Anda di halaman 1dari 77

Fakultas Ekonomi

Universitas Islam Nusantara

KATA PENGANTAR
Sebagai bagian dari rangkaian tugas akhir mahasiswa dalam menempuh
studi di Fakultas Ekonomi Universitas Islam Nusantara (UNINUS), mahasiswa
diwajibkan melakukan mini riset dengan topic kesadaran merek minuman
isotonik, dengan fokus merek Pocari Sweat yang dihasilkan oleh PT Amerta Indah
Otsuka. Mini riset dilakukan selama bulan Januari-Maret 2020, dan hasilnya
dipresentasikan/didiskusikan dengan pihak manajemen di pabrik PT Amerta Indah
Otsuka pabrik Malang 06-09 Maret 2020. Tujuan mini riset adalah melatih
mahasiswa untuk memahami kompleksitas teori dan konsep secara lebih actual
melalui pendekatan riset.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih sekali kepada pihak
manajemen PT Amerta Indah Otsuka Malang yang telah memfasilitasi dan
mendukung program tersebut ini. Demikian, mudah-mudahan laporan ini
bermanfaat, seraya berharap semoga kerjasama ini akan terus berlanjut dalam
bentuk dan program yang saling memberikan manfaat.

Bandung, Maret 2020


Dekan, Koordinator Program

AM Ryad Saiful Hak Wahdi Suardi

Laporan Mini Riset Mahasiswa - 2020 | i


Fakultas Ekonomi
Universitas Islam Nusantara

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
……………………………………………………………………………………………. i
DAFTAR ISI
……………………………………………………………………………………………. ii
TIM RISET MAHASISWA & DOSEN PEMBIMBING
……………………………………………………………………………………………. iii
PENDAHULUAN
…………………………………………………………………………………………… 1
KERANGKA TEORITIS
…………………………………………………………………………………………… 13
METODE PENELITIAN
…………………………………………………………………………………………… 25
HASIL & DISKUSI
………………………………………………………………………………………….. 28
KESIMPULAN
………………………………………………………………………………………….. 29
DAFTAR PUSTAKA
......................................................................................... 46
LAMPIRAN
………………………………………………………………………………………….. 49

Laporan Mini Riset Mahasiswa - 2020| ii


Fakultas Ekonomi
Universitas Islam Nusantara

TIM RISET MAHASISWA DAN DOSEN PEMBIMBING


KAJIAN INDUSTRI MINUMAN ISOTONIK Gina Wulan Purnama 41033403161029
Thoriq Nurmubbin 40133402161033 Ayi Nurazizah 41033403161034
Adrian Hartanto 41033403161030 Nur Istiqomah 41033403182001
Ghufron Tasdik 41033402151057 Achmad Mudakir 41033402161054
Ilham Maulana 41033402161005 KAJIAN TEORITIS
Nabilah Khaerun Nisa 41033402161007 Puti Cindy N. 40133402161075
Windi Yudiawati 41033402161021 Fauzan Rizki H 41033402161004
Nurul Sholehah 41033402161025 Hendar Mahrul Ulum 41033402161009
Venny Afriliani F 41033402161039 Siti Fatimah 41033402161012
Jupri Yaldi 41033402161047 M Arif Yusuf 41033402161013
Devy Yulianti 41033403161033 Gianita Sonia 41033402161016
Aliya Zahirah AS 41033402161059 Suci Rachmawati 41033402161020
Anisa Samsiah 41033403161005 Nida Alinda Nur 41033402161034
Enurhayati Sari 41033403161006 Cagar Mukiar 41033402161040
Siti Nurhaeni S 41033403161010 Isma Maliya Solihat 41033402161045
Ramdan Purwadi 41033402161008 M Ghalagat 41033402161026
Pandapotan 41033402151017 Fauzi Mulya Pratama 41033402161055
Imam Firdaus 41033402151019 PROFIL PERUSAHAAN
Winda Lestari 41033403161017 Ridzal M Sulaiman 41033402151030
Nisa Nuraidah 41033403161025 Reksha Panji Sukma 41033402161011
Try Anugrah M 41033402161036 Dedi Saputra 41033402161065
TABULASI & ANALISIS STATISTIK Fera Lestari 41033403161011
Edwin Kusuma Yudha 41033402161002 Citra Auliani 41033403161038
Gugun Adril Wargiman 41033402161014
Nurhayati 41033402161024 LAPORAN PENELITIAN
Leni Komayasari 41033402161030 M Khoeri Habibullah 41033402161070
Riska Ismarullah 41033403161003 Soni Andriana 41033403161028
Siti Kurnia Apriani 41033403161004 Entin Tini Rumsari 41033403161031
Tina Apriliyani 41033403161009 Risna Srimartiny 41033403161035
Memi Irfan Hilmi 41033403161016
Meylani Mega S 41033403161018 DOSEN PEMBIMBING
Nurjuhariyah 41033403161020
Natasya Regina Putri 41033403161021 Nani Ernawati; YupiYuliawati;
Devi Fitriyani 41033403161022 Yulianita Rahayu; AM Ryad Saiful
Devia Noviana 41033403161027 Hak; Fitria Ningrum Sayekti; Farah
Azis Kemaql Mutaqin 41033402161018 Latifah Nurfauziah; Jajang
Ibnu Dwi Ahmad Nizar 41033402161069 Suherman; Arie Soleh Permana;
Kuryrinus Oliberto Raga 41033402161035 Yoyok Prasetyo; Sri Suharti; Citra
Try Anugrah M 41033402161036 Kharisma Utami; Juju
Intan Annisa Rahayu 41033402161057 Zuchritusobah; AKM Bambang
Fitri Andriani 41033402161058 Suharto; Ida Farida Oesman.
Dwiki Yogaswara 41033402161063

Laporan Mini Riset Mahasiswa - 2020| iii


Fakultas Ekonomi
Universitas Islam Nusantara

Laporan Mini Riset Mahasiswa - 2020| iv


Fakultas Ekonomi
Universitas Islam Nusantara

ANALISIS KESADARAN MEREK MINUMAN ISOTONIK


DI KOTA BANDUNG
(Laporan Mini Riset Mahasiswa 2020)

PENDAHULUAN
Minuman Isotonik
Dalam kehidupan, kebutuhan akan air merupakan salah satu hal yang
cukup penting. Sekitar 50-65 persen tubuh orang dewasa terdiri atas air, bahkan
lima persen dari otak kita juga terdiri atas air Jika tubuh kekurangan cairan tentu
akan menyebabkan dehidrasi. Saat melakukan aktivitas fisik, tubuh bisa
mengalami dehidrasi atau kekurangan cairan. Pada aktivitas fisik biasa, tubuh
kehilangan air sebanyak 2,5 liter per hari. Sekitar 60 persennya dikeluarkan melalui
keringat. Sedangkan pada aktivitas yang lebih berat, seperti olahraga misalnya,
tubuh kehilangan air mencapai 1-2 liter per jam. Sebagian besar disebabkan oleh
keringat yang membanjir keluar. Keseimbangan cairan tubuh perlu kita jaga,
karenanya air menempati porsi yang besar dalam kebutuhan gizi harian. Tubuh
memiliki mekanisme untuk menjaga keseimbangan cairan, salah satunya dengan
timbulnya rangsangan haus. Untuk itulah, kita biasanya membutuhkan minuman
yang bisa mengganti cairan yang hilang saat olahraga.
Secara umum, minuman pengganti cairan tubuh dapat dibagi menjadi
empat kategori, yakni air biasa, minuman isotonik, minuman hipotonik, dan
minuman hipertonik. Minuman isotonik merupakan cairan berbasis air yang
mengandung glukosa dan fruktosa sekitar 6 persen. Konsentrasi minuman isotonik
ini sama dengan tubuh. Minuman isotonik biasanya dikonsumsi oleh mereka yang
memiliki banyak aktivitas. Manfaatnya adalah untuk memulihkan atau menjaga
stamina tubuh. Minuman isotonik ini mengandung elektrolit dan karbohidrat
sebesar 6-8 persen. Minuman ini lebih cepat diserap oleh tubuh dibandingkan
jenis minuman lainnya. Seperti minuman hipotonik, minuman

Laporan Mini Riset Mahasiswa - 2020| 1


Fakultas Ekonomi
Universitas Islam Nusantara

isotonik juga cepat menggantikan keringat dan cepat diserap tubuh. Bedanya,
minuman isotonik juga menggantikan elektrolit dan memberikan asupan
karbohidrat. Minuman ini cocok untuk kebutuhan aktivitas sehari-hari yang padat
atau intensitas tinggi. Beda minuman isotonik dengan air biasa, minuman isotonik
diformulasikan secara khusus dengan kadar ion yang sudah ditentukan.
Sedangkan minuman hipertonik mengandung konsentrasi substansi tinggi
dan kandungan karbohidratnya tinggi (10%). Minuman hipotonik mengandung
kadar elektrolit (Na) dan karbohidrat rendah (2-3%). Minuman hipotonik berfungsi
untuk mengganti cairan yang keluar melalui keringat, tanpa menambah
karbohidrat. Bisa dikonsumsi saat berolahraga karena cepat diserap di usus.
Contoh minuman hipotonik adalah minuman penyegar yang mengandung NaCL
dan dekstrosa. Adapun minuman hipertonik, baik sebagai minuman berenergi
atau peningkat stamina. Cocok bagi mereka yang berolahraga berat atau
mengeluarkan banyak energi. Kalau hipertonik karena tinggi glukosa, gunanya
untuk menggantikan glikogen, jadi fungsinya bukan untuk rehidrasi. Bila minuman
hipertonik seperti minuman energi diminum saat olahraga justru susah diserap.

Perkembangan Bisnis Minuman Isotonik di Indonesia


Pertumbuhan penduduk Indonesia tergolong cepat mengakibatkan jumlah
penduduk terus bertambah dan diperkirakan mencapai angka 269.6 juta jiwa pada
tahun 2020, terdiri atas 135,34 juta jiwa laki-laki dan 134,27 jiwa perempuan.
Dampaknya yang pasti segera dirasakan adalah meningkatnya kebutuhan
komoditas makanan dan minuman. Akibatnya industry makanan dan minuman di
Indonesia tumbuh dengan cepat, dan memiliki peran penting dalam
menggerakkan perekonomian Indonesia. Peran industri makanan dan minuman
bagi perekonomian Indonesia tidak saja memenuhi kebutuhan makanan dan
minuman olahan dalam negeri, tetapi juga berperan penting meningkatkan nilai
tambah produk primer hasil pertanian.
Beberapa indicator makro menunjukkan bahwa kontribusi subsector
industry makanan dan minuman sangat penting bagi perekonomian. Sebagai

Laporan Mini Riset Mahasiswa - 2020| 2


Fakultas Ekonomi
Universitas Islam Nusantara

gambaran, berdasarkan PDB sepuluh tahun terakhir (2010-2019), kontribusi sub-


kategori industry makanan & minuman terhadap perekonomian nasional bergerak
naik dan mencapai rata-rata 5.7 persen/tahun (gambar 1). Angka tersebut
merupakan yang tertinggi bila dibandingkan dengan kontribusi sub-kategori
industri pengolahan lainnya. Dalam kurun waktu yang sama, kontribusinya
terhadap industri pengolahan juga cukup besar yaitu mencapai angka rata-rata
26.7 persen/tahun atau berarti masih lebih tinggi bila dibandingkan dengan sub-
kategori industry batubara & pengilangan migas, industry alat angkut, dan
industry barang dari logam, barang elektronik, optic computer, dan peralatan
listrik.

35
Kontribusi mamin thdp PDB Kontribusi mamin thdp industri pengolahan
30
31,8
30,5
29,1
25
26,8
23,8 24,1 24,8 24,5 25,2
20

15

10
5,32 5,61 5,97 6,14 6,25 6,40
5,25 5,24 5,31 5,14
5

0
2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020

Gambar 1. Perkembangan kontribusi sub-sektor industri makanan & minuman terhadap


PDB dan industri pengolahan (dalam %)

Fakta pendukung lainnya yaitu pengeluaran konsumsi masyarakat terbesar pada


triwulan II tahun 2019 adalah ditujukan untuk memenuhi kebutuhan makanan dan
minuman, yaitu sebesar Rp 872,66 triliun atau sekira 39,46 persen (Kusnandar,
2019).
Uraian di atas menggambarkan Industri makanan & minuman di Indonesia
berpotensi besar untuk berkembang karena didukung oleh permintaan domestic
yang besar (derived demand). Salah satu produk makanan dan minuman yang
diperkirakan juga meningkat adalah kategori minuman kesehatan. Segmen

Laporan Mini Riset Mahasiswa - 2020| 3


Fakultas Ekonomi
Universitas Islam Nusantara

industri minuman kesehatan meliputi minuman isotonik, minuman siap saji (RTD)
jamu, minuman herbal, minuman kesehatan wanita, dan minuman jahe madu.
Penggolongan lainnya yaitu: minuman berenergi, minuman isotonik dan susu.
Pelaku industri minuman untuk kesehatan optimistis bahwa pasar akan
terus berkembang seiring peningkatan kesadaran gaya hidup sehat di masyarakat.
Misalnya hasil riset Kemenkes mencatat frekuensi konsumsi makanan dan
minuman manis lebih dari sekali dalam sehari sebanyak 53,1%. Jumlah tersebut
menurun dibandingkan hasil riset pada 2007, yakni sebanyak 65.2% (Badan
Penelitian & Pengembangan BADAN Kesehatan, 2013). Tren tersebut disambut
industri dengan mengeluarkan produk-produk minuman less sugar. Berikutnya
Direktur Inovasi Innova Market Insights menilai, industri makanan dan minuman
di tingkat ASEAN akan semakin fokus pada produk sehat. Sebab, dibanding dengan
negara-negara lain, masyarakat di negara ASEAN lebih mudah terpengaruh
dengan isu kesehatan, termasuk dalam tiap produk makanan dan minumannya
(Pryanka & Murdaningsih, 2018). Kemudian berdasarkan data Riset Kesehatan
Dasar (Riskesdas) 2018 dari Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan,
tercatat bahwa prevalensi stroke naik dari 7% menjadi 10,9%, diabetes mellitus
naik dari 6,9% menjadi 8,5%, serta terjadi tren peningkatan proporsi obesitas pada
orang dewasa dari 14,8% (2013) menjadi 21,8% (2018). Salah satu cara untuk
mengurangi jumlah penderita stroke, diabetes, dan obesitas ini adalah dengan
penerapan gaya hidup sehat sejak dini. Tidak hanya olahraga, namun juga diikuti
dengan konsumsi minuman kesehatan.
Salah satu jenis minuman kesehatan adalah minuman isotonic yaitu yang
bermanfaat untuk mengganti cairan tubuh yang hilang setelah olahraga atau
bekerja berat. Dari beberapa indikator dan sumber, permintaan masyarakat
terhadap minuman isotonik di Indonesia mengalami peningkatan yang signifikan.
Nilai penjualan minuman isotonik di dalam negeri diprediksi mencapai Rp 4,2
triliun pada 2012, naik 20% dibandingkan tahun lalu sekitar Rp 3,5 triliun. Kenaikan
itu terjadi seiring meningkatnya permintaan masyarakat akan produk tersebut.
Asosiasi Industri Minuman Ringan (Asrim) melaporkan bahwa minuman isotonik

Laporan Mini Riset Mahasiswa - 2020| 4


Fakultas Ekonomi
Universitas Islam Nusantara

menikmati pertumbuhan bisnis rata-rata 20% per tahun (Kementrian


Perindustrian Republik Indonesia, 2012). Prospek industri minuman kesehatan di
Indonesia semakin cerah karena kesadaran akan pentingnya menjalani pola hidup
sehat. Pertumbuhan penjualan produk minuman ion water yang rendah kalori
meningkat signifikan di Indonesia. Ini menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia
yang menikmati minuman rendah kalori semakin banyak dan menyadari
pentingnya menurunkan kadar gula dalam tubuh.
Peningkatan bisnis minuman isotonik lebih tinggi dibandingkan
pertumbuhan industri minuman di dalam negeri yang sekitar 15% per tahun. Saat
ini, bisnis minuman isotonik baru mewakili kurang dari 10% seluruh nilai bisnis
minuman nasional. Meski masih dalam proporsi kecil, pangsa pasar minuman
isotonik baru meliputi 3% dari keseluruhan industri minuman. Air minum dalam
kemasan (AMDK) masih dominan sekitar 84%, kemudian disusul oleh teh siap saji
9% dan minuman berkarbonasi sebesar 4% (Kompasiana, 2015).
Tercatat beberapa merek minuman isotonic yang beredar saat ini,
diantaranya adalah Gatorade, Pocari Sweat, You-C1000, Mizone, Powerade, 100
Plus, Fatigon Hydro Coco, Aquarius, dan Iso Plus. Dalam aspek pemasaran,
beberapa produk tersebut dipasarkan dengan berbagai kemasan, dari sachet,
botol hingga kalengan, dan menyasar segmentasi dari mulai dari anak-anak hingga
dewasa. Gotorade memiliki kandungan ion yang tinggi, vitamin fat-soluble, dan
aneka mineral dan zat berguna seperti karbohidrat, kalium, dan sodium pada
merek Gatorade membuat merek ini populer di kalangan olahragawan hingga
masyarakat pecinta olahraga. Merek ini sangat populer sekitar tahun 1990, meski
saat ini merek Gatorade telah jarang beredar.
Pocari Sweat mulai beredar tahun 1980 yang menandai kemunculan
pertama sebagai minuman elektrolit atau ion pengganti air oleh seorang peneliti
Otsuka bernama Rokuro Harima yang mengawali perjalanannya ke negara
Meksiko, Pocari Sweat kini telah menjadi salah satu merek minuman elektrolit
terfavorit di 17 negara dan berbagai wilayah di seluruh dunia. Selain dibuat
berdasarkan penelitian sains yang mendalam, merek Pocari Sweat yang diproduksi

Laporan Mini Riset Mahasiswa - 2020| 5


Fakultas Ekonomi
Universitas Islam Nusantara

oleh Otsuka Pharmaceutical Co. Ltd. juga memiliki ciri khas pada rasa jeruk yang
ringan dengan sedikit sensasi air, gula, asam sitrat, natrium sitrat, natrium klorida,
kalium klorida, kalsium laktat, magnesium karbonat dan perasa. Pocari Sweat
Sachet 500 ml yang cocok untuk orang-orang terdehidrasi akibat aktivitas fisik di
tempat kerja, pusat kebugaran, atau rumah. Pocari sweet dapat diperoleh pada
berbagai marketplace online seperti Shopee atau berbagai supermarket.
Kandungan mineral dan elektrolit untuk meregenerasi metabolisme merupakan 2
kelebihan utama dari minuman isotonik atau isotonic drink sebagai salah satu jenis
minuman elektrolit. Minuman isotonik juga mengandungi 6 hingga 8% glukosa dan
fruktosa, di mana keduanya berperan menjadi asupan energi untuk atlet lari jarak
jauh atau jenis-jenis olahraga "keras" lainnya. Implikasinya, hal yang perlu kita
ingat saat melihat jenis minuman elektrolit adalah hanya berfungsi saat tubuh
mengeluarkan cairan keringat yang berlebih, di mana fungsinya adalah mengganti
ion dalam tubuh dan menghindarkan dari risiko penyakit jantung dalam waktu
yang bersamaan.
Produk Pocari Sweat berupaya mendongkrak pertumbuhan melalui
berbagai kegiatan maupun pertandingan olahraga. PT Amarta Indah Otsuka dalam
melakukan pemasaran dan penjualan produknya selalu diiringi dengan upaya
melakukan edukasi kesehatan terlebih dahulu kepada masyarakat dengan
menunjukkan manfaat-manfaat produk makanan dan minumannya bagi
kesehatan tubuh. Salah satu contohnya yakni penjualan Pocari Sweat yang
mengalami peningkatan saat terjadi demam berdarah dibandingkan hari-hari
biasa. Saat ini Pocari Sweat berhasil mendominasi market share minuman isotonik
sekitar 55 persen di Indonesia. Selain itu, pocari sweat memiliki tingkat tertinggi
dalam top brand award diantara mizone, fatigon dan Hydro.
You-C1000 Lemon Water adalah merek minuman elektrolit yang terkenal
dengan Miss Universe sebagai ikon utamanya adalah YOU C-1000, yang diproduksi
oleh PT Djojonegoro C-1000 sejak tahun 2004. Merek yang mulai hadir untuk
publik pada tahun 2005 hingga sekarang ini memiliki ciri khas pada kemasan warna
putih polosnya yang mendominasi latar belakang sekaligus menunjukkan

Laporan Mini Riset Mahasiswa - 2020| 6


Fakultas Ekonomi
Universitas Islam Nusantara

kehidupan warna-warni Indonesia, serta kekayaannya akan berbagai komposisi,


seperti 1000 mg vitamin C dan vitamin E yang terbuat dari kedelai, gula, fruktosa,
sari buah, dan masih banyak lagi. Kendati ada banyak produk You C-1000, BP-
Guide menyarankan untuk mencoba You C-1000 Vitamin Lemon, You C-1000
Orange Water, You C-1000 Health Drink Vitamin Lemon, atau You C-1000 Isotonic
Drink Orange Water.
Kemudian Mizone yang diproduksi oleh Danone Aqua pada 27 September
2005. Kandungan zat-zat padat maupun cair yang terdapat pada Mizone, seperti
hydromaxx, vitamin C, dan elektrolit, sudah mendapat pengakuan dari BPOM
sehingga kita dapat benar-benar merasakan manfaat nutrisi dan kesehatan dari
berbagai produk Mizone yang ada. Beberapa contoh produk dari merek Mizone
yang mampu mengganti elektrolit atau ion dalam tubuh serta mengurangi
dehidrasi adalah Mizone Minuman Bernutrisi Yuzu Lemon 500 ml atau Mizone
Active 500 ml/12 botol.
Powerade dihasilkan oleh The Coca-Cola Company tahun 1990 sebagai
salah satu merek minuman elektrolit non-alkohol yang mengandungi jumlah
garam dan mineral yang seimbang serta multivitamin B dan C yang mudah diserap
tubuh. Hingga saat ini, merek yang pernah mensponsori FIFA World Cup 2006 dan
diluncurkan di Indonesia pada Januari 2006 ini telah memiliki beberapa varian rasa
yang menyegarkan dan sanggup mengembalikan cairan tubuh yang hilang,
misalnya yang terdapat pada berbagai produk Powerade 500 ml. Selain sanggup
mengembalikan cairan tubuh yang hilang akibat aktivitas yang berat, minuman
elektrolit luar biasa ini juga dapat menurunkan kadar kolesterol dan stress serta
menaikkan tingkat konsentrasi, sehingga menjadikannya salah satu minuman
elektrolit yang membahagiakan. Berbagai produk Powerade 500 ml tersedia di
supermarket, minimarket, retail modern, maupun tempat-tempat lain yang bukan
merupakan warung di permukiman warga, dengan harga sekitar Rp 4.000 hingga
Rp 5.000.
Wings Food meluncurkan ISOPLUS yang diformulasikan sama seperti
cairan tubuh sehingga mudah menggantikan cairan tubuh yang hilang akibat

Laporan Mini Riset Mahasiswa - 2020| 7


Fakultas Ekonomi
Universitas Islam Nusantara

aktivitas sehari-hari. Peluncuran ISOPLUS diiringi dengan peluncuran gerakan


BeMyself. Wings Food menargetkan pertumbuhan 15% di tahun 2017 mendatang.
Kontribusi beverages pada total pendapatan Wings Food setidaknya menyumbang
sekitar 16%. Maka dari itu, Wings Food juga akan terus mengembangkan
produknya dengan terus berinovasi. Caranya, gencar mempromosikan produk di
pasaran. Memperbanyak distribusi produk dengan harga yang terjangkau juga
merupakan strategi Wings Food memasarkan produk Isoplus. Sejak tahun 2007,
merek 100 Plus yang terkenal dengan komposisi "light carbonation" utamanya
yang sensasional untuk menghilangkan dahaga dan karbohidrat, elektrolit, gula,
air, dan berbagai nutrisi lainnya, telah membuktikan diri sebagai merek yang cocok
digunakan untuk para penggemar kegiatan bersepeda dan unik dibandingkan
merek-merek minuman elektrolit lainnya. Salah satu contoh produk yang
mereknya berada di bawah naungan F&N (Fraser & Neave) Sdn. Bhd. yang terkenal
misalnya 100 PLUS 325 ml, yaitu minuman isotonik berkarbonasi dengan kemasan
kaleng. Minuman elektrolit ini memiliki pasar utama di Malaysia dan Singapura ini
merupakan salah satu yang terbaik, tersehat, dan memiliki rasa yang pas.
Fatigon Hydro memiliki kandungan air kelapa yang langsung terambil dari
alam membuat merek Fatigon Hydro menjadi salah satu merek minuman elektrolit
yang sempurna bila dibandingkan dengan banyak minuman elektrolit sintetis.
Teknologi UHT dan aseptic yang mendasari proses produksi merek Fatigon Hydro
tidak hanya mengantarkan produknya menjadi golongan obat bebas, tapi juga
kaya akan berbagai macam kebaikan untuk tubuh, karena tidak ada pengawet,
kafein, soda, atau alkohol pada kedua teknologi ini. Dari segi brand, Hydro sudah
mulai dikenal dan menjadi pioner di minuman yang sehat dan alami. Dari segi
taste, Hydro memiliki rasa air kelapa yang segar dan asli. Dari segi komposisi,
kandungan air kelapa Hydro berasal dari 100% air kelapa asli dan bukan dari
konsentrat dan tidak ada tambahan bahan-bahan sintetis lain (fortifikasi). Fatigon
Hydro Coco diproduksi oleh PT Kalbe Farma, sebagai perusahaan yang terpercaya
dalam bidang kesehatan. Adapun kehadiran merek terakhir, yakni HydroCoco
tentu menjadi penantang baru dikelas minuman isotonik dibandingkan para

Laporan Mini Riset Mahasiswa - 2020| 8


Fakultas Ekonomi
Universitas Islam Nusantara

pendahulunya. Termasuk Pocari sebagai penguasa pasar dan Mizone yang


memiliki keunggulan dipasar retail dan eceran. Tentu tidak mudah memenangkan
kompetisi, terutama dengan status sebagai pendatang baru ditengah genggaman
pelaku pasar yang dominan. Dalam aspek produk, maka HydroCoco memiliki
keunggulan terkait dengan posisinya yang identik dengan produk alami, sehingga
berasosiasi sebagai minuman isotonik sehat dan natural. Berbahan baku yang
terbuat dari air kelapa alami, maka kandungan ion alami HydroCoco dapat
terserap dengan sempurna mengganti ion tubuh yang hilang dibandingkan
minuman isotonik sintetik.
Merek Aquarius sebagai salah satu merek minuman elektrolit dari The
Coca-Cola Company pertama kali diperkenalkan di Jepang pada tahun 1980, dan
kini telah banyak dijumpai di Indonesia sebagai salah satu merek yang dapat
menjawab kebutuhan kita yang sering berkeringat atau mengeluarkan cairan
dalam tubuh. Proses pembuatannya yang higienis, kandungan natrium dan kalium
yang terdapat pada cairannya yang menyegarkan saat melewati tenggorokan, dan
kemasan botol plastiknya yang mudah dibawa ke mana saja, membuat produk-
produk merek Aquarius menjadi asupan energi yang baik saat melakukan aktivitas
apapun yang kita sukai.
Tidak kalah dengan You C1000 pada poin sebelumnya, merek Isoplus yang
dibuat khusus untuk kita yang berjiwa energik dan dinamis, memiliki tingkat
aktivitas tinggi, dan siap mengadopsi gaya hidup sehat, hadir dengan kandungan
7 ion lengkap dan vitamin C yang cepat diserap oleh tubuh. Pemrosesannya yang
menggunakan aseptic technology dan cold-filling system dari Jepang juga turut
menjaga kualitas dan rasanya, sehingga berbagai produk merek Isoplus cocok
untuk dibawa ke mana-mana sambil beraktivitas. Salah satu contoh produk merek
Isoplus yang dapat kita jadikan acuan adalah Isoplus Minuman Isotonik yang selain
mengandungi antioksidan vitamin C juga memiliki rasa grapefruit yang nikmat
berpadu dengan air, gula, natrium klorida, dan kalsium laktat (Best Present Guide,
2019).

Laporan Mini Riset Mahasiswa - 2020| 9


Fakultas Ekonomi
Universitas Islam Nusantara

Uraian di atas menegaskan bahwa persaingan bisnis minuman isotonik di


Indonesia akan terus berlangsung ketat, dan kompetisi antar merek sedang terjadi
dan semakin tinggi. Riset MARS Indonesia menyebutkan, sejak tahun 2014 sampai
2016 ini, industri minuman isotonik tumbuh 6,24% per tahun. Sekitar 76
perusahaan memasuki pasar minuman isotonik di Indonesia sejak tahun 2014, dan
42 di antaranya masih aktif beroperasi (Kontan.co.id, 2016). Bukan hanya sesama
kategori produk namun juga dengan kategori produk lainnya. Belum lagi kalu kita
perhitungkan merek-merek impor yang begitu gencar masuk pasar Indonesia.
Oleh karenanya untuk memenangkan persaingan tersebut tentu saja strategi
membangun merek yang kuat harus menjadi perhatian setiap produsennya.
Padahal disisi lain pemilik merek dihadapkan dengan biaya membangun merek
yang semakin tinggi, ditambah dengan tuntutan akuntabilitas dalam bentuk return
on investment telah menambah kerumitan menentukan ukuran kesuksesan merek
baik dilihat dari sisi finansial maupun persepsi konsumen. Tidak dipungkiri,
investasi untuk membangun merek sangat besar sehingga para pemilik merek
membutuhkan ukuran kesuksesan sebuah merek di pasar.
Salah satu komponen kekuatan merek adalah brand awareness (kesadaran
merek) yaitu seberapa kenal atau mengetahuinya konsumen terhadap sebuah
merek. Seorang konsumen kecil kemungkinannya untuk membeli sesuatu merek
apabila ia tidak mengenalnya (aware), oleh karenanya kesadaran merek
merupakan determinan kunci untuk membangun ekuitas merek. Kesadaran merek
menunjukkan kesanggupan konsumen untuk mengenali atau mengingat kembali
bahwa suatu merek merupakan bagian dari kategori (Aaker, 1993; Keller, 2012).
Ketika produk berada pada tahap awal pertumbuhan, maka kesadaran
merek penting untuk mendorong pertumbuhan tersebut (Peter & Olson, 2010;
Kardes, Conrey, & Cline, 2010). Kesadaran merek merupakan salah satu indicator
kinerja pemasaran selain penjualan dan pangsa pasar. Masalahnya kemudian
adalah seberapa kuat merek minuman isotonik dikenal oleh konsumen, apakah
tergolong rendah, sedang atau tinggi. Hal ini penting dipahami oleh produsen
minuman isotonik mengingat strategi dan program pemasaran yang dibangun

Laporan Mini Riset Mahasiswa - 2020| 10


Fakultas Ekonomi
Universitas Islam Nusantara

diantaranya harus memperhatikan perilaku konsumennya secara rinci, termasuk


dalam hal kesadaran mereknya. Dalam kontek inilah maka penelitian tentang
kesadaran merek minuman isotonik penting untuk dilakukan.

Masalah, Tujuan & Manfaat Penelitian


Penelitian ini berangkat dari fenomena bagaimana sebenarnya peta
persaingan bisnis minuman isotonik di Kota Bandung, merek minuman isotonik
mana yang paling dikenal?? Apakah merek Pocari Sweat termasuk yang dikenal?
Dikaitkan dengan masalah kekuatan merek, maka secara lebih spesifik masalah
penelitian ini adalah sejauhmana konsumen mengenal (aware) terhadap
beberapa merek minuman isotonik yang berbedar di kota Bandung.
Secara umum penelitian ini ditujukan untuk mengungkap dan memahami
sikap konsumen terhadap beberapa merek minuman isotonik di Kota Bandung
terutama terkait dengan kesadaran. Secara lebih spesifik penelitian ini bertujuan:
1) Mendeskripsikan dan menganalisis perilaku konsumen di Kota
Bandung dalam mengkonsumsi minumam isotonik yang meliputi:
tingkat pemahaman konsumen terhadap fungsi dan manfaat minuman
isotonic; pertimbangan dalam memilih merek minuman isotonik;
perilaku ganti-ganti merek; perilaku impulsive buying, sikap konsumen
dan peran iklan;
2) Menganalisis asosiasi antara factor demografis responden dengan
brand awareness, pengalaman dan sikap konsumen terhadap
minuman isotonic di Bandung;
3) Mengidentifikasi segmen pasar minuman isotonic dan Pocari Sweat
berdasarkan pdendekatan demografi & psikografis.

Hasil penelitian ini diharapkan:


1) Dapat memperkaya wawasan keilmuan mahasiswa dalam bidang
perilaku konsumen, khususnya yang berkaitan dengan sikap kesadaran
merek pada umumnya;

Laporan Mini Riset Mahasiswa - 2020| 11


Fakultas Ekonomi
Universitas Islam Nusantara

2) Bagi produsen, dapat dimanfaatkan untuk dijadikan bahan referensi


alternatif dalam upaya mengembangkan dan merumuskan strategi
pemasaran yang sesuai dengan dinamika perubahan sikap konsumen
terhadap merek.

Laporan Mini Riset Mahasiswa - 2020| 12


Fakultas Ekonomi
Universitas Islam Nusantara

KERANGKA TEORITIS
Konsep Kesadaran Merek
Semua produsen termasuk produsen minuman kesehatan, berkewajiban
untuk memelihara ekuitas mereknya agar tetap tinggi. Menurut Aaker (1991)
dalam brand adalah sekumpulan dimensi penting yang mengelompok ke dalam
system merek yang komplek, yang terdiri atas: Brand Awareness (kesadaran
merek), Brand Association (asosiasi merek), Perceived Quality (persepsi kualitas),
Brand Loyalty (loyalitas merek) dan Other Propiety Brand Asset (aset-aset merek
lainnya). Empat elemen pertama dikenal dengan elemen utama Brand Equity.
Sementara Keller (2012) mengelompokkan brand equity ke dalam dua dimensi,
yaitu brand awareness dan brand association.

Gambar 2. Komponen brand equity

Ekuitas merek dapat disetarakan dengan reputasi merek, namun


implikasinya lebih kepada nilai ekonomi (Hawkins & Mothersbaugh, 2010).
Beberapa keuntungan dapat diperoleh bila merek memiliki ekuitas tinggi,
diantaranya adalah mendorong pelanggan untuk mau membayar dengan harga
premium (Anselmsson, Johansson, & Persson, 2007) menarik pelanggan baru
(Lemon, Rust, & Zeithaml, 2001), membangun market power (Wood, 2000),
meningkatkan kepercayaan dan perasaan senang yang dapat menghubungkan
produk dengan konsumennya (Osenton, 2002), dan menjadikan merek lebih

Laporan Mini Riset Mahasiswa - 2020| 13


Fakultas Ekonomi
Universitas Islam Nusantara

bernilai bagi pelanggan (Osselaer & Alba, 2000). Ekuitas merek juga dapat
meningkatkan pangsa pasar, mengurangi sensitifitas konsumen terhadap
perubahan harga, dan mendorong efisiensi pemasaran (Hawkins &
Mothersbaugh, 2010).
Seorang konsumen tidak mungkin membeli sesuatu merek apabila ia tidak
mengenalnya (aware), oleh karenanya kesadaran merek merupakan determinan
kunci untuk membangun ekuitas merek. Kecenderungan sesuai dengan hasil
penelitian Nielsen yang bertajuk The Nielsen Global Survey of New Product
Purchase Sentiment yang menegaskan bahwa 60% konsumen cenderung untuk
membeli sebuah merek yang dikenalnya (Nielsen, 2013). Produk minuman
isotonik yang memiliki tingkatan brand awareness tertentu akan lebih
dipertimbangkan dibandingkan dengan merek yang kurang dikenal oleh
konsumen. Maka dari itu, agar konsumen dapat membeli sebuah merek minuman
kesehatan, pertama-tama harus dibuat sadar akan keberadaan merk tersebut.
Kesadaran merek menunjukkan kesanggupan konsumen untuk mengenali atau
mengingat kembali bahwa suatu merek merupakan bagian dari kategori (Keller,
2012). Kesadaran merek adalah sejumlah atau persentase konsumen yang
mengenal merek tertentu baik yang diungkapkan melalui penyebutan merek
tersebut (prompted) maupun tidak (unprompted/ spontaneous). Kesadaran merek
dan loyalitas merek yang tinggi akan mendorong ekuitas merek dengan segala
keuntungan lanjutannya (Kotler & Armstrong, 2017) dan juga merupakan landasan
bagi terbangunnya brand equity (Kotler & Keller, 2016). Ketika produk berada pada
tahap awal pertumbuhan, maka kesadaran merek penting untuk mendorong
pertumbuhan tersebut (Peter & Olson, 2010; Kardes et.al, 2010). Melalui
peningkatan kesadaran merek maka keunggulan diferensiasi akan tercipta dan
dapat meningkatkan pangsa pasar sekaligus laba (Kotler & Pfoertsch, 2010).
Kesadaran merek dapat dibagi ke dalam beberapa tingkatan (Keller, 2012),
pertama kesadaran puncak pikiran (top of mind), yaitu merek produk yang
pertama kali disebutkan konsumen secara spontan dan berada pada posisi yang
istimewa. Kedua, pengingatan kembali terhadap merek (brand recall) yaitu bila

Laporan Mini Riset Mahasiswa - 2020| 14


Fakultas Ekonomi
Universitas Islam Nusantara

konsumen mampu mengidentifikasi merek tanpa diberi petunjuk. Ketiga, adalah


mengenal merek (brand recognition) yaitu bila konsumen mampu
mengidentifikasikan merek yang disebutkan tetapi dengan bantuan petunjuk.
Keempat, adalah tidak mengenal/menyadari merek (unaware of brand) yaitu bila
konsumen masih ragu apakah sudah mengenal merek yang disebutkan atau
belum. Merek yang memiliki kekuatan dalam brand recall dan top-of-mind akan
mengarahkan pilihan konsumen pada sebuah kategori produk tertentu
(Kimpakorn & Tocquer, 2010).

Gambar 3. Piramida Brand Awareness

Paling tidak terdapat empat nilai yang dapat dibangun melalui kesadaran
merek, yaitu pertama, anchor to which other associations can be attached,
kesadaran merek akan menyebabkan timbulnya asosiasi. Kedua, familiarity/liking
yang menjelaskan bahwa seseorang lebih menyukai sesuatu yang lebih familiar.
Ketiga, substance/commitment yang dimaknai bahwa semakin tinggi awareness
maka semakin tinggi commitment dari merek tersebut. Keempat, brand to
consider, menerangkan bahwa pada proses pembelian, langkah pertama yang
dilakukan adalah pemilihan alternatif.
Ketika konsumen mengenal sebuah merek tertentu dan mendorongnya
untuk membeli dan membeli ulang, maka merek tersebut tergolong memiliki
brand equity yang kuat (Boone & Kurtz, 2011). Kesadaran merek harus diikuti oleh
terbentuknya kemampuan konsumen untuk mengingat bagian-bagian penting
sebuah merek (Washburn & Plank, 2002), artinya asosiasi merek adalah semua

Laporan Mini Riset Mahasiswa - 2020| 15


Fakultas Ekonomi
Universitas Islam Nusantara

kesan yang muncul (positif atau negatif) dalam ingatan konsumen yang terkait
dengan atribut sebuah merek.
Membangun awareness baik tahap recognition dan recall melibatkan 2
tugas yaitu mendapatkan identitas nama merek dan menghubungkannya dengan
kategori produk tersebut (Aaker, 1991). Pada merek yang tergolong baru, dua
tugas tersebut perlu dilakukan oleh perusahaan, walaupun dalam beberapa kasus
nama dari merek tersebut telah menjelaskan kategori produknya. Panduan umum
yang dapat digunakan dalam meraih dan mempertahankan awareness tersebut
adalah, pertama, be different, memorable, yaitu banyaknya pesan-pesan
komunikasi pemasaran yang diterima oleh konsumen dalam kesehariannya,
menyebabkan otak konsumen menjadi clutter. Untuk membuat konsumen tetap
aware terhadap pesan yang disampaikan oleh perusahaan, penyampaian pesan
yang dilakukan haruslah berbeda sehingga diingat oleh target audience, seperti
pendekatan (approach) atau tampilan (appeal) yang digunakan. Hal yang harus
diingat kemudian adalah, walaupun komunikasi yang dilakukan berbeda, harus
tetap mampu menciptakan hubungan antara brand dengan kategori produknya.

Kesadaran Merek dan Pembelian Aktual


Ketika konsumen sudah mengenal sebuah merek minuman kesehatan
tidak serta merta ia membeli/mengkonsumsinya. Model Lavidge-Steiner
Traditional Order Hierachy of Effect (American Marketing Association)
menjelaskan bagaimana sebuah pembelian actual (purcahase) diawali dari tahap
kesadaran merek. Merek yang memiliki kekuatan dalam brand recall dan top-of-
mind akan mengarahkan pilihan konsumen kepada sebuah produk tertentu
(Kimpakorn & Tocquer, 2010). Tahap kedua yaitu konsumen akan mulai mencari
tahu mengenai produk yang dikenalnya tersebut (to gain product knowledge).
Pada tahap ketiga, berdasarkan evaluasi atas informasi yang diperolehnya, maka
akan mendorong konsumen untuk menyukai/tidak menyukai produk tersebut
(liking). Pada tahap keempat adalah memilih dan mengumpulkan beberapa merek
yang disukainya tersebut dalam satu daftar prioritas (preference) yang

Laporan Mini Riset Mahasiswa - 2020| 16


Fakultas Ekonomi
Universitas Islam Nusantara

dipertimbangkan. Pada tahap kelima, konsumen mulai memantapkan hati untuk


memilih salah satu merek yang masuk dalam preferensinya (conviction), dan
dilanjutkan dengan tahap keenam yaitu proses pembelian (purchase).
Model lainnya yang menjelaskan proses dari awareness ke pembelian
actual adalah Marketing funnel atau sales funnel yaitu menjelaskan proses
seseorang dari tidak mengenal brand, mengenal, menimbang-nimbang,
melakukan pembelian, menilai produk, hingga menjadi pelanggan setia.
Marketing funnel divisualisasikan seperti corong. Corong ini menunjukkan jumlah
orang yang terlibat dalam setiap tahapan marketing, di tahap awal, audiens yang
dijangkau jumlahnya banyak. Semakin ke belakang, jumlahnya akan semakin
sedikit. Lalu dari sekian banyak itu, berapa yang tertarik untuk tahu lebih dalam
soal brand? Berapa banyak yang ingin membelinya? Seberapa jumlah orang yang
benar-benar membeli? Lalu, berapa orang yang pada akhirnya menjadi pelanggan
setia.
Melalui Marketing funnel produsen dapat menganalisis bagaimana calon
pelanggan tahu soal brand dan akhirnya memutuskan membeli produk. Ketika
memahami semua prosesnya, produsen bisa mengenali langkah mana yang sudah
optimal dan mana langkah-langkah yang belum maksimal, sehingga kemudian
dapat memperbaiki strategi marketing di tahapan yang kurang optimal. Dengan
pendekatan ini, kemungkinan besar produsen bisa lebih efektif dalam
menjalankan strategi marketing, yaitu channel mana yang perlu dipakai, mana
pula yang perlu ditinggalkan. Lewat konsep ini juga, produsen bisa terhindar dari
pemborosan dana untuk upaya promosi.
Setiap bisnis memiliki tahapan marketing funnel yang berbeda, ada yang
tahapannya panjang, tetapi, ada pula yang marketing funnelnya pendek. Semua
itu tergantung dari jenis produk atau layanan, channel yang digunakan, data
analytics yang diinginkan, sampai dengan platform penjualan yang
dipakai. Misalnya saja, funnel marketing yang berisi sembilan langkah seperti
pada gambar berikut.

Laporan Mini Riset Mahasiswa - 2020| 17


Fakultas Ekonomi
Universitas Islam Nusantara

Gambar 4. Marketing Funnel/Sales Funnel

Namun model/tahapan marketing funnel yang digunakan, pasti harus


diperhitungkan lima tahap penting berikut, yaitu awareness – consideration
(menimbang-nimbang) – purchase (membeli) – retention (membeli lagi) –
advocacy (testimony). Ketika calon konsumen sudah berada pada corong yang
paling atas (aware), maka tugas pemasar adalah menginspirasi mereka agar
terdorong ke corong yang paling bawah dan kemudian siap untuk melakukan
pembelian (Perkins, 2013).
Awareness adalah tahap paling krusial dalam promosi bisnis. Tahap awal
ini memungkinkan perusahaan menjangkau sebanyak mungkin calon pelanggan.
Semakin banyak audiens yang disasar, semakin besar kemungkinan perusahaan
meraup keuntungan. Maka rasanya tak aneh, kalau banyak pemain baru dalam
bisnis yang mencurahkan budget besar untuk promosi di tahap awal. Sayangnya,
kalau tak cukup hati-hati budget itu bisa terbuang percuma. Untuk itu, perusahaan
harus ingat dua hal, yaitu pertama, semua upaya promosi pastikan itu
meningkatkan brand awareness. Kedua, pastikan perusahaan sudah memiliki
target pasar yang spesifik karena tanpa target yang spesifik, sama saja artinya
perusahaan tidak menyasar siapa-siapa.
Ketika perusahaan sudah berhasil menarik perhatian target pasar di tahap
awareness, maka tahap berikutnya melanjutkan perkenalan ke tahap berikutnya,
yaitu consideration atau menimbang-nimbang. Untuk tahap ini, sebaiknya
perusahaan sedikit menunjukkan kelebihan produknya sebab, perusahaan bukan

Laporan Mini Riset Mahasiswa - 2020| 18


Fakultas Ekonomi
Universitas Islam Nusantara

satu-satunya yang sedang dilirik calon konsumen. Di tahap ini, konsumen sedang
membanding-bandingkan produk perusahaan dengan kompetitor.
Pada tahap pembelian, fokus perusahaan hanya memastikan agar proses
transaksi berjalan cepat dan lancar. Untuk itu, perusahaan tak perlu memberikan
terlalu banyak opsi sebab, pada tahapan purchase inilah perusahaan sedang
berpacu dengan waktu. Ketika proses pembelian terlalu lama, perusahaan berisiko
kehilangan konsumen. Mereka bisa saja calon pembeli berubah pikiran di tengah
jalan ketika ingin menyelesaikan transaksi. Oleh sebab itu pada tahap ini
perusahaan mempertimbangkan pengiklanan produk secara efektif, yaitu agar
relasi antara konsumen dengan produk dan perusahaannya makin kuat (Hoban &
Bucklin, 2015).
Lebih mudah mendapatkan uang dari pelanggan lama dibanding mencari
pelanggan baru. Untuk mengundang pelanggan lama membeli lagi, biasanya
sebuah bisnis tergantung pada kualitas produk dan layanan, itu sudah pasti.
Kemudian pada tahap advokasi merupakan tahap akhir dalam marketing funnel.
Akan tetapi, di saat bersamaan, ia juga membuka peluang untuk funnel baru.
Funnel baru ini terbentuk karena pelanggan, diantaranya karena rekomendasi dari
pelanggan yang puas

Konsep Sikap Konsumen


Penelitian tentang perilaku konsumen umumnya diarahkan untuk
mengungkapkan factor-faktor apa saja yang paling dominan mempengaruhi
perilaku membeli (consumer’s purchase). Sulit dan cenderung tidak jelas, sehingga
Armstrong (et al. 2005) menyatakan bahwa sekitar 95 persen dari pikiran, emosi
dan pengalaman yang mendorong konsumen untuk membeli, terjadi atau
dilakukannya dalam keadaan tidak sadar dan tidak peduli. Namun demikian upaya
untuk mengungkapkannya menjadi jelas, terus dilakukan oleh produsen melalui
beberapa penelitian. Banyak pendapat memang, dan satu diantaranya seperti
yang dikembangkan oleh Kotler (2005) yang mengelompokkan factor-faktor itu
adalah: factor social, budaya, personal, dan psikologis. Kemudian khusus factor

Laporan Mini Riset Mahasiswa - 2020| 19


Fakultas Ekonomi
Universitas Islam Nusantara

psikologis, diurai lebih spesifik menjadi factor motivasi, persepsi, belajar,


kepercayaan dan sikap (attitude).
Sikap merupakan kajian yang sangat krusial karena sikap berperan sangat
penting dalam setiap aspek dalam kehidupan social, termasuk dalam keputusan
konsumen untuk membeli sesuatu. Pertama, sikap pada dasarnya mempunyai
pengaruh yang sangat kuat dalam hubungan konsumen dengan barang yang
dibelinya. Sebagai contoh sikap yang positif terhadap sesuatu barang membuat
konsumen senang untuk mengkonsumsinya. Menurut Jacoby & Chestnut (1978)
dalam Giese, J. L., & Joseph, A. C. (2002), variable sikap juga dapat dijadikan
sebagai indicator awal untuk mendeteksi adanya loyalitas merek tunggal yang
sesungguhnya (true focal brand loyalty). Artinya, struktur sikap (afektif), yaitu
tingkat kesukaan konsumen, seharusnya lebih tinggi daripada merek saingan,
sehingga ada preferensi afektif yang jelas pada merek fokal. Sebaliknya sikap yang
negatif membuat konsumen cenderung menolak, menghindari, bahkan mungkin
merendahkan terhadap orang barang tersebut. Dalam kaitan dengan sikap,
Mowen dan Minor (2002) bahkan menegaskan bahwa loyalitas konsumen
ditunjukkan oleh kondisi konsumen yang memiliki sikap positif terhadap sebuah
produk/merek, memiliki komitmen pada merek tersebut, dan bermaksud
meneruskan pembeliannya di masa mendatang.
Kedua, sikap mempengaruhi banyak keputusan-keputusan penting
konsumen, mulai dari memilih, menentukan, menawar dan memutuskan untuk
membeli sesuatu barang. Dalam hal yang berkaitan dengan sikap terhadap
produk, pertama konsumen akan membentuk keyakinan, kemudian menetapkan
suka atau tidak suka, dan akhirnya memutuskan apakah mereka ingin membeli
produk tersebut. Dalam kaitan ini, Oliver (2010) dan juga Peter & Olson (2010)
menghubungkan sikap dengan kepuasan konsumen. Menurutnya keinginan pra-
pembelian merupakan fungsi dari sikap pra-pembelian yang pada gilirannya
merupakan fungsi dari ekspektasi pra-pembelian. Setelah produk
dibeli/dikonsumsi, jika sesuai atau sesuai secara positip akan menimbulkan
kepuasan, dan sebaliknya ketidakpuasan akan muncul bila terjadi ketidaksesuaian

Laporan Mini Riset Mahasiswa - 2020| 20


Fakultas Ekonomi
Universitas Islam Nusantara

secara negatif. Sikap dan kecenderungan pasca pembelian selanjutnya akan


dipengaruhi oleh derajat kepuasan/ketidakpuasan seperti halnya dengan kognisi
pada tahap pra-pembelian, dan ketiga, sikap menentukan posisi konsumen ketika
dihadapkan dengan isu-isu yang krusial tentang sesuatu barang.
Sikap merupakan predisposisi respon yang mengarahkan individu ke
perasaan senang atau tidak senang terhadap obyek tertentu (Oskamp & Schultz,
2005), atau secara lebih spesifik adalah evaluasi menyeluruh yang diwujudkan
dalam bentuk seberapa besar konsumen menyukai atau tidak menyukai sebuah
objek, isu, individu, atau kegiatan (Solomon, Bamossy, Askegaard, & Hogg, 2006).
Sikap bukanlah perilaku tetapi baru pada tahap readiness for response yang dapat
mendorong (motivate) individu menuju (directive) perilaku tertentu. Sikap
merupakan kajian yang sangat krusial karena berperan sangat penting dalam
setiap aspek dalam kehidupan social, termasuk dalam keputusan konsumen untuk
membeli sesuatu. Oleh karena itu Kotler (2005) menyatakan bahwa sikap
(attitude) merupakan salah satu factor yang dapat memengaruhi perilaku
konsumen individu.
Sikap merupakan hasil evaluasi, perasaan, dan kecenderungan konsumen
yang relative konsisten terhadap sesuatu barang/jasa. Hasil akhirnya adalah
apakah konsumen bersikap positif (menyukai) negatif (tidak menyukai) barang
tersebut, dan konsumen cenderung focus terhadap sesuatu barang apabila ia
memiliki sikap yang positif terhadap barang tersebut (Andrew & Valenzuela,
2002). Singkatnya, sikap adalah perasaan konsumen (positif dan negatif) atas
suatu barang setelah dia mengevaluasi barang tersebut. Semakin banyak objek
yang dievaluasi akan semakin banyak pula sikap yang terbentuk.
Pemahaman terhadap aspek sikap konsumen sangat penting karena
diduga mempunyai pengaruh yang sangat kuat dalam hubungan konsumen
dengan barang yang dibelinya, dan dalam hal ini, Chen & Yang (2007) menegaskan
bahwa variable niat berperilaku merupakan merupakan metode terbaik untuk
menjelaskan perilaku individu. Dikaitkan dengan sikap konsumen terhadap
produk, pertama konsumen akan membentuk keyakinan, kemudian menetapkan

Laporan Mini Riset Mahasiswa - 2020| 21


Fakultas Ekonomi
Universitas Islam Nusantara

suka atau tidak suka, dan akhirnya memutuskan apakah mereka ingin membeli
produk tersebut. Ketika konsumen bersikap positif terhadap sesuatu barang, maka
akan membuat konsumen senang untuk mengkonsumsinya. Sebaliknya sikap yang
negatif membuat konsumen cenderung menolak, menghindari, bahkan mungkin
meremehkan terhadap barang tersebut. Sikap mempengaruhi banyak keputusan-
keputusan penting konsumen, sejak memilih, menentukan, menawar dan
memutuskan untuk membeli sesuatu barang.
Pentingnya memahami sikap konsumen juga karena sering dikaitkan
dengan niat berperilaku konsumen (behavioral intention) yaitu tahap
kecenderungan respon konsumen terhadap sesuatu barang, dan suatu saat dapat
berubah menjadi actual behavioral apabila ada factor lain yang memaksanya
untuk merealisasikan pembelian (Hawkins & Mothersbaugh, 2010). Beberapa
teori mendukung kearah terjadinya relasi tersebut, misalnya Hillyer, C. & Tikoo, S,
(1995) dalam Kotler & Pfoertsch (2010) menegaskan bahwa sikap konsumen
digunakan untuk menafsirkan dan mengevaluasi merek tertentu yang kemudian
diwujudkan dalam bentuk perilaku membeli (informational integration theory).
Makin positif sikap konsumen terhadap suatu merek, makin besar peluang untuk
membangun keinginan konsumen untuk membelinya (attitude accessibility
theory).
Salah satu teori yang paling berpengaruh dalam menjelaskan hubungan
sikap konsumen dengan minat berperilaku konsumen (attitude-intention
relationship) adalah Theory of Planned Behavior (TPB). Bahkan teori ini disebut-
sebut telah djadikan basis penelitian keperilakuan selama hampir seperempat
abad terakhir (Sutton, 2002). Teori ini menegaskan bahwa factor sikap konsumen
saja tidak cukup untuk menjelaskan perilaku tetapi tekanan social dan persepsi
kesulitan untuk melakukan tindakan juga penting. Menurut Hattam (2006), TPB
dikembangkan dari expectancy-value model (Fishbein, 1963) dan theory of
reasoned action (Fishbein & Ajzen, 1975). Theory of reasoned action menegaskan
bahwa unjuk kinerja perilaku tertentu ditentukan oleh kekuatan niat individu
untuk berperilaku tertentu (Fishbein & Yzer, 2003). Sebaliknya niat berperilaku

Laporan Mini Riset Mahasiswa - 2020| 22


Fakultas Ekonomi
Universitas Islam Nusantara

merupakan fungsi dari dua factor yaitu sikap (perasaan positif/negative terhadap
perilaku) dan norma subyektif berkenaan dengan perilaku (persepsi tentang
pentingnya harus melakunan perilaku). Selanjutnya sikap itu sendiri merupakan
fungsi dari behavioral belief (keyakinan bahwa perilaku akan mengarah kepada
hasil tertentu) dan aspek evaluasi (evaluasi terhadap hasil tertentu)
TPB menjelaskan bahwa niat konsumen (intention) dipengaruhi oleh tiga
factor penting, yaitu: factor sikap (attitude toward the behavior), norma subyektif
(subjective norms), dan control perilaku (perceived behavioral control). Sikap
merupakan individual component yang menunjukkan perasaan negative atau
positif seseorang dalam berperilaku/bertindak. Sikap merupakan fungsi dari
kepercayaan (belief) dan evaluasi (evaluation) terhadap sebuah obyek/produk
(Schiffman, Hansen, & Kanuk, 2012). Kemudian konstruk norma subyektif
merupakan social pressure yang dapat mempengaruhi persepsi untuk berbuat dan
tidak berbuat. Sedangkan konstruk control perilaku merupakan gabungan antara
variable control beliefs (ide-ide yang dapat mengendalikan perilaku individu) dan
belief power (informasi, peluang atau kendala-kendala yang dapat mempengaruhi
kepercayaan individu). Model atau teori ini lebih menekankan pada proses kognitif
serta menganggap bahwa manusia adalah makhluk yang memiliki daya nalar
dalam memutuskan perilaku apa yang akan diambilnya, dan secara sistematis
memanfaatkan informasi yang tersedia di sekitarnya.
Komponen belief atau kognitif adalah pengetahuan dan persepsi yang
diperoleh melalui kombinasi dari pengalaman langsung dengan merek rokok dan
informasi terkait yang didapat dari berbagai sumber. Komponen ini sering kali
dikenal sebagai keyakinan atau kepercayaan sehingga konsumen yakin bahwa
suatu merek merek memiliki atribut-atribut tertentu dan perilaku tertentu akan
menjurus ke akibat atau hasil tertentu. Dengan kata lain belief adalah sejumlah
atribut yang melekat atau yang relevan pada suatu merek rokok yang penting
menurut konsumen. Hasil dari komponen belief ini adalah keyakinan konsumen
apakah atribut rokok tersebut penting atau tidak penting baginya.

Laporan Mini Riset Mahasiswa - 2020| 23


Fakultas Ekonomi
Universitas Islam Nusantara

Sedangkan komponen evaluation atau afeksi ialah emosi atau perasaan


terhadap suatu atribut rokok. Emosi dan perasaan terutama mempunyai makna
evaluatif, yaitu apakah konsumen suka atau tidak terhadap atribut merek merek
rokok tertentu. Dengan kata lain evaluation adalah penilaian sikap konsumen
terhadap kinerja atribut – atribut yang melekat pada merek rokok tertentu. Hasil
evaluation adalah pandangan positif/negative terhadap atribut sebuah merek
rokok tertentu. Dengan demikian para pemasar dapat membangun sikap
konsumen dengan jalan mengubah tingkat kepentingan produknya, atau
membangun evaluasi positifnya, atau kedua-duanya. Model ini pun dapat
dijadikan pendekatan untuk menilai atribut produk mana yang kinerja tinggi atau
rendah (Kardes, Conrey, & Cline, 2011).

Laporan Mini Riset Mahasiswa - 2020| 24


Fakultas Ekonomi
Universitas Islam Nusantara

METODE PENELITIAN
Desain Penelitian
Fokus penelitian adalah memetakan atau mengukur brand awareness
minuman kesehatan isotonik. Karena masalah, tujuan dan karakteristik penelitian
ini berhubungan dengan pengukuran maka dipandang lebih tepat diselesaikan
dengan mempergunakan pendekatan kuantitatif yang dilandasi oleh latar
belakang filosofis atau worldviews (Creswell, 2012) atau paradigm (Lincoln &
Guba, 2013) positivism. Oleh karenanya menurut paham ini, ilmu pengetahuan
harus dibangun berdasarkan fakta (empiris) yang tampak & terukur. Karena ilmu
pengetahuan akan menghasilkan kebenaran, maka sesuatu dapat disebut
kebenaran apabila sesuai dengan fakta (empiris) yang tampak & terukur (teori
korespondensi).
Dilihat dari sisi kemanfaatannya, penelitian ini tergolong pada applied
research, sedangkan dari sisi tujuannya termasuk pada description research
(Neuman, 2014; Creswell, 2014, Robson. C, 2012) yaitu ditujukan untuk melakukan
pengukuran tentang kesadaran merek minuman kesehatan sehingga diperoleh
gambaran faktual dan akurat serta menemukan beberapa hubungan penting yang
relevan.

Data & Teknik Pengumpulannya


Penelitian ini menggunakan data primer yang merupakan pengakuan,
pendapat atau persepsi responden terhadap komponen kesadaran merek
minuman isotonik. Sampel minimal diperoleh dengan menggunakan rumus Slovin
dan dihitung berdasarkan populasi penduduk Kota Bandung pada tahun 2018
sebanyak 2,5 juta jiwa (BPS, 16 Agustus 2019) sehingga diperoleh:

𝑁
𝑛=
𝑁. 𝑑 2 + 1

Laporan Mini Riset Mahasiswa - 2020| 25


Fakultas Ekonomi
Universitas Islam Nusantara

2500000
𝑛= = 400 𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔
2500000. (0.05)2 + 1

Namun untuk mengurangi sampling error, diputuskan ditarik sampel yang lebih
banyak yaitu 720 orang responden (sample size). Karena tidak memiliki sampling
frame, maka sampel diambil dengan menggunakan teknik accident sampling.
Karakteristik demografis responden meliputi: jenis kelamin, usia, pekerjaan,
pendapatan, pendidikan dan aktivitas olahraga.
Kesadaran merek diukur dengan indicator top of mind (TOM) yaitu
responden yang menyebutkan merek minuman isotonik tertentu yang paling
diingat dan disebutkan pertama kali. Hasilnya akan dibatasi pada dua kategori,
yaitu: mengenal/mengingat (aware) atau tidak mengenal/mengingat (unaware).
Untuk memeroleh kejelasan yang lebih mendalam, brand awareness
kemudian dihubungkan dengan beberapa factor yang dianggap penting, yaitu
variable: (1) frekuensi mengkonsumsi merek tersebut (Tidak pernah; Pernah,
sekali; Pernah tetapi jarang & sering); (2) sikap terhadap merek tersebut (sangat
negatif; negatif; cukup; positif; dan sangat positif), (3) frekuensi
mendengar/melihat iklan merek tersebut (pernah; Sering; & Tidak pernah), (4)
sumber atau media iklan yang menginformasikan produk tersebut
(internet/website; majalah/koran; Radio; TV; & lainnya), dan (5) merek
minuman isotonic yang direkomendasikan.
Pemahaman responden terhadap minuman isotonic diukur dengan
dimensi pemahaman terhadap fungsi dan manfaat minuman isotonic bagi
kesehatan. Pemahaman terhadap fungsinya diukur dengan indicator sebagai:
minuman kesehatan; minuman penambah enerji; minuman pengganti cairan
tubuh; minuman penambah stamina; dan tidak tidak tahu. Sedangkan
pemahaman terhadap manfaatya diukur dengan indicator bermanfaat bagi
mereka yang: melakukan pekerjaan/aktivitas yang berat; melakukan
pekerjaan/aktivitas yang banyak mengeluarkan keringat; mengalami dehidrasi;
dan mengalami masalah suhu tubuh.

Laporan Mini Riset Mahasiswa - 2020| 26


Fakultas Ekonomi
Universitas Islam Nusantara

Kemudian mengenai pengalaman responden dalam mengkonsumsi


minuman isotonic meliputi: (1) frekuensi mengkonsumsinya (tidak pernah; pernah
mencoba sekali; jarang; dan sering), (2) factor-faktor yang menjadi pertimbangan
ketika memilih merek minuman isotonic (harga; kemasan; manfaat; rasa;
kehalalan; keamanan; mudah diperoleh; dan ukuran/isinya pas), (3) perilaku
impulsive buying (tidak pernah, kadang-kadang dan sering), (4) perilaku ganti-ganti merek
buying (tidak pernah, kadang-kadang dan sering).
Semua data primer dihimpun dengan menggunakan instrumen kuesioner
tertutup yang item pernyataan/pertanyaannya dirumuskan dalam bentuk kalimat
pertanyaan, dan disusun menurut Skala Likerts. Digunakannya skala Likert (likert
type items) karena penelitian ini ditujukan untuk mengukur sikap, pendapat atau
persepsi seseorang tentang fenomena sosial.

Analisis Data
Data kuantitatif akan dianalisis secara deskriptif untuk menemukan
kecenderungan brand awareness minuman isotonik terpilih dan hasilnya
kemudian dibandingkan dengan merek lain untuk menentukan posisi relative
setiap merek. Hasil pengukuran tersebut selanjutnya dihubungkan dengan factor
demografis responden (usia, pekerjaan dan pendapatan), dan diuji dengan
pendekatan statistic non-parametrik Coefficient Contingency dengan formula
(Cooper & Schindler, 2013):

𝝌𝟐
𝑪𝑪 = √
𝑵 + 𝝌𝟐

(χ2 adalah statistic Chi-Kuadrat, N= ukuran sampel, dan k = banyak baris atau
kolom yang lebih kecil).

Laporan Mini Riset Mahasiswa - 2020| 27


Fakultas Ekonomi
Universitas Islam Nusantara

HASIL DAN DISKUSI


Profil Singkat PT. Amerta Indah Otsuka
PT. Amerta Indah Otsuka merupakan anak perusahaan Otsuka
Pharmaceutical Co., Ltd., yaitu sebuah perusahaan yang bergerak di bidang
farmasi yang sudah terkenal di Jepang. PT. Amerta Indah Otsuka bergerak di
bidang bisnis minuman isotonik, perusahaan ini dulu belum sebesar dan
berkembang dibandingkan saudaranya PT. Otsuka Indonesia yang lebih dulu
masuk ke Indonesia yang bergerak di bidang farmasi. PT. Amerta Indah Otsuka
merupakan sebuah perusahaan yang memasarkan produk minuman Pocari
Sweat di Indonesia. Belakangan ini selain memproduksi minuman isotonik
dengan merek Pocari Sweat, PT. Amerta Indah Otsuka juga memproduksi
makanan ringan berbentuk bar yang terbuat dari tepung kedelai dan buah-
buahan asli dengan merek Soyjoy.
Pocari Sweat mulai masuk ke pasar Indonesia pada tahun 1990. Pertama
kali masuk ke Indonesia hanya 30.000 kaleng setahun. Inipun harus di datangkan
dari pabrik minuman Pocari Sweat di Korea Selatan. Pada tahun 1991 Otsuka
Pharmaceutical Co., Ltd mendirikan PT. Amerta Indah Otsuka dengan membuka
pabriknya di Lawang (Malang, Jawa Timur) yang memproduksi Pocari Sweat.
Perusahaan ini mempunyai visi “to be a brilliant company by giving the most
reliable contribution to consumers and societies” dan beberapa misi yaitu:
 To develop and maintain high quality employees in order to ensure high
quality product.
 To ensure the needs and walfare of consumers and society as the main
priority.
 To develop and maintain mutual relationship with business partners.’
 To become a trustable company.
 To become an effective and efficient company either in operational and
financial.
 To catch the oppurtunities in order to create new market for distributed

Laporan Mini Riset Mahasiswa - 2020| 28


Fakultas Ekonomi
Universitas Islam Nusantara

high quality products to more consumers.

Pada waktu baru didirikan pabrik tersebut memiliki kapasitas produksi 7


juta kaleng per bulan. Tapi sebelum dipasarkan oleh PT. Amerta Indah Otsuka,
penjualan Pocari Sweat di bawah kendali PT. Otsuka Indonesia sebagai perusahaan
patungan di bidang farmasi dengan Otsuka Pharmaceutical Co., Ltd Jepang.
Selama di bawah kendali PT. Otsuka Indonesia distribusi Pocari Sweat dijadikan
satu dengan produk farmasi (obat-obatan) PT. Otsuka Indonesia yang
menyebabkan pasar Pocari Sweat menjadi kurang jelas dan distribusinya menjadi
tidak berjalan dengan baik. Agar lebih fokus, akhirnya diputuskan pemasaran dan
distribusi Pocari Sweat sepenuhnya diserahkan ke PT. Amerta Indah Otsuka.
Setelah selama 13 tahun beroperasi dari tahun 1991 sampai 2004 pabrik di
Lawang diputuskan untuk dipindahkan ke pabrik Sukabumi pada awal tahun 2004.
Pertimbangannya adalah untuk lebih menekan biaya produksi dan transportasi
serta memberikan kemudahan penyediaan bahan baku. Sejak dipindahkan ke
Sukabumi pabrik mampu memproduksi Pocari Sweat dua kali lipat menjadi 14 juta
kaleng per bulan. Pada tahun 2007 dibangun pabrik baru dengan fasilitas produksi
PET (minuman kemasan botol) untuk memproduksi Pocari Sweat dalam bentuk
botol. Menelan biaya investasi lebih dari Rp. 100 miliar, pabrik tersebut memiliki
kapasitas produksi sebesar 250.000 botol per jam.
Semakin berkembangnya perusahaan, pada tahun 2004 PT Amerta Indah
Otsuka membuka pabrik pertama yang terletak di Sukabumi, Jawa Barat menyusul
6 tahun berikutnya pabrik Pocari Sweat di Kejayan, Pasuruan, Jawa Timur
didirikan. Dengan keberhasilannya dalam memasarkan produk, hingga kini produk
yang dihasilkan telah didistribusikan di seluruh Indonesia. PT Amerta Indah Otsuka
gencar melakukan pendistribusian baik secara langsung melalui kantor cabang
resmi maupun distributor-distributor yang tersebar di seluruh Indonesia dan Asia
Tenggara.
Kinerja PT Amerta Indah Otsuka telah diakui oleh pemerinytah maupun
masyarakat pada umumnya, yaitu dengan dibuktikan melalui beberapa

Laporan Mini Riset Mahasiswa - 2020| 29


Fakultas Ekonomi
Universitas Islam Nusantara

penghargaan yang diperolehnya, seperti: Penghargaan Efisiensi Energi Nasional


2016; Sertifikat ISO 9001:2008 dari SGS United Kingdom Ltd. Systems & Services
Certification; Penghargaan Keamanan Pangan dari BPOM RI yang telah konsisten
Menerapkan Cara Produksi Pangan yang Baik dan Mengembangkan Prosedur dan
Lembar Kerja; dan Penghargaan Industri Hijau dari Pemerintah RI melalui
Kementerian Perindustrian atas penerapan industri hijau level 5.

Karakteristik Demografis Responden


Dilihat dari sisi jenis kelaminnya, reponden pria dan perempuan
jumlahnya relative berimbang. Mayoritas responden berusia remaja (19-24) tahun
atau sering dikenal dengan kelompok young adult consumer (Lemon, Rust, &
Zeithaml, 2001), dan hal ini simetris dengan jumlah responden berdasarkan status
pekerjaan, yaitu 74% merupakan pelajar/mahasiswa.

14% 12% 3%
23%

46% 54%
74% 74%

Pelajar/Mhsw Karyawan
Perempuan Laki-laki < 19 19 - 24 > 24
Wiraswasta

Gambar 5. Distribusi responden menurut jenis kelamin, usia & pekerjaan

Kemudian dilihat dari sebaran tingkat pendapatannya, sebagian besar


responden (46%) berpenghasilan di kisaran Rp 1-2 juta. Proporsi ini juga
tampaknya simetris dengan proporsi jumlah responden berdasarkan status
pekerjaannya. Tingkat pendidikan responden yang mayoritas (53%) minimal S-1
dapat menjelaskan mengapa tingkat pemahaman terhadap fungsi dan manfaat
minuman isotonic tergolong tinggi. Sedangkan yang terkait dengan aktivitas
responden dalam bidang olah-raga, terpetakan bahwa mayoritas (71%) responden
tergolong gemar berolah-raga. Hal ini penting diungkapkan karena akan dianalisis
apakah tingkat konsumsi minuman isotonic berasosiasi dengan kegemaran

Laporan Mini Riset Mahasiswa - 2020| 30


Fakultas Ekonomi
Universitas Islam Nusantara

konsumen dalam berolahraga.

25% 29% 53% 34% 19%


21%

60%
46% 13%

< Rp 1 juta Rp 1-2 juta Tidak suka Ya, cukup Ya, sangat
SLTA D3 min S1
> Rp 2 juta

Gambar 6. Distribusi responden pendapatan, pendidikan dan aktivitas ber-olahraga

Pemahaman responden terhadap minuman isotonik


Seperti telah dijelaskan dimuka, minuman isotonic adalah salah satu jenis
minuman untuk pengganti cairan tubuh, dan memulihkan atau menjaga stamina
tubuh. Minuman isotonik ini mengandung elektrolit dan karbohidrat sebesar 6-8
persen. Minuman ini cocok untuk kebutuhan aktivitas sehari-hari yang padat atau
intensitas tinggi. Beda minuman isotonik dengan air biasa, minuman isotonik
diformulasikan secara khusus dengan kadar ion yang sudah ditentukan.

FUNGSI MANFAAT suhu tubuh.

8%
1% 9% aktivitas berat
Tidak tahu 6%
15%
Kesehatan
16% 54%
66% Stamina 25% dehidrasi

Enerji
Cairan tubuh
aktivitas yG banyak
mengeluarkan
keringat

Gambar 7. Distribusi responden menurut pemahamannya terhadap minuman isotonik


(fungsi & manfaat)

Laporan Mini Riset Mahasiswa - 2020| 31


Fakultas Ekonomi
Universitas Islam Nusantara

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemahaman responden terhadap


fungsi minuman isotonic bagi kesehatan tubuh tergolong tinggi karena hanya 8%
yang menyatakan tidak tahu. Mayoritas (82%) responden menyatakan bahwa
minuman isotonic berfungsi terutama untuk mengganti cairan tubuh yang
berkurang akibat mengerjakan aktivitas berat atau berolah-raga dan untuk
menambah enerji. Begitu pula mengenai pemahamannya terhadap manfaat
minuman isotonic yaitu untuk aktivitas yang banyak mengeluarkan keringat dan
bagi yang mengalami dehidrasi.

Pengalaman dalam mengkonsumsi minuman isotonic


Frekuensi & Preferensi
Salah satu tujuan penelitian ini adalah mengungkapkan bagaimana
pengalaman responden dalam mengkonsumsi minuman isotonic, yaitu terutama
yang terkait dengan frekuensinya, factor-faktor yang paling dipertimbangkan
ketika memilih merek minuman isotonic, dan perilaku membeli tanpa rencana
(impulsive buying) serta perilaku ganti-ganti merek. Bagi produsen hal ini penting
untuk dipetakan karena setidaknya dapat dijadikan rujukan alternative bagi
pengembangan strategi pemasarannya.

FREKUENSI PREFERENSI
Tidak Mudah Keamana
n Kemasan
pernah didapat
Sering 4% 4%
4% 4% Ukuran
13% pas
Pernah Manfaat 5%
sekali 44% Harga
14% 8%
Kehalala
n
Jarang 9%
69%
Rasa
22%

Gambar 8. Distribusi responden menurut frekuensi dan preferensi mengkonsumsi


minuman isotonik

Penelitian ini mengungkapkan mayoritas responden (82%) termasuk


jarang dan sering mengkonsumsi minuman kesehatan. Kecenderungan ini

Laporan Mini Riset Mahasiswa - 2020| 32


Fakultas Ekonomi
Universitas Islam Nusantara

membuktikan bahwa minuman isotonik telah diterima dan diyakini oleh


masyarakat umum sebagai alternative untuk menjaga dan memelihara kesehatan.
Faktor-faktor apa saja yang dipertimbangkan responden dalam memilih
minuman kesehatan, penelitian ini pun mengungkapkan ternyata faktor
kemanfaatan menempati peringkat pertama (diakui oleh sekira 44% responden).
Peringkat kedua adalah factor rasa (22%) dan diikuti kemudian oleh factor
kehalalan (9%) dan harga (8%). Dapat dipahami mengapa faktor kemanfaatan
menempati peringkat pertama, yaitu karena minuman isotonic adalah termasuk
minuman kesehatan yang memiliki manfaat khusus yang berbeda dengan
minuman ringan pada umumnya yang fungsinya hanya sebatas untuk
menghilangkan dahaga. Sedangkan mengapa factor harga berada pada peringkat
keempat, diduga karena harga minuman isotonic yang dijual di pasaran tergolong
terjangkau, yaitu antara Rp5.000 – Rp.10.000 per botol/sasetnya.
Faktor kehalalan yang menempati peringkat ketiga dalam pertimbangan
memilih minuman isotonik mengindikasikan bahwa komitmen konsumen
terhadap minuman kesehatan halal masih belum maksimal. Namun dari sisi lain,
tampaknya isu minuman isotonik semakin berkembang tidak hanya dalam segi
kualitas dan kemanfaatannya tetapi juga dalam segi kehalalan. Urgensi minuman
kesehatan halal menjadi mutlak, terutama bagi umat Islam yang tentu saja dalam
segala aspek kesehariannya memiliki pedoman bahwa kehalalan adalah sangat
penting.
Minuman isotonik yang berbahan-baku utama air seolah-olah tidak
mengundang masalah. Padahal air putih pun bisa berpotensi haram jika dalam
proses penjernihannya melibatkan bahan karbon aktif yang tidak halal, misalnya
tulang babi. Untuk menghadirkan sensasi rasa dan aroma sesuai selera, dalam
pembuatan minuman kesehatan juga diperlukan bahan-bahan lain. Bahan-bahan
tambahan yang terkandung dalam minuman ringan berkarbonasi antara lain gula
yang menimbulkan rasa manis. Bahan lain yang sering ditemukan dalam minuman
berkarbonasi adalah CO2, asam sitrat, natrium benzoat, dan pengawet. Begitu
banyak bahan tambahan yang harus dimasukkan, sehingga konsumen Muslim

Laporan Mini Riset Mahasiswa - 2020| 33


Fakultas Ekonomi
Universitas Islam Nusantara

mesti berhati-hati, baik dari segi keamanannya maupun kehalalannya.


Minuman isotonic yang dijamin kehalalannya penting untuk memastikan
tubuh tidak terkontaminasi bahan-bahan yang diharamkan secara agama Islam
sekaligus menjadi penentu ibadah seorang Muslim diterima Allah SWT. Bagi
produsennya, kehalalan merupakan bentuk komitmen dan tanggung jawab
perusahaan untuk menyediakan produk yang bermutu, aman dan nyaman
digunakan khususnya oleh konsumen Muslim di Indonesia. Bukan itu saja,
produsen yang memerhatikan kehalalan produknya juga berpeluang untuk
memeroleh pasar yang lebih luas, karena Negara-negara yang mayoritas
berpenduduk Muslim saat ini sedang berlomba- lomba menggarap potensi bisnis
halal. Global Islamic Economy Report 2017/18 melaporkan bahwa nilai belanja
masyarakat Muslim di sektor makanan & minuman mencapai angka US$1.24
triliun (Thompson Reuters, 2018).

Perilaku ganti-ganti merek & impulsive buying


Seperti telah dijelaskan di muka bahwa kemanfaatan dan rasa adalah
factor utama yang dipertimbangkan responden dalam memilih minuman isotonic,
dan oleh karenanya adalah tepat bila kemudian beberapa produsen memasarkan
minuman isotonic dengan lebih dari satu varian rasa. Diduga kedua factor ini
menjadi pertimbangan konsumen ketika harus memutuskan berganti pilihan
merek minuman isotonic. Namun sangat mungkin juga pergantian merek
minuman isotonic disebabkan factor lain, misalnya karena tren, harga, dan
sebagainya. Perilaku ganti-ganti merek ini dalam beberapa literatur marketing
dikenal dengan konsep brand switching, sebuah gejala yang wajar dalam perilaku
konsumen.
Brand switching ditunjang oleh globalisasi jaringan informasi, sehingga
katalog atau informasi suatu barang bisa didapatkan dengan mudah baik dari iklan
media masa dan elektronik maupun internet. Harga yang relative murah dan
tersedianya banyak alternative produksi subtitusi diduga sebagai factor penyebab
mengapa perilaku brand switching terjadi pada minuman isotonic (Fornari et al.,

Laporan Mini Riset Mahasiswa - 2020| 34


Fakultas Ekonomi
Universitas Islam Nusantara

2016 & Bogomolova et al., 2017). Munculnya perilaku ganti-ganti merek dan
impulsive buying ditegaskan oleh Solomon (2018) sebagai bukti bahwa asumsi
pembelian selalu diawali dengan niat adalah tidak valid.
Seperti dijelaskan pada gambar berikut, sekira 20% responden mengaku
sering ganti-ganti merek minuman isotonik dan 58% tergolong kadang-kadang.
Perilaku konsumen yang cenderung suka ganti-ganti merek ini harus menjadi
perhatian produsennya untuk senantiasa melakukan inovasi dan pengembangan
produk sesuai dengan selera dan pertimbangan konsumennya.
Berdasarkan jenis kelaminnya, tercatat yang cenderung sering ganti-ganti
merek minuman isotonic adalah kelompok responden perempuan, dan dari sisi
usianya yaitu kelompok usia 19-24 tahun. Sedangkan dari sisi pendapatannya,
kelompok pendapatan Rp 1-2 juta merupakan yang paling sering ganti-ganti
merek. Kecenderungan ini dapat dipahami karena makin tinggi pendapatan makin
tinggi pula peluang konsumen untuk memilih-milih minuman isotonik sesuai
dengan tingkat pendapatannya. Kemudian dari sisi status pekerjaannya terungkap
pelajar/mahasiswa adalah kelompok konsumen yang lebih sering ganti-ganti
merek, dan dari pendidikannya adalah kelompok responden yang berpendidikan
minimal S-1. Sementara berdasarkan aktivitas olahraganya, yang paling sering
ganti-ganti merek adalah kelompok responden yang suka berolahraga.

GANTI-GANTI MEREK IMPULSIVE BUYING

19%
20% 26%
58% 22%

55%

Sering Tidak Kadang-2 Tidak Kadang-2 Sering

Gambar 9. Distribusi responden menurut perilaku ganti-ganti merek & impulsive buying
dalam mengkonsumsi minuman isotonik

Laporan Mini Riset Mahasiswa - 2020| 35


Fakultas Ekonomi
Universitas Islam Nusantara

Namun demikian berdasarkan hasil uji statistic asosiatif mengindikasikan bahwa


hanya status pekerjaan yang secara signifikan berasosiasi dengan perilaku ganti-
ganti merek minuman isotonic (CC = 0.117; p = 0.048). Secara lebih temuan ini
mengindikasikan bahwa konsumen yang berstatus pelajar/mahasiswa lebih sering
berperilaku ganti-ganti merek daripada status pekerjaan lainnya.
Penelitian ini juga mendeteksi adanya gejala impulsive buying behavior
(IBB) dalam membeli merek minuman isotonik. Pembelian tanpa rencana atau
belanja impulsif (impulsive buying) secara sederhana dapat dijelaskan sebagai
perilaku pembelian yang tidak didasarkan atas rencana pembelian sebelumnya,
dan umumnya terjadi karena dorongan seketika atau stimulus untuk memiliki
sesuatu barang yang dilihatnya saat itu (Solomon, Bamossy, Askegaard, & Hogg,
2006). Sudah sejak lama perilaku belanja impulsive (impulsive buying behavior-
IBB) merupakan fenomena penting dalam kontek usaha ritel dan pemasaran.
Hampir sebagian besar konsumen pernah merasakan atau melakukan pembelian
secara impulsive (Kacen & Lee, 2002). Gambar di atas menginformasikan sekira
81% responden mengaku kadang-kadang dan sering membeli minuman isotonik
tanpa rencana.
Kelompok responden perempuan, berusia antara 19-24 tahun, pekerjaan
sebagai pelajar/mahasiswa, berpendidikan minimal S-1, berpenghasilan antara Rp
1-2 juta, dan suka berolahraga, terindikasi sebagai kelompok responden yang
paling banyak berperilaku sebagai impulsive buyer. Namun demikian berdasarkan
hasil uji statistic asosiatif mengindikasikan bahwa hanya jenis kelamin responden
(CC = 0.17; p = 0.019) dan mereka yang suka berolahraga (CC = 0.154; p = 0.002)
yang secara signifikan berasosiasi dengan perilaku impulsive buying dalam
membeli minuman isotonic. Dengan kata lain, konsumen perempuan lebih
impulsive daripada konsumen pria, dan konsumen yang suka berolahraga lebih
impulsive daripada yang tidak suka berolahraga.

Laporan Mini Riset Mahasiswa - 2020| 36


Fakultas Ekonomi
Universitas Islam Nusantara

Analisis Kesadaran Merek Minuman Isotonik


Merek yang paling dikenal
Seperti telah dijelaskan di muka, konsep kesadaran merek dalam
penelitian ini adalah Top of Mind (TOM), yaitu merek atau brand minuman
isotonik yang disebutkan pertama kali oleh responden, dan berada pada posisi
yang istimewa. Secara lebih teknis, kesadaran merek minuman isotonik ditanyakan
pada responden apakah mereka mengenal salah satu merek minuman isotonik.
Dalam pengertian sederhana, merek tersebut menjadi pimpinan dalam benak
konsumen tersebut dibandingkan merek-merek lain. Top of mind
mencerminkan nilai mind share dari customer, yaitu kekuatan merek tertentu di
dalam benak konsumen dari kategori produk tertentu. Merek tersebut berada
relatif terhadap merek-merek pesaingnya. Semakin tinggi nilai mind share dari
suatu merek, maka akan semakin kuat merek tersebut.
Gambar berikut menjelaskan bahwa minuman isotonik merek Pocari
Sweat menempati posisi pertama dalam urutan top of mind yaitu dinyatakan oleh
sekira 65.3% responden, dan peringkat berikutnya adalah merek Mizone dan You-
C1000. Berdasarkan kecenderungan brand awareness ini diduga merek Mizone
dan You-C1000 adalah pesaing terdekat Pocari Sweat.

MEREK ISOTONIK YANG PALING Mengkonsumsi merek yang


DIKENAL 65,3% dikenal

22% 2%9%
Tidak pernah
16,7% Pernah sekali
9,9% 8,2%
67% Jarang
Sering

6 MEREK YOU-C1000 MIZONE POCARI


LAIN SWEAT

Gambar 10. Distribusi responden menurut merek minuman isotonic yang dikenalnya dan
frekuensi mengkonsumsi merek tersebut

Namun demikian tidak menjamin merek minuman isotonik yang paling

Laporan Mini Riset Mahasiswa - 2020| 37


Fakultas Ekonomi
Universitas Islam Nusantara

diingat kemudian diikuti oleh pembelian actual oleh konsumennya atau apakah
merek yang paling diingat otomatis diikuti oleh mengkonsumsinya. Ternyata
responden yang mengingat merek minuman isotonik tertentu, hanya 22% yang
mengaku sering mengkonsumsinya. Namun karena minuman isotonic tidak
seperti minuman ringan biasa, maka kategori “jarang” tersebut dapat disetarakan
dengan “sering” mengkonsumsi. Terungkap bahwa merek You-C1000 merupakan
merek minuman isotonik yang paling diingat-dikonsumsi dibandingkan merek lain,
yaitu diakui oleh sekira 94.8% responden. Merek berikutnya yaitu Mizone (92.9%)
dan Pocari Sweat (87.3%).
Kecenderungan ini didukung oleh hasil uji statistic asosiatif yang
mengindentifikasi tidak adanya asosiasi antara merek yang dikenalnya dengan
mengkonsumsi merek tersebut (CC = 0.208; p = 0.253). Temuan ini
mengungkapkan bahwa brand awareness tidak serta-merta diikuti oleh pembelian
actual. Fenomena ini dapat dijelaskan dengan konsep marketing funnel, yaitu
proses calon konsumen sejak dari tidak mengenal brand, mengenal (aware),
menimbang-nimbang, hingga melakukan pembelian. Artinya proses dari
mengenal ke tahap pembelian terganggu oleh tahap pada tahap menimbang-
nimbang (consideration), yaitu ketika calon konsumen mulai memilih-milih merek
mana yang akan dibelinya. Karena harganya relative terjangkau dan pilihan
mereknya banyak, maka sangat mungkin calon konsumen minuman isotonic
mengalihkan pembeliannya dari merek yang paling dikenalnya ke merak lain.
Faktor lainnya yaitu seperti yang telah dijelaskan di muka, konsumen minuman
isotonic cenderung suka ganti-ganti merek dan membeli tanpa rencana.

Brand awareness & sikap


Pertanyaan menarik untuk dianalisis lebih jauh adalah apakah merek yang
paling dikenalnya selalu disikapi secara positif oleh konsumen? Sikap yang positif
terhadap sesuatu barang seharusnya membuat konsumen senang untuk
mengkonsumsinya. Struktur sikap (afektif) adalah tingkat kesukaan konsumen,
atau sikap yang negatif membuat konsumen cenderung menolak, menghindari,

Laporan Mini Riset Mahasiswa - 2020| 38


Fakultas Ekonomi
Universitas Islam Nusantara

bahkan mungkin merendahkan terhadap orang barang tersebut. Dalam hal yang
berkaitan dengan sikap terhadap produk, pertama konsumen akan membentuk
keyakinan, kemudian menetapkan suka atau tidak suka, dan akhirnya
memutuskan apakah mereka ingin membeli produk tersebut. Sikap juga
merupakan predisposisi respon yang mengarahkan individu ke perasaan senang
atau tidak senang terhadap obyek tertentu (Oskamp & Schultz, 2005). Hasil akhir
sikap konsumen adalah apakah konsumen bersikap positif (menyukai) atau negatif
(tidak menyukai) barang tersebut setelah dia mengevaluasi barang tersebut.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar (86%) responden
menyikapi positif terhadap merek yang dikenalnya, dan hanya 4% menyikapi
negative. Hasil uji statistic asosiatif mendukung kecenderungan ini, yaitu merek
yang paling dikenal konsumen berasosiasi signifikan dengan sikap konsumennya
(CC = 0.307; p = 0.000).

Sikap terhadap merek yang Brand Awareness & Sikap positif


dikenalnya
10% 1%
3% 455

38%
278
48%
68 112 32 58

MIZONE POCARI SWEAT YOU-C 1000

Sangat negatif Negatif Sikap positif BA

Gambar 11. Distribusi responden menurut sikapnya terhadap merek minuman isotonik
yang paling dikenalnya

Artinya ada indikasi bahwa merek minuman isotonic yang dikenal adalah
merek yang disikapi positif oleh konsumennya. Dilihat dari porsinya, merek Pocari
Sweat dan Mizone memiliki porsi sikap positif relative terhadap brand awareness
yang sama yaitu sekira 61%. Artinya untuk kedua merek tersebut, porsi jumlah
responden yang menyikapi positif relative terhadap merek yang dikenalnya adalah
sama-sama 61%. Informasi mendikasikan bahwa sekali lagi Mizone adalah pesaing
terdekat Pocari Sweat.

Laporan Mini Riset Mahasiswa - 2020| 39


Fakultas Ekonomi
Universitas Islam Nusantara

Brand awareness & rekomendasi merek


Pertanyaan berikutnya yang menarik untuk diungkapkan adalah apakah
merek yang paling dikenal konsumen akan serta-merta diikuti oleh kesediaanya
untuk merekomendasikan ke pihak lain? Secara umum, kesediaan untuk
merkomendasikan merek adalah bagian atau salah satu indicator loyalitas merek
selain memiliki komitmen pada merek tersebut, dan bermaksud meneruskan
pembeliannya di masa mendatang.
Gambar berikut menjelaskan bahwa merek minuman isotonic yang paling
direkomendasikan oleh responden adalah Pocari Sweat (60%). Dengan demikian
Pocari Sweat telah memiliki dua keunggulan dibandingkan merek lainnya, yaitu
merek yang paling dikenal dan yang paling direkomendasikan. Seperti telah
dijelaskan di muka, kesadaran merek dan loyalitas merek yang tinggi akan
mendorong ekuitas merek dengan segala keuntungan lanjutannya (Kotler &
Armstrong, 2017) dan juga merupakan landasan bagi terbangunnya brand equity
(Kotler & Keller, 2016).

Brand awareness & direkomendasikan

455
423

112 101
58 91 69 79

YOU-C 1000 MIZONE POCARI SWEAT 6 MEREK LAIN


BA DIREKOMENDASIKAN

Gambar 13. Distribusi responden menurut merek minuman isotonik yang


direkomendasikannya

Selain itu, porsi merek yang direkomendasikan oleh responden yang memilih
Pocari Sweat sebagai merek yang paling dikenal, juga yang paling besar yaitu sekira
93% atau sedikit lebih tinggi dari Mizone yang mencapai 90%. Namun fenomena

Laporan Mini Riset Mahasiswa - 2020| 40


Fakultas Ekonomi
Universitas Islam Nusantara

menarik ditunjukkan oleh merek You-C1000 yaitu karena direkomendasikan oleh


responden yang tidak memilihnya sebagai merek yang paling dikenal.

Segmentasi pasar minuman isotonic


Segmentasi pasar memiliki dua dimensi proses, yaitu mengidentifikasi dan
mengklasifikasikan calon konsumen ke dalam beberapa kelompok yang homogen,
dan menentukan kelompok mana yang akan dijadikan target pasar (Burnett,
2011). Dengan kata lain segmentasi pasar dimaksudkan sebagai pembagian pasar
yang berbeda-beda (heterogen) menjadi kelompok-kelompok pasar yang
homogen, di mana setiap kelompoknya bisa ditargetkan untuk memasarkan suatu
produk sesuai dengan kebutuhan, keinginan, ataupun karakteristik pembeli yang
ada di pasar tersebut. Segmen pasar kelompok konsumen yang unik atau
konsumen potensial yang memiliki karakteristik tertentu yang berbeda dengan
kelompok konsumen lainnya (Proctort, 2005). Pertanyaannya kemudian adalah
siapa sebenarnya segmen pasar minuman isotonic di Kota Bandung?
Dalam penelitian segmen pasar minuman isotonic dianalisis berdasarkan
pendekatan demografis (jenis kelamin, usia, pekerjaan, pendidikan, pendapatan,
dan aktivitas olahraga) dan pendekatan psikografis (aktivitas responden dalam
olahraga). Sehingga oleh karenanya segmen pasar minuman isotonic berdasarkan
responden yang paling banyak mengkonsumsi isotonic. Untuk menentukan yang
paling banyak tersebut terlebih dahulu dilakukan uji asosiatif antara frekuensi
mengkonsumsi minuman isotonic dengan karakteristik demografis/psikografis
responden. Berdasarkan hasil uji statistic asosiatif terungkap bahwa frekuensi
mengkonsumsi minuman isotonic berasosiasi signifikan dengan jenis kelamin (CC
= 0.137; p = 0.001), dengan usia (CC = 0.117; p = 0.001) dan dengan aktivitas olah-
raga (CC = 0.218; p = 0.000).
Adanya asosiasi antara jenis kelamin dengan frekuensi mengkonsumsi
minuman isotonic menunjukkan terdapat perbedaan frekuensi sering
mengkonsumsi minuman isotonic antara perempuan (laki-laki > perempuan),
antara kelompok usia (kelompok usia 19-24 tahun lebih sering), dan dengan

Laporan Mini Riset Mahasiswa - 2020| 41


Fakultas Ekonomi
Universitas Islam Nusantara

aktivitas berolah-raga (yang sering berolah-raga > tidak suka berolah-raga).


Berdasarkan kriteria ini maka segmentasi pasar minuman isotonic di Bandung
adalah: laki-laki yang berusia 19-24 tahun dan gemar berolah-raga. Dengan
prosedur yang sama, hasilnya sedikit berbeda, segmen pasar minuman isotonic
merek Pocari Sweat adalah: laki-laki yang gemar berolah-raga.

Brand awareness dan pengiklanan


Hampir tidak ada perbedan pendapat yang signifikan antara para
akademisi dan praktisi pemasaran bahwa pengiklanan adalah marketing tool yang
efektif bagi produsen untuk memromosikan produk & jasa yang dihasilkannya.
Iklan dirancang dengan motif agar konsumen lebih tertarik atau setidaknya
mengenalnya (aware). Jadi pertanyaan menarik yang perlu direspon adalah
apakah brand awareness minuman isotonic berkaitan dengan pengiklanan yang
dilakukan oleh produsennya?
Westafer (2019) mengelompokkan menjadi dua bagian, yaitu brand
advertising yang ditujukan untuk mengenalkan produk kepada konsumen secara
terus menerus, dan performance-based/direct response advertising yang
ditujukan untuk menodorong konsumen membeli produk yang ditawarkannya.
Keduanya harus saling melengkapi agar brand awareness dapat direalisasikan
menjadi pembelian actual.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya 3% responden yang tidak
pernah melihat/mendengar/membaca iklan tentang merek minuman isotonic
yang paling dikenalnya, dan bahkan 49%-nya menyatakan sering. Dengan
demikian diduga terdapat hubungan yang erat antara frekuensi iklan yang dilhat
konsumen dengan brand awareness minuman isotonic. Hasil uji statistic asosiatif
mendukung terhadap dugaan ini, yaitu terdapat asosiasi yang signifikan antara
frekuensi melihat/mendengar/membaca iklan dengan brand awareness minuman
isotonic (CC = 0.292; p = 0.000). Dengan demikian brand advertising yang dilakukan
oleh produsen sangat efektif dalam membangun kesadaran merek minuman
isotonic.

Laporan Mini Riset Mahasiswa - 2020| 42


Fakultas Ekonomi
Universitas Islam Nusantara

Beberapa penelitian lainnya pun melaporkan hasil yang sama. Misalnya


Georgi & Mink (2012) melaporkan bahwa kesempatan berbaur dengan konsumen
lain adalah bagian mendasar dari pengalaman konsumen dan media sosial telah
menjadi cara dimana konsumen dapat bernteraksi satu sama lain. Kemudian
penelitian lainnya menemukan bahwa variabel dinamika virtual brand community
memiliki pengaruh positif dalam mempertinggi brand awareness (Stefano Brogi,
2013). Berikutnya terungkap bahwa tagline atau slogan berhubungan positif
dengan Brand Awareness (Silveira et all, 2017).

Melihat-mendengar iklan Media iklan

3% 15% 1%
Pernah Internet
48% 49%
Sering Lainnya
Tidak pernah 84% Televisi

Gambar 12. Distribusi responden menurut fekuensi iklan merek miuman isotonic yang
dikenalnya dan media iklan

Dilihat dari sisi medianya terungkap bahwa 84% responden


mengaku melihat iklan minuman isotonic yang paling dikenalnya itu dari
media televise. Iklan televisi mempunyai kelebihan, yaitu bisa dilihat (visual) dan
bisa di dengar (audio). Televisi lebih unggul didalam teknik gambarnya yang dapat
bergerak daripada media lainnya. Disamping itu, kata-kata dan suara juga
membantu dalam penyampaian informasi produk (Khasali, 2007). Penelitian lain
menyebutkan bahwa televisi merupakan salah satu media iklan yang efektif dan
efisien karena kelebihannya dalam mempresentasikan secara audio visual yang
menarik serta jangkauanya yang luas. Menurut riset yang dilakukan oleh Nielsen
(2014), secara keseluruhan konsumsi media di Indonesia menujukkan bahwa

Laporan Mini Riset Mahasiswa - 2020| 43


Fakultas Ekonomi
Universitas Islam Nusantara

televisi menjadi medium utama yang dikomsumsi masyarakat, disusul oleh


internet, radio, surat kabar, tabloid dan majalah.

Laporan Mini Riset Mahasiswa - 2020| 44


Fakultas Ekonomi
Universitas Islam Nusantara

KESIMPULAN
1) Dari aspek brand awareness-top of mind, minuman isotonik merek Pocari
Sweat berada pada peringkat pertama, dan dari kerangka TOM ini ada
indikasi bahwa merek Mizone dan You-C100 adalah pesaing terdekat
Pocari Sweat. Keunggulan lain dari Pocari Sweat adalah karena yang paling
banyak direkomendasikan dibandingkan merek minuman isotonic lainnya.
Terdapat indikasi kuat bahwa brand awareness minuman isotonic
berasosiasi signifikan dengan frekuensi iklan yang dilihat/didengar/dibaca
oleh konsumen. Indikasi lainnya adalah bahwa merek yang paling dikenal
cenderung disikapi positif oleh konsumennya.
2) Hasil analisis segmentasi pasar mengindikasikan bahwa target pasar
potensial minuman isotonic di Kota Bandung adalah konsumen laki-laki,
berusia antara 19-24 tahun, dan yang gemar berolahraga. Sedikit berbeda
dengan minuman isotonic secara keseluruhan, target pasar Pocari Sweat
yang harus diperhatikan adalah konsumen laki-laki dan yang gemar
berolahraga.
3) Segmen pasar minuman isotonic juga dibayang-bayangi oleh perilaku
konsumen yang sering ganti-ganti merek dan impulsive buyer. Terindikasi
konsumen yang berstatus pelajar/mahasiswa lebih sering berperilaku
ganti-ganti merek daripada status pekerjaan lainnya. Sementara
konsumen perempuan lebih impulsive daripada konsumen pria, dan
konsumen yang suka berolahraga lebih impulsive daripada yang tidak suka
berolahraga.

Laporan Mini Riset Mahasiswa - 2020| 45


Fakultas Ekonomi
Universitas Islam Nusantara

DAFTAR PUSTAKA

Aaker, D. A. (1991). Managing Brand Equity. Free Press.


Aaker, D. A. (1996, April). MEASURING BRAND EQUITY ACROSS PRODUCTS AND
MARKETS. California Management Review, 38(3), 102-120.
Andrew, M., & Valenzuela, A. (2002). How banner ads affect brand choice without
click-through. Advances in Consumer Research, 29, 257-258.
Anselmsson, J., Johansson, U., & Persson, N. (2007). Understanding price premium
for grocery products: a conceptual model of customer‐based brand equity.
Journal of Product & Brand Management, 16(6), 401-414.
Bogomolovaa, S., Anesburya, Z., Lockshina, L., & Kapulskia, N. (2017). Exploring the
incidence and antecedents of buying an FMCG brand and UPC for the first
time. Journal of Retailing and Consumer.
Boone, L. E., & Kurtz, D. L. (2011). Contemporary Marketing. Cengage Learning.
Burnett, J. (2011). Introducing Marketing. Zurich: Jacobs Foundation.
Clark, C. R., Doraszelski, U., & Draganska, M. (2009). The effect of advertising on
brand awareness and perceived quality: An empirical investigation using
panel data. Quant Mark Econ, 207-236.
Cooper, D. R., & Schindler, P. (2013). Business Research Methods . McGraw-Hill
Education.
Creswell, J. W. (2012). Educational Research: Planning, Conducting, and Evaluating
Quantitative and Qualitative Research (FOURTH ed.). Boston: Pearson.
Fornari, D., Fornari, E., Grandi, S., & MarioMenegatti. (2016). Leading national
brands facing store brands competition: Is price competitiveness the only
thing that matters? Journal of Retailing and Consumer Services, 30, 234-
241.
Georgi and Mink. (2012). The quality of electronic customer-to customer
interaction.
Hawkins, D. I., & Mothersbaugh, D. L. (2010). CONSUMER BEHAVIOR: BUILDING
MARKETING STRATEGY. New York: McGraw-Hill/Irwin.
Hoban, P. R., & Bucklin, R. E. (2015, June). Effects of Internet Display Advertising
in the Purchase Funnel: Model-Based Insights from a Randomized Field
Experiment. Journal of Marketing Research, 52(3), 1-50.
Kacen, J. J., & Lee, J. A. (2002). The Influence of Culture on Consumer Impulsive
Buying Behavior. Journal of Consumer Psychology, 12(2), 163-176.
Kardes, F., Cronley, M., & Cline, T. (2010). Consumer Behavior. Cengage Learning.
Keller, K. L. (2012). Strategic Brand Management: Building, Measuring, and
Managing Brand Equity, 4th Edition (4th ed.). New York: Prentice Hall.

Laporan Mini Riset Mahasiswa - 2020| 46


Fakultas Ekonomi
Universitas Islam Nusantara

Khasali, R. (2007). Manajemen Periklanan. Jakarta: Pustaka Utama Grafiti.


Kimpakorn, N., & Tocquer, G. (2010). Service brand equity and employee brand
commitment. Journal of Services Marketing, 24(5), 378-388.
Kotler, P. T., & Armstrong, G. (2017). Principles of Marketing (17, Global Edition
ed.). Pearson.
Kotler, P. T., & Keller, K. L. (2016). A Framework for Marketing Management (6th,
Global Edition ed.). Pearson.
Kotler, P., & Pfoertsch, W. (2010). Ingredient Branding: Making the Invisible
Visible. Springer Science & Business Media.
Kusnandar, V. B. (2019, June 08). Konsumsi Rumah Tangga Mencatat
Pertumbuhan Tertinggi dalam 21 Triwulan. Data Publish. Databoks.
Retrieved from
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2019/08/06/konsumsi-
rumah-tangga-mencatat-pertumbuhan-tertinggi-dalam-21-triwulan
Lemon, K. N., Rust, R. T., & Zeithaml, V. A. (2001). What Drives Customer Equity.
Marketing Management, 10(1), 20-25.
Lincoln, Y. S., & Guba, E. G. (2013). The Constructivist Credo. Walnut Creek: Left
Coast Press.
Neuman, W. L. (2014). Social Research Methods: Qualitative and Quantitative
Approaches (Seventh ed.). Harlow: Pearson Education Limited.
Nielsen. (2013, January 23). GLOBAL CONSUMERS MORE LIKELY TO BUY NEW
PRODUCTS FROM FAMILIAR BRANDS. Press-Release. The Nielsen Global
Survey. Retrieved March 05, 2020, from
https://www.nielsen.com/us/en/press-releases/2013/global-consumers-
more-likely-to-buy-new-products-from-familiar-b0/
Osenton, T. (2002). Praise for Customer Share Marketing. New Jersey: Prentice-
Hall, Inc.
Oskamp, S., & Schultz, P. W. (2005). Attitudes and Opinions (Vol. 3rd). Erlbaum
Associates.
Osselaer, S. M., & Alba, J. W. (2000, June). Consumer Learning and Brand Equity.
Journal of Consumer Research, 27(1), 1-16.
Perkins, J. (2013). Out with the sales funnel, in with the cocktail shake. B to B,
98(2), 31.
Peter, J. P., & Olson, J. C. (2010). Consumer Behavior & Marketing Strategy (9th
ed.). New York: McGrawHill/Irwin.
Peter, J. P., & Olson, J. C. (2010). Consumer Behavior & Marketing Strategy (Ninth
ed.). New York: McGraw-Hill/Irwin.
Proctort, T. (2005). Essentials of Marketing Research (Fourth ed.). Essex: Pearson
Education Limited.
Schiffman, L. G., Hansen, H., & Kanuk, L. (2012). Consumer behaviour : a European

Laporan Mini Riset Mahasiswa - 2020| 47


Fakultas Ekonomi
Universitas Islam Nusantara

outlook (Second ed.). Essex: Pearson Education Limited.


Silveira et all. (2017).
Solomon, M. R. (2018). Consumer Behavior: Buying, Having, and Being (13th ed.).
Person.
Solomon, M., Bamossy, G., Askegaard, S., & Hogg, M. K. (2006). Consumer
Behaviour: A European Perspective (Third ed.). New Jersey: Prentice Hall.
Stefano Brogi. (2013). the effect of online brand communities on brand equity in
the luxury fashion industry. journal of engenering business management.
Thompson Reuters. (2018). OUTPACING THE MAINSTREAM: State of the Global
Islamic Economy Report 2017/2018. Report. Thompson Reuters.
Washburn, J. H., & Plank, R. E. (2002). Measuring Brand Equity: An Evaluation of a
Consumer-Based Brand Equity Scale. Journal of Marketing Theory and
Practice, 10(1), 46-62.
Westafer, M. (2019, January 29). Brand Advertising: Increasing Brand Awareness
Pays Off. Article. Retrieved March 05, 2020, from
https://www.rogerwest.com/branding/brand-advertising/
Wood, L. (2000). Brands and brand equity: definition and management.
Management Decision, 38(9), 662-669.

Laporan Mini Riset Mahasiswa - 2020| 48


Fakultas Ekonomi
Universitas Islam Nusantara

LAMPIRAN 1
Surat Permohonan Company Visit & Mini Riset

Laporan Mini Riset Mahasiswa - 2020| 49


Fakultas Ekonomi
Universitas Islam Nusantara

LAMPIRAN 2
Surat Balasan dari Otsuka

Laporan Mini Riset Mahasiswa - 2020| 50


Fakultas Ekonomi
Universitas Islam Nusantara

LAMPIRAN 3
Kuesioner Penelitian
A. IDENTITAS RESPONDEN (beri tanda √ pada jawaban yang sesuai)
1. Jenis a. Perempuan b. Pria
kelamin

:
2. Usia a. < 19; b. 19 - 24; c. > 24 tahun
(tahun)

:
3. a. Pelajar/Mahasiswa b. Karyawan c. Wiraswasta
Pekerjaan

:
4. a. maksimum SLTA; b. D-3 c. minimal S1
Pendidikan

:
5. Pengeluaran/bln : a. < 1 jt b. 1 jt – 2 jt c. > 2 jt
6. Apakah Anda termasuk yang suka olah raga?? a. Tidak; b. Ya, cukup; c. Ya, Sangat

B. PEMAHAMAN THDP MINUMAN ISOTONIK


1. Menurut Anda, minuman isotonik adalah: a. minuman kesehatan; b. minuman
penambah enerji; c. Minuman pengganti cairan tubuh; d. Minuman penambah
stamina; e. Tidak tahu;
2. Menurut Anda, minuman isotonik cocok untuk mereka yang: a. melakukan
pekerjaan/aktivitas yang berat; b. melakukan pekerjaan/aktivitas yang banyak
mengeluarkan keringat; c. Mengalami dehidrasi; d. masalah suhu tubuh.

C. PENGALAMAN MENGKONSUMSI MINUMAN ISOTONIK


1. Apakah Anda termasuk yang suka mengkonsumsi jenis minuman isotonik? a. Tidak
pernah; b. Pernah mencoba sekali; c. Ya, tetapi jarang d. Ya, sering;
2. Sebutkan satu saja factor yang paling dipertimbangkan ketika Anda membeli
minuman isotonik: a. harganya; b. Kemasannya; c. manfaatnya; d. rasanya;
e. Kehalalannya; f. keamanannya; g. mudah diperoleh; h. Ukuran/isinya pas
3. Apakah Anda suka membeli minuman isotonik tanpa rencana?a. Tidak; b. kadang-2;
c. Ya, sering,
4. Apakah Anda termasuk yang suka ganti-ganti merek minuman isotonik? a. Tidak;
b. kadang-2; c. Ya, sering

D. BAW: (apabila tidak ada yang dikenal, jangan diisi)


1. Tuliskan satu saja merek minuman isotonik yang paling Anda kenal: ………...........
2. Apakah Anda pernah mengkonsumsi merek minuman isotonik yg paling Anda kenal

Laporan Mini Riset Mahasiswa - 2020| 51


Fakultas Ekonomi
Universitas Islam Nusantara

tersebut?: a. Tidak pernah; b. Pernah, sekali; c. jarang d. Ya, sering;


3. Apabila pernah, bagaimana penilaian Anda terhadap merek minuman isotonik yg
paling Anda kenal tersebut: a. sangat negatif; b. negatif; c. cukup d. positif
e. sangat positif
4. Pernahkan Anda melihat/mendengar iklan merek minuman isotonik yang paling Anda
kenal tersebut??: a. Ya, pernah; b. Sering; c. Tidak pernah;
5. Bila pernah, dari mana Anda melihat/mendengar iklan tersebut? a. internet/website;
b. majalah/koran; c. Radio; d. TV; e. lainnya;
6. Dari 9 merek minuman isotonik berikut, pilih satu merek yang Anda rekomendasikan
untuk di konsumsi: a. Mizone; b. 100 Plus; c. Pocari Sweat; d. Fatigon
Hydrococo; e. Gatarode; f. You-C1000 Lemon Water; g. Isoplus; h. Powerade;
i. Aquarius
LAMPIRAN 4
Output Analisis Data

Crosstab Minuman Isotonik


JK * FREKUENSI_KON_ISOTONIK Crosstabulation
Count

FREKUENSI_KON_ISOTONIK

Pernah Ya,
Mencoba Tetapi Ya,
Sekali Jarang Sering Total
JK Wanita 60 275 36 371
Pria 36 227 60 323
Total 96 502 96 694

Symmetric Measures

Approx.
Value Sig.
Nominal by Nominal Contingency ,137 ,001
Coefficient

N of Valid Cases 694


a. Not assuming the null hypothesis.
b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.

USIA * FREKUENSI_KON_ISOTONIK Crosstabulation


Count

FREKUENSI_KON_ISOTONIK
Pernah Ya,
Mencoba Tetapi Ya,
Sekali Jarang Sering Total

Laporan Mini Riset Mahasiswa - 2020| 52


Fakultas Ekonomi
Universitas Islam Nusantara

USIA <19 17 50 13 80
19-24 60 387 69 516
>24 19 65 14 98
Total 96 502 96 694
Total 96 502 96 694

Symmetric Measures

Approx.
Value Sig.
Nominal by Nominal Contingency ,117 ,046
Coefficient
N of Valid Cases 694

PDDK * FREKUENSI_KON_ISOTONIK Crosstabulation


Count

FREKUENSI_KON_ISOTONIK

Pernah Ya,
Mencoba Tetapi Ya,
Sekali Jarang Sering Total
PDDK Maksimum SLTA 38 160 40 238

D3 14 57 15 86
Minimal S1 44 285 41 370

Total 96 502 96 694

Symmetric Measures

Approx.
Value Sig.
Nominal by Nominal Contingency ,113 ,063
Coefficient

N of Valid Cases 694


a. Not assuming the null hypothesis.
b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.

PENDAPATAN * FREKUENSI_KON_ISOTONIK Crosstabulation


Count

FREKUENSI_KON_ISOTONIK

Pernah Ya,
Mencoba Tetapi Ya,
Sekali Jarang Sering Total
PENDAPATAN <1 Juta 27 146 32 205
1 Juta- 2 Juta 48 223 43 314

>2 Juta 21 133 21 175

Laporan Mini Riset Mahasiswa - 2020| 53


Fakultas Ekonomi
Universitas Islam Nusantara

Total 96 502 96 694

Symmetric Measures

Approx.
Value Sig.
Nominal by Nominal Contingency ,058 ,680
Coefficient

N of Valid Cases 694


a. Not assuming the null hypothesis.
b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.

OLAH_RAGA * FREKUENSI_KON_ISOTONIK Crosstabulation


Count

FREKUENSI_KON_ISOTONIK

Pernah Ya,
Mencoba Tetapi Ya,
Sekali Jarang Sering Total
OLAH_RAGA Tidak 22 98 8 128
Ya, Cukup 57 317 47 421
Ya, Sangat 17 87 41 145

Total 96 502 96 694

Symmetric Measures

Approx.
Value Sig.
Nominal by Nominal Contingency ,218 ,000
Coefficient

N of Valid Cases 694


a. Not assuming the null hypothesis.
b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.

Case Processing Summary

Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
PK * 694 100,0% 0 0,0% 694 100,0%
FREKUENSI_KON_ISOTONIK

Laporan Mini Riset Mahasiswa - 2020| 54


Fakultas Ekonomi
Universitas Islam Nusantara

PK * FREKUENSI_KON_ISOTONIK Crosstabulation
Count

FREKUENSI_KON_ISOTONIK

Pernah Ya,
Mencoba Tetapi Ya,
Sekali Jarang Sering Total
PK Pelajar/Mahasiswa 65 380 69 514

Karyawan 24 110 21 155


Wiraswasta 7 12 6 25

Total 96 502 96 694

Symmetric Measures

Approx.
Value Sig.
Nominal by Nominal Contingency ,111 ,070
Coefficient

N of Valid Cases 694


a. Not assuming the null hypothesis.
b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.

JK * IMPULSE_BUYING Crosstabulation
Count

IMPULSE_BUYING
Kadang- Ya,
tidak kadang Sering Total
JK Wanita 65 225 81 371
Pria 56 167 100 323
Total 121 392 181 694

Symmetric Measures

Approx.
Value Sig.
Nominal by Contingency ,107 ,019
Nominal Coefficient

N of Valid Cases 694


a. Not assuming the null hypothesis.
b. Using the asymptotic standard error assuming the null
hypothesis.

Laporan Mini Riset Mahasiswa - 2020| 55


Fakultas Ekonomi
Universitas Islam Nusantara

USIA * IMPULSE_BUYING Crosstabulation


Count

IMPULSE_BUYING
Kadang- Ya,
tidak kadang Sering Total
USIA <19 20 43 17 80
19-24 82 296 138 516
>24 19 53 26 98
Total 121 392 181 694

Symmetric Measures

Approx.
Value Sig.
Nominal by Contingency ,081 ,327
Nominal Coefficient

N of Valid Cases 694


a. Not assuming the null hypothesis.
b. Using the asymptotic standard error assuming the null
hypothesis.

PK * IMPULSE_BUYING Crosstabulation
Count

IMPULSE_BUYING
Kadang- Ya,
tidak kadang Sering Total
PK Pelajar/Mahasiswa 92 280 142 514

Karyawan 24 96 35 155
Wiraswasta 5 16 4 25

Total 121 392 181 694

Symmetric Measures

Approx.
Value Sig.
Nominal by Contingency ,077 ,392
Nominal Coefficient

N of Valid Cases 694

Laporan Mini Riset Mahasiswa - 2020| 56


Fakultas Ekonomi
Universitas Islam Nusantara

a. Not assuming the null hypothesis.


b. Using the asymptotic standard error assuming the null
hypothesis.

PDDK * IMPULSE_BUYING Crosstabulation


Count

IMPULSE_BUYING
Kadang- Ya,
tidak kadang Sering Total
PDDK Maksimum SLTA 40 128 70 238

D3 10 55 21 86
Minimal S1 71 209 90 370

Total 121 392 181 694

Symmetric Measures

Approx.
Value Sig.
Nominal by Contingency ,085 ,280
Nominal Coefficient

N of Valid Cases 694


a. Not assuming the null hypothesis.
b. Using the asymptotic standard error assuming the null
hypothesis.

PENDAPATAN * IMPULSE_BUYING Crosstabulation


Count

IMPULSE_BUYING
Kadang- Ya,
tidak kadang Sering Total
PENDAPATAN <1 Juta 37 116 52 205
1 Juta- 2 Juta 57 182 75 314

>2 Juta 27 94 54 175


Total 121 392 181 694

Symmetric Measures

Approx.
Value Sig.

Laporan Mini Riset Mahasiswa - 2020| 57


Fakultas Ekonomi
Universitas Islam Nusantara

Nominal by Contingency ,066 ,549


Nominal Coefficient

N of Valid Cases 694


a. Not assuming the null hypothesis.
b. Using the asymptotic standard error assuming the null
hypothesis.

OLAH_RAGA * IMPULSE_BUYING Crosstabulation


Count

IMPULSE_BUYING
Kadang- Ya,
tidak kadang Sering Total
OLAH_RAGA Tidak 36 59 33 128
Ya, Cukup 63 256 102 421
Ya, Sangat 22 77 46 145

Total 121 392 181 694

Symmetric Measures

Approx.
Value Sig.
Nominal by Contingency ,154 ,002
Nominal Coefficient

N of Valid Cases 694


a. Not assuming the null hypothesis.
b. Using the asymptotic standard error assuming the null
hypothesis.

JK * GANTI_MEREK_ISOTONIK Crosstabulation
Count

GANTI_MEREK_ISOTONIK
Kadang- Ya,
Tidak kadang Sering Total
JK Wanita 80 219 72 371
Pria 64 192 67 323
Total 144 411 139 694

Symmetric Measures

Laporan Mini Riset Mahasiswa - 2020| 58


Fakultas Ekonomi
Universitas Islam Nusantara

Approx.
Value Sig.
Nominal by Contingency ,024 ,813
Nominal Coefficient

N of Valid Cases 694


a. Not assuming the null hypothesis.
b. Using the asymptotic standard error assuming the null
hypothesis.

USIA * GANTI_MEREK_ISOTONIK Crosstabulation


Count

GANTI_MEREK_ISOTONIK
Kadang- Ya,
Tidak kadang Sering Total
USIA <19 24 42 14 80
19-24 104 308 104 516
>24 16 61 21 98
Total 144 411 139 694

Symmetric Measures

Approx.
Value Sig.
Nominal by Contingency ,088 ,244
Nominal Coefficient

N of Valid Cases 694


a. Not assuming the null hypothesis.
b. Using the asymptotic standard error assuming the null
hypothesis.

PK * GANTI_MEREK_ISOTONIK Crosstabulation
Count

GANTI_MEREK_ISOTONIK
Kadang- Ya,
Tidak kadang Sering Total
PK Pelajar/Mahasiswa 111 292 111 514

Karyawan 25 107 23 155


Wiraswasta 8 12 5 25

Total 144 411 139 694

Laporan Mini Riset Mahasiswa - 2020| 59


Fakultas Ekonomi
Universitas Islam Nusantara

Symmetric Measures

Approx.
Value Sig.
Nominal by Contingency ,117 ,048
Nominal Coefficient

N of Valid Cases 694


a. Not assuming the null hypothesis.
b. Using the asymptotic standard error assuming the null
hypothesis.

PDDK * GANTI_MEREK_ISOTONIK Crosstabulation


Count

GANTI_MEREK_ISOTONIK
Kadang- Ya,
Tidak kadang Sering Total
PDDK Maksimum SLTA 46 151 41 238

D3 16 53 17 86
Minimal S1 82 207 81 370

Total 144 411 139 694

Symmetric Measures

Approx.
Value Sig.
Nominal by Contingency ,074 ,430
Nominal Coefficient

N of Valid Cases 694


a. Not assuming the null hypothesis.
b. Using the asymptotic standard error assuming the null
hypothesis.

PENDAPATAN * GANTI_MEREK_ISOTONIK Crosstabulation


Count

GANTI_MEREK_ISOTONIK
Kadang- Ya,
Tidak kadang Sering Total
PENDAPATAN <1 Juta 52 113 40 205
1 Juta- 2 Juta 55 190 69 314

>2 Juta 37 108 30 175


Total 144 411 139 694

Laporan Mini Riset Mahasiswa - 2020| 60


Fakultas Ekonomi
Universitas Islam Nusantara

Symmetric Measures

Approx.
Value Sig.
Nominal by Contingency ,092 ,207
Nominal Coefficient

N of Valid Cases 694


a. Not assuming the null hypothesis.
b. Using the asymptotic standard error assuming the null
hypothesis.

OLAH_RAGA * GANTI_MEREK_ISOTONIK Crosstabulation


Count

GANTI_MEREK_ISOTONIK
Kadang- Ya,
Tidak kadang Sering Total
OLAH_RAGA Tidak 34 64 30 128
Ya, Cukup 76 262 83 421
Ya, Sangat 34 85 26 145

Total 144 411 139 694

Symmetric Measures

Approx.
Value Sig.
Nominal by Contingency ,104 ,106
Nominal Coefficient

N of Valid Cases 694


a. Not assuming the null hypothesis.
b. Using the asymptotic standard error assuming the null
hypothesis.

MEREK_BA * KONSUMSI_BA Crosstabulation


Count

KONSUMSI_BA

Pernah
Tidak Pernah, Tetapi Ya,
Pernah Sekali Jarang sering Total
MEREK_BA Mizone 3 5 79 25 112
100 Plus 0 0 4 1 5
Pocari 11 47 299 98 455
Sweat

Laporan Mini Riset Mahasiswa - 2020| 61


Fakultas Ekonomi
Universitas Islam Nusantara

Fatigon 1 2 19 6 28
Hydrococo

Gatarode 0 0 1 0 1
You-C 1000 0 3 44 11 58
Lemon
Water

Iso Plus 1 8 9 5 23
Powerade 0 0 3 0 3
Aquarius 0 0 5 3 8
lainnya 0 0 1 0 1
Total 16 65 464 149 694

Symmetric Measures

Approx.
Value Sig.
Nominal by Contingency ,208 ,253
Nominal Coefficient

N of Valid Cases 694


a. Not assuming the null hypothesis.
b. Using the asymptotic standard error assuming
the null hypothesis.

KONSUMSI_BA * SIKAP_BA Crosstabulation


Count

SIKAP_BA
Sangat sangat
negatif negatif cukup positif positif Total
KONSUMSI_B Tidak 0 4 7 3 2 16
A Pernah
Pernah, 2 5 29 27 2 65
Sekali
Pernah 3 7 200 225 29 464
Tetapi
Jarang
Ya, sering 1 4 26 81 37 149
Total 6 20 262 336 70 694

Symmetric Measures

Approx.
Value Sig.
Nominal by Contingenc ,366 ,000
Nominal y
Coefficient

Laporan Mini Riset Mahasiswa - 2020| 62


Fakultas Ekonomi
Universitas Islam Nusantara

N of Valid Cases 694


a. Not assuming the null hypothesis.
b. Using the asymptotic standard error assuming the
null hypothesis.

MEREK_BA * FREK_IKLAN_BA Crosstabulation


Count

FREK_IKLAN_BA
ya, tidak
pernah sering pernah Total
MEREK_BA Mizone 67 41 4 112
100 Plus 3 1 1 5
Pocari 212 239 4 455
Sweat
Fatigon 18 9 1 28
Hydrococo

Gatarode 0 1 0 1
You-C 1000 28 28 2 58
Lemon
Water

Iso Plus 13 7 3 23
Powerade 1 1 1 3
Aquarius 4 2 2 8
lainnya 1 0 0 1
Total 347 329 18 694

Symmetric Measures

Approx.
Value Sig.
Nominal by Contingency ,292 ,000
Nominal Coefficient

N of Valid Cases 694


a. Not assuming the null hypothesis.
b. Using the asymptotic standard error assuming
the null hypothesis.

MEREK_BA * MEDIA_IKLAN_BA Crosstabulation


Count

MEDIA_IKLAN_BA
R
Interne a
t/websi Majalah/K di Lainn
te oran o TV ya Total
MEREK_BA Mizone 16 0 0 95 1 112

Laporan Mini Riset Mahasiswa - 2020| 63


Fakultas Ekonomi
Universitas Islam Nusantara

100 Plus 2 0 0 3 0 5
Pocari Sweat 43 2 1 395 14 455

Fatigon 5 0 0 23 0 28
Hydrococo

Gatarode 0 0 0 1 0 1
You-C 1000 7 0 0 50 1 58
Lemon Water

Iso Plus 9 0 0 12 2 23
Powerade 0 0 0 2 1 3
Aquarius 2 0 0 5 1 8
lainnya 0 0 0 1 0 1
Total 84 2 1 587 20 694

Symmetric Measures

Approx.
Value Sig.
Nominal by Contingency ,250 ,119
Nominal Coefficient

N of Valid Cases 694


a. Not assuming the null hypothesis.
b. Using the asymptotic standard error assuming the null
hypothesis.

MEREK_BA * REKOMENDASI_BA Crosstabulation


Count

REKOMENDASI_BA Total
Fati
Poc gon You-C
ari Hydr 1000 Pow Aqu
100 Swe ococ Gataro Lemon Iso erad ariu
Mizone Plus at o de Water Plus e s
MEREK_BA Mizone 81 0 19 1 0 7 3 0 1 112
100 Plus 1 3 0 0 0 1 0 0 0 5
Pocari 17 3 392 12 1 27 0 2 1 455
Sweat
Fatigon 0 1 2 24 0 1 0 0 0 28
Hydrococo

Gatarode 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1
You-C 2 1 3 0 0 51 1 0 0 58
1000
Lemon
Water

Laporan Mini Riset Mahasiswa - 2020| 64


Fakultas Ekonomi
Universitas Islam Nusantara

Iso Plus 0 0 5 0 1 3 13 0 1 23
Powerade 0 0 1 0 0 0 0 2 0 3
Aquarius 0 0 1 0 0 0 0 0 7 8
lainnya 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1
Total 101 8 423 37 3 91 17 4 10 694

Symmetric Measures
App
rox.
Value Sig.
Nominal by Contingen ,881 0,00
Nominal cy 0
Coefficient

N of Valid Cases 694


a. Not assuming the null hypothesis.
b. Using the asymptotic standard error
assuming the null hypothesis.

Crosstab Pocari Sweat

JK * FREKUENSI_KON_ISOTONIK Crosstabulation
Count

FREKUENSI_KON_ISOTONIK

Pernah Ya,
Tidak Mencob Tetapi Ya,
Pernah a Sekali Jarang Sering Total
JK Wanita 11 44 203 21 279
Pria 4 22 127 37 190
Total 15 66 330 58 469

Symmetric Measures

Approx.
Value Sig.
Nominal by Contingency ,183 ,001
Nominal Coefficient

N of Valid Cases 469

Laporan Mini Riset Mahasiswa - 2020| 65


Fakultas Ekonomi
Universitas Islam Nusantara

a. Not assuming the null hypothesis.


b. Using the asymptotic standard error assuming the null
hypothesis.

USIA * FREKUENSI_KON_ISOTONIK Crosstabulation


Count

FREKUENSI_KON_ISOTONIK

Pernah Ya,
Tidak Mencob Tetapi Ya,
Pernah a Sekali Jarang Sering Total
USIA <19 0 11 29 8 48
19-24 12 42 256 44 354
>24 3 13 45 6 67
Total 15 66 330 58 469

Symmetric Measures

Approx.
Value Sig.
Nominal by Contingency ,141 ,148
Nominal Coefficient

N of Valid Cases 469


a. Not assuming the null hypothesis.
b. Using the asymptotic standard error assuming the null
hypothesis.

PDDK * FREKUENSI_KON_ISOTONIK Crosstabulation


Count

FREKUENSI_KON_ISOTONIK

Pernah Ya,
Tidak Mencob Tetapi Ya,
Pernah a Sekali Jarang Sering Total
PDDK Maksimum 6 26 105 26 163
SLTA
D3 2 9 33 4 48
Minimal S1 7 31 192 28 258

Total 15 66 330 58 469

Symmetric Measures

Approx.
Value Sig.
Nominal by Contingency ,118 ,357
Nominal Coefficient

Laporan Mini Riset Mahasiswa - 2020| 66


Fakultas Ekonomi
Universitas Islam Nusantara

N of Valid Cases 469


a. Not assuming the null hypothesis.
b. Using the asymptotic standard error assuming the null
hypothesis.

PENDAPATAN * FREKUENSI_KON_ISOTONIK Crosstabulation


Count

FREKUENSI_KON_ISOTONIK

Pernah Ya,
Tidak Mencob Tetapi Ya,
Pernah a Sekali Jarang Sering Total
PENDAPATAN <1 Juta 6 22 103 19 150
1 Juta- 2 Juta 7 32 144 31 214

>2 Juta 2 12 83 8 105


Total 15 66 330 58 469

Symmetric Measures

Approx.
Value Sig.
Nominal by Contingency ,110 ,457
Nominal Coefficient

N of Valid Cases 469


a. Not assuming the null hypothesis.
b. Using the asymptotic standard error assuming the null
hypothesis.

OLAH_RAGA * FREKUENSI_KON_ISOTONIK Crosstabulation


Count

FREKUENSI_KON_ISOTONIK

Pernah Ya,
Tidak Mencob Tetapi Ya,
Pernah a Sekali Jarang Sering Total
OLAH_RAGA Tidak 1 17 76 3 97
Ya, Cukup 12 38 197 30 277
Ya, Sangat 2 11 57 25 95

Total 15 66 330 58 469

Symmetric Measures

Approx.
Value Sig.

Laporan Mini Riset Mahasiswa - 2020| 67


Fakultas Ekonomi
Universitas Islam Nusantara

Nominal by Contingency ,240 ,000


Nominal Coefficient

N of Valid Cases 469


a. Not assuming the null hypothesis.
b. Using the asymptotic standard error assuming the null
hypothesis.

PK * FREKUENSI_KON_ISOTONIK Crosstabulation
Count

FREKUENSI_KON_ISOTONIK

Pernah Ya,
Tidak Mencob Tetapi Ya,
Pernah a Sekali Jarang Sering Total
PK Pelajar/Mahasis 12 48 259 46 365
wa
Karyawan 2 14 67 11 94
Wiraswasta 1 4 4 1 10

Total 15 66 330 58 469

Symmetric Measures

Approx.
Value Sig.
Nominal by Contingency ,132 ,219
Nominal Coefficient

N of Valid Cases 469


a. Not assuming the null hypothesis.
b. Using the asymptotic standard error assuming the null
hypothesis.

JK * GANTI_MEREK_ISOTONIK Crosstabulation
Count

GANTI_MEREK_ISOTONIK
Kadang- Ya,
Tidak kadang Sering Total
JK Wanita 70 157 52 279
Pria 48 112 30 190
Total 118 269 82 469

Symmetric Measures

Approx.
Value Sig.

Laporan Mini Riset Mahasiswa - 2020| 68


Fakultas Ekonomi
Universitas Islam Nusantara

Nominal by Contingency ,038 ,716


Nominal Coefficient

N of Valid Cases 469


a. Not assuming the null hypothesis.
b. Using the asymptotic standard error assuming the null
hypothesis.

USIA * GANTI_MEREK_ISOTONIK Crosstabulation


Count

GANTI_MEREK_ISOTONIK
Kadang- Ya,
Tidak kadang Sering Total
USIA <19 18 23 7 48
19-24 86 205 63 354
>24 14 41 12 67
Total 118 269 82 469

Symmetric Measures

Approx.
Value Sig.
Nominal by Contingency ,099 ,321
Nominal Coefficient

N of Valid Cases 469


a. Not assuming the null hypothesis.
b. Using the asymptotic standard error assuming the null
hypothesis.

PK * GANTI_MEREK_ISOTONIK Crosstabulation
Count

GANTI_MEREK_ISOTONIK
Kadang- Ya,
Tidak kadang Sering Total
PK Pelajar/Mahasiswa 99 199 67 365

Karyawan 16 64 14 94
Wiraswasta 3 6 1 10

Total 118 269 82 469

Symmetric Measures

Approx.
Value Sig.

Laporan Mini Riset Mahasiswa - 2020| 69


Fakultas Ekonomi
Universitas Islam Nusantara

Nominal by Contingency ,116 ,173


Nominal Coefficient

N of Valid Cases 469


a. Not assuming the null hypothesis.
b. Using the asymptotic standard error assuming the null
hypothesis.

PDDK * GANTI_MEREK_ISOTONIK Crosstabulation


Count

GANTI_MEREK_ISOTONIK
Kadang- Ya,
Tidak kadang Sering Total
PDDK Maksimum SLTA 41 98 24 163

D3 9 33 6 48
Minimal S1 68 138 52 258

Total 118 269 82 469

Symmetric Measures

Approx.
Value Sig.
Nominal by Contingency ,106 ,253
Nominal Coefficient

N of Valid Cases 469


a. Not assuming the null hypothesis.
b. Using the asymptotic standard error assuming the null
hypothesis.

PENDAPATAN * GANTI_MEREK_ISOTONIK Crosstabulation


Count

GANTI_MEREK_ISOTONIK
Kadang- Ya,
Tidak kadang Sering Total
PENDAPATAN <1 Juta 46 79 25 150
1 Juta- 2 Juta 48 125 41 214

>2 Juta 24 65 16 105


Total 118 269 82 469

Symmetric Measures

Approx.
Value Sig.

Laporan Mini Riset Mahasiswa - 2020| 70


Fakultas Ekonomi
Universitas Islam Nusantara

Nominal by Contingency ,096 ,359


Nominal Coefficient

N of Valid Cases 469


a. Not assuming the null hypothesis.
b. Using the asymptotic standard error assuming the null
hypothesis.

OLAH_RAGA * GANTI_MEREK_ISOTONIK Crosstabulation


Count

GANTI_MEREK_ISOTONIK
Kadang- Ya,
Tidak kadang Sering Total
OLAH_RAGA Tidak 31 45 21 97
Ya, Cukup 60 172 45 277
Ya, Sangat 27 52 16 95

Total 118 269 82 469

Symmetric Measures

Approx.
Value Sig.
Nominal by Contingency ,129 ,092
Nominal Coefficient

N of Valid Cases 469


a. Not assuming the null hypothesis.
b. Using the asymptotic standard error assuming the null
hypothesis.

MEREK_BA * KONSUMSI_BA Crosstabulation

KONSUMSI_BA

Pernah
Tidak Pernah, Tetapi Ya,
Pernah Sekali Jarang sering Total
MEREK_BA Pocari 12 54 306 97 469
Sweat
Total 12 54 306 97 469

Symmetric Measures

Value
Nominal by Contingency .a
Nominal Coefficient

Laporan Mini Riset Mahasiswa - 2020| 71


Fakultas Ekonomi
Universitas Islam Nusantara

N of Valid Cases 469


a. No statistics are computed because
MEREK_BA is a constant.

KONSUMSI_BA * SIKAP_BA Crosstabulation

SIKAP_BA
Sangat sangat
negatif negatif cukup positif positif Total
KONSUMSI_BA Tidak 0 4 3 3 2 12
Pernah
Pernah, 2 3 26 22 1 54
Sekali
Pernah 2 2 122 157 23 306
Tetapi
Jarang
Ya, sering 1 3 19 54 20 97
Total 5 12 170 236 46 469

Symmetric Measures

Approx.
Value Sig.
Nominal by Contingency ,394 ,000
Nominal Coefficient

N of Valid Cases 469


a. Not assuming the null hypothesis.
b. Using the asymptotic standard error assuming the
null hypothesis.

MEREK_BA * FREK_IKLAN_BA Crosstabulation

FREK_IKLAN_BA
ya, tidak
pernah sering pernah Total
MEREK_BA Pocari 213 251 5 469
Sweat
Total 213 251 5 469

Symmetric Measures

Value
Nominal by Contingency .a
Nominal Coefficient

N of Valid Cases 469


a. No statistics are computed because
MEREK_BA is a constant.

Laporan Mini Riset Mahasiswa - 2020| 72


Fakultas Ekonomi
Universitas Islam Nusantara

MEREK_BA * MEDIA_IKLAN_BA Crosstabulation

MEDIA_IKLAN_BA Total
Internet/ Majalah/
website Koran Radio TV Lainnya 6 7
MEREK_BA Pocari 23 2 20 1 1 407 15 469
Sweat
Total 23 2 20 1 1 407 15 469

Symmetric Measures

Value
Nominal by Contin .a
Nominal gency
Coeffic
ient
N of Valid Cases 469
a. No statistics are computed
because MEREK_BA is a
constant.

Laporan Mini Riset Mahasiswa - 2020| 73

Anda mungkin juga menyukai