Tugas Analisis Keuangan Sesi 5
Tugas Analisis Keuangan Sesi 5
Kelompok 6
ASET LANCAR
Piutang - Pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018, berdasarkan penelaahan atas status masing-masing
piutang pada akhir tahun dan estimasi nilai tidak terpulihkan secara individual, manajemen Grup
memutuskan bahwa tidak perlu dilakukannya penurunan nilai piutang. Tidak terdapat konsentrasi risiko
kredit yang signifikan.
Persediaan - Persediaan dinyatakan berdasarkan jumlah terendah antara biaya perolehan dan nilai
realisasi neto setiap penurunan nilai persediaan di bawah biaya perolehan menjadi nilai realisasi neto
dan seluruh kerugian persediaan diakui sebagai beban pada periode terjadinya penurunan atau kerugian
tersebut. setiap pemulihan kembali penurunan nilai persediaan karena peningkatan kembali nilai
realisasi neto, diakui sebagai pengurangan terhadap jumlah beban persediaan pada periode terjadinya
pemulihan tersebut.
Pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018, persediaan telah diasuransikan kepada PT Asuransi Multi
Artha Guna Tbk dan PT Asuransi Central Asia terhadap risiko kebakaran dan risiko lainnya dengan
jumlah pertanggungan masing-masing sebesar Rp2.386.200.000.000 untuk tahun 2019 dan
Rp2.037.400.000.000 untuk tahun 2018.
Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan asuransi tersebut cukup untuk menutupi
kemungkinan kerugian atas persediaan yang dipertanggungkan. Manajemen berkeyakinan bahwa tidak
ada indikasi penurunan nilai persediaan pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018.
Beberapa Persediaan digunakan sebagai jaminan atas pinjaman bank.
Penjualan kepada pihak berelasi untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2019 dan 2018
masing-masing sebesar Rp123.908.312.582 dan Rp88.183.949.589 atau setara dengan 1,42% dan
1,16% dari jumlah penjualan. Pada tahun 2019 dan 2018, tidak terdapat penjualan kepada pelanggan
yang melebihi 10% dari total penjualan.
Pembelian dari pihak berelasi untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2019 dan 2018
masing-masing sebesar Rp410.189.519.464 dan Rp430.702.598.173 atau setara dengan 8,58% dan
9.09% dari jumlah pembelian termasuk pembelian barang konsinyasi.
Persentase pembelian impor untuk tahun-tahun yang berakhir 31 Desember 2019 dan 2018 masing-
masing sebesar 78,38% dan 81,37% dari jumlah pembelian. Pada tahun 2019 dan 2018, tidak terdapat
pembelian yang melebihi 10% dari total pembelian.