KATA PENGANTAR
Sebagai bagian dari rangkaian tugas akhir mahasiswa dalam menempuh
studi di Fakultas Ekonomi Universitas Islam Nusantara (UNINUS), mahasiswa
diwajibkan melakukan mini riset dengan topic kesadaran merek minuman
isotonik, dengan fokus merek Pocari Sweat yang dihasilkan oleh PT Amerta Indah
Otsuka. Mini riset dilakukan selama bulan Januari-Maret 2020, dan hasilnya
dipresentasikan/didiskusikan dengan pihak manajemen di pabrik PT Amerta Indah
Otsuka pabrik Malang 06-09 Maret 2020. Tujuan mini riset adalah melatih
mahasiswa untuk memahami kompleksitas teori dan konsep secara lebih actual
melalui pendekatan riset.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih sekali kepada pihak
manajemen PT Amerta Indah Otsuka Malang yang telah memfasilitasi dan
mendukung program tersebut ini. Demikian, mudah-mudahan laporan ini
bermanfaat, seraya berharap semoga kerjasama ini akan terus berlanjut dalam
bentuk dan program yang saling memberikan manfaat.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
……………………………………………………………………………………………. i
DAFTAR ISI
……………………………………………………………………………………………. ii
TIM RISET MAHASISWA & DOSEN PEMBIMBING
……………………………………………………………………………………………. iii
PENDAHULUAN
…………………………………………………………………………………………… 1
KERANGKA TEORITIS
…………………………………………………………………………………………… 13
METODE PENELITIAN
…………………………………………………………………………………………… 25
HASIL & DISKUSI
………………………………………………………………………………………….. 28
KESIMPULAN
………………………………………………………………………………………….. 29
DAFTAR PUSTAKA
......................................................................................... 46
LAMPIRAN
………………………………………………………………………………………….. 49
PENDAHULUAN
Minuman Isotonik
Dalam kehidupan, kebutuhan akan air merupakan salah satu hal yang
cukup penting. Sekitar 50-65 persen tubuh orang dewasa terdiri atas air, bahkan
lima persen dari otak kita juga terdiri atas air Jika tubuh kekurangan cairan tentu
akan menyebabkan dehidrasi. Saat melakukan aktivitas fisik, tubuh bisa
mengalami dehidrasi atau kekurangan cairan. Pada aktivitas fisik biasa, tubuh
kehilangan air sebanyak 2,5 liter per hari. Sekitar 60 persennya dikeluarkan melalui
keringat. Sedangkan pada aktivitas yang lebih berat, seperti olahraga misalnya,
tubuh kehilangan air mencapai 1-2 liter per jam. Sebagian besar disebabkan oleh
keringat yang membanjir keluar. Keseimbangan cairan tubuh perlu kita jaga,
karenanya air menempati porsi yang besar dalam kebutuhan gizi harian. Tubuh
memiliki mekanisme untuk menjaga keseimbangan cairan, salah satunya dengan
timbulnya rangsangan haus. Untuk itulah, kita biasanya membutuhkan minuman
yang bisa mengganti cairan yang hilang saat olahraga.
Secara umum, minuman pengganti cairan tubuh dapat dibagi menjadi
empat kategori, yakni air biasa, minuman isotonik, minuman hipotonik, dan
minuman hipertonik. Minuman isotonik merupakan cairan berbasis air yang
mengandung glukosa dan fruktosa sekitar 6 persen. Konsentrasi minuman isotonik
ini sama dengan tubuh. Minuman isotonik biasanya dikonsumsi oleh mereka yang
memiliki banyak aktivitas. Manfaatnya adalah untuk memulihkan atau menjaga
stamina tubuh. Minuman isotonik ini mengandung elektrolit dan karbohidrat
sebesar 6-8 persen. Minuman ini lebih cepat diserap oleh tubuh dibandingkan
jenis minuman lainnya. Seperti minuman hipotonik, minuman
isotonik juga cepat menggantikan keringat dan cepat diserap tubuh. Bedanya,
minuman isotonik juga menggantikan elektrolit dan memberikan asupan
karbohidrat. Minuman ini cocok untuk kebutuhan aktivitas sehari-hari yang padat
atau intensitas tinggi. Beda minuman isotonik dengan air biasa, minuman isotonik
diformulasikan secara khusus dengan kadar ion yang sudah ditentukan.
Sedangkan minuman hipertonik mengandung konsentrasi substansi tinggi
dan kandungan karbohidratnya tinggi (10%). Minuman hipotonik mengandung
kadar elektrolit (Na) dan karbohidrat rendah (2-3%). Minuman hipotonik berfungsi
untuk mengganti cairan yang keluar melalui keringat, tanpa menambah
karbohidrat. Bisa dikonsumsi saat berolahraga karena cepat diserap di usus.
Contoh minuman hipotonik adalah minuman penyegar yang mengandung NaCL
dan dekstrosa. Adapun minuman hipertonik, baik sebagai minuman berenergi
atau peningkat stamina. Cocok bagi mereka yang berolahraga berat atau
mengeluarkan banyak energi. Kalau hipertonik karena tinggi glukosa, gunanya
untuk menggantikan glikogen, jadi fungsinya bukan untuk rehidrasi. Bila minuman
hipertonik seperti minuman energi diminum saat olahraga justru susah diserap.
35
Kontribusi mamin thdp PDB Kontribusi mamin thdp industri pengolahan
30
31,8
30,5
29,1
25
26,8
23,8 24,1 24,8 24,5 25,2
20
15
10
5,32 5,61 5,97 6,14 6,25 6,40
5,25 5,24 5,31 5,14
5
0
2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
industri minuman kesehatan meliputi minuman isotonik, minuman siap saji (RTD)
jamu, minuman herbal, minuman kesehatan wanita, dan minuman jahe madu.
Penggolongan lainnya yaitu: minuman berenergi, minuman isotonik dan susu.
Pelaku industri minuman untuk kesehatan optimistis bahwa pasar akan
terus berkembang seiring peningkatan kesadaran gaya hidup sehat di masyarakat.
Misalnya hasil riset Kemenkes mencatat frekuensi konsumsi makanan dan
minuman manis lebih dari sekali dalam sehari sebanyak 53,1%. Jumlah tersebut
menurun dibandingkan hasil riset pada 2007, yakni sebanyak 65.2% (Badan
Penelitian & Pengembangan BADAN Kesehatan, 2013). Tren tersebut disambut
industri dengan mengeluarkan produk-produk minuman less sugar. Berikutnya
Direktur Inovasi Innova Market Insights menilai, industri makanan dan minuman
di tingkat ASEAN akan semakin fokus pada produk sehat. Sebab, dibanding dengan
negara-negara lain, masyarakat di negara ASEAN lebih mudah terpengaruh
dengan isu kesehatan, termasuk dalam tiap produk makanan dan minumannya
(Pryanka & Murdaningsih, 2018). Kemudian berdasarkan data Riset Kesehatan
Dasar (Riskesdas) 2018 dari Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan,
tercatat bahwa prevalensi stroke naik dari 7% menjadi 10,9%, diabetes mellitus
naik dari 6,9% menjadi 8,5%, serta terjadi tren peningkatan proporsi obesitas pada
orang dewasa dari 14,8% (2013) menjadi 21,8% (2018). Salah satu cara untuk
mengurangi jumlah penderita stroke, diabetes, dan obesitas ini adalah dengan
penerapan gaya hidup sehat sejak dini. Tidak hanya olahraga, namun juga diikuti
dengan konsumsi minuman kesehatan.
Salah satu jenis minuman kesehatan adalah minuman isotonic yaitu yang
bermanfaat untuk mengganti cairan tubuh yang hilang setelah olahraga atau
bekerja berat. Dari beberapa indikator dan sumber, permintaan masyarakat
terhadap minuman isotonik di Indonesia mengalami peningkatan yang signifikan.
Nilai penjualan minuman isotonik di dalam negeri diprediksi mencapai Rp 4,2
triliun pada 2012, naik 20% dibandingkan tahun lalu sekitar Rp 3,5 triliun. Kenaikan
itu terjadi seiring meningkatnya permintaan masyarakat akan produk tersebut.
Asosiasi Industri Minuman Ringan (Asrim) melaporkan bahwa minuman isotonik
oleh Otsuka Pharmaceutical Co. Ltd. juga memiliki ciri khas pada rasa jeruk yang
ringan dengan sedikit sensasi air, gula, asam sitrat, natrium sitrat, natrium klorida,
kalium klorida, kalsium laktat, magnesium karbonat dan perasa. Pocari Sweat
Sachet 500 ml yang cocok untuk orang-orang terdehidrasi akibat aktivitas fisik di
tempat kerja, pusat kebugaran, atau rumah. Pocari sweet dapat diperoleh pada
berbagai marketplace online seperti Shopee atau berbagai supermarket.
Kandungan mineral dan elektrolit untuk meregenerasi metabolisme merupakan 2
kelebihan utama dari minuman isotonik atau isotonic drink sebagai salah satu jenis
minuman elektrolit. Minuman isotonik juga mengandungi 6 hingga 8% glukosa dan
fruktosa, di mana keduanya berperan menjadi asupan energi untuk atlet lari jarak
jauh atau jenis-jenis olahraga "keras" lainnya. Implikasinya, hal yang perlu kita
ingat saat melihat jenis minuman elektrolit adalah hanya berfungsi saat tubuh
mengeluarkan cairan keringat yang berlebih, di mana fungsinya adalah mengganti
ion dalam tubuh dan menghindarkan dari risiko penyakit jantung dalam waktu
yang bersamaan.
Produk Pocari Sweat berupaya mendongkrak pertumbuhan melalui
berbagai kegiatan maupun pertandingan olahraga. PT Amarta Indah Otsuka dalam
melakukan pemasaran dan penjualan produknya selalu diiringi dengan upaya
melakukan edukasi kesehatan terlebih dahulu kepada masyarakat dengan
menunjukkan manfaat-manfaat produk makanan dan minumannya bagi
kesehatan tubuh. Salah satu contohnya yakni penjualan Pocari Sweat yang
mengalami peningkatan saat terjadi demam berdarah dibandingkan hari-hari
biasa. Saat ini Pocari Sweat berhasil mendominasi market share minuman isotonik
sekitar 55 persen di Indonesia. Selain itu, pocari sweat memiliki tingkat tertinggi
dalam top brand award diantara mizone, fatigon dan Hydro.
You-C1000 Lemon Water adalah merek minuman elektrolit yang terkenal
dengan Miss Universe sebagai ikon utamanya adalah YOU C-1000, yang diproduksi
oleh PT Djojonegoro C-1000 sejak tahun 2004. Merek yang mulai hadir untuk
publik pada tahun 2005 hingga sekarang ini memiliki ciri khas pada kemasan warna
putih polosnya yang mendominasi latar belakang sekaligus menunjukkan
KERANGKA TEORITIS
Konsep Kesadaran Merek
Semua produsen termasuk produsen minuman kesehatan, berkewajiban
untuk memelihara ekuitas mereknya agar tetap tinggi. Menurut Aaker (1991)
dalam brand adalah sekumpulan dimensi penting yang mengelompok ke dalam
system merek yang komplek, yang terdiri atas: Brand Awareness (kesadaran
merek), Brand Association (asosiasi merek), Perceived Quality (persepsi kualitas),
Brand Loyalty (loyalitas merek) dan Other Propiety Brand Asset (aset-aset merek
lainnya). Empat elemen pertama dikenal dengan elemen utama Brand Equity.
Sementara Keller (2012) mengelompokkan brand equity ke dalam dua dimensi,
yaitu brand awareness dan brand association.
bernilai bagi pelanggan (Osselaer & Alba, 2000). Ekuitas merek juga dapat
meningkatkan pangsa pasar, mengurangi sensitifitas konsumen terhadap
perubahan harga, dan mendorong efisiensi pemasaran (Hawkins &
Mothersbaugh, 2010).
Seorang konsumen tidak mungkin membeli sesuatu merek apabila ia tidak
mengenalnya (aware), oleh karenanya kesadaran merek merupakan determinan
kunci untuk membangun ekuitas merek. Kecenderungan sesuai dengan hasil
penelitian Nielsen yang bertajuk The Nielsen Global Survey of New Product
Purchase Sentiment yang menegaskan bahwa 60% konsumen cenderung untuk
membeli sebuah merek yang dikenalnya (Nielsen, 2013). Produk minuman
isotonik yang memiliki tingkatan brand awareness tertentu akan lebih
dipertimbangkan dibandingkan dengan merek yang kurang dikenal oleh
konsumen. Maka dari itu, agar konsumen dapat membeli sebuah merek minuman
kesehatan, pertama-tama harus dibuat sadar akan keberadaan merk tersebut.
Kesadaran merek menunjukkan kesanggupan konsumen untuk mengenali atau
mengingat kembali bahwa suatu merek merupakan bagian dari kategori (Keller,
2012). Kesadaran merek adalah sejumlah atau persentase konsumen yang
mengenal merek tertentu baik yang diungkapkan melalui penyebutan merek
tersebut (prompted) maupun tidak (unprompted/ spontaneous). Kesadaran merek
dan loyalitas merek yang tinggi akan mendorong ekuitas merek dengan segala
keuntungan lanjutannya (Kotler & Armstrong, 2017) dan juga merupakan landasan
bagi terbangunnya brand equity (Kotler & Keller, 2016). Ketika produk berada pada
tahap awal pertumbuhan, maka kesadaran merek penting untuk mendorong
pertumbuhan tersebut (Peter & Olson, 2010; Kardes et.al, 2010). Melalui
peningkatan kesadaran merek maka keunggulan diferensiasi akan tercipta dan
dapat meningkatkan pangsa pasar sekaligus laba (Kotler & Pfoertsch, 2010).
Kesadaran merek dapat dibagi ke dalam beberapa tingkatan (Keller, 2012),
pertama kesadaran puncak pikiran (top of mind), yaitu merek produk yang
pertama kali disebutkan konsumen secara spontan dan berada pada posisi yang
istimewa. Kedua, pengingatan kembali terhadap merek (brand recall) yaitu bila
Paling tidak terdapat empat nilai yang dapat dibangun melalui kesadaran
merek, yaitu pertama, anchor to which other associations can be attached,
kesadaran merek akan menyebabkan timbulnya asosiasi. Kedua, familiarity/liking
yang menjelaskan bahwa seseorang lebih menyukai sesuatu yang lebih familiar.
Ketiga, substance/commitment yang dimaknai bahwa semakin tinggi awareness
maka semakin tinggi commitment dari merek tersebut. Keempat, brand to
consider, menerangkan bahwa pada proses pembelian, langkah pertama yang
dilakukan adalah pemilihan alternatif.
Ketika konsumen mengenal sebuah merek tertentu dan mendorongnya
untuk membeli dan membeli ulang, maka merek tersebut tergolong memiliki
brand equity yang kuat (Boone & Kurtz, 2011). Kesadaran merek harus diikuti oleh
terbentuknya kemampuan konsumen untuk mengingat bagian-bagian penting
sebuah merek (Washburn & Plank, 2002), artinya asosiasi merek adalah semua
kesan yang muncul (positif atau negatif) dalam ingatan konsumen yang terkait
dengan atribut sebuah merek.
Membangun awareness baik tahap recognition dan recall melibatkan 2
tugas yaitu mendapatkan identitas nama merek dan menghubungkannya dengan
kategori produk tersebut (Aaker, 1991). Pada merek yang tergolong baru, dua
tugas tersebut perlu dilakukan oleh perusahaan, walaupun dalam beberapa kasus
nama dari merek tersebut telah menjelaskan kategori produknya. Panduan umum
yang dapat digunakan dalam meraih dan mempertahankan awareness tersebut
adalah, pertama, be different, memorable, yaitu banyaknya pesan-pesan
komunikasi pemasaran yang diterima oleh konsumen dalam kesehariannya,
menyebabkan otak konsumen menjadi clutter. Untuk membuat konsumen tetap
aware terhadap pesan yang disampaikan oleh perusahaan, penyampaian pesan
yang dilakukan haruslah berbeda sehingga diingat oleh target audience, seperti
pendekatan (approach) atau tampilan (appeal) yang digunakan. Hal yang harus
diingat kemudian adalah, walaupun komunikasi yang dilakukan berbeda, harus
tetap mampu menciptakan hubungan antara brand dengan kategori produknya.
satu-satunya yang sedang dilirik calon konsumen. Di tahap ini, konsumen sedang
membanding-bandingkan produk perusahaan dengan kompetitor.
Pada tahap pembelian, fokus perusahaan hanya memastikan agar proses
transaksi berjalan cepat dan lancar. Untuk itu, perusahaan tak perlu memberikan
terlalu banyak opsi sebab, pada tahapan purchase inilah perusahaan sedang
berpacu dengan waktu. Ketika proses pembelian terlalu lama, perusahaan berisiko
kehilangan konsumen. Mereka bisa saja calon pembeli berubah pikiran di tengah
jalan ketika ingin menyelesaikan transaksi. Oleh sebab itu pada tahap ini
perusahaan mempertimbangkan pengiklanan produk secara efektif, yaitu agar
relasi antara konsumen dengan produk dan perusahaannya makin kuat (Hoban &
Bucklin, 2015).
Lebih mudah mendapatkan uang dari pelanggan lama dibanding mencari
pelanggan baru. Untuk mengundang pelanggan lama membeli lagi, biasanya
sebuah bisnis tergantung pada kualitas produk dan layanan, itu sudah pasti.
Kemudian pada tahap advokasi merupakan tahap akhir dalam marketing funnel.
Akan tetapi, di saat bersamaan, ia juga membuka peluang untuk funnel baru.
Funnel baru ini terbentuk karena pelanggan, diantaranya karena rekomendasi dari
pelanggan yang puas
suka atau tidak suka, dan akhirnya memutuskan apakah mereka ingin membeli
produk tersebut. Ketika konsumen bersikap positif terhadap sesuatu barang, maka
akan membuat konsumen senang untuk mengkonsumsinya. Sebaliknya sikap yang
negatif membuat konsumen cenderung menolak, menghindari, bahkan mungkin
meremehkan terhadap barang tersebut. Sikap mempengaruhi banyak keputusan-
keputusan penting konsumen, sejak memilih, menentukan, menawar dan
memutuskan untuk membeli sesuatu barang.
Pentingnya memahami sikap konsumen juga karena sering dikaitkan
dengan niat berperilaku konsumen (behavioral intention) yaitu tahap
kecenderungan respon konsumen terhadap sesuatu barang, dan suatu saat dapat
berubah menjadi actual behavioral apabila ada factor lain yang memaksanya
untuk merealisasikan pembelian (Hawkins & Mothersbaugh, 2010). Beberapa
teori mendukung kearah terjadinya relasi tersebut, misalnya Hillyer, C. & Tikoo, S,
(1995) dalam Kotler & Pfoertsch (2010) menegaskan bahwa sikap konsumen
digunakan untuk menafsirkan dan mengevaluasi merek tertentu yang kemudian
diwujudkan dalam bentuk perilaku membeli (informational integration theory).
Makin positif sikap konsumen terhadap suatu merek, makin besar peluang untuk
membangun keinginan konsumen untuk membelinya (attitude accessibility
theory).
Salah satu teori yang paling berpengaruh dalam menjelaskan hubungan
sikap konsumen dengan minat berperilaku konsumen (attitude-intention
relationship) adalah Theory of Planned Behavior (TPB). Bahkan teori ini disebut-
sebut telah djadikan basis penelitian keperilakuan selama hampir seperempat
abad terakhir (Sutton, 2002). Teori ini menegaskan bahwa factor sikap konsumen
saja tidak cukup untuk menjelaskan perilaku tetapi tekanan social dan persepsi
kesulitan untuk melakukan tindakan juga penting. Menurut Hattam (2006), TPB
dikembangkan dari expectancy-value model (Fishbein, 1963) dan theory of
reasoned action (Fishbein & Ajzen, 1975). Theory of reasoned action menegaskan
bahwa unjuk kinerja perilaku tertentu ditentukan oleh kekuatan niat individu
untuk berperilaku tertentu (Fishbein & Yzer, 2003). Sebaliknya niat berperilaku
merupakan fungsi dari dua factor yaitu sikap (perasaan positif/negative terhadap
perilaku) dan norma subyektif berkenaan dengan perilaku (persepsi tentang
pentingnya harus melakunan perilaku). Selanjutnya sikap itu sendiri merupakan
fungsi dari behavioral belief (keyakinan bahwa perilaku akan mengarah kepada
hasil tertentu) dan aspek evaluasi (evaluasi terhadap hasil tertentu)
TPB menjelaskan bahwa niat konsumen (intention) dipengaruhi oleh tiga
factor penting, yaitu: factor sikap (attitude toward the behavior), norma subyektif
(subjective norms), dan control perilaku (perceived behavioral control). Sikap
merupakan individual component yang menunjukkan perasaan negative atau
positif seseorang dalam berperilaku/bertindak. Sikap merupakan fungsi dari
kepercayaan (belief) dan evaluasi (evaluation) terhadap sebuah obyek/produk
(Schiffman, Hansen, & Kanuk, 2012). Kemudian konstruk norma subyektif
merupakan social pressure yang dapat mempengaruhi persepsi untuk berbuat dan
tidak berbuat. Sedangkan konstruk control perilaku merupakan gabungan antara
variable control beliefs (ide-ide yang dapat mengendalikan perilaku individu) dan
belief power (informasi, peluang atau kendala-kendala yang dapat mempengaruhi
kepercayaan individu). Model atau teori ini lebih menekankan pada proses kognitif
serta menganggap bahwa manusia adalah makhluk yang memiliki daya nalar
dalam memutuskan perilaku apa yang akan diambilnya, dan secara sistematis
memanfaatkan informasi yang tersedia di sekitarnya.
Komponen belief atau kognitif adalah pengetahuan dan persepsi yang
diperoleh melalui kombinasi dari pengalaman langsung dengan merek rokok dan
informasi terkait yang didapat dari berbagai sumber. Komponen ini sering kali
dikenal sebagai keyakinan atau kepercayaan sehingga konsumen yakin bahwa
suatu merek merek memiliki atribut-atribut tertentu dan perilaku tertentu akan
menjurus ke akibat atau hasil tertentu. Dengan kata lain belief adalah sejumlah
atribut yang melekat atau yang relevan pada suatu merek rokok yang penting
menurut konsumen. Hasil dari komponen belief ini adalah keyakinan konsumen
apakah atribut rokok tersebut penting atau tidak penting baginya.
METODE PENELITIAN
Desain Penelitian
Fokus penelitian adalah memetakan atau mengukur brand awareness
minuman kesehatan isotonik. Karena masalah, tujuan dan karakteristik penelitian
ini berhubungan dengan pengukuran maka dipandang lebih tepat diselesaikan
dengan mempergunakan pendekatan kuantitatif yang dilandasi oleh latar
belakang filosofis atau worldviews (Creswell, 2012) atau paradigm (Lincoln &
Guba, 2013) positivism. Oleh karenanya menurut paham ini, ilmu pengetahuan
harus dibangun berdasarkan fakta (empiris) yang tampak & terukur. Karena ilmu
pengetahuan akan menghasilkan kebenaran, maka sesuatu dapat disebut
kebenaran apabila sesuai dengan fakta (empiris) yang tampak & terukur (teori
korespondensi).
Dilihat dari sisi kemanfaatannya, penelitian ini tergolong pada applied
research, sedangkan dari sisi tujuannya termasuk pada description research
(Neuman, 2014; Creswell, 2014, Robson. C, 2012) yaitu ditujukan untuk melakukan
pengukuran tentang kesadaran merek minuman kesehatan sehingga diperoleh
gambaran faktual dan akurat serta menemukan beberapa hubungan penting yang
relevan.
𝑁
𝑛=
𝑁. 𝑑 2 + 1
2500000
𝑛= = 400 𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔
2500000. (0.05)2 + 1
Namun untuk mengurangi sampling error, diputuskan ditarik sampel yang lebih
banyak yaitu 720 orang responden (sample size). Karena tidak memiliki sampling
frame, maka sampel diambil dengan menggunakan teknik accident sampling.
Karakteristik demografis responden meliputi: jenis kelamin, usia, pekerjaan,
pendapatan, pendidikan dan aktivitas olahraga.
Kesadaran merek diukur dengan indicator top of mind (TOM) yaitu
responden yang menyebutkan merek minuman isotonik tertentu yang paling
diingat dan disebutkan pertama kali. Hasilnya akan dibatasi pada dua kategori,
yaitu: mengenal/mengingat (aware) atau tidak mengenal/mengingat (unaware).
Untuk memeroleh kejelasan yang lebih mendalam, brand awareness
kemudian dihubungkan dengan beberapa factor yang dianggap penting, yaitu
variable: (1) frekuensi mengkonsumsi merek tersebut (Tidak pernah; Pernah,
sekali; Pernah tetapi jarang & sering); (2) sikap terhadap merek tersebut (sangat
negatif; negatif; cukup; positif; dan sangat positif), (3) frekuensi
mendengar/melihat iklan merek tersebut (pernah; Sering; & Tidak pernah), (4)
sumber atau media iklan yang menginformasikan produk tersebut
(internet/website; majalah/koran; Radio; TV; & lainnya), dan (5) merek
minuman isotonic yang direkomendasikan.
Pemahaman responden terhadap minuman isotonic diukur dengan
dimensi pemahaman terhadap fungsi dan manfaat minuman isotonic bagi
kesehatan. Pemahaman terhadap fungsinya diukur dengan indicator sebagai:
minuman kesehatan; minuman penambah enerji; minuman pengganti cairan
tubuh; minuman penambah stamina; dan tidak tidak tahu. Sedangkan
pemahaman terhadap manfaatya diukur dengan indicator bermanfaat bagi
mereka yang: melakukan pekerjaan/aktivitas yang berat; melakukan
pekerjaan/aktivitas yang banyak mengeluarkan keringat; mengalami dehidrasi;
dan mengalami masalah suhu tubuh.
Analisis Data
Data kuantitatif akan dianalisis secara deskriptif untuk menemukan
kecenderungan brand awareness minuman isotonik terpilih dan hasilnya
kemudian dibandingkan dengan merek lain untuk menentukan posisi relative
setiap merek. Hasil pengukuran tersebut selanjutnya dihubungkan dengan factor
demografis responden (usia, pekerjaan dan pendapatan), dan diuji dengan
pendekatan statistic non-parametrik Coefficient Contingency dengan formula
(Cooper & Schindler, 2013):
𝝌𝟐
𝑪𝑪 = √
𝑵 + 𝝌𝟐
(χ2 adalah statistic Chi-Kuadrat, N= ukuran sampel, dan k = banyak baris atau
kolom yang lebih kecil).
14% 12% 3%
23%
46% 54%
74% 74%
Pelajar/Mhsw Karyawan
Perempuan Laki-laki < 19 19 - 24 > 24
Wiraswasta
60%
46% 13%
< Rp 1 juta Rp 1-2 juta Tidak suka Ya, cukup Ya, sangat
SLTA D3 min S1
> Rp 2 juta
8%
1% 9% aktivitas berat
Tidak tahu 6%
15%
Kesehatan
16% 54%
66% Stamina 25% dehidrasi
Enerji
Cairan tubuh
aktivitas yG banyak
mengeluarkan
keringat
FREKUENSI PREFERENSI
Tidak Mudah Keamana
n Kemasan
pernah didapat
Sering 4% 4%
4% 4% Ukuran
13% pas
Pernah Manfaat 5%
sekali 44% Harga
14% 8%
Kehalala
n
Jarang 9%
69%
Rasa
22%
2016 & Bogomolova et al., 2017). Munculnya perilaku ganti-ganti merek dan
impulsive buying ditegaskan oleh Solomon (2018) sebagai bukti bahwa asumsi
pembelian selalu diawali dengan niat adalah tidak valid.
Seperti dijelaskan pada gambar berikut, sekira 20% responden mengaku
sering ganti-ganti merek minuman isotonik dan 58% tergolong kadang-kadang.
Perilaku konsumen yang cenderung suka ganti-ganti merek ini harus menjadi
perhatian produsennya untuk senantiasa melakukan inovasi dan pengembangan
produk sesuai dengan selera dan pertimbangan konsumennya.
Berdasarkan jenis kelaminnya, tercatat yang cenderung sering ganti-ganti
merek minuman isotonic adalah kelompok responden perempuan, dan dari sisi
usianya yaitu kelompok usia 19-24 tahun. Sedangkan dari sisi pendapatannya,
kelompok pendapatan Rp 1-2 juta merupakan yang paling sering ganti-ganti
merek. Kecenderungan ini dapat dipahami karena makin tinggi pendapatan makin
tinggi pula peluang konsumen untuk memilih-milih minuman isotonik sesuai
dengan tingkat pendapatannya. Kemudian dari sisi status pekerjaannya terungkap
pelajar/mahasiswa adalah kelompok konsumen yang lebih sering ganti-ganti
merek, dan dari pendidikannya adalah kelompok responden yang berpendidikan
minimal S-1. Sementara berdasarkan aktivitas olahraganya, yang paling sering
ganti-ganti merek adalah kelompok responden yang suka berolahraga.
19%
20% 26%
58% 22%
55%
Gambar 9. Distribusi responden menurut perilaku ganti-ganti merek & impulsive buying
dalam mengkonsumsi minuman isotonik
22% 2%9%
Tidak pernah
16,7% Pernah sekali
9,9% 8,2%
67% Jarang
Sering
Gambar 10. Distribusi responden menurut merek minuman isotonic yang dikenalnya dan
frekuensi mengkonsumsi merek tersebut
diingat kemudian diikuti oleh pembelian actual oleh konsumennya atau apakah
merek yang paling diingat otomatis diikuti oleh mengkonsumsinya. Ternyata
responden yang mengingat merek minuman isotonik tertentu, hanya 22% yang
mengaku sering mengkonsumsinya. Namun karena minuman isotonic tidak
seperti minuman ringan biasa, maka kategori “jarang” tersebut dapat disetarakan
dengan “sering” mengkonsumsi. Terungkap bahwa merek You-C1000 merupakan
merek minuman isotonik yang paling diingat-dikonsumsi dibandingkan merek lain,
yaitu diakui oleh sekira 94.8% responden. Merek berikutnya yaitu Mizone (92.9%)
dan Pocari Sweat (87.3%).
Kecenderungan ini didukung oleh hasil uji statistic asosiatif yang
mengindentifikasi tidak adanya asosiasi antara merek yang dikenalnya dengan
mengkonsumsi merek tersebut (CC = 0.208; p = 0.253). Temuan ini
mengungkapkan bahwa brand awareness tidak serta-merta diikuti oleh pembelian
actual. Fenomena ini dapat dijelaskan dengan konsep marketing funnel, yaitu
proses calon konsumen sejak dari tidak mengenal brand, mengenal (aware),
menimbang-nimbang, hingga melakukan pembelian. Artinya proses dari
mengenal ke tahap pembelian terganggu oleh tahap pada tahap menimbang-
nimbang (consideration), yaitu ketika calon konsumen mulai memilih-milih merek
mana yang akan dibelinya. Karena harganya relative terjangkau dan pilihan
mereknya banyak, maka sangat mungkin calon konsumen minuman isotonic
mengalihkan pembeliannya dari merek yang paling dikenalnya ke merak lain.
Faktor lainnya yaitu seperti yang telah dijelaskan di muka, konsumen minuman
isotonic cenderung suka ganti-ganti merek dan membeli tanpa rencana.
bahkan mungkin merendahkan terhadap orang barang tersebut. Dalam hal yang
berkaitan dengan sikap terhadap produk, pertama konsumen akan membentuk
keyakinan, kemudian menetapkan suka atau tidak suka, dan akhirnya
memutuskan apakah mereka ingin membeli produk tersebut. Sikap juga
merupakan predisposisi respon yang mengarahkan individu ke perasaan senang
atau tidak senang terhadap obyek tertentu (Oskamp & Schultz, 2005). Hasil akhir
sikap konsumen adalah apakah konsumen bersikap positif (menyukai) atau negatif
(tidak menyukai) barang tersebut setelah dia mengevaluasi barang tersebut.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar (86%) responden
menyikapi positif terhadap merek yang dikenalnya, dan hanya 4% menyikapi
negative. Hasil uji statistic asosiatif mendukung kecenderungan ini, yaitu merek
yang paling dikenal konsumen berasosiasi signifikan dengan sikap konsumennya
(CC = 0.307; p = 0.000).
38%
278
48%
68 112 32 58
Gambar 11. Distribusi responden menurut sikapnya terhadap merek minuman isotonik
yang paling dikenalnya
Artinya ada indikasi bahwa merek minuman isotonic yang dikenal adalah
merek yang disikapi positif oleh konsumennya. Dilihat dari porsinya, merek Pocari
Sweat dan Mizone memiliki porsi sikap positif relative terhadap brand awareness
yang sama yaitu sekira 61%. Artinya untuk kedua merek tersebut, porsi jumlah
responden yang menyikapi positif relative terhadap merek yang dikenalnya adalah
sama-sama 61%. Informasi mendikasikan bahwa sekali lagi Mizone adalah pesaing
terdekat Pocari Sweat.
455
423
112 101
58 91 69 79
Selain itu, porsi merek yang direkomendasikan oleh responden yang memilih
Pocari Sweat sebagai merek yang paling dikenal, juga yang paling besar yaitu sekira
93% atau sedikit lebih tinggi dari Mizone yang mencapai 90%. Namun fenomena
3% 15% 1%
Pernah Internet
48% 49%
Sering Lainnya
Tidak pernah 84% Televisi
Gambar 12. Distribusi responden menurut fekuensi iklan merek miuman isotonic yang
dikenalnya dan media iklan
KESIMPULAN
1) Dari aspek brand awareness-top of mind, minuman isotonik merek Pocari
Sweat berada pada peringkat pertama, dan dari kerangka TOM ini ada
indikasi bahwa merek Mizone dan You-C100 adalah pesaing terdekat
Pocari Sweat. Keunggulan lain dari Pocari Sweat adalah karena yang paling
banyak direkomendasikan dibandingkan merek minuman isotonic lainnya.
Terdapat indikasi kuat bahwa brand awareness minuman isotonic
berasosiasi signifikan dengan frekuensi iklan yang dilihat/didengar/dibaca
oleh konsumen. Indikasi lainnya adalah bahwa merek yang paling dikenal
cenderung disikapi positif oleh konsumennya.
2) Hasil analisis segmentasi pasar mengindikasikan bahwa target pasar
potensial minuman isotonic di Kota Bandung adalah konsumen laki-laki,
berusia antara 19-24 tahun, dan yang gemar berolahraga. Sedikit berbeda
dengan minuman isotonic secara keseluruhan, target pasar Pocari Sweat
yang harus diperhatikan adalah konsumen laki-laki dan yang gemar
berolahraga.
3) Segmen pasar minuman isotonic juga dibayang-bayangi oleh perilaku
konsumen yang sering ganti-ganti merek dan impulsive buyer. Terindikasi
konsumen yang berstatus pelajar/mahasiswa lebih sering berperilaku
ganti-ganti merek daripada status pekerjaan lainnya. Sementara
konsumen perempuan lebih impulsive daripada konsumen pria, dan
konsumen yang suka berolahraga lebih impulsive daripada yang tidak suka
berolahraga.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN 1
Surat Permohonan Company Visit & Mini Riset
LAMPIRAN 2
Surat Balasan dari Otsuka
LAMPIRAN 3
Kuesioner Penelitian
A. IDENTITAS RESPONDEN (beri tanda √ pada jawaban yang sesuai)
1. Jenis a. Perempuan b. Pria
kelamin
:
2. Usia a. < 19; b. 19 - 24; c. > 24 tahun
(tahun)
:
3. a. Pelajar/Mahasiswa b. Karyawan c. Wiraswasta
Pekerjaan
:
4. a. maksimum SLTA; b. D-3 c. minimal S1
Pendidikan
:
5. Pengeluaran/bln : a. < 1 jt b. 1 jt – 2 jt c. > 2 jt
6. Apakah Anda termasuk yang suka olah raga?? a. Tidak; b. Ya, cukup; c. Ya, Sangat
FREKUENSI_KON_ISOTONIK
Pernah Ya,
Mencoba Tetapi Ya,
Sekali Jarang Sering Total
JK Wanita 60 275 36 371
Pria 36 227 60 323
Total 96 502 96 694
Symmetric Measures
Approx.
Value Sig.
Nominal by Nominal Contingency ,137 ,001
Coefficient
FREKUENSI_KON_ISOTONIK
Pernah Ya,
Mencoba Tetapi Ya,
Sekali Jarang Sering Total
USIA <19 17 50 13 80
19-24 60 387 69 516
>24 19 65 14 98
Total 96 502 96 694
Total 96 502 96 694
Symmetric Measures
Approx.
Value Sig.
Nominal by Nominal Contingency ,117 ,046
Coefficient
N of Valid Cases 694
FREKUENSI_KON_ISOTONIK
Pernah Ya,
Mencoba Tetapi Ya,
Sekali Jarang Sering Total
PDDK Maksimum SLTA 38 160 40 238
D3 14 57 15 86
Minimal S1 44 285 41 370
Symmetric Measures
Approx.
Value Sig.
Nominal by Nominal Contingency ,113 ,063
Coefficient
FREKUENSI_KON_ISOTONIK
Pernah Ya,
Mencoba Tetapi Ya,
Sekali Jarang Sering Total
PENDAPATAN <1 Juta 27 146 32 205
1 Juta- 2 Juta 48 223 43 314
Symmetric Measures
Approx.
Value Sig.
Nominal by Nominal Contingency ,058 ,680
Coefficient
FREKUENSI_KON_ISOTONIK
Pernah Ya,
Mencoba Tetapi Ya,
Sekali Jarang Sering Total
OLAH_RAGA Tidak 22 98 8 128
Ya, Cukup 57 317 47 421
Ya, Sangat 17 87 41 145
Symmetric Measures
Approx.
Value Sig.
Nominal by Nominal Contingency ,218 ,000
Coefficient
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
PK * 694 100,0% 0 0,0% 694 100,0%
FREKUENSI_KON_ISOTONIK
PK * FREKUENSI_KON_ISOTONIK Crosstabulation
Count
FREKUENSI_KON_ISOTONIK
Pernah Ya,
Mencoba Tetapi Ya,
Sekali Jarang Sering Total
PK Pelajar/Mahasiswa 65 380 69 514
Symmetric Measures
Approx.
Value Sig.
Nominal by Nominal Contingency ,111 ,070
Coefficient
JK * IMPULSE_BUYING Crosstabulation
Count
IMPULSE_BUYING
Kadang- Ya,
tidak kadang Sering Total
JK Wanita 65 225 81 371
Pria 56 167 100 323
Total 121 392 181 694
Symmetric Measures
Approx.
Value Sig.
Nominal by Contingency ,107 ,019
Nominal Coefficient
IMPULSE_BUYING
Kadang- Ya,
tidak kadang Sering Total
USIA <19 20 43 17 80
19-24 82 296 138 516
>24 19 53 26 98
Total 121 392 181 694
Symmetric Measures
Approx.
Value Sig.
Nominal by Contingency ,081 ,327
Nominal Coefficient
PK * IMPULSE_BUYING Crosstabulation
Count
IMPULSE_BUYING
Kadang- Ya,
tidak kadang Sering Total
PK Pelajar/Mahasiswa 92 280 142 514
Karyawan 24 96 35 155
Wiraswasta 5 16 4 25
Symmetric Measures
Approx.
Value Sig.
Nominal by Contingency ,077 ,392
Nominal Coefficient
IMPULSE_BUYING
Kadang- Ya,
tidak kadang Sering Total
PDDK Maksimum SLTA 40 128 70 238
D3 10 55 21 86
Minimal S1 71 209 90 370
Symmetric Measures
Approx.
Value Sig.
Nominal by Contingency ,085 ,280
Nominal Coefficient
IMPULSE_BUYING
Kadang- Ya,
tidak kadang Sering Total
PENDAPATAN <1 Juta 37 116 52 205
1 Juta- 2 Juta 57 182 75 314
Symmetric Measures
Approx.
Value Sig.
IMPULSE_BUYING
Kadang- Ya,
tidak kadang Sering Total
OLAH_RAGA Tidak 36 59 33 128
Ya, Cukup 63 256 102 421
Ya, Sangat 22 77 46 145
Symmetric Measures
Approx.
Value Sig.
Nominal by Contingency ,154 ,002
Nominal Coefficient
JK * GANTI_MEREK_ISOTONIK Crosstabulation
Count
GANTI_MEREK_ISOTONIK
Kadang- Ya,
Tidak kadang Sering Total
JK Wanita 80 219 72 371
Pria 64 192 67 323
Total 144 411 139 694
Symmetric Measures
Approx.
Value Sig.
Nominal by Contingency ,024 ,813
Nominal Coefficient
GANTI_MEREK_ISOTONIK
Kadang- Ya,
Tidak kadang Sering Total
USIA <19 24 42 14 80
19-24 104 308 104 516
>24 16 61 21 98
Total 144 411 139 694
Symmetric Measures
Approx.
Value Sig.
Nominal by Contingency ,088 ,244
Nominal Coefficient
PK * GANTI_MEREK_ISOTONIK Crosstabulation
Count
GANTI_MEREK_ISOTONIK
Kadang- Ya,
Tidak kadang Sering Total
PK Pelajar/Mahasiswa 111 292 111 514
Symmetric Measures
Approx.
Value Sig.
Nominal by Contingency ,117 ,048
Nominal Coefficient
GANTI_MEREK_ISOTONIK
Kadang- Ya,
Tidak kadang Sering Total
PDDK Maksimum SLTA 46 151 41 238
D3 16 53 17 86
Minimal S1 82 207 81 370
Symmetric Measures
Approx.
Value Sig.
Nominal by Contingency ,074 ,430
Nominal Coefficient
GANTI_MEREK_ISOTONIK
Kadang- Ya,
Tidak kadang Sering Total
PENDAPATAN <1 Juta 52 113 40 205
1 Juta- 2 Juta 55 190 69 314
Symmetric Measures
Approx.
Value Sig.
Nominal by Contingency ,092 ,207
Nominal Coefficient
GANTI_MEREK_ISOTONIK
Kadang- Ya,
Tidak kadang Sering Total
OLAH_RAGA Tidak 34 64 30 128
Ya, Cukup 76 262 83 421
Ya, Sangat 34 85 26 145
Symmetric Measures
Approx.
Value Sig.
Nominal by Contingency ,104 ,106
Nominal Coefficient
KONSUMSI_BA
Pernah
Tidak Pernah, Tetapi Ya,
Pernah Sekali Jarang sering Total
MEREK_BA Mizone 3 5 79 25 112
100 Plus 0 0 4 1 5
Pocari 11 47 299 98 455
Sweat
Fatigon 1 2 19 6 28
Hydrococo
Gatarode 0 0 1 0 1
You-C 1000 0 3 44 11 58
Lemon
Water
Iso Plus 1 8 9 5 23
Powerade 0 0 3 0 3
Aquarius 0 0 5 3 8
lainnya 0 0 1 0 1
Total 16 65 464 149 694
Symmetric Measures
Approx.
Value Sig.
Nominal by Contingency ,208 ,253
Nominal Coefficient
SIKAP_BA
Sangat sangat
negatif negatif cukup positif positif Total
KONSUMSI_B Tidak 0 4 7 3 2 16
A Pernah
Pernah, 2 5 29 27 2 65
Sekali
Pernah 3 7 200 225 29 464
Tetapi
Jarang
Ya, sering 1 4 26 81 37 149
Total 6 20 262 336 70 694
Symmetric Measures
Approx.
Value Sig.
Nominal by Contingenc ,366 ,000
Nominal y
Coefficient
FREK_IKLAN_BA
ya, tidak
pernah sering pernah Total
MEREK_BA Mizone 67 41 4 112
100 Plus 3 1 1 5
Pocari 212 239 4 455
Sweat
Fatigon 18 9 1 28
Hydrococo
Gatarode 0 1 0 1
You-C 1000 28 28 2 58
Lemon
Water
Iso Plus 13 7 3 23
Powerade 1 1 1 3
Aquarius 4 2 2 8
lainnya 1 0 0 1
Total 347 329 18 694
Symmetric Measures
Approx.
Value Sig.
Nominal by Contingency ,292 ,000
Nominal Coefficient
MEDIA_IKLAN_BA
R
Interne a
t/websi Majalah/K di Lainn
te oran o TV ya Total
MEREK_BA Mizone 16 0 0 95 1 112
100 Plus 2 0 0 3 0 5
Pocari Sweat 43 2 1 395 14 455
Fatigon 5 0 0 23 0 28
Hydrococo
Gatarode 0 0 0 1 0 1
You-C 1000 7 0 0 50 1 58
Lemon Water
Iso Plus 9 0 0 12 2 23
Powerade 0 0 0 2 1 3
Aquarius 2 0 0 5 1 8
lainnya 0 0 0 1 0 1
Total 84 2 1 587 20 694
Symmetric Measures
Approx.
Value Sig.
Nominal by Contingency ,250 ,119
Nominal Coefficient
REKOMENDASI_BA Total
Fati
Poc gon You-C
ari Hydr 1000 Pow Aqu
100 Swe ococ Gataro Lemon Iso erad ariu
Mizone Plus at o de Water Plus e s
MEREK_BA Mizone 81 0 19 1 0 7 3 0 1 112
100 Plus 1 3 0 0 0 1 0 0 0 5
Pocari 17 3 392 12 1 27 0 2 1 455
Sweat
Fatigon 0 1 2 24 0 1 0 0 0 28
Hydrococo
Gatarode 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1
You-C 2 1 3 0 0 51 1 0 0 58
1000
Lemon
Water
Iso Plus 0 0 5 0 1 3 13 0 1 23
Powerade 0 0 1 0 0 0 0 2 0 3
Aquarius 0 0 1 0 0 0 0 0 7 8
lainnya 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1
Total 101 8 423 37 3 91 17 4 10 694
Symmetric Measures
App
rox.
Value Sig.
Nominal by Contingen ,881 0,00
Nominal cy 0
Coefficient
JK * FREKUENSI_KON_ISOTONIK Crosstabulation
Count
FREKUENSI_KON_ISOTONIK
Pernah Ya,
Tidak Mencob Tetapi Ya,
Pernah a Sekali Jarang Sering Total
JK Wanita 11 44 203 21 279
Pria 4 22 127 37 190
Total 15 66 330 58 469
Symmetric Measures
Approx.
Value Sig.
Nominal by Contingency ,183 ,001
Nominal Coefficient
FREKUENSI_KON_ISOTONIK
Pernah Ya,
Tidak Mencob Tetapi Ya,
Pernah a Sekali Jarang Sering Total
USIA <19 0 11 29 8 48
19-24 12 42 256 44 354
>24 3 13 45 6 67
Total 15 66 330 58 469
Symmetric Measures
Approx.
Value Sig.
Nominal by Contingency ,141 ,148
Nominal Coefficient
FREKUENSI_KON_ISOTONIK
Pernah Ya,
Tidak Mencob Tetapi Ya,
Pernah a Sekali Jarang Sering Total
PDDK Maksimum 6 26 105 26 163
SLTA
D3 2 9 33 4 48
Minimal S1 7 31 192 28 258
Symmetric Measures
Approx.
Value Sig.
Nominal by Contingency ,118 ,357
Nominal Coefficient
FREKUENSI_KON_ISOTONIK
Pernah Ya,
Tidak Mencob Tetapi Ya,
Pernah a Sekali Jarang Sering Total
PENDAPATAN <1 Juta 6 22 103 19 150
1 Juta- 2 Juta 7 32 144 31 214
Symmetric Measures
Approx.
Value Sig.
Nominal by Contingency ,110 ,457
Nominal Coefficient
FREKUENSI_KON_ISOTONIK
Pernah Ya,
Tidak Mencob Tetapi Ya,
Pernah a Sekali Jarang Sering Total
OLAH_RAGA Tidak 1 17 76 3 97
Ya, Cukup 12 38 197 30 277
Ya, Sangat 2 11 57 25 95
Symmetric Measures
Approx.
Value Sig.
PK * FREKUENSI_KON_ISOTONIK Crosstabulation
Count
FREKUENSI_KON_ISOTONIK
Pernah Ya,
Tidak Mencob Tetapi Ya,
Pernah a Sekali Jarang Sering Total
PK Pelajar/Mahasis 12 48 259 46 365
wa
Karyawan 2 14 67 11 94
Wiraswasta 1 4 4 1 10
Symmetric Measures
Approx.
Value Sig.
Nominal by Contingency ,132 ,219
Nominal Coefficient
JK * GANTI_MEREK_ISOTONIK Crosstabulation
Count
GANTI_MEREK_ISOTONIK
Kadang- Ya,
Tidak kadang Sering Total
JK Wanita 70 157 52 279
Pria 48 112 30 190
Total 118 269 82 469
Symmetric Measures
Approx.
Value Sig.
GANTI_MEREK_ISOTONIK
Kadang- Ya,
Tidak kadang Sering Total
USIA <19 18 23 7 48
19-24 86 205 63 354
>24 14 41 12 67
Total 118 269 82 469
Symmetric Measures
Approx.
Value Sig.
Nominal by Contingency ,099 ,321
Nominal Coefficient
PK * GANTI_MEREK_ISOTONIK Crosstabulation
Count
GANTI_MEREK_ISOTONIK
Kadang- Ya,
Tidak kadang Sering Total
PK Pelajar/Mahasiswa 99 199 67 365
Karyawan 16 64 14 94
Wiraswasta 3 6 1 10
Symmetric Measures
Approx.
Value Sig.
GANTI_MEREK_ISOTONIK
Kadang- Ya,
Tidak kadang Sering Total
PDDK Maksimum SLTA 41 98 24 163
D3 9 33 6 48
Minimal S1 68 138 52 258
Symmetric Measures
Approx.
Value Sig.
Nominal by Contingency ,106 ,253
Nominal Coefficient
GANTI_MEREK_ISOTONIK
Kadang- Ya,
Tidak kadang Sering Total
PENDAPATAN <1 Juta 46 79 25 150
1 Juta- 2 Juta 48 125 41 214
Symmetric Measures
Approx.
Value Sig.
GANTI_MEREK_ISOTONIK
Kadang- Ya,
Tidak kadang Sering Total
OLAH_RAGA Tidak 31 45 21 97
Ya, Cukup 60 172 45 277
Ya, Sangat 27 52 16 95
Symmetric Measures
Approx.
Value Sig.
Nominal by Contingency ,129 ,092
Nominal Coefficient
KONSUMSI_BA
Pernah
Tidak Pernah, Tetapi Ya,
Pernah Sekali Jarang sering Total
MEREK_BA Pocari 12 54 306 97 469
Sweat
Total 12 54 306 97 469
Symmetric Measures
Value
Nominal by Contingency .a
Nominal Coefficient
SIKAP_BA
Sangat sangat
negatif negatif cukup positif positif Total
KONSUMSI_BA Tidak 0 4 3 3 2 12
Pernah
Pernah, 2 3 26 22 1 54
Sekali
Pernah 2 2 122 157 23 306
Tetapi
Jarang
Ya, sering 1 3 19 54 20 97
Total 5 12 170 236 46 469
Symmetric Measures
Approx.
Value Sig.
Nominal by Contingency ,394 ,000
Nominal Coefficient
FREK_IKLAN_BA
ya, tidak
pernah sering pernah Total
MEREK_BA Pocari 213 251 5 469
Sweat
Total 213 251 5 469
Symmetric Measures
Value
Nominal by Contingency .a
Nominal Coefficient
MEDIA_IKLAN_BA Total
Internet/ Majalah/
website Koran Radio TV Lainnya 6 7
MEREK_BA Pocari 23 2 20 1 1 407 15 469
Sweat
Total 23 2 20 1 1 407 15 469
Symmetric Measures
Value
Nominal by Contin .a
Nominal gency
Coeffic
ient
N of Valid Cases 469
a. No statistics are computed
because MEREK_BA is a
constant.