Anda di halaman 1dari 7

SISTEM CAMPURAN

FAUZYL HAZNAN

Fauzilhasnan2001@gmail.com

1910003600173

Universitas Ekasakti-AAI

A. PENDAHULUAN

Sistem pemerintahan mempunyai sistem dan tujuan untuk menjaga suatu kestabilan
Negara itu.Namun dibeberapa Negara sering terjadi tindakan separatisme karna sistem
pemerintahan yang dianggap memberatkan rakyat ataupun merugikan rakyat.sistem
pemerintahan mempunyai fondasi yang kuat dimana tidak bisa diubah dan menjadi statis.jika
suatu pemerintahan mempunyai sistem pemerintahan statis,absolut maka hal itu akan
berlangsung selama-lamanya hingga adanya desakan kaum minoritas untuk memprotes hal
tersebut.

Secara luas sistem pemerintahan itu berarti menjaga kestabilan masyarakat,menjaga


tingkah laku kaum mayoritas maupun minoritas,menjaga fondasi pemerintahan,menjaga
kekuatan politik,pertahanan,ekonomi,keamanan sehingga menjadi sistem yang kontiniu.sampai
saat itu hanya sedikit negara yang bisa mempraktikan sistem pemerintahan itu secara
menyeluruh.sistem pemerintahan mempunyai fondasi yang kuat dimana penerapannya
kebanyakan sudah mendarah daging dalam kebiasaan hidup masyarakatnya dan terkesan tidak
bisa diubah dan cenderung statis.

Jika suatu pemerintahan mempunyai sistem pemerintahan yang statis dan berlangsung
dalam waktu yang lama maka akan timbul pergesekan dari pihak minoritas yang merasa
normalitasnya terganggu.sering dengan tumbunya ide-ide dan pemikiran baru seiring
perkembangan zaman disuatu kominitas minoritas,tidak menutup kemungkinandi berapa Negara
terjadi tindakan separatisme dan hal ini mendapat dukungan dari mayoritas yang menganggap
sistem pemerintahan yang diterapkan memberatkan rakyat dinegara tersebut sehingga
memuluskan gerakan separatisme.secara sempit,sistem pemerintahan hanya sebagai sarana
kelompok untuk menjalankan roda pemerintahan guna menjaga kestabilan Negara dalam waktu
relatif lama dan mencegah adanya perilaku reaksioner maupun radikal dari rakyatnya itu sendiri.

Rumusan masalah

1) Apa yang dimaksud dengan pemerintahan?


2) Apa yang dimaksud dengan sistem pemerintahan campuran?
3) Contoh negara yang menganut sistem pemerintahan campuran?

B. PEMBAHASAN
1. Pengertian Sistem Pemerintahan
Istilah sistem pemerintahan berasal dari gabungan dua kata sistem dan pemerintahan.
Kata sistem merupakan terjemahan dari kata sistem (bahasa Inggris) yang berarti susunan,
tatanan, jaringan, atau cara. Sedangkan Pemerintahan berasal dari kata pemerintah, dan yang
berasal dari kata perintah. Dan dalam Kamus Bahasa Indonesia, kata-kata itu berarti:
a. Perintah adalah perkataan yang bermakna menyuruh melakukan sesuatau
b. Pemerintah adalah kekuasaan yang memerintah suatu wilayah, daerah, atau, Negara.
c. Pemerintahan adalaha perbuatan, cara, hal, urusan dalam memerintah

Maka dalam arti yang luas, pemerintahan adalah perbuatan memerintah yang dilakukan
oleh badan-badan legislatif, eksekutif, dan yudikatif di suatu Negara dalam rangka mencapai
tujuan penyelenggaraan negara. Dalam arti yang sempit, pemerintahan adalah perbuatan
memerintah yang dilakukan oleh badan eksekutif beserta jajarannya dalam rangka mencapai
tujuan penyelenggaraan negara. Sistem pemerintaha diartikan sebagai suatu tatanan utuh yang
terdiri atas berbagai komponen pemerintahan yang bekerja saling bergantungan dan
memengaruhi dalam mencapai tujuan dan fungsi pemerintahan.

Kekuasaan dalam suatu Negara menurut Montesquieu diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu:

A. Kekuasaan Eksekutif yang berarti kekuasaan menjalankan undang-undang atau


kekuasaan menjalankan pemerintahan.
B. Kekuasaan Legislatif yang berarti kekuasaan membentuk undang-undang
C. Kekuasaan Yudikatif yang berarti kekuasaan mengadili terhadap pelanggaran atas
undang-undang.
Komponen-komponen tersebut secara garis besar meliputi lembaga eksekutif, legislative
dan yudikatif. Jadi, system pemerintaha negara menggambarkan adanya lembagalembaga negara,
hubungan antar lembaga negara, dan bekerjanya lembaga negara dalam mencapai tujuan
pemerintahan negara yang bersangkutan. Tujuan pemerintahan Negara pada umumnya
didasarkan pada cita-cita atau tujuan negara. Misalnya, tujuan pemerintahan negara Indonesia
adalah melindungi segenap bangsa Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa, serta ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Lembaga-lembaga yang berada dalam satu
system pemerintahan Indonesia bekerja secara bersama dan saling menunjang untuk terwujudnya
tujuan dari pemerintahan di negara Indonesia.
Dalam suatu negara yang bentuk pemerintahannya republik, presiden adalah kepala
negaranya dan berkewajiban membentuk departemen-departemen yang akan melaksakan
kekuasaan eksekutif dan melaksakan undang-undang. Setiap departemen akan dipimpin oleh
seorang menteri. Apabila semua menteri yang ada tersebut dikoordinir oleh seorang perdana
menteri maka dapat disebut dewan menteri/cabinet. Kabinet dapat berbentuk presidensial, dan
kabinet ministrial.
1) Kabinet Presidensial
Kabinet presidensial adalah suatu kabinet dimana pertanggungjawaban atas
kebijaksanaan pemerintah dipegang oleh presiden. Presiden merangkap jabatan sebagai perdana
menteri sehingga para menteri tidak bertanggung jawab kepada perlemen/DPR melainkan
kepada presiden. Contohnegara yang menggunakan system cabinet presidensial adalah Amarika
Serikat dan Indonesia.
2) Kabinet Ministrial
Kabinet ministerial adalah suatu kabinet yang dalam menjalankan kebijaksaan
pemerintan, baik seorang menteri secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama seluruh anggota
kebinet bertanggung jawab kepada parlemen/DPR. Contoh Negara yang menggunakan sistem
kabinet ini adalah negara-negara di Eropa Barat.Apabiladilihatdaricara pembentukannya,
Kabinet Ministrial dapat dibagi menjadi dua, yaitu Kabinet Parlementer dan Kabinet
Ekstraparlementer. KabinetParlementer adalah suatu kabinet yang dibentuk dengan
memperhatikan dan memperhitungkan suara-suara yang ada didalam parlemen. Jika dilihat dari
komposisi (susunan keanggotaannya), kabinet parlementer dibagi menjadi tiga, yaitu kabinet
koalisi, kabinet nasional, dan kabinet partai.

2. Sistem Campuran

Sistem Campuran pada hakekatnya merupakan bentuk variasi dari sistem pemerintahan
parlementer dan sistem pemerintahan presidensiil. Hal ini disebabkan situasi dan kondisi yang
berbeda sehingga melahirkan bentuk-bentuk semuanya. Apabila dilihat dari kedua sistem
pemerintahan di atas (parlementer dan prsidensiil), sistem pemerintahan Campuran bukan
merupakanbentuk sebenarnya. Dalam sistem ini dikenal bentuk Campuran parlementer dan
Campuran presidensiil.
Pada sistem pemerintahan Campuran presidensiil itu lebih menonjolkan ciri atau unsur
dari sistem presidensiilnya dibanding sistem parlementer, begitupun sebaliknya sistem quasi
parlementer itu lebih meninjolkan ciri atau unsur sistem parlementernya. Sistem pemerintahan
campuran ini merupakan kombinasi/campuran dari sistem pemerintahan presidensial dan
parlementer. Mengapa demikian? Ini ditandai dengan adanya presiden sebagai kepala negara dan
perdana menteri sebagai kepala pemerintahan. Contoh Negara yang menggunakan sistem
pemerintahan campuran yaitu Perancis.

Sistem Pemerintahan Negara Perancis

Negara Perancis saat ini (terkenal dengan istilah Republik Kelima) merupakan sebuah
negara Republik dan berbentuk negara kesatuan. Perancis menganut sistem pemerintahan semi
presidensiil. Mengapa disebut semi Presidensiil? Ini dikarenakan dalam menjalankan roda
pemerintahan, Presiden sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan dibantu oleh seorang
Perdana Menteri. Hal ini berbeda dengan sistem pemerintahan yang presidensiil secara murni
dimana Presiden hanya menjalankan pemerintahan seorang diri dengan hanya dibantu kabinet.

Untuk urusan legislatif, Perancis menggunakan sistem parlemen 2 pintu (bikameral) yang
terdiri dari National Assembly (sidang Nasional) dan Senat Tidak Berpendapat (Perliament
Sovereignity). Hal ini berbeda dengan Indonesia yang mempunyai sistem legislatif trikameral (3
pintu) yang terdiri dari MPR, DPR, dan DPRD. Di Perancis, parlemen dapat membubarkan
kabinet sehingga pihak mayoritas menjadi penentu pilihan pemerintah. Walaupun demikian,
Presiden tidak dipilih oleh parlemen tetapi dipilih secara electoral college yang terdiri dari wakil-
wakil daerah / kota.
Dalam menjalankan sistem pemerintahan di perancis, kabinet yang anggotanya terdiri
dari dewan - dewan menteri berada dibawah kepemimpinan Perdana Menteri. Sedangkan
Presiden bersama dengan Sidang Nasional dan Parliement Sovereignity akan mengangkat Dewan
Konstitusi. Dewan Konstitusi ini anggotanya terdiri dari 9 orang yang tugas utamanya adalah
mengawasi ketertiban dalam proses pemilihan presiden dan parlemen serta mengawasi
pelaksanaan referendum.
Konstitusi yang dianut oleh Negara Perancis adalah konstitusi tertulis. Namun bila
dibandingkan dengan negara-negara yang lain, konstitusi Perancis ini lebih regid (lebih kaku).
Terjadi pemisahan kekuasaan yang jelas antara legislatif yang ada di tangan parlemen, Eksekutif
di tangan Presiden, dan Yudicial di tangan badan kehakiman. Mengenai Badan Kehakiman, para
hakim ini diangkat oleh eksekutif dan terbagi menjadi dua. Yaitu Peradilan Kasasi (Court of
Casation) dan Peradilan Hukum Administrasi. Dalam perkara-perkara yang rumit dan berat,
penanganannya akan dilakukan oleh Tribunal des Conflits.

Sistem Pemerintahan menurut UUD ’45 sebelum diamandemen:

1. Kekuasaan tertinggi diberikan rakyat kepada MPR.


2. DPR sebagai pembuat UU.
3. Presiden sebagai penyelenggara pemerintahan.
4. DPA sebagai pemberi saran kepada pemerintahan.
5. MA sebagai lembaga pengadilan dan penguji aturan.
6. BPK pengaudit keuangan.

Sistem Pemerintahan setelah amandemen (1999 – 2002)

1. MPR bukan lembaga tertinggi lagi.


2. Komposisi MPR terdiri atas seluruh anggota DPR ditambah DPD yang dipilih oleh
rakyat.
3. Presiden dan wakil Presiden dipilih langsung oleh rakyat.
4. Presiden tidak dapat membubarkan DPR.
5. Kekuasaan Legislatif lebih dominan.

C. DAFTAR PUSTAKA

Andrew Shandy Utama, Independensi Pengawasan Terhadap Bank Badan Usaha Milik Negara
(Bumn) Dalam Sistem Hukum Nasional Di Indonesia, Soumatera Law Review, Volume 1,
Nomor 1, 2018, 10.22216/soumlaw.v1i1.3312.
Annisa Arifka, Sanksi Administrasi Bagi Wajib Pajak Pajak Penghasilan Orang Pribadi Di Kota
Padang, Soumatera Law Review, Volume 1, Nomor 2, 2018, 10.22216/soumlaw.v1i2.3745.
Ade Sarmini, Kualitas Pelayanan Surat Izin Mengemudi (SIM) Pada Kantor Satuan Lalu Lintas
Polres Karimun, Soumatera Law Review, Volume 2, Nomor 2, 2019,
10.22216/soumlaw.v2i2.4231.
Bram Mohammad Yasser, Pengujian Unsur Penyalahgunaan Wewenang Pada Peradilan Tata
Usaha Negara Dalam Kaitannya Dengan Tindak Pidana Korupsi, Soumatera Law Review,
Volume 2, Nomor 1, 2019, 10.22216/soumlaw.v2i1.3558.
Danel Aditia Situngkir, Asas Legalitas Dalam Hukum Pidana Nasional Dan Hukum Pidana
Internasional, Soumatera Law Review, Volume 1, Nomor 1, 2018,
10.22216/soumlaw.v1i1.3398.
Darmini Roza, Laurensius Arliman S, Peran Pemerintah Daerah Di Dalam Melindungi Hak
Anak Di Indonesia, Masalah-Masalah Hukum, Volume 47, Nomor 1, 2018.
https://doi.org/10.14710/mmh.47.1.2018.10-21.
Darmini Roza, Laurensius Arliman S, Peran Pemerintah Daerah untuk Mewujudkan Kota Layak
Anak di Indonesia, Ius Quia Iustum Law Journal, Volume 25, Nomor 1, 2018,
https://doi.org/10.20885/iustum.vol25.iss1.art10.
Darmini Roza, Laurensius Arliman S, Peran Badan Permusyawaratan Desa di Dalam
Pembangunan Desa dan Pengawasan Keuangan Desa, Padjadjaran Journal of Law, Volume 4,
Nomor 3, 2017. https://doi.org/10.15408/jch.v4i2.3433.
Debora Angelia Pardosi, Peran Jabatan Fungsional Auditor Terhadap Peningkatan Kinerja
Birokrat Di Lingkungan Inspektorat Provinsi Jawa Tengah, Soumatera Law Review, Volume 1,
Nomor 2, 2018, 10.22216/soumlaw.v1i2.3718.
Dewi Fiska Simbolon, Kurangnya Pendidikan Reproduksi Dini Menjadi Faktor Penyebab
Terjadinya Pelecehan Seksual Antar Anak, Soumatera Law Review, Voume 1, Nomor 1, 2017,
http://doi.org/10.22216/soumlaw.v1i1.3310.

D. PENUTUP

Kesimpulan

Sistem Campuran pada hakekatnya merupakan bentuk variasi dari sistem pemerintahan
parlementer dan sistem pemerintahan presidensiil. Hal ini disebabkan situasi dan kondisi yang
berbeda sehingga melahirkan bentuk-bentuk semuanya. Apabila dilihat dari kedua sistem
pemerintahan di atas (parlementer dan prsidensiil), sistem pemerintahan quasi bukan merupakan
bentuk sebenarnya. Dalam sistem ini dikenal bentuk Campuran parlementer dan Campuran
presidensiil.

Pada sistem pemerintahan Campuran presidensiil itu lebih menonjolkan ciri atau unsur
dari sistem presidensiilnya dibanding sistem parlementer, begitupun sebaliknya sistem Campuran
parlementer itu lebih meninjolkan ciri atau unsur sistem parlementernya. Sistem pemerintahan
campuran ini merupakan kombinasi/campuran dari sistem pemerintahan presidensial dan
parlementer. ditandai dengan adanya presiden sebagai kepala negara dan perdana menteri
sebagai kepala pemerintahan. Contoh Negara yang menggunakan sistem pemerintahan campuran
yaitu Perancis

Anda mungkin juga menyukai