwa masih terdampat karyawan yang merangkap dua tugas atau

pekerjaan sekaligus yaitu bagian piutang dan penagihan dan Sistem informasi

akuntansi penjualan yang diterapkan oleh PT. Alfa Scorpii Cabang Bagan Batu

telah menggunakan sistem komputerisasi dengan baik. Hal tersebut didukung

dengan temuan dari tampilan sistem informasi penjualan yang menggunakan

sistem komputerisasi mulai dari input pemesanan penjualan sepeda motor hingga

aktivitas pembayaran kredit maupun tunai.

1.2 Konsep Kuangan

1.2.1 Pengertian Keuangan


Keuangan merupakan ilmu dan seni dalam mengelola uang yang

mempengaruhi kehidupan setiap orang dan setiap organisasi. Keuangan berhubungan

dengan proses, lembaga, pasar, dan instrumen yang terlibat dalam transfer uang

dimana diantara individu maupun antar bisnis dnpemerintah menurut Sundjaja dan

Barlian (2002: 34)

Menurut Gitman (2012:4) keuangan berarti melibatkan keahlian dan

pengalaman, sedangkan sebagai ilmu berarti melibatkan prinsip-prinsip, konsep,

teori, proposi dan model yang ada dalam ilmu keuangan.

Keuangan adalah mempelajari bagaimana individu, bisnis, dan organisasi

meningkatkan, mengalokasi, dan menggunakan sumber daya moneter sejalan dengan

waktu, dan juga menghitung risiko dalam menjalankan proyek mereka, Istilah

keuangan dapat berarti Ilmu keuangan dan asset lainnya, Manajemen asset tersebut,

Menghitung dan mengatur risiko proyek menurut Ridwan dan Inge (2003).

Keuangan merupakan unsur terpenting dalam dunia usaha atau bisnis. Sebab,

keuangan menjadi penentu sebuah usaha akan berkembang atau sebaliknya. Untuk

itu, dalam membangun sebuah bisnis dibutuhkan seorang akuntan yang mengelola

keuangan.

1.2.2 Tujuan Pelaporan Keuangan


Pelaporan keuangan (financial reporting) merujuk pada pemberian informasi

keuangan kepada pemangku kepentingan. Biasanya, suatu perusahaan akan

menyiapkan dan menyajikan laporan keuangan secara berkala.

Secara umum, pelaporan keuangan adalah laporan yang berisi pencatatan

uang dan transaksi dalam sebuah bisnis, baik penjualan maupun pembelian.

Sederhananya, pelaporan keuangan dibuat untuk mengetahui kondisi finansial

perusahaan secara keseluruhan. Sehingga para pengguna informasi akuntansi dapat

melakukan evaluasi dan pencegahan dengan cepat dan tepat jika kondisi usaha sedang

mengalami masalah.

Tujuan pelaporan keuangan memberikan informasi keuangan dalam membuat

keputusan ekonomi, Informasi keuangan merupakan bagian penting dalam

mengembangkan model valuasi saham.

Pelaporan keuangan memiliki karakteristik, yaitu transparansi, kelengkapan,

dan konsistensi. Selain itu, pelaporan juga memiliki beberapa jenis, di antaranya

sebagai berikut

a) Laporan Laba Rugi

Laporan laba rugi adalah jenis laporan keuangan suatu perusahaan yang

melaporkan tiga informasi keuangan dalam periode tertentu, yaitu pendapatan,

pengeluaran, dan laba atau rugi. Setidaknya terdapat dua format untuk menyusun

laba rugi, yaitu Single Step dan Multi Step. Single step atau biasa disebut sebagai

cara langsung, yaitu menjumlahkan pendapatan atas ke bawah menjadi suatu

kelompok, lalu dikurangi dengan total biaya atau beban dalam periode yang telah
ditentukan. Sedangkan, multi step atau cara bertahan adalah memisahkan

pendapatan menjadi dua kategori, pendapatan operasional dan pendapatan non

operasional.

b) Laporan Arus Kas

Laporan arus kas merupakan jenis laporan yang menggambarkan perputaran ke

perusahaan, mengenai jumlah kas masuk (penerima kas) dan pengeluaran kas

dalam suatu periode tertentu.

c) Neraca

Neraca atau disebut juga sebagai laporan posisi keuangan menunjukkan saldo

asset, kewajiban, dan ekuitas pada akhir periode waktu akuntansi. Selain itu,

neraca juga menunjukkan nilai-nilai kekayaan bersih perusahaan. Sehingga, Anda

dapat menemukan kekayaan bersih perusahaan dengan menghapus kewajiban dari

total aset.

d) Laporan Perubahan Ekuitas

Laporan perubahan ekuitas merupakan jenis laporan yang timbul atas

transaksi dengan pemilik yang juga termasuk jumlah investasi, perhitungan

deviden dan distribusi lain ke pemilik ekuitas selama periode tertentu.

Menurut Standar Akuntansi Keuangan (Ikatan Akuntan 2002:4) tujuan

pelaporan keuangan adalah sebagai berikut:

1. Salah satu pelaporan keuangan adalah memenuhi kebutuhan Bersama sebagian

besar pemakai. Meski demikian, laporan keuangan tidak menyediakan seluruh


informasi yang mungkin dibutuhkan pemakai dalam pengambilan keputusan

ekonomi.

2. Laporan keuangan bertujuan untuk menunjukkan apa yang telah dilakukan

manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya

yang dipercayakan kepadanya.

3. Menyediakan informasi yang berkaitan dengan posisi keuangan, kinerja, dan

perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar

pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.

4. Memberikan informasi tentang bagaimana suatu organisasi mengadakan dan

menggunakan berbagai sumber daya.

5. Memberikan informasi kepada pemegang saham dan publik pada umumnya jika

perusahaan yang terdaftar tentang berbagai aspek organisasi.

1.2.3 Fungsi Pelaporan Keuangan

Laporan keuangan tentu memiliki berbagai fungsi dalam sebuah usaha, salah

satunya untuk menilai kondisi usaha. Dengan kata lain, jika catatan keuangan terlalu

banyak kerugian, perusahaan sedang mengalami kemunduran. Sebaliknya, jika dalam

laporan tersebut banyak data profit, usaha sedang berkembang.

Selain itu, pelaporan keuangan juga berfungsi sebagai bahan evaluasi. Hampir

dapat dipastikan jika tidak ada laporan tersebut, evaluasi yang dilakukan tidak akan

maksimal bahkan seperti melakukan hal yang sia-sia.


2.3 Sistem Informasi Akuntansi

2.3.1 Pengertian Sistem

Menurut Hall (2011), definisi sistem diartikan sebagai sekelompok dari dua

atau lebih komponen atau subsistem yang saling berhubungan yang berfungsi dengan

tujuan yang sama. Jika suatu sistem tidak lagi mengarah ke sebuah tujuan, maka

sistem itu harus diganti.

Menurut Romney dan Steinbart (2009) sistem adalah rangkaian dari dua atau

lebih komponen – komponen yang saling berhubungan, yang berinteraksi untuk

mencapai suatu tujuan tertentu. Sistem hampir selalu terdiri dari beberapa subsistem

kecil, yang masing – masing melakukan fungsi khusus yang penting untuk

mendukung bagi sistem yang lebih besar, tempat merekaberada.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa sistem adalah beberapa

subsistem atau terdiri dari beberapa unsur-unsur baik fisik ataupun non fisik

terorganisasi dan terintegrasi untuk melakukan kegiatan perusahaan dan mencapai

tujuan tertentu.

2.3.2 Pengertian Informasi

Menurut Bodnar dan Hopwood (2012), definisi informasi adalah data yang

berguna dan diolah sehingga dapat dijadikan dasar untuk mengambil keputusan yang

tepat.

Menurut Ardana (2016 : 7), Informasi adalah sebagai olahan data yang

bermanfaat bagi pengguna informasi atau output dari suatu input (data) yang sudah di

proses.
Menurut Hall (2013), informasi menyebabkan pengguna mengambil tindakan

yang akan dilakukan atau tidak dilakukan. Informasi sering kali didefinisikan hanya

sebagai data yang diproses, tapi definisi ini tidak cukup. Informasi ditentukan

berdasarkan pengaruhnya terhadap pengguna, bukan terhadap bentuk fisiknya.

Informasi memicu penggunanya untuk mengambil tindakan yang mendukung

aktifitas bisnis sehari-harinya, menyelesaikan konflik, dan rencana untuk yang akan

datang.

Pembuatan informasi menurut Hall (2013) adalah proses menyusun,

mengatur, memformat, dan menyajikan informasi kepada pengguna. Informasi dapat

berupa dokumen operasional seperti pesanan penjualan, laporan yang terstruktur, atau

sebuah pesan dalam layar komputer. Apapun bentuk fisiknya, informasi yang berguna

mempunyai karakteristik sebagai berikut : relevan, tepat waktu, akurat, lengkap dan

ringkas.

1) Relevan, Isi dari suatu laporan atau dokumen harus bekerja untuk suatu tujuan.

Ini dapat berupa dukungan bagi keputusan manajer untuk pekerjaan staf

administrasi. Kita telah menetapkan bahwa hanya data yang relevan dengan

tindakan penggunanya yang memiliki nilai informasi. Oleh karenanya, sistem

informasi harus menyajikan data yang relevan saja dalam berbagai laporannya.

Laporan yang berisi ketidakrelevanan hanya menyia – nyiakan sumber daya dan

dapat menjadi penghalang bagi pengguna. Ketidakrelevanan memecahkan

perhatian dari pesan yang sesungguhnya dari laporan terkait dan dapat

menghasilkan keputusan atau tindakan yang tidak tepat.


2) Tepat waktu, Umur informasi adalah faktor yang sangat penting dalam

menentukan kegunaannya. Informasi harus tidak melebihi periode waktu dari

tindakan yang didukungnya. Contohnya, jika seorang manajer membuat

keputusan secara harian untuk membeli persediaan pemasok berdasarkan laporan

status persediaan, maka informasi tersebut dalam laporan tidak boleh berumur

lebih dari suatu hari.

3) Akurasi, Informasi harus bebas dari kesalahan yang signifikan. Akan tetapi,

signifikansi adalah konsep yang sulit untuk diukur. Konsep ini tidak memiliki

nilai absolut; ini adalah konsep yang sangat bergantung pada masalahnya.

4) Kelengkapan, Semua informasi yang penting bagi sebuah keputusan atau pekerja

an harus ada. Contohnya, sebuah laporan harus menyediakan semua perhitungan

yang dibutuhkan dan menyajikan pesannya secara jelas serta tidak ambigu.

5) Ringkas, Informasi harus dikumpulkan sesuai dengan kebutuhan pengguna. Para

manajer dalam tingkat yang lebih rendah cenderung membutuhkan informasi

yang sangat terperinci. Ketika informasi mengalir melalui perusahaan hingga ke

pihak manajemen puncak, maka informasi akan makinringkas.

2.3.3 Pengertian Sistem Informasi

Menurut Hall (2013), Sistem informasi merupakan serangkaian prosedur

formal yang datanya dikumpulnya, disimpan, dan diolah menjadi informasi, dan

didistribusikan untuk pengguna.

Menurut Bodnar dan Hopwood (2012), Istilah sistem informasi

menunjukkan penggunaan teknologi informasi (TI) dalam suatu organisasi untuk


memberikan informasi kepada pengguna. Sistem informasi berbasis komputer

adalah kumpulan hardware dan software yang dirancang untuk mengubah data

menjadi informasi yang berguna.

Dapat disimpulkan pengertian sistem informasi berdasarkan pendapat teori

di atas bahwa system informasi merupakan serangkaian prosedur dalam

penggunaan teknologi informasi yang dirancang untuk merubah data yang disimpan

kemudian didistribusikan menjadi informasi yang berguna kepada pengguna.

2.3.4 Pengertian Akuntansi

Menurut Agung Maulana Masulili (2013) mendefinisikan akuntansi yaitu

proses pencatatan, penggolongan, pemeriksaan dan penyajian dengan cara – cara

tertentu, transaksi keuangan yang terjadi dalam perusahaan serta penafsiran

terhadap hasilnya.

Definisi lain yang diberikan oleh Kieso (2013), akuntansi terdiri dari tiga

dasar kegiatan: pengidentifikasian, pencatatan, dan pengkomunikasian peristiwa

ekonomi/keuangan dari sebuah organisasi untuk kepentinganpengguna.

Akuntansi adalah proses pencatatan, penggolongan, pemeriksaan dan

penyajian dengan cara – cara tertentu, transaksi keuangan yang terjadi dalam

perusahaan atau organisasi lain serta penafsiran terhadap hasilnya (Mulyadi, 2001

dalam Akbar, 2011).

Menurut Reeves dkk, (2009) mengartikan akuntansi sebagai sistem

informasi yang memberikan laporan kepada pengguna tentang kegiatan ekonomi

dan kondisi bisnis. Akuntansi adalah bahasa bisnis yang dapat dijadikan suatu
sistem informasi untuk menyajikan informasi yang dibutuhkan dalam aktivitas

finansial dalam suatu entitas untuk pihak tertentu dalam membuat keputusan dan

pencapaian tujuan yang diinginkan. Dapat dikatakan dari definisi tersebut agar

informasi yang disajikan benar – benar mampu mencerminkan kinerja perusahaan

maka dibutuhkan sumber daya manusia yang kompeten dalam bidangnya.

2.3.5 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi

Fredrick Haposan Sinurat (2019) mendefinisikan pengertian mengenai sistem

informasi akuntansi saling berhubungan satu dengan finansial. Dimana suatu sistem

informasi di perusahaan atau organisasi mampu dalam mengumpulkan,

mengklasifikasikan, memproses data dan transaksi yang telah dirancang untuk

mengubah data keuangan dan data lainnya ke dalam informasi untuk pengambilan

suatu keputusan.

Menurut Kusrini dan Koniyo (2007 : 10) dalam bukunya yang berjudul

Membangun Sistem Informasi Akuntansi dengan Visual Basic dan Microsoft SQL

Server bahwa “sistem informasi akuntasi merupakan sebuah sistem informasi yang

mengubah data transaksi bisnis menjadi informasi keuangan yang berguna bagi

pemakainnya”.

Menurut Romney (2015 : 10), Dengan definisinya mengenai sistem informasi

akuntansi yaitu sebagai suautu sistem yang mengumpul, mencatat, menyiapkan dan

mengelola data untuk menghasilkan informasi bagi pengambil keputusan.


Menurut Sibarani (2015 : 10), Mendefinisikan sistem Informasi Akuntansi

sebagai “penerapan teknologi untuk menangkap, memferikasi, menyimpan, menyortir

dan melaporkan data yang berkaitan dengan aktivitas organisasi”.

Menurut Bodnar dan Hopwood (2012), menyatakan bahwa sistem informasi

akuntansi adalah kumpulan sumber daya, seperti manusia dan peralatan yang dicatat

untuk mengubah data keuangan dan data lainnya menjadi informasi yang

dikomunikasikan kepada beragam pengambil keputusan.

Menurut Krismiaji (2010), Mengemukakan : Pengertian sistem informasi

akuntansi adalah sebuah sistem memproses data dan transaksi guna menghasilkan

informasi yang bermanfaat untuk merencanakan, mengendalikan, dan

mengoperasikan bisnis.

Menurut Romney (2015 : 10), Sistem informasi akuntansi memiliki beberapa

fungsi ialah sebagai berikut :

a. Mengumpulkan dn menyimpan data tentang aktivitas-aktivitas yang

dilaksanakan oleh organisasi, sumber daya yang mempengaruhi oleh aktivitas-

aktivitas tersebut, para pelaku yang terlibat dalam berbagai aktivitas tersebut,

agar pihak manajemen, para pegawai dan pihak luar yang berkepentingan dapat

meninjau ulang hal-hal terjadi

b. Mengubah data menjadi informasi yang berguna bagi pihak manajemen untuk

membuat keputusan dalam aktifitas perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian


c. Meyediakan pengendalian yang memadai untuk menjaga aset-aset organisasi

untuk memastikan bahwa data tersebut tersedia saat dibutuhkan, dan data

tersebut akurat dan andal

2.3.6 Lingkup Sistem Informasi Akuntansi

Menurut Romney (2015 : 14) Sistem informasi akuntansi memiliki beberapa

lijhngkup ialah sebagai berikut :

1. Lingkup Implementasi

Aplikasi yang memiliki bahagian dari akuntansi atau pembukuan meliputi

pencatatan dan pengeloloahan data atas transaksi keuangan yang meliputi

penjurnalan, postingan hingga menghasilkan laporan keuangan perusahaan.

2. Lingkup Sistem Informasi Aktiva Tetap dan persediaan

Terdiri dari mutasi penambahan dan pengurangan pada aktiva tetap dan

persediaan terdiri dari mutasi penambahan dan pengurangan pada aktiva.

3. Lingkungan implementasi Billing system yang telah terkomputerisasi terdiri dari

beberapa sub-sistem antara lain :

a. Sub-sistem penyambungan baru

b. Sub-sistem administrasi rekening (castemer service)

c. Sub-sistem penagihan dan penerimaan kas

2.3.7 Unsur-unsur Sistem Informasi Akuntansi

Sistem informasi akuntansi pada awalnya diciptakan dan dirancang untuk

membantu pekerjaan karyawan dan manajer dalam perusahaan untuk menyelesaikan

pekerjaan. Karyawan memerlukan sistem informasi akuntansi untuk mencatat


transaksi yang jumlahnya sangat banyak dan bertambah setiap hari. Para atasan staf

tertinggi seperti manajer juga memerlukan sistem informasi akuntansi untuk analisa

terhadap kinerja perusahaannya, yang dipengaruhi oleh kinerja karyawan anggaran.

Perencangan dan pemakaian sistem perlu memahami komponen-komponen

yang ada didalam suatu sistem informasi, agar dapat menjaga kelancaran

berfungsinya sistem dan mendapat manfaat yang maksimum dari sistem yang

dimilikinya.

Menurut Krismiaji (2010) terdapat tujuh unsur dari suatu sistem informasi

akuntansi, yaitu :

1. Tujuan

Sistem informasi akuntansi dirancang untuk mecapai satu atau lebih tujuan yang

menggambarkan tenaga penggerak dibelakang sistem dan tujuannya.

2. Input

Data harus dikumpulkan dan dimasukkan sebagai input ke dalam sistem.

Masukan yang umum dari suatu sistem informasi akuntansi adalah data

transaksi dan jurnal.

3. Output

Informasi yang dihasilkan oleh sistem disebut keluaran. Keluaran yang umum

dari sistem informasi akuntansi adalah laporan keuangan dan laporan-laporan

internal seperti laporan laba rugi bulanan, anggaran dan proyeksi cashflow.

4. Penyimpanan data
Data disimpan dalam sistem informasi akuntansi untuk pemakaian berikutnya.

Data yang disimpan harus dimutakhirkan secara teratur.

a. Pemroses

Data harus diolah untuk menghasilkan informasi. Sebagian perusahaan

memproses data mereka dengan komputer.

b. Instruksi dan prosedur

Sistem informasi akuntansi tidak dapat memproses data untuk

menghasilkan informasi tanpa instruksi dan prosedur yang terinci. Instruksi

dan prosedur untuk pemakai biasanya terdapat pada prosedur manual.

c. Pemakai

Orang-orang yang berhubungan dengan sistem dan pemakai informasi yang

dihasilkan disebut pengguna. Dalam perusahaan, pengguna meliputi semua

orang yang melaksanakan dan mencatat transaksi dan semua orang yang

mengatur dan mengendalikan sistem.

d. Pengamanan dan pengawasan

Informasi yang dihasilkan oleh suatu sistem harus akurat, bebas dari

kesalahan dan dilindungi dari akses-akses yang tidak sah. Pengendalian dan

pegukuran keamanan dibuat dalam suatu sistem informasi akuntansi untuk

menjamin informasi yang akurat dan pengoperasian sistem secara tepat.

Dalam pengelolaan data, komputer menggunakan file-file untuk

menetapkan sebuah data serta sekaligus menyimpanya. File merupakan

kumpulan dari intemintem yang sama dari suatu informasi file dapat dipecah
dalam tingkatan data yang lebih sederhana yaitu, record, dan field. File dapat

juga dipisahkan menjadi 4 macam:

a) Master File adalah kumpulan catatan atau record yang bersifat permanen

dan berisi data yang selalu disesuaikan dengan keadaan. Master File

biasanya berisi kumpulan transaksi yang mempunyai karakteristik tertentu

tergolong menjadi suatu elemen dalam klasifikasi.

b) File Transaksi adalah kumpulan catatan transaksi yang terjadi dan

dikelompokan kedalam transaksi sejenis. File transaksi digunakan untuk

menyusun terhadap master file yang berhubungan.

c) File indeks adalah suatu master file yang berisi data yang digunakan dalam

proses penyesuayan suatu master file.

d) File Tabel adalah suatu master file yang berisi data yang digunakan dalam

meyesuayakan suatu master file. Kegunaan File tabel ini sebagai referensi

dalam memproses suatu file.

5. Model

Informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi berasal dari data yang diambil

dari basis data yang diolah lewat suatu modelmodel tertentu. Model-model

yang digunakan di sistem informasi dapat berupa model logika yang

menunjukan suatu proses perbandingan logika atau model matematik yang

menunjukan proses perhitungan matematik.

6. Teknologi
Teknologi merupakan komponen yang penting di sistem informasi. Tanpa

adanya teknologi yang mendukung, maka sistem informasi tidak akan dapat

menghasilkan informasi yang tepat waktu.

7. Kontrol

Komponen kontrol juga merupakan komponen yang penting dan harus ada

disistem informasi.Komponen kontrol ini digunakan untuk menjamin bahwa

informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi merupakan informasi yang

akurat.

Secara garis besar unsur dari sistem informasi akuntansi adalah pemakai yang

menggunakan sistem untuk memproses data dalam menghasilkan informasi keuangan

yang diperlukan oleh manajemen sesuai dengan tujuan yang diinginkan perusahaan

yang kemudian disimpan dalam pengamanan dan pengawasan. Serta metode yang

berinteraksi secara harmonis dalam organisasi yang terstruktur dan menghasilkan

informasi yang terstruktur dan akurat. Maka dari itu dibutuhkan pula keamanan dari

penyalahgunaan informasi dari pengguna yang tidak sah.

Untuk dapat menghasilkan informasi yang diperlukan oleh para pembuat

keputusan, sistem informasi akuntansi harus melaksanakan tugas-tugas sebagai

berikut (Krismiaji : 2010) :

1. Mengumpulkan transaksi dan data lain dan memasukkannya ke dalam sistem

2. Memproses data transaksi

3. Menyimpan data untuk keperluan di masa mendatang


2.3.8 Tiga Tujuan Dasar Informasi Dalam Mendukung SIA

Tiap perusahaan harus menyesuaikan informasi dengan kebutuhan para

penggunanya. Oleh karenanya, tujuan tujuan spesifik informasi tersebut dapat saja

berbeda antara perusahaan. Informasi yang baik adalah informasi yang berguna bagi

si pemakai informasi tersebut. Berikut ini adalah tiga tujuan dasar informasi dalam

mendukung sistem informasi akuntansi menurut Hall (2013) :

1. Menyediakan informasi yang menunjang pengambilan keputusan manajemen

yaitu manajer menggunakan informasi yang dibutuhkan untuk merencanakan

tujuan dan melaksanakan tanggung jawab dalam pengambilan keputusan.

2. Menyediakan informasi yang mendukung informasiharian yaitu para personel

operasional menggunakan informasi untuk membantu melaksanakan pekerjaan

hariannya dalam cara yang efisien dan efektif.

3. Menyediakan informasi untuk mendukung kepengurusanmanajemen yaitu

administrasi mengacu pada tanggung jawab pihak manajemen untuk mengelola.

2.4 Konsep Penjualan Tunai

2.4.1 Pengertian Penjualan

Menurut Mulyadi, (2016 : 159) “Penjualan adalah kegiatan yang dilakukan

oleh penjual dalam menjual barang atau jasa dengan harapan akan memperoleh laba

dari adanya transaksi-transaksi tersebut dan penjualan dapat diartikan sebagai

pengalihan atau pemindahan hak kepemilikan atas barang atau jasa dari pihak penjual

ke pembeli”.
Menurut College (2009 : 84) dalam bukunya yang berjudul Teknik Membuka

Bisnis Desain Arsitektur bahwa “penjualan merupakan rangkaian penutup dari

kegiatan pemasaran yang telah dilakukan untuk mendapatkan hasil yang maksimal”.

Menurut Moekijat (2011 : 48) “Penjualan adalah suatu kegiatan yang

ditujukan untuk mencari pembeli dapat menyesuaikan kebutuhannya dengan produksi

yang ditawarkan serta mengadakan perjanjian mengenai harga yang menguntungkan

ke dua belah pihak ”.

Penjualan adalah suatu kegiatan yang berhubungan dengan konsumen dalam

memasarkan suatu produk untuk digunakan langsung oleh pemakai produk,

sedangkan penjualan nontunai merupakan transaksi penjualan yang tidak dibayar

secara tunai dan biasanya transaksi seperti ini akan menimbulkan piutang dagang

(Nanda Diaz Arizona, 2016).

Menurut philip Khotler (2000) yang di terjemahkan oleh Ronny A. Rusli dan

Hendra dalam buku “Manajemen Pemasaran” bahwa penjualan adalah proses sosial

manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan

dan inginkan, menciptakan, menawarkan dan mempertukarkan produk yang bernilai

dengan pihak lain.

Menurut Kusnadi dalam buku “Akuntansi Keuangan” bahwa penjualan adalah

sejumlah uang yang dibebankan kepada pembeli atas barang dan jasa yang dijual.

Sedangkan menurut PSAK 23 (2012) tentang pendapatan, pendapatan dari

penjualan barang diakui jika seluruh kondisi berikut dipenuhi:

a) Entitas telah memindahkan risiko dan manfaat kepemilikan barang secara


signifikan kepadapembeli.

b) Entitas tidak lagi melanjutkan pengelolaan yang biasanya terkait dengan

kepemilikan atas barang ataupun melakukan pengendalian efektif atas barang

yang dijual.

c) Jumlah pendapatan dapat diukur secaraandal.

d) Kemungkinan besar manfaat ekonomi yang terkait dengn transaksi tersebut

akan mengalir keentitas.

e) Biaya yang terjadi atau akan terjadi sehubungan transaksi penjualan tersebut

dapt diukur secaraandal.

2.4.2 Pengertian Penjualan Tunai

Menurut Mulyadi (2016 : 379), Merupakan Penjualan yang dilaksanakan oleh

perusahaan dengan cara mewajibkan pembeli melakukan pembayaran harga barang

terlebih dahulu sebelum barang diserahkan oleh perusahaan kepada pembeli dan

transaksi penjualan tunai kemudian dicatat oleh perusahaan.

Jaringan prosedur penjualan tunai menurut Mulyadi (2008 : 469) yaitu :

a. Prosedur order penjualan

b. Prosedur penerimaan kas

c. Prosedur penyerahan barang

d. Prosedur pencatatan penjualan tunai

e. Prosedur penyetoran kas ke bank

f. Prosedur pencatatan penerimaan kas

g. Prosedur pencatatan harga pokok penjualan


2.4.3 Metode Penjualan Tunai

1. Fungsi yang terkait

Menurut Mulyadi, (2016 : 385) Sistem Akuntansi Penjualan Tunai memiliki

fungsi yang terkait, berikut ini adalah fungsi dari Sistem Akuntansi Penjualan Tunai

sebagai berikut:

a. Fungsi Penjualan Fungsi ini bertanggung jawab untuk menerima order dari

pembeli, mengisi faktur penjualan tunai, dan menyerahkan faktur tersebut kepada

pembeli untuk kepentingan pembayaran harga barang ke fungsi kas.

b. Fungsi Kas Fungsi ini bertanggung jawab sebagai penerima kas dari pembeli.

c. Fungsi Gudang Fungsi ini bertanggung jawab untuk membungkus barang dan

menyerahkan barang yang dipesan pembeli, serta menyerahkan barang tersebut

ke fungsi pengiriman.

d. Fungsi Pengiriman Fungsi ini bertanggung jawab untuk membungkus barang dan

menyerahkan barang yang telah dibayarkan harganya kepada pembeli.

e. Fungsi Akuntansi Fungsi ini bertanggung jawab sebagai pencatatan transaksi

penjualan dan penerimaan kas dan pembuatan laporan penjualan.

2. Dokumen yang digunakan

Setiap transaksi penjualan harus didukung dengan dokumen bisnis yang

menunjukkan bukti penjualan secara tertulis, Dokumen adalah formulir khusus yang

digunakan untuk mencatat data tentang aktivitas bisnis untuk pengawasan dan

pengendalian serta akurasi yang lebih baik. Menurut Mulyadi, (2016 : 386–391)

Dokumen yang digunakan dalam sistem akuntansi penjualan tunai sebagai berikut:
a. Faktur Penjualan Tunai Menurut Krismiaji faktur penjualan berfungsi untuk

merekam transaksi penjualan barang baik tunai maupun kredit. Dokumen ini

digunakan untuk merekam berbagai informasi yang diperlukan oleh manajemen

mengenai transaksi penjualan tunai. Faktur penjualan tunai diisi oleh fungsi

penjualan yang berfungsi sebagai pengantar pembayaran kepada fungsi kas dan

sebagai dokumen sumber untuk pencatatan transaksi penjualan ke dalam jurnal

penjualan.

b. Pita Register Kas (Cash Register Tape) Penerimaan kas yang berasal dari hasil

penjualan tunai sebaiknya dilakukan dengan melalui kas register pada saat

transaksi penjualan terjadi, untuk menjamin bahwa angka rupiah yang dimasukan

dengan melalui kas register sesuai dengan harga jual yang sesungguhnya

Dokumen ini dihasilkan oleh fungsi kas dengan cara mengoperasikan mesin

register kas (cash register) Pita register kas ini merupakan bukti penerimaan kas

yang dikeluarkan oleh fungsi kas dan merupakan dokumen pendukung faktur

penjualan tunai yang dicatat dalam jumlah penjualan. Pita register kas ini

merupakan bukti penerimaan kas yang dikeluarkan oleh fungsi kas dan

merupakan dokumen pendukung faktur penjualan tunai yang dicatat dalam

jumlah penjualan.

c. Credit Card Sales Slip Dokumen ini dicetak oleh credit card center bank yang

menerbitkan kartu kredit dan diserahkan kepada perusahaan yang menjadi

anggota kartu kredit. Bagi perusahaan yang menjual barang atau jasa, dokumen

ini diisi oleh fungsi kas dan berfungsi sebagai alat untuk menagih uang tunai dari
bank yang mengeluarkan kartu kredit, untuk transaksi penjualan yang telah

dilakukan kepada pemegang kartu kredit.

d. Bill of Lading Dokumen ini merupakan dokumen sumber tanda pengiriman untuk

kegiatan bisnis mengirim pesanan, Dokumen ini merupakan bukti penyerahan

barang dari perusahaan penjualan barangkepada perusahaan angkutan umum.

e. Faktur Penjualan COD Dokumen ini digunakan untuk merekam penjualan COD.

Tembusan faktur penjualan COD digunakan oleh perusahaan untuk menagih kas

yang harus dibayar oleh pelanggan pada saat penyerahan barang yang dipesan

oleh pelanggan.

f. Bukti Setor Bank Dokumen ini dibuat oleh fungsi kas sebagai bukti penyetoran

kas ke bank. Bukti setor bank diserahkan oleh fungsi kas kepada fungsi

akuntansi, dan dipakai oleh fungsi akuntansi sebagai dokumen sumber untuk

pencatatan transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai ke dalam jurnal

penerimaan kas.

g. Rekap Harga Pokok Penjualan Dokumen ini digunakan oleh fungsi akuntansi

untuk meringkas harga pokok produksi yang dijual selama satu periode.

Dokumen ini digunakan oleh fungsi akuntansi sebagai dokumen pendukung bagi

pembuatan bukti memorial untuk mencatat harga pokok produk yang dijual.

3. Catatan yang digunakan

Penjualan tunai digunakan yang namanya pencatatan, berikut ini adalah catatan

yang digunakan oleh penjualan tunai menurut Mulyadi (2016 , 391-392 ) Sebagai

berikut:
a. Jurnal Penjualan Jurnal penjualan digunakan oleh fungsi akuntansi untuk

mencatat dan meringkas data penjualan. Dalam jurnal penjualan disediakan satu

kolom untuk setiap jenis produk guna meringkas informasi penjualan menurut

jenis produk tersebut.

b. Jurnal Penerimaan Kas Jurnal penerimaan kas digunakan oleh fungsi akuntansi

untuk mencatat penerimaan kas dari berbagai sumber, di antaranya dari.

c. Jurnal Umum Jurnal ini digunakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat harga

pokok produk yang dijual.

d. Kartu Persediaan Kartu persediaan digunakan oleh fungsi akuntansi untuk

mencatat berkurangnya harga pokok produk yang dijual. Kartu persediaan ini

diselenggarakan di fungsi akuntansi untuk mengawasi mutasi dan persediaan

barang yang disimpan digudang.

e. Kartu Gudang Catatan ini tidak termasuk sebagai catatan akuntansi karena hanya

berisi data kuantitas persediaan yang disimpan di gudang. Catatan ini

diselenggarakan oleh fungsi gudang untuk mencatat mutasi dan persediaan

barang yang disimpan dalam gudang.

4. Jaringan prosedur yang membentuk system

Jaringan Prosedur yang membentuk sistem akuntansi penjualan tunai menurut

Mulyadi, (2016, 392-393) sebagai berikut:

a. Prosedur Order Penjualan Fungsi penjualan menerima order dari pembeli dan

membuat faktur penjualan tunai untuk memungkinkan pembeli melakukan


pembayaran harga barang ke fungsi kas, untuk memungkinkan fungsi gudang

dan fungsi pengiriman menyimpan barang yang akan diserahkan kepada pembeli.

b. Prosedur Penerimaan Kas Dalam prosedur ini fungsi kas menerima pembayaran

harga barang dari pembeli dan memberikan tanda pembayaran (berupa pita

register kas dan cap “lunas” pada faktur penjualan tunai) kepada pembeli untuk

memungkinkan pembeli tersebut melakukan pengambilan barang yang dibelinya

dari fungsi pengiriman.

c. Prosedur Penyerahan Barang Dalam prosedur ini fungsi pengiriman

menyerahkan barang kepada pembeli.

d. Prosedur Pencatatan Penjualan Tunai Dalam prosedur ini fungsi akuntansi

melakukan pancatatan transaksi penjualan tunai dalam jurnal penjualan dan

jurnal penerimaan kas.

e. Prosedur Penyetoran Kas ke Bank Dalam prosedur ini fungsi kas menyetorkan

kas yang diterima dari penjualan tunai ke bank dalam jumlah penuh.

f. Prosedur Pencatatan Penerimaan Kas Dalam prosedur ini, fungsi akuntansi

mencatat penerimaan kas berdasarkan bukti setor bank yang diterima dari bank

melalui fungsi kas.

g. Prosedur Pencatatan Harga Pokok Penjualan Dalam prosedur ini, fungsi

akuntansi membuat rekapitulasi harga pokok penjualan berdasarkan data yang

dicatat dalam kartu persediaan.


2.4.4 Fungsi-Fungsi Yang Terkait Dalam Penjualan Tunai

Dalam pelaksanaan jaringan prosedur yang membentuk sistem penjualan tunai

melibatkan beberapa unit atau bagian dalam organisasi. Urutan kegiatan yang

sekaligus merupakan fungsi dari tiap-tiap bagian yang terlibat dalam prosedur

penjualan tunai menurut Mulyadi (2008:462) adalah sebagai berikut :

1. Bagian order penjualan

Bagian ini bertanggung jawab untuk melaksanakan tugas:

a. Menerima order dari pembeli

b. Mengisi faktur penjualan tunai rangkap 3

2. Bagian kasa (kasir)

Bagian ini bertanggung jawab untuk melaksanakan tugas:

a. Menerima faktur penjualan tunai lembar ke satu dan menerimauang dari

pembeli sebesar yang tercantum dalam faktur penjualan tunai tersebut.

b. Mengoperasikan register kas untuk menghasilkan pita register kas

c. Membubuhkan cap lunas diatas faktur penjualan tunai dan menempelkan

pita register kas pada faktur tersebut.

d. Menyerahkan faktur penjualan tunai dan pita register kas kepada pembeli

untuk kepentingan pengambilan barang ke bagian pengiriman barang.

e. Mengisi bukti setor bank rangkap 3 dan segera menyetorkan kas yang

diterima dari hasil penjualan tunai ke bank.

f. Bukti setor bank rangkap 3 didistribusikan kepada :

1) Lembar 1: Diserahkan ke bank bersama dengan kas yang disetor


2) Lembar 2: Diserahkan ke bagian akuntansi jurnal

3) Lembar 3: Disimpan sebagi arsip kasir menurut nomor urut.

3. Bagian Gudang

Bagian gudang bertanggung jawab untuk melaksanakan tugas:

a. Menyimpan barang yang dipesan segera setelah menerima faktur penjualan

tunai lembar ke 2 dan menyiapkan barang sebanyak yang tercantum dalam

faktur penjualan tunai.

b. Mencatat kuantitas dan jenis barang yang akan diserahkan ke bagian

pengiriman barang ke dalam kartu gudang.

c. Menyerahkan barang ke bagian pengiriman barang beserta faktur penjualan

tunai lembar ke 2.

4. Bagian Pengiriman

Bagian pengiriman bertanggung jawab untuk melaksanakan tugas:

a. Menerima faktur penjualan tunai lembar ke 2 bersama dengan barang dari

bagian gudang dan menerima faktur penjualan lembar ke 1 yang dilampiri

pita register kas dari bagian kasir melalui pembeli kemudian

membandingkan kedua faktur tersebut untuk menentukan apakah sudah

dilakukan pembayaran harga barang.

b. Faktur penjualan lembar ke 2 dimasukkan ke dalam barang yang dibungkus

sebagai slip pembungkus dan diserahkan kepada pembeli.

c. Faktur penjualan tunai lembar ke 1 yang dilampiri dengan pita register kas

diserahkan ke bagian akuntansi atau jurnal


5. Bagian Akuntansi

Bagian akuntansi bertangggung jawab untuk melaksanakan tugas :

a. Mencatat transaksi penjualan tunai ke dalam jurnal penjualan berdasarkan

faktur penjualan tunai lembar ke 1.

b. Mengirimkan faktur penjualan tunai yang dilampiri dengan pita register kas

ke bagian kartu persediaan.

c. Menerima bukti setor bank lembar ke 2 dari bagian kasir dan mencatatnya

dalam jurnal penerimaan kas.

d. Mengarsipkan bukti setor bank lembar ke 2 dalam arsip berdasarkan urutan

tanggal setor.

e. Menerima bukti memorial yang dilampiri dengan rekapitulasi harga pokok

penjualan dari bagian kartu persediaan dan mencatatnya ke dalam jurnal

umum. Dan mengarsipkan bukti memorial dengan dilampiri harga pokok

penjualan berdasarkan nomor bukti memorial.

6. Bagian Kartu persediaan

Bagian Kartu Persediaan bertanggung jawab untuk melaksanakan

tugas :

a. Menerima faktur penjualan tunai lembar ke 1 yang dilampiri pita register kas

dari bagian akuntansi.

b. Mencatat kuantitas dan harga pokok persediaan yang dijual ke dalam kartu

persediaan atas dasar faktur penjualan tunai lembar ke 1.


c. Faktur penjualan tunai lembar ke 1 yang dilampiri dengan pita register kas

diarsipkan menurut nomor urut faktur penjualan tunai.

d. Secara periodik membuat rekapitulasi harga pokok penjualan selama periode

tertentu berdasarkan harga pokok produk yang dijual dalam kartu

persediaan.

e. Membuat bukti memorial sebagai dasar pencatatan pokok produk yang dijual

selama periode berdasarkan rekapitulasi harga pokok penjualan.

f. Menyerahkan bukti memorial yang dilampiri rekapitulasi harga pokok

penjualan ke bagian akuntansi.

2.4.5 Proses-Proses Penjualan Tunai

Proses-proses penjualan tunai yaitu :

1. Proses Cash & Carry

Metode Cash & Carry dimulai dengan pelanggan membayar terlebih

dahulu di bank setelah itu memesan atau meng-order barang ke Pertamina,

yang terdiri dari : Pelanggan menyetor uang di bank yang terhubung ke

Pertamina dengan sistem H2H. Pelanggan datang ke bank dan memberikan

informasi barang yang akan dibeli. Kemudian pihak bank melakukan proses

simulate Sales Order (SO) untuk memastikan apakah informasi yang

dimasukkan sudah benar seperti nama customer, material, selling price.

Setelah data di simulate SO sudah benar, kemudian pihak bank akan

menyimpan data SO tersebut dimana otomatis akan terkena Delivery Order

(DO) block. Kemudian petugas bank akan menerima uang berdasarkan SO


tersebut. Setelah petugas bank menerima uang, kemudian petugas bank akan

melakukan release DO block untuk SO tersebut. Jadi DO block dipergunakan

untuk memastikan bahwa sebelum dibuat DO di Depot, pihak bank sudah

menerima pembayaran dari pelanggan. Kemudian, pelanggan akan

mendapatkan printout SO untuk pembuatan DO di Depot Proses transfer H2H

dari bank ke Pertamina tidak berfungsi sehingga pembuatan sales order

dilakukan di Depot. Pelanggan membayar terlebih dahulu di bank, kemudian

pelanggan akan mendapatkan struk/tanda bukti pembayaran dari bank.

Berdasarkan struk tesebut, pelanggan akan ke Depot untuk pembuatan SO dan

DO. Pada saat pembuatan SO, sistem tidak akan melakukan proses DO block

karena uang sudah diterima oleh bank sesuai dengan struk/ tanda bukti

tersebut. Pada waktu pihak bank/ Depot membuat SO, sistem automatis akan

melakukan pengecekan apakah pelanggan masih mempunyai sisa pembayaran

yang belum dibayar lebih dari 7 hari dari tanggal jatuh tempo. Jika ya, maka

SO yang dibuat di bank akan terkena block credit limit. Jika SO tersebut

terkena credit block, maka SO tersebut masih tetap dapat di simpan tetapi

pihak Depot tidak dapat membuat delivery order. Pada malam hari, EBS akan

diterima untuk mengupdate data pembayaran customer ke account down

payment. Kemudian sistem secara otomatis akan melakukan clearing dari

account down payment ke account receivable sehingga akan mengubah status

open oldest item tidak melebihi dari 7 hari. Pada saat proses pembuatan

delivery order, sistem kemudian melakukan pengecekan terhadap status SO


tersebut. Jika status SO tidak terkena credit limit, maka pihak Depot dapat

langsung membuat DO. Tetapi jika status SO tersebut terkena credit limit,

maka pihak Depot tidak dapat membuat DO. Pelanggan harus kembali ke

bank untuk melunasi kekurangan pembayaran yang sudah jatuh tempo lebih

dari 7 hari. Setelah pelanggan membayar kekurangan di bank, maka pihak

bank akan memberikan struk/ tanda bukti pembayaran ke pelanggan.

Pelanggan akan memberikan struk tersebut ke Depot. Berdasarkan struk

tersebut, maka pihak finance credit analyst di Depot akan melakukan proses

release credit limit untuk SO tersebut. Setelah SO di release, kemudian pihak

Depot dapat membuat DO.

2. Proses Delivery Order

Proses Delivery Order : DO dapat dibuat dengan dua cara :

a. Background job. Untuk depot dengan pelanggan yang banyak, DO akan

dicreate buat secara background job untuk setiap periode waktu tertentu

(mis setiap siang, sore, malam hari atau setiap beberapa jam) berdasarkan

data SO/ scheduling agreement yang sudah di release. Pencetakan

printout list DO dapat dilakukan berdasarkan atas permintaan dari

pelanggan, khusus untuk pelanggan dengan perlakuan customer pick up.

b. Manual DO. Untuk depot dengan pelanggan yang sedikit, DO dapat

dibuat secara manual baik pada saat pelanggan datang ke depot atau tidak.

Untuk barang yang diambil oleh pelanggan, pelanggan akan ke depot

untuk minta printoutlist DO. Pada saat pelanggan akan mengambil barang
di depot, printoutlist DO tersebut diberikan ke supir sebagai surat

pengantar ke depot untuk pengambilan barang. Untuk pelanggan SPBU,

barang akan dikirim oleh Pertamina berdasarkan tanggal pengiriman di

SO.

3. Proses TD Shipment

Proses TD Shipment : Delivery Order tersebut kemudian dilanjutkan

dengan proses TD scheduling di Depot dimana memasukkan informasi supir

dan kendaraan. Master kendaraan akan disimpan di SAP, jika tidak ada maka

sementara akan menggunakan dummy kendaraan. Data kendaraan akan

disimpan dalam TD shipment dimana proses pembuatan master data

dilakukan oleh COE. Untuk nama supir tidak dimasukkan ke dalam master

data, tetapi akan dimasukkan di dalam text di TD shipment. Pencetakan filling

slip dari TD scheduling dilakukan di pintu masuk depot. Saat proses pemuatan

barang (loading), TD loading confirmation dan TD delivery confirmation

dilakukan di Depot dengan menggunakan satu proses. Proses serah terima

barang dilakukan di Depot, dimana jika ada selisih antara barang yang dikirim

dengan barang yang diterima bukan menjadi tanggung jawab Pertamina.

Pencetakan Surat Jalan untuk pengiriman dengan franco, pencetakan dari TD

load confirmation, sedangkan untuk loco pencetakan dari TD delivery

confirmation. Pencetakan dilakukan di pintu keluar depot dan diberikan ke

supir.

4. Proses Billing
Proses Billing : Berdasarkan jumlah barang yang dikirim tersebut, maka

akan dilanjutkan dengan pembuatan billing. Billing dapat dibuat dengan dua

cara yaitu :

a. Background job. Untuk depot dengan pelanggan yang banyak, billing

akan dibuat secara background job untuk setiap periode waktu tertentu

(mis setiap siang, sore, malam atau setiap beberapa jam). Pada saat proses

background job tersebut, dilakukan juga proses otomatis pencetakan

billing. Printout billing tersebut nantinya akan dikirim kepelanggan

menggunakan kurir.

b. Manual billing. Untuk depot dengan pelanggan yang sedikit, billing tetap

dibuat secara manual supaya billing dapat segera dibuat (tidak harus

menunggu background job). Proses pembuatannya dilakukan sebelum

truk meninggalkan depot dan printout billing akan dititipkan ke supir truk

untuk pelanggan bersamaan dengan proses pengiriman barang. Billing

yang sudah dibuat tersebut, nantinya akan dimonitor oleh pihak Share

Processing Center (SPC) dalam proses automatic clearing.

5. Aplikasi System Aplikasi system yang dipergunakan untuk proses Cash &

Carry yaitu :

a. Host to Host. Aplikasi Host to Host dipergunakan di bank persepsi yang

terhubung dengan sistem My SAP di Pertamina. Aplikasi ini

dipergunakan untuk mengirim data transaksi My SAP yang dibuat di

bank, seperti pembuatan sales order.


b. Sistem OSDS. Aplikasi OSDS dilakukan di Depot untuk pembuatan sales

order, delivery order, TD scheduling, TD load confirmation, TD delivery

confirmation and billing.

2.4.6 Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Tunai

Susanto (2016 : 319) mendifinisikan Sistem Informasi Akuntansi Penjualan

Tunai adalah kerangka kerja dalam sumber daya manusia, alat, metode dan semuanya

di koordinasikan untuk mengelolah data penjualan menjadi informasi penjualan yang

berguna bagi pihaj-pihak yang membutuhkannya.

2.5 Pengendalian Intern

2.5.1 Pengertian Pengendalian Intern

Ikatan Akuntan Indonesia (2012 : 319), pengendalian internal adalah suatu

proses yang dijalankan oleh dewan Komisaris, manajemen, dan personil lain entitas

yang didesain untuk memberikan keyakinan yang memadai tentang pencapaian 3

golongan tujuan yaitu: keandalan laporan keuangan, efektivitas dan efisiensi operasi,

kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku.

Pengendalian internal melaksanakan tiga fungsi penting ialah: Pengendalian

untuk pencegahan preventive control, Pengendalian untuk pemeriksaan detective

control, dan Pengendalian korektif corrective control (Romney dan Steinbart dalam

Kwary dan Fitriasari, 2012 : 4).

Menurut Hall (2013), sistem pengendalian internal (internal control system)

terdiri atas berbagai kebijakan, praktik, dan prosedur yang diterapkan oleh

perusahaan untuk mencapai empat tujuan umumnya:


1. Untuk menjaga aktivaperusahaan.

2. Untuk memastikan akurasi dan dapat diandalkannya catatan dan

informasiakuntansi.

3. Untuk mendorong efisiensi operasinalperusahaan.

4. Untuk mengukur kesesuaian dengan kebijakan dan prosedur yang telah

ditetapkan oleh manajemen.

Menurut COSO dalam Arens (2013), studi tahun 1992 atas pengendalian

internal yang berjudul Pengendalian Internal Kerangka Terpadu oleh COSO

(Committee of Sponsoring Organizations of The Treadway Commission) atau

Komite Organisasi.

Pemberi Sponsor dari Komisi Treadway menyediakan suatu uraian yang

luas tentang pengendalian internal. Manajemen biasanya mempunyai tiga perhatian

berikut, atau sasaran hasil yang luas, dalam merancang suatu sistem kendali yang

efektif :

1. Keandalan pelaporan keuangan.

Seperti contohnya, manajemen bertanggung jawab atas menyiapkan laporan

keuangan untuk investor, kreditur, dan para pemakai lainnya. Manajemen

mempunyai tanggung jawab baik hukum dan profesional untuk yakin bahwa

informasi tersebut disiapkan secara wajar menurut sistem pelaporan.

2. Efisiensi dan efektivitas operasional.

Kendali di dalam suatu organisasi dimaksudkan untuk mendorong penggunaan

yang efektif dan efisien atas sumber dayanya, mencakup personil, untuk
mengoptimalkan sasaran perusahaan. Bagian penting dari kendali ini adalah

informasi yang akurat untuk pengambilan keputusan internal. Berbagai

informasi digunakan untuk membuat keputusan bisnis yang kritis.Sebagai

contoh informasi tentang biaya pembuatan produk itu.

3. Pemenuhan ketentuan hukum dan regulasi yang bias diterapkan.

Organisasi diminta untuk mengikuti banyak hukum dan peraturan. Beberapa

hanya secara tidak langsung berhubungan dengan akuntansi. Contohnya

meliputi perlindungan lingkungan dan hukum hak-hak warga negara. Yang

lainnya berhubungan erat dengan akuntansi, seperti peraturan pajak pendapatan

dan penipuan.

Sistem Pengendalian Intern meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-

ukuranyang dikoordinasikanuntuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian

dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya

kebijakan manajemen.

Di Indonesia, bagi institusi pemerintah ataupun swasta adalah keharusan

penyelenggaraan internal control berbasis framework COSO (internal control COSO)

tertuang dalam pasal 22 Keputusan Menteri BUMN Nomor Kep-117/M-MBU/2002

tentang penerapan good governance pada Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Dalam keputusan tersebut dinyatakan bahwa manajemen BUMN harus memelihara

internal control bagi perusahaan yang meliputi :

1. Lingkungan Pengendalian

Terdiri dari tindakan, kebijakan, dan prosedur yang mencerminkan keseluruhan


sikap dari manajemen puncak, para direktur, dan pemilik dari suatu entitas

mengenai pengendalian internal dan arti pentingnya bagi entitas itu. Berkut

adalah sub komponen yang paling utama,yaitu:

a. Integritas dan nilai-nilai etis adalah produk dari standar tingkah laku dan

etis seperti tindakan manajemen untuk memindahkan atau mengurangi

insentif dan godaan yang mungkin membuat karyawan untuk terlibat dalam

hal tidak jujur, tidak sah, atau tindakan tak pantas. Mereka juga meliputi

komunikasi dari nilai-nilai entitas dan standar tingkah laku kepada

karyawan melalui pernyataan kebijakan dan kode etik.

b. Komitmen untuk kompetensi adalah pengetahuan dan keterampilan yang

diperlukan untuk menyelesaikan tugas yang mendefinisikan pekerjaan

individual. Komitmen untuk kompetensi meliputi pertimbangan manajemen

akan tingkat kompetensi untuk pekerjaan khusus dan bagaimana tingkat

tersebut diterjemahkan ke dalam keterampilan dan pengetahuan yang

diperlukan.

c. Partisipasi dalam direksi atau komite audit.

d. Dewan direksi yang efektif adalah tidak terikat pada manajemen,

anggotanya dilibatkan, dan meneliti aktivitas manajemen. Dewan

menciptakan suatu komite audit yang dibebankan tanggung jawab untuk

proses pelaporan keuangan, serta bertanggung jawab juga untuk memelihara

komunikasi yang berkelanjutan dengan auditor eksternal dan internal.

Independensi komite audit adalah faktor penentu yang penting secara efektif
untuk mengevaluasi pengendalian internal dan laporan keuangan yang

disiapkan oleh manajemen.

e. Filosofi dan gaya operasional manajemen

Sikap manajemen melalui aktivitasnya, menyediakan isyarat yang jelas

kepada karyawan tentang pentingnya pengendalian internal. Sebagai

contoh, apakah manajemen mengambil risiko yang penting atau

menantang? Apakah target penjualan dan pendapatan tak realistis, dan

apakah karyawan didorong untuk mengambil tindakan agresif untuk

memenuhi target tersebut? Dapatkah manajemen digambarkan sebagai

“birokratis dan gemuk,” “langsing dan kejam,” “mendominasi atau tepat

benar”?

f. Struktur organisasi

Struktur organisasi entitas menggambarkan bentuk tanggung jawab dan

otoritas yang ada. Dengan memahami struktur organisasi, dapat dipelajari

unsur-unsur fungsional dari bisnis itu dan merasakan bagaimana kendali

diterapkan.

g. Penugasan dari otoritas dan tanggung jawab

Metode formal komunikasi tentang otoritas dan tanggung jawab dan

berbagai hal yang terkait dengan pengendalian yang serupa adalah sama

pentingnya. Kekuatan ini meliputi pentingnya kendali dari manajemen

puncak dan berbagai hal yang terkait dengan pengendalian, organisatoris

formal dan rencana operasional, dan gambaran tugas karyawan serta


kebijakan yangterkait.

h. Kebijakan dan praktek sumber daya manusia

Aspek yang paling penting dari pengendalian internal adalah personil. Jika

karyawan adalah orang yang kompeten dan dapat dipercaya, pengendalian

lain bisa tidak ada dan laporan keuangan yang bisa diandalkan masih bisa

dihasilkan.

2. Penilaian risiko

Penilaian risiko untuk laporan keuangan adalah identifikasi manajemen dan

analisis risiko yang relevan dengan persiapan laporan keuangan. Sedangkan

menurut Hall (2013) perusahaan harus melakukan penilaian risiko untuk

mengidentifikasi, menganalisis, dan mengelola berbagai risiko yang berkaitan

dengan laporan keuangan.

3. Aktivitas pengendalian

Bahwa aktivitas pengendalian umumnya berhubungan dengan kebijakan dan

prosedur. Pengembangan aktivitas pengendalian yang berhubungan dengan

kebijakan dan prosedur jenis ini umumnya masuk ke dalam lima jenis aktivitas

pengendalian spesifik, yaitu:

a. Pemisahan kewajiban yang memadai

b. Otorisasi yang sesuai dari transaksi dana aktivitas

c. Dokumen dan catatan yang memadai

d. Pengendalian fisik atas aset dancatatan

e. Pemeriksaan independen ataspenampilan


f. Informasi dankomunikasi

4. Informasi dan Komunikasi

Tujuan sistem informasi dan komunikasi akuntansi suatu entitas adalah untuk

memulai, mencatat, memproses, dan melaporkan transaksi entitas dan untuk

memelihara akuntabilitas untuk aset yang terkait. Suatu sistem informasi dan

komunikasi akuntansi mempunyai beberapa sub komponen, biasanya terdiri dari

kelas-kelas transaksi seperti penjualan, retur penjualan, penerimaan kas, akuisisi,

dan seterusnya. Sistem harus pula menghindari pencatatan duplikat dari

penjualan dan juga dari transaksilainnya.

5. Pengawasan

Aktivitas pengawasan berhadapan dengan penilaian berkala dan berkelanjutan

dari mutu penampilan pengendalian internal untuk menentukan apakah kendali

beroperasi seperti diharapkan dan dimodifikasi saat diperlukan.

2.5.2 Unsur-Unsur Dalam Pengendalian Internal

Unsur-unsur yang pokok dalam pengendalian internal menurut Mardi

(2011:60) adalah sebgai berikut:

1. Struktur organisasi merupakan suatu kerangka pemisah tanggung jawab secara

tegas berdasarkan fungsi dan tingkatan unit yang dibentuk. Prinsip dalam

menyusun struktur organisasi, yaitu pemisahan antara setiap fungsi yang ada dan

suatu fungsi jangandiberi tanggung jawab penuh melaksanakan semua tahapan

kegiatan, hal ini bertujuan supaya tercipta mekanisme saling mengendalikan

antarfungsi secara maksimal.


2. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan dalam organisasi. Struktur organisasi

harus dilengkapi dengan uraian tugas yang mengatur hak dan wewenang masing-

masing tingkatan berserta seluruh jajarannya. Uraian tugas harus didukung

petunjuk prosedur berbentuk peraturan pelaksanaan tugas disertai penjelasan

mengenai pihak-pihak yang berwewenang mengesahkan kegiatan, kemudian

berhubungan dengan pencatatan harus disertai pula prosedur yang baku. Prosedur

pencatatan yang baik menjamin ketelitian dan keandalan data dalam perusahaan.

Transaksi terjadi apabila telah diotorisasi oleh pejabat yang berwenang dan setiap

dokumen memiliki bukti yang sah, ada paraf dan tanda tangan pejabat yang

memberi otorisasi.

3. Pelaksanaan kerja secara sehat. Tata cara kerja secara sehat merupakan

pelaksanaan yang dibuat sedemikian rupa sehingga mendukung tercapainya

tujuan pengendalian internal yang ditujukan dalam beberapa cara. Unsur kehati-

hatian (prudent) penting diajag agar tidak seorang pun menangani transaksi di

awal sampai akhir sendirian, harus rolling antar pegawai , melaksanakan

berbagai tugas yang telah diberikan, memeriksa kekurangan dalam pelaksanaan,

serta menghindari kecurangan.

4. Pegawai berkualitas. Salah satu unsur pokok penggerak organisasi ialah

karyawan, karyawan harus berkualitas agar organisasi memiliki citra berkualitas.

Secara umum kualitas karyawan ditentukan oleh tiga aspek, yaitu pendidikan,

pengalaman, dan akhlak. Tidak hanya berkualitas, tetapi kesesuaian tanggung

jawab dan pembagian tugas perlu diperhatikan. Pegawai yang berkualitas dapat
ditentukan berdasarkan proses recruitment yang dilakukan kepada mereka,

apakah berbasis professional atau berdasarkan carity (pendekatan teman).

2.6 Kerangka Pemikiran

Penjualan tunai adalah penjualan yang dilaksanakan oleh perusahaan dengan

cara mewajibkan pembeli melakukan pembayaran harga barang terlebih dahulu

sebelum barang diserahkan oleh perusahaan kepada pembeli. Keuntungan dari

penjualan tunai adalah hasil dari penjualan tersebut terealisasi dalam bentuk kas yang

diperoleh perusahaan.

Sistem informasi Akuntansi merupakan sebuah sistem untuk memproses data

dan transaksi guna menghasilkan informasi yang bermanfaat untuk merencanakan,

mengendalikan dan mengoperasikan bisnis serta membantu perusahaan menyajikan

laporan keuangan dalam bentuk informasi yang akurat dan terpercaya sehingga

sangat bermanfaat untuk mencapai keunggulan bagi perusahaan.

Efektifitas penerapan sistem informasi akuntansi penjualan tunai memang

berperan penting dalam meningkatkan pengendalian intern. lima indikator yang dapat

digunakan dalam mengukur Pengendalian Internal, Indikator tersebut adalah sebagai

berikut : 1 Lingkungan Pengendalian, 2 Penilaian Risiko, 3 Kegiatan Pengendalian, 4

Informasi dan Komunikasi 5 Pemantauan.

Pengendalian Intern Committe of Sponsoring Organization of the Tread way

Commission COSO, menyatakan Pengendalian Internal terdiri atas komponen-

komponen berikut :
1. Lingkungan Pengendalian, merupakan suatu mesin penggerak organisasi dengan

segala sesuatu fondasi yang telah ditempatkan.

2. Penaksiran Risiko, berdasarkan mekanisme untuk mengidentifikasi, menganalisis,

serta mengelola segala risiko yang ada. Organisasi harus siap dan waspada

menghadapi segala kemungkinan risiko yang akan dihadapi.

3. Informasi dan komunikasi, memungkinkan pegawai organisasi mendapatkan dan

menukar informasi yang diperlukan untuk melaksanakan, mengelola, serta

mengendalikan segala kegiatan organisasi tersebut.

4. Aktivitas Pengendalian, diperlukan untuk membantu memastikan tindakan pegawai

yang terindentifikasi manajemen organisasi benar-benar diperlukan untuk

menghadapi risiko yang mungkin terjadi dalam usaha pencapaian tujuan organisasi.

5. Pemantauan, terhadap seluruh kegiatan operasional organisasi. Keseluruhan proses

yang berjalan harus dimonitor dan jika perlu diadakan perubahan, agar sistem

dinamis sesuai dengan perubahan.

Penelitian ini akan membahas mengenai analisis sistem informasi akuntansi

penjualan tunai dalam meningkatkan pengendalian intern pada PT. Panca Putri

Rahma yang merupakan perusahaan swasta rekanan PT. Pertamina yang

mendistribusikan LPG ke pangkalan, Setelah melakukan analisis sistem infomasi

akuntansi penjualan tunai maka peneliti akan mengambil kesimpulan dan hasil

penelitian yang peneliti lakukan . berdasarkan konsep-konsep dasar, hasil penelitian

terdahulu dan masalah yang yang yang sudah di jelaskan sebelumnya, maka dapat

dibuat kerangka pemikir dari analisis sistem informasi akuntansi penjualan tunai
dalam meningkatkan pengendalian intern pada PT. Panca Putri Rahma, secara sistem

dapat disusun dalam gambar berikut:

Gambar 2.1. Kerangka Pemikiran

PT. PANCA PUTRI RAHMA

Meningkatkan

PengendalianInterten

Sistem Informasi Penjualan Tunai

Akuntansi Gas LP 3 Kg

Analisis

Deskriptif Kualitatif

Hasil dan Pembahasan

Kesimpulan dan Saran

Rapikan
BAB III

METODE PENELITIAN

1. Lokasi dan Objek Penelitian

Obyek dalam penelitian ini adalah PT. Panca Putri Rahma adalah perusahaan

swasta rekanan PT. Pertamina yang mendistribusikan LPG ke pangkalan dan di

teruskan kepada masyarakat. Berlokasi di Jl. Sulemandara, Bonggoeya, Wua-Wua,

Kota Kendari, Sulawesi Tenggara. Obyek penelitian ini sengaja peneliti pilih karena

perusahaan tersebut menggunakan penjualan tunai pada produk gas, sebagai wujud

untuk meningkatkan kegiatan ekonomi untuk meningkatkan kesejaheraan dan

kemakmuran rakyat.

2. Jenis Penelitian

Jenis-jenis metode penelitian dapat diklasifikasikan berdasarkan tujuan dan

tingkat kelamiahan natural setting obyek yang diteliti. Berdasarkan tujuan, metode

penelitian dapat diklasifikasikan menjadi penelitian dasar basic research, penelitian

terapan applied researchdan penelitian pengembangan research and development.

Selanjutnya berdasarkan tingkat kealamiahan, metode penelitian dapat dikelompokan

menjadi penelitian eksperimen, survey, dan naturalistik sugiyono (2012).

Berdasarkan objek penelitian dan tingkat kealamiahan, penelitian ini termasuk

dalam penelitian kualitatif studi kasus yaitu tipe pendekatan dalam penelitian yang

penelaahannya kepada satu kasus yang dilakukan secara intensif, mendalam,

mendetail, dan komprehensif. Studi kasus bisa dilakukan terhadap individu, seperti

yang lazimnya dilakukan oleh para ahli psikologi analisis, juga bisa dilakukan
terhadap kelompok, seperti yang dilakukan oleh antroplogi, sosiologi, dan psikologi

sosial Sanapiah Faisal (2008).

Tujuan penelitian studi kasus adalah untuk mempelajari secara intensif tentang

latar belakang keadaan sekarang dan interaksi lingkungan sesuatu unit sosial,

individu, kelompok, lembaga, dan masyarakat Sumadi Suryabrata, (2013).

Setiap analisis kasus mengandung data berdasarkan wawancara, data

berdasarkan pengamatan, data dokumentasi, kesan dan pernyataan orang lain

mengenai kasus tersebut. Khusus mengenai individu, datanya dapat mencakup catatan

klinis, data statistik, mengenai orang yang bersangkutan, informasi mengenai latar

belakangnya, profil riwayat hidup, dan catatan hariannya Dedy Mulyana (2004).

Studi kasus merupakan bagian dari penelitian kualitatif, Ciri-ciri penelitian

studi kasus adalah penelitian mendalam mengenai unit sosial tetentu yang hasilnya

merupakan gambaran yang lengkap dan terorganisir baik mengenai unit tersebut.

Tergantung kepada tujuannya, ruang lingkup penelitian ini mencakup keseluruhan

siklus kehidupan atau hanya segmen-segmen tertentu saja, studi demikian mungkin

mengkonsentrasikan diri pada faktor-faktor khusus tertentu atau dapat pula mencakup

keseluruhan faktor-faktor dan kejadian-kejadian. Dalam sebuah penelitian tentunya

ada keunggulan-keunggulan tersendiri serta kelemahan-kelemahan, begitupun dengan

penelitian studi kasus berikut di uraikan beberapa keunggulan dari penelitian studi

kasus yaitu:

1. Penelitian-penelitian kasus terutama sangat berguna untuk informasi latar

belakang guna perencanaan penelitian yang lebih besar dalam ilmu-ilmu sosial.
Karena studi yang demikian itu intensif sifatnya, studi tersebut menerangi

variabel-variabel yang penting, proses-proses, dan interaksi-interaksi yang

memerlukan perhatian yang lebih luas. Penelitian kasus itu merintis dasar baru

dan sering kali merupakan sumber hipotesis-hipotesis untuk penelitian lebih jauh.

2. Data yang di peroleh dari penelitian studi kasus memberikan contohcontoh yang

berguna untuk memberi ilustrasi mengenai penemuan-penemuan yang di

generalisasikan dengan statistik Sumadi Suryabrata (Hal. 80-82).

Lincoln dan Goba mengemukakan bahwa keistimewaan studi kasus meliputi

hal-hal berikut: a. Studi kasus merupakan sarana utama bagi penelitian emik, yakni

menyajikan pandangan subjek yang di teliti. b. Studi kasus menyajikan uraian

menyeluruh yang mirip dengan apa yang di alami pembaca dalam kehidupan sehari-

hari c. Studi kasus merupakan saran efektif untuk menunjukkan hubungan antara

peneliti dan responden. d. Studi kasus memungkinkan pembaca untuk menemukan

konsistensi internal yang tidak hanya merupakan konsistensi gaya dan konsistensi

faktual juga kepercayaan trust-worthiness. e. Studi kasus memberikan uraian-uraian

tebal yang diperlukan bagi penilaian atas transferabilitas. f. Studi kasus terbuka bagi

penilaian atas konteks yang turut berperan bagi pemaknaan atas fenomena dalam

konteks tersebut Dedy Mulyana, (Hal. 201) .......................... tahun berapa

3. Informan Penelitian

Informan dalam penelitian ini adalah Kepala Kantor dan staf dibagian akuntansi

keuangan, terkait dengan sistem informasi akuntansi penjualan tunai yang di

terapkan.
4. Teknik Pengumpulan Data

Dalam melaksanakan penelitian ini dibutuhkan data penelitian, dimana untuk

mengumpulkan data penelitian di perlukan metode pengumpulan data dalam

penelitian, sebagai berikut :

1. Penelitian Kepustakaan (Library Reseach)

Penelitian kepustakaan dilakukan dengan menelaah buku-buku yang relevan

dengan permasalahan yang diangkat untuk mendapatkan kejelasan konsep dan

pengempulan literatur-literatur yang relevan dengan pembahasan penelitian.

2. Wawancara (Interview)

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila penelitian ini

memerlukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus

diteliti dan juga apabila peneliti ingin pengumpulan data mendasarkan diri pada

laporan tentang diri sendiri atau setidak-tidaknya pada pengetahuan dan atau

keyakinan pribadi. Untuk wawancara mendalam dilakukan secara langsung,

wawancara dilakukan dengan informasi yang dianggap kompeten dan mewakili.

3. Dokumentasi (Documentation)

Mengumpulan data ini menggunakan kamera telepon genggam untuk memotret

beberapa kegiatan dan tugas anggota di dalam perusahaan, untuk memahami

tugas-tugas yang dikerjakan tiap bagian dalam sistem penjualan.

4. Pencarian di internet (internet searching)

Pencarian di internet merupakan penelitian yang dilakukan dengan

mengumpulkan berbagai tambahan referensi yang bersumber dari internet guna


melengkapi referensi penulis serta digunakan untuk menemukan fakta dan teori

yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.

5. Observasi (Observation) yang dilakukan peneliti yaitu mencari langsung data di

tempat penelitian juga menggunakan sumber-sumber seperti dokumen dan

catatan-catatan yang tersedia, ini merukpakan suatu teknik pengumpulan data

dengan cara melakukan pencatatan beberapa formulir-formulir yang terkait

dengan system informasi akuntansi yang dimiliki oleh perusahaan.

5. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian berfungsi sebagai alat bantu dalam mengumpulkan data

yang diperlukan dengan wawancara terstruktur. Bentuk instrumen berkaitan dengan

metode pengumpulan data misalnya metode wawancara yang instrumennya adalah

pedoman wawancara terlampir.

6. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif

kualitatif. Analisis data, menurut Patton dalam Moleong (2006 : 280) adalah proses

mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori, dan

satuan uraian dasar. Membedakan dengan penafsiran yaitu memberikan arti yang

signifikan terhadap hasil analisis, menjelaskan pola uraian, dan mencari hubungan

antara dimensi-dimensi uraian. Penggunaan metode tersebut dengan pertimbangan

bahwa penelitian ini berusaha untuk melihat Bagiaman Tingkat efektivitas

pelaksanaan sistem informasi akuntansi penjualan tunai dalam meningkatkan


pengendalian internal pada PT. Panca Putri Rahma. Terdapat beberapa langkah dalam

melakukan analisis data, yaitu:

1. Reduksi Data

Reduksi data dilakukan dengan merangkum dan memfokuskan hal-hal yang

penting tentang penelitian dengan mencari tema dengan pola hingga memberikan

gambaran yang lebih jelas serta mempermudah peneliti untuk melakukan

pengumpulan data selanjutnya dan mencarinya bila diperlukan.

2. Penyajian Data

Bermakna sebagai sekumpulan informasi tersusun yang memberikan tindakan.

Penyajian data ini dilakukan dalam bentuk pemaparan hasil wawancara dengan

informan penelitian.

3. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara dan akan berubah

bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat pada tahap awal didukung oleh bukti-

bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali kelapangan mengumpulkan

data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.

7. Definisi Operasional Variabel

Menghindari penafsiran yang berbeda-beda dari penelitian ini, maka dapat di

uraikan definisi Operasional sebagai berikut :

1. sistem informasi Akuntansi adalah  adalah suatu komponen dalam perusahaan

yang mengumpulkan, mengklasifikaskan, mengolah, menganalisis serta

mengkomunikasikan informasi keuangan dan pengambilan sebuah keputusan


yang relevan, digunakan oleh manajemen untuk mengelola organisasi atau

perusahaan, serta melakukan pengembangan.

2. Penjualan tunai merupakan sistem yang dilakukan oleh perusahaan dengan cara

mewajibkan pembeli melakukan pembayaran harga terlebih dahulu sebelum

barang diserahkan oleh perusahaan kepada pembeli.

3. Pengendalian intern adalah proses yang dilakukan atas amanat dari  manajemen

dalam suatu organisasi yang bertujuan untuk melindungi aset perusahaan, serta

memastikan kepatuhan pada hukum dan peraturan yang berlaku. Pengendalian

intern yang efektif dapat membantu perusahaan dalam mengarahkan kegiatan

operasional perusahaan dan mencegah adanya kecurangan atau penyalahgunaan

lainnya.
DAFTAR PUSTAKA

Sarju, V. C. (2016). Prosedur Penjualan Kredit Bbm Pada Pt. Pertamina (Persero)


Terminal Bbm Bitung (Doctoral dissertation, Politeknik Negeri Manado).

Sirait, F. R. H. (2019). Sistem Informasi Akuntansi Penjualan pada PT. Pertamina


(Persero) Marketing Operation Region 1 Medan (Doctoral dissertation,
Universitas Medan Area).

Masulili, A. M. (2014). Analisis Sistem Informasi Akuntansi Siklus Penjualan (Studi


Kasus PT Pasaraya TSS) (Doctoral dissertation, STIE Indonesia Banking
School).

Tumalun, T. L., & Pangerapan, S. (2019). Analisis Sistem Informasi Akuntansi


Penjualan Kredit Di Pt Nusantara Sakti Cabang Manado. Jurnal EMBA:
Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis dan Akuntansi, 7(3).

Kalumata, N., Nangoi, G. B., & Lambey, R. (2017). Evaluasi pengendalian internal
sistem informasi akuntansi penjualan dan penerimaan kas pada PT. Hasjrat
Abadi Cabang Malalayang Manado. Going Concern: Jurnal Riset
Akuntansi, 12(2).

Mulyadi. (2016) Sistem Akuntansi. Jakarta : Salemba E

Ratnasari Nila, (2012). Analisis Sistem Penjualan Tunai Produk LPG pada PT.
PERTAMINA (Persero) Pemasaran III Jakarta.

Novianti, F. D. (2017). Analisis Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Penjualan


Tunai Terhadap Pelaksanaan Pengendalianinternal Pt. Manggala Yuda Gas
Kediri. E-Journal Akuntansi" EQUITY", 3(3).

Mindhayani, I., & Purnomo, H. (2016). Perbaikan Sistem Kerja Untuk Meningkatkan
Produktivitas Karyawan. Penelitian dan Aplikasi Sistem dan Teknik
Industri, 10(1), 182841.

Mujahidah, A. (2017). Analisis Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Pada Pt Hadji


Kalla (Toyota) Cabang Pinrang. Economics Bosowa, 2(1), 166-180.
Alianto, H., & Arlan, F. (2012). An Analysis Of Sales Information System and
Competitive Advantage (Study Case of UD. Citra Helmet). CommIT
(Communication and Information Technology) Journal, 6(2), 69-75.

Ambarwati, F. W., & Isharijadi, I. (2012). Analisis Sistem Informasi Akuntansi


Pembelian Bahan Baku Secara Tunai Guna Meningkatkan Efektivitas
Pengendalian Intern Pada PT. Dwi Mulyo Lestari Madiun. Assets: Jurnal
Akuntansi dan Pendidikan, 1(1), 77-88.

Maryana, D. (2019). Pengaruh Kecanggihan Teknologi Informasi, Partisipasi


Manajemen Dan Kinerja Individu Terhadap Efektivitas Sistem Informasi
Akuntansi (Studi Kasus Koperasi Pegawai Telkom Kantor
Perusahaan) (Doctoral dissertation, STIE Ekuitas).

Agustina, F., & Sari, D. P. P. (2020, October). Pengaruh Kecanggihan Teknologi


Informasi, Partisipasi Manajemen, Pengetahuan Manajer, Pelatihan Dan
Pengalaman Kerja Terhadap Efektifitas Sistem Informasi Akuntansi.
In Prosiding Seminar Nasional Darmajaya (Vol. 1, pp. 35-48).

Kotler, Philip. (2000). “Manajemen Pemasaran”. Dialihbahasakan oleh Hendra


Teguh, S.E., Ak, Ronny A Rusli, S.E.Ak, Drs. Benjamin Molan, Edisi
Millenium. Jilid 1. Jakarta: Indeks.

SuryabrataSumadi (2013). Metodologi Penelitian, PT. Raja Grafindo Persada,


Jakarta, h. 80

Mulyana Dedy, (2004). Metodologi Penelitian Kualitatif Paradigma Baru Ilmu


Komunikasi dan Ilmu Sosial lainnya, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, h.
202

Sugiyono (2012). Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif dan R&D, Alfabeta,
Bandung, h 4

Sanapiah Faisal (2008). Format-format Penelitian Sosial, PT. Raja Garfindo Persada,
Jakarta, h 23
PEDOMAN WAWANCARA

A. Daftar pertanyaan untuk kepala kantor pada PT. panca putri rahma
1. Apakah perusahaan telah menyediakan fasilitas sistem informasi yang
memadai?
2. Apakah manfaat yang di dapatkan perusahaan akibat dampak keberadaan
sistem informasi akuntansi?
3. Apakah sistem informasi akuntansi yang diterapkan pada perusahaan sudah
efektif?
4. Apakah sistem informasi akuntansi sudah berbasis komputer?
5. Apakah sistem informasi akuntansi yang diterapkan pada perusahaan
mudah di operasikan sehingga dapat menyajikan data yang tepat waktu?
6. Berapa jumlah jumlah karyawan di PT. Panca Putri Rahma?
7. Apakah selama anda menjadi kepala kantor anda pernah mendapatkan
bahwasannya sistem informasi yang di olah karyawan tidak sesuai dengan
yang anda harapkan?
8. Apakah tugas dan fungsi bagian keuangan, dan karyawan lain sudah
berjalan dengan baik?
9. Bagaimana akifitas operasional PT. Panca Putri Rahma?
10. Berapa kisaran harga LPG yang di dijual pada PT. Panca Putri Rahma?
11. Berapa modal yang dibutuhkan dalam satu kali proses?
12. Apakah ada pemisahan tugas dan tanggung jawab karyawan?
13. Apakah perusahaan ini memiliki alur atau flowchart akuntansi?
14. Bagaimana prosedur yang terkait sistem penjualan tunai?

B. Daftar pertanyaan untuk Staf akuntansi PT. panca putri rahma


1. Bagaimana Proses bisnis PT. Panca putri rahma?
2. Bagaiman struktur organisasi PT. Panca putri rahma secara umum?
3. Berapa banyak karyawan yang dimiliki dan bagaimana pembagian tugas
antar karyawan pada PT. Panca putri rahma?
4. Fungsi apa saja yang berhubungan dengan sistem akuntansi penerimaan kas
pada PT. Panca putri rahma?
5. Dokumen dan catatan apa saja yang digunakan dalam sistem akuntansi
penerimaan kas pada PT. Panca putri rahma?
6. Bagaimana bagan alir sistem informasi akuntansi penjualan tunai yang ada?
7. Bagaimana proses penggunakan sistem informasi Akuntansi?
8. Apakah risiko penggunaan sistem informasi akuntansi?
9. Apakah kendala yang dihadapi dalam menggunakan sistem informasi
akuntansi?
10. Apakah ada rangkat jabatan yang dimiliki perusahaan?
11. Bagaimana pendapat anda tentang SIA yang saat ini digunakan? Apakah
sudah efektif atau belum?
12. Dokumen dan catatan akuntansi apa saja yang terkait dengan sistem informasi
akuntansi penjualan tunai?

Anda mungkin juga menyukai