Anda di halaman 1dari 19

SISTEM PEMERINTAHAN

Nama : Lilik Ainun Nandifah


Nim : 1820110029
Kelas : HKI 4A
Mata Kuliah : Hukum Tata Negara

BAB I
PENDAHULUAN

Suatu negara berdiri atas beberapa unsur, misalnya adanya wilayah, rakyat, diakui
negara lain dan kedaulatan. Namun suatu negara tidak akan berjalan dengan lancar tanpa
adanya suatu sistem yang mengatur gerak atau langkah negara yang akan majukan.
Karena negara akan bersifat pasif dan negatif jika tidak melakukan gerak-gerik apapun.

Setiap negara pasti mempunyai sebuah sistem untuk mengatur dan menjalankan
seluruh urusan pemerintahan yang disebut Sistem Pemerintahan. Sebuah sistem
pemerintahan berisi sekumpulan aturan-aturan dasar mengenai pola kepimpinan, pola
pengambilan keputusan, pola pengambilan kebijakan, dan lainnya. Sistem pemerintahan
memiliki fungsi untuk menjaga kestabilan pemerintahan, baik dalam bidang politik,
ekonomi, pertahanan dan lainnya. Dengan adanya sistem, maka rakyat dapat menjalankan
kehidupannya dengan teratur, sistem juga dapat mengontrol arah kemajuan sebuah
negara. Dengan adanya cita-cita serta tujuan negara maka kerja sistem akan lebih efektif.

Sistem pemerintahan yang diatur disetiap negara yang ada di dunia berbeda-beda
dan memiliki perbedaan, kelebihan, kekurangan dan karakteristik sendiri-sendiri. Tidak
banyak orang yang mengerti tentang sistem pemerintahan, apalagi tentang macam-
macamnya. Dengan adanya makalah ini kami berharap akan menambah wawasan
pengetahuan masyarakat tentang sistem pemerintahan tentang sistem pemerintahan baik
di Indonesia maupun di negara lain, sehingga masyarakat dapat mengontrol sistem kerja
pemerintah.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Sistem Pemerintahan

Istilah sistem pemerintah berasal dari gabungan dua kata yakni, sistem dan
pemerintahan. Kata sistem merupakan terjemahan dari kata system yang berarti susunan,
tatanan, jaringan, atau cara. Sedangkan pemerintahan berasal dari kata pemerintah, dan
yang berasal dari kata perintah.1

Sistem pemerintahan berasal dari beberapa kata :

1) Sistem
2) Perintah : perkataan yang bermakna menyuruh melakukan sesuatu.
3) Pemerintah :
 Kekuasaan yang memerintah suatu wilayah, daerah, atau negara
 Sistem menjalankan wewenang dan kekuasaan mengatur kehidupan
sosial, ekonomi, dan politik suatu negara atau bagian-bagiannya.
 Pihak yang berhak memberikan perintah atau memutuskan kebijakan
tertentu.
 Penguasa suatu negara
4) Pemerintahan :
 Perbuatan, cara, hal, urusan dalam memerintah
 Segala urusan yang dilakukan oleh negara dalam menyelenggarakan
kesejahteraan masyarakat dan kepentingan negara
 Pemerintahan adalah perbuatan memerintah yang dilakukan oleh
badan legislatif, eksekutif, dan yudikatif disuatu negara dalam rangka
mencapai tujuan penyelenggara negara.2

Sistem pemerintahan diartikan sebagai suatu tatanan yang utuh yang terdiri atas
berbagai komponen pemerintahan yang bekerja saling bergantungan dan mempengaruhi
dalam mencapai tujuan dan fungsi pemerintahan.

1
Inu Kencana Syafiie, Sistem Pemerintahan Indonesia, Rineka Cipta, Yogyakarta, 2011, 38.
2
Bagas Hendardi, Sistem Pemerintahan Negara Indonesia, (Yogyakarta: Istana Media 2017), hlm 2-3
Menurut Aristoteles, sistem pemerintahan adalah membagi bentuk pemerintahan
menurut jumlah orang yang memerintah dan sifat pemerintahannya menjadi enam, yaitu :
monarki, tirani, demokrasi, aristokrasi, oligarki, dan republik. Sedangkan C.F Strong
menjelaskan pemerintah dalam arti luas sebagai aktivitas badan-badan publik yang terdiri
dari kegiatan-kegiatan eksekutif , legislatif, dan yudikatif dalam mencapai tujuan sebuah
negara, dan dalam arti sempit, beliau mengatakan bahwa pemerintahan merupakan segala
bentuk kegiatan badan publik dan hanya terdiri dari badan eksekutif.

Sistem pemerintah negara adalah sistem hubungan dan tata kerja antara lembaga-
lembaga negara atau tiga poros kekuasaan, yakni eksekutif, legislatif, dan yudikatif.
Sistem pemerintahan berkaitan dengan mekanisme yang dilakukan pemerintah dalam
menjalankan tugasnya.3

Sistem pemerintahan mempunyai sistem dan tujuan untuk menjaga suatu


kestabilan negara itu. Dengan kata lain, sistem pemerintahan memiliki tujuan untuk
menjaga kestabilan masyarakat, menjaga tingkah laku kaum mayoritas maupun
minoritas, menjaga fondasi pemerintahan, menjaga kekuatan politik, pertahanan,
ekonomi, keamanan, hingga menjadi sistem pemerintahan yang terus-menerus dan
demokratis dimana masyarakat seharusnya bisa turut andil dalam pembangunan sistem
pemerintahan tersebut. 4

B. Macam-macam Sistem Pemerintahan

Pada umumnya sistem pemerintahan yang diterapkan di negara-negara ada dua


yaitu sistem pemerintahan parlementer dan sistem pemerintahan presidensial. Kalaupun
ada sistem pemerintahan lain, itu merupakan variasi dari kedua sistem tersebut. Macam-
macam sistem pemerintahan diantaranya :

1. Sistem Pemerintahan Parlementer

Sistem pemerintahan parlementer adalah sebuah sistem pemerintahan dimana


parlemen memiliki peranan penting dalam pemerintahan. Sistem pemerintahan
parlementer ini merupakan sistem atau keseluruhan prinsip penataan hubungan kerja

3
Moh. Mahfud M.D., Dasar dan Struktur Ketatanegaraan Indonesia, (Jakarta: Rieneka Cipta, 2000), 74.
4
Bagas Hendardi, Sistem Pemerintahan Negara Indonesia… hlm. 4
antar lembaga negara yang secara formal memberikan peran utama kepada parlemen
atau badan legislatif dalam menjalankan pemerintahan negara..5 Menurut (Syafiie,
2011)6, sistem parlementer digunakan untuk mengawasi eksekutif oleh legislatif, jadi
kekuasaan parlemen lebih besar daripada eksekutif. Dalam sistem ini dewan menteri
(kabinet) bertanggungjawab kepada parlemen. Lebih lanjut diuraikan (Syafiie, 2011),
sistem menggambarkan keadaan dimana lembaga eksekutif bertanggungjawab kepada
lembaga legislatif membutat lembaga eksekutif dapat dijatuhkan oleh legislatif
melalui mosi tidak percaya. Akan tetapi karena eksekutif (perdana menteri) memiliki
kedudukan yang kuat karena berasal dari suara mayoritas parlemen, maka perdana
menteri sulit untuk dijatuhkan. Sistem parlementer mempunyai kriteria adanya
hubungan antara legislatif dan eksekutif, dimana satu dengan hal lain dapat saling
mempengaruhi yang berarti bahwa salah satu pihak mempunyai kekuasaan untuk
menjatuhkan pihak lain dari jabatannya. Alan R. Ball dalam (Mariana, Paskalina, &
Yuningsih, 2007)7 menamakan sistem parlementer ini dengan sebutan the
parliamentaryn types of government. Menguti pendapat dari Mr. Achmad Sanusi
dalam (Mariana, Paskalina, & Yuningsih, 2007) tentang ciri-ciri sistem pemerintahan
parlementer yaitu

a) Kedudukan kepala negara tidak dapat diganggu gugat


b) Kebinet yang dipimpin oleh perdana menteri bertanggungjawab kepada
parlemen
c) Susunan personalia dan progtam kabinet didasarkan atas suara terbanyak
diparlemen.
d) Masa jabatan kabinet tidak ditentukan dengan pasti
e) Kabinet dapat dijatuhkan pada setiap waktu oleh parlemen, sebaliknya
parlemen dapat dijatuhkan oleh pemerintah.

Dalam sistem parlementer, jabatan kepala pemerintahan dan kepala negara


dipisahkan. Pada umumnya, jabatan negara dipegang oleh presiden, raja, ratu atau

5
Abdul Ghofar, Perbandingan Kekuasaan Presiden Indonesia setelah Perubahan UUD 1945 dengan delapan
Negara Maju, (Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2009), 53.
6
Syafiie, I. K., Pengantar Ilmu Pemerintahan, (Bandung: PT. Refika Aditama), 88.
7
Mariana, D., Paskalina, C., & Yuningsih, N. y. Perbandingan Pemerintahan, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2011),
hlm. 10
sebutan lain dan jabatan kepala pemerintahan dipegang oleh perdana menteri. Inggris,
Belanda, Malaysia, dan Thailand merupakan negara-negara yang menggunakan
sistem parlementer dengan bentuk kerajaan. Sedangkan Jerman merupakan negara
republik yang menggunakan sistem parlementer dengan sebutan kanselir.

Sistem pemerintahan parlementer terbentuk karena pergeseran sejarah


kerajaan. Pergeseran tersebut dijelaskan dalam tiga fase peralihan diantaranya :

 Fase pertama, pemerintah dipimpin oleh seorang raja yang


bertanggungjawab atas seluruh sistem politik atau sistem
ketatanegaraan.
 Fase kedua, muncul sebuah majelis dengan anggota yang menentang
raja.
 Fase ketiga, majelis mengambil alih tanggungjawab atas pemerintahan
dengan bertindak sebagai parlemen sehingga raja kehilangan sebagian
besar kekuasaan tradisionalnya. Oleh sebab itu, keberadaan sistem
parlementer tidak lepas dari perkembangan sejarah negara kerajaan
seperti Inggris, Belgia, dan Swedia. 8
a. Karakteristik Parlementer
1) Terdapat hubungan erar antara eksekutif dengan legislatif.
2) Pemerintah terdiri atas perdana menteri dan para menteri.
3) Kepala pemerintahan adalah perdana menteri dan kepala negara adalah
raja (monarki) atau presiden (republik)
4) Peran kepala negara hanya bersifat simbolis dan seremonial serta
mempunyai pengaruh politik yang sangat terbatas, meskipun kepala
negara tersebut mungkin saja seorang presiden.
5) Cabang kekuasaan eksekutif dipimpin oleh seorang perdana menteri atau
kanselir yang dibantu oleh kabinet yang dapat dipilih dan diberhentikan
oleh parlemen.

8
Bagas Hendardi, Sistem Pemerintahan Negara Indonesia,…hlm.10
6) Parlemen dipilih melalui pemilu yang waktunya bervariasi, dimana
ditentukan oleh kepala negara berdasarkan masukan dari perdana menteri
atau kanselir.9
Melihat karakteristik tersebut, maka dalam sistem pemerintahan
parlementer, posisi eksekutif dalam hal ini kabinet adalah lebih rendah
dari perlemen. Oleh karena posisinya yang lemah tersebut, maka untuk
mengimbangi kekuasaan, kabinet dapat meminta kepala negara untuk
membubarkan parlemen dengan alasan parlemen dinilai tidak
representatif. Jika itu yang terjadi, maka dalam waktu yang relatif singkat
kabinet harus menyelenggarakan pemilu untuk membubarkan parlemen
baru.10

b. Prinsip Parlementer
1) Rangkap jabatan
Konstitusi negara yang menganut sistem parlementer akan menentukan
bahwa mereka yang menduduki jabatan menteri harus merupakan anggota
parlemen. Prinsip ini berbeda dengan ajaran Trias Politika yang melarang
adanya rangkap jabatan atau tumpang tindih pejabat diantara tiga cabang
kekuasaan yang ada.
2) Dominasi resmi parlemen
Parlemen tidak saja membuat undang-undang baru, melainkan juga
memiliki kekuasaan untuk merevisi atau mencabut undang-undang yang
berlaku dan menentukan apakan sebuah undang-undang bersifat
konstitusional/tidak. Kemacetan kerja atau deadlock antar legislatif dan
eksekutif yang umum terjadi dalam sistem presidensial tidak ditoleransi
dalam sistem parlementer. Dalam sistem ini kemacetan dipecahkan
dengan mengubah keanggotaan dan perilaku salah satu/kedua belah pihak
(parlemen dan kabinet).
c. Kelebihan Parlementer

9
Abdul Ghofar, Perbandingan Kekuasaan Presiden Indonesia, hlm. 55
10
Moh. Mahfud M.D., Dasar dan Struktur Ketatanegaraan Indonesia, hlm. 74
1) Garis tanggung jawab dalam pembuatan dan pelaksanaan kebijakan publik
jelas.
2) Pembuatan kebijakan dapat ditangani secara cepat karena mudah terjadi
penyesuaian pendapat antara eksekutif dan legislatif.
3) Adanya pengawasan yang kuat dari parlemen terhadap kabinet sehingga
kabinet menjadi berhati-hati dalam menjalankan pemerintahan.
d. Kelemahan Parlementer
1) Parlemen menjadi tempat kaderisasi bagi jabatan-jabatan eksekutif.
2) Kelangsungan kedudukan badan eksekutif tidak bisa ditentukan berakhir
sesuai masa jabatannya.
3) Kebijakan politik negara menjadi tidak stabil karena sering terjadi
pergantian kabinet apabila kabinet dalam bentuk koalisi.

2. Sistem Pemerintahan Presidensial

Menurut (Syafiie, 2011)11, sistem ini presiden (eksekutif) memiliki kekuasaan


yang kuat, karena selain kepala negara presiden juga sebagai kepala pemerintahan
yang sekaligus mengetahui kebinet (dewan menteri). Konsep senada juga
dikemukakan oleh (Sarundajang, 2012)12, sistem presidensial menempatkan presiden
sebagai kepala negara sekaligus menjadi kepala eksekutif. Presiden bukan dipilih oleh
parlemen, tetapi bersama parlemen dipilih secara langsung oleh rakyat melalui
pemilihan umum. Karena itu presiden tidak bertanggungjawab kepada parlemen,
sehingga presiden dan kabinetnya tidak dapat dijatuhkan oleh parlemen. Model
pemerintahan presidensial ini dianut oleh beberapa negara diantaranya Amerika
Serikat, Filiphina, Indonesia, dan sebagian besar negara-negara Amerika Latin dan
Amerika Tengah.

a. Ciri-ciri sistem pemerintahan presidensial


1) Presiden sebagai kepala negara dan sebagai kepala pemerintahan

11
Syafiie, I. K., Pengantar Ilmu Pemerintahan, (Bandung: PT. Refika Aditama), 90.
12
Sarundajang, S. H., Babak Baru Sistem Pemerintahan, (Jakarta: Kata Hasta Pustaka, 2012), hlm. 35
2) Presiden tidak dipilih oleh badan perwakilan tetapi oleh dewan pemilih
dan belakangan peranan dewan pemilih tidak tampak lagi sehingga
dipilih oleh rakyat.
3) Presiden berkedudukan sama dengan legislatif
4) Kabinet dibentuk oleh presiden sehingga kabinet bertanggungjawab
kepada presiden
5) Masa jabatan presiden ditetapkan dalam jangka waktu tertentu.
6) Presiden tidak dapat dijatuhkan oleh badan legislatif, begitupun
sebaliknya presiden tidak dapat membubarkan badan legislatif.13
b. Kelebihan Presidensial
1) Badan eksekutif cukup kuat dan lebih stabil kedudukannya.
2) Masa jabatan badan eksekutif lebih dengan jangka waktu tertentu.
3) Penyusunan program kerja kabinet mudah disesuaikan dengan jangka
waktu masa jabatannya.
c. Kelemahan Presidensial
1) Sistem penanggung jawabnya kurang jelas.
2) Kekuasaan eksekutif diluar pengawasan langsung legislatif sehingga
dapat menciptakan kekuasaan mutlak.
3) Pembuatan keputusan atau kebijakan publik umumnya hasil tawar-
menawar antara eksekutif dan legislatif sehingga dapat terjadi
keputusan tidak tegas dan memakan waktu yang lama.14

3. Sistem Pemerintahan Campuran (Quasi) atau Semi Presidensial

Sistem pemerintahan campuran atau Quasi adalah sistem pemerintahan yang


memadukan kelebihan dari sistem pemerintahan parlementerdan presidensial. Dalam
sistem ini diusahakan hal-hal yang terbaik dari kedua sistem pemerintahan tersebut.
Dalam sistem pemerintahan ini, selain memiliki presiden sebagai kepala negara, juga
memiliki perdana menteri sebagai kepala pemerintahan untuk mempimpin kebinet
yang bertanggungjawab kepada parlemen. Bila presiden tidak diberi posisi dominan

13
Inu Kencana Syafiie, Pengantar Ilmu Pemerintahan, 90, lihat juga Mariana, Paskalina, & Yuningsih, 21.
14
Bagas Hendardi, Sistem Pemerintahan Negara Indonesia… hlm 8
dalam sistem pemerintahan ini, presiden tidak lebih dari sekedar lambang dalam
pemerintahan.15

Oleh (Mariana, Paskalina, & Yuningsih, 2007), menyebutkan bahwa


berhubungan sistem pemerintahan campuran ini sangat khas maka perlu ditentukan
ciri-ciri utamanya, yaitu

a. Menteri-menteri dipilih oleh parlemen


b. Lamanya masa jabatan eksekutif ditentukan dengan pasti dalam
konstitusi.
c. Menteri-menteri tidak bertanggungjawab baik kepada parlemen
maupun kepada presiden.

4. Sistem Pemerintahan Referendum

Tidak banyak negara yang menggunakan sistem referendum. Menurut


(Sarundajang, 2012) munculnya sistem referendum selalu dikaitkan dengan negara
Swiss. Hal ini disebutkan hanya negara Swiss sebagai satu-satunya negara yang
menerapkan sistem ini. Sistem ini sebenarnya perwujudan nyata dari sistem
pemerintahan dengan pengawasan langsung oleh rakyat terhadap lembaga legislatif.
Terminologi referendum adalah permintaan/persetujuan dan atau pendapat rakyat
apakah setuju atau tidak terhadap kebijaksanaan yang telah, sedang dan akan
dilaksanakan oleh badan eksekutif atau badan legislatif. Dalam sistem ini, parlemen
tunduk kepada kontrol langsung dari rakyat. Kontrol dilakukan dengan dua cara, yaitu
referendum dan usul inisiatif rakyat. Sistem referendum tunduk kepada kontrol
langsung dari rakyat dimana pelakasanaannya adalah dengan adanya kehendak rakyat
melalui inisiatif publik merespon isu publik, yaitu hak publik utnuk
mengajukan/mengusulkan suatu rancangan peraturan perundang-undangan kepada
legislatif dan eksekutif. Kelemahan sistem ini adalah proses yang dijalankan untuk
menyelenggarakan agenda pemerintahan membutuhkan waktu yang relatif lama, hal
tersebut disebabkan bahwa setiap formulasi produk legalisi yang signifikan selalu
melibatkan rakyat di dalamnya. Sedangkan kelebihan sistem ini adalah bahwa setiap

15
Inu Kencana Syafiie, Pengantar Ilmu Pemerintahan, 93.
masalah-masalah pemerintahan yang sangat penting dan mendasar rakyat langsung
dilibatkan dalam menentukan arah kebijakan pemerintah.16

5. Sistem Pemerintahan Komunis

Sistem pemerintahan komunis adalah sistem pemerintahan yang menganut


asas komunisme. Secara harfiah, komunis berarti kebersamaan. Sedangkan komunis
menurut istilah adalah sekelompok orang yang hidup dalam suatu kebersamaan,
menempati posisi yang sama. Paham komunis dilatarbelakangi adanya kekecewaan
akan kekuasaan gereja pada masa itu sehingga tidan secara aspek ketuhanan, komunis
tidak mengakui adanya Tuhan.

Sistem pemerintahan komunis menganut sistem satu partai dan menetapkan


paham komunis sebagai landasan negara. Negara tidak hanya mengurusi, mengatur,
dan menguasai aspek pemerintahan pada umumnya (ekonomi, politik, hukum) tetapi
juga aspek yang berlaku dalam kehidupan sehari-hari masyarakat. Selain itu, negara
juga mengatur perihal paham dan kepercayaan masyarakat yang secara tidak langsung
tidak ada pemisahan antara hak dan kewajiban masyarakat. Negara yang menganut
sistem komunis ini diantaranya Republik Rakyat Cina, Kuba, Korea Utara, Laos dan
Vietnam.

Ciri-ciri dari sistem pemerintahan komunis adalah sebagai berikut :

 Menghapus asas hak milik pribadi dalam berbagai bidang


 Tidak ada hak sipil dan politik karena segala sesuatu diatur dan
dikuasai oleh pemegang kekuasaan tertinggi.
 Tidak mengenal asas keterbukaan pemilu
 Bersifat sentralistik atau terpusat pada pemegang kekuasaan.17

6. Sistem Pemerintahan Demokrasi Liberal

Sistem pemerintahan demokrasi liberal adalah sistem pemerintahan berbentuk


demokrasi yang proses pelaksanaannya melalui perwakilan. Dalam Oxford

16
Sarundajang, S. H. Babak Baru Sistem Pemerintahan, 37-39
17
Bagas Hendardi, Sistem Pemerintahan Negara Indonesia…..hlm. 20-21
Dictionary, demokrasi liberal didefinisikan sebagai suatu demokrasi yang
berdasarkan pada pengakuan terhadap hak individu dan kebebasannya. Sementara
dalam Cambridge Dictoinary, demokrasi liberal didefinisikan sebagai suatu bentuk
sistem perwaakilan demokrasi bekerja atas prinsip liberalisme, yaitu melindungi hak
individu dengan menuangkan pada aturan.

Demokrasi liberal merupakan bagian dari paham demokrasi yang memberikan


kebebasan seluas-luasnya kepada rakyat negara yang bersangkutan. Ciri utama dari
demokrasi liberal adalah terjadinya pergantian kabinet yang lebih dari satu kali dalam
satu massa pemerintahan (5 tahun). Diantara negara-negara yang menganut sistem
pemerintahan liberal yaitu India, Jepang, Korea Selatan, Taiwan, Kanada, Argentina
dan lainnya.

Secara umum, sistem pemerintahan demokrasi liberal memiliki ciri-ciri :

a. Menganut paham demokrasi yang kemudian dituangkan ke dalam konstitusi.


b. Kekuasaan tidakterpusat hanya pada satu pemegang kekuasaan sehingga
proses pengambilan keputusan cenderung lambat.
c. Adanya wakil rakyat dalam lembaga pemerintahan yang sekaligus
bertanggungjawab untuk melakukan pengawasan dan membatasi kekuatan
pemimpin negara.

Kelebihan sistem demokrasi liberal :

a. Kebebasan penuh untuk rakyat.


b. Pejabat pemerintahan tidak dapat melakukan penyalahgunaan kekuasaan.
c. Jika terjadi keadaan yang mendesak seperti perang, negara lebih siap
menghadapinya dengan melakukan persiapan yang matang.

Kekurangan sistem demokrasi liberal :

a. Kebebasan penuh yang diberikan kepada rakyat termasuk dalam kehidupan


sosial, memicu terjadi kebebasan pergaulan yang tidak berbatas di kalangan
remaja.
b. Rencana jangka panjang negara kurang mendapatkan perhatian dari
pemerintah
c. Demokrasi langsung tidak berjalan dengan baik karena cara pengambilan
keputusan adalah melalui perhitungan suara terbanyak dalam lembaga
pemerintahan/parlemen.18

C. Sistem Pemerintahan di Indonesia

Dalam perjalanan sejarah ketatanegaraan Indonesia, bentuk republik telah dipilih


sebagai bentuk pemerintahan, yaitu melalui sidang Badan Usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (BPUPKI). Ketentuan tersebut kemudian tercemin dalam rumusan Pasal 1 ayat
(1) UUD 1945 yang berbunyi “negara Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk
republik”19

Sistem ketatanegaraan indonesia tidak menganut suatu sistem negara manapun


yang berarti bahwa negara Indonesia yang dikenal dengan keanekaragaman bangsa
haruslah berdasarkan aliran pengertian negara persatuan yang berlandaskan Pancasila
sebagai dasar negara.20

Tujuan negara pada umumnya didasarkan pada cita-cita atau tujuan Negara, yaitu
melindungi segenap bangsa Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa, serta ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.

1. Sistem Pemerintahan Negara Indonesia berdasarkan UUD 1945 Sebelum


Diamandemen

Pokok-pokok sistem pemerintahan negara Indonesia berdasarkan UUD


1945 sebelum diamandemen tertuang dalam penjelasan UUD 1945 tentang tujuh
kunci pokok sistem pemerintahan negara tersebut sebagai berikut :

a. Indonesia adalah negara yang berdasarkan atas hukum.

18
Bagas Hendardi, Sistem Pemerintahan Negara Indonesia,…hlm24-25
19
UUD Negara Republik Indonesia 1945
20
Joeniarto, Sejarah Ketatanegaraan Republik Indonesia, Jakarta, Bina Aksara, 1986, 41.
b. Sistem konstitusional.
c. Kekuasaan negara yang tertinggi di tangan MPR.
d. Presiden adalah penyelenggara pemerintah negara yang tertinggi dibawah
MPR.
e. Presiden tidak bertanggungjawab kepada DPR.
f. Menteri negara ialah pembantu presiden, menteri negara tidak
bertanggungjawab kepada DPR.
g. Kekuasaan kepala negara tidak tak terbatas.21

Berdasarkan tujuh kunci pokok sistem pemerintahan, sistem pemerintahan


Indonesia menurut UUD 1945 menganut sistem pemerintahan presidensial.
Sistem pemerintahan ini dijalankan semasa pemerintahan Orde Baru di bawah
kepemimpinan Presiden Soeharto. Ciri dari pemerintahan pada masa itu adalah
adanya kekuasaan yang amat besar pada lembaga kepresidenan. Hampir semua
kewenangan presiden yang diatur menurut UUD 1945 tersebut dilakukan tanpa
melibatkan pertimbangan atau persetujuan DPR sebagai wakil rakyat. Karena itu
tidak adanya pengawasan dan tanpa persetujuan DPR, maka kekuasaan presiden
sangat besar dan disalahgunakan. Meskipun adanya kelemahan, kekuasaan yang
salah pada presiden juga ada dampak positifnya yaitu presiden dapat
mengendalikan seluruh penyelenggaraan pemerintahan sehingga mampu
menciptakan pemerintahan yang kompak dan solid.

2. Sistem Pemerintahan Negara Indonesia Berdasarkan UUD 1945 Setelah di


Amandemen

Perubahan Amandemen UUD 1945 yaitu :

a. Mempertegas prinsip negara berdasarkan atas hukum


b. Mengatur mekanisme pengangkatan dan pemberhentian para pejabat negara
c. Sistem konstitusional berdasarkan perimbangan kekuasaan (checks and
balance) yaitu setiap kuasa dibatasi oleh undang-undang berdasarkan fungsi
masing-masing

21
S. Kholifah, Bentuk Negara dan Sistem Pemerintahan, (Tangerang: Loka Aksara 2019), hlm. 29
d. Setiap lembaga negara sejajar kedudukannya dibawah UUD 1945.22

Adapun pokok-pokok sistem pemerintahan Indonesia setelah amandemen


adalah sebagai berikut:

a. Bentuk negara kesatuan dengan prinsip otonomi daerah yang luas, wilayah
negara terbagi dari beberapa provinsi.
b. Bentuk pemerintahan adalah republik konstitusional, sedangkan sistem
pemerintahan adalah presidensial.
c. Presiden adalah kepala negara dan sekaligus kepala pemerintahan. Presiden
dan wakil presiden dipilih langsung oleh rakyat dalam satu paket.
d. Kabinet atau menteri diangkat oleh presiden dan bertanggungjawab kepada
presiden.
e. Parlemen terdiri atas dua bagian (bikameral), DPR dan DPR yang merupakan
anggota MPR.
f. DPR memilik fungsi pengawasan, legislasi dan anggaran.
g. DPR memiliki kekuasaan mengawasi jalannya Pemerintahan, Presiden dapat
diberhentikan oleh MPR atas usul DPR.
h. Kekuasaan yudikatif dijalankan oleh Mahkamah Agung dan badan peradilan
dibawahnya serta Mahkamah Konstitusi

Sistem pemerintahan ini juga mengambil unsur-unsur dari Sistem


Pemerintahan Parlementer dan melakukan pembaharuan untuk menghilangkan
kelemahan-kelemahan yang ada dalam sistem Presidensial. Dengan demikian, ada
perubahan-perubahan baru dalam sistem Pemerintah Indonesia. Hal itu
diperuntukan untuk memperbaiki Sistem Presidensial yang lama. Perubahan baru
tersebut antara lain adanya pemilihan secara langsung, sistem bikameral,
mekanisme checks and balance, dan pemberian kekuasaan yang lebih besar
kepada parlemen untuk melakukan pengawasan dan fungsi anggaran. 23
Berdasarkan UUD 1945, sistem pemerintahan yang dipakai tetap sistem
pemerintahan Presidensial. Namun, untuk mengembangkan Sistem Pemerintahan
yang bersih adalah sistem pemerintahan yang demokratis maka UUD 1945 perlu
22
http://panmohamadfaiz.com/2007/03/18/sistem-ketatanegaraan-indonesia-pascaamandemen/
23
Bagas Hendardi, Sistem Pemerintahan Negara Indonesia,.. hlm 35-37
diamandemen. UUD 1945 telah mengalami 4 kali perubahan dan diharapkan
dapat menciptakan Sistem Pemerintahan Presidensial yang bersih dan demokratis.

D. Sistem Pemerintahan di Beberapa Negara


1. Sistem Pemerintahan Amerika Serikat

The United State of America (U.S.A) itu berbentuk republik berdasarkan


federasi, dengan konstitusi tertulis sebagaimana ditetapkan tanggal 27 September
1787 dan mulai berlaku kemudian secara efektif pada tanggal 4 Maret 1789.24

Amerika Serikat merupakan sebuah negara Republik Federal yang menganut


sistem Pemerintahan Presidensiil dimana Presiden berperan sebagai badan eksekutif
dan Konggres berperan sebagai badan legislatif. Sedangkan Majelis Tinggi ada di
tangan Senat dan Majelis Rendah berada di tangan House of Representative (DPR).

Di Amerika Serikat terdapat pemisahan kekuasaan yang tegas antara legislatif,


eksekutif, dan yudikatif. Pemisahan ini terdiri dari pemisahan bagian pelaksana
maupun fungsi serta kekuasaan dari badan-badan tersebut yang membatasi satu sama
lain dengan menggunakan asas checks and balance yang berarti saling mengawasi
untuk menjaga keseimbangan. Sedangkan keadilan ditegakkan melalui Badan
Yudikatif atau Mahkamah Agung yang bebas dari pengaruh badan legislatif dan
eksekutif serta menjamin hak-hak kebebasan dan kemerdekaan individu serta
menjamin tegaknya hukum. Amerika melakukan pemilihan presiden 4 tahun sekali
dengan menggunakan sistem electoral votes, dimana presiden dan wakil dipilih dalam
satu paket seperti yang terjadi di Indonesia. Pemerintah Amerika bertugas untuk
melayani rakyat karena pemerintah memperoleh kekuasaan dari rakyat.

2. Sistem pemerintahan Inggris

Di Inggris, konvensi ketatanegaraan sangat berperan di dalam sistem


ketatanegaraannya. Inggris tidak memiliki konstitusi yang di kodifikasi pada satu
naskah, tetapi menganggap berbagai aturan seperti Magna Charta, Bill of Right,

24
Sjachran Basah, Hukum Tata Negara Perbandingan, Alumni, Badung, 1994, hlm. 54
kebiasaan parlemen, konvensi ketatanegaraan, serta berbagai ketentuan lainnya
sebagai bagian dari konstitusi.25

Common law merupakan sumber utama hukum Inggris. Karena common


law dominan dalam memperkaya materi hukumnya, maka sistem hukum Inggris
acapkali disebut Common Law Sistem.

Yang dimaksud dengan common law adalah adat kebiasaan yang


dipraktikan dan diterima ditengah-tengah masyarakat. Common law oleh para
penulis inggris diberi arti menurut sudut pandangnya masing-masing.

Parlemen inggris secara konstitusional tidak hanya terdiri dari dua kamar,
sebagaimana yang ditemukan dalam berbagai tulisan yaitu Majelis Rendah dan
Majelis Tinggi, tetapi juga Raja (Ratu). Kendati parlemen Inggris terdiri dari 3
lembaga, namun masing-masing lembaga tidak mempunyai kekuasaan sama
dibidang legislatif.

3. Sistem Pemerintahan Malaysia

Malaysia adalah sebuah negara federasi yang terdiri dari tiga belas Negara
bagian dan tiga wilayah persekutuan di Asia Tenggara. Federasi Malysia adalah
sebuah monarki konstitusional. Kepala Negara persekutuan Malaysia adalah yang
dipertuan Agung, biasa disebut Raja Malaysia.

Sistem pemerintahan di Malaysia bermodelkan sistem pemerintahan


parlementer Westminster, warisan penguasa colonial Britania. Dalam praktiknya
kekuasaan lebih terpusat di eksekutif daripada legislatif. Yudikatif diperlemah
oleh tekanan berkelanjutan dari pemerintahan selama zaman Mahathir. Kekuasaan
eksekutif dilaksanakan oleh kabinet yang dipimpin oleh perdana menteri.
Konstitusi Malaysia menetapkan bahwa perdana menteri haruslah anggota dewan
rendah (rakyat) yang direstui yang dipertuan agung dan mendapat dukungan dari
para anggota dewan rakyat dan Dewan Negara dan bertanggungjawab kepada
badan itu, sedangkan kabinet merupakan anggota parlemen yang dipilih dari

25
Donald A. Rumokoy, Praktik Konvensi Ketatanegaraan di Indonesia- kajian perbandingan di Inggris, Amerika
Serikat dan Belanda, Media Prima Aksara, Jakarta, 2011, hlm. 202
dewan rakyat atau dewan Negara. Kekuasaan politik di Malaysia amat penting
untuk memperjuangkan suatu isu dan hak. Oleh karena kekuasaan memainkan
peran yang amat penting dalam melakukan perubahan.26

26
Rosdalina, Kajian Terhadap Sistem Pemerintahan dan Prakteknya Menurut UUD Tahun 1945, hlm 22-23
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan

Sistem pemerintahan diartikan sebagai suatu tatanan yang utuh yang terdiri atas
berbagai komponen pemerintahan yang bekerja saling bergantungan dan mempengaruhi
dalam mencapai tujuan dan fungsi pemerintahan.

Ada enam macam sistem pemerintahan yaitu sistem pemerintahan parlementer,


sistem pemerintahan presidensial, sistem pemerintahan campuran (Quasi), sistem
pemerintahan refendum, sistem pemeritahan komunisme dan sistem pemeritahan
demkrasi liberal. Dari beberapa macam sistem pemerintahan tersebut, masing-masing
memiliki konsep tersendiri.

Sistem Pemerintahan Indonesia memiliki 2 tahap yaitu sistem pemerintahan


sebelum UUD tahun 1945 dan sistem pemerintahan setelah UUD tahun 1945
diamandemen. Yang pada prinsipnya mengikuti sistem pemerintahan presidensial.

Contoh sistem pemerintahan di beberapa negara diantaranya, negara Amerika


Serikat yaitu menggunakan sistem pemerintahan presidensial, negara Inggris
menggunakan sistem pemerintahan parlementer.
DAFTAR PUSTAKA

Syafiie, Inu Kencana. 2011. Sistem Pemerintahan Indonesia, Rineka Cipta, Yogyakarta.

Mahfud, Moh. 2000. Dasar dan Struktur Ketatanegaraan Indonesia. Rieneka Cipta.
Jakarta.

Ghofar, Abdul. 2009. Perbandingan Kekuasaan Presiden Indonesia setelah Perubahan


UUD 1945 dengan delapan Negara Maju. Kencana Prenada Media Group. Jakarta.

Mariana, D., Paskalina, C., & Yuningsih, N. y. 2011. Perbandingan Pemerintahan.


Universitas Terbuka. Jakarta.

Sarundajang. 2012. Babak Baru Sistem Pemerintahan. Kata Hasta Pustaka. Jakarta.
Hendardi, Bagas. 2017. Sistem Pemerintahan Negara Indonesia. Istana Media.
Yogyakarta.

UUD Negara Republik Indonesia 1945.

Joeniarto.1986. Sejarah Ketatanegaraan Republik Indonesia. Bina Aksara. Jakarta.

Kholifah, S. 2019. Bentuk Negara dan Sistem Pemerintahan. Loka Aksara. Tangerang.

Basah, Sjachran. 1994. Hukum Tata Negara Perbandingan. Alumni. Bandung.

Rumokoy, Donald A. 2011. Praktik Konvensi Ketatanegaraan di Indonesia- kajian


perbandingan di Inggris, Amerika Serikat dan Belanda, Media Prima Aksara, Jakarta.

Rosdalina, Kajian Terhadap Sistem Pemerintahan dan Prakteknya Menurut UUD Tahun
1945.

http://panmohamadfaiz.com/2007/03/18/sistem-ketatanegaraan-indonesia-
pascaamandemen/

Anda mungkin juga menyukai