Makalah Tentang Akuntansi Untuk Entitas Partai Politik
Makalah Tentang Akuntansi Untuk Entitas Partai Politik
PARTAI POLITIK
(STUDI PARTAI POLITIK DI INDONESIA)
Disusun Oleh :
UNIVERSITAS TADULAKO
SULAWESI TENGAH
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr.wb,
Penyusun menyadari bahwa tanpa adanya bantuan mereka semua adalah tidak mungkin tugas ini
dapat terselesaikan, semoga Allah SWT/Tuhan Yang Maha Esa memberikan balasan segala budi
dan kebaikan kelak dikemudian hari kepada kalian semua. Dengan segala kerendahan hati dan
sadar akan kekurangan, penyusun mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi
kesempurnaan tugas ini. Akhir kata, semoga tugas ini bisa memberikan manfaat bagi diri
penyusun sendiri dan segenap pembaca sekalian, Amin. Wassalamu’alaikum wr.wb.
Tolai, 29 November
2020
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar…………………………………………………………… 1
Daftar Isi………………………………………………………………….. 2
Bab 1 Pendahuluan……………………………………………………….. 3
Bab 2 Pembahasan……………………………………………………….. 5
Bab 3 Penutup……………………………………………………………. 14
3.1 Kesimpulan………………………………………………….14
3.2 Saran………………………………………………………... 14
Daftar Pustaka
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Partai Politik menurut Sigmund Neuman (Budiarjo, 2008:404) adalah organisasi dari
aktivitas-aktivitas politik yang berusaha untuk menguasai kekuasaan pemerintahan serta merebut
dukungan rakyat melalui persaingan dengan suatu golongan atau golongan lain yang mempunyai
pandangan berbeda. Di negara-negara berkembang, keadaan politik sangat berbeda satu sama
lain, demikian pula dengan keadaan partai politiknya yang memiliki banyak sekali variasi.
Namun pada umumnya, partai politik di negara berkembang diharapkan juga melaksanakan
fungsinya seperti di negara-negara yang sudah mapan kehidupan politiknya.
Akan tetapi di negara baru, partai politik berhadapan dengan berbagai masalah seperti
kemiskinan, terbatasnya kesempatan kerja, pembagian pendapatan yang timpang dan tingkat buta
huruf yang tinggi. Peranan partai politik untuk mengatasi masalah-masalah tersebut dialami
Bangsa Indonesia sejak merdeka. Namun pada pelaksanaannya, peranan partai politik tidak
berjalan sebagaimana mestinya. Tidak adanya kerja sama, timbulnya kecurigaan dan keinginan
untuk menguasai kekuasaan membuat partai politik di Indonesia dalam perjalanannya sering
mengalami perpecahan. Memasuki masa orde baru, peranan partai politik di Indonesia
berkembang lebih leluasa. Masa orde baru ditandai dengan munculnya organisasi politik yaitu
Golongan Karya (Golkar). Golkar muncul sebagai pemenang partai mutlak pada pemilihan
umum tahun 1971, 1976, 1981, 1986, 1991 dan 1997. Dalam perjalanannya, partai politik
mengalami penyederhanaan partai sehingga muncul partai baru bernama Partai Persatu
Pembangunan (PPP) dan Partai Demokrasi Indonesia (PDI). Maka pada tahun 1997 hanya
terdapat 3 organisasi kekuatan politik Indonesia dan terus berlangsung hingga pada pemilu 1997.
Setelah gelombang reformasi terjadi di Indonesia yang ditandai dengan tumbangnya rezim
Soeharto, maka pemilu dengan sistem multi partai kembali terjadi di Indonesia. Partai Golkar
dipandang tidak dapat lagi mengedepankan wawasan kebangsaan sehingga dibentuklah sejumlah
partai lain yang berwawasan kebangsaan. Pada masa reformasi, Partai Demokrasi Indonesia
Perjuangan (PDIP) berhasil memenangkan pemilu yang dahulunya diperoleh oleh Partai Golkar.
Pada pemilu 2004, Partai Golkar kembali memenangkan pemilu. Hal ini mungkin disebabkan
kepercayaan yang diberikan PDIP kurang memuaskan masyarakat Indonesia. Pada pemilu 2009,
Partai Demokrat muncul sebagai partai pemenang mutlak dalam pemilu.Pemerintahan Presiden
Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Mengingat pentingnya fungsi partai politik maka menjadi hal yang menarik pula untuk kita
kawal sejauh mana tingkat efektifitas partai politik dalam menjalankan fungsi-fungsinya, hal ini
akan lebih menarik jika kita mau untuk menilik keadaan perpolitikan di negeri ini. Sebuah
kondisi yang pada awalnya hanya sebatas menarik, namun tanpa kita sadari keadaan tersebut
telah berubah menjadi hal yang wajib untuk semua kalangan masyarakat berperan aktif dalam
perpolitikan, jika dahulu masyarakat hanya menjadi obyek politik sekarang mau tidak mau
masyarakat harus menjadi subjek politik, kondisi ini bukan tanpa sebab yang telah menjelma
dalam realitas kehidupan masyarakat.
Telah kita ketahui bersama bahwa partai politik-politik di negara ini telah menjelma menjadi
mesin-mesin perebutan kekusaan, partai politik tidak lagi menampung aspirasi konstituenya
melainkan hanya menjadi alat yang digunakan para elite partai yang serakah, yang senantiasa
menjadikan masyarakat sebagai garda terdepan ataupun tameng demi mencapai kekuasaan yang
diinginkan, hal ini tentu saja menjadi kondisi yang membahayakan, terlebih lagi dalam sebuah
negara yang menganut sistem demokrasi.
a. Bagaimana penerapan entitas akuntansi pada partai politik yang ada di Indonesia?
a. Menjelaskan seperti apa itu entitas akuntansi yang diterapkan pada kehidupan partai politik di
Indonesia.
Akuntansi Partai Politik yang sehat, kredibel dan mampu menjalankan proses pemilihan umum
yang diselenggarakan secara demokratis, jujur dan adil merupakan modal dasar membangun
demokrasi berkredibilitas. Demokrasi berkredibilitas ini merupakan modal dasar terciptanya
pemerintah yang solid dan berwibawa dengan pengawasan efektif dari lembaga legistalif.
Demokrasi berkredibiltas ini tidak mungkin terwujud tanpa adanya transparansi dan mekanisme
pertanggungjawaban yang jelas atas kegiatan pembiayaan politik, baik
keuangan partai politik maupun pembiayaan kegiatan Pemilihan Umum. Transparansi
pertanggungjawaban keuangan ini mensyaratkan adanya standar akuntansi keuangan bagi partai
politik, pedoman audit partai politik, dan adanya peraturan, dan prosedur pelaporan dana
kampanye pada kegiatan Pemilihan Umum bagi partai politik merupakan salah satu
permasalahan besar yang timbul adalah standar akuntansi. Sementara itu, standar akuntansi yang
ada, yaitu Prinsip Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 45, merupakan standar akuntansi
keuangan yang dibuat Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) untuk organisasi nirlaba yang
juga dipakai untuk partai politik. PSAK 45 ini tidak cukup mengakomodir karakteristik partai
politik yang berbeda dengan organisasi nirlaba lain. Oleh karena itu, studi ini merekomendasikan
adanya modifikasi atau pedoman khusus standar akuntansi keuangan untuk partai politik.
Bentuk pertanggungjawaban pengelola keuangan partai politik serta pemilu adalah penyampaian
Laporan Dana Kampanye (semua peserta pemilu) serta Laporan Keuangan (khusus untuk Partai
Politik), yang harus diaudit Akuntan Publik, ke KPU serta terbuka untuk diakses publik.
Selain menekan potensi kecurangan dalam penggalangan dana, standardisasi laporan keuangan
partai politik juga bisa dijadikan dasar pertimbangan untuk menetapkan pilihan secara cerdas dan
rasional.
Selain mengacu pada PSAK No. 45, penyusunan laporan keuangan Partai Politik juga terikat
pada ketentuan yang terdapat dalam perundang-undangan RI mengenai Partai Politik dan Pemilu,
seperti UU No. 31 tahun 2002 tentang Partai Politik dan UU No. 12 tahun 2003 tentang Pemilu.
Ketentuan teknis tentang pedoman penyusunan laporan keuangan untuk Partai Politik terdapat
dalam SK KPU No. 676 tahun 2003 tentang Tata Administrasi Keuangan dan Sistem Akuntansi
Keuangan Partai Politik, serta Pelaporan Dana Kampanye Peserta Pemilihan Umum.
Melalui SK KPU No. 676 memberikan pedoman standar bagi parpol untuk tata kelola
adminstrasi yang baik meliputi 3 hal pokok, sebagai lampiran SK tersebut yaitu:
Hal krusial yang terdapat dalam Pelaporan Dana Kampanye Pemilu peserta Pemilu (Buku III)
adalah keberadaan Rekening Khusus Dana Kampanye (RKDK). RKDK dibentuk sejak saat
ditetapkannya partai politik menjadi peserta Pemilu oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan
ditutup satu hari setelah masa kampanye berakhir. Masa kampanye berlangsung selama tiga
minggu dan berakhir tiga hari sebelum pemungutan suara. Sumbangan-sumbangan yang
ditujukan untuk keperluan kampanye sebelum dibukanya rekening khusus Dana Kampanye
dikelompokkan oleh partai politik sebagai sumbangan terikat temporer dan dialihkan menjadi
saldo awal pada saat rekening khusus Dana Kampanye dibentuk. Demikian pula pengeluaran-
pengeluaran untuk keperluan kampanye yang terjadi sebelum dibukanya rekening khusus, dicatat
dalam pembukuan Partai politik
Dengan adanya RKDK ini maka semua lalu lintas keuangan dana kampanye harus dilakukan
melalui rekening ini. Sebagai bentuk transparansi maka rekening tersebut harus terbuka dan
dapat diakses oleh publik yang membutuhkan informasi mengenai keuangan parpol.
Laporan dana kampanye menyajikan sisi sumber dan penggunaan dana kampanye parpol.
Laporan ini disajikan oleh parpol yang mengikuti Pemilihan Umum sebagai bagian yang tidak
terpisahkan dari laporan keuangan tahunan, dan hanya disajikan pada periode tahun yang ada
pemilihan umum di dalamnya
Hal krusial yang terdapat dalam Pelaporan Dana Kampanye Pemilu peserta Pemilu (Buku III)
adalah keberadaan Rekening Khusus Dana Kampanye (RKDK). RKDK dibentuk sejak saat
ditetapkannya partai politik menjadi peserta Pemilu oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan
ditutup satu hari setelah masa kampanye berakhir. Masa kampanye berlangsung selama tiga
minggu dan berakhir tiga hari sebelum pemungutan suara. Sumbangan-sumbangan yang
ditujukan untuk keperluan kampanye sebelum dibukanya rekening khusus Dana Kampanye
dikelompokkan oleh partai politik sebagai sumbangan terikat temporer dan dialihkan menjadi
saldo awal pada saat rekening khusus Dana Kampanye dibentuk. Demikian pula pengeluaran-
pengeluaran untuk keperluan kampanye yang terjadi sebelum dibukanya rekening khusus, dicatat
dalam pembukuan Partai politik
Dengan adanya RKDK ini maka semua lalu lintas keuangan dana kampanye harus dilakukan
melalui rekening ini. Sebagai bentuk transparansi maka rekening tersebut harus terbuka dan
dapat diakses oleh publik yang membutuhkan informasi mengenai keuangan parpol.
Ketua Partai Politik. Ketua Partai Politik menggunakan akuntansi untuk menyusun perencanaan,
mengevaluasi kemajuan yang dicapai dalam usaha memenuhi tujuan, dan melakukan tindakan-
tindakan koreksi yang diperlukan. Keputusan yang diambil harus berdasarkan informasi
akuntansi, seperti menentukan peralatan apa yang sebaiknya dibeli, berapa persediaan ATK yang
harus ada di bagian perlengkapan, dan lain-lain.
- Pihak Eksternal
Konstituen/Basis Massa. Adanya laporan keuangan Partai Politik yang transparan dan akuntabel
akan mengundang simpati masyarakat, dan akan dapat menepis isu miring bahwa Partai Politik
hanya aktif sewaktu pemilu dan setelah pemilu kembali melupakan rakyat.
Akuntansi Partai Politik yang sehat, kredibel dan mampu menjalankan proses pemilihan umum
yang diselenggarakan secara demokratis, jujur dan adil merupakan modal dasar membangun
demokrasi berkredibilitas. Demokrasi berkredibilitas ini merupakan modal dasar terciptanya
pemerintah yang solid dan berwibawa dengan pengawasan efektif dari lembaga legistalif.
Demokrasi berkredibiltas ini tidak mungkin terwujud tanpa adanya transparansi dan mekanisme
pertanggungjawaban yang jelas atas kegiatan pembiayaan politik, baik
keuangan partai politik maupun pembiayaan kegiatan Pemilihan Umum. Transparansi
pertanggungjawaban keuangan ini mensyaratkan adanya standar akuntansi keuangan bagi partai
politik, pedoman audit partai politik, dan adanya peraturan, dan prosedur pelaporan dana
kampanye pada kegiatan Pemilihan Umum bagi partai politik merupakan salah satu
permasalahan besar yang timbul adalah standar akuntansi. Sementara itu, standar akuntansi yang
ada, yaitu Prinsip Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 45, merupakan standar akuntansi
keuangan yang dibuat Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) untuk organisasi nirlaba yang
juga dipakai untuk partai politik. PSAK 45 ini tidak cukup mengakomodir karakteristik partai
politik yang berbeda dengan organisasi nirlaba lain. Oleh karena itu, studi ini merekomendasikan
adanya modifikasi atau pedoman khusus standar akuntansi keuangan untuk partai politik.
3.2 Saran
Penyusun mengharapkan agar pembaca untuk lebih memahami isi/topic permasalahan yang
dibahas dalam makalah ini agar apabila terdapat kekurangan pada isi didalamnya untuk bisa
dikoreksi dan sebagai bahan pembelajaran kami sebagai penyusun kedepannya agar lebih
memperluas sumber-sumber yang ada untuk dijadikan sebagai bahan pembuatan makalah
selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
http://rahmatirianto91.blogspot.com/2014/03/akuntansi-untuk-entitas-partai-politik.html