Anda di halaman 1dari 3

6. peraturan menteri kesehatan Republik Indonesia no.

290/MENKES/per/III/2008

tentang persetujuan tindakan kedokteran

7. peraturan menteri kesehatan Republik Indonesia no.519/MENKES/per/III/2011


tentang pedoman penyelenggaran pelayanan anestesiologi dan terapi intensif

MEMUTUSKAN

Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR UTAMA RS MULYASARI TENTANG PELAYANAN INSTLASI BEDAH

SENTRAL DI RS MULYASARI

KESATU : kebijakan tentang pelayanan instalasi bedah sentral (IBS) RS Mulyasari sebagaimaan

tercantum dalam lampiran kepurtusan ini

KEDUA : kebujakan pelayanan instalasi beah sentral (IBS) RS mulyasari dipergunaakn sebagai

acuan dalam penyelenggaraan pelayanan instalasi bedah sentral (IBS) RS Mulyasari

KETIGA : segala sesuatu yang belum diatur dalam peraturan ini akan diatur kembali dikemudian

hari oleh direktur

KEEMPAT : peraturan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila dikemudian hari terdapat

kekelirauan, maka akan dilakukan peninjauan kembali/perbaikan sebagaimana

mestinya
Lampiran

pelayanan anestesi dan bedah


RS Mulyasari

Nomor :.................

KEBIJAKAN PELAYANAN INSTALASI BEDAH SENTRAL

RS MULYASARI

1. Rs Mulyasari menyediakan kebijakan untuk mengatur tentang pelayana bedah sebagai bagian
dari tindakan diagnostik dan terpeutik. Kebijakan pelayanan bedah ini mengatur pelayanan
bedah yang dilakukan oleh dokter spesualis bedah dan spesialis obgyn, psesialis mata, spesialis
THT, urologi, bedah thorax, vaskuler, digestif, bedah umum, bedah anak dan ortopedi
2. Instalasi Bedah Sentreal melakukan pekllayanan operasi elektif dan emergency (kedaruratan)
3. Perencanaan tenaga di IBS dilakuakn berdasarkan perhitungan kebutuhan tenaga menurut pola
ketenagaan RS Mulyasari dengan berdasarkan jumlah pasien. Perencanaan tenaga meliputi
tenaga medis, keperawatan dan non keperawatan
4. Kesinambungan logistik dikamar operasi diatur secara rinci dalam program pengendalian logistik
5. IBS menyediakan peralatan sesuai daftar peralatan yang berada dan digunakan di IBS dan secara
terperinci dijelaskan di sub bab fasilitas dan peralatan buku pedoman pelayanan IBS
6. Peralatan yang ada di kaamr operasi digunakan sesuai dengan juknis penggunaan yang tersedia
di masing-masing alat
7. Penggunaan perlaatan yang ada dikamar operasi diatur seacar rinci sesuai dengan SPO masing-
masing peralatan
8. Pemeliharaan peralatan dilakuakn oleh IPSRS sesuai dengan SPO pemeliharaan peralatan
kedokteran dan program pengamanan (safe practice)
9. Rumah sakit menetapkan iBS sebagi koordinator pelayanan pmbedahan, sesui dengan strukutur
organsisasi instalsi bedah sentral . pengorganisasian IBS selengkapnya diatur dalam pedoman
organisasi bedah sentral
10. Sebagai bentuk koordinasi dan evaluasi internal instalasi bedah sentral wajib melkasankaan
rapatr rutin minimal satu bulan sekali atau rarpat insidentil (sewaktu-waktu) untuk membahas
permasalahan yang bersifat pentinfg dan perlu keputusna segera
11. Setiap bulan wajib membuat laporan jumlah pasien
12.
Ditetapkan di :

Jakarta..............

Dr.....................

Tembusan

1. Semua unit pelayanan


2. Pertinggal

Anda mungkin juga menyukai