LATAR BELAKANG
Pembangunan dibidang kesehatan sebagai bagian dari pembangunan nasional yang ditata dalam Sistem
Kesehatan Nasional diarahkan untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal dan produktif sebagai
perwujudtan dari kesejahteraan umum seperti yang dimaksud dalam pembukaan undang-undang dasar
1945 dan undang-undang nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan. Untuk mencapai derajat kesehatan
yang optimal bagi setiap penduduk, pelayanan kesehatan harus dilaksanakan secara menyeluruh dan
terpadu dalam pelayanan kesehatan perorangan, pelayanan kesehatan keluaraga maupun pelayanan
kesehatan masyarakat.
Usaha peningkatan kesehatan masyarakat pada kenyataannya tidaklah mudah seperti membalikkan
telapak tangan saja, karena masalah ini sangatlah kompleks, dimana penyakit yang terbanyak diderita
oleh masyarakat terutama pada yang paling rawan yaitu ibu dan anak, ibu hamil dan ibu menyusui serta
anak bawah lima tahun. Sebagai upaya mewujudkan Visi Indonesia Sehat 2010, pemerintah telah
menyusun berbagai program pembangunan dalam bidang kesehatan antara lain kegiatan
Pemberantasan Penyakit Menular baik yang bersifat promotif preventif, kuratif dan rehabilatif di semua
aspek lingkungan kegiatan pelayanan kesehatan. Setiap tahunnya diperkirakan 4 dari 15 juta kematian
anak berusia di bawah 5 tahun. Proporsi kematian balita akibat Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)
berdasarkan hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) 2007 sebesar 15,5%. Sebagai kelompok
penyakit, ISPA juga merupakan salah satu penyebab utama kunjungan pasien di sarana kesehatan.
Sebanyak 40% – 60% kunjungan berobat di puskesmas dan 15% - 30% kunjungan berobat di bagian
rawat jalan dan rawat inap di rumah sakit di sebabkan oleh ISPA. Menurut hasil survei mortalitas subdit
Bali, ISPA pada tahun 2005, sebanyak 22,30% bayi maupun balita meninggal karena ISPA. Dari angka
tersebut sebanyak 23,60% kematian disebabkan oleh pneumonia. Tahun 2013, angka cakupan
penemuan penderita pneumonia pada balita sebesar 22,5% mengalami peningkatan dibandingkan
tahun 2012 sebesar 14.98% (profil kesehatan kabupaten/kota 2007 – 2013) Penyakit saluran pernapasan
pada masa bayi dan anak-anak dapat pula memberi kecacatan sampai pada masa dewasa. Dimana
ditemukan adanya hubungan dengan terjadinya Chronic obstructive pulmonary disease (WHO, 2003).
Infeksi saluran Pernapasan Atas (ISPA) dapat menyebapkan demam, batuk, pilek dan sakit tenggorokan.
Salah satu penyakit yang diderita oleh masyarakat terutama adalah ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan
Akut) yaitu meliputi infeksi akut saluran pernapasan bagian atas dan infeksi akut saluran pernapasan
bagian bawah. ISPA adalah suatu penyakit yang terbanyak diderita oleh anak- anak, baik dinegara
berkembang maupun dinegara maju.
PERMASALAHAN
Asap rokok dalam rumah merupakan penyebab terjadinya pencemaran udara dalam ruangan. Hasil
penelitian yang dilakukan Charles (2005) menyebutkan bahwa asap rokok dari orang yang merokok di
dalam rumah serta pemakaian obat nyamuk bakar juga merupakan resiko yang bermakna terhadap
terjadinya ISPA. Masih tingginya angka balita yang mengalami ISPA menjadi salah satu masalah di
wilayah kerja puskesmas Buleleng 1.
Diperlukan kemampuan ibu dalam membina perilaku rumah tangga/keluarga dalam penjegahan dan
perawatan kesehatan anak yang sakit. Untuk itu penting melengkapi pengetahuan ibu mengenai
pengertian, penyebab, tanda dan gejala pencegahan serta perawatan balita yang terkena ISPA agar
dapat mendorong perubahan kebiasaan ibu atau keluarga dalam melakukan tindakan pencegahan
maupun perawatan pada balita sehingga dapat mengurangi angka kejadian ISPA pada balita.
PELAKSANAAN
Tanggal :
Tempat : Banjar Kampung bugis
Peserta : 25 orang
Materi : Bahaya polusi asap rokok dalam Rumah
LATAR BELAKANG
Salah satu faktor yang menyebabkan rusaknya lingkungan hidup yang sampai saat ini masih tetap
menjadi masalah besar bagi bangsa Indonesia adalah pembuangan sampah. Sampah-sampah itu
diangkut oleh truk-truk khusus dan dibuang atau ditumpuk begitu saja di tempat yang sudah disediakan
tanpa di proses lagi. Hal tersebut tentunya sangat berpengaruh terhadap lingkungan sekitar dimana
lingkungan menjadi kotor dan sampah yang membusuk akan menjadi bibit penyakit di kemudian hari.
Walaupun terbukti sampah itu dapat merugikan bila tidak dikelola dengan baik, tetapi ada sisi
manfaatnya. Hal ini karena selain dapat mendatangkan bencana bagi masyarakat, sampah juga dapat
diubah menjadi barang yang bermanfaat. Kemanfaatan sampah ini tidak terlepas dari penggunaan ilmu
pengetahuan dan teknologi dalam menanganinya dan juga kesadaran dari masyarakat untuk
mengelolanya.
PERMASALAHAN
Zat atau bahan yang dapat mengakibatkan pencemaran di sebut polutan, yang salah satu contohnya
adalah sampah. Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu
proses. Sampah didefinisikan oleh manusia menurut derajat keterpakaiannya, dalam proses-proses alam
sebenarnya tidak ada konsep sampah, yang ada hanya produk-produk yang dihasilkan setelah dan
selama proses alam tersebut berlangsung. Akan tetapi karena dalam kehidupan manusia didefinisikan
konsep lingkungan maka sampah dapat dibagi menurut jenis-jenisnya. Pencemaran dapat timbul sebagai
akibat kegiatan manusia ataupun disebabkan oleh alam (misal gunung meletus, gas beracun). Ilmu
lingkungan biasanya membahas pencemaran yang disebabkan oleh aktivitas manusia, yang dapat
dicegah dan dikendalikan. Karena kegiatan manusia, pencemaran lingkungan pasti terjadi. Pencemaran
lingkungan tersebut tidak dapat dihindari, namun yang dapat kita lakukan adalah mengurangi
Terkait dengan kurangnya pengetahuan masyarakat tentang macam serta pengolahan sampah yang
benar, maka dilaksanakan penyuluhan (upaya promotif dan preventif) mengenai macam, serta cara
PELAKSANAAN INTERVENSI
Tanggal :
Peserta : 20 orang
Secara kesuluruhan peserta paham mengenai materi penyuluhan tentang sampah yang disampaikan.
Diharapkan para peserta dapat mengetahui upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga
kelestarian lingkungan hidup terutama yang mencakup pengelolaan sampah dan diharapkan dapat