Kelompok 5 - Makalah Organisasi Tahap 4
Kelompok 5 - Makalah Organisasi Tahap 4
Kelompok 5
Kelompok 5
Awwalina Zulfa Hidayati NPM 1906335634
Hamidah Indrihapsari NPM 1906335893
Ita Ainy Ulfah NPM 1906335975
Nadia Arini NPM 1906430554
Shabrina Gatenia NPM 1906430812
i
HALAMAN PENGESAHAN
DOSEN PENGAMPU
Prof. drh. Wiku Bakti Bawono Adisasmito, M.Sc., Ph.D
Ditetapkan di : ..........................
Tanggal : ..........................
BAB 1
ii
SURAT PERNYATAAN
Menyatakan bahwa kami tidak melakukan kegiatan plagiat dalam penulisan tugas
makalah kami yang berjudul:
Apabila suatu saat nanti terbukti kami melakukan plagiat, maka kami akan
menerima sanksi yang telah ditetapkan.
Depok,
( Kelompok 5)
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan makalah ini. Penulisan makalah ini
dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk kelulusan mata kuliah
Manajemen dan Kebijakan Kesehatan, Program Studi Ilmu Kesehatan
Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia.
Kami menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, dari
masa perkuliahan sampai pada penyusunan makalah ini, sangatlah sulit bagi kami
untuk menyelesaikan makalah ini. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima
kasih kepada:
Prof. drh. Wiku Bakti Bawono Adisasmito, M.Sc., Ph.D , selaku dosen
penanggungjawab mata kuliah yang telah menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran
untuk mengarahkan kami dalam penyusunan makalah ini.
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN.....................................................................................ii
SURAT PERNYATAAN...........................................................................................iii
KATA PENGANTAR................................................................................................iv
DAFTAR ISI................................................................................................................v
DAFTAR TABEL......................................................................................................vii
DAFTAR GAMBAR................................................................................................viii
BAB 1 PENDAHULUAN..........................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Pertanyaan Penelitian.....................................................................................3
1.3 Ruang Lingkup Penelitian..............................................................................4
1.4 Struktur Laporan............................................................................................4
BAB 2 KEBIJAKAN KESEHATAN.......................................................................5
2.1 Gambaran Umum Kebijakan Kesehatan........................................................5
2.2 Tingkat Global................................................................................................6
2.2.1 Departement of Human Resources for Health di Bawah WHO..............8
2.2.2 Kerjasama WHO (World Health Organization), International Labour
Organization (ILO), dan Organization for Economic Co-operation and
Development (OECD) dalam Multi-Partner Trust Fund (MPTF).....................11
2.3 Tingkat Regional..........................................................................................13
2.4 Tingkat Nasional..........................................................................................14
2.4.1 Struktur Organisasi Badan PSDMK......................................................14
2.4.2 Visi dan Misi Badan PPSDMK.............................................................15
2.4.3 Struktur Organisasi Majelis Tenaga Kesehatan Indonesia (MTKI).....15
2.4.4 Visi dan Misi MTKI..............................................................................16
2.4.5 Manajemen POACE..............................................................................17
2.4.6 Manajemen SDMK antar Sektor...........................................................18
2.5 Tingkat Daerah.............................................................................................20
2.5.1 Manajemen SDMK Pra Desentralisasi..................................................20
2.5.2 Manajemen SDMK Masa Desentralisasi...............................................21
v
2.6 Penilaian Kinerja Manajemen Organisasi SDM Kesehatan.........................24
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................28
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 1...........................................................................................................................?
Tabel 2...........................................................................................................................?
Tabel 3...........................................................................................................................?
Tabel 4...........................................................................................................................?
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sesuai dengan amanat pembukaan UUD 1945 alinea keempat tentang
tujuan nasional bangsa Indonesia yakni melindungi seluruh Warga Negara
Indonesia, mengusahakan kesejahteraan bagi masyarakat, mengutamakan
pendidikan bagi generasi penerus bangsa, serta ikut serta dalam nilai-nilai luhur
yang selalu ditanamkan tidak hanya di Indonesia melainkan juga di beberapa
negara lain yaitu mengupayakan perdamaian dunia, dan keadilan sosial bagi
seluruh warga negara yang diselenggarakan melalui pembangunan nasional.
Pembangunan nasional pada hakikatnya adalah pembangunan manusia Indonesia
seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia seluruhnya yang berlandaskan
Pancasila dan UUD 1945 dengan memegang teguh prinsip pemerataan yang
berkeadilan sosial. (RPJMN RI 2015-2019: 1-1).
Pembangunan kesehatan merupakan bagian dari pembangunan nasional
yang dilaksanakan oleh semua komponen Bangsa Indonesia untk meningkatkan
kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi
pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis.
Keberhasilan pembangunan kesehatan sangat ditentukan oleh kesinambungan
antar upaya program dan sektor, serta kesinambungan dengan upaya-upaya yang
telah dilaksanakan oleh periode sebelumnya. (Renstra Kemenkes RI 2015-2019:
5).
Untuk menjamin tercapainya tujuan pembangunan kesehatan, diperlukan
dukungan Sistem Kesehatan Nasional (SKN) yang tangguh. Menurut Perpres RI
No 72 Tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan Nasional pasal 1 ayat 2, Sistem
Kesehatan Nasional, yang selanjutnya disingkat SKN adalah pengelolaan
kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen bangsa Indonesia secara
terpadu dan saling mendukung guna menjamin tercapainya derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya. Pengelolaan kesehatan ini meliputi
pengelolaan administrasi kesehatan, informasi kesehatan, sumber daya kesehatan,
upaya kesehatan, pembiayaan kesehatan, peran serta dan pemberdayaan
1
Universitas Indonesia
2
BAB 1 Pendahuluan
Dalam bab ini menguraikan tentang pentingnya kebijakan dalam pemberdayaan
masyarakat serta menjelaskan tentang format dari makalah ini.
BAB 2 Gambaran Umum Kebijakan
Dalam bab ini menguraikan tentang bentuk, contoh implementasi, dan manfaat
kebijakan dalam pemberdayaan masyarakat di tingkat global, regional, nasional,
dan daerah.
BAB 3 Analisis Kebijakan
Dalam bab ini menjelaskan tentang analisis perbedaan kebijakan dalam
pemberdayaan masyarakat di masing-masing tingkat global, regional, nasional,
dan daerah apakah terdapat relevansi atau tidak.
BAB 4 Kesimpulan dan Saran
5
Dalam bab ini menjelaskan tentang kesimpulan dan saran yang didapatkan
dari uraian dari masing-masing bab untuk menjawab pertanyaan penelitian.
BAB 2
KEBIJAKAN KESEHATAN
keamanan dan proteksi bagi tenaga medis dan kesehatan, juga penghormatan
terhadap kode etik professional mereka, yakni termasuk dan tidak hanya terbatas
pada:
a. Definisi dan norma yang jelas serta universal tentang identifikasi tenaga
medis dan kesehatan;
b. Pendidikan yang spesifik dan sesuai bagi tenaga medis dan kesehatan,
pegawai negeri, serta populasi umum;
c. Hal lain yang dibutuhkan, seperti perlindungan fisik tentang tenaga medis dan
kesehatan yang dijamin, untuk menghindari kekerasan terhadap tenaga medis
dan kesehatan;
d. Pengumpulan data terkait ancaman, obstruksi, dan kekerasan fisik terhadap
tenaga kesehatan [ CITATION Wor16 \l 1033 ].
bekerja sama dalam tingkat global, dengan negara memiliki peran sebagai
koordinator, target intervensi dengan tujuan capacity-building.
d. International Labour Organization (ILO) diharapkan untuk dapat merevisi
International Standard Classification of Occupations untuk
mengklasifikasikan secara lebih jelas mengenai ‘health workers’ dan ‘health
professions’. Hal ini akan menjelaskan tentang definisi dan kompetensi secara
lebih jelas serta tugas dan fungsi dari masing-masing pekerja.
(MRA) ditandatangani, untuk keperawatan pada tahun 2006 dan untuk kedokteran
dan kedokteran gigi pada 2009[ CITATION TeV18 \l 1033 ].
MEA ini pun menyebabkan dampak yang cukup signifikan tak terkecuali
pada sektor SDMK. MEA memungkinan profesi kedokteran, termasuk kedokteran
umum dapat melakukan praktek di negara ASEAN lainnya. Akan tetapi,
sertifikasi dan kualifikasi medis diantara negara-negara ASEAN belum sama
[ CITATION Kit14 \l 1033 ] dan sayangnya belum ada badan atau departemen
yang secara khusus menangani hal ini di ASEAN.
b. Fungsi
• Koordinator Konsil Masing-Masing Tenaga Kesehatan.
c. Wewenang
• Menetapkan perencanaan kegiatan untuk konsil masing-masing tenaga
kesehatan.
e. Evaluating
Evaluasi terhadap manajemen SDM Kesehatan dilakukan setiap tahun
demi tercapainya SDM Kesehatan yang berkualitas dan merata dalam mencapai
pembangunan kesehatan Indonesia yang berkelanjutan.
b. Pengembangan SDMK
1. Dukungan Pengembangan Tenaga Kesehatan oleh:
19
B. Pengadaan SDMK
23
C. Pendayagunaan SDMK
Pendayagunaan SDM belum sepenuhnya memperhatikan segi
perimbangan kebutuhan pemerintah dan unsur masyarakat yang disesuaikan
dengan kebijakan yang berlaku, keadaan dan penyebaran penduduk, keadaan
geografi serta sarana dan prasarana [ CITATION Mis10 \l 1033 ].
Akan tetapi, dalam pengelolaan program dan pengembangan SDMK yang
dilakukan Dinkes Kabupaten/Kota dalam pelaksanaan desentralisasi masih
menghadapi beberapa kendala, diantaranya adalah[ CITATION Pud12 \l 1033 ]:
1. Masih terdapat kerancuan pada aturan bidang kesehatan mengenai
peran Pemerintah Daerah.
2. Kendala kelembagaan di bidang kesehatan adalah lambatnya kinerja
petugas kesehatan pada institusi pemerintah. Dinkes Kabupaten/Kota
harus memperhatikan faktor sistem rekrutmen SDMK dan sistem
pengakuan kinerja petugas kesehatan.
3. Makin bertambahnya pola penyakit telah menyebabkan adanya
‘kompetisi’ dalam prioritas dan alokasi biaya kesehatan, khususnya
antara pelayanan primer yang berbasis program kesehatan masyarakat
yang bersifat publik, pelayanan sekunder dan tersier yang berbasis
pelayanan kuratif serta rumah sakit yang bersifat privat.
Dinkes Kabupaten Kota harus segera menata struktur organisasi dan
programnya sesuai dengan kedua ciri tersebut
24
BAB 3
ANALISIS STRUKTUR KEORGANISASIAN DAN
HUBUNGAN ANTAR LEVEL
kerjasama dan jalinan koordinasi yang baik dari para pemangku kepentingan
terkait dalam jangka panjang mutlak diperlukan, baik di tingkat pusat dan daerah.
Hal ini hanya dapat dicapai melalui komitmen politis di tingkat pimpinan yang
dapat menggalang berbagai upaya untuk pengembangan SDM kesehatan dari
berbagai pemangku kepentingan termasuk swasta dan masyarakat. Sejak tahun
2010, Indonesia telah membentuk Tim Koordinasi dan Fasilitasi Pengembangan
Tenaga Kesehatan yang beranggotakan lintas Kementerian/ Lembaga, perwakilan
organisasi profesi, asosiasi pendidikan tenaga kesehatan, asosiasi fasilitas
pelayanan kesehatan, dan perwakilan lembaga internasional, dibawah koordinasi
Kementerian Koordinator bidang Kesejahteraan Rakyat dan Kementerian
Kesehatan.
Sebagai upaya mengatasi permasalahan tersebut terutama dalam
peningkatan kompetensi dan mutu SDM kesehatan, Pusat Pelatihan SDM
Kesehatan mengembangkan pelatihan–pelatihan yang inovatif serta menyiapkan
kurikulum dan modul yang dibutuhkan dalam penyelenggaraan pelatihan. Selain
pengembangan pelatihan, penetapan standar kompetensi teknis dan akreditasi
bidang kesehatan dilaksanakan dengan penyusunan NSPK serta penyusunan
kurikulum dan modul pelatihan dengan pengembangan yang inovatif dan
penilaian akreditasi yang diberlakukan pada pelatihan dan institusi kesehatan.
Akreditasi pelatihan dan akreditasi institusi dilakukan secara berkesinambungan
dan berkala sesuai dengan peraturan yang berlaku. Akreditasi pelatihan dilakukan
dalam upaya meningkatkan mutu penyelenggara pelatihan dengan pembinaan
yang terarah, sistematik dan berkesinambungan. Akreditasi Institusi Pelatihan
merupakan suatu pengakuan yang diberikan oleh Pemerintah kepada Institusi
Pelatihan yang telah memenuhi standard yang telah di tetapkan.
32
DAFTAR PUSTAKA
http://bppsdmk.kemkes.go.id/web/content/12/visi-dan-misi
Kemenkes.
Kittrakulrat, J., Jongjatuporn, W., & Jurjai, R. (2014). The ASEAN Economic
https://medium.com/hipotesa-indonesia/apa-itu-asean-fd01c7bb8682
Masyarakat, 01(1):12-20.
33
(2012).
Te, V., Griffiths, R., Law, K., Hill, P., & Annear, P. (2018). The impact of
World Health Organization. (2010). Working Together for Health. New York:
WHO.
https://www.who.int/hrh/HRH-SDG_infographic_Jan2016.png?ua=1
World Health Organization. (2018). WHO, ILO and OECD sign a MoU
OECD-sign-MoU-Work-for-Health/en/