Anda di halaman 1dari 11

 

6 (1) (2020) 85-91

 
 
Jurnal Pendidikan Nonformal
Terakreditasi SINTA 3
 
https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jne
 
 
 
Optimalisasi Pengelolaan Taman Bacaan Masyarakat dalam
Meningkatkan Budaya Baca
 
Serafin Wisni Septiarti , Surjarwo, Fitta Ummaya Santi, Tristanti
 
DOI: http://dx.doi.org/10.15294/jne.v6i1.23479
 
Universitas Negeri Yogyakarta, Indonesia
 

 
Artikel Sejarah
 
 
Diserahkan 22 Desember 2019 Direvisi 24 Januari 2020 Diterima 4 Februari 2020
 
 
Kata kunci
Membaca komunitas; Manajemen TBM; Saya sedang membaca Budaya Baca
 

Abstrak
 
 
TBM lebih tepat disebut fasilitas membaca di tengah masyarakat (perpustakaan berbasis komunitas) dan dikelola secara
sederhana, dan secara mandiri oleh masyarakat yang bersangkutan. Penelitian tindakan ini bertujuan untuk (1)
menggambarkan pola manajemen Taman Bacaan Masyarakat sebagai bagian dari program pemberdayaan Omah Passion;  (2)
Jelaskan optimalisasi manajemen TBM dalam upayanya untuk meningkatkan budaya membaca.  Penelitian tindakan dengan
fokus pada optimalisasi pengelolaan TBM dilakukan dengan menggunakan model diagnosis, perencanaan, pelaksanaan
tindakan dan evaluasi dengan manajer Omah Passinaon sebagai subjek penelitian. Data atau informasi dikumpulkan dengan
teknik wawancara seperti FGD, pengamatan pada aspek manajemen program, kegiatan untuk mendapatkan gambaran
komprehensif tentang potensi, masalah, kebutuhan untuk perbaikan dan bentuk tindakan untuk mengoptimalkan pengelolaan
TBM. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) manajemen TBM menekankan kompetensi manajer yang cakap dan
terampil dalam membangun kesadaran publik akan pentingnya budaya membaca, serta realisasi TBM yang memiliki daya
tarik masyarakat sebagai sumber informasi dalam Kawasan wisata Bejiharjo. (2) Tindakan untuk mengoptimalkan
manajemen TBM dalam penelitian meliputi (a) Meningkatkan kesadaran publik tentang kegemaran membaca di Omah
Passionaon, (b) kemitraan dengan akademisi, universitas, dan pihak swasta, (c) pendampingan untuk TBM perintis yang
menarik minat publik. dalam membaca, (d) evaluasi. Manajemen TBM dapat efektif harus memiliki kemitraan dari lembaga
swasta atau pemerintah, selain itu manajer juga memiliki kompetensi yang baik. Manfaat dari penelitian ini adalah untuk
memberikan kesadaran kepada masyarakat untuk membaca dan memotivasi manajer TBM untuk mencari kemitraan dengan
lembaga swasta dan pemerintah.
 

 
Penulis Korespondensi:
 p-ISSN 2442-532X
E-mail: swisni@uny.ac.id e-ISSN 2528-4541

Serafin Wisni Septiarti et al. / Jurnal Pendidikan Nonformal 6 (1) (2020) 85-91

 
PENGANTAR
 
Banyak aspek kehidupan manusia telah berubah karena perkembangan teknologi yang pesat. Li-teracy melalui
media sosial seperti Facebook, Insta-gram, WhatsApp, garis sebagai bukti pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi bukan tidak mungkin bahwa perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memiliki dampak positif tetapi
juga negatif (Agye-man, 2016 ). Masyarakat cenderung menggunakan teknologi informasi bukan untuk meningkatkan
keterampilan membaca, minat membaca tetapi untuk hal-hal rekreasi, hiburan yang kurang sehat atau bahkan untuk
minat yang mengganggu stabilitas masyarakat (Oxenham, 2017). Selain itu, minat baca yang dapat mengembangkan
pengetahuan yang lebih luas tidak lagi menjadi prioritas bagi masyarakat, sehingga budaya membaca menjadi sulit
diwujudkan. Sementara itu, universal re-ding adalah pintu untuk membuka dunia intelijen untuk kualitas dan
kehidupan yang makmur (Tegmark, 2017). Salah satu media untuk menumbuhkan membaca adalah Taman Bacaan
Masyarakat.
 
Pemerintah melalui lembaga layanan pendidikan formal, in-formal dan non-formal terus melakukan upaya
sehingga masyarakat memiliki keterampilan membaca yang lebih baik sehingga ada perubahan dalam cara berpikir
yang mengharuskan orang untuk melek huruf (Febrianti & Irianto, 2017). Berdasarkan Laporan Pembangunan Manusia
2013, Indeks Pembangunan Manusia Indonesia dalam hal kualitas pendidikan termasuk membaca poin berada di
peringkat 122 dari 170 negara (Courtay, 2012). Abdulkerim dan Remzi (Karadeniz & Can, 2015) mendefinisikan
membaca adalah melihat dan memahami isi dari apa yang ditulis (dengan berbicara atau hanya di dalam hati), mengeja
atau melafalkan apa yang tertulis-sepuluh, mengatakan, mengetahui, memprediksi, menghitung, dan
pemahaman. Menurut UNESCO pada 2012, indeks minat baca Indonesia hanya mencapai 0,001. Artinya, di setiap
1.000 orang Indonesia, hanya ada satu orang yang memiliki minat membaca (Courtay, 2012).
 
Data dari Badan Pusat Statistik 2012 tentang indikator sosial-budaya menunjukkan bahwa penduduk Indonesia
yang menjadikan membaca sebagai sumber informasi baru adalah sekitar 17,66%, sementara mereka yang menonton
televisi adalah 91,68% dan mendengarkan radio 18,57% (Badan Pusat Statistik, 2016). Ini menunjukkan bahwa
Indonesia belum menjadikan budaya membaca. Harvey dan Goudvis (2017) menggambarkan membaca sebagai
pemikiran dan pemahaman. Sementara membaca berarti bahwa pembaca mencoba untuk tujuan tertentu, untuk
memahami teks yang ditulis oleh penulis untuk tujuan komunikasi tertentu. Beberapa manfaat membaca menurut (Yu-
nus, 2018) adalah, memperluas wawasan, mengasah

ide, meningkatkan kreativitas seseorang.


 
Kegiatan membaca dapat dilakukan kapan saja dan di mana saja. Tempat membaca yaitu tempat umum,
tempat membaca umum, tempat semi publik, tempat pertemuan domestik, dan tempat pribadi (Ae-lbrecht,
2016). Kegiatan membaca menunjukkan bahwa membaca adalah kegiatan yang ringan dan menyenangkan
sehingga semua orang bisa melakukannya. Salah satu bentuk layanan bacaan kepada masyarakat dalam bentuk
Community Reading Gardens (TBM).
 
Bejiharjo sebagai tujuan wisata memiliki peluang besar dalam menumbuhkan tingkat ekonomi bagi
masyarakatnya. Selain membina atraksi alami, Bejiharjo juga menghadirkan lembaga sebagai tempat komunitas
pembelajaran informal, Omah Passinaon. Omah Pasinaon adalah rumah pembelajaran masyarakat sebagai bentuk
inovasi untuk mengatasi ketakutan akan nilai-nilai berkurang / kearifan lokal dan untuk menjaga integritas budaya di
Daerah Istimewa Yogyakarta. Omah Passinaon sebagai tempat belajar non-formal membuat masyarakat sekitar
memiliki pengetahuan dan keterampilan. Ini karena banyak program telah disediakan untuk masyarakat sekitar. Ketika
program selesai, masyarakat sibuk lagi dengan kegiatan sehari-hari mereka seperti bekerja sebagai ibu rumah tangga
atau sebagai buruh tani. Pola hidup seperti ini jika dibiarkan terus menerus meski ada titisan sebagai tempat
belajar, pengetahuan masyarakat tidak akan bertambah, masyarakat akan selalu bergantung pada bantuan pihak lain.
 
TBM telah menyediakan layanan kepada publik untuk mengakses informasi melalui membaca. Namun,
keberadaannya kurang menarik bagi masyarakat sebagai tempat untuk menambah pengetahuan. Masyarakat tidak
merasakan perlunya kegiatan membaca. Selain kurangnya motivasi masyarakat dalam membaca, manajemen TBM
perlu menjadi perhatian. Manajemen TBM yang baik akan menumbuhkan minat masyarakat dalam membaca dan
belajar. TBM yang dikembangkan oleh Omah Passinaon Bejiharjo tidak optimal karena; (a) keberadaan TBM belum
memiliki daya tarik untuk dikunjungi oleh masyarakat, (b) manajemen masih belum mengacu pada standar layanan
pembelajaran masyarakat, seperti program, kegiatan, sumber daya manajemen, pengembangan koleksi, sehingga ada
belum ada pembaruan manajemen.
 
Banyak penelitian yang telah dilakukan terkait dengan Taman Bacaan Masyarakat, yaitu penelitian tentang
pengelolaan Perpustakaan Bacaan Masyarakat (Suwanto, 2017) bahwa pengelolaan Taman Bacaan Masyarakat
mengikuti manajemen libra. Penelitian yang dilakukan (Pramudyo, et al., 2018) yang menyatakan bahwa inovasi
kegiatan Taman Bacaan Masyarakat meliputi

 
86

Serafin Wisni Septiarti et al. / Jurnal Pendidikan Nonformal 6 (1) (2020) 85-91

 
toring, diskusi bersama, doa, fotografi, pertunjukan hari Senin, sablon t-shirt, kotak cerita, pewarnaan, nonton bareng,
senam dan kompetisi. Penelitian yang berkaitan dengan peran taman baca komunitas juga dilakukan (Maulida, 2017)
yang menunjukkan bahwa taman baca masyarakat memainkan peran penting dalam mengembangkan minat
baca. Meskipun banyak penelitian telah dilakukan di Taman Bacaan Masyarakat, penelitian terkait dengan
mengoptimalkan Taman Bacaan Masyarakat belum dilakukan. Oleh karena itu, penelitian ini berfokus pada
pengoptimalan Taman Bacaan Masyarakat dalam meningkatkan budaya membaca di Omah Pasinaon.
 
METODE
 
Penelitian tindakan diperkenalkan secara luas oleh para ahli sebagai metode penelitian yang secara bersamaan
melakukan sesuatu untuk tujuan tertentu. Penelitian tindakan menurut Ernest T. Stringer (Denskus, 2008) akan berjalan
sesuai dengan tahapan yang diharapkan dalam bentuk kolaborasi jika ada hubungan, komunikasi, partisipasi, dan
inklusi dalam prinsip kerja (intervensi). Tahapan dalam penelitian tindakan adalah tahapan mengidentifikasi kebutuhan
belajar, perencanaan, implementasi dan evaluasi. Dalam beberapa penelitian tindakan referensi (action research) sering
disebut tindakan partisipatif pencarian ulang. Skema dalam proses penelitian tindakan menurut (Soh, et al., 2011)
sebagai berikut:
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Gambar 1 . Skema penelitian tindakan
 
Penelitian tindakan ini dilakukan melalui empat tahap yang diharapkan dapat meningkatkan kesadaran, sikap,
dan pengetahuan tentang pentingnya membaca melalui program TBM. (1) Tahap diagnosis dimulai dengan analisis
situasi tentang manajemen TBM di Omah Passinaon yang belum optimal. Kegiatan dilakukan melalui Diskusi
Kelompok Fokus. Melalui FGD ini peneliti

mengeksplorasi kegiatan kelompok sasaran dalam membangun komitmen bersama dan mengidentifikasi masalah yang
dihadapi. (2) Perencanaan yang akan diterapkan sebagai upaya meningkatkan proses pembelajaran untuk
merealisasikan hasil / produk, pengemasan dan pengelolaan bisnis. (3) Implementasi desain tindakan korektif yang
harus dilakukan oleh mitra dalam hal peningkatan kemampuan, keterampilan sumber daya manusia dalam mengelola
pengembangan TBM. Pada tahap ini, tim peneliti masih menjadi pengamat yang berkolaborasi dengan manajemen
TBM sambil melaksanakan rencana untuk kegiatan lebih lanjut. (4) Tindakan evaluasi, staf untuk secara bersama-sama
berpartisipasi secara aktif dalam merefleksikan atau berdialog satu sama lain untuk menemukan solusi terhadap
kesulitan, kelemahan proses pembelajaran dalam tindakan sebelumnya.
 
Teknik pengumpulan data yang akan dilakukan adalah (a) Wawancara, metode pengumpulan data dengan
mengajukan pertanyaan langsung ke subjek penelitian. Subjek penelitian dalam penelitian tindakan ini adalah manajer
TBM, (b) Pengamatan, dalam penelitian tindakan ini akan dilakukan secara partisipatif oleh tim peneliti sehingga
rencana pengembangan dan bantuan dapat mengikuti kebutuhan dari komunitas itu sendiri, (c) FGD (Focus Group
Discussion), teknik ini akan dilakukan pada awal kegiatan program untuk mengidentifikasi masalah dan kebutuhan
masyarakat dalam mengelola TBM.
 
Analisis dilakukan pada tahap dialo-gue melalui komunikasi aktif yang melibatkan kebersamaan tim
peneliti sebagai ob-server, nara sumber, dan kelompok sasaran. Semua data atau informasi yang dikumpulkan
selama proses diklasifikasikan untuk interpretasi yang bermakna.
 
HASIL DAN DISKUSI
 
Model Manajemen TBM
 
Menurut (Arifin & Marlini, 2017) Ta-man Bacaan Masyarakat adalah lembaga atau unit pembantu berbagai
kebutuhan bahan bacaan yang dibutuhkan dan berguna bagi setiap orang atau kelompok orang di desa atau daerah
TBM untuk menambah minat baca dan ciptakan budaya membaca. Taman Bacaan Masyarakat bukanlah perpustakaan
yang harus memenuhi standar perpustakaan nasional, seperti standar pengumpulan, standar fasilitas dan infrastruktur,
standar layanan perpustakaan, standar staf perpustakaan, standar implementasi dan standar manajemen (Lusiana, et al.,
2019). Taman Bacaan Masyarakat lebih tepat disebut sebagai fasilitas membaca yang berada di tengah-tengah
masyarakat (perpustakaan berbasis komunitas) dan dikelola secara sederhana, dan secara mandiri oleh komunitas yang
bersangkutan.

 
87

Serafin Wisni Septiarti et al. / Jurnal Pendidikan Nonformal 6 (1) (2020) 85-91

 
Menjadi masalah tersendiri ketika lembaga layanan masyarakat menyukai kegiatan perpustakaan, membaca
taman ke tempat-tempat wisata belum sepenuhnya menarik minat masyarakat untuk mengunjungi taman baca
masyarakat dan memiliki budaya membaca. Salah satu hal yang dilakukan sebagai wujud refleksi peningkatan kualitas
layanan adalah pengelolaan taman baca yang kurang optimal. Optimalisasi pengelolaan taman bacaan masyarakat
adalah fokus penelitian ini karena melalui penelitian ini upaya mengembangkan minat baca, khususnya di kawasan
wisata, penting dilakukan.
 
Manajemen TBM di desa wisata memerlukan dukungan banyak pihak baik dari manajemen, masyarakat sekitar
dan pengunjung wisata. Kegiatan membaca di desa wisata belum menunjukkan aktivitasnya. Itu karena fasilitas yang
dimiliki oleh TBM belum memenuhi harapan masyarakat baca dari berbagai organisasi yang dikelola oleh desa wisata
Gua Pindul seperti Organisasi Pemuda, PAUD, Bimbingan Belajar dan Omah Pasinaon, semuanya belum memiliki
fasilitas lengkap dalam manajemen TBM. Fasilitas yang dimaksud adalah buku-buku yang merupakan bahan utama
untuk re-der. Jumlah buku masih terbatas dan tidak mengikuti target, sehingga ada kebutuhan untuk mendapatkan buku
yang mengikuti kelompok target.
 
Terkait dengan fasilitas lain seperti infra-struktur yang meliputi gedung, rak buku, meja dan kursi serta
staf administrasi bukan halangan jika tidak tersedia secara optimal. Ini karena TBM lebih didefinisikan sebagai
fasilitas membaca yang berada di tengah-tengah masyarakat (perpustakaan berbasis komunitas) dan dikelola
secara sederhana, dan secara mandiri oleh masyarakat yang bersangkutan. Oleh karena itu, dalam pengelolaan
TBM tidak harus memiliki standar manajemen sebagai standar perpustakaan. Hal penting yang harus dipenuhi
adalah partisipasi aktif masyarakat dalam mengelola TBM bersama (Anna, et al., 2020).
 
Pola ini sejalan dengan apa yang sedang diprakarsai oleh TBM di desa wisata Pindul, terutama di Omah
Pasinaon. Potensi dimiliki oleh orang-orang yang belajar dengan memanfaatkan potensi alam. Selain itu, lokasi ini
memungkinkan untuk pengembangan TBM dan attraksi yang menarik wisatawan untuk datang ke Gua Pindul.  Dengan
potensi ini, ia telah menjadi kekuatan dalam pengembangan TBM. Tujuan dan tujuan perintis TBM di Omah Passinaon
adalah (1) sebagai tempat untuk mengumpulkan atau mengumpulkan informasi dari berbagai sumber, dalam arti TBM
memiliki kegiatan yang berkesinambungan untuk memimpin informasi, (2) sebagai
tempat untuk mengolah bahan pustaka dengan metode katalis baik secara manual atau teknologi sehingga koleksi
mudah ditemukan dan digunakan, (3) sebagai pusat informasi, sumber belajar, pencarian kembali, dan kegiatan
ilmiah lainnya, serta menyediakan layanan untuk pengguna seperti membaca, mendayung, mudah dan murah.
 
Jumlah wisatawan yang berkunjung adalah alasan utama untuk memulai TBM. Waktu luang yang
dimiliki wisatawan sambil menunggu giliran untuk turun gua atau beristirahat setelah turun gua dapat
dimanfaatkan dengan mengakses berbagai informasi dari TBM. Mengoptimalkan pengelolaan TBM di desa
wisata Bejihar-jo dilakukan melalui berbagai tindakan sehingga TBM dapat digunakan secara optimal. Dari
tindakan ini mengikuti indikator yang ditargetkan.
 
Tindakan awal yang diambil adalah untuk menumbuhkan kesadaran administrator budaya membaca (Rah-
matillah, 2018). Administrator yang memiliki kesadaran yang terkait diharapkan memiliki pengaruh positif pada
masyarakat sekitarnya melalui berbagai kegiatan seperti menyediakan tempat yang nyaman untuk membaca
(Rahayu et al., 2019). Nama TBM juga sangat memengaruhi masyarakat untuk tertarik mengunjunginya. Oleh
karena itu, nama Pojok Baca Pariwisata adalah nama yang dibentuk untuk menjuluki TBM yang sedang dirintis
di desa wisata. Nama TBM dimaksudkan agar mudah dipahami oleh masyarakat dan juga menarik wisatawan
untuk berkunjung dan melakukan kegiatan membaca (Rahayu, 2010).
 
Meskipun kegiatan membaca masyarakat belum dimaksimalkan, sudah ada kesadaran publik akan
pentingnya kegiatan membaca. Kemampuan manajer untuk mengoptimalkan TBM dimulai dengan penyediaan
dan pengaturan buku yang menarik sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Dengan demikian, diharapkan untuk
memunculkan minat orang-orang dalam membaca suara mereka sendiri atau dukungan dari orang tua dan
masyarakat sekitar. Kegemaran membaca yang telah terbentuk nantinya akan memunculkan budaya membaca
(Selden, 2016).
 
TBM yang dirintis sudah memiliki struktur mana-gement yang terdiri dari ketua, sekretaris, bendahara dan staf
lainnya dan masing-masing posisi memiliki tugas masing-masing dalam manajemennya. Ini mengikuti pedoman
manajemen TBM, yaitu (a) manajer yang memiliki sikap peduli dalam mengundang masyarakat untuk membaca,
membantu melayani masyarakat dalam menemukan bahan bacaan dan membimbing masyarakat dalam membaca. (b)
Masyarakat TBM dapat menyebarluaskan promosi bahan bacaan dan juga keberadaan TBM sendiri melalui interaksi
langsung atau melalui brosur.

 
88

Serafin Wisni Septiarti et al. / Jurnal Pendidikan Nonformal 6 (1) (2020) 85-91

 
kembali media. (c) Manajer TBM juga dapat menganalisis kebutuhan masyarakat sekitar sehingga bahan bacaan yang
disediakan mengikuti kebutuhan pembaca (Indriyani, 2017).
 
Dalam hal kemitraan, manajer dapat membangun kemitraan baik dengan lembaga pemerintah maupun
lembaga swasta. Kemitraan dengan lembaga yang sedang mengadakan pengadaan buku-buku perencanaan dari
Prancis. Ini karena mereka adalah siswa yang sedang melakukan penelitian terkait Pendidikan Luar Sekolah di
desa wisata Bejiharjo dan salah satu fokusnya adalah studi TBM. Kemitraan dengan sektor swasta adalah adanya
donor buku dari berbagai institusi swasta. Banyaknya variasi bahan bacaan akan semakin menarik minat orang
untuk membaca karena tidak membosankan (Grabe, & Stoller, 2019). Warga TBM harus memiliki kemampuan
untuk menemukan informasi untuk mengembangkan TBM melalui berbagai acara seperti pameran. TBM aktif
dalam berpartisipasi dalam kegiatan organisasi akan memudahkan komunitas untuk mengenal TBM (Rohman,
2019).
 
Diagnosis atau masalah yang telah dikumpulkan melalui FGD adalah (a) Community Reading Gardens menjadi
pilihan unit yang akan dikembangkan melalui penelitian tindakan ini sebagai tambahan karena TBM adalah sarana
mendidik bangsa, memiliki sumber daya manajemen yang siap untuk maju dan berkembang juga, (b) TBM yang masih
merintis dalam beberapa aspek membutuhkan tindakan untuk memperkuat institusi selain sinergi antara program atau
kegiatan yang terkandung dalam Omah Passinaon juga untuk meningkatkan manajemen sumber daya manusia sebagai
upaya untuk mengoptimalkan TBM untuk meningkatkan budaya membaca masyarakat, terutama pengunjung ke desa
wisata Bejiharjo.
 
Hasil yang diperoleh dari optimalisasi tindakan manajemen TBM adalah (a) petugas TBM memiliki
kemampuan dan keterampilan dalam membangun kesadaran publik tentang pentingnya budaya membaca,
 
(B) realisasi TBM yang memiliki daya tarik masyarakat sebagai sumber informasi dan kegiatan hiburan
pendidikan di kawasan wisata Bejiharjo, (c) pembentukan TBM yang terintegrasi, terintegrasi dan sinergis
(berkembang bersama) dan dalam program , Kegiatan Omah Passinaon.  
 
Implementasi Tindakan Optimasi Manajemen TBM
 
Dalam menjalankan program TBM, perlu pengelolaan yang baik agar apa yang ditargetkan dapat
tercapai. Manajemen organisasi penting karena dapat membagi tugas sesuai dengan kemampuan masing-masing
dewan. Mana-

gement terdiri dari ketua, sekretaris, pengurus dan staf. Setiap dewan harus memiliki tanggung jawab masing-masing
sehingga tidak ada tugas ganda (Fayol, 2016). Manajemen TBM yang diorganisasikan oleh lembaga pendidikan tidak
optimal. Dari pengamatan yang dilakukan dapat dijelaskan bahwa masing-masing organisasi belum memiliki struktur
manajemen yang baik. Kegiatan itu masih diarahkan oleh beberapa orang sehingga tugas masing-masing manajemen
belum terlihat. Oleh karena itu, ada kebutuhan untuk bimbingan terkait dengan manajemen yang harus diikuti oleh
semua manajemen TBM (Deng, 2018).
 
Kegiatan ini dihadiri oleh semua manajer TBM dari masing-masing organisasi (organisasi pemuda, bimbingan
belajar, PAUD dan Omah Pasinaon). Kegiatan membangun mitra penting untuk dapat dilakukan dengan baik karena
melalui mitra TBM akan melakukan kerjasama yang saling menguntungkan. Kemitraan TBM dapat diartikan sebagai
temuan dan temuan pihak untuk bekerja bersama antara dua pihak atau lebih, individu atau lembaga dalam mengelola
satu atau beberapa kegiatan yang diselenggarakan oleh TBM berdasarkan kesetaraan, keterbukaan, dan saling
menguntungkan (memberikan manfaat) (Hoerniasih, 2017) . Langkah-langkah dalam membangun mitra adalah: (1)
menilai kesiapan internal; keberadaan kegiatan yang pantas untuk diekspos atau dilaksanakan, perlunya kerjasama
karena beberapa alasan, misalnya; ruang lingkup kegiatan dan dampak yang luas, karena TBM tidak dapat
melaksanakan kegiatannya, (2) mengidentifikasi mitra potensial; pemilihan pihak-pihak yang memiliki visi yang sama
sehingga mitra percaya bahwa kolaborasi dengan Taman Ba-caan Masyarakat akan mendapatkan nilai tambah melalui
kerja sama yang ditawarkan, (3) penilaian dan bentuk kerja sama; Apa manfaat yang akan diperoleh dalam jangka
pendek dan panjang oleh kedua belah pihak, (4) kombinasi proposal dan strategi pengajuan;
 
Dari berbagai langkah yang disebutkan di atas, perlu untuk memahami hal-hal dalam memulai bisnis atau mulai
mengelola TBM, yaitu: (1) keberanian untuk memulai bisnis, (2) identifikasi peluang bisnis yang mengikuti potensi
mereka, ( 3) analisis bisnis, yaitu keberanian untuk keluar dari praktik standar dengan memperhatikan selera
konsumen, dan (4) manajemen hasil bisnis untuk mendukung kegiatan TBM. Sementara itu, untuk mengembangkan
bisnis dalam mengelola TBM dapat melakukan kegiatan sebagai berikut: (1) event organizer: pameran buku, kompetisi
untuk anak-anak, dll. Dengan prediksi laba 30% - 40%, (2) biro iklan dan media cetak dengan prediksi laba 20%, (3)
distributor buku dengan prediksi laba 20%, (4) layanan desain dan percetakan dengan prediksi laba 35% -50%, (5)
kuliner dengan prediksi laba 35% - 50%, 6) pra konveksi

 
89

Serafin Wisni Septiarti et al. / Jurnal Pendidikan Nonformal 6 (1) (2020) 85-91

 
diksi 30% - 35% dan yang terakhir adalah sesuai dengan peluang dan potensi lokal yang dimiliki.
 
Kegiatan pendampingan terus dilakukan oleh para peneliti melalui komunikasi dengan manajer desa
wisata dan juga komunikasi langsung dengan manajemen TBM. Komunikasi dilakukan melalui pesan SMS atau
WhatsApp. Bantuan akademis melalui berbagi pengalaman dalam mengelola TBM, mengelola dan
mengembangkan sumber daya manusia serta berbagi pengetahuan di tempat atau mengelola, fasilitas TBM dan
proses mengintegrasikan secara sinergis antara program dan kegiatan secara berkala.
 
Kegiatan evaluasi dilakukan setelah tindakan dilakukan oleh peserta pelatihan melalui metode tanya jawab dan
lembar observasi. Dari hasil evaluasi, beberapa manajemen mengalami kesulitan dalam membangun kemitraan dengan
lembaga swasta dan pemerintah. Oleh karena itu, diperlukan tindakan lebih lanjut untuk mengoptimalkan manajemen
TBM yang difokuskan pada membangun kemitraan.
 
Optimalisasi seperti yang dilakukan dalam tindakan penelitian ini, ada beberapa makna tindakan sebagai
berikut, (a) memberikan motivasi dan gambar kepada masyarakat melalui sosialisasi tentang pentingnya membaca
untuk mendapatkan kualitas hidup, (b) manajemen selalu mencari informasi tentang kebutuhan bahan bacaan yang
dibutuhkan oleh masyarakat sehingga dapat menyediakan beragam buku dan mengikuti kebutuhan masyarakat, (c)
membangun kerja sama, kemitraan atau kolaborasi dengan berbagai pihak yang dapat menambah koleksi dari
membaca buku dalam TBM, (d) menyediakan layanan kepada masyarakat secara terpadu antara TBM dan kegiatan
pendukung lainnya di Omah Passinaon berdasarkan potensi, keterampilan lokal atau melalui kegiatan untuk
mengekspresikan budaya masyarakat setempat, (e) inovasi dalam kegiatan TBM yang bersinergi dengan kegiatan
wisata desa seperti kompetisi yang menghibur namun tetap mendidik.
 
 
KESIMPULAN
 
Optimalisasi manajemen TBM melalui pelatihan dan bantuan sebagai proses tindakan dalam penelitian ini dapat
disimpulkan. Dalam melakukan pilot TBM, kegiatan awal diperlukan dalam bentuk proses kesadaran publik akan
pentingnya kegiatan membaca untuk meningkatkan kualitas hidup. Kompetensi manajer TBM dapat dipahami untuk
mendapatkan model manajemen yang optimal. Motivasi dan keterampilan dalam meningkatkan sinergi, daya tarik,
kegiatan terintegrasi, variasi dan pengaturan buku bacaan

menjadi bagian dari komitmen dalam mengembangkan TBM bagi pengunjung ke desa wisata Bejiharjo. Model
kemitraan menjadi pilihan TBM dengan pemerintah, lembaga swasta dan akademisi untuk memperkuat lembaga
layanan pembelajaran masyarakat.
 
REFERENSI
 
Aelbrecht, PS (2016). 'Tempat keempat ': lingkungan publik kontemporer untuk interaksi sosial informal di antara orang asing. Jurnal Desain
Urban  , 21 (1), 124 –152. https://doi.org/10.1080/1357 4809.2015.1106920
 
Agyeman, EA (2016). Pengaruh media sosial pada pengembangan literasi di antara murid sekolah menengah pertama di Distrik
Asante-Akim Selatan ( disertasi Doktor , Universitas Pendidikan, Winneba).
 
Anna, NEV, Mannan, EF, & Srirahayu, DP (2020). Evaluasi peran perpustakaan berbasis masyarakat dalam memberdayakan
masyarakat kota Surabaya. Perpustakaan Umum Quarterly , 39 (2), 157 –169.
 
Arifin, F., & Marlini, M. (2017). Pemanfaatan Taman Bacaan Masyarakat Tanah Ombak di Purus III Padang sebagai Sumber Belajar.  Jurnal
Ilmu  Informasi Perpustakaan dan Kearsipan  , 5  (2), 21 –32. Diperoleh dari http://ejournal.unp.ac.id/in-
dex.php/iipk/article/download/8423/6490
 
Badan Pusat Statistik. (2016). Profil Rumah Tangga Fa- kir Miskin-Miskin Provinsi Daerah Istimewa Yog-yakarta . Yogyakarta:
BPS.
 
Courtay, R. de. (2012). Dekade Pendidikan  PBB untuk Pembangunan Berkelanjutan (2005-2014) Pembentukan . Organisasi Pendidikan,
Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan PBB . Diperoleh dari http: // un- esdoc.unesco.org/images/0021/002166/216 606e.pdf 102
 
Deng, M. (2018). Tantangan dan Pikiran tentang Manajemen Risiko dan Kontrol untuk Pembangunan Grup Terowongan Super-
Panjang oleh TBM. Rekayasa , 4 (1), 112 –122. https: // doi. org / 10.1016 / j.eng.2017.07.001
 
Denskus, T. (2008). Ulasan: Ernest T. Stringer. Penelitian Tindakan , 10 (1). https://doi.org/10.17169/fqs- 10.1.1188
 
Fayol, H. (2016). Manajemen Umum dan Industri .
 
Cambridge: Buku Ravenio.
 
Grabe, W., & Stoller, FL (2019). Mengajar dan meneliti bacaan . London: Routledge: Taylor & Françis .
 
Harvey, S., & Goudvis, A. (2017). Strategi yang berhasil: Mengajar pemahaman untuk pemahaman dan keterlibatan . Amerika
Serikat: Stenhouse Publishers.
 
Hoerniasih, N. (2017). Faktor Pendukung Keberhasilan-hasilan Pengelolaan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) “Bina
Sejahtera “ Desa Pinayungan. Dalam Prosiding Seminar Nasional Pen- didikan FKIP UNTIRTA (hlm. 125–134).
 
Indriyani, I. (2017). Pengelolaan Taman Bacaan Masyara- kat Berbasis Kekeluargaan dan Dampak Ter-

 
90

Serafin Wisni Septiarti et al. / Jurnal Pendidikan Nonformal 6 (1) (2020) 85-91

 
hadap Kemajuan Literasi Masyarakat . Universitas Negeri Semarang. Diperoleh dari http: //
lib. unnes.ac.id/29793/1/1201413078.pdf
Irianto, PO, & Febrianti, LY (2017). Pentingnya pen-  guasaan literasi untuk generasi muda dalam mengha-dapi MEA . Dalam Prosiding
Pendidikan dan Konferensi Internasional (Vol. 1, No. 1).
 
Karadeniz, A., & Can, R. (2015). Penelitian tentang Kebiasaan Membaca Buku dan Literasi Media Siswa di Fakultas Pendidikan. Procedia -
Ilmu Sosial dan Perilaku , 174 (1)  , 4058 –4067. https: // doi.org/10.1016/j.sbspro.2015.01.1155
 
Lusiana, E., Yanto, A., Anwar, RK, & Komala, L. (2019). Taman Bacaan Masyarakat (TBMs):  potensi literasi global di Bandung Smart
City . Dalam IOP Conference Series: Earth and Environmen-tal Science (Vol. 248, No. 1, p. 012040). Penerbitan
TIO. https://doi.org/10.1088/1755-1315/248/1/012040
 
Maulida, RR (2017). Peran Taman Bacaan Masyarawan (TBM) Warabal dalam Mengembangkan Minat Baca Anak Melalui  Pendar dan
Dongeng (tesis Bachoror , UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Fakultas Adab dan Humaniora, 2017).
Oxenham, J. (2017). Literasi: menulis, membaca dan sosial
 
organisasi . London: Routledge.
 
Pramudyo, GN, Ilmawan, MR, Azizah, B., Anisah, M., & Deo, Y. (2018). Inovasi Kegiatan Taman Bacaan Masyarakat (TBM). Lentera
Pustaka:  Juara Kajian Ilmu Perpustakaan, Informasi Dan Ke-arsipan , 4 (1), 29-38. https://doi.org/10.14710/ lenpust.v4i1.17332
Rahayu, RR, Nurislaminingsih, R., Studi, P., Per-pustaka, S.-, Budaya, FI, Diponegoro, U.,
 
… Tembalang, KU (2019). Analisis Kegiatan Outing sebagai Media Promosi di Taman Ba-caan Masyarakat (TBM) Warung
Pasinaon   

Kecamatan Bergas Kabuaten Semarang. Jurnal Ilmu Perpustakaan , 7 (1), 261 –270.


 
Rahayu, FS (2010). Manajemen Taman Bacaan Masyarakat sebagai UPaya Meningkatkan Budaya Literasi. Jurnal Eksistensi
Pendidikan Luar Negeri (E-Plus) , 4 (2), 164 –174.
 
Rahmatillah, F. (2018). Strategi Pengelola Perpustakaan dalam Menumbuhkan Minat Baca Siswa di SMPN Palembang  . UIN Raden Fatah
Palembang. Re- trieved dari http://libraria.fppti-jateng.or.id/ index.php / lib / tulisan / download / 57/47
 
Rohman, IN (2019). Peranan Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Luru Ilmu Untuk Menum-buhkan Minat Baca Masyarakat di Gersik,
Kelurahan Sumber Mulyo, Kecamatan Bam-banglipuro, Kabupaten Bantul. Jurnal Elektron- ik Mahasiswa Pend. Luar
Sekolah , 8 (8), 101 -110.
Selden, R. (2016). Berlatih teori dan membaca literatur: pengantar . London: Routledge: Taylor & Francis.
 
Soh, KL, Davidson, PM, Leslie, G., & Rahman, ABA (2011). Studi penelitian tindakan dalam pengaturan perawatan intensif:
Tinjauan sistematis. International Journal of Nursing Studies , 48 (2), 258 –268. https://doi.org/10.1016/j.ijnurstu.2
010.09.014
 
Suwanto, SA (2017). Mengelola TBM Sebagai Sa-rana Meningkatkan Minat Baca Masyarakat. Anuva , 1 (1), 19-
32. https://doi.org/10.14710/ anuva.1.1.19-32
 
Tegmark, M. (2017). Life 3.0: Menjadi manusia di usia
 
kecerdasan buatan. New York: Knopf.
 
Yunus, S. (2018). 8 Cara Jitu Mendirikan Taman Ba-caan Masyarakat versi TBM Lentera Pustaka. Diperoleh 20 Juli 2018, dari https:
// www. jagatngopi.com/8-cara-jitu-mendirikan-taman-bacaan-masyarakat-versi-tbm-lentera-pustaka/

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
91

Anda mungkin juga menyukai